• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOKASI DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA NIKI KOPITIAM MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LOKASI DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA NIKI KOPITIAM MALANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

B7

PENGARUH LOKASI DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PADA NIKI KOPITIAM MALANG

Heru Utomo1), Dwi Sudjanarti2), Fatkhur Rochman3) 1) heru.utomo@polinema.ac.id

2) dwi.sudjanarti@polinema.ac.id 3) fatkhur.rochman@polinema.ac.id

Abstract

The many choices of coffee shops in Malang make consumers have a lot of consideration in buying coffee in traditional or modern coffee shops. These considerations include location and brand image. Niki Kopitiam is the first modern coffee shop in Malang. The strategic location and well known brand image will be certainly a cosideration for consumer to decide to buy at Niki Kopitiam Malang. The research aims to determine the effect of location and brand image on purchasing decision. This research is an explanatory research with a quqntitative approach. The population of this research is the consumers of Niki Kopitiam Malang, the sampling method is non propability with the accidental sampling technique. The distribution of the quesionnaire was carried out online via whatsapp, instagram, facebook and others, until researcher get 100 respondens. The results showed that location had no effect on purchasing decisions, and brand image had a significant effect on purchasing decisions at Niki Kopitiam Malang. Location and brand image simultaneously have a significant influence on purchasing decisions at Niki Kopitiam Malang. Niki Kopitiam Malang should be paying attention to brand image factor, especially in online promotion and variations in taste.

Keywords: location, brand image, up purchasing decision

Abstrak

Banyaknya pilihan warung kopi di Malang membuat konsumen memiliki banyak pertimbangan untuk membeli kopi di warung kopi tradisional maupun warung kopi modern. Beberapa pertimbangan tersebut diantaranya adalah lokasi dan brand image. Niki Kopitiam adalah kedai kopi modern pertama di Malang. Lokasi yang strategis serta brand image yang telah terkenal tentu akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi dan brand image terhadap keputusan pembelian. Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah konsumen Niki Kopitiam Malang, metode sampling non probabilitas dengan teknik accidental sampling. Penyebaran kuesioner dilakukan secara Online melalui whatsapp, instagram, facebook dan lain-lain, sehingga peneliti mendapatkan responden secara online sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, dan brand image secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan keputusan pembelian di Niki Kopitiam Malang. Lokasi dan brand image secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di Niki Kopitiam Malang. Diharapkan pihak Niki Kopitiam Malang memperhatikan faktor brand image terutama pada iklan online dan variasi rasa.

Kata-kata Kunci: lokasi, brand image, keputusan pembelian

1. PENDAHULUAN

Saat ini pertumbuhan bisnis warung kopi di Malang berkembang dengan cukup pesat, hal itu dibuktikan dari hampir setiap sudut kota Malang dapat ditemui warung kopi

yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Kota Malang semakin bergeliat sebagai kota metropolitan. Salah satu dampaknya, tempat tongkrongan di tempat ini begitu berjibun. Bisnis kafe seakan

(2)

B.8 menjadi bisnis yang prospektif. Diperkirakan, jumlah tempat ngopi untuk nongkrong atau café di Kota Malang jumlahnya mencapi ribuan. (kumparan.com, 2019)

Banyaknya pilihan warung kopi di Malang membuat konsumen memiliki banyak pertimbangan untuk membeli kopi di warung kopi. Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar akan membeli (Kotler & Keller, 2012). Keputusan pembelian konsumen tidak terjadi begitu saja tanpa adanya proses, Hasan (2010) memaparkan bahwa keputusan pembelian konsumen berlangsung secara runtut dalam lima tahap yaitu; pengenalan masalah, mencari informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, evaluasi purnabeli. Beberapa pertimbangan pada keputusan pembelian diantaranya adalah lokasi dan

brand image.

Pemilihan lokasi yang tepat dapat menentukan keberhasilan suatu bisnis. Pada lokasi yang tepat, suatu bisnis akan lebih sukses dibandingkan bisnis lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya menjual produk yang sama. Ma’ruf (2006) menyatakan bahwa lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Lupiyoadi dan Hamdani (2011) mengatakan bahwa lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Kesalahan dalam memilih lokasi, maka akan mengakibatkan perusahaan rugi.

