• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jana yang diperoleh dari tindak pidana pencucian uang atau Money

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jana yang diperoleh dari tindak pidana pencucian uang atau Money"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KOMISI II DPR-RI

DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/ PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG llNDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL 25 MARET 2002

KOMISI II DPR - RI

Pada tanggal 10 Desember 2001 Badan Musyawarah DPR-RI, dalam Rapatnya antara lain memutuskan dan menugaskan kepada Komisi II DPR-RI untuk melaksanakan tugas konstitusi di bidang Pembentukan Undang-Undang guna membahas dan merumuskan RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian uang.

Memperhatikan dan melaksanakan tugas konstitusional tersebut, serta memahami sernangat reformasi yang juga menghendaki untuk mencegah dan memberantas praktek menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

(2)

Jana yang diperoleh dari tindak pidana pencucian uang atau Money Laundering yang telal1 ba..ti~yak merugikan negara dan mas)1arakat

7 karena.

dapat berakibat hancumya ekonomi nasional.

Oleh karena itu Komisi II DPR-RI segera melakukan kegiatan Rapat-rapat untuk membahas dan merumuskan RUU tersebut, secara kronologis dan beberapa masalah yang berkembang dalam pembahasan dapat kami laporkan sebagai berikut :

A. Mekanisme dan Kegiatan Rapat-rapat

1. Pada tanggal 5 Pebruari 2002, Komisi II DPR-RI mengadakan Rapat Kerja dengan Menteri Kehakiman dan HAM untuk membahas materi umum RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian uang yang terdiri atas 10 Bab dan 52 Pasal, dilanjutkan pembentukan PANJA.

2. PANJA mulai melakukan pembahasan materi RUU pada tanggal 25 Pebruari, 4, 5, 6, 7,11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, dan 21Maret2002.

3. Rapat PANJA Pada tanggal 25 Februari 2002 telah melakukan diskusi yang intensif dan mendalam sehingga diperoleh pemahaman

B. Masalah-masalah Krusial

Selama Komisi IfDPR-RI melakukan pembahasan dan perumusan terhadap RUU ini, ditemukan banyak masalah-masalah yang krusial, antara lain :

1. RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang terdiri atas 10 Bab dan 52 Pasal, setelah dibahas dan dirumuskan berubah menjadi "RUU tentang Tindak Pidana

(3)

Pencucian Uang, terdiri atas 10 Bab dan 46 Pasal.

2. Pelaksanaan furtgsi dan tugas Pernberantasan Tindak Pidana Pencucian uang, yang sernula Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (KPTPPU) setelah dibahas oleh Komisi II DPR-RI dan Pemerintah disepakati diubah dengan membentuk Pusat Pelaporan danAnalisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai lernbaga yang independen. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak tumpang tindih dengan Kornisi-Komisi yang ada sekarang ini, dan tidak terlalu banyak menggunakan anggaran untuk melengkapi sarana dan pras 'arananya.

3. Komisi II DPR-RI dan Pemerintah sepakat merumuskan 1 (satu) Pasal baru yaitu Pasal 2 dalam Bab I KETENTUAN UMUM, yang mengatur dan menetapkan mengenai "Hasil Tindak Pidana adalah harts kekayaan yang berjumlah Rp. 500.000.000,- (LimaRatus Juta Rupiah) atau lebih atau nilai yang, setara diperoleh langsung atau tidak langsung dan kejahatan : korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran

Pada bagian laporan ini perkenankanlah Komisi II menyampaikan juga hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu RUU Tindak Pidana Pencucian Uang

ini dibuat bukanlah karena adanya desakan dari pihak manapun. RUU ini dibuat daria lain adalah merupakan perintah dari Ketetapan MPR Nomor Vlll/lVlPR/2001 tentang Rekomendasi Arah, Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Sebelum mengakhiri laporan ini, kami menyampaikan ucapan terima 125

(4)

kasih dan penghargaan kami yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah, yang telah bersama Komisi TI melakukah pembahasan RUU ini sehingga secara tepat waktu RUU ini dapat terselesaikan.

Penghargaan dan terima kasih ini, kami sampaikan pula kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang dengan secara aktif memberikan masukan kepada Komisi tentang RUU Tindak Pidana Pencucian Vang ini, baik dari segi hukum, ekonomi keuangan dan lain sebagainya.

Kepada seluruh anggota Komisi II dan Sekretariat Komisi II secara khusus kepada Anggota Panitia Kerja yang dengan penuh tanggung jav;1ab dan kebersamaan, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang tiada terhingga.

(5)

FRAKSIKEBANGKITANBANGSA

II'

DEW~::~::~~~~:.:::~:~~:::~J:~~:~SIA

_ ,

JL. JEND.GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270 TELP. 021- 575 5623 - 575 5625 - 575 5626 ~ FAX. 021 - 515 5614 - 575 5624 E-MAIL : Ds.tif.{j_iJlrogg..JQ

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPintr-TERHADAP RANCAN GAN UN DAN G-UNDAN G

TENTANG

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN VANG

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang Terhormat saudara Pimpinan Sidang,

Yang Terhormat saudara Menteri Kehakiman dan HAM Yang Terhorrnat saudara-saudara anggota Dewan

Dan hadirin yang terhormat.

Puji Syukur marilah kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Adil dan Maha menentukan segalanya; karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah di limpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bersama-sama dapat menghadirl Rapat Paripurna dewan dalam rangka penyampaian Pendapat Akhir fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-undang tentang Pemberantasan Tinda Pidana Pencucian Uang

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat dan pengikutnya yang senantiasa

(6)

menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran serta menegakkan keadilan

di muka bumi

wi.

Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada saudara Pimpinan Sidang atas kesempatan yang diberikan kepada Fraksi Kebangkitan Bangsa untuk menyampaikan PendapatAkhir atas Rancangan Undang undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Saudara Pimpinan Sidang, dan hadirin yang terhormat.

Fraksi Kebangkitan Bangsa berpendapat bahwa, Rancangan undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang telah dibahas di dewan, khusunya di Komisi II telah mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, baik dalam negeri maupun dunia intemasional, mengingat urgensi dan implikasi yang akan ditimbulkan apabila bangsa Indonesia memiliki undang-undang ini. Paling tidalk akan dapat meminimalisir atau mencegah bahkan menghapuskan praktek-praktek pencucian uang yang selam ini masih terns terjadi. Untuk itu, perlu kami sampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Menteri Kehakiman dan HAM beserta jajarannya, seluruh anggota Dewan, khususnya komisi dan seluruh rakyat Indonesia yang senantiasa menyampaikan aspirasi dan masukan atas RUU ini, sehingga Alhamdulillah pada hari ini Senin tanggal 25 Maret 2002, RUD ini dapat kita sahkan menjadi undang-undang.

Rampungnya pembahasan RUU ini tidak terlepas dari adanya kerja sama yang baik dari semua pihak, disamping selama dalam pembahasannya telah

(7)

lebih mengedepankan pendekatan dialogis, musyawarah, aspiratif dan mengutamakan kepentingan negara atau rakyat. lVIengingat masalah pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Dang bukan hanya masalah masalah nasional, tetapi sudah menjadi masalah internasional. Mudah-mudahan kerja sama ini dapat dilanjutkan dalam setiap pembahasan RUU yang lain di Dewan, karena tanpa ada kerja sama yang baik dan saling pengertian, maka sangat sulit untuk dapat merampungkan sebuah RUU ini.

Fraksi kebangkitan Bangsa berpendapat , saat inilah kiranya waktu yang paling tepat agar bangsakita memiliki undang-undang tentang pemberantasan tindap pidana pencucian uang, karena masalah ini sudah menjadi sorotan dunia internasional, bahkan di mata dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai negara terkorup di dunia ke tiga dengan jumlah koruptor cukup besar, baik dilihat dari nilai nominalnya maupun kualitas kassunya, dan beberapa minggu yang lalu, hasil survei The political and economic Risk Consultancy (PERC) Indonesia merupakan negara yang paling korup di Asia, dengan poin 9 ,92 dan ini skor terburuk.

Apalagi keputusan dari financial Action Task Forde (E4TF) tanggal 22 Juni 2001 yang lalu juga telah meemasukkan Indoensia sebagai satu di antara 15 negara yang dianggap tidak kooperatif (non cooperative countries and territories, NCCT) dalam memberantas praktik pencucian uang (money laundring) diakui atau tidak menurut fraksi kebangkitan bangsa, hal ini telah mendorong otokitas moneter dan hukum di dalam negeri untuk segera bereaksi positif. Masuknya Indonesia dalam black list F ATF, jelas berdampak negatif bagi performance negara kita di mata lembaga keuangan internasional.

(8)

Penegakan hukum yang masih ma ju mundur dan kurang serius atau sungguh-sungguh dalam penanganannya dalam setiap kasus KKN "pencucian uang", merupakan salah satu kendala yang hams diselesaikan oleh aparat penegak hukum. Tanpa ada political will dari pemerintah dan aparat penegak hukum, maka sangat dikhawatirkan undang-undang yang telah kita sahkan dan kita tetapkan hanya akan jalan ditempat. Hal ini terbukti beberapa kasus korupsi maupun penyimpangan dan penyelewengan keuangan negara masih banyak yang mengendap di KejaksaanAgung dan tanpa ada tindak lanjut yangjelas. Dengan melihat realitas yang terjadi tersebut, memang sangat beralasan apabila Rancangan undang-undang ini segera disahkan dan ditetapkan menjadi undang-undang, sebagai pijakan atau dasar, sekaligus dorongan clalam meninclak dan memberantas praktek tindak pidana money laundry, disamping Undang-Undang ini menjadi perhatian negara donor, kreditor clan investor asing yang akan masuk ke Indonesia.

Sejalan dengan hal itu, menurut FKB dalam rangka memberantas dan mencegah praktik pencucian uang (money laundering), alangkah baiknya semua pihak untuk dapat bekerja sama, baik para aparat penegak hukum, birokrat, pejabat, akademisi, pengusaha, konglomerat dan msayarakat luas, khususnya dengan Bank Indonesia (BI), karena Bl dapat mewajibkan hank-bank untuk melaporkan kepada BI apabila ada indikasi kuat adanya transaksi dari nasabah yang dicurigai dan berindikasikan praktik pencucian uang dari hasil kejahatan. Ketentuan ini telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (BI) Nomor : 31/X/2001 yang mengatur' tentang kewajiban bank untuk mengenal nasabah' -nasabahnya. Persoalannya sekarang adalah bagaimana kerja sama yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberantas praktek

(9)

pencuacian uang dapat terwujud dan berjalan dengan baik. Kiranya perlu ada perhatian lebih lanjut dari kita semua.

Saudara Pimpinan Rapat, dan hadirin yang terhormat.

Sebelum RUU ini disahkan dan ditetapkan menjadi Undang-undang, menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, khususnya yang berkaitan dengan KPTPPU (Komisi Pemberantasan Tindal< Pidana Pencucian Uang) serta hal-hal lain yang berkaitan dengan RUU ini, yaitu:

Pembentukan KPTPPU kiranya hams didasarkan pada nilal-nliai keterbukaan, akuntabilitas, integkitas, kepentingan umum dan proporsionalitas. Sedangkan dalam melaksanakan wewenangnya komisi ini harus benar-benar independen

dan bebas dan pengaruh kelwasaan apaptin. Keterbukaan yang dimaksudkan adalah memperhatikan aspirasi dan kehendak masyarakat luas serta menempatkan hak-hak rakyat secara benar, yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan apa yang telah diketahui atas kasus ini, sekaligus memberikan perlindungan terhadap masyarakat yang kebetulan sebagai saksi. Ketidak beranian masyarakat memberikan informasi atas kasus Korupsi atau yang lainnya, karena tidak adanya jaminan hukum dan keselamatan bagi masyarakat yang menjadi saksi. Untuk itu hal ini harap diperhatikan lebih lanjut.

Dengan kewenangan yang dimiliki oleh KPTPPU, hendaknya dilaksankan secara benar, jujur, adil dan tidak diskriminatif, sehingga KPTPPU menjadi lembaga yang kredibel dan dapat menjalankan fungsi dan tugasnya

(10)

sebagaimana yang diharapkan oleh rakyat.

Penempatan atau rekrutmen angota KPTPPU, kiranya harus memperhatikan, kemampuan, keahlian, pengalaman dan professionalitasnya paling tidak mengerti dibidang Keuangan dan Perbankan Internasional. Begitu juga dengan sanksi dan hukuman yang diterapkan kiranya harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak akan menimbulkan peluang terjadinya KKN barn, mengingat KPTPPU akan berlawanan dengan sindikat (korporasi) yang memiliki uang cukup besar. Oleh karena itu, harap mendapat perhatian dari kita semua.

Begitu banyak lembaga, komisi atau badan yang Kita miliki di negeri bahkan hampir setiap undang-undang yang kita sahkan selama ini, dan RUU yang masih Kita bahas di dewan, mayoritas di dalamnya ada pembentukan lembaga, komisi atau badan baru. Sehingga sebagian masyrakat ada yang mengatakan bahwa pemerintah dan DPR adalah lembaga yang produktif dalarn memproduk sebuah, komisi, lembaga dan badan. Masalahnya sekarang menurut FIB adalah sejauh mana efektifitas dari masing-masing lembaga yang sudah di bentuk tersebut, dan bagaimana

pertangungjwabannya kepada Kiranya masyarakat harus terus melakukan kontrol dan evaluasi terhadap lembaga-lembaga ini.

Dengan adanya Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, mudah-mudahan dapat mencegah praktek-praktek pencucian uang yang nota bene sebagai harta hasil kejahatan. Lebih jauh dari itu, nama baik Indonesia di dunia intemasional kembali bersemi dan Iebih bermartabat. Untuk

(11)

hendaknya kita semua tetap berkomitmen untuk senantiasa memberantas praktek KK_N dan sindikat-sincl..ikat pencucian uang ya..11g terns berjalan hingga sampai sekarang. Tidak ada ruang dan tempat bagi para penyelundup dan KKN di bumi pertiwi ini ..

Agar undang-undang ini dapat diketahui, dimengerti dan difahaml oleh masyarakat luas,alangkah baiknya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas. Adapun sosialisasi bisa dilakukan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan LSM, akademisi, atau lembaga-lembaga lainnya yang peduli dengan masalah pencucian uang. Dengan harapan bangsa kita terbebas dari Praktek-praktek Pencucian uang.

Saudara Pimpinan Sidang,

Saudara Menter gehakiman dan HAM

Saudara Anggota Dewan dan Hadirin yang terhomat.

Demikian Pendapat Akhir Fraksi Kebangkitan Bangsa atas Rancangan Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, selanjutnya dengan memohon ridlo Allah dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Fraksi Kebangkitan Bangsa menyatakan persetujuannya agar Rancangan undang-undang ini disahkan dan ditetapkan menjadi undang-undang.

Akhimya atas perhatian para anggota Dewan, saudara Menteri Kehakiman dan HAM yang mewakili Pemerintah beserta staf, para rekan wartawan dan hadirin kami mengucapkan terima kasih.

(12)

Waliahul Muwaffiq Ila Aquamit Thorieq, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 25 Maret 2002

PIMP IN AN

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI

ttd,

DRS.RAUMASYKURMUSA,M. SL KRTUA

ttd,

DRS.RAMIN SAID HUSNI SEKRETARIS

(13)

FRAKSI REFORMASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Gedung Nusantara I Lantai 20 Ruang 2010, JL lend Gatot Subroto, Senayan - Jakarta 10270

Telp. (021) 5755810 Faks. (021) 5755811, 5755800 e-mail: freformasi@dpr.go.id

PENDAPAT AKHIR FRAKSI REFORMASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Dibacakan Oleh: H. Mutammimul 'Ula, SH No. Anggota : A- 272

Saudara Pimpinan yang kami hormati,

Saudara-saudara para anggota Dewan yang kami hormati,

Saudara Menteri Kehakiman dan HAM beserta staf yang kami hormati,

Syukur Alhamdullilahi rabbul 'alamin, marilah kita panjatkan puji dan 'ukur ke hadlirat Allah SWT, seraya mengharapkan ridlo-Nya semoga kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat, taufick dan hidayah-Nya.

Sholawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang senantiasa

(14)

istiqomah melaksanakan tugas-tugas kehidupan, memakmurkan bumi, menegakkan keadilan, dan memeratakan kesejahteraan.

Saudara Pimpinan, Para Anggota Dewan, dan Saudara Menteri kehakiman dan HAM yang kami hormati.

Sebelum, kami menyampaikan sikap akhir terhadap Rancangan Undang--Undang ini, perkenankanlah kami menyampaikan beberapa hal yang kami pandang penting dalam kaitan dengan Rancangan Undang-Undang tersebut, yaitu;

1. Praktek money laundering telah menimbulkan dampak makro dan mikro ekonomis yang sangat luas. Money Laundering memungkinkan para penjual dan para pengedar narkoba, para penyelundup dan para penjahat lainnya memperluas operasinya. Kegiatan money laundering sangat merongrong keuangan masyarakat dan (financial community) dan keuangan negara yang sangat besar. Karena itu, Pemberantasan Money Laundering sangat mempengaruhi tingkat kejahatan terutama kejahatan-kejahatan besar. Antara tindak kejahatan-kejahatan dengan peredaran uang haram, ibarat darah yang memberikan energi pada kehidupan. Memotong atau menghambat peredaran darah kejahatan, akan mengakibatkan berkurangnya tindak kejahatan itu sendiri.

2. Pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang mempunyai arti penting untuk memenuhi komitmen masyarakat internasional yang tergabung dalam FATH (The Financial Action Task Force on Money Laundering) dalam rangka bersama-sama mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang di

(15)

seluruh dunia.

3. Disa.1:1kann;'a Rancangan Undang-Undang ini, kita telal1 rnemenuhi salah satu amanah yang tertuang dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/ 2001 tentang Rekomendasi Arah kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang merekomendasikan untuk segera membentuk Dndang-Dndang Tindak Pidana Pencucian Dang, yang dimaksudkan dalam rangka membantu percepatan dan efektivitas pelaksanaan pemberantasan dan pencegahan korupsi. 4. Pada mulanya, RDD Tindak Pidana Pencucian Dang tersebut

minimbulkan kontroversi dan pendapat yang dilematis. Dikhawatirkan, adanya Dndang-Dndang tersebut secara ekonomis akan merugikan kepentingan Indonesia, karena para investor terutama investor yang diduga terlibat dalam praktek Money Laundering enggan datang ke Indonesia. Kami yakin, bahwa adanya Dndang-Dndang ini bukan hanya disebabkan tuntutan atau permintaan dari masyarakat intemasional, tetapi justru akan menciptakan kepastian hukum dan menumbuhkan kepercayaan publik baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan kata lain, uang yang masuk ke Indonesia adalah benar-benar uang halal, meskiplm bisa jadi jumlahnya sedildt, Tetapi uang halal meskipun sedikit lebih besar manfaatnya, daripada uang haram dalam jumlah yang besar. Karena uang haram dalam jumlah yang besar menunjukkan tingkat kejahatan yang luar biasa, yang biaya sosial dan ekonominya tak temilai. 5. Dengan disahkannya Dndang-Dndang ini, kami minta dengan sungguh-sungguh kepada pemerintah untuk menagihjanji dan komitmen masyarakat internasional untuk memerangi kejahatan pencucian uang dan mengembalikan uang-uang haram yang berada di negara tersebut

(16)

yang nyata-nyata diduga berasal dari Indonesia. Kami yakin, uang negara Indonesia yang Iari ke negara-negara lain jumlahnya jauh lebih besar daripada uang haram yang beredar di negara kami.

6. Salah satu ketentuan yang sangat penting dalam Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Vang adalah dibentuknya PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) yang bertugas untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Kami sangat berharap agar PPATK bisa menjalankan tugas dan wewenangnya secara independen, bebas dari campur tangan dan intervensi dari pihak lain. Untuk menjamin efektifitas, kredibilitas, dan profesionalitas, maka keberadaannya harus didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan moral, serta didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

7. Seiring dengan munculnya jenis uang barn yang sering disebut electronic money atau e-money yang dikembangkan melalui jaringan komputer, money laundering seringkali dilakukan dengan menggunakan jaringan Internet yang disebut dengan cyberspace atau cyberlaundering. Untuk mencegah maraknya cyberlaundering, Kami mengusulkan agar pemerintah meningkatkan kemampuan profesionalisme para aparat hukum sehingga mampu mengidentifikasi dan memerangi segala jenis transaksi keuangan yang illegal. Sebagai tindak lanjut, kami mengusulkan agar segera dibentuk Cyber Law atau Undang-Undang yang mengatur penggunaan jasa Internet yang digunakan untuk transaksi keuangan. 8. Betapapun Rancangan Undang-undang ini sudah dibahas dengan sangat

serius dan penuh kehati-hatian, sudah barang tentu sebagai produk manusia terdapat kelemahan-kelemahan, namun kelemahan-kelemahan

(17)

terse but jangan dijadikan dalih untuk tidak melaksanakan Undang-undang tersebut secara bersungguh-sungguh.

Saudara Pimpinan, Para Anggota Dewan, dan Saudara menteri Kehakiman dan HAM yang kami hormati.

Dengan memperhatikan beberpa pandangan diatas, dan dengan tawakal kepada Allah SWT, Bismillahirrohmanirrohim, kami menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Dang untuk disahkan menjadi Undang-undang.

Denllkian pendapat akhir ini kami sampaikan, atas perhatian kesediaan para anggota Dewan dan Saudara Menteri Kehakiman dan yang telah berkenan mengikuti penyampaian pendapat akhir Fr Reformasi, kami sampaikan banyak terimakasih.

Semoga Allah SWT meridloi ikhtiar kita, dalam rangka membangung tegaknya sistem hukum Indonesia.

Billahit taufiq wal hidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 25 Maret 2002 PIMPINAN FRAKSI REFORMASI

(18)

Ke tu a Ttd,

Ahmad Farhan Hamid

Sekretaris Ttd,

(19)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNI/POLRI

PENDAPAT AKHIR FRAKSI TNI/POLR1 ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

TINDAK PIDANA l'ENCUCIAN UANG

Assalamu' alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua

Yth. Saudara Pimpinan Rapat

Yth. Saudara Menteri Kehakiman dan HAM selaku Wakil Pemerintah beserta staf

Yth. Anggota Dwan dan hadirin sekalian

Terlebih dahulu marilah kita partjatkan puji clan syukur kehadiratAllah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayali-Nya kepada kita sekalian sehingga kita dapat menghadiri Sidan Paripurna Dewan hari ini dalam keadaan sehat warafiat, guna mengikuti Pembicaraan tingkat II atas Rancangan IJndang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Vang.

Fraksi TNI/Polri menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah menyiapkan materi Rancangan Vndang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Vang termasuk perbaikan ulang dari materi Rancangan Vndang-undang tersebut.

(20)

Sidang Dewan yang terhormat

Pada awalnya kita semua belum menyadari bahtwa tindak pidana pencucian uang belum menjadi sorotan publik. Namun setelah Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran cukup aman untuk tempat pencucian uang, yang diperoleh dari hasil kejahatan tertentu, baru kita menyadari akan perlunya suatu undang-undang tentang tindak pidana pencucian uang tersehut. Kejahatan pencucian yang telah berlangsung selama ini bukan saja terjadi pada tingkat nasional saja. tetapi juga sudah merupakan kejahatan transnasional yang sangat canggih. Oleh karena itu kerja sama transnasional dalam pemberantasannya menjadi sebuah "Condito Sine Quanon". Disamping itu dengan di syahkannya Rancangan Undang-undang tentang tindak pidana pencucian uang ini, merupakan suatu lompatan yang sangat besar dalam pertumbuhan hukum nasional. Sehubungan dengan hal tersebut Fraksi TNI/Polri menyambut baik, atas hadimya Undang-undang tentang pidana Pencucian Uang ini sekaligus merupakan dukungan terhadap Pemberantasan KKN clan menjaga stabilitas keamanan.

Anggota Dewan dan hadirin yang saya hormati.

Sekalipun oleh Financial Action Task Force On Money Laundering (F ATF) selama ini menempatkan Indonesia sebagai Non Cooperative and Territories On Money Laundering (NCCT), Namun dengan lahimya Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang ini, maka nantinya Indonesia akan dapat dinyatakan sebagai Cooperative Countries and Territories (CTT) on Money Laundering.

(21)

Hal tersebut di atas mempermudah kegiatan ekonomi global bagi Indonesia, temtama aka memperlancar transaksi dalam perdagangan global danjalannya roda pembangunan nasional. :.

Dengan akan di syahkannya Rancangan udang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian UangFraksi TNI/Polri mempunyai harapan-harapan sebagai berikut :

Pertama

Kedua

Ketiga

Undang-undang ini harus dapat menjamin adanya kepastian hukum terhadapt legal dan tidak legalnya suatu transaksi keuangan.

Instansi yang terlibat dalam mekanisme kerja tindak pidana pencucianuang ini, mulai dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ), penyidik, penuntut, hakim saksi dan pelapor hams bekerja secara profesional dan mendahulukan kepentingan negara.

Undang-undang ini harus dapat berfungsi sebagai upaya preventive, represive dan sekaligus sebagai upaya educative bagi setiap orang agar dalam melaksanakan transaksi keuangan, uangnya tidak berasal dari hasil kejahatan/tindak pidana.

Sidang Dewan yang kami hormati.

Berdasarkan uraian di atas dan setelah mempelajari dan mengikuti pembahasan materi Rancangan Undang-undang tentang tindak pidana pencucian uang dengan ini Fraksi TNI/Polri menyatakan "menerima dan

(22)

menyetujui Rancangan Undang-undang tentang tindak pidana Pencucian Uang untuk disyahkan menjadi undang-undang".

Demikian pendapat akhir Fraksi TNI/Polri terhadap pengesahan undang-undang tentang tindak pidana pencucian Uang.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi kita semua.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 25 Maret 2002 Mengetahui.

Pimpinan Fraksi TNl/Polri DPR-RI Jum Bicara Fraksi TNI/Polri

T.T.D T.T.D.

DEDDY SUDARMADJI H. A. RACHMAN GAFFAR, SH

(23)

FRAKSIPARTAIBULANBINTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIKINDONESIA Gedung DPR RI Lt. 21 Jl.Jend. Gato! Subroto -Jakarta 10270

Telp. 5755858, 5755899, 5755900 Fax. 5755859

FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

TINDAK PIDANA PENCUCIAN VANG

Disampaikan, Oleh ,: Drs. HM. QASTHALANI, LML

Anggota No : A - 264

PADA

RAPAT PARIPURNA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

(24)

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

'===---Disampaikan oleh :

Drs. HM. Qasthalani, LMLAnggota No. A- 364

Assalamu 'alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbi! Alamin, washshalatu wassalamu ala ashrafil Ambiya 'wal mursalin wa ala alihi washahbihi Ajma'in

Saudara Pimpinan Sidang yang kami hormati

Saudara menteri Kehakiman dan HAM ,serta jajarannnya yang kami hormati;

Saudara-saudara para Anggota Dewan .yang kami muliakan.

Pada kesempatan yang sangat baik ini perkenan kami atas Fraksi Partai Bulan Bintang menyampaikan PentdapatAkhir atas Rancangan Undang undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu sebagai beriku:

Setelah fraksi kami membaca, mempelajari, dan meneliti secara seksama serta ikut membahas Rancangan Undang-undang ini, Fraksi Partai Bulan Bintang berpendapat bahwa Rancangan Undang-undang ini sungguh sanat penting bagi upaya kita semua untuk mengeliminir ruang gerak

(25)

kejahatan-kejahatan tingkat tinggi lainnya.

Hasil kejahatan-kejahatan itu baik bernpa uang maupun harta kekayaan lainnya selalu dipergunakan oleh para pelaku dengan menempatkannya ke dalam sistem keuangan yaitu bank atau perusahaan-perusahaan penyedia jasa keuangan lainnya, dana akan dikeluarkan kembali sehingga nampak

seperti uang halal.

Disamping itu modus operandi pembersihan uang haram yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan tersebut adalah dengan membelanjakan atau menghibahkan atau mengalihkan atau bahkan membawanya ke luar negeri sehingga setelah melewati proses itu semua uang tersebut menjadi uang yang sulit terdeteksi.

Tindakan-tindakan yang demikian oleh Rancangan Undang-Undang ini dikwalifisir sebagai satu tindak pidana tersendiri diluar tindak pidana yang dilakukan dalam kejahatan pokoknya. Bahasan Rancangan Undang-Undang ini memberikan sanksi pidana terhadap mereka yang membantu atau melakukan pemufakatan untuk melakukan pencucian yang. Bahkan bank atau perusahaan penyedia jasa keuangan lainnya yang tidak melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan atau patutu dicurigai bahwa transaksi tersebut adalah transaksi dalam rangka pencucian uang dapat dikenakan sanksi pidana.

Sidang Dewan yang Kami Hormati.

Kejahatan pencucian uang adalah kejahatan yang sudah meajadi musuh bersama bagi sebagian besar.masyarakat intemasional. Sebagian besar negara-negara sudan melakukan kriminalisasi terhadap jenis tindakan dana

(26)

dituntut untuk melakukan hal-hal yang sama. karena salah satu karakteristik penting dari jenis kejahatan ini adalah bersifat trans-nasional walaupun,un tidak scluruh kejahatan pencucian uang bersifat trans-nasional.

Fraksi kami berpendapat Rancangan Undang-undang ini merupakan Rancangan Undang-Undang yang bersifat khusus (lex specialis) dari perundang-undangan pidana yang ada khususnya mengenai hukum acaranya. Kami menyambut baik berbagai pengaturan-pengatruan khusus tersebut sebagai upaya kita untuk memberantas tidanak pidana pencucian uang, sekaligus mempersempit ruang gerak para pelaku tindak pidana kejahatan-kejahatan yang berat yang melibatkan harta kekayaan yangjumlahnya besar. Oleh karena itu satu hal yang terpenting bagi berfungsinya Rancangan Undang-undang ini adalah profesionalisme pra aparat penegak hukum dan pimpinan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta profesionalisme dan kejujuran kalangan penyedia jasa keuangan. Tanpa keseriusan mereka, maka undang -undang ini menjadi tidak berfungsi.

Fraksi kami menyadai bahwa dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang ini dengan sendirinya akan mengurangi atau mengeliminir aliran-aliran dana yang masuk dalam perusahaan penyedia jasa keuangan di Indonesia baik untuk keperluan investasi maupun untuk keperluan lainnya yang selama ini tidak dibatasi dengan perundangan-udangan pidana dalam sistem keuangan kita, yang akibatnya akan mengurangi investasi yang bersumber dari uang atau harta kekayaan yanag tidakjelas asal-usulnya di Indonesia. Bagi Fraksi karni yang utama adalah mari kita bangun bangsa ini dengan uang halal agar pembangunan mendapat berkah.

Disamping itu pada sisi lain dengan berlakunya Rancangan Undang-Undang ini kita akan bisa mengeliminir ruang gerak para pelaku tindak

(27)

pidana-kejahatan yang melibatkan harta kekayaan yang jumlahnya. Terutama kejahat~n korupsi dan suap yang kita rasakan cukup besar di L"'ldonesia pada saat ini.

Sidang Dewan yang kami hormati

Dengan pertimbangan-pertimbangan dasar pemikiran tersebut diatas dan dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim, fraksi kami dapat menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian uang untuk disahkan menjadi Undang-Undang.

Fraksi kami mengharapkan dedngan berlakunya Undang-Undang ini segera direalisasikan pembentukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi keuangan (PPATK) agar Undang-undang ini berfungsi dengan baik dan segera menyesuaikan sistem perbankan dan transaksi keuangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Fraksi kami sangat menyadari bagaimanapun baiknya sebuat Undang-Undang buatan manusia tentulan kelemahan-kelemahannya, baik karena kekeliruan maupun perubahan situasi dan keadaan pada masa-masa mendatang.

Akhimya, fraksi kami menyampaikan:ucapan terima kasih kepada Pemerintah, rekan-rekan Anggota Komisi II beserta seluruh jajaran sekretariatnya yang telah menyelesaikan Pembahasan Rancangan: Undang-Undang ini dalam waktu yang tidak terlalu lama ..

Billahittaufiq Wal hidayah; Wassalaniu'alaikunt Wr. Wb.

(28)

Jakarta, 25 Maret 2002

PIMPINAN

FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG DPR-RI

Ke tu a Sekretaris

ttd ttd

H. AHMAD SUMARGONO, SE HAMMDAN ZOELVA, Sh

(29)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I FRAKSI KKI

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA ATAS

RANCANGAN UNDANG UNDANG TENT ANG

TINDAK PIDANA PENCUCIAN VANG

Disampaikan pada Sidang Paripurna DPR-RI Tanggal 25 Maret 2002

Juru Bicara : DRS. LT. SUSANTO Anggota No. : A - 460

Yang terhormat,

Saudara Pimpinan Sidang, para Anggota Dewan, Saudara Menteri Kehakiman dan HAM

yang mewakili Pemerintah beserta jajarannya, Serta hadirin sekalian yang kami hormak

Assalamu 'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh, Salam sejahtera,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Maha Besar lagi Maha Pengasih, karena atas rahmat dan

(30)

karunia-Nya kita dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita yang mulia ini dalam keadaan sehat wal' afiat

Sidang Dewan yang terhormat,

Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyambut gembira atas selesainya rangkaian proses pembahasan dan penyelesaian rancangan akhir Rancangan Undang Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Sebuah Undang-undang yang sebenamya sudah lama ditunggu-tunggu.

Fraksi kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah terlibat dan berperan di dalam proses penyelesaian Rancangan Undang-Undang tersebut tadi; atas segala kerjakerasnya, sumbangan pikiran, dukungan serta partisipasi positif segenap pihak.

Saudara-saudara sekalian,

Kami meyakini bahwa tekad untuk melakukan pemberantasan dan pencegahan terhadap tindak pidana pencucian uang ini adalah sangat kuat pada diri kita sekalian; sebab tindak pidana pencucian uang ini adalah perbuatan yang sangat buruk dan perlu ditangkal segera, antara lain tentunya dengan tindakan hukum yang kuat dan tegas; karena selain merugikan bagi keuangan negara, praktek inipun melanggar hak sosial dan hak ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu suatu Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Dang adalah sangat perlu dan mendesak adanya ditengah-tengah kegalauan kita

(31)

dalam suasana rimba ketidakjelasan perekonomian dan ketidak jelasan kepastian hukum di negara kita saat sekarang ini.

Sidang yang kami hormati

Terhadap draft akhir Rancangan Undang Undang tersebut ini, Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyampaikan beberapa hal yang merupakan catatan dan harapan, sebagai berikut :

1. Harapannya adalah, kiranya Rancangan Undang Undang yang akan kita tetapkan menjadi Undang-undang ini nantinya dapat menjadi landasan hukum yang kuat dalam upaya melaksanakan tekad kita melakukan pemberantasan dan pencegahan terjadinya tindak pidana pencucian uang. 2. Kita juga menghendaki agar Undang-undang inl dapat member' arti penting bagi upaya untuk menghilangkan ruang gerak pelaku tindak pidana yang menghasilkan uang haram yang akan menjadi objek pencucian uang; seperti uang dari Perdagangan gelap narkotika, perjudian, penyuapan, terorisme, perdagangan wanita, anak atau budak, perdagangan gelap senjata, penyelundupan, korupsi serta uang dari berbagai kejahatan lain yang tidak sah dan terlarang.

3. Semoga, dengan diundangkannya Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang ini, maka tahapan pencucian uang dapat dipotong atau paling tidak bisa diminimalisasikan secara maksimal.

4. Dalam implementasinya nanti, hendaknya Undang-undang ini dapat dijalankan dengan benar dan terbebas dari praktek manipulasi serta dijadikan alat atau unsur legal bagi praktek-praktek pemerasan; karena Undang-undang ini hanya akan berarti bagi negara dan masyarakat

(32)

banyak apabila ia mampu menjaga atau memberi kontribusi bagi kesejahter::i::in negara dan ral0;at.

Sidang Dewan yang kami muliakan,

Berdasarkan hal-hal yang kami sampaikan di atas, maka secara prinsip Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyatakan dapat menerima Rancangan Undang Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang serta setuju untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang oleh DPR-RI.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan meridhoi Bangsa dan Negara Indonesia ini dalam perjuangan mengatasi segala macam kesulitan yang masih mendera dalam mewujudkan cita-cita menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi kita sekalian

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA DPR-RI

SEKRETARIS, TTD ISMAWAN DS A- 458 JURU BICARA TTD DRS. LT. SUSANTO A-460

(33)

PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH

PERWAKILAN RAKYAT. REPUBLIK INDONESIA~

Gedung Nusantara I Lantai 22 ruang 22.03 JI, Jend. Gatot Subroto, Senayan -Jakarta 10270 Telp. (021) 5755915 Fax (021) 5755916

KATAAKHIR

FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAII ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN DANG

DIBACAKAN DALAM RAPAT PARIPURNA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

OLEH

SAYUTI RAHAWARIN ANGGOTA NO. : A -253

(34)

PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH PERWAKI LAN RAKYAT. REPUBLIK INDONESIA •

Gedung Nusantara I Lantai 22 ruang 22.03 JI, Jend. Gatot Subroto, Senayan -Jakarta 10270 Telp. (021) 5755915 Fax (021) 5755916

KATAAKHIR

FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

TINDAK PIDANA PENCUCIAN DANG

Bismillaahirrahmaanirrahim

Alhamdulillahi robbil Washsholatu wassalamu 'ala asyrofil am-biyaai wal mursalin. Wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain. Asyahadu ala iffaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadarrasulallah.

Sdr. Ketua, Pimpinan Sidang yang terhormat,

Sdr. Menteri Kehakiman dan HAM yang saya hormati, Saudara-saudara para Anggota Dewan yang terhormat,

(35)

Hadirin yang berbahagia,

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta' ala, bahwa pada hari ini kita dapat menyelenggarakan Rapat Paripurna Dewan untuk bersama-sama menyatakan sikap akhir Fraksi masing-masing terhadap Rancangan Dndang-Dndang tentang Tindak Pidana Pencucian Dang, setelah beberapa pekan lamanya kita membahaasnya dalam Rapat-rapat Komisi II, baik yang berlangsung di intern Komisi II maupun yang diselenggarakan dengan pihak wakil dari Pemerintah.

Sebelum kami sampai pada sikap

akhir

pandangan Fraksi kami terhadap sidang tersebut, izinkanlah kami mengajak semua Fraksi Dewan yang terhormat, untuk sejenak menoleh ke bela-kang kembali suara-suara yang berkumandang di dalam rapat Rancangan Undang-Undang tersebut. Bila pada Rapat Paripuma dewan sekarangi : ini kami nukilkan kembali isi pembicaraan dan pemba-hasan dalam rapat-rapat Komisi, maka catatan-catatan berikut ini, kiranya tidak berlebihan.

1. Amat terkesan, bahwa pembentukan Dndang-Dndang tentang Tindak P-idang Pencucian Dang, lebih disebabkan karena adanya kehendak kuat Pemerintah, berkenaan dengan adanya desakan pihak luar negeri, yang menjadikan keberadaan undang-undang itu sebagai syarat bagi cairnya pinjaman-pinjaman Pemerintah dari mereka

2. Bagi kepentingan nasional kita sendiri, keberadaan undang-undang terse but justru dikhawatirkan akan sangat berpengaruh tidak saja terjadap masuknya investasi dari luar, tetapi dikhawatrikan pula akan mempengaruhi terjadinya "capital flight", termasuk dana-dana yang tersimpan dalam bentuk deposito maupun tabungan pada bank-bank

(36)

3. Adanya jarak waktu satu setengah tahun antara saat disahkannya Rancangan Undang-Undang ini menjadi Und!l.ng-Undang dengan s::i::it berlakunya secara e-fektifUndang-Undang, akan memberi peluang bagi mereka yang benar-benar telah melakukan perbuatan pencucian uang memindahkan uangnya dari dalam negeri ke luar negeri, sementara bagi para deposan atau -penabung domestik yang jujur dan pada umumnya terdiri dari mereka -yang tak pernah mengerti apa itu perbuatan pencucian uang, dapat saja dijadikan objek penyelidikan dari mereka yang akan di-untuk melakukan penyelidikan.

4. Didalam kondisi kehidupan birokrasi yang belum terbebas dari berbagai bentuk perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagaimana yang hingga saat ini masih berlangsung, adanya Undang-Undang tentang Tindak Pencucian -Uang, justru dapat dijadikan sarana perbuatan-perbuatan "korupsi barn" atau pun pemerasan, terlebih pula di dalam Undang-Un-dang ini akan diberlakukan proses pembuktian terbalik atau "omkering van bewijst"

5. Kekhawatiran terrsebut pada butir 4 di atas sungguh sangat beralasan, ka-rena Undang-Undang yang semula diajukan oleh Pemerintah cq. Menteri Kehakiman dan HAM, proses "pembuktian terbalik" atau "omkering van berwijst" sudah dapat dimulai sejak dilaku-kannya, penyelidikan, dan penuntutan. (Tentang ha1 ini kita patut bersyukur, bahwa para Anggota Komisi II Dewan telah berhasil me-niadakan ketentuan yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang seharusnya dihormati di dalam Negara Hukum, bahwa "pembuktian ter-balik" maksimal hanyalah mungkin dilakukan dalam proses pemeriksaan di muka pengadilan, dan tidak boleh dilakukan dalam proses penyelidikan

(37)

oleh pejabat, penyidikan oleh Polisi, dan penuntutan oleh Kejaksaan.

Sdr. Pimpinan dan para Anggota Dewan yang terhormat,

Dengan dilandasi pada catatan-catatan itulah, Fraksi kami hendak me-nyampaikan pandangan dan kata akhimya terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Pencucian Uang ini.

Secara jujur dan terns terang, sebenarnya Fraksi Perserikatan Daulatul Ummah merasa amat berat untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang ini menjadi Undang-Undang. Fraksi kami ibarat menghadapi "buah simalakama". Bila kami sahkan RUU ini, maka terbuka peluang bagi larinya investasi dalam negeri ke luar negeri dan tentunya hal ini akan mengakibatkan makin buruknya nasib rakyat yang tak berdosa, namun bila kami tidak mengesahkan, maka Pe-merintah akan sulit mendapatkan pinjaman luar negeri, yang nota bene sudah sangat mendesak untuk mendanai APBN.

Dilihat dari segi urgensinya bagi kepentingan reformasi menyelurnh di negeri ini, masih jauh lebih urgen, bila DPR dan Pemerintah mendahulukan pem-bentukan undang-undang yang sangat dibutuhkan bagi penyusunan kembali sis-tern ketatanegaraan dan pemerintahan berlandaskan paradigma barn, yang lebih menjamin berlangsungnya kehidupan dan mekanisme "checks and balances" yang sehat antar kekuasaan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, serta melakukan langkah-langkah yang konsisten dalam penegakan hukum, khususnya membersih-kan aparat penegak hukum yang masih bermental "kornp".

(38)

Namun begitulah, ibarat harus makan "buah simalakama", akhimya de-ngan berat hati, Fraksi kami harus pu!a ikut memakannya, dengan menyetujui disahkannya Rancangan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Dang menjadi Undang-Undang

Meskipun demikian, persetujuan Fraksi kami ini, tetap kami sertai catat-an-catatan sebagai berikut:

I. Fraksi kami meminta jaminan Presiden dan para pembenatunya, agar dalam menetapkan pejabat yang akan memimpin lembaga Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ditunjuk orang-orang yang benar-benar jujur tanpa cela, dan tidak akan menyafah-gunakan kekuasaan atau kewenangannya.

II. Fraksi kami meminta jaminan Presiden, para pembantunya, para pejabat PPATK, Kepolisian, dan Peradilan agar sekali-kali tidak akan menyalahgunakan kekuasaan atau wewenangnya dalam melakukan tugas-tugas penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan peradilan. III. Fraksi kami meminta jaminan Presiden, bahwa dengan

diberlakukannya Undang-Undang ini tidak akan mengahalangi masuknya investasi dari luar negeri, ataupun terjadi "capital flight" dari dalam negeri ke luar negeri.

IV. Fraksi kami juga meminta jaminan Presiden dan para penegak hukum, agar terhadap mereka yang menggunakan dana-dana tidak sah, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri bagi kepentingan kegiatan politik, kecurangan dalam pemilihan umum, atau yang bertuuan untuk mengacaukan kehidupan politik di dalam negeri terutama gerakan-gerakan separatisme yang bertujuan memisahkan

(39)

diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia hams ditindak tegas berdasarkan Unda..11g-Unda..11g ini, di samping Undang~Undangtentang

Partai Politik dan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.

Demikianlah, dengan catatan-catatan tersebut, Fraksi Perserikatan DaulatulUmmah,denganmengucapkan''BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM'' serta bertawakkal kepadaAllah Subhanahu Wa ta' ala menyatakan persetujuan atas disahkannya Rancangan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian uang menjadi Undang-Undang.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih, dan mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan bagi Saudara-saudara sekalian yang kami hormati.

Billahittaufiq wal hidayah,

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Jakarta, 25 Maret 2002,

FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH, Ketua,

Juru Bicara,

Sayuti Rahawarin, Anggota No. A. 253.

(40)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIKINDONESli FRAKSI PARTAIDEMOKRASI KASIH BAN GSA

(F. PDKB)

Sekretariat: Ged. Nusantara I Lt. XXII Rg. 2230 JL Jend Gato! Subroto - Jakarta 10270 c (021) 575 5966, 575 5967 Fax: (021) 575 5967

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI KASIH BANGSA MENGENAI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN LANG

Disampaikan of eh : Prof Dr. Mannase Malo No. Anggota : A - 216

Yth. Sdr. Pimpinan Dewan, Yth. Sdr. Anggota Dewan, Hadirin dan Sidang yang mulia.

Salam Kasih, Damai dan Sejahtera!

Pertama-tama marilah kiah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga kita sekalian masih diberikan kesehatan phisik dan kewarasan jiwa sehingga dapat bersidang pada hari ini.

Kegiatan Pencucian Uang merupakan masalah yang memprihatinkan dalam kehidupan perekonomian suatu negara bahkan kehidupan perekonornian dunia

(41)

secara keseluruhan. Kegiatan ini menyangkut transaksi keuangan. Transaksi adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan ha! atau kev.rajiban atau menyebakan timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau termasuk kegiatan pemindahan dana yang dilakukan oleh penyedia jasa keuangan. Yang menj adi masalah disini adalah transaksi keuangan yang mencurigakan yakni transaksi yang menyimpang dari profit dan karakteristik serta kebiasaan pola transaksi nasabah, termasuk transaksi yang bertujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkulan oleh penyedia jasa keuangan

Saudara Pimpinan dan Sidang Dewan yang mulia,

Harta kekayaan yang berasal dari berbagai kejahatan atau tindak pidana pada umumnya tidak langsung dibelanjakan atau digunakan oleh para pelaku kejahatan agar tidak mudah dilacak sumber perolehannya oleh penegak hukum. Biasanya para pelaku kejahatan mengupayakan agar harta kekayaan tersebui masuk ke dalam sistim keuangan (finacial system) terutama kedalam sistim perbankan (banking system). Upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana, dikenal sebagai kegiatan pencucian uang (money laundring). Kegiatan pencucian uang ini meliputi:

a. Penempatan (placement) yakni upaya menempatkan uang tunai yang berasal dari tindak pidana kedalarn sistim' keuangan dan atau sistim perbankan.

b. Transfer (layering) yakni kegiatan mentransfer harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana dari suatu penyedia jasa keuangan ke penyedia jasa keuangan yang lain.

(42)

pidana menjadi harta kekayaan halal (clean money) untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka harus segera dibentuk UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Saudara Pimpinan dan Siding Dewan yang mulia,

Di dalam RUU yang telah dihasilkan oleh Panja Komisi II DPR dan Pemerintah telah digariskan berbagai kiat untuk mencegah (prevent) terjadinya pidana pencucian uang, maupun untuk memberantas kegiatan pencucian uang (to combat the practice of money laundering). Salah satu3 upayanya ialah dengan mengusulkan pembentukan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transalcsi Keuangan). Lembaga ini diproyeksikan sebagai lembaga independent yang bebas dari intervensi dan pengaruh pihak manapun.

Saudara Pimpinan dan Sidang Dewan yang mulia,

Jika RUU ini akan ditetapkan sebagai Undang-undang, sehingga PPATK dibentuk, hal ini berarti akan menambah lembaga barn ke dalam kompleksitas kelembagaan yang ada. Fraksi PDKB berpendapat agar pembentukan lembaga ini direncanakan dengan matang termasuk pengangkatan kepala dan walcil kepala lembaga oleh Presiden Republik Indonesia. Kalau tidak, pelaksanaan lugas dan fungsi lembaga ini dikhawatirkan tidak akan tercapai dan akan menambah kesemrawutan dalam berbagai lembaga yang sudah ada yang bertujuan memberantas tindak pidana KKN.

Saudara Pimpinan dan Sidang Dewan yang mulia,

(43)

sangat merugikan negara karena dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian nasional atau keuangan negara dengan mePingkatnya berbagai kejahatan. Dalam konteks kepentingan nasional ditetaptkannya Undang-undang Pidana Pemberantasan Pencucian Uang merupakan penegasan bahwa pemerintah dan sektor swasta bukan merupakan bahagian dari masalah akan tetapi bahagian dari penyelesaian masalah

Saudara Pimpinan dan Sidang Dewan yang mulia,

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas Fraksi PDKB menyambut baik lahirnya RUU tentang Pencucian Uang dan mendukung serta merekomendasikan kepada sidang yang mulia ini untuk menetapkan RUU ini sebagai Undang-undang tentang Pencucian Uang.

Demikian, terima kasih dan semoga rahmat Tuhan senantiasa membimbing Bangsa Indonesia dan kita sekalian.

Jakarta, 25 Maret 2002 KASIH DEMI BANGSA

Juru Bicara,

Prof. Dr. Mannase malo A- 216

(44)

FRAKSIPARfAIDEMOKRASIINDONESIAPERJUANGAN DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA

Se!m!ariai:MPR/DPR-RI,Nusani.-a!,Laliai\'4Rlllllg0608,JI.JendGi<iSubroio,J1hial0210

'if(021) l1l 6181,l15 6180,515 6162,Fax. l1l6188,51l 6181

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIAPERJUANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TERHADAP

RANCANGANUNDANG-UNDANG

TENTANG

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Jakarta, 25 Maret 2002

Disampaikan oleh : I NYOMAN GUNAWAN, S.H., MBA., MSc

Nomor Anggota : A-190

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Yang Terhormat Saudara Ketua dan Para Wakil Ketua; Yang Terhormat Saudara Menteri Kehakiman dan HAM;

Saudara Anggota Dewan dan Sidang Dewan Yang Kami Muliakan. MERDEKA !

(45)

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang senantiasa memberikan berkah, rakhmat, dan karunia-Nya kepada kita bersama segenap masyarakat Bangsa Indonesia, terlebih lagi bagi kitaAnggota Dewan sehingga kita pada hait ini dapat bertemu dan melaksanakan Sidang Paripurna Dewan yang mulia

ini,

dengan agenda menyampaikan PendapatAkhir terhadap Randangan Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, untuk selanjutnya disahkan menjadi Undang-undang.

Perkenankanlah kami, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyampaikan Pendapat Akhir terhadap RUU Tindak Pidana Pencucian Uang.

Seperti diketahui bahwa masyarakat dunia selalu berkembang meliputi baik sisi politik, ekonomi, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan itu, selain membawa pengaruh positif berupa peningkatan kesejahteraan umat manusia, di lain sisi kadang-kadang juga membawa implikasi yang negatif. Kemajuan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita dalam kasus-kasus tertentu baik langsung maupun tidak, justru dapat menimbulkan akibat lain seperti penyelundupan, penghindaran pajak, pembajakan karya cipta, perdagangan obat terlarang, korupsi, dan sebagainya.

Menyadari berbagai penyimpangan tersebut maka masyarakat dunia secara bahu membahu berusaha untuk memeranginya. Berbagai pertemuan internasional baik atas prakarsa PBB maupun di luar itu secara periodik digelar berbagai konvensi dilahirkan dan salah satu diantaranya adalah United Nations Convention Illicit Trafic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 19 Desember 1988. Konvensi yang mulai berlaku tanggal, 11Nopember1991

(46)

ini di dalamnya antara lain memuat perbuatan-perbuatan yang masuk dalam kategori Money Laundering.

Yang Terhormat Saudara Ketua dan Para Wakil Ketua; Yang Terhormat Saudara Menteri Kehakiman dan HAM;

Saudara Anggota Dewan dan Sidang Dewan Yang Kami Muliakan.

Seperti telah diketahui bahwa konvensi tersebut lahir antara lain karena dalam praktek lalu lintas perdagangan dunai telah disinyalir dimasuki oleh uang-uang hasil kejahatan yang peredarannya sudah sedemikian besar sehingga manakala tidak dicegah maka dikhawatirkan bakal mengganggu keseimbangan sistem keuangan dunia, mempengaruhi tingkat inflasi sehingga pada gilirannya sistem ekonomi dunai menjadi tidak sehat.

Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia tentu juga tidak tinggal diam. Walaupun kita masih memerlukan aliran modal yang lumayan besar baik dalam bentuk investasi domestik maupun dari manca negara, namun eksistensi Undang-undang khusus Tindak Pidana Pencucian Uang dalam sistem hukum nasional, merupakan suatu hal yang sangat diperlukan.

Selain karena alasan bahwa kita merupakan bagian dari masyarakat dunia yang harus mengikuti aturan-aturan dalam tata pergaulan intemasional, kita sendiri secara interen memiliki argumentasi tersendiri mengenai urgensi dari kehadiran Undang-undang tersebut. Salah satunya adalah sesuai dengan Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Dan Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Pertama adalah bahwa kejahatan baik dilihat dari sisi kualitas dan kuantitas makin menunjukkan peningkatan. Hasil dari berbagai kejahatan

(47)

tersebut selanjutnya disamarkan dengan menyamarkan, menyimpan, menukar,

da..11 sebagainya dalam bentuk lain sampai akhimya hasil kejahatan itu nampak sebagai uang yang sah.

Kedua, TAP MPR No.VIII/MPR/2001 secara khusus juga mengamanatkan bagi dibentuknya Undang-undang anti pencucian uang dalam system hukum kita.

Berdasar argumen tersebut di atas maka sebagai realisasinya adalah bahwa Pemerintah mengajukan RUU Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disingkat RUU-TPPU) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk dibicarakan menurut mekanisme tata tertib guna dapat disetujui menjadi Undang--undang.

Yang Terhormat Saudara Ketua dan Para Wakil Ketua; Yang Terhormat Saudara Menteri Kehakiman dan HAM;

Saudara Anggota Dewan dan Sidang Dewan Yang Kami Muliakan.

Seperti telah diketahui bahwa pembahasan terhadap RUU-TPPU telah dilakukan oleh Dewan bersama-sama dengan Pemerintah secara maraton, mendalam dan komprehensif dalam suasana yang demokratis.

Hasil dari pembahasan baik di Tingkat I mauptm di Tingkat II adalah bahwa pada Tanggal, 21 Maret 2002 telah dihasilkan draft final RUU-TPPU yang oleh fraksi kami telah disetujui untuk dibawa ke Rapat Paripurna Dewan. Pada kesempatan Rapat Paripuma Dewan pada pagi hari ini, Senin, 25 Maret 2002, kami tegaskan kembali, mengingat permbicaraan terhadap materi RUU-TPPU telah dilakukan secara mendalam dan komprehensif maka pada kesempatan ini Fraksi PDI Perjuangan DPR-Rl MENYETUJUI RUU-TPPU untuk disahkan menjadi Undang-undang.

(48)

Yang Terhormat Saudara Menteri Kehakiman dan HAM;

Saudara Anggota Dewan dan Sidang Dewan Yang Kami Muiiakan Dengan disahkannya Undang-undang ini, Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI menghimbau kepada Pemerintah hal-hal sebagai berikut:

1. Sehubungan dengan perumusan tindak 'pidana yang relatifbaru, terutama bagi kalangan penegak hukum maka sesegera mungkin pemerintah segera melatih baik penyidik, penuntut umum maupun hakim yang nantinya bakal ditugaskan untuk menyidik, menuntut dan atau mengadili perkara pencucian uang tersebut. Pelatihan ini juga dipandang sangat penting mengingat ada beberapa bagian dalam KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981) yang disimpangi oleh Undang-undang ini, seperti azas pembuktian terbalik, peradilan in absentia dan sebagainya.

2. Pemerintah diharapkan juga segera mempersiapkan segala sesuatunya bagi terbentuknya lembaga barn yakni PPATK yang independen yang berfungsi baik sebagai Financial Information maupun Financial Investigation Unit, mempersiapkan tenaga pendukung yang profesional, mengadakan pelatihan bagi para pegawainya, pelatihan bagi para karyawan bank sehubungan dengan keharusan perbankan untuk melakukan pelaporan baik terhadap suspicious transaction maupun ordinary transaction dalam jumlah tertentu, pelatihan juga dilakukan terhadap para pegawai bea dan cukai.

3. Sehubungan dengan penghargaan terhadap hak asasi manusia dan mengingat sensitifuya transaksi keuangan maka penggunaan kewenangan pembukaan rahasia bank harus dilakukan secara hati-hati. Ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mencegah capital flight yang menurut informasi dana yang "mengendap" di dunia perbankan berjumlah sekitar 800-an

(49)

triliyun.

4. Pemerintahjuga dihimbau melalui Penyedia Jasa Keuangan untuk selalu dan terns menerus mensosialisasikan Undang-undang ini.

Demikain PendapatAkhir Fraksi PDI Perjuangan DPR-Rl sehubungan dengan telah disetujuinya RUU-TPPU dalam pembicaraan Tingkat II Untuk itu perkenankanlah Kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan

Para Anggota Dewan, Kepada Pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Menteri Kehakiman dan HAM beserta jajarannya, juga kami ucapkan terima kasih kepada Sekretariat Komisi H DPR-RI yang telah banyak membantu kelancaran proses pembahasan ini, serta secara khusus kami haturkan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya kepada seluruh Anggota Komisi II DPR-RI yang telah melaksanakan tugas konstitusi ini dengan baik. Tak lupa juga Kami ucapkan terima kasih kepada para wartawan dari berbagai media, yang telah banyak membantu proses ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa mengabulkan cita-cita kita semua dalam membangun Bangsa

dan Negara yang kita cintai bersama ini, menuju masa depan yang adil, makmur dan sej ahtera.

Wassalamualaikum VVr. Wb. MERDEKA

(50)

PIMPINAN FRAKSI PERJUANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Ketua, Sekretaris,

(51)

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PARTAI GOLKAR DPR-RI TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Disampaikan oleh Anggota DPR-RI

: Drs. J.M. Nailiu :A-364

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.

Yth. Saudara Pimpinan Rapat Paripurna;

Yth. Saudara Menteri Kehakiman dan HAM selaku wakil Pemerintah; Yth. para Anggota DPR-RI; dan

Para hadirin yang kami hormati.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri Rapat Paripurna DPR-RI dengan Menteri Kehakiman dan HAM yang mewakili Pemerintah dalam rangka penyampaian Pendapat Akhir Fraksi-fraksi pada Pembicaraan Tingkat Ill Pengambilan

(52)

Keputusan terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Dalam era gobalisasi dewasa ini hubungan antar Negara semakin luas dan hubungan tersebut membawa dampak pula terhadap kepentingan Bangsa, dan Negara Republik Indonesia di bidang ekonomi, politik, kebudayaan dan lain-lain. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang perseorangan atau kerjasama hprhanai nihak baik di dalam negeri maupun di Negara-negara lain dapat keuangan terutama dalam sistem perbankan dan non perbankan dengan maksud untuk menjadikan harta kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana tersebut seolah-olah sebagai harta kekayaan yang halal untuk membiayai kegiatan bisnis yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan.

Indonesia belum memiliki Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam rangka pembangunan Nasional. Berhubung dengan itu maka Pemerintah telah mengajukan Rancangan Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang kepada DPR-RI untuk dibahas bersama Pemerintah guna mendapat persetujuan bersama.

Sebagai persiapan dalam rangka penyusunan Rancangan Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang maka Permerintah telah mengadakan studi perbandingan dibeberapa Negara dan telah memperoleh banyak pandangan/pendapat para pakar di bidang pencucian uang.

(53)

Yth. Saudara Pimpinan Rapat Paripurna;

Yth. Saudara Menteri Kehakiman dan HAM yang mewakili Pemerintah.

Fraksi Partai Golkar berpendapat bahwa Rancangan Dndang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Dang memang hams lebih mengutamakan kepentingan nasional. Dalam kaitan dengan hubungan dan kerjasama intemasional dalam upaya bersama memberantas tindak pidana pencucian uang maka perlu diperhatikan pula peraturan perundang-undangan negara lain untuk menambah dan memperkaya wacana pembangunan Hukum Nasional, khususnya mengenai pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Salah satu kesepakatan yang dicapai dalam pembahasan Rancangan Dndang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Dang adalah mengenai besamya jumlah harta kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana. Dirumuskan antara lain bahwa hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang berjumlah Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) atau lebih atau nilai yang setara, yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari berbagai kejahatan yang dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau diluar wilayah Negara Republik Indonesia dan kejahatan tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia.

Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang, maka disepakati bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan tindak pidana pencucian uang perlu dikenai pidana penjara ditambah dengan denda yang cukup berat.

(54)

Dalam rangka mencegah clan memberantas tinclak pidana pencucian uang, maka dalam Rancangan Undang-undang ini telah disepakati pula untuk dibentuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang merupakan lembaga independen dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

Fraksi Partai Golkar berpenclapat bahwa PPATK mempunyai peranan yang penting clan sfrategis dalam rangka turut menciptakan Negara Republik Indonesia yang bebas dari korupsi, kolusi clan nepotisme (KKN) terutama tinclak pidana pencucian uang. Karena itu dalam menjalankan tugasnya PPATK tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun dan perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai

Fraksi Partai Golkar mengharapkan agar PPATK clalam menjalankan fungsi dan tugasnya senantiasa mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain. Menurut pandangan Fraksi Partai Golkar bahwa Rancangan Undang unclang ini telah menampung aspirasi masyarakat baik masyarakat clalam negeri maupun masyarakat intemasional. Diminta perhatian Pemerintah untuk melaksanakan semua ketentuan yang telah disepakati dalam pembahasan Rancangan Unclang-unclang ini.

Berdasarkan panclangan clan pendapat sebagaimana dikemukakan di atas, maka Fraksi Partai Golkar menerima dan menyetujui Rancangan Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Piclana Pencucian Dang untuk disahkan menjadi Undang-undang.

(55)

Yth. Saudara Pimpinan Rapat Paripurna;

Yth. Saudara Menteri Kehakiman dan HAM yang mewakili Pemerintah.

Suksesnya pembahasan Rancangan Undang-Undang ini antara lain karena adanya sumbangan pernikiran yang berharga dari para pakar dan usaha yang sungguh-sungguh dari Fraksi-fraksi di DPR-RI bersama dengan Pemerintah.

Oleh karena itu pada kesempatan ini Fraksi Partai Golkar rnenyarnpaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besamya kepada Pemerintah, Fraksi-fraksi dan Sekretariat Jenderal DPR-RI serta semua pihak iainnya atas segala usaha dan bantuan yang diberikan dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Pernberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu' alaikurn Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 25 Maret 2002

(56)

DEWAN PERWAKILANRAKYAT REPUBIJKINDONESIA

[II

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

MPR/DPR- RI -RI, NUSANTARA I. JL. JEND. GATOT SUBROTO,JAKATA 10270 (021)575-5561- 575 5562-575- -5497-575- 5498-575-5487-575-5488

e-mail: selfppp@dpr.go.id

PENDAPAT AKH1R

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DPR-RI TERHADAP

RUU TlNDAK PIDANA PENCUCIAN VANG

Disampaikan oleh: Drs. H.A. Chozin Chumaidy (A-32),

Pada Rapat Paripurna DPR-RI, Senin 25 Maret 2002, di Gedung Nusantara I, DPR-RI, Senayan Jakarta.

Assalamu 'alaikum Wr.Wb_

Yang Terhormat Pimpinan Sidang,

Yang Terhormat Menteri Kehakiman dan HAM, Sidang Dewan yang Kami Hormati.

Puji syukur kita persembahkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan qudrat dan irodat-Nya pada hari ini, Senin, 25 Maret 2002 kita dapat hadir bersama untuk mengikuti Rapat Paripuma DPR-RI sebagai tahap akhir dari pembahasan RUU Tindak Pidana Pencucian Uang untuk mendengarkan pendapat akhir masing-masing fraksi.

(57)

Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar l\faharrnnad

SA\V,

kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta kita semua yang tetap istiqomah mengikuti jejak langkah sunnahnya.

Selanjutnya kami sampaikan terima kasih kepada Pimpinan Sidang yang telah memberikan kesempatan kepada FPPP DPR-RI untuk menyampaikan pendapat akhir fraksi. Sebagaimana kita ketahui bahwa Rancangan Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang telah disampaikan oleh pemerintah pada tanggal lama ditunggu oleh Bangsa Indonesia dan masyarakat dunia sebagai upaya bersama untuk memerangi kejahatan internasional.

Yang Terhormat Pimpinan Sidang,

Yang Terhormat Menteri Kehakiman dan HAM, Sidang Dewan yang Kami Hormati.

Adalah sebuah realitas politik bahwa dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, tata hubungan ekonomi dan perdagangan internasional telah mengarah pada terbentuknya suatu komunitas masyarakat dunia yang saling interdependensi.

Indonesia sebagai bagian dari komunitas masyarakat dunia tentunya tidak dapat menghindarkan dan melepaskan diri dari tatanan pergaulan dunia tersebut. Bahkan dalam pergurnulan dan interaksi masyarakat dunia, Indonesia hams tetap tegak, kokoh berdiri menjaga martabat bangsa serta kedaulatan negara, baik kedaulatan politik maupun kedaulatan ekonomi.

(58)

Akan tetapi melihat posisi strategis dan letak geografis negara Republik: Indonesia yang berada diantara Benua Asia dan Australia, serta antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadikan Indonesia disatu sisi sangat kondusif I mudah untuk ikut dalam perdagangan intemasional, akan tetapi disisi lain juga sangat mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjadik:an Indonesia sebagai lahan I areal melakukan tindak pidana atau kejahatan Intemasional, seperti perdagangan gelap narkotika, penyelundupan, perjudian, korupsi, perdagangan senjata gelap dan kejahatan "kerah putih" lainnya. Dengan kata lain dengan posisi geografis yang strategis, Indonesia dapat mernairikan peran dalam tata pergaulan dunia, khususnya dalam perdagangan internasional, akan tetapi dapat pula Indonesia justru dimainkan oleh negara lain, dengan menjadikan Indonesia sebagai sasaran kejahatan pencucian uang dengan menyembunyikan dan menyamarkan asal usul hasil kejahatan kedalam system keuangan (financial system).

Yang Terhormat Pimpinan Sidang,

Yang Terhormat Menteri Kehakiman dan HAM, Sidang Dewan yang Kami Hormati.

Adanya Undang-undang Tindal( Pidana Pencucian Dang merupakan bukti tekad dan sikap politik: bangsa Indonesia terhadap kejahatan pencucian uang. Jelas dan gamblang bahwa harta kekayaan yang diperoleh dari kejahatan adalah merupakan "uang haram" yang tidak boleh "dicuci" melalui penyedia jasa keuangan dengan menyamarkan atau menyembunyikan asal-usul harta kekayaan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Konsistensi dalam informasi merupakan ketetapan berita yang diterima oleh seseorang atau organisasi sesuai dengan sumber aslinya. Konsistensi informasi tentang

Suatu wadah untuk mengembangkan kapasitas, serta ilmu dalam bidang Bimbingan dan Konseling agar mampu mempersiapkan diri untuk menjadi konselor yang berkompeten dan

 Exit Permit Atau Izin Berangkat Ke Luar Negeri adalah izin yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia pemegang paspor Republik Indonesia yang akan

Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini yaitu sebagai berikut: Keadaan Ekonomi Global termasuk Indonesia yang pada tahun 2016 mengalami perlemahan

Kemudian pemain pertama mulai menebak kartu yang dimiliki oleh pemain lain dengan cara membuat kalimat dalam bentuk Perfekt sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Barat Percentage Population Aged 10 Years and Over Who

Dari hasil pembahasan mengenai analisis penerapan penyusutan aset tetap menurut PSAK No.16 dan UU Perpajakkan pada CV Surya Sembada bisa ditarik kesimpulan bahwa