• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Nomer Statistik Sekolah) No , dan NPSN (Nomer Pokok. Sekolah Nasional) No diperoleh dari pemerintah pusat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Nomer Statistik Sekolah) No , dan NPSN (Nomer Pokok. Sekolah Nasional) No diperoleh dari pemerintah pusat."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

(Nomer Statistik Sekolah) No. 101032604022, dan NPSN (Nomer Pokok Sekolah Nasional) No. 20332425 diperoleh dari pemerintah pusat. Dengan mempunyai nomer-nomer tersebut berarti sekolah yang bersangkutan yaitu SD Kristen Kasimpar telah berstatus sekolah yayasan, dan sampai saat ini terakreditasi B.

Adapun visi dan misi SD Kristen Kasimpar adalah sebagai berikut: VISI : Keimanan dan ketaqwaan , bangkit , tumbuh , berkembang dan

inovatif. Misi :

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Komitmen dalam menjalankan tugas sesuai dengan kebijakan yang digariskan.

c. Menjalin hubungan yang sinergi dengan lingkungan sekitar. d. Meningkatkan SDM kependidikan.

e. Meningkatkan pelayanan

f. Menjadi suri tauladan dalam berperilaku

g. Membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur.

SD Kristen Kasimpar yang berdiri tahun 1946, saat ini memiliki 5 ruang kelas , satu ruang guru dan satu gedung perpustakaan.Tiga ruang kelas dalam kondisi baik demikian juga gedung perpustakaannya dalam kondisi baik sedang dua ruang kelas dan satu ruang guru dalam kondisi yang tidak layak digunakan (rusak). Tetapi sekarang semua kelas maupun ruang guru sudah dalam kondisi baik setelah adanya rehabilitasi ruang kelas rusak berat yang dilaksnakan pada bulan juni 2013 lalu.

Setelah mengadakan penelitian dengan metode observasi, siswa aktif yang terdaftar di dalam buku induk siswa berjumlah 44 anak yang terdiri dari

(2)

21 beragama Kristen dari Kasimpar 14 anak dan dari Kayupuring 7 anak. Sedangkan 23 yang beragama Islam dari Kasimpar 7 anak dan dari Kayupuring 16 anak. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel I

Daftar Siswa SD Kristen Kasimpar Tahun Ajaran 2013-2014

Kelas Asal Agama

Kasimpar Kayupuring Kristen Islam

I 2 3 2 3 II - 7 3 4 III 2 5 4 3 IV 5 3 4 4 V 4 4 3 5 VI 9 - 5 4 Jumlah 22 22 21 23

Melihat data pada tabel tersebut, bahwa antara siswa Islam dan Kristen hampir imbang yaitu 23 siswa Islam dan 21 siswa Kristen. Sebelum didirikannya SD Kecil Kasimpar rata-rata siswa yang sekolah di SD Kristen Kasimpar 40% Kristen dan 60% Islam.

Dalam suatu lembaga pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Faktor guru dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh

(3)

karena itu, guru harus bertanggungjawab terhadap siswanya dalam mengatur lingkungan dan membimbing aktivitas siswanya. Untuk mengetahui civitas akademik di SD Kristen Kasimpar dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II

Daftar Civitas Akademik SD Kristen Kasimpar

No. Jabatan Agama

1. Kepala sekolah Kristen

2. Guru kelas I-VI Kristen

3. Guru penjas Islam

4. Petugas perpus Islam

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas guru di SD Kristen Kasimpar beragam Kristen, karena guru kelas semua dipegang oleh guru Kristen, dan untuk guru agama dirangkap sekalian oleh guru kelas, yang berarti guru kelas mengajarakan pendidikan agama yaitu agama Kristen. Sebelum masuk di SD Kristen Kasimpar setiap guru khususnya yang beragama Kristen dibekali dengan pendidikan agama terlebih dahulu sehingga guru agama otomatis sebagai guru kelas.

Saat mengajarkan pendidikan agama di kelas seorang guru telah betul-betul memahami materi yang diajarkan walaupun bukan guru khusus agama. Karena adanya tuntutan guru kelas harus merangkap menjadi guru agama sehingga mau tidak mau harus mendalami materi agama yang akan diajarkan kepada murid-muridnya. Saat pembelajaran agama anak-anak sangat antusias

(4)

untuk mengikutinya. Tidak berbeda halnya dengan siswa muslim juga antusias untuk mengikuti pembelajaran agama walaupun agama yang diajarkan pendidikan agama Kristen. Saat itu materi agama yang diajarkan tentang kisah-kisah Nabi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak sangat senang kalau diajar cerita-cerita atau kisah-kisah Nabi, apalagi dengan anak SD masih suka mendengarkan cerita.

B. Kebijakan Pendidikan Agama di SD Kristen Kasimpar

Pendidikan agama di SD Kristen Kasimpar yaitu semua siswa diberikan agama Kristen, karena kebijakan pendidikan SD Kristen Kasimpar dari yayasan Kristen yang berarti pendidikan agama sesuai dengan yayasannya yang mengampu yaitu yayasan Kristen. Materi pendidikan Kristen dibuat oleh MGMP Kabupaten oleh guru-guru agama Kristen. Masalah pendidikan yang diajarkan misalnya pendidikan agama Kristen hanyalah sekedar ilmu bukan untuk mengkristenkan.

Siswa Islam misalnya memperoleh pendidikan agama Kristen hanya untuk pengetahuan atau pengalaman mereka bukan untuk tujuan mengkristenkan mereka. Semua itu tergantung dari didikan tauhid dari orang tua masing-masing. Dari pengalaman bertahun-tahun belum ada siswa Islam yang masuk agama Kristen karena sekolah di SD Kristen, semuanya kembali pada ketauhidan masing-masing.

Dengan penyamarataan dengan pemberian agama Kristen khususnya bagi siswa Islam, dari orang tua murid Islam juga sudah menyadari bahwa

(5)

pendidikan agama yang diberikan kepadanya anaknya di sekolah yaitu pendidikan agama Kristen. Seperti penuturan Ibu “SR” salah satu wali murid SD Kristen Kasimpar menuturkan bahwa:

“Saya sudah tahu kalau anak saya di sekolah diajar agama Kristen, yaa tidak apa-apa namanya saja sekolah Kristen pasti agamanya Kristen. Yang penting kalau sore mau mengaji”.

Dengan pemberian agama Kristen di sekolah setiap wali murid khususnya wali murid Islam sudah menyadarinya, yang terpenting bagi mereka pada saat di rumah anak-anak mau mengaji atau belajar agama di masjid. Karena pelajaran agama di sekolah hanya sebagai ilmu atau pengetahuan saja. Bagi orang tua hanya menginginkan anaknya belajar dengan baik, misalnya waktu di sekolah berarti waktunya menuntut ilmu, apabila di rumah berarti mengikuti ajaran yang diterapkan di rumah yaitu kembali kepada aqidahnya. Seperti penuturan Ibu “KH” salah satu wali murid SD Kristen Kasimpar menuturkan bahwa:

“Kalau anak di sekolah yaa biarkan menuntut ilmu tapi kalau sudah pulang yaa saatnya di rumah, pelajaran di sekolah misalnya diajarkan agama Kristen yaa jangan diingat-ingat sampai rumah, itu hanya pengetahuan saja.”

Tetapi kadang sampai rumah misalnya pulang sore anak tidak mau mengaji alasannya capai mau mengerjakan PR. Sehingga bagi orang tua harus ekstra hati-hati dalam membimbing akidah anaknya, karena dikhawatirkan aqidah anak akan melenceng. Walaupun belum ada kejadian siswa Islam masuk Kristen.

Untuk mendukung pelaksanaan pendidikan agama di SD Kristen Kasimpar yaitu terpenuhinya perangkatan pembelajaran yang digunakan.

