• Tidak ada hasil yang ditemukan

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Modernisasi telah membawa perubahan besar bagi kehidupan umat manusia. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimplikasi pada terpenuhinya sarana transportasi, komunikasi dalam berbagai bentuk, adalah menandakan arti pentingnya pendidikan. Dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia pun mencantumkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting untuk disebarluaskan ke seluruh pelosok dan warga bangsa dengan mencantumkan kalimat ”mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai salah satu amanah untuk dilaksanakan oleh negara.

Josep S. Szyliowics dalam Basori mengatakan bahwa:

Di dunia ketiga terdapat semboyan ”pendidikan adalah kunci modernisasi”. Pendidikan mendapatkan prestise yang biasanya dikaitkan dengan simbol modernisasi sebagai reaktor atom dari pusat penentu. Pendidikan merupakan kekuatan inovatif yang dapat digunakan untuk proses perubahan lebih lanjut dalam masyarakat. Pada zaman dahulu proses belajar mengajar hanya menekankan pada masa lalu dan bukan pada kini atau mendatang. Fungsi dasar sistem pendidikan biasanya hanya dipandang sebagai pemeliharaan atau transmisi budaya tradisional. Namun sekarang, sekolah dipandang sebagai alat perubahan dan investasi besar di seluruh dunia.

Dalam konteks ini pendidikan merupakan kunci adanya proses perubahan dan pembaharuan dan merupakan pengaruh utama yang mengubah pikiran manusia dari tradisional ke arah modern, dari statis

(2)

ke arah progresif. Demikian pentingnya pendidikan sehingga Allah swt memuliakan orang-orang berpendidikan atau berilmu. Allah berfirman Q.S. al-Mujadilah /58:11. $pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? †Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râ“à±S$# (#râ“à±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_u‘yŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ Terjemahan:

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pendidikan pada intinya adalah upaya sadar yang diberikan oleh pendidik dalam rangka membawa peserta didik kepada manusia ideal yang dicita-citakan. Bentuk manusia ideal yang dicita-citakan itu dirumuskan sendiri oleh suatu bangsa atau suatu komunitas. Bagi bangsa Indonesia, manusia ideal yang ingin dibentuk tergambar dalam tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 2, yaitu:

(3)

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari rumusan tujuan di atas, kriteria manusia Indonesia yang ingin diciptakan itu mencakup: Pertama, manusia religius, manusia yang patuh dan taat menjalankan perintah agama. Kedua, manusia bermoral, berakhlak mulia, memiliki komitmen yang kuat terhadap kehidupan beretika. Ketiga, manusia pencari, penggali, pengamal ilmu pengetahuan, dan pecinta ilmu. Kelima, manusia yang memiliki kecakapan, sebagai perwujudan nyata dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan keseharian. Keenam, manusia yang kreatif. Ketujuh, manusia yang memiliki kemandirian, dengan sikap hidup dinamis penuh percaya diri serta memiliki semangat hidup yang dinamis. Kedelapan, kepedulian pada masyarakat, bangsa, dan negara, berjiwa demokratis dan rasa tanggung jawabnya yang tinggi untuk membawa bangsa Indonesia mencapai cita-cita idealnya.

Dalam pengertian yang luas, pendidikan berarti pengembangan pribadi dalam semua aspeknya. Aspek pribadi yang dimaksudkan itu mencakup jasmani, akal, dan hati. Aspek jasmani berkaitan dengan pengembangan kemampuan fisik dalam aktivitas gerak (psikomotorik), aspek akal berkaitan dengan pengembangan kemampuan berpikir (kognitif), sedangkan aspek hati berkaitan dengan pengembangan kemampuan bersikap dan berperilaku (afektif), sesuai dengan apa yang hendak ditanamkan dalam kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, dalam

(4)

istilah dunia pendidikan modern, ketiga aspek pendidikan itu diistilahkan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan secara spesifik, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha pengembangan kepribadian peserta didik yang dilakukan bersama dengan pendidik, secara sadar dan terencana melalui suatu lembaga. Pengertian ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan pendidikan ada pendidik dan peserta didik, ada usaha pengembangan kepribadian menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dilakukan secara terencana melalui suatu lembaga. Lembaga ini dikenal dengan pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal inilah yang mendapat tugas fungsional untuk mnyelenggarakan pendidikan bagi warga negara. Walaupun demikian bukan berarti pendidikan hanya menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan formal saja seperti madrasah. Akan tetapi masuk di dalam lingkungan keluarga, serta lingkungan masyarakat yang dikenal dengan trisentra pendidikan.

Dewasa ini, pendidikan di Indonesia dibedakan jenisnya menjadi pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, dan keagamaan. Namun, tujuan akhir dari pendidikan umum dan pendidikan keagamaan ini pada prinsipnya satu, yaitu tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan di atas, tujuan pendidikan nasional menempatkan fondasi pemahaman agama dalam

(5)

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air Indonesia ini. Hal ini terlihat bahwa upaya pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa didahulukan dari yang lainnya. Tujuan pendidikan nasional ditetapkan setelah memperhatikan perubahan dan perkembangan masyarakat dewasa ini.

Sejalan dengan perubahan dan perkembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, diperlukan pembangunan pendidikan nasional. Pembangunan ini dimaksudkan agar bangsa Indonesia dapat senantiasa mengelola sumber daya manusia dan sumber daya alamnya yang kaya. Berkaitan dengan hal itu, di dalam Rencana Strategis Depdiknas Tahun 2005-2009 disebutkan bahwa pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subjek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.

Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, banyak hal yang dapat dilakukan oleh pendidik dan lembaga pendidikan, antara lain menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai, kondisi lingkungan belajar yang aman dan tertib, mengembangkan metode-metode

(6)

pembelajaran, dan sebagainya. Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, tujuan pembelajaran yang disampaikan di dalam kelas semakin mudah untuk dicapai.

Salah satu dari berbagai upaya untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran di atas, membentuk kondisi belajar yang aman dan tertib sangat urgen untuk diperhatikan. Pengkondisian belajar tersebut tidak hanya terjadi di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi juga perlu dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Lembaga pendidikan perlu menyediakan fasilitas yang lebih menjamin peserta didik belajar diluar kelas secara tertib, dan aman, dan dapat dipantau setiap saat.

Berkaitan dengan upaya di atas, maka di sekolah sebaiknya disediakan fasilitas asrama, yaitu tempat penginapan peserta didik, sehingga kegiatan belajar peserta didik di luar jam sekolah dapat lebih teratur.

Istilah asrama sebenarnya bukan sesuatu yang asing dalam pendidikan di Indonesia. Sebab, lembaga pendidikan di Indonesia bermula dari sistem asrama atau pondok, yaitu pondok pesantren. Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para peserta didiknya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang disebut Kyai.

Ciri khas asrama atau pondok awalnya merupakan ciri khas pendidikan sistem pesantren. Tetapi di dalam perkembangannya, banyak pula sekolah atau Madrasah biasa (bukan sistem pesantren) memfasilitasi peserta didiknya dengan menyediakan asrama. Di

(7)

samping untuk memudahkan peserta didik yang jauh tempat tinggalnya dari sekolah/Madrasah, juga untuk lebih fokus memantau aktivitas belajar peserta didik. Dengan demikian sistem asrama/pemondokan bagi siswa dalam proses pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman bukan lagi menjadi identik dengan pesantren, namun sudah menjadi hal yang umum bagi sekolah manapun.

Adanya asrama bagi peserta didik di sekolah sangat membantu untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik, baik di sekolah maupun di lingkungan asrama tempat tinggalnya. Sedangkan disiplin belajar merupakan sesuatu yang urgen untuk tumbuhkan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mandiri dalam belajar. Dengan demikian, asrama tidak hanya berguna dalam sistem pendidikan di pesantren, tetapi asrama juga dapat disediakan bagi sekolah umum atau Madrasah.

Perkembangan zaman yang dibarengi dengan percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya membutuhkan generasi yang tangguh, dan kondisi generasi tangguh tersebut akan sulit dicapai bila tidak dengan proses pendidikan. Oleh karenanya lembaga-lembaga pendidikan harus di tumbuh suburkan dalam rangka merealisasikan amanah yang dibebankan oleh UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Setiap lembaga pendidikan berperan sebagai wahana strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas bagi pembangunan bangsa. Tentunya termasuk lembaga-lembaga pendidikan Islam pun sangat berperan dalam menjalankan berbagai aktivitas kependidikan di pentas pendidikan nasional. Lebih khusus lagi

(8)

Syafaruddin menyatakan bahwa sebagai sub sistem pendidikan nasional, Madrasah, pesantren dan sekolah agama harus dikelola secara terencana agar mampu menciptakan SDM siswa yang memiliki kualitas keimanan, ketaqwaan, ilmu pengetahuan dan teknolgi untuk memelihara dan mengembangkan eksistensi bangsa.

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan seperti Madrasah dalam menyiapkan SDM siswa yang berkualitas dapat terlihat dari prestasi yang berhasil dicapai oleh Madrasah maupun capaian hasil belajar siswa, apakah capaian itu tinggi, rendah atau sedang-sedang saja. Adapun hasil belajar atau prestasi belajar siswa didapatkan dari sistem penilaian yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Sebagai sebuah proses, penilaian hasil belajar mengajar ditujukan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengejar. Keberhasilan proses belajar mengajar tersebut dapat dilihat pada perubahan tingkah laku yang lebih luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotor. Menurut hemat peneliti bahwa dalam sistem

penilaian KTSP, ketiga aspek tersebut (kognitif, afektif dan

psikomotor) sekarang ini sudah harus dicantumkan masing-masing

nilainya, tidak hanya kognitif saja. Hal tersebut mengantisipasi bahwa siswa memiliki kecerdasan yang bermacam-macam baik kecerdasan yang berhubungan dengan kognitif, afektif mapun psikomotor, dan ketiga aspek tersebut harus mendapatkan porsi penilaian yang sama.

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado sebagai lembaga pendidikan yang membina generasi bangsa agar berperilaku cerdas, tentunya harus menjadi lembaga yang profesional dalam mengelola

(9)

proses pendidikan dan pengajaran agar melahirkan SDM siswa yang profesional pula.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado. Adapun penelitian pada MAN Model Manado menjadi latar penelitian ini menggunakan studi kasus.

Pemilihan masalah dan latar penelitian didasari atas pemikiran bahwa lokasi tersebut memilki beberapa karakteristik. Adapun alasan utama dipilihnya masalah dan ditetapkannya latar penelitian ini, yakni: (1) Keberadaan Madrasah tersebut yang berada di bawah Departemen Agama dan mendapat perlakuan yang lebih dari pada MAN reguler dari segi pengembangan fasilitas penunjang pembelajaran, (2) Madrasah ini memiliki peminat siswa yang cukup signifikan khususnya untuk masyarakat muslim Manado, dan Sulawesi Utara umumnya, (3) Latar penelitian memiliki keunikan dari segi kurikulum di mana kurikulumnya adalah kurikulum SMU yang bercirikan Islam, (4) Madrasah ini memiliki peluang untuk dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi, karena merupakan MAN Model satu-satunya di Provinsi Sulawesi Utara, (5) Madrasah ini mempunyai asrama yang diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari luar daerah (6) Masalah yang diteliti pada penelitian ini masih aktual dalam rangka pengembangan sistem pembelajaran Madrasah sehingga perlu dikaji melalui penelitian ilmiah.

(10)

Kaitannya dengan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah penelitian yaitu hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado, yang dielaborasi ke dalam beberapa pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik-teknik penilaian yang diterapkan pada MAN Model Manado?

2. Bagaimana keadaan prestasi belajar siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado?

3. Bagaiama proses pembinaan siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado?

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian. 1. Definisi Operasional

Tesis ini berjudul hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado. Di bawah ini diuraikan beberapa pengertian yang terkait dengan judul bahasan sebagai berikut:

a. Hasil pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, proses penilaian terhadap kinerja belajar oleh guru dilaksanakan dalam rangka menilai sejauh mana hasil belajar siswa dalam kurun aktu tertentu.

(11)

Untuk lebih jelasnya pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan hasil belajar, maka berikut dikemukan beberapa pendapat tentang istilah tersebut, di antaranya adalah pendapat Ambarjaya yang mengemukakan bahwa hasil belajar siswa hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Perubahan dalam hal ini adalah dalam artian yang lebih luas, mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya penilaian hasil belajar bertujuan mengumpulkan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan suatu kompetensi meliputi spengetahuan, sikap dan nilai yang kemudian hal ini mejadi bahan pertimbangan utama dalam memasuki jenjang berikutnya.

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Senada dengan hal tersebut menurut Mulyono Abdurrahman bahwa, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar sebagai dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan.

Dari pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh setelah proses belajar dan kemudian perubahan ini menjadi informasi tentang tingkat penguasaan kompetensi siswa dan dapat diukur seperti tertuang dalam rapor dan ijazah.

(12)

b. Siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa diartikan dengan murid terutama pada tingkat sekolah dasar dan pelajar SMA. Adapun siswa yang di maksud dalam penelitian adalah siswa setingkat SMA atau MA yang ada pada MAN Model Manado. c. Asrama. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa

bangunan tempat tinggal bagi sekolompok orang yang bersifat homogen. Dalam penelitian ini asrama yang dimaksud adalah asrama yang ada di MAN Model Manado, yang mana sebagian para siswa tinggal di dalamnya.

d. MAN Model Manado.

Madrsah Aliyah Negeri Model Manado adalah sekolah menengah atas umum yang bercirikan Islam. Madrasah ini berkedudukan di Kota Manado yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara.

Sebagaimana sekolah umum, MAN model Manado mengajarkan seluruh mata pelajaran umum yang di ajarkan di SMU, akan tetapi sebagai ciri khas Islamnya maka MAN Model mengajarkan mata pelajaran Agama seperti, Fiqhi, al-Qur’an Hadits, Akidah akhlak. Untuk MAN Model Manado sendiri terdapat asrama bagi siswa dan siswi yang diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari luar kota Manado.

Dengan demikian dapat di pahami bahwa hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado, dapat di artikan dengan keadaan perubahan tingkah laku siswa MAN Model Manado yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama. Adapun perubahan tersebut

(13)

berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh setelah proses belajar yang terukur melalui rapor dan ijazah.

2. Ruang Lingkup Penelitian.

Penelitian ini berusaha mengelaborasi berbagai hal tentang hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado yang pembahasannya meliputi teknik-teknik penilaian, prestasi siswa baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama, proses pembinaan siswa yang tinggal di asrama.

D. Kajian Pustaka.

Pertama, buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, yang ditulis oleh Muhibbin Syah, diterbitkan tahun 2004 untuk

cetakan kesepuluh. Pada bab VIII (kedelapan) dari buku ini membahas tentang guru (pendidik) dan proses mengajar-belajar. Pada subbabnya dibahas antara lain tentang karakteristik kepribadian guru (pendidik), kompetensi profesionalisme guru, dan hubungan guru dengan proses belajar-mengajar.

Kedua, buku yang berjudul Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis karangan

Syaiful Bahri Djamarah, diterbitkan tahun 2005 untuk cetakan kedua. Buku ini membahas hubungan pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan pendidikan. Di dalamnya dibahas tentang kedudukan pendidik

(14)

dan peserta didik dalam kegiatan pendidikan. Jika pendidik merupakan mitra peserta didik dalam aktivitas pendidikan, maka peserta didik merupakan subjek dalam kegiatan pendidikan. Namun demikian, pembahasan-pembahasan yang ada dalam buku ini tidak mengaitkan peserta didik ikut dalam menentukan penilaian terhadap kegiatan pendidikan.

Ketiga, buku berjudul Pembelajaran dalam Implikasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi, karangan Wina Sanjaya. Terbitan tahun 2005 cetakan II. Buku ini memuat hal-hal yang terkait dengan kurikulum berbasis kompetensi tentang, sperti konsep dasar, pengembangan, desain, proses belajar mengajar, dan lain-lain. Kaitannya dengan penelitian ini terdapat pada bab ke 10 yang membahas tentang evaluasi pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi, di mana pada penelitian ini peneliti berusaha mengkaji di lapangan tentang hasil prestasi siswa yang ada di MAN Model Manado. Tentunya hasil prestasi yang dimaksudkan adalah hasil prestasi yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran setelah diadakan evaluasi oleh guru.

Keempat, buku berjudul Dasar-dasar Penilaian hasil Belajar,

karangan Nana Sudjana, terbitan tahun 1984 cetakan II. Buku ini membahas tentang penilaian dalam proses pembelajaran, bentuk dan sistem penilaian sampai pada penilaian hasil prestasi belajar siswa. Menelaah apa yang dibahas dalam buku tersebut tentulah menjadikan bahasan yang ada pada buku tersebut punya erat dengan penelitian ini, di mana apa yang ada dalam buku tersebut dan penelitian ini sama-sama membahas tentang hasil prestasi belajar siswa. Namun pada buku tersebut bahasannya lebih mengarah pada bagaimana

(15)

melakukan penilaian atas prestasi belajar belajar siswa, sedangkan penelitian ini hanya di arahkan pada bagaiamana perbandingan hasil prestasi siswa yang tinggal di asrama maun yang tidak tinggal di asrama pada MAN Model Manado.

