29
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat
PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. Van Ophuijsen, notaris di Batavia. Pada tanggal 22 Juli 1980 nama perusahaan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia. Pada tanggal 30 Juni 1997 nama perusahaan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia, Tbk. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal pada tanggal 16 November 1981.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarine, minyak sayur, dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. PT. Unilever Indonesia, Tbk juga bertindak sebagai distributor utama dan member jasa-jasa penelitian dan pemasaran.
Padatanggal 22 November 2000, PT. Unilever Indonesia, Tbk mengadakan perjanjian dengan PT. Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT. Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet, Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT. AL.
Pada tanggal 3 Juli 2002, PT. Unilever Indonesia, Tbk mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT.
30 Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, eskpor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT. Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT. Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT. KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan metode pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT. KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Pada tahun 2007, PT. Unilever Indonesia, Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Hingga saat ini PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 32 brand utama dan 700 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang
31 melibatkan sekitar 370 distributor independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut di distribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya.
Tabel III.1
Kronologi PT. Unilever Indonesia, Tbk 1920-1930 Import oleh van Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeefabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarine dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941 Pabrik kosmetik – Colibri NV, Surabaya
1942-1946 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II) 1965-1966 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981 Go Public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan pabrik sabun mandi dari Colibri ke pabrik Rungkut, Surabaya
1990 Memasuki bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi 1996-1998 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang 2000 Memasuki bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
32 Empat pilar utama dari visi PT. Unilever Indonesia, Tbk menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan, kemana tujuan mereka dan bagaimana mereka menuju ke arah sana:
• PT. Unilever Indonesia, Tbk bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari.
• PT. Unilever Indonesia, Tbk membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan merk dan pelayanan yang baik bagi orang lain.
• PT. Unilever Indonesia, Tbk menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia.
• PT. Unilever Indonesia, Tbk akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan.
III.1.2 Bidang Usaha
PT. Unilever Indonesia, Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia untuk produk Home and Personal Care serta Food & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
III.1.3 Produk-produk
33 1. Makanan
PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah salah satu dari perusahaan produsen produk makanan terkemuka di dunia. Semangat PT. Unilever Indonesia, Tbk untuk memahami apa yang diinginkan dan diperlukan masyarakat membuat merk-merk PT. Unilever Indonesia, Tbk menjadi pilihan masyarakat. Produk-produk makanan yang diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk sebagai berikut:
• Bango • Blue Band • Buavita • Royco • Sariwangi • Taro • Wall’s 2. Perawatan rumah
Beberapa produk perawatan rumah yang dimiliki PT. Unilever Indonesia, Tbk mampu memimpin pasar di berbagai belahan dunia. Beberapa produk yang dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut:
• CIF • Domestos • PureIt • Rinso • Sunlight • Viso
34
• Vixal
• Wipol
3. Perawatan Pribadi
Produk-produk perawatan pribadi dapat membantu konsumen PT. Unilever Indonesia, Tbk tampil lebih menarik dan percaya diri, yang pada akhirnya membantu mereka lebih menikmati hidup. Produk-produk tersebut adalah:
• Axe • Citra • Clear • Dove • Lifebuoy • Lux • Pepsodent • Pond’s • Rexona • Sunsilk • Vaseline
35 III.1.4 Struktur Organisasi
Gambar III.1 Struktur Organisasi
36 III.2 Desain Penelitian
III.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dimana semua data yang diperlukan dalam proses penelitian telah tersedia secara umum dan dapat diakses oleh orang banyak. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan, struktur organisasi, ketenagakerjaan, dan laporan keuangan.
Data yang digunakan dari laporan laba rugi dan neraca tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk selama 5 tahun yaitu tahun 2006-2010 yang akan dianalisa dalam melakukan penelitian.
III.2.2 Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Modal Kerja
Memberikan gambaran perputaran modal kerja dan kebutuhan modal kerja perusahaan selama suatu periode.
2. Analisis Laporan Keuangan
Menunjukkan kemampuan kinerja keuangan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya.
3. Analisis Rasio Produktivitas
Mengukur tingkat produktivitas perusahaan dalam bentuk rasio antara keluaran dengan masukan.
37 III.2.3 Metode Penyajian Data
Data yang diperoleh dan dihasilkan selama penelitian akan disajikan dalam bentuk uraian deskriptif, tabel, grafik, dan hal-hal lainnya yang dapat menunjang proses pembahasan penelitian.