(6)

Sebagaimana pernyataan Bapak “BA”, selaku kepala sekolah sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut:

“Tersedianya sarana prasarana yaitu buku-buku agama Kristen, KKG (Kelompok Kerja Guru) agama, yaitu pertemuan guru agama Kristen untuk membahas persoalan-persoalan materi pendidikan agama Kristen. Kurikulum dan lain-lain, seperti prota, promes, silabus. Dan juga alur pembelajaran, dengan melaksanakan pendidikan agama berdasarkan kurikulum dari pemerintah, dan didukung buku-buku yang sesuai dengan materi yang diajarkan.” Senada dengan yang dikatakan bapak “BA”, bapak “MA” memberikan pernyataan bahwa:

“Bahwa materi pendidikan agama berdasarkan kurikulum agama Kristen dari pemerintah yang mengeluarkan Kemenag. Sekolah tidak pernah membuat materi sendiri, materi semuanya diperoleh dari Kemenag yang dibuat oleh guru-guru agama Kristen. Semata-mata pengajaran pendidikan agama Kristen bagi anak Islam bukan untuk mengintervensi mereka untuk memeluk agama Kristen, tetapi hanya sebagai ilmu belaka.”

Pendidikan agama untuk satu minggunya ada dua kali pertemuan, yaitu pendidikan agama Kristen secara umum tentang akhlak, budi pekerti dan sebagainya, kemudian pemahaman Al-Kitab yang membahas tentang cerita-cerita nabi. Seperti pernyataan “IK” siswa kelas VI memberikan pernyataan bahwa:

“Dalam seminggu ada dua kali pertemuan untuk pendidikan agama, hari selasa yaitu pendidikan agama Kristen secara umum, kemudian untuk hari kamis yaitu pemahaman Al-Kitab yang biasanya membahas tentang cerita-cerita nabi”.

Tetapi dalam prakteknya tidak sesuai dengan jadwal yang tertera kadang dalam satu minggu tersebut tidak ada mata pelajaran agama karena terpotong dengan mata pelajaran yang lain. Seperti yang diutarakan Bapak “BA”, sebagai berikut:

(7)

“Biasanya dalam satu minggu tidak ada mata pelajaran agama karena dalam pengelolaan pembelajaran kurang sistematis yaitu dalam manajemen waktu.”

Dengan tidak adannya pembagian waktu yang sistematis menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama. Seperti yang diutarakan Bapak “BA”, sebagai berikut:

“Kendala yang biasa dihadapi yaitu tidak teraturnya jam pelajaran misal matematika jam 1-2 tapi kenyataannya molor sampai jam ke-3, jadi sudah saatnya ganti pelajaran tetapi belum, akibatnya pelajaran yang seterusnya akan tertinggal.”

Untuk mengantisipasi dengan adanya waktu yang kurang sistematis, walaupun sudah ada jadwal yang tertera, dalam pembelajaran agama ini diajarkan secara integral atau dikaitkan dengan pelajaran yang lain sesuai kurikulum 2013 yang dipakai saat ini. Seperti penuturan Bapak “MA” dalam transkrip wawancara berikut ini:

“Untuk jam pelajaran agama kadang-kadang diajarkan karena misalnya di dalam pelajaran PKn menyinggung masalah kerukunan tetangga secara tidak langsung juga dikaitkan dengan pembelajaran agama secara integral, karena guru kelas merupakan guru agama.”

Selain adanya waktu yang kurang sistematis juga banyaknya kegiatan baik siswa maupun guru sehingga pelajaran kebanyakan juga terpotong, terutama dalam pembelajaran agama. Seperti penuturan Bapak “MA” dalam transkrip wawancara berikut ini:

“Banyaknya kegiatan sehingga dapat memotong jam pelajaran. Baik kegiatan siswa maupun kegiatan guru dapat memotong jam pelajaran. Misalnya kegiatan siswa yaitu latihan pesta siaga, karena latihan pesta siaga dilaksanakan setelah istirahat jadi pelajaran setelah istirahat secara otomatis terpotong. Adapun untuk kegiatan guru misalnya ada rapat guru di dinas, jadi kelas yang ditinggalkan harus ada guru pengganti tapi biasanya guru yang menggantikan hanya semaunya sendiri hanya

(8)

diberi tugas saja yang penting anak tidak ribut, jadi pelajaran yang seharusnya dijelaskan akhirnya dilewati saja otomatis juga terpotong.” Selain dari kurangnya pemanajemenan waktu yang kurang sistematis juga kurangnya informasi dari pusat apabila terjadi suatu perubahan-perubahan sering tertinggal, misalnya perubahan buku ajar yang digunakan. Seperti yang diutarakan Bapak “BA”, selaku kepala sekolah sebagai berikut:

“perubahan-perubahan yang sering ketinggalan baik dalam perubahan materi maupun perubahan buku yang digunakan. Buku yang kurang memadai dikarenakan jangkauan dengan pusat terlalu jauh.”

Dilihat dari dua sisi tersebut yang menjadi kendala hanya masalah materi saja yang kurangnya pembagian waktu secara sistematis dan jauhnya jangkauan dengan pusat. Sebagaimana penuturan bapak “MA”, dalam transkrip wawancara sebagai berikut:

“Bahwa sebenarnya tidak ada kendala dalam pembelajaran agama, hanya masalahnya dalam pembagian waktu saja. Karena dari pihak sekolah tidak pernah mengintervensi anak, misalnya memaksa anak untuk mengikuti ajaran Kristen. Pemberian pelajaran agama Kristen hanya sebagai ilmu saja dengan tujuan hanya untuk mengisi nilai rapor. Orang tua juga memahami dengan kebijakan tersebut karena orang tua sudah menyadari bahwa di SD Kristen otomatis pelajaran agama yang diberikan agama Kristen sesuai dengan labelnya.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut berarti pendidikan agama semuanya memperoleh pendidikan agama Kristen, dan bagi siswa Islam tidak merasa keberatan apabila mendapatkan pendidikan agama Kristen. Seperti pernyataan siswa kelas VI yaitu “RE” sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut:

“Saya tidak keberatan apabila mendapatkan pendidikan agama Kristen, karena ingin mendapat ilmu dan tidak memandang agama walaupun berbeda asalkan rukun”.

(9)

Senada dengan yang dikatakan “RE”, “ER” memberikan pernyataan bahwa:

“Saya tidak keberatan apabila diajarkan agama Kristen, karena yang kami inginkan hanya mendapat nilai baik dan tidak membeda-bedakan agama lain dan kami tetap rukun.”

Berdasarkan pernyataan siswa bahwa siswa tidak keberatan apabila diajarkan agama Kristen karena pada dasarnya memang tidak ada guru selain guru Kristen. Jadi, semua guru kelas di SD Kristen Kasimpar beragama Kristen, karena guru kelas otomatis juga guru agama. Sehingga tidak mencari guru agama dari luar. Selain itu juga menjalani otonomi sekolah yang berada di bawah naungan yayasan Kristen. Seperti penuturan Bapak “BA”, dalam transkrip wawancara sebagai berikut:

“Pada dasarnya memang tidak ada usaha mencari guru Islam karena sekolah swasta berhak mengembangkan kswastaan dan itu diberi kebebasan dari atasan karena sesuai yayasan yang mengampunya yaitu yayasan Kristen jadi agama yang diajarkan adalah agama Kristen.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa siswa tidak membeda-bedakan agama atau memandang agama, yang siswa inginkan hanyalah hidup rukun dan bersatu. Kalau disesuaikan dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, Bab V Pasal 12 Ayat 2 menegaskan bahwa “Setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yag dianutnya dan diajarkan oleh pendidikan yang seagama”. Tetapi kenyataan di SD Kristen Kasimpar ini tidak sesuai undang-undang tersebut, karena berbagai kebijakan dan dengan alasan lain karena mengembangkan otonomi keswastaannya, di mana SD Kristen Kasimpar berada di bawah

(10)

naungan yayasan Kristen. Hal ini seperti yang dikatakan Bapak “BA” dalam kutipan wawancara berikut:

“SD Kristen Kasimpar menjalankan otonomi kswastaannya karena kebijakan dari UPT, otonomi sekolah tergantung dari yayasan yang mengelola. Kalau sekolah negeri sesuai ART/AD, secara otomatis sesuai dengan otonomi yang berlaku. Misalnya saja di sekolah NU yaa berarti mata pelajaran agama yang diajarkan pasti agama Islam, baik itu ada siswa Kristen maupun Konghucu. Karena pada dasarnya sesuai yayasan yang mengelola.”

Senada dengan yang dikatakan bapak “BA”, bapak “MA” memberikan pernyataan bahwa:

“SD Kristen Kasimpar menjalankan pendidikannya sesuai dengan ciri khas kswastaan yang diatur dalam GBHN salah satu pasalnya menyebutkan bahwa sekolah swasta berhak mengembangkan ciri khas kswastaannya. Dalam pembelajaran sifatnya bukan dogma tetapi hanya ilmu. Kurikulum yang digunakan dari menteri agama bekerjasama dengan BIMAS Kristen Protestan”.

Dalam pembelajaran sehari-hari biasanya ada toleransi bagi yang beragama Islam, misalnya hari Jumat pulang lebih awal jam 11 sudah pulang, agar yang muslim dapat menjalankan salat Jumat. Selain pada hari Jumat misalnya ada les atau jam tambahan diberi waktu setengah jam untuk salat zuhur dan makan. Seperti apa yang disampaikan oleh bapak “BA”, selaku kepala sekolah bahwa:

“Tetap ada toleransi untuk menjalankan ibadah, diberi kesempatan untuk ibadah, tetapi tergantung anaknya mau melaksanakan atau tidak. Kalau hari Jumat paling maksimal jam 11 sudah selesai.”

Untuk mengetahui jadwal kepulangan di SD Kristen Kasimpar dapat dilihat pada jadwal pelajaran berikut ini.

Tabel III

(11)

N o.

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1. 07.15-07.55 Upacara Matematik a Pend. Agama Matem atika IPA PJOK 2.

07.55-08.35 PKn Matematika AgamaPend. Matematika IPA PJOK 3.

08.35-09.15 PKn Matematika AgamaPend. IPA SBK PJOK 4.

09.15-09.30

Istirahat Istirahat Istiraha t Istiraha t Istirah at Istirah at 5. 09.30-10.10 B. Jawa IPS B. Indones ia IPA B. Indon esia PJOK 6. 10.10-10.50 B. Jawa IPS B. Indones ia B. Indones ia B. Indon esia KKG 7.

10.50-11.05 Istrirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat 8. 11.05-11.45 SBK PAK Mulok sek IPS KKG 9. 11.45-12.25 SBK PAK Mulok sek SBK KKG

Tetapi kebanyakan siswa misalnya ada les atau jam tambahan, waktu istirahatnya hanya digunakan untuk makan saja, karena dengan alasan waktunya mepet dan pak guru tidak menyuruh untuk sholat, sehingga siswa takut apabila ketinggalan lesnya, karena les biasanya dimulai jam dua tepat. Dan apabila akan melaksanakan sholat harus ke masjid warga yang jaraknnya jauh dengan sekolah, karena di sekolah tidak ada tempat untuk ibadaha. Hal ini seperti yang dikatakan “RE” berikut:

“Diberi kelonggaran waktu ibadah, biasanya hari Jumat jam sebelas sudah pulang. Tetapi misalnya les selesai pelajaran biasa jam dua belas, mulai les jam setengah satu sampai setengah dua, cuma diberi waktu makan tok. Misalnya mau sholat harus ke masjid, masjidnya jauh dari sini. Yaa kadang sholat dhuhur di rumah kalau gak malas”.

(12)

Senada dengan yang dikatakan “RE”, “IK” memberikan pernyataan bahwa:

“Iyaa kadang diberi waktu makan saja, tidak disuruh sholat dulu. Tapi pada saat pelajaran agama biasanya mengingatkan jangan lupa ibadahnya, bagi yang beragama muslim sholat lima waktu, cuma pada saat jam pelajaran agama saja”.

Dengan berpedoman bahwa usia anak SD masih harus memperoleh bimbingan, misalnya di sekolah berarti Bapak atau Ibu guru yang membimbing terutama dalam menjalankan ibadahnya. Mungkin pada saat pelajaran sudah sering disinggung, tetapi pada saat menjalankan tidak ada teguran atau suruhan untuk menjalankan, secara otomatis siswa tidak menjalankannya karena merasa tidak ada yang membimbing atau menyuruhnya. Ditambah dengan tempat ibadahnya jauh dengan sekolah.

C. Kebijakan Pendidikan Ekstrakurikuler di SD Kristen Kasimpar

Pendidikan ekstrakuruikuler merupakan upaya pemantapan, pengayaan, dan perbaikan nilai-nilai, norma serta pengembangan bakat, minat, dan kepribadian peserta didik. Akan tetapi, di SD Kristen Kasimpar tidak ada pendidikan ekstrakurikuler agama. Seperti penuturan “MM” siswa kelas VI, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut:

“Di sini tidak ada ekstrakurikuler agama, adanya renungan pagi setelah upacara setiap hari senin”.

Jadi, untuk meningkatkan keberagamaan siswa yaitu dengan diadakannya renungan pagi, dalam agama Islam biasa disebut kultum

(13)

(kuliyah tujuh menit) sebelum jam pelajaran. Sebagaimana penuturan ibu “RN” , sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut:

“Bahwa untuk ekstrakurikuler agama di SD Kristen Kasimpar memang tidak ada, untuk meningkatkan keberagamaan siswa selain memperoleh pendidikan agama selain pada saat jam pelajaran yaitu diadakan renungan bersama di setiap kelas sebelum mulai pelajaran ada renungan pagi. Selain itu hari senin pagi setelah upacara renungan bersama dari kelas I sampai kelas VI”.

Melalui renungan pagi inilah siswa dapat meningkatkan keberagamaannya atau dapat mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain juga untuk menumbuhkan semangat siswa dalam menuntut ilmu, karena renungan pagi ini dilsaksanakan sebelum jam pelajaran dimulai. Biasanya di sekolah negeri yang sudah maju diadakan ekstrakurikuler agama, tetpi di SD Kristen ini tidak ada. Berikut pernyataan Bapak “BA” sebagai kepala sekolah SD Kristen Kasimpar:

“Tidak ada ekstrakurikuler agama, karena yang umum saja waktunya tidak cukup, apalagi seperti agama sudah cukup jam pembelajarannya pada KBM. Selain itu karena pendidikan agama sebagai ilmu bukan sebagai keterampilan seperti pramuka atau olahraga, sehingga sudah menjadi pelajaran pokok. Didaftar penilaian rapor saja pendidikan agama berada ditingkat yang paling atas.”

Meskipun tidak ada ekstrakurikuler agama siswa tetap mengikuti renungan pagi yang sudah diadakan dari pihak sekolah. Setelah upacara siswa langsung menuju ruang kelas III dan IV yang biasa digunakan untuk renungan bersama. Salah satu dari beberapa guru memimpin renungan pagi yang diawali dengan do’a bersama, bagi siswa muslim pada saat berdoa hanya menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Renungan pagi itu

(14)

biasanya menceritakan kisah-kisan nabi terdahulu, seperti nabi Isa atau nabi Musa. Semua siswa mengikutinya dengan tenang sampai acara selesai.

D. Perayaan Hari Besar di SD Kristen Kasimpar

Selain diadakan renungan pagi, setiap setahun sekali ada perayaan natal bersama yang diadakan di sekolah. Perayaan natal tersebut sebagai ciri khas bahwa SD tersebut adalah SD Kristen.Seperti penuturan “KM” siswa kelas V, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut:

“Pada saat hari natal ada perayaan natal di sekolah, yaa saya ikut karena teman-teman juga ikut semua. Tidak ada perayaan yang lain selain natal.”

Untuk meningkatkan kerukunan beragama di SD Kristen ini merayakan natal bersama setiap setahun sekali, dan diikuti oleh semua siswa baik Kristen maupun Islam. Seperti penuturan bu “RN”, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut:

“Setiap setahun sekali pada saat perayaan hari natal, di sekolah juga merayakan hari natal bersama yang diikuti oleh semua siswa baik Kristen maupun Islam. Selain perayaan natal tidak ada perayaan hari besar yang lain, cuma natal saja”.

Jadi, perayaan hari natal ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI karena bertujuan untuk menghormati sesama, atau menghormati agama lain. Dengan tidak ada tujuan yang lain, misalnya mendoktrin atau mengintervensi anak. Berikut pernyataan bapak “BA” sebagai kepala sekolah SD Kristen Kasimpar:

“Dalam perayaan natal ini dilaksnakan pada semester ganjil, tutup tahun, dan sekaligus pembagian hasil belajar semester ganjil. Selain itu juga sebagai ciri atau kekhasan bahwa sekolah ini adalah

(15)

sekolah Kristen gitu. Misalnnya saja di sekolah Islam pada saat bulan Ramadhan pasti ada pesantren kilat, tidak jauh berbeda dengan sekolah Kristen apabila pada saat perayaan natal yaaa pasti merayakan natal. Untuk pelaksanaannya tidak ada paksaan, tetapi semua siswa mengikutinya sampai akhir karena sekalian dengan pembagian hasil belajar.”

Dari sinilah siswa dididik untuk menghormati satu sama lain, dengan cara tidak membeda-bedakan agama, agar kelak menjadi orang yang berbudaya menghormati satu sama lain. Dengan cara menghormati tersebut bukan berarti disuruh atau dipaksa untuk memeluk agama Kristen. Hanya sekedar sebagai ilmu atau pengetahuan saja, tidak ada misi lain misalnya mengintervensi anak atau mendoktrin anak untuk memeluk agama Kristen. Karena sepulang dari sekolah anak kembali kepada ketauhidan masing-masing sesuai ajaran orang tua di rumah.

Gambar

Tabel II

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini disajikan data dan pembahasan, penelitian yang berjudul “Efektifitas Pengembangan Lembar Kerja Siswa Geografi Dengan Metode Stad (

Salah satu kegiatan pengawasan dalam kasus penyalahgunaan obat adalah dengan melakukan pemeriksaan sarana apotek oleh pihak BBPOM di Bandung.. Penelitian ini dilakukan

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN DAFTAR NAMA UNTUK DINILAI OLEH PENILAI I DAN II.. SIDANG TANGGAL: 26

Dalam proses pembangkitan tanggapan dari user juga dilibatkan kata tanya yang menunjukan hubungan dari kata tanya yang diberikan oleh pengguna dengan fakta dalam basis pengetahuan

Proses utama yang pertama adalah analisis kebutuhan, yaitu proses identifikasi dan deskripsi kebutuhan, permintaan, dan kendala dalam pengembangan Pembelajaran

10. Penutup : Pedoman ini merupakan panduan bagi perhimpunan dalam pelaksanaan perpanjangan keanggotaan dan atau penerimaan anggota baru di lingkungan Perhimpunan

Sebaliknya, pada saat perusahaan memperkirakan permintaan akan sedikit, perusahaan belum menerapkan sistem safety stock sehingga tidak bisa memenuhi permintaan konsumen

Formulir DPA SKPD 2.2.1 - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil