• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN

Roy Sumaryono

STIE Mahardhika Jl. Dukuh Menanggal 42A Surabaya

ABSTRACT

Food and beverage sector has increased the demand on the fasting month and Lebaran, to anticipate manufacturers increase the number of distribution of two to three times that of normal conditions. Increased demand occurs from year to year and the stability of product prices caused by food or raw material prices were relatively stable. Demand food and drink is dominated by products in the packaging, with this increase encouraging industry turnover rose to 60% of the total turnover of the year.

Keywords: demand, supply and customer satisfaction

ABSTRAK

Sektor makanan dan minuman mengalami peningkatan permintaan pada bulan puasa dan Lebaran, untuk mengantisipasinya produsen menambah jumlah distribusi dua sampai tiga kali lipat dari kondisi normal. Peningkatan permintaan ini terjadi dari tahun ke tahun dan stabilitas harga produk disebabkan oleh harga pangan atau bahan baku yang relative stabil. Permintaan makanan dan minuman di dominasi oleh produk-produk dalam kemasan, dengan peningkatan ini mendorong omzet industri naik sampai 60 % dari total omzet satu tahun.

Kata kunci: permintaan, penawaran dan kepuasan pelanggan

LATAR BELAKANG

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Untuk barang normal, pada harga yang sama bertambahnya pendapatan konsumen dan meratanya pendapatan bias menyebabkan meningkatnya permintaan. Dengan demikian, kurva permintaan barang yang arahnya negative ini akan bergeser kekanan, dengan syarat ceteris paribus. Ada dua faktor yang menyebabkan

barang-barang seperti itu,

permintaannya akan mengalami kenaikan jika pendapatan konsumen bertambah, yaitu : pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang-barang dan konsumen dapat menukar konsumsinya dari barang yang kurang baik mutunya ke barang-barang yang lebih baik. Pertambahan jumlah

penduduk juga menyebabkan

bertambahnya permintaan, akan tetapi biasanya pertambahan penduduk akan diikuti oleh perkembangan dalam

kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih banyak orang yang menerima pendapatan, sehingga menambah daya beli masyarakat, penambahan ini akan menambah jumlah permintaan.

HASIL

Pada bulan puasa dan lebaran permintaan terhadap produk bahan pokok, minuman dan makanan meningkat akibat perubahan pola konsumsi masyarakat, dimana terjadi peningkatan permintaan rata-rata sekitar 200-500 %. Peningkatan permintaan ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu : budaya mengada-adakan menu makanan dan minuman, buka puasa bersama, sahur bersama dan menjelang lebaran mendapatkan tambahan pendapatan berupa THR, kemudian muncullah pola konsumsi menu yang diluar dari biasanya, seperti : kolak, sirup, kue, aneka panganan, aneka minuman dan buah. Permintaan terhadap makanan dan minuman ini dipengaruhi juga oleh harga barang, harga barang lain,

(2)

pendapatan, selera, jumlah penduduk, ekspektasi harga dan promosi.

Di bulan ini terjadi tidak berlakunya hukum permintaan, yaitu jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, begitu pula dengan hokum penawaran yaitu jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan

anggapan ceteris paribus, karena dalam situasi ini terjadi peningkatan permintaan masyarakat terhadap suatu produk namun tidak diikuti terjadinya kenaikan harga, meskipun tidak terjadi kenaikan harga, produsen tetap menaikkan jumlah supply ke pasar. Sebagai contoh adalah pada produk air mineral kemasan 240 ml (gelas), jumlah demand dan supply-nya terjadi peningkatan meskipun harganya cenderung tetap, adapun kurva permintaan dan penawarannya sebagai berikut: 0 Q1 Q2 P1 P Q S1 S2 D2 D1 A B Gambar 1.1

Perubahan Kurva Permintaan dan Penawaran P2 Q3 S3 D3 C Gambar 1. menerangkan adanya peningkatan permintaan dan penawaran, dimana kurva permintaan dan penawaran bergeser ke arah kanan sehingga keseimbangan P dan Q berubah pula. Harga keseimbangan tetap, Q keseimbangan bertambah dan harga tetap yaitu OP1. Keseimbangan harga bergeser dari titik A ke titik B. Jika peningkatan permintaan dan penawaran tidak mempengaruhi kenaikan harga, kapan akan terjadi kenaikan harga ?

Jika terjadi perubahan pada biaya faktor-faktor produksi atau semua

beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan suatu barang sampai barang tersebut siap di konsumsi oleh konsumen karena produksi adalah proses input menjadi output. Dalam gambar 1.1, perubahan permintaan karena peningkatan faktor-faktor produksi yang mengakibatkan harga naik (P2) adalah S3 dan penawarannya adalah D3, sehingga mengakibatkan pergeseran Q1 menjadi Q3 dan keseimbangan bergeser ke titik C, perubahan permintaan, penawaran dan harga akan mempengaruhi quantity. Gambar 1. Perubahan Kurva Permintaan dan Penawaran

(3)

0

P

Q

S1

S2

D2

D1

Gambar 1.2

Perubahan Kurva Permintaan dan Penawaran

S3

D3

E3 E5 E4 E2 E1 E6 E7 E8 E9 Q1 P1 Q2 Q3 P2 P3 P4 Q4 Q5 P5 Q6 P6 Q7 P7 P8

Pada bulan puasa dan lebaran ini terjadi elastic sempurna dimana berapapun jumlah permintaan dan penawaran tidak akan mempengaruhi harga air mineral kemasan, disamping itu elastisitas ini dipengaruhi pula adanya barang substitusi yang kualitasnya relative sama dan harganya lebih rendah.

Gambar 2. menjelaskan kondisi permintaan dan penawaran pada bulan puasa dan lebaran terjadi elastisitas, pada kondisi S1 D1 adalah E1, S1 D2 adalah E2, S1 D3 adalah E 3, S2 D1 adalah E4, S2 D2 adalah E5 S2 D3 adalah E6, S3 D1 adalah E7, S3 D2 adalah E8 dan S3 D3 adalah E9

Apakah peningkatan konsumsi terhadap makanan dan minuman kemasan pada bulan puasa dan lebaran secara terus menerus dapat menurunkan kepuasan konsumen ?

Peningkatan yang terus menerus dalam mengkonsumsi produk makanan dan minuman kemasan tidak secara terus menerus menambah kepuasan yang dinikmati konsumen yang mengkonsumsinya. Misalnya : apabila seseorang yang berbuka puasa mengkonsumsi air mineral kemasan 240 ml (air mineral kemasan gelas), maka akan memperoleh sejumlah kepuasan dari air mineral tersebut, jumlah kepuasan akan bertambah tinggi apabila dapat mengkonsumsi segelas lagi. Namun orang tersebut merasa sudah cukup mengkonsumsi air sampai 5 gelas, sehingga apabila ditambahkan lagi orang tersebut akan menolak dan sudah merasa puas mengkonsumsi air 5 gelas saja. Dengan demikian pada gelas keenam tambahan nilai guna adalah negatif, sehingga nilai guna total meminum 6 gelas adalah lebih rendah dari nilai guna yang diperoleh dari meminum 5 gelas.

(4)

Jumlah Air Kemasan Yang Dikonsumsi Nilai Guna Total Nilai Guna Marjinal 0 0 1 35 35 2 60 25 3 80 20 4 90 10 5 95 5 6 90 -5 7 80 -10 8 65 -15 9 45 -20 10 20 -25 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11

Nilai Guna Total

Nilai Guna Total -40 -20 0 20 40 1 3 5 7 9 11

Nilai Guna Marjinal

Nilai Guna Marjinal

Gambar 1.2

ContohNilaiGuna Total danNilaiGunaMarjinalKonsumsi Air MinumKemasan

Mengapa nilai guna total menurun setelah mengkonsumsi 5 gelas ?

Setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya, dari kurva nilai guna total diatas, bahwa awalnya kurva nilai guna total menaik, yang berarti kalau jumlah konsumsi air mineral kemasan bertambah, maka nilai guna total bertambah tinggi, kurva guna marjinal tersebut mulai menurun pada waktu konsumsi melebihi 5 gelas sehingga tingkat kepuasan maksimum konsumen adalah pada gelas ke-5

.

Bagaimanakah cara memaksimalkan nilai guna ?

Pada masa puasa dan lebaran konsumsi tidak hanya pada air minum saja, namun juga konsumen akan

mengkonsumsi barang-barang lain yang jarang dikonsumsi pada masa lain, misalnya : biscuit kemasan, kurma dan lain-lain. Hal ini membuat rumit untuk menentukan komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari harga-harga berbagai barang. Karena perbedaan harga, maka setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

Misal :untuk keperluan lebaran konsumen membeli biscuit kemasan selain air mineral kemasan dan harganya masing-masing Rp60,000 dan Rp 12,000. Tambahan satu unit biscuit kemasan akan memberikan nilai guna marjinal sebanyak 25 dan tambahan satu Gambar 3. Contoh Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal Konsumsi Air Minum Kemasan

(5)

unit air mineral kemasan mempunyai nilai guna marjinal sebanyak 5. Jika uang konsumen sebesar Rp 60,000, maka orang tersebut dapat membeli 5 unit tambahan air mineral kemasan dan jika uang tersebut digunakan untuk membeli biscuit kemasan maka yang diperoleh hanya 1 unit.

Sehingga untuk memenuhi konsumsinya :

1. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang

dikonsumsinya apabila

perbandingan nilai guna marjinal berbagai barang adalah sama dengan perbandingan harga barang tersebut. Perbandingan harga air mineral kemasan dan biscuit kemasan adalah 12000:60000 atau 1:5, sehingga perbandingan nilai guna marjinal air mineral kemasan dan biscuit kemasan adalah 1:5 2. Seseorang akan memaksimumkan

nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsinya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang

dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi. Nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan biscuit kemasan adalah nilai guna marjinal/harga = 5/60000 = 1/12000 dan nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan air mineral kemasan adalah nilai guna marjinal/harga = 1/12000.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Dr. SigitSardjono, M Ec, 2009, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Tiga N, Surabaya

Sadono Sukirno, 2009, Mikro Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo Perkasa Dominick Salvatore, Theory and

Problems of: Microeconomic Theory, International Editions, Schaum’s Outline Editions, 199 Walter Nicholson, Mikroekonomi

Intermediate dan Aplikasinya,

Edisi Kelima, Jilid Satu, Alih Bahasa Agus Maulana, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995

(6)

Gambar

Gambar 1. Perubahan Kurva Permintaan dan Penawaran
Gambar  2.  menjelaskan  kondisi permintaan dan penawaran pada  bulan  puasa  dan  lebaran  terjadi  elastisitas,  pada  kondisi  S1  D1  adalah  E1, S1 D2 adalah E2, S1 D3 adalah E 3,  S2  D1  adalah  E4,  S2  D2  adalah  E5  S2  D3 adalah E6, S3 D1 adala

Referensi

Dokumen terkait

2) Dikatakan hukum permintaan ketika semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin

“apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang ditawarkan produsen akan bertambah dan sebaliknya, apabila harga suatu barang atau jasa turun, maka jumlah yang

Sebaliknya, apabila harga dari barang atau jasa lain yang berkaitan (bukan X) naik/turun, sedangkan kuantitas permintaan terhadap barang atau jasa X turun/naik

harga naik maka jumlah barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang diminta naik, sehingga grafik fungsi

Berdasarkan prinsip ekonomi, jika harga barang naik maka permintaan akan turun, jika permintaan turun maka secara automatis perusahaan akan rugi dan jumlah produksi juga akan

• sebaliknya jika harga suatu barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah, cetiris peribus.. cetiris peribus: akan berlaku dengan asumsi faktor lain di luar

Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang

Jika harga barang turun maka jumlah permintaan akan barang tersebut tetap.. Jika harga barang turun maka jumlah permintaan akan barang