• Tidak ada hasil yang ditemukan

RC MODUL 1 TEKNIK IRIGASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RC MODUL 1 TEKNIK IRIGASI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RC14-1361

MODUL 1

(2)

PENGERTIAN DAN MAKSUD IRIGASI

Irigasi: Berasal dari istilah Irrigatie (Bhs. Belanda) atau Irrigation (Bahasa

Inggris) diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian mengalirkan dan

membagikan air secara terarur, setelah digunakan dapat pula dibuang kembali Maksud Irigasi: yaitu untuk mencukupi

kebutuhan air bagi keperluan

pertanian, meliputi membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu tanah,

menghindarkan gangguan hama dalam tanah, dsb.

(3)

1. Tanaman yang diberi air

irigasi umumnya dibagi dalam 3 golongan besar yaitu:

• Padi

• Tebu

• Palawija (jagung, kacang-kacangan, bawang, cabe, dsb)

Untuk tanaman pasi di Indonesia umumnya digunakan

pemberian air kepada muka tanah dengan cara :

menggenang ( flooding method)

(4)

Cara ini memberikan keuntungan yaitu tidak terlalu banyak

makan biaya dan dapat mencegah hama yang

bersarang dalam tanah dan diakar tanaman.

Tetapi bila tanah terendam terlalu lama akan menjadi kurang baik, sehingga perlu sewaktu-waktu dikeringkan

(5)

Umumnya tergantung pada cara pengambilan air disungai Untuk mengairi persawahan dapat

dibedakan menjadi Irigasi Pedesaan dan Irigasi Pemerintah

Sistem Irigasi desa bersifat komunal dan tidak menerima bantuan dari

pemerintah pusat. Pembangunan dan pengelolaanya (seluruh jaringan

irigasi) dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat

Sistem Irigasi bantuan pemerintah dibagi kedalam 3 kategori:

 Irigasi Teknis

 Irigasi Semi Teknis  Irigasi Sederhana

(6)

- Jaringan Irigasi yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan jaringan pembuang

- Pemberian airnya dapat diukur, diatur dan terkontrol pada beberapa titik tertentu

- Semua bangunan bersifat permanen - Luas daerah irigasinya diatas 500 ha - Contoh: S.I. Jatiluhur

S.I. Pemal. Comal S.I. Rentang

S.I. Sampean, dll.

(7)
(8)

- Pengaliran kesawah dapat diatur tetapi banyaknya air tidak dapat diukur

- Pembagian air tidak dapat dilakukan secara seksama - Memiliki sedikit bangunan permanen

- Hanya satu alat pengukuran aliran yang ditempatkan pada Bangunan bendung

- Sistem pemberian air dan sistem pembuangan air tidak mesti sama sekali terpisah

(9)
(10)

- Biasanya menerima bantuan pemerintah untuk pembangunan dan atau penyempurnaan, tetapi dikelola dan dioperasikan oleh aparat desa

- Memiliki bangunan semi permanen dan tidak mempunyai alat pengukur dan pengontrol aliran sehingga aliran tidak diatur dan diukur.

(11)
(12)

JARINGAN

IRIGASI

(13)

UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN

IRIGASI

- Berdasarkan cara pengukuran aliran air, pengaturan, kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dibedakan kedalam 3 tingkatan seperti tabel berikut:

NO. URAIAN KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

TEKNIS SEMI TEKNIS SEDERHANA

1 Bangunan Utama Bangunan Permanen Bangunan Permanen/ Semi Permanen

Bangunan Sementara

2 Kemampuan Bangunan dalam

Mengukur dan Mengatur Debit Baik Sedang Jelek

3 Jaringan Saluran Saluran Irigasi dan Pembuang Terpisah

Saluran Irigasi dan Pembuang Tidak Sepenuhnya Terpisah

Saluran Irigasi dan Pembuang Jadi Satu

4 Petak Tersier Dikembangkan

Sepenuhnya Belum Dikembangkan

Belum Ada Jaringan yang Dikembangkan

5 Efisiensi Secara Keseluruhan 50-60 % 40-50% <40%

(14)

 Empat unsur fungsional Jaringan Irigasi:

1. Bangunan-bangunan Utama ( Headworks) dimana air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk.

2. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier.

3. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke

sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier

4. Sistem pembuang yang ada diluar daerah irigasi untuk membuang kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alamiah.

(15)
(16)
(17)

Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan irigasi saling dihubung-hubungkan.

Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak. Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan: • Bangunan Utama

• Jaringan dan trase saluran Irigasi

• Jaringan dan trase saluran pembuang • Petak-petak primer, sekunder, dan tersier. • Lokasi bangunan.

• Batas-batas daerah irigasi. • Jaringan dan trase jalan

• Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa.

(18)

Peta Ikhtisar umum dapat dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur dengan skala 1: 25000 Peta Ikhtisar detail yang biasa di sebut “ Peta Petak” dipakai untuk

perencanaan dibuat dengan skala 1: 5000 dan untuk petak tersier 1: 5000 atau 1: 2000

(19)
(20)

Di daerah –daerah yang ditanami padi, luas petak yang ideal adalah antara 50-100 ha, kadang-kadang sampai 150 ha.

Batas-batas petak tersier harus jelas seperti misalnya: Parit, Jalan, batas desa, sungai, dll.

Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kwarter, dengan luas 8-15 ha.

Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m, kadang-kadang panjang saluran tersier mencapai 2000 m.

Panjang saluran Kwarter maksimum 500 m tetapi prakteknya kadang mencapai 800 m.

(21)

• Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang

kesemuanya dilayani oleh saluran sekunder

• Menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran

primer atau sekunder

• Batas-batas petak sekunder umumnya berupa tanda-tanda

topografi yang jelas seperti saluran pembuang

• Luas petak berbeda-beda tergantung pada situasi daerah

• Saluran sekunder sering terletak dipunggung medan,

mengairi kedua sisi saluran, hingga saluran pembuang yang

membatasinya

• Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai saluran garis

tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah

(22)

Petak Primer terdiri dari beberapa petak sekunder , untuk itu

petak-petak ini akan mengambil air langsung dari saluran

primer.

Petak primer dilayani oleh satun saluran primer yang

mengambil air langsung dari sumber air (Sungai)

(23)

BANGUNAN UTAMA

 Bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau

aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan saluran,

agar dipakai untuk keperluan irigasi

Terdiri dari:

• Bangunan pengelak dengan peredam energi

• Pengambilan utama

• Pintu Bilas

• Kolam olak

• Kantong lumpur (bila perlu)

• Tanggul Banjir

• Bangunan pelengkap lainnya

(24)

Bangunan utama dapat diklasifikasikan kedalam sejumlah kategori tergantung pada perencanaannya yaitu:

Bendung/ Bendung Gerak

Bendung (weir), bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan muka air sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.

Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi.

Bendung Gerak: Bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir besar dan ditutup bila air kecil

Bendung: Bangunan yang umum dipakai di Indonesia, untuk membelokkan air sungai kesaluran irigasi guna keperluan irigasi

(25)
(26)

Pemilihan lokasi bendung:

Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk bendung tetap bagi kepentingan irigasi

Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan:

- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri. - Semualevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus dilihat

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi

- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan

- Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi

- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan.

(27)

Untuk kondisi topografi dari lokasi Bendung harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu:

- Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi akan menyulitkan pelaksanaan

- Saluran induk terletak ditempat yang baik, misal : penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi

- Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidrolik dan angkutansedimen, sehingga aliran ke intake tidak mengalami

gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke intake dapat dihindari

(28)

Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi bendung.

Angkutan sedimen adaah faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung yang meliputi:

- Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya)

- Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir sedang dan kecil - Tinggi muka air pada debit banjir rencana

- Potensi dan distribusi angkutan sedimen

(29)

Kondisi tanah pondasi

Bendung harus ditempatkandilokasi dimana tanah pondasi cukup baik sehingga bangunan stabil

Biaya Pelaksanaan

Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan, selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara pelaksanaannya.

Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara lain: -Data topografi: Untuk menetapkan lokasi bendung

-Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik pondasi

-Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum yang melalui mercu bendung

-Data Morfologi: Untuk menentukan debit meksimum yang melalui mercu bendung

-Data Mekanika Tanah

(30)
(31)

Komponen utama bendung terdiri dari:

- Tubuh Bendung: Terdiri dari ambang tetap dan mercu

bendung dengan bangunan peredam energinya.

- Bangunan Intake: Terdiri dari lantai/ambang dasar,

pintu dinding penahan banjir, pilar penempatan pintu,

jembatan pelayanan, dll.

- Bangunan Pembilas.

- Bangunan Pelengkap: Tembok pangkal, tembok sayap,

pengarah aliran, bangunan penangkap sedimen,

tangga penduga muka air.

(32)

Tata Letak Bendung:

- Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus arah aliran sungai.

- Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas dan tembok pangkal diudiknya. Diletakkan menyudut 900

atau menyudut (450 –600)terhadap sumbu bangunan bilas

- Bangunan Pembilas: Selalu terletak berdampingan dan satu

kesatuan dengan intake dan tembok pangkal udik bendung yang diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat membentuk tikungan luar aliran

- Tembok pangkal: Diletakkan di kedua pangkal tubuh bendung dan dibuat tegak

(33)

Pengambilan Bebas

Bangunan yang dibuat ditepi sungai yang mengalirkan air sungai kedalam jaringan irigasi tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Dalam keadaan

demikian jelas bahwa muka air sungai harus lebih tinggi dari daerah yang diairi dan jumlah air yang dibelokkan dapat dijamin cukup.

(34)

Stasiun Pompa

Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila

pengambilan secara gravitasi tidak bisa dilakukan.

(35)

Saluran Irigasi:

Jaringan Irigasi Utama

Saluran Primer membawa air dari

jaringan utama kesaluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi

Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.

Saluran sekunder, membawa air dari

saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut

Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir.

(36)

•Jaringan Irigasi Tersier

•Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap ke petak tersier lalu kesaluran kuarter •Batas ujung saluran ini adalah boks bagi tersier yang terakhir •Saluran kwarter membawa air dari boks bagi tersier ke boks bagi kuarter

(37)

• Alur yang mengalir pada alur Saluran Alam (Saluran Sedayu) Sungai (Brantas, serayu)

• Air yang tertahan pada cekungan tanah

Danau, telaga (Toba, Sarangan) Rawa (Wonorejo, Pening)

• Air yang keluar dari dalam tanah Mata air/ sumber (Surowono)

Sumur artesis Sumur pompa

(38)

Air yang mengalir pada alur dan air yang tertahan pada cekungan tanah digolongkan dalam sumber

permukaan (surface source)

Air yang keluar dari dalam tanah digolongkan dalam sumber bawah tanah (Ground Source)

Di Indonesia air yang dipakai untuk irigasi banyak diambil dari air yang mengalir pada alur yang berupa sungai/ kali

(39)

• Kualitas air irigasi tergantung pada campuran yang terbawa oleh air. Campuran yang terbawa bisa dalam bentuk:

Larutan (Solution)

Suspension (Suspension)

• Pada daerah tertentu suspensi mempunyai pengaruh penting terhadap kualitas

• Air irigasi dengan kualitas tertentu cocok untuk suatu daerah irigasi sangat tergantung pada kondisi lokal dari:

- Iklim - Tanah

- Jenis tanaman yang tumbuh - Jumlah/ tinggi air yang dipakai

(40)

Suspensi akan tertahan di permukaan tanah daerah irigasi maka akan merusak sifat phisis tanah dan menyulitkan

pengolahan

Konsentrasi yang relatif kecil dari boron cukup membahayakan pertumbuhan tanaman

Air Irigasi perlu penambahan prosentase: Boron

Chlorida Sulphat Sodium

Zat padat terlarut

KUALITAS AIR IRIGASI

Unsur yang diperlukan oleh tanaman pangan: Oksigen Carbon Hidrogen Nitrogen Potasium Phosphor Calsium Magnesium Sulphur Besi

Oksigen, carbon, hidrogen diperoleh dari air dan udara Nitrogen didapat dari udara melalui:

Bahan organik yang ada pada tanah Kegiatan bakteri tanah

Proses pertumbuhan tanaman kacang-kacangan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan kualitas pro- ses dan peningkatan pemahaman konsep melalui penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dan memberikan porsi lebih besar terhadap

Unit Kebudayaan Jepang Institut Teknologi Bandung (UKJ-ITB) adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa yang mempelajari dan memperkenalkan kebudayaan Jepang dalam lingkungkan ITB

92.. Diharapkan untuk Tugas Akhir selanjutnya dengan topik yang sama perlu dikaji tentang besarnya anggaran biaya pada pekerjaan struktur bagian bawah jembatan, karena item

Kontribusi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Peserta melalui Pemegang Polis kepada Kami, sehubungan dengan diadakannya Sertifikat Asuransi, yang bersifat sekali bayar

Kata urgensi menjadi sangat penting sekali keberadaan dalam proposal ini, dengan berbagai kekhawatiran diatas itulah kemudian bidang Perkaderan Pimpinan Wilayah

Dengan dirancangnya identitas visual yang memiliki karakter dari kerajinan Rajapolah dan penerapannya pada media promosi website diharapkan dapat mengenalkan dan mempromosikan

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtida’iyah dengan pendekatan humanis bertujuan agar siswa menguasai bahasa Arab yang pada

The researcher have develop database application include determine the market value of land property, dynamic property database and fuzzy query implementation for