Selain lokasi, brand image merupakan faktor penting dimana konsumen tentu lebih tertarik dengan brand yang telah terkenal kualitasnya. Pada tahap evaluasi keputusan pembelian, konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek yang ada dalam pilihan dan mungkin juga merupakan niat untuk membeli merek yang paling disukai (Kotler & Keller, 2012). Qomariah (2016) menyatakan bahwa konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial sehingga dapat memperoleh kebutuhan/keinginan mereka

melalui permintaan, penawaran, dan pertukaran nilai suatu produk antara penjual dan pembeli. Tugas tenaga pemasar adalah membangun citra merek perusahaannya agar menjadi pilihan utama pasar.

Bagi para pecinta kopi di Indonesia, nama “Kopitiam” sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Kopitiam sejatinya merupakan tempat (kedai) untuk menikmati kopi, dengan sentuhan khas Tiongkok baik itu dari sajiannya, hingga suasana yang mendiaminya. Keberadaan Kopitiam sebetulnya bisa ditemui di berbagai wilayah di Asia Tenggara seperti misalnya Malaysia dan juga Singapura. Namun di Indonesia, Kopitiam memiliki tempat tersendiri di khazanah kuliner nusantara, yang ternyata juga menyimpan kisah harmonisasi antara pusaka budaya Tiongkok, dengan budaya Melayu yang tersaji di dalam sebuah kedai Kopitiam.

Niki Kopitiam adalah kedai kopi modern pertama di Malang, di kedai ini minum kopi bukan hanya sekadar kebutuhan melainkan juga merupakan gaya hidup. Semakin menjamurnya bisnis cafe maupun warung/kedai kopi modern di kota malang, nama Kopitiam masih tetap bertahan. Faktor lokasi yang strategis serta brand image Kopitiam tentu mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembeliannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi dan brand

image terhadap keputusan pembelian di Niki

Kopitiam Malang, baik secara parsial maupun simultan.

2. KAJIAN LITERATUR 2.1. Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan, Amirullah (2010). Kotler dan Keller (2012) menyatakan bahwa ketika membeli produk secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen sebagaiman yang ditampilkan pada Gambar 1 berikut:

(3)

B.9 Lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut:

1) Tahapan Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh internal dan eksternal.

2) Tahapan Pencarian Informasi

Merupakan tahap dimana konsumen mulai tertarik mencari informasi lebih lanjut dimana konsumen meningkatkan perhatian atau mulai aktif mencari informasi.

3) Tahapan Evaluasi Alternatif atau Pilihan Merupakan tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai pilihan alternatif merek yang ada. Di dalam tahap ini konsumen dapat melakukan evaluasi dengan perhitungan yang hati-hati atau pemikiran yang logis.

4) Tahapan Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas marek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang mereka sukai.

5) Tahapan Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian, konsumen mengkonsumsi produk yang dibeli. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi:

a) Konsumen puas, bila produk bekerja susai harapan akan terjadi positive

word of mouth.

b) Konsumen sangat puas, bila produk melampaui harapan, atau bisa juga layanan yang melebihi harapan, maka akan terjadi positive word of mouth dan evangelist customer (konsumen pewarta)

c) Konsumen kecewa, bila produk bekerja dibawah harapan, pada kondisi ini bisa terjadi beberapa kemungkinan:

1. Terjadi negative word of mouth, konsumen memberitahukan hal negatif mengenai produk pada teman-temannya atau organisasi. 2. Konsumen mengembalikan

produk, terjadi bila produk tidak sesuai dengan dinjanjikan penjualan.

3. Konsumen menuntut produsen atau distributor secara hukum. 2.2. Lokasi

Lokasi menurut Tjiptono (2015) Lokasi mengacu pada berbagai aktivitas pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Lokasi juga merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja (Sumarwan, 2004). Lokasi menurut Hanif (2001) dalam (Santoso dan Widowati, 2011) dapat didefinisikan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari-hari.

