• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

; Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 556,5 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 210,8 triliun.

; Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah tahun 2012 mencapai 6,3 persen, yaitu dari Rp 198,3 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 210,8 triliun pada tahun 2012.

; Dari sisi produksi (sektoral), semua sektor mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 9,4persen dan terendah di sektor pertanian sebesar 3,7 persen.

; Sumber utama pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 adalah sektor industri pengolahan 1,8 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,8 persen. Sedangkan sektor yang memberikan sumbangan pertumbuhan terendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor pertambangan dan penggalian masing-masing sebesar 0,1 persen.

; Secara triwulanan, PDRB Jawa Tengah triwulan IV-2012 dibandingkan dengan triwulan III-2012 (q to q) menurun 3,3 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (y on y) tumbuh sebesar 6,3 persen. ; Dibandingkan dengan 2011, peranan sektor ekonomi pada tahun 2012 tidak terjadi perubahan peringkat.

Sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang ekonomi Jawa Tengah terbesar diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian .

; Dari sisi penggunaan, semua komponen PDRB penggunaan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang positif. Komponen PDRB Penggunaan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah ekspor sebesar 9,5 persen, diikuti oleh impor 8,5 persen. Sedangkan yang mengalami pertumbuhan terendah adalah konsumsi pemerintah sebesar 4,7 persen.

; Sumber utama pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 dari sisi penggunaan adalah konsumsi rumah tangga 3,2 persen. Sedangkan konsumsi lembaga non profit memberikan andil pertumbuhan terendah sebesar 0,1 persen.

; Sebagian besar PDRB Jawa Tengah selama tahun 2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 64,0 persen, konsumsi lembaga non profit 1,4 persen, konsumsi pemerintah 11,1 persen, pembentukan modal tetap bruto 19,6 persen serta ekspor neto 2,7 persen (ekspor 46,8 persen dan impor 44,1 persen)

; PDRB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai 16,7 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 15,1 juta rupiah dengan indeks peningkatan sebesar 10,8 persen.

No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3

PERSEN

(2)

A. PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012

Perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen dibanding tahun 2011. Berdasarkan hasil penghitungan triwulan I sampai dengan triwulan IV, PDRB Jawa Tengah tahun 2012 atas dasar harga berlaku meningkat sebesar Rp. 57,7 triliun, yaitu dari Rp.498,8 triliun pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 556,5 triliun pada tahun 2012. Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai Rp 210,8 triliun, sedangkan pada tahun 2011 sebesar Rp 198,3 triliun.

Tabel 1

Nilai PDRB Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 serta Laju Pertumbuhan Tahun 2012 Menurut Lapangan Usaha

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Laju Pertumbuhan (Persen) Sumber Pertumbuhan (Persen) 2011 *) 2012 **) 2011 *) 2012 **) 2012 **) 2012 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan

dan Perikanan 95 078,3 104 311,4 34 35 399,8 35 36 712,3 3,7 0,7 2. Pertambangan dan Penggalian 4 726,5 5 239,6 2 2 194,0 3 2 355,8 7,4 0,1 3. Industri Pengolahan 165 850,5 182 715,2 65 439,4 69 012,5 5,5 1,8 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5 110,1 5 648,7 1 711,2 1 820,4 6,4 0,1 5. Konstruksi 29 851,9 33 352,5 11 753,4 12 574,0 7,0 0,4 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 98 462,1 112 908,7 43 159,1 46 719,0 8,2 1,8 7. Pengangkutan dan Komunikasi 29 172,0 32 951,1 10 645,3 11 486,1 7,9 0,4 8. Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 17 684,0 19 993,4 7 503,7 8 206,3 9,4 0,4 9. Jasa-jasa 52 828,3 59 359,2 20 464,2 21 961,9 7,3 0,8

PDRB 498 763,8 556 479,9 198 270,1 210 848,4 6,3 6,3

*) Angka sementara **)Angka sangat sementara

Selama tahun 2012, semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan yang mencapai 9,4 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,2 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,9 persen, sektor pertambangan dan penggalian 7,4 persen, sektor jasa-jasa 7,3 persen, sektor konstruksi 7,0 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 6,4 persen dan sektor industri pengolahan 5,5 persen. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2012 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 3,7 persen.

Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan (andil) masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2012. Sektor industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan 5,5 persen mampu memberikan andil terbesar (sama dengan sektor perdagangan) terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yaitu sebesar 1,8 persen. Sedangkan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan meskipun mengalami pertumbuhan terbesar yaitu 9,4 persen, sektor ini hanya mampu memberikan sumbangan 0,4 persen terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan kontribusi nilai tambah bruto sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan terhadap PDRB Jawa Tengah relatif kecil. Laju dan sumber pertumbuhan PDRB Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 1 dan grafik 1.

(3)

Grafik 1

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Tahun 2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (persen)

B. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV-2012

Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV tahun 2012 yang digambarkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 3,3 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2012 ini terutama karena sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu 23,8 persen karena siklus musiman. Diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan yang juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,8 persen dan 0,6 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV tahun 2012 mengalami pertumbuhan positif yaitu: sektor jasa-jasa tumbuh 5,1 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 4,5 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 2,7 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,8 persen, sektor konstruksi 1,4 persen, dan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan tumbuh 1,2 persen.

Selanjutnya, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV tahun 2012 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2011 (year-on-year) mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada seluruh sektor ekonomi yaitu: sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 9,5 persen, diikuti sektor pertanian 9,3 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 8,5 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,7 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,6 persen, sektor jasa-jasa 7,4 persen, sektor konstruksi 5,4 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian 4,5 persen. Sementara itu, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan terendah sebesar 3,5 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

(4)

Tabel 2

Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Triwulan IV Tahun 2012 Menurut Lapangan Usaha

Lapangan Usaha

PRDB Triwulan IV 2012 **) (Milyar Rupiah)

Laju Pertumbuhan (persen) Adh Berlaku Adh Konstan 2000

Triw IV 2012 **) terhadap Triw III 2012 **) Triw IV 2012 **) Terhadap Triw IV 2011 *) (1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 21 379,1 7 353,0 - 23,8 9,3 2. Pertambangan dan Penggalian 1 296,6 577,4 - 4,8 4,5 3. Industri Pengolahan 46 199,6 17 430,2 - 0,6 3,5 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1 506,9 475,8 4,5 8,5

5. Konstruksi 8 678,5 3 241,3 1,4 5,4

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 29 675,0 12 067,5 1,8 7,7 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8 628,2 2 968,6 2,7 7,6 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Persh. 5 204,2 2 108,4 1,2 9,5

9. Jasa-Jasa 15 784,6 5 726,2 5,1 7,4

PDRB 138 352,5 51 948,5 - 3,3 6,3

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

C. STRUKTUR PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 DAN 2012

Distribusi PDRB menurut sektor atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama di Jawa Tengah yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian memberikan peranan sebesar 71,9 persen tahun 2012. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi terbesar yaitu 32,8 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian masing-masing sebesar 20,3 persen dan 18,8 persen.

Tabel 3

Struktur PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2012 (persen)

Lapangan Usaha 2011 *) 2012 **)

(1) (2) (3)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 19,1 18,8

2. Pertambangan dan Penggalian 0,9 0,9

3. Industri Pengolahan 33,3 32,8

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,0 1,0

5. Konstruksi 6,0 6,0

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,7 20,3

7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,9 5,9

8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan 3,5 3,6

9. Jasa-jasa 10,6 10,7

PDRB 100,0 100,0

(5)

Dibandingkan dengan 2011, pada tahun 2012 terjadi penurunan maupun peningkatan peranan pada beberapa sektor ekonomi. Sektor yang mengalami penurunan peranan adalah sektor pertanian dari 19,1 persen pada tahun 2011 menjadi 18,8 persen di tahun 2012 dan sektor industri pengolahan dari 33,3 persen pada tahun 2011 menjadi 32,8 persen di tahun 2012. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan peranan adalah sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dari 3,5 persen menjadi 3,6 persen dan sektor jasa-jasa dari 10,6 persen menjadi 10,7 persen. Sementara itu, terdapat 4 (empat) sektor yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, dan sektor pengangkutan dan komunikasi masih mempunyai peranan tetap.

Grafik 2

Struktur PDRB Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 Menurut Lapangan Usaha

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

D. PDRB MENURUT PENGGUNAAN

PDRB Jawa Tengah atas dasar harga berlaku tahun 2012 senilai Rp 556,5 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp 355,9 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi lembaga non profit Rp 8,0 triliun, konsumsi pemerintah sebesar Rp 61,5 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp 109,2 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp 260,4 triliun dan impor sebesar Rp 245,3 triliun. Nilai PDRB Penggunaan tahun 2012 dibandingkan dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2012 yang tercatat sebesar 6,3 persen, didukung oleh semua komponen penggunaan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,0 persen, konsumsi lembaga non profit sebesar 6,2 persen, konsumsi pemerintah sebesar 4,7 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,4 persen, ekspor sebesar 9,5 persen dan impor sebesar 8,5 persen. Pertumbuhan PDRB tahunan tersebut merupakan pertumbuhan kumulatif dari PDRB empat triwulan yang terbentuk pada tahun yang bersangkutan, dimana rincian per komponen terdapat pada tabel 4.

Dari sisi penggunaan, sumber (andil) pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 sebagian besar bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga sebesar 3,2 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto 1,6 persen, komponen ekspor neto 0,7 persen (ekspor 4,8 persen dan impor 4,1 persen),

(6)

komponen konsumsi pemerintah sebesar 0,6 persen, dan komponen konsumsi lembaga non profit sebesar 0,1 persen.

Tabel 4

Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Penggunaan Tahun 2011 dan 2012

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Laju Pertumbuhan (Persen) Sumber Pertumbuhan (Persen) 2011 *) 2012 **) 2011 *) 2012 **) 2012 **) 2012 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumah Tangga 320 409,0 355 895,5 128 163,3 134 577,7 5,0 3,2 2. Konsumsi Lembaga Non Profit 6 926,6 7 965,3 2 664,8 2 828,8 6,2 0,1 3. Konsumsi Pemerintah 56 133,9 61 523,1 24 507,4 25 651,5 4,7 0,6 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 92 102,4 109 221,2 37 027,1 40 121,7 8,4 1,6 5. Perubahan Stok 1) 15 058,8 6 761,1 162,6 466,6 - -

6. Ekspor 222 913,6 260 406,1 99 761,0 109 250,8 9,5 4,8 7. Dikurangi Impor 214 780,5 245 292,4 94 016,0 102 048,7 8,5 4,1

PDRB 498 763,8 556 479,9 198 270,1 210 848,4 6,3 6,3

1) Selisih statistik *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Selanjutnya semua komponen PDRB pada triwulan IV terhadap triwulan III mengalami penurunan. Hal ini disebabkan peningkatan yang cukup tinggi pada komponen impor yang merupakan komponen pengurang di PDRB menurut penggunaan, yaitu tumbuh mencapai 10,8 persen.

Tabel 5

PDRB Jawa Tengah Triwulan IV Tahun 2012 dan Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Menurut Penggunaan

Komponen Penggunaan

PRDB Triwulan IV **)

(Milyar Rupiah) Laju Pertumbuhan (persen)

Adh Berlaku Adh Konstan 2000 Triw IV 2012 terhadap Triw III 2012

Triw IV 2012 terhadap Triw IV 2011

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumah Tangga 92 362,1 34 347,2 1,0 5,0 2. Konsumsi Lembaga Non Profit 2 086,5 725,4 1,1 1,7 3. Konsumsi Pemerintah 17 255,6 7 074,6 11,4 -0,4 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 29 210,6 10 527,0 3,3 11,0

5. Perubahan Stok 1) -3 336,4 -1 548,3 - -

6. Ekspor 66 572,4 27 748,4 1,8 8,3

7. Dikurangi Impor 65 798,3 26 925,8 10,8 7,9

PDRB 138 352,5 51 948,5 -3,3 6,3

1) Selisih statistik *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2011) pada triwulan IV tahun 2012 hampir semua komponen penggunaan menunjukkan peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto yang mencapai 11,0 persen, diikuti oleh komponen ekspor sebesar 8,3 persen, kemudian komponen impor sebesar 7,9 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 5,0 persen dan konsumsi lembaga non profit 1,7 persen. Sedangkan untuk komponen konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 0,4 persen.

Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Jawa Tengah meskipun porsinya mengalami

(7)

sedikit penurunan dari 64,2 persen pada tahun 2011 menjadi hanya 64,0 persen pada tahun 2012.

Tabel 6

Struktur PDRB Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 Menurut Penggunaan (Persen)

Komponen Penggunaan 2011 *) 2012 **)

(1) (2) (3)

1. Konsumsi Rumah Tangga 64,2 64,0

2. Konsumsi Lembaga Non Profit 1,4 1,4

3. Konsumsi Pemerintah 11,3 11,1

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,5 19,6

5. Ekspor Neto 1,6 2,7

PDRB 100,0 100,0

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan peranan hanya terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto (dari 18,5 persen menjadi 19,6 persen) dan komponen ekspor neto (1,6 persen menjadi 2,7 persen). Sedangkan untuk dua komponen lainnya mengalami penurunan peranan, yaitu komponen konsumsi rumah tangga (dari 64,2 persen menjadi 64,0 persen) dan komponen konsumsi pemerintah (dari 11,3 persen menjadi 11,1 persen). Untuk kontribusi konsumsi lembaga non profit cenderung stabil di 1,4 persen.

Grafik 3

Struktur PDRB Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 Menurut Penggunaan

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

E. PDRB PER KAPITA

PDRB per kapita merupakan PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2012 angka PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperkirakan mencapai Rp 16,7 juta dengan laju peningkatan sebesar 10,8 persen dibandingkan dengan PDRB per kapita tahun 2011 sebesar Rp 15,1 juta. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2012 sebesar Rp 6,3 juta atau secara riil

(8)

Tabel 7

PDRB Per Kapita Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012

Uraian 2011 *) 2012 **)

(1) (2) (4)

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

- Nilai (ribu rupiah) 15 099,5 16 726,1

- Indeks Peningkatan (persen) 11,3 10,8

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000

- Nilai (ribu rupiah) 6 002,4 6 337,5

- Indeks Peningkatan (persen) 5,3 5,6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun parameter yang diamati adalah vitamin C, kadar air, dan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur selai mangga. Untuk analisa vitamin C

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Penanda genetik env SU dengan metode RT- PCR atau PCR dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sapi Bali yang dicurigai terin- feksi penyakit

tersebut tidak lebih hanya sebatas sesuatu yang dibangga- banggakan, lebih jauh lagi umat muslim merasa bahwa teks yang dihasilkan sudah final dan tidak perlu

a) Buat empat buah kuadran sebagai tempat menggambar hasil proyeksi. b) Buat garis diagonal 45 0 miring ke kanan di kuadran III. c) Buat gambar pandangan atas di kuadran

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Dimintai pendapat oleh Khalifah dan menyampaikan pendapat kepada Khalifah dalam aktivitas dan perkara- perkara praktis yang berkaitan dengan pemeliharaan urusan dalam masalah

Diakses pada 30 April 2020 dari Babble: