• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP EFEKTIVITAS E-LEARNING SEBAGAI WEB ENHANCED COURSE PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP EFEKTIVITAS E-LEARNING SEBAGAI WEB ENHANCED COURSE PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANJARMASIN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

EFEKTIVITAS E-LEARNING

SEBAGAI WEB ENHANCED COURSE PADA

PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANJARMASIN

Ferra Maryana Penta Lestarini Budiati eya_stienas@yahoo.com

STIE NASIONAL BANJARMASIN Abstract,

This study aimed to give empirical evidences about the effect of demographic factors to e-learning effectiveness as web enhanced course. The dependent variable is e-learning effectiveness as web enhanced course and the independent variables are studies program, gender, age, status, and region.

The population in this study are in private collage student (STIE Nasional) in Banjarmasin. The data get from the experiment to accounting and management students in 2 x 8 x 3 experiment design. The samples technique use purposive sampling with 120 accounting students and 120 management students.

The study give the empirical evidences that partially only studies programs and gender which had effect on e-learning effectiveness. It happened because in STIE Nasional Banjarmasin, accounting students used e-learning more than management students, so they had more experienced in e-learning. Gender has effect on e-learning effectiveness because man had more interested in technology than woman. Simultaneously, the demographic factors had effect to e-learning effectiveness. It shows that if all of demographic factors combined in someone, that will give effect to e-learning effectiveness. Keywords: demographic factors, effectiveness, e-learning, problem solving, experiment Abstrak,

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris apakah faktor demografi memiliki pengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhaced course. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efektifitas e-learning sebagai web enhanced course dan variabel independen adalah faktor demografi yang terdiri dari program studi, gender, umur, status mahasiswa, dan asal daerah.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta (STIE Nasional) di Banjarmasin. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari hasil eksperimen yang dilakukan terhadap mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen perguruan tinggi swasta di Banjarmasin dengan desain 2 x 8 x 3. Sampel diambil dengan menggunakan purposive sampling dan yang memenuhi kriteria pemilihan

(2)

2

sampel sebanyak 120 mahasiswa jurusan akuntansi dan 120 mahasiswa jurusan manajemen.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial hanya program studi (tingkat signifikansi 0,000) dan gender (tingkat signifikansi 0,006) yang berpengaruh terhadap efektivitas e-learning. Hal ini dapat terjadi karena di STIE Nasional Banjarmasin mahasiswa akuntansi lebih banyak menggunakan e-learning dibandingkan mahasiswa manajemen sehingga mahasiswa akuntansi memiliki pengalaman menggunakan e-learning lebih banyak dibandingkan mahasiswa manajemen. Sementara gender memiliki pengaruh karena laki-laki memiliki minat yang lebih tinggi dalam menggunakan teknologi dibandingkan perempuan. Sementara secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap efektivitas e-learning Hal ini berarti secara empiris dibuktikan jika seluruh variabel demografi digabungkan dalam diri seseorang, maka memberikan pengaruh terhadap efektivitas e-learning.

Kata Kunci: faktor demografi, efektivitas, e-learning, problem solving, eksperimen

Penggunaan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran saat ini sudah banyak digunakan bahkan sejak anak-anak memasuki Sekolah Dasar. Murid sekolah dasar sudah dibekali mata pelajaran TIK, selain itu untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka sudah dibekali bagaimana melakukan searching bahan yang mereka perlukan di internet melalui berbagai portal. Anak-anak zaman sekarang bahkan sejak usia dini (balita) sudah mahir menggunakan berbagai gadget, paling tidak untuk bermain game baik online maupun tidak.

Penggunaan e-learning di pulau Jawa sebagai pusat pendidikan di Indonesia sudah merupakan keharusan, apalagi mengingat kurikulum pendidikan saat ini

berbasis kompetensi dan berbasis karakter. Proses transfer pengetahuan tidak lagi selalu dilakukan melalui tatap muka langsung, akan tetapi juga dilakukan melalui jarak jauh menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi.

Bagi mahasiswa di perguruan tinggi swasta yang sebagian sudah bekerja, waktu tatap muka dengan dosen secara langsung kerap menjadi kendala. Untuk mengerjakan tugas kuliah pun terkendala dengan waktu yang harus mereka bagi antara kuliah dan pekerjaan mereka. Penggunaan e-learning akan membantu mereka mengatasi kendala tersebut.

Sementara di luar pulau Jawa penggunaan e-learning sebagai metode pembelajaran masih terbatas. Tidak semua

(3)

3 dosen dan mata kuliah pada suatu perguruan tinggi menggunakan e-learning. Hal ini antara lain disebabkan karena beberapa mata kuliah dianggap tidak efektif jika dilaksanakan menggunakan e-learning sebagai solving problem. Selain itu keterbatasan fasilitas di perguruan tinggi dan fasilitas yang dimiliki mahasiswa juga menjadi kendala penggunaan e-learning. Hal ini makin dirasakan bagi mahasiswa yang berasal dari kota kecil atau pedesaan yang kurang memiliki akses internet.

Perguruan tinggi swasta di Banjarmasin sudah menggunakan fasilitas hot spot area di kampus masing-masing untuk mempermudah pelaksanaan proses belajar mengajar, juga untuk penerapan e-learning. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan, penerapan e-learning di Banjarmasin sebagian besar sebagai web enhanced course, yaitu pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara

sumber lain.Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Akan tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan e-learning pada perguruan tinggi swasta di Banjarmasin masih belum diketahui. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian dengan melakukan quasi eksperimen untuk mengetahui apakah faktor demografi yaitu program studi, gender, umur, status mahasiswa dan asal daerah berpengaruh terhadap efektifitas e learning sebagai web enhanced course pada perguruan tinggi swasta di Banjarmasin.Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah faktor demografi memiliki pengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course pada perguruan tinggi swasta di Banjarmasin? Sementara

(4)

4 hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H1: Program studi berpengaruh terhadap efektivitas e-learning

H2: Gender berpengaruh terhadap efektivitas e-learning

H3: Umur berpengaruh terhadap efektivitas e-learning

H4: Status mahasiswa berpengaruh terhadap efektivitas e-learning H5: Asal daerah berpengaruh terhadap

efektivitas e-learning

H6: Gender, umur, status mahasiswa, program studi dan asal daerah secara simultan berpengaruh terhadap efektivitas e-learning

Terdapat beberapa penelitian yang menguji pengaruh faktor demografi terhadap efektivitas e-learning. Penelitian yang dilakukan oleh Islam, et al (2011) menguji faktor demografi yaitu gender, umur, status mahasiswa, program studi, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan dan pengalaman kerja terhadap efektivitas e-learning. Hasilnya menyebutkan bahwa umur, program studi dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap efektivitas e-learning.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rodgers (2008) menyebutkan bahwa gender, asal daerah (mahasiswa perantauan atau bukan), umur, ras, dan tingkat ekonomi berpengaruh terhadap upaya mahasiswa dalam pembelajaran e-learning dan hasil yang mereka peroleh.

Horton (2003) menyebutkan:

E-learning adalah segala

pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. E-learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik, terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang memiliki berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi digital dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan terdistribusi.

Cisco (2001) menjelaskan filosofis learning sebagai berikut: Pertama,

e-learning merupakan penyampaian

(5)

5 pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapatmemperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

Haughey dan Anderson (1998) berpendapat tentang pengembangan

e-learning. Menurutnya ada tiga

kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yangmana peserta didik dan pengajar

sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar,sesama peserta didik, anggota

(6)

6 kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Metode pembelajaran menggunakan e-learning saat ini sudah banyak digunakan termasuk di Banjarmasin. Akan tetapi faktor yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran tersebut belum diketahui. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh faktor demografi terhadap efektivitas e-learning.

Menurut Popham (2003:

7),”efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa

tertentu, di dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.”

Dunne (1996: 12) berpendapat bahwa “efektivitas pembelajaran memiliki dua karakteristik. Karakteristik pertama ialah memudahkan murid belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kedua, bahwa keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor atau murid sendiri”.

METODE

Penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis dengan desain quasi eksperimen 2 x 8 x 3 sebagai berikut:

(7)

7 Tabel 1. Desain Eksperimen

Umur

Akuntansi Manajemen

Pria Wanita Pria Wanita

Kary Mhs murni Kary Mhs murni Kary Mhs murni Kary Mhs murni D L D L D L D L D L D L D L D L < 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 25-35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 >35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Sumber: Justifikasi Penulis

Pertama-tama mahasiswa akan dibagi menjadi 2 kelompok jurusan yaitu akuntansi dan manajemen. Masing-masing kelompok terdiri dari pria dan wanita yang berumur <25 tahun, 25-35 tahun, dan >35 tahun; mahasiswa murni atau karyawan, berasal dari kota Banjarmasin atau luar daerah (perantauan). Setiap kelompok akan diberi treatment yang sama.

Mereka akan diberikan daftar pertanyaan sebelum memperoleh pelajaran (pretest), kemudian mereka akan mencari bahan yang sesuai dengan daftar pertanyaan yang sudah mereka jawab sebelumnya. Setelah itu mereka akan kembali menjawab pertanyaan tersebut (posttest). Mahasiswa yang memperoleh nilai antara 0 sampai dengan 50 diberi skor 1, 51-60 diberi skor 2, 61-80 diberi skor 3 dan > 80 diberi skor 4.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Banjarmasin. Sementara sampel yang digunakan sebanyak 240 mahasiswa dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jurusan akuntansi atau manajemen b. Pria atau wanita

c. Berumur < 25 tahun, antara 25-35 tahun atau >35 tahun.

d. Berstatus karyawan atau mahasiswa murni

e. Berasal dari Banjarmasin atau Luar kota Banjarmasin (perantauan)

Berdasarkan kerangka pemikiran, variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut :

(1) Variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel lainnya (variabel independen).

(8)

8 Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor demografi

(2) Variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efektivitas e-learning.

Definisi Operasional Variabel a) Faktor Demografi

Yaitu karakteristik mahasiswa yang terdiri dari program studi, gender, umur, status mahasiswa, dan asal daerah (dari Banjarmasin atau perantauan)

b) Efektivitas e-learning

Efektivitas e-learning yaitu hasil belajar berupa kemampuan kognitif mahasiswa. Hasil dilihat dari nilai mahasiswa yaitu kemampuan menjawab pertanyaan dengan benar.

1. Metode Analisis Data a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 5. Persamaan regresi yang digunakan yaitu: Hipotesis 1, Y = a + b1X1 + e Hipotesis 2, Y = a + b2X2 + e Hipotesis 3, Y = a + b3X2 + e Hipotesis 4, Y = a + b4X4 + e Hipotesis 5, Y = a + b5X5 + e Di mana: Y = efektivitas e-learning X1 = program studi X2 = gender X3 = umur X4 =status mahasiswa X5 =asal daerah e = error term

b. Analisis Regresi Berganda

Tujuan dilakukannya regresi berganda adalah untuk mengukur pengaruh variable independen terhadap variable dependen secara bersama-sama (simultan). Analisis regresi berganda pada penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis 6. Persamaan yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5X5 + e

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai collinearity dari masing-masing variabel. Berikut hasil uji validitas:

(9)

9 Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Variabel Collinearity Program studi 0,963 Gender 0,993 Umur 0,797 Status 0,782 Asal daerah 0,906

Sumber: Diolah oleh penulis dari hasil SPSS

Berdasarkan hasil uji validitas di atas terlihat bahwa nilai collinearity setiap variabel > 0,6. Hal ini berarti semua variabel valid.

1. Uji Normalitas

Hasil Uji normalitas data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Tabel 3 Uji Normalitas Data

Program

Studi Gender Umur Status

Asal Daerah E-Learning N 240 240 240 240 240 240 Normal Parameters(a ,b) Mean 1.5000 1.5000 2.0000 1.5000 1.5000 3.0125 Std. Deviation .50104 .50104 .81820 .50104 .50104 .68138 Most Extreme Differences Absolute .341 .341 .223 .341 .341 .270 Positive .341 .341 .223 .341 .341 .270 Negative -.341 -.341 -.223 -.341 -.341 -.268 Kolmogorov-Smirnov Z 5.280 5.280 3.447 5.280 5.280 4.180

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Diolah oleh penulis dari hasil SPSS

Berdasarkan hasil uji normalitas data, seluruh data berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi setiap variabel sebesar 0,000.

2. Uji Autokorelasi

Berikut hasil uji Durbin-Watson:

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Model R Durbin-watson R Square Change 1 0,348 1,171

Sumber: Diolah oleh penulis dari hasil SPSS

(10)

10 Uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,903 yang berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kelompok.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linear untuk hipotesis

1 sampai dengan 5. Sementara untuk hipotesis 6 digunakan regresi linear berganda. Berikut hasil regresi baik untuk hipotesis yang bersifat parsial (hipotesis 1 sampai dengan 5) dan yang bersifat simultan (hipotesis 6).

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis

Variabel Koefisien

Regresi Nilai t Sig.

Korelasi Parsial Konstanta 3,303 11,966 0,000 0,000 Program Studi -0,337 -3,972 0,000 0,000 Gender 0,234 2,791 0,006 0,006 Umur 0,109 1,910 0,057 0,247 Status -0,207 -2,196 0,029 0,072 Asal Daerah -0,029 -0,326 0,745 0,777 Multiple R = 0,348 R Square = 0,121 Sig. F = 0,000 n = 240

Sumber: Diolah oleh penulis dari hasil SPSS

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana, dapat disimpulkan bahwa secara parsial hanya program studi dan gender yang memiliki pengaruh terhadap efektivitas e-learning dengan tingkat signifikansi 0,000 dan 0,006 sementara, umur, status mahasiswa dan asal mahasiswa tidak berpengaruh terhadap efektivitas e-learning dengan tingkat signifikansi >0,005. Hal ini berarti hipotesis 1dan 2 diterima sedangkan hipotesis 3, 4 dan 5 ditolak. Sementara

secara simultan seluruh variabel berpengaruh terhadap efektivitas e-learning dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti hipotesis 6 diterima.

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana, dapat disimpulkan bahwa secara parsial hanya program studi yang memiliki pengaruh terhadap efektivitas e-learning dengan tingkat signifikansi 0,000 dan

(11)

11 gender dengan tingkat signifikansi 0,006. Sementara umur, status mahasiswa dan asal daerah mahasiswa tidak berpengaruh terhadap efektivitas e-learning dengan tingkat signifikansi > 0,05. Hal ini berarti hipotesis 1 dan 2 diterima sedangkan hipotesis 3, 4 dan 5 ditolak.

Secara parsial program studi berpengaruh terhadap efektivitas e-learning (dalam penelitian ini program studi akuntansi dan manajemen). Hal ini dapat terjadi karena di mahasiswa STIE Nasional Banjarmasin yang menjadi subyek penelitian, penerapan e-learning lebih banyak dilakukan oleh program studi akuntansi, terutama pada mahasiswa semester 5 ke atas dibandingkan program studi manajemen. Karena yang menjadi subyek adalah mahasiswa semester 5 ke atas untuk kedua program studi maka terdapat perbedaan pengalaman dalam menggunakan e-learning sebagai problem solving bagi mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen, maka hasil penelitian membuktikan secara empiris bahwa program studi memiliki pengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course (sebagai problem solving).

Sementara gender

(laki-laki/perempuan) juga berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas e-learning. Hal ini dapat terjadi karena secara laki-laki lebih menyukai hal-hal yang terkait dengan

penggunaan teknologi informasi

dibandingkan perempuan.

Umur (< 25 tahun, antara 25-35 tahun, >35 tahun), status mahasiswa (murni/karyawan) dan asal daerah (dalam kota Banjarmasin dan perantauan) masing-masing secara parsial tidak berpengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course. Hal ini dapat disebabkan karena di STIE Nasional Banjarmasin berapapun usianya, mahasiswa murni ataupun sudah bekerja dan berasal dari manapun mengalami pengalaman yang sama dalam menggunakan e-learning sebagai web enhanced course atau untuk solving problem.

Sementara secara simultan, seluruh variabel secara bersama-sama berpengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course. Hal ini berarti secara empiris dibuktikan jika seluruh variabel demografi digabungkan dalam diri seseorang, maka memberikan pengaruh terhadap efektivitas e-learning. Efektivitas

(12)

12 e-learning bagi laki-laki program studi akuntansi berusia kurang dari 25 tahun, murni mahasiswa, berasal dari kota Banjarmasin, akan berbeda dengan efektivitas e-learning bagi perempuan, program studi manajemen berusia > 35 tahun, karyawan, berasal dari luar kota Banjarmasin.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program studi dan gender secara parsial berpengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course sementara umur, status karyawan dan asal daerah secara parsial tidak berpengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course. Akan tetapi secara simultan seluruh variabel tersebut berpengaruh terhadap efektivitas e-learning sebagai web enhanced course dengan tingkat signifikansi 0,000.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan eksperimen. Hal ini menyebabkan hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasi jika dilakukan dengan subyek yang berbeda.

Saran

Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan metode yang lain, misalnya dengan membagikan kuesioner kepada para responden, agar hasil penelitian lebih dapat digeneralisasi. Selain itu jika tetap menggunakan eksperimen,

penelitian selanjutnya dapat

memperhatikan variabel yang menjadi intervening atau pemoderasi di antara kelima variabel yang ada.

Daftar Pustaka

Cisco. 2001. E-Learning: Combines

Communication, Education,

Information, and Training. http://ww.cisco.com/warp/public/10 /wwtraining/elearning. Tanggal download 15 Februari 2013

Dunne, Richard. 1996. Pembelajaran Efektif (Terjemahan). Jakarta: Grasindo

Haughey, M & Anderson, T, 1998.

Networked Learning: The

Pedagogy of the Internet. Montreal: Cheneliere/McGraw-Hill

Irwanti, Yowanita Dwi. 2011. Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran

(13)

13

Pembelajaran TIK Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar SiswaKelas XI Semester 1 Di SMA Negeri 1 Piyungan Bantul. Yogyakarta: UNY.

Islam, Md Aminul; Rahim, Noor Alisza Abdul; Liang, Tan Chee; dan Momtaz, Hasina. 2011. Effect of Demographic Factors on E-Learning Effectiveness in A Higher Learning Institution in Malaysia. International Education Studies Vol. 4, No. 1; February 2011.

Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan). Jakarta: Rineka Cipta.

Rodger, Timothy. 2008. Student Engagement in the E-Learning Process and the Impact on Their Grades. International. Journal of Cyber Society and Education Pages 143-156, Vol. 1, No. 2, March 2008

Gambar

Tabel 4.   Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

(1) Permohonan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 11 diumumkan oleh Direktorat Jenderal dengan cara menempatkannya pada

Pengaruh REO terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah, hal ini terjadi jika REO meningkat berarti telah terjadi peningkatan beban operasional dengan persentase

Based on the results of data processing from service quality questionnaire and Kano Model questionnaire, there are 11 strong attributes which means the listener's

6 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Kabupaten Sumba Tengah Dirinci Menurut Kecamatan dan Subsektor Tahun 2014 dan 2015 ...4..

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah membuat suatu sistem pemasangan iklan baris di internet yang mudah, efisien dan biaya murah dengan memanfaatkan

mandiri dalam pembuatan beberapa peralatan nuklir, maka dibuat sistem pencacah radiasi gamma dengan detektor sintilasi yang berbasiskan mikrokomputer dengan semua unit

Salah satu yang sedang gencar - gencarnya adalah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Ilmu Teknologi (IT), pada penelitian ini mengunakan Flash

Berbeda dengan interaksi antara ketidakpuasan kerja dan anchor materials diketahui tidak signifikan (p&gt;0,01) atau dapat diartikan anchor berupa self dalam