Lokasi adalah suatu keputusan perusahaan untuk menentukan tempat usaha, menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan operasional, dan mendistribusikan barang atau jasa yang menjadi kegiatan bisnisnya kepada konsumen. Pentingnya lokasi bagi perusahaan atau pengusaha sangat mempengaruhi keputusan sasaran pasar dalam menentukan keputusan pembeliannya. Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian

Gambar 1. Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen

(4)

B.10 Indikator lokasi menurut Tjiptono (dalam Ghazali, 2010) yaitu sebagai berikut:

1) Akses, yaitu lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

4) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan dikemudian hari.

5) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan. Sebagai contoh, restoran atau rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan, asrama, kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.

2.3. Brand Image

Setiap produk yang terjual di pasaran memiliki citra tersendiri di mata konsumennya yang sengaja diciptakan oleh pemasar untuk membedakan produk/jasanya dari para produk/jasa pesaing mereka. Menurut Kotler dan Keller, (2012) brand

image adalah persepsi dan keyakinan yang

dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Selain itu citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008).

Indikator brand image menurut Kerby (2004) terdiri empat elemen, yaitu:

1) Ketahanan (Tenacity), berkaitan dengan kualitas dan citra merek produk itu sendiri meliputi:

a. Kualitas produk

Produk yang dipasarkan dan dijual harus memiliki jaminan atau kualitas yang baik sesuai dengan citra merek yang dimiliki.

b. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk harus merupakan bahan-bahan yang sesuai atau bermutu dengan ketentuan yang telah ditetapkan

oleh sebuah perusahaan terhadap produk dari merek tersebut.

2) Kesesuaian (Congruence), berkaitan dengan kesesuaian antara karakteristik merek dengan citra merek itu sendiri yang ingin ditonjolkan dari sebuah produk, meliputi:

a. Iklan, pemasaran melalui iklan harus menonjolkan karakteristik dan menarik dari sebuah produk sehingga sebuah iklan dapat menjadi ciri pada persepsi konsumen dan membentuk citra merek terhadap sebuah produk yang dipasarkan serta menimbulkan minat beli pada konsumen.

b. Logo, merupakan ciri atau simbol yang menunjukkan suatu karakteristik dari sebuah merek. Oleh karena itu, logo mampu menciptakan brand image tersendiri di benak konsumen.

3) Keseksamaan (Precision), sejauh mana

brand image secara akurat dan konsisten

ingin ditampilkan meliputi:

a. Rasa, rasa dari sebuah produk harus konsisten dan akurat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian berulang. Ketika konsumen menemukan ada perbedaan cita rasa produk antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maka ada kemungkinan konsumen akan dikecewakan karena ekspektasi rasa yang didapatkan sebelumnya tidak terpenuhi di repeated-buying

berikutnya. Hal ini dapat menimbulkan penghentian repeated-buying.

b. Harga, harga merupakan faktor utama yang dilihat oleh konsumen. Harga yang ditawarkan di setiap tempat harus konsisten atau sama. Jika tidak sama, maka akan terdapat kesenjangan antara ekspektasi konsumen dengan harga yang diberikan.

4) Konotasi (Connotation) merupakan pendapat konsumen dari kepribadian produk yaitu dari semua karakteristik merek produk sejenis yang diterima, konsumen menemukan merek produk yang satu berbeda dari merek produk lainnya, meliputi:

(5)

B.11 a. Variasi, variasi rasa yang ditawarkan

kepada konsumen tidak hanya satu melainkan memilki variasi atau beragam rasa dari berbagai produk yang ditawarkan. Hal ini berguna untuk menyesuaikan dengan selera konsumen sehingga konsumen dapat memilih sesuai dengan keinginannya. b. Pelayanan, pelayanan yang dihasilkan

dari sebuah produk atau jasa sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra merek dari sebuah produk. Apakah pelayanan dari produk tersebut cepat atau lama, ramah atau tidak, menjawab kebutuhan atau tidak, dan lain-lain.

2.4. Konseptual Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka variabel pada penelitian ini terdiri dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas (independen) yaitu lokasi (X1) dan brand image (X2). Sedangkan

variabel terikat (dependen) yaitu keputusan pembelian (Y).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial) dan secara bersama-sama (simultan) lokasi dan brand image terhadap keputusan pembelian pada Niki Kopitiam Malang. Dengan adanya lokasi dan

brand image tersebut kemudian akan

menimbulkan kecenderungan keputusan pembelian, konseptual penelitian ini dapat digambarkan pada gambar2 dibawah ini:

3. METODOLOGI PENELITIAN Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah konsumen Niki Kopitiam Malang. Metode sampling pada penelitian ini adalah non probabilitas dengan teknik accidental

sampling. Penyebaran kuesioner dilakukan

secara online melalui whatsapp, instagram,

facebook dan lain-lain, sehingga peneliti

mendapatkan responden secara online dan menggunakannya sebagai sampel apabila orang tersebut dipastikan cocok sebagai responden.

Jumlah konsumen/pengunjung yang menjadi populasi pada penelitian ini tidak diketahui jumlahnya, maka rumus yang digunakan untuk mengetahui jumlah sampel adalah rumus Lemeshow (dalam Riduwan & Akdon, 2013), yaitu sebagai berikut:

Zα2 x P x Q n =

L2

Keterangan:

n : Jumlah sampel minimal yang diperlukan

Zα : Nilai standar distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96

P : maksimal estimasi =0,5 = 50% Q : 1 – P

L : tingkat ketelitian 10%

Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1,962 x 0,5 x (1- 0,5)

n = = 96,04 = 100 0,12 Jadi jumlah sampel menurut rumus Lemeshow sebesar 96,04 dan dibulatkan menjadi 100 responden.

Berdasarkan kajian teori, maka definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 H3 =3 H1 Lokasi (X1) Keputusan Pembelian (Y) Brand Image (X2)

(6)

B.12

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Indikator Item

1 Lokasi Tjiptono dalam Ghazali (2010)

Akses Mudah dijangkau

Visibilitas dilihat dengan jelas

Tempat parkir luas dan aman

Ekspansi tempat untuk

ekspansi

Lingkungan Daerah sekitar mendukung

2 Brand

Image

Kerby (2004)

Ketahanan Kualitas produk Bahan baku Kesesuaian Iklan Logo Keseksamaan Rasa Harga Konotasi Variasi Pelayanan 3 Keputusan Pembelian Kotler (2012) Pengenalan Masalah Pengenalan kebutuhan Pencarian Informasi Mencari informasi Evaluasi Alternatif melakukan perbandingan Keputusan Pembelian melakukan pembelian puas Pasca Pembelian pembelian ulang Merekomendasi-kan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

Kopitiam berasal dari kata Kopi dan Tiam yang diambil dari bahasa Malaysia artinya kedai kopi. Sejarah kopitiam berasal dari Malaysia dan Singapura ketika masa penjajahan Belanda. Pada saat itu banyak masyarakat keturunan Cina yang dipekerjakan menjadi buruh tambang dan tani. Tidak sedikit juga dari mereka yang menjadi juru masak. Mereka mempelajari menu sarapan apa yang cocok untuk para tentara Inggris. Beberapa hidangan seperti telur, roti, kopi, menjadi santapan andalan saat itu. Setelah pendudukan kolonial Inggris, kebanyakan dari mereka membuka kedai dan menjadikan tempat tersebut untuk menyantap sarapan. Hal inilah yang menjadi dasar terciptanya Kopitiam yang hadir di berbagai tempat di dunia.

Niki Kopitiam adalah kopitiam pertama di Kota Malang, nama resto yang membuat banyak orang menduga menu utamanya adalah kopi. Faktanya tidak hanya kopi yang

disajikan di sana. Nama Niki ternyata menegaskan hubungan dengan Catering Niki Echo yang sudah lebih dulu eksis di kota Malang. Menu terbanyak selain kopi yang ada di Niki Kopitiam adalah Chinesse Food yaitu bubur ayam chinesse food (bukan bubur ayam Jakarta), beberapa varian nasi goreng, kwetiauw goreng, aneka dimsum dan aneka sup. Rasa makanan yang disajikan di atas standar, bumbu terasa dan tekstur yang menarik. Menu favorit pengunjung yang sering dipesan adalah Kepiting Soka Telur Asin, kepiting soka (kepiting tanpa cangkang) yang digoreng tepung dan ditumis dengan telur asin. Harga per porsi Rp37.000 bisa untuk 2-3 orang. Harga makanan memang relatif tinggi, karena porsinya lumayan banyak bisa disantap 2-3 orang.

Lokasi Niki Kopitiam terletak Jl. Bondowoso No.8, Gading Kasri, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65115. Dengan mengusung tag Cosy-Casual-Good for kids, maka Niki Kopitiam menjadikan kedainya sebagai kedai modern yang nyaman, santai dan ramah/cocok untuk anak-anak juga. Media promosi online digunakan untuk menarik konsumennya yaitu

instagram, facebook.

Analisis Deskriptif

Sugiyono (2017), Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Tanggapan responden terhadap item indikator di atas yaitu:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Lokasi

Item Skor Jawaban Responden Mean

SS S CS TS STS F F F F F X1.1 40 48 12 0 0 4,28 X1.2 29 50 20 1 0 4,07 X1.3 23 50 24 3 0 3,93 X1.4 27 50 21 2 0 4,02 X1.5 26 47 27 0 0 3,99

Rata-rata nilai mean 4,06

(7)

B.13 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju terhadap item-item pernyataan pada variabel lokasi dengan rata-rata nilai mean sebesar 4,06. Mean tertinggi ditunjukkan pada pernyataan X1.1 (indikator

akses), hal ini menjelaskan bahwa lokasi Niki Kopitiam Malang mudah dijangkau konsumen.

Pengukuran variabel brand image yaitu ketahanan, kesesuaian, keseksamaan, dan konotasi. Tanggapan responden terhadap item indikator di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Brand

Image

Item Skor Jawaban Responden Mean

SS S CS TS STS F F F F F X2.1 18 77 5 0 0 4,13 X2.2 30 63 7 0 0 4,23 X2.3 8 61 31 0 0 3,77 X2.4 16 57 27 0 0 3,89 X2.5 18 56 26 0 0 3,92 X2.6 22 69 9 0 0 4,13 X2.7 11 47 42 0 0 3,69 X2.8 54 43 3 0 0 4,15

Rata-rata nilai mean 3,99

Sumber: Output SPSS ver 25, 2020

Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan setuju terhadap item-item pernyataan kualitas produk, bahan baku, logo, rasa, harga, dan pelayanan dengan rata-rata nilai mean di atas 3,8. Sedangkan mean terendah terdapat pada item iklan dan variasi rasa produk. Hal ini menjelaskan bahwa iklan yang digunakan masih kurang karena iklan intagram dan

facebook Niki Kopitiam kurang terupdate,

dan variasi produk yang dijual dinilai kurang bervariasi walaupun rasa makanan yang dijual enak.

Variabel keputusan pembelian diukur dari kegiatan menilai dan memilih dari berbagai alternatif yang dianggap paling menguntungkan sampai melakukan tindakan pembelian. Tanggapan responden terhadap item dari indikator keputusan pembelian yaitu:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi VariabelKeputusan Pembelian

Item Skor Jawaban Responden Mean

SS S CS TS STS F F F F F Y.1 30 52 8 0 0 4,22 Y.2 11 51 38 0 0 3,73 Y.3 21 56 23 0 0 3,98 Y.4 21 47 30 2 0 3,87 Y.5 12 43 43 2 0 3,65 Y.6 23 61 16 0 0 4,07 Y.7 20 65 14 1 0 4,04

Rata-rata nilai mean 3,94

Sumber: Output SPSS ver 25, 2020

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan setuju terhadap item-item pernyataan mengenali kebutuhan, melakukan perbandingan, melakukan pembelian, pembelian ulang, dan merekomendasikan dengan mean di atas 3,8. Sedangkan mean terendah terdapat pada item mencari informasi dan puas. Hal ini menjelaskan bahwa konsumen melakukan pembelian di Niki Kopitiam Malang setelah mengenali kebutuhan dan setelah melakukan perbandingan dengan kedai/coffee shop/ resto/cafe lain.

Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2017) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor

dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Hasil uji regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Berganda

(8)

B.14 Berdasarkan tabel 5 di atas, variabel independen adalah Lokasi (X1) dan Brand

Image (X2) sedangkan variabel dependen

adalah Keputusan Pembelian (Y) sehingga persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2

Y = 13,488 + 0,027 X1 + 0,419 X2

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan, bahwa:

1) a = 13,488

Konstanta regresi adalah sebesar 13,488. Hal ini berarti apabila variabel lokasi (X1)

dan brand image (X2) sama dengan nol,

maka variabel keputusan pembelian (Y) bernilai 13,488.

2) b1 = 0,027

Lokasi (X1) memiliki nilai koefisien

sebesar 0,027. Hal ini berarti apabila setiap kenaikan satu unit variabel lokasi (X1), maka akan meningkatkan keputusan

pembelian (Y) sebesar 0,027 dengan asumsi variabel brand image (X2) tetap

konstan. 3) b2 = 0,419

Brand image (X2) memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 0,419. Hal ini berarti apabila setiap kenaikan satu unit variabel

brand image (X2), maka akan

meningkatkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,419 dengan asumsi lokasi (X1)

tetap konstan.

Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2018) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Output SPSS ver 25,2020

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini sebesar 0,183 atau 18,3%. Hal ini berarti bahwa variasi nilai dari variabel keputusan pembelian (Y) mampu dijelaskan sebesar 18,3% oleh variabel Lokasi (X1) dan Brand

Image (X2), sedangkan sisanya yaitu sebesar

81,7% dijelaskan oleh variabel bebas lain diluar variabel Lokasi dan Brand Image. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2018) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Mengambil keputusan dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika -ttabel = thitung = ttabel dan nilai Pr

= a = 5%, maka H0 diterima

2) Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel

atau nilai Pr < a = 5%, maka H0

ditolak

Hasil dari perhitungan uji t (parsial) terhadap variabel Lokasi dan Brand Image dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji t

Sumber: Output SPSS ver 25,2020

Tabel 4. menunjukkan hasil perhitungan uji t (thitung), sedangkan penentuan ttabel

menggunakan rumus berikut: (df) = n – k - 1 Keterangan:

n = jumlah responden k = jumlah variabel bebas

(9)

B.15 Dengan menggunakan signifikansi 0,05 maka hasil yang diperoleh untuk ttabel adalah sebesar 1,66071. Berdasarkan tabel 4 di atas, maka uji t dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Pengujian secara parsial variabel lokasi (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

menghasilkan nilai thitung = 0,256 dan nilai

Sig. = 0,798. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai thitung < ttabel (0,256 <

1,66071) dan nilai Sig. Pr > 0,05 (0,798 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak

artinya bahwa variabel Lokasi (X1) secara

parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y) Produk Niki Kopitiam Malang.

2) Pengujian secara parsial variabel Brand

Image (X2) terhadap Keputusan

Pembelian (Y) menghasilkan nilai thitung =

4,922 nilai Sig. = 0,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai thitung > ttabel

(4,922 > 1,66071) dan nilai Sig. (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima

artinya bahwa variabel Brand Image (X2)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y) Produk Niki Kopitiam Malang.

Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Guna mengetahui apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak secara simultan, dapat diketahui dengan menggunakan uji F. Menurut Ghozali (2018) Uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama atau simultan. Penerimaan dan penolakan hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Jika Fhitung < Ftabel atau Sig. > 0,05 (p

> 0,05) maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

2) Jika Fhitung > Ftabel dan Sig. < 0,05 (p

< 0,05) maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

Uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara variabel bebas (independent variabel) yakni lokasi (X1) dan

brand image (X2) terhadap variabel terikat

(dependent variabel) yakni keputusan pembelian (Y) dengan tingkat signifikansi 0,05. Uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Uji F

Sumber: Output SPSS ver 25,2020

Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan uji F yaitu Fhitung = 12,120. Dengan

menggunakan signifikansi = 0,05, Ftabel

dapat ditentukan sesuai rumus berikut: (df1) = k = 2

(df2) = n-k-1 = 100-2-1 = 97 Keterangan:

n = jumlah responden k = jumlah variabel bebas

Berdasarkan tabel F dengan signifikansi 0,05 maka hasil yang diperoleh untuk Ftabel

adalah sebesar 3,09, sehingga nilai dari Fhitung

> Ftabel (12,120 > 3,09) dan signifikan 0,000

< 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Lokasi (X1) dan Brand Image (X2)

secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian (Y) pada Niki Kopitiam Malang. 4.2. Pembahasan

Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Pembelian

Lokasi merupakan tempat atau keberadaan perusahaan atau usaha dijalankan. Tempat yang strategis dapat menciptakan nilai ekonomis karena muda dijangkau oleh konsumen.dengan lokasi dan penempatan yang baik dapat mempengaruhi minat konsumen. Semakin baik lokasi maka minat konsumen untuk menjadi pelanggan akan semakin bertambah. Lokasi berarti berhubungan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi (Foster, 2008).

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden

(10)

B.16 sebagai sampel menyatakan bahwa secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Niki Kopitiam Malang. Akan tetapi secara simultan variabel lokasi memiliki pengaruh psotif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidak terlalu mementingkan lokasi sehingga dengan adanya perubahan lokasi tidak akan mempengaruhi keputusan konsumen datang ke Niki Kopitiam Malang. Konsumen beranggapan lokasi tidak menjadi faktor yang begitu menjadi perhatian karena pada lokasi sekitar Niki Kopitiam banyak berdiri usaha-usaha yang sejenis. Sehingga di mata konsumen letak atau lokasi Niki Kopitiam tidak berpengaruh karena pesaing sejenisnya berada di lokasi yang sama. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yaitu Soepeno & Tielung (2015) yang juga menyimpulkan bahwa lokasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen.

Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian

Merek merupakan sesuatu yang dicari konsumen ketika datang untuk membeli, merek ini bukan hanya sekedar barang/ jasa melainkan juga persepsi akan kualitas dan gengsi yang diraih. Konsumen lebih memilih citra merek yang lebih terkenal karena dianggap lebih terpercaya kualitasnya (Sunyoto, 2014). Karena citra dan reputasi merek yang terjaga, suatu jasa dapat menjadi jasa yang bernilai tinggi dan dicari oleh konsumen sehingga nilai perusahaan dapat meningkat. Bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

brand image berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini memperkuat penelitian sebelumnya yaitu Soepeno & Tielung (2015) dan Husen dkk (2018) yang menyimpulkan bahwa citra merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Hasil penelitian ini mempunyai arti bahwa semakin baik brand image akan

meningkatkan keputusan konsemen pembelian produk Niki Kopitiam Malang. Konsumen tertarik dengan brand image Niki Kopitiam Malang akan menyempatkan diri tidak sekedar untuk singgah namun melakukan keputusan pembelian. Hal ini disebabkan konsumen pertama kali memperhatikan brand yang telah dikenal sebelum akhirnya memutuskan untuk datang dan menikmati makanan dan minuman yang ditawarkan oleh Niki Kopitiam Malang. 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Lokasi secara parsial tidak berpengaruh

dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian di Niki Kopitiam Malang. 2) Brand Image secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap keputusan keputusan pembelian di Niki Kopitiam Malang. 3) Lokasi dan Brand Image secara simultan

mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di Niki Kopitiam Malang.

5.2. Saran

Mengingat brand image memiliki pengaruh positif yang signifikan serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap keputusan pembelian, maka pihak Niki Kopitiam Malang sebaiknya memperhatikan faktor brand image pada item iklan (terutama iklan online) dan variasi rasa. Akun Facebook dan instagram yang telah dimiliki sebaiknya dikelolah dengan lebih baik. Pada item variasi rasa sebaiknya pihak Niki Kopitiam Malang melakukan inovasi produk, agar produk yang dijual lebih bervariasi dan konsumen tidak bosan.

Penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya dengan membahas faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian di Kopitiam Malang.

(11)

B.17 6. DAFTAR RUJUKAN

Amirullah, (2010). Strategi Dahsyat Marketing Mix for Small Business

Cara Jitu Merontokan Pesaing,

Cetakan Pertama, Jakarta: Trans Media Pustaka.

Foster, Bob., (2008). Manajemen Ritel, Bandung: Alfabeta,

Ghazali, Rizwar., (2010). Analisis Pengaruh

Bauran Pemasaran Produk Plastik

Terhadap Volume Penjualan PT

Mitraya Plasindo Sejati, Semarang:

Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, (2018). Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM SPSS, Edisi 9, Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro,. Hasan, Ali., (2010). Marketing. Yogyakarta:

Media Presindo

Husen, Akhmad., Sumowo, Seno., dan Rozi, Akhmad Fahrur., (2018). Pengaruh Lokasi, Citra Merek dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mie Ayam Solo Bangsal Jember, Jurnal Manajemen Dan Bisnis

Indonesia Vol. 4 No. 2 Desember 2018,

Hal. 127-143.

Kerby, J.K., 2004. Essentials of Marketing

Management, USA: South-Western

Publishing Co.

Kotler, Philip. dan Keller, (2012).

Manajemen Pemasaran, Edisi 12,

Jakarta: Erlangga,

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, 2011.

Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2,

Jakarta: Salemba Empat.

Ma’ruf, Hendri., (2006). Pemasaran Ritel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Qomariah, Nurul, (2016). Marketing

Adactive Strategy, Jember: Cahaya

Ilmu.

Riduwan dan Akdon, (2013). Rumus dan

Data dalam Analisis Data Statistika,

Bandung: Alfabeta.

Santoso, Aprih. dan Widowati, Sri Yuni., (2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Kopima USM), Jurnal Dinamika

Sosbud, Volume 13 Nomor 2,

Desember 2011: 179–190; ISSN 1410-9859.

Soepeno, Farli., D. & Tielung, Maria V.J., (2015). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Layanan, dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Salon Headquarters Manado Town Square, Jurnal EMBA

Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 1

106-1116; ISSN 2303-1174.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Bisnis

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D), Bandung:

Penerbit Alfabeta,

Sunyoto, (2014). Dasar-dasar Manajemen

Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta:

CAPS (Center Of Academic Publising).

Suryani, Tatik, (2008). Perilaku Konsumen:

Implikasi pada Strategi Pemasaran,

Yogyakarta: Graha Ilmu,.

Suwarman, Ujang. (2004). Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Bogor: PT Ghalia

Indonesia.

Tjiptono, Fandy, (2015). Strategi Pemasaran, Edisi Empat, Yogyakarta: Andi Offset.

https://kumparan.com/tugumalang/kafe-di- malang-yang-tumbuh-dan-tumbang-1551768038570428054, Diakses pada tanggal 22 Februari 2020.

Gambar

Gambar 1. Model Lima Tahap Proses  Pembelian Konsumen
Gambar 2.  K onseptual Penelitian
Tabel  2.  Distribusi  Frekuensi  Variabel  Lokasi
Tabel  3.  Distribusi  Frekuensi  Variabel  Brand  Image

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari model tradisi perkawinan antarkerabat kyai yang tersebut di atas, kita dapat mengambil dampak positif ketika terjadi konflik, yaitu upaya resolusi bisa lebih mudah

Proizvod treba biti prihvatljiv cijenom jer će u budućnosti biti još veća potreba za parkingom i skladištenjem još većeg broja bicikala, konstrukcija proizvoda treba biti

Pada tubulus hepatopankreas udang galah ( Macrobrachium rosenbergii ) kontrol terlihat bahwa tubulus hepatopankreas masih memiliki bentuk normal sedangkan pada

PENGGUNAAN AIR KELAPA MUDA DAN MADU TERHADAP KUALITAS SPERMA IKAN MAS (Cyprinus carpio) SELAMA MASA PENYIMPANAN THE USE OF COCONUT WATER AND HONEY AGAINST QUALITY OF.. GOLD FISH

tentang kesehatan reproduksi menyebutkan bahwa aborsi akibat perkosaan diperbolehkan dengan syarat apa bila usia kehamilan kandungan tersebut masih berusia 40 hari

Sendi yang sering mengalami cedera ringan pada atlet beladiri yaitu engkel, lutut, panggul, pergelangan tangan, siku, dan bahu3. Seperti yang diuraikan

Rp1,204 in the first year and second year, (2) in third year, conversion price is: (i) Rp926.16 (ii) average share price of the Company for the previous six-month period prior to