Kelima, Buku berjudul Penilaian Hasil Belajar, karang Haru

Rasyid dan Mansur, terbitan tahun 2008, cetakan II. Buku ini terdiri dari sebelas bab. Hampir semua bab pada buku ini membahas seputas konsep penilaian sampai pada penerapan penilaian. Oleh karenanya buku buku ini menjadi penting bagi peneliti guna menjadi informasi tentang apa dan bagaimana seharusnya penilian bagi siswa dalam rangka menilai sejauh mana perkembangan prestasi belajar siswa yang di tandai dengan apakah hasil prestasi belajarnya menurun, statis atau meningkat.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh deskripsi yang jelas dan rinci tentang:

a. Teknik-teknik penilaian yang diterapkan pada MAN Model Manado.

b. Keadaan prestasi belajar siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado.

c. Proses pembinaan siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado.

(16)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi deskripsi nyata di lapangan tentang hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado. Di samping itu diharapkan dapat bermanfaat baik teoritis maupun praktis.

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu manajemen terutama tentang manajemen pendidikan islam dan juga bisa menjadi bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang berminat meneliti hal-hal yang berkaitan dengan hasil pembelajaran siswa pada Madrasah.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dan pimpinan sekolah. Untuk itu diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan atau informasi tentang bagaimana hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama serta cara pembimbingan prestasinya.

F. Garis-garis Besar Isi

Tesis ini terdiri dari lima bab, satu bab pendahuluan, tiga bab pembahasan, dan satu bab penutup. Masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan garis-garis besar dari masing-masing bab:

Bab pertama, adalah bab pendahuluan, yang sub-sub babnya berisi latar belakang masalah yang mendeskripsikan tentang hal mendasar yang melatarbelakangi masalah yang dibahas dalam

penelitian; rumusan masalah berisikan inti masalah yang perlu mendapat jawaban pada hasil penelitian ini; definisi operasional dan ruang lingkup

(17)

pembahasan berisikan kata-kata operasional dan kerangka pikir tentang judul tesis yang akan dibahas, kajian pustaka bertujuan menunjukakan bahwa bahwa isi tulisan tesis ini belum pernah ada yang membahas sebelumnya; tujuan dan kegunaan penelitian berisi tentang tujuan yang hendak dicapai dan kontribusi pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan penelitian; garis-garis besar isi tesis yang berisi tentang sistematika pembahasan dalam tesis ini.

Bab II berisi tentang tinjauan teoritis dengan sub pembahasannya adalah: landasan teori yang terdiri dari, tinjauan tentang belajar,

teknik-teknik penilaian hasil belajar siswa,

Bab III membahas metode penelitian yang meliputi; jenis dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, pengumpulan dan perekaman data, analisis data penelitian, pengecekan keabsahan data.

Bab IV memuat hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari; gambaran umum lokasi penelitian yaitu MAN Model, data berupa dokumen dan hasil wawancara, temuan dan pembahasan.

Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan bab-bab sebelumnya, sekaligus merupakan jawaban terhadap masalah pokok yang dikemukakan pada rumusan masalah. Selain itu juga dikemukakan implikasi penelitian dalam usaha

Referensi

Dokumen terkait

Benny, dan seluruh sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendampingi penulis selama ini, dan

Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan standar ASTM dan FBI untuk biodiesel guna mendapatkan perbandingan mol metanol/minyak sawit dan jumlah pelarut optimum pada

Oleh karena itu muncul metodologi pendidikan partisipatif dengan pendekatan pendidikan untuk orang dewasa (adult education). Dalam konteks metodologi ini peran, pengetahuan

Berdasarkan hasil regresi pada model kedua, variabel REER memiliki pengaruh yang positif terhadap neraca perdagangan bilateral Cina dengan Indonesia atau sesuai

Hari dan waktu yang tepat dilakukan dengan mencocokkan antara nama penghuni rumah (kepala rumah tangga) dengan penanggalan berdasarkan hitung-hitungan yang

Terkait dengan strategi adaptasi dalam pencarian sumber bahan baku, dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, mengambil bahan baku dari fragmen batuan yang ada di

Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi oleh biaya, mutu, dan waktu (Sumber: Suharto,1999:3) Sehingga manajemen

Dalam pembuatan program film maupun video, skrip atau naskah program irii merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi