PANDUAN LINEN DAN LAUNDRY
DI RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA
RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA Jl. Raya Plumpang Jakarta Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat Nya sehingga , Kelompok Kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat membuat Buku Panduan linen dan Laundry.
Dalam pelayanan kesehatan rumah sakit wajib melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yaitu salah satunya dengan penatalaksanaan linen yang digunakan pasien dengan baik. Sehingga kami Kelompok kerja membuat buku Panduanlinen dan Laundry .
Buku ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan untuk itu kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan guna penyempurnaan buku ini.
Semoga Allah SWT meridoi upaya kita, sehingga buku ini memiliki manfaat yang besar bagi peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Mulyasari Jakarta.
Jakarta, Juni 2015 Rumah Sakit Mulyasari Jakarta
BAB I DEFINISI
A. Pengertian
Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit adalah mencegah terjadinya infeksi dirumah sakit. Salah satu usaha pencegahan terjadinya infeksi dirumah sakit adalah penyehatan laundry dan linen.Penyehatan laundry dan linen juga menambah kenyamanan bagi pasien untuk tinggal di rumah sakit, sebab pasien hamper selama 24 jam berada di tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen yang baik dalam arti bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu rumah sakit.
Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada pengelolanya. Juga sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada suatu rumah sakit. Oleh karena itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani secarap rofesional oleh pengelolanya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai Pedoman dalam pelayanan pengelolaan linen di laundry. 2. Tujuan Khusus
a. Mencegah terjadinya HAIs melalui linen yang ada di Rumah sakit Mulyasari Jakarta.
b. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
c. Menjaga citra Rumah sakit dengan menciptakan kesediaan linen di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta.
C. Manfaat
1. Dapat mencegah terjadinya infeksi di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta. 2. Dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit Mulyasari
Jakarta.
3. Dapat meningkatkan citra Rumah Sakit Mulyasari Jakarta
D. Sasaran
Rawat inap, Rawat Jalan, Kamar Operasi, Unit Sterilisasi, Instalasi Gawat Darurat,Unit Diagnostik, Laboratorium, Radiologi dan Unit lain yang ada di rumah sakit
BAB II RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta meliputi : 1. Lokasi
Didalam pelayanan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta meliputi: a. Instalasi rawat inap
b. ICU c. IGD d. OK e. HD
f. Instalasi rawat jalan g. Instalasi penunjang medis
h. Unit lain yang ada dan diluar rumah sakit 2. Kegiatan
Didalam unit laundry mempunyi urutan kegiatan sebagai berikut : a. Pemisahan linen kotor
b. Penempatan linen kotor c. Pengangkutan linen kotor d. Klasifikasi linen kotor
e. Penanganan Linen Kotor Ternoda / infeksius f. Penanganan Linen Infeksius
g. Pengiriman Linen kotor ke laundry h. Penanganan Linen di Laundry i. Proses Pencucian j. Proses pengeringan k. Proses Penyeterikaan l. Proses Pelipatan m. Proses Penyimpanan n. Pendistribusian o. Penyimpanan Linen 3. Sumber daya
Tenaga kerja yang berada unit laundry minimal berpendidikan SLTA dan sudah mendapatkan pelatihan dasar PPI dan laundry yang diperoleh melalui in house training maupun pelatihan external
BAB III
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan linen diruang perawatanPenanganan linen kotor sudah harus dilakukan sejak dari ruang perawatan:
a. Pemisahan linen kotor
Pakai alat pelingung diri: sarung tangan, masker kalau perlu Segera setelah dilepas dari tem pat tidur, pisahkan linen kotor
infeksius, linen kotor ternoda atau kontaminasi dan linen kotor tidak terinfeksi/ternoda.
Segera masukkan dalam kontainer : linen kotor infeksius kedalam kantong kuning dan diberi tanda “infeksius”, linen kotor ternoda/tercemar kedalam kontainer dekontaminasi yang telah dibersihkan terlebih dahulu, linen kotor tidak ternoda/kontaminasi dalam kontainer linen kotor atau masukkan ke dalam keranjang linen kotor.
Setelah tiga perempat penuh ikat/tutup kirim ke laundry dengan menggunakan trolley kain kotor tertutup
Penempatan linen kotor harus dibedakan antara linen kotor terinfeksi dan yang tidak terinfeksi.
Linen kotor harus dimasukkan kedalam kantong yang kedap air untuk mencegah kebocoran ,kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya.
Linen terinfeksi dimasukkan kedalam kantong plastic kuning untuk mencegah kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya , kemudia diikat dan linen yang tidak terinfeksi diletakkan dalam trolley yang ditutup.
c. Pengangkutan linen kotor
Pengangkutan linen kotor dilakukan dengan kereta dorong yang tertutup
Kereta dorong yang digunakan harus dibedakan dengan pengangkutan linen bersih dan kotor untuk mencegah kontaminasi
Jangan menyeret linen di lantai Jangan melindas linen dengan trolley d. Klasifikasi linen kotor
- Linen Kotor ternoda/Infeksius
Linen yang terkontaminasi dengan pasien darah atau cairan tubuh pasien.
- Linen kotor non infeksius
Linen kotor / yang sudah dipakai, berasal dari ruang perawatan, administrasi, apotek, ruang tunggu, dapur , ruang pemeriksaan , ruang perawatan yang tidak berpenyakit menular
e. Penanganan Linen Kotor Ternoda / infeksius
Bersihkan linen kotor bernoda / terkontaminasi dengan menggunakan air mengalir diruang cuci ( Spoelhok )
Lakukan dekontaminasi dengan menggunakan desinfeksi, lamanya tergantung dari disinfektan yang digunakan.
Angkat linen dari rendaman desinfeksi , masukkan dalam kantong plastik kuning dan ikat rapat jangan sampai ada kebocoran .
Pakai sarung tangan non steril
Segera setelah dilepas dari tempat tidur, masukkan dalam kantong kuning beritanda infeksius
Pisahkan dari linen kotor
Kirim ke laundry dalam keadaan tertutup dengan menggunakan trolley kain kotor
g. Pengiriman Linen kotor ke laundry
Petugas ruangan mengantar linen kotor ke laundry
Petugas ruangan masuk dari pintu ruang cucian dan tidak boleh masuk ke ruangan linen bersih
Penerimaan linen kotor di laundry harus di bedakan antara linen kotor infeksius dan non infeksius.
Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim dan penerima harus memaraf pada buku expedisi.
h. Penanganan Linen di Laundry 1. Penilaian Linen kotor
- Tingkat kotoran ( berat atau ringan )
- Jenis linen ( tebal, tipis , berwarna atau tidak berwarna , wool atau katun )
- Infeksius atau non infeksius 2. Pengumpulan /Pemisahan linen kotor
- Pengumpulan / pemisahan linen kotor harus menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan , masker dan gaun ). - Pisahkan jenis linen kotor antara linen terkontaminasi dan
yang tidak terkontaminasi.
- Linen kotor dipegang dengan menggunakan sarung tangan dan digerak-gerakkan sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi udara dan petugas.
- Bila linen kena darah atau cairan tubuh linen harus diirendam dahulu dalam cairan disinfektans sampai noda pudar, kemudian cairan perendam dibuang dan linen ditiriskan / diperas dan dimasukan kedalam kantong plastik kuning diikat dan diberi label infeksi .
i. Proses Pencucian Dekontaminasi
Lakukanpenimbangan linen
Masukkan linen kotor ke dalam mesin cuci
Gunakan detergent berdasarkan tingkat cucian : infeksius,berat,sedang, ringan , khusus dan linen berwarna Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )
j. Proses pengeringan
Periksa linen yang perlu di cuciulangsebelumpengeringan Keluarkan linen, pressebelumpengeringan
Jangan meletakkan linen panas di troley k. Proses Penyeterikaan
Pada proses penyeterikaan dikelompokkan linen yang lembaran dan bukan lembaran. Penyeterikaan dilakukan dengan menggunakan Roll Press dan Rotary Press.
Roll Press digunakan untuk jenis lenen lembaran, sedangkan Rotary Press untuk linen yang bukan lembaran seperti piyama, baju pasien, gordyn. Pada proses penyeterikaan petugas harus dalam keadaan bersih.
l. Proses Pelipatan
Pada proses pelipatan, dilakukan pensortiran terhadap linen yang rusak. Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari daerah kotor agar linen tidak terkontaminasi. Pelipatan dilakukan sesuai yang sudah ditentukan.
m. Proses Penyimpanan
Pada proses penyimpanan linen yang sudah rapi disimpan ke dalam rak-rak sesuai dengan jenis linen. Sebaiknya pengelolaan linen
dilakukan secara sentralisasi. Tapi bila pengelolaan belum sentralisasi maka linen disimpan ke dalam rak-rak sesuai dengan ruangan dan sertakan kartu tanda terima jenis linen. Dilarang memasuki ruang gudang penyimpanan linen bersih, kecuali oleh petugas laundry.
Dalam pendistribusian linen dilakukan oleh petugas laundry.
Pendistribusian di sesuaikan dengan permintaan/ kebutuhan ruangan berdasarkan bon permintaan.
o. Pencegahan terhadap penanganan Linen kotor
Menyediakan fasilitas alat pelindung diri ( sarung tangan rumah tangga, masker , gaun pelindung dan alas kaki ) untuk mencegah kontaminasi pada petugas.
Gunakan kantong yang berbeda untuk linen terinfeksi dan yang tidak terinfeksi
Jangan menyeret linen di lantai
Jangan meletakkan linen diareal yang lembab
2. Penanganan linen bersih
a. Penyimpanan Linen
Linen bersih selama dalam pengangkutan dari laundry ketempat penyimpanan harus dibawa dengan kereta yang tertutup atau diberi penutup / dibungkus untuk mencegah kontaminasi . Cuci tangan sebelum memegang linen
Pastikan semua permukaan dalam keadaan bersih / kering Jangan mencampur linen bersih dengan linen steril
Jangan menyimpan peralatan / bahan kimia di ruang linen Linen dalam penyimpanannya hendaknya diberi pelindung
sampai dengan digunakan oleh pasien. b. Menggunakan Linen
Cuci tangan sebelum memegang linen
Gunakan linen pertama masuk ( FIFO= First in First out ) Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih / kering Jaga linen jangan sampai jatuh ke lantai
Jangan meletakkan linen bersih pada permukaan kotor / berdebu
3. Persyaratan Pengelolaan Linen
Sesuai dengan Permenkes 986/ Menkes/Per/1992 tentang persyaratan Kesling Rumah Sakit dan Keputusan Dirjen PPM & PLP No.HK.00.06.6.44 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
a. Tata cara pelaksanaannya sebagai berikut:
Lokasi tempat pencucian umum atau laundry hendaknya pada lokasi yang mudah dijangkau oleh unit yang memerlukan. Penempatan laundry jauh dari ruangan pasien dan tidak berada di jalan lintas.
Lantai harus terbuat dari beton atau plester yang kuat, rata, dan tidak licin dengan kemiringan memadai ( 2-3 %)
Harus disediakan saluran pembuangan air kotor sistem tertutup dengan ukuran, bahan dan kemiringan yang memadai ( 2-3 %) Disediakan kran air bersih dengan kualitas dan tekanan yang
memadai.
Untuk laundry perlu disediakan juga air panas ( steam) untuk keperluan disinfeksi.
Peralatan cuci dipasang permanan dan dibuat saluran pembuangan air kotor.
Apabilamemungkinkan laundry dilengkapi dengan perlengkapan disinfeksi lainnya
Perlu disediakan ruang sarana/ pengeringan untuk alat-alat yang telah dicuci
Tempat cucian harus selalu dijaga kebersihannya.
Bangunan laundry perlu disediakan ventilasi dan pencahayaan minimal 200 lux
Pada laundry harus disediakan ruang-ruang yang terpisah sesuai dengan kegunaannya:
- Ruang linen kotor - Ruang linen bersih - Gudang kereta linen
- Kamar mandi / WC tersendiri untuk petugas pencucian umum
- Ruang cuci hendaknya dilengkapi dengan alatcuci yang mampu bekerja satu hari habis
Ruang – ruang diatur penempatannya sehingga perjalanan linen kotor sampai menjadi linen bersih terhindar dari kontaminasi ulang
Hendaknya disediakan mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen berbeda yang dipergunakan di rumah sakit. Dibedakan mesin pencuci infeksius dengan non infeksius
Harus disediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir bagi petugas untuk mencegah dekontaminasi linen bersih
Dalam melakukan proses pencucian harus dihindari tumpahan air
Bak-bak air yang ada harus selalu dibersihkan minimal sekali seminggu, untuk mencegah berkembang biaknya serangga.
b. Standarisasi Laundry
Bangunan laundry harus terpisah dari bagian pengolaan makanan
Loket penerimaan linen kotor dengan loket pendistribusian linen bersih harus dibedakan
Mesin pencuci linen infeksi dengan non infeksi harus di bedakan Ruang pengolaan linen bersih dan kotor harus dibedakan
Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen kotor harus negative untuk mencegah sirkulasi udara menuju ruang linen bersih
Pencahayaan harus cukup, sirkulasi udara harus baik Sanitasi lingkungan yang baik / bersih
Petugas pengolaan linen kotor di ruangan pelayanan dan di ruangan laundry harus menggunakan alat pelindung diri seperti tutupkepala, masker, kacamata, sarung tangan rumahtangga, sepatu boat, apron
Linen kotor tidak boleh di kibas – kibaskan atau diletakkan di lantai
Dilarang memasuki gudang penyimpanan linen bersih kecuali oleh petugas laundry
Kain kotor diantar setiap hari ke laundry
Kereta dorong harus di pisaahkan antara linen kotor infeksius dengan non infeksius.
BAB IV
DOKUMENTASI
LAPORAN PRODUKSI DAN PEMAKAIAN CHENICAL LAUNDRY
BULAN :
NO UNIT SATUAN VOLUME KETERANGAN
RAWAT INAP 1. Jasmine Kg 2. Bogenvile Kg 3. Bogenvile Bedah Kg 4. VK Kg 5. Perina Kg
6. Kg 7. Kg JUMLAH Kg 1. ICU Kg 2. IGD Kg 3. OK Kg 4. HD Kg JUMLAH Kg RAWAT JALAN 1. Kl. Gigi Kg 2. Kl. Kandungan Kg 3. Kl. Bedah Kg 4. Kl. Anak Kg 5. Kl. Syaraf Kg 6. Kl. Jantung Kg 7. Kl. Penyakit dalam Kg 8. Kl. Kulit Kg 9. Kl. Mata Kg 10. Kl. THT Kg 11. Kl. Paru Kg 12. Kg 13. Kg 14. Kg 15. Kg 16. Kg JUMLAH Kg
NO UNIT SATUAN VOLUME KETERANGAN
PENUNJANG MEDIS 1. Farmasi Kg 2. Radiologi Kg 3. Laboratorium Kg 4. Fisioterapi Kg 5. MR Kg 6. Kg JUMLAH Kg Kg LAIN – LAIN Kg 1. Dr. Jaga IGD Kg 2. Dr. Jaga Rawat Inap Kg
3. Kg
4. Kg
5. Kg
6. Kg
8. Kg 9. Kg 10. Kg 11. Kg JUMLAH Kg JUMLAH PASIEN/RUANGAN 1. VIP Orang 2. KELAS I Orang 3. KELAS II Orang 4. KELAS III Orang
JUMLAH Orang
MESIN CUCI KAP 17Kg/UNIT MEMAKAI
CHEMICAL SBB
1. SABUN CALK Kg 2. CMPORT BLUE Liter 3. DEMON PANNE Liter 4. SABUN BATANGAN Buah 1. Jumlah cucian Kg 2. Jumlah cucian Kg
JUMLAH
Mengetahui jakarta, .. Juni 2015 Ka. Bag Rumah Tangga penj. Laundry