• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS PENGALAMAN PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS PENGALAMAN PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS

PENGALAMAN PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2

Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

disusun oleh

Windy Tantriyani NIM 0903949

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS

PENGALAMAN PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2

Bandung)

Oleh

Windy Tantriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©WindyTantriyani2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS PENGALAMAN

PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2

Bandung)

oleh Windy Tantriyani

0903949

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

Dr. Sumiyadi, M. Hum NIP.196603201991031004

Pembimbing II

Halimah, S. Pd., M. Pd NIP. 198104252005012003

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i

EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS PENGALAMAN PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung)

Oleh: Windy Tantriyani

0903949

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Efektivitas Teknik Silang Cerita Berbasis

Pengalaman Pribadi pada Pembelajaran Menulis Cerpen” ini dilakukan terhadap

siswa di SMA Kartika XIX-2 Bandung. Penelitian ini diawali dengan perumusan masalah yaitu: 1) bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa SMA Kartika XIX-2 di kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan teknik silang cerita di kelas?; 2) bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa SMA Kartika XIX-2 di kelas kontrol sebelum dan setelah diadakan diskusi kelompok di kelas?; 3) adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa SMA Kartika XIX-2 dalam menulis cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diterapkan teknik silang cerita dan diskusi kelompok di kelas?; 3) apakah penerapan teknik silang cerita berbasis pengalaman pribadi efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas?.

Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik silang cerita, sehingga teknik silang cerita efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan tes awal-tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi penelitian ini adalah SMA Kartika XIX-2 dengan sampel kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan X-3 sebagai kelas kontrol. Sampel dari masing-masing kelas sebanyak 28 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal kelas eksperimen yaitu 55 dan nilai rata-rata hasil tes akhir yaitu 72. Sementara dari kelas kontrol, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal yaitu 48 dan nilai rata-rata hasil tes awal yaitu 62. Dari nilai rata-rata tersebut dapat terlihat bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih besar yaitu 17 poin dibanding kelas kontrol yang mengalami kenaikan sebesar 14 poin.

(5)

EFEKTIVITAS TEKNIK SILANG CERITA BERBASIS PENGALAMAN PRIBADI PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung)

Oleh: Windy Tantriyani

0903949

ABSTRACT

The study, entitled " Efektivitas Teknik Silang Cerita Berbasis Pengalaman Pribadi pada Pembelajaran Menulis Cerpen" is performed on students in Kartika XIX-2 Bandung high school. This study begins with the formulation of the problem, namely: 1) how high school students the ability to write short stories Kartika XIX-2 in the experimental class before and after cross-story technique applied in the classroom?; 2) how high school students the ability to write short stories Kartika XIX-2 in the control classes before and after group discussions held in class?; 3) is there a significant difference between the ability of Kartika XIX-2 high school students in writing short stories in the experimental class and control class before and after the applied techniques of cross story and discussion groups in class?; 3) whether the application of cross-story technique effectively applied based on personal experience in learning to write short stories in class?

The hypothesis of this study that there are significant differences between students' ability to write short stories before and after using the technique of cross-story, so the technique is effectively used in a story of cross learning to write short stories. The design used in this study was a quasi-experimental design to test the initial-final test for the experimental class and the control class. The study population was Kartika XIX-2 high school with a sample experiment class is X-2 and X - 3 as a control class . Samples from each class as many as 28 people.

Based on the results of the study, the average values obtained initial test results of 55 experimental class and the average value of the final test result is 72. While control of the class, the average values obtained results of the initial test is 48 and the average value of the initial test result is 62. From the average value can be seen that the experimental class had a greater increase is 17 points compared to the control class increased by 14 points.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN………..………... i

ABSTRAK……….………..………... ii

KATA PENGANTAR………..…………..………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH………..…………..…………... iv

DAFTAR ISI……….………..………... vi

DAFTAR TABEL……….…………..………... ix

BAB I PENDAHULUAN……….………... 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……….. 3

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………... 4

1. Bagi pengajar………..……... 5

2. Bagi pendidikan………... 5

3. Bagi peneliti………... 5

E. Sistematika Penulisan………...………... 5

BAB II MENULIS CERITA PENDEK DAN TEKNIK SILANG CERITA…. 7 A. Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Silang Cerita………... 7

1. Pembelajaran Kooperatif………... 7

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) …………..…... 7

b. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif……... 8

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif………... 10

d. Kelemahan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif………... 10

2. Teknik Silang Cerita………...………... 11

(7)

B. Menulis Cerita Pendek.………... 13

1. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Cerita Pendek... 14

a. Alur……….………... 14

b. Tema………...………... 15

c. Latar/Setting………... 17

d. Tokoh dan Penokohan………... 17

e. Amanat………... 18

f. Sudut Pandang………... 19

C. Kerangka Pemikiran………... 20

D. Hipotesis Penelitian………...………... 21

BAB III METODE PENELITIAN………...………... 22

A. Populasi dan Sampel………... 22

1. Populasi………...………...…….………... 22

2. Sampel………...…….………... 22

B. Desain Penelitian………...………... 23

C. Definisi Operasional………...………..………... 24

D. Instrumen Penelitian………...………... 25

1. Instrumen Pengumpulan Data………... 25

2. Instrumen Perlakuan………...………... 29

E. Teknik Penelitian…...………...………... 37

1. Teknik Pengumpulan Data………..…………...…... 37

2. Teknik Pengolahan Data………..………... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian………..………... 42

B. Deskripsi Data Kelas Eksperimen………... 43

1. Deskripsi Hasil Prates………..………... 43

2. Deskripsi Nilai Pascates………..………... 50

C. Uji Persyaratan Analisis Data Kelas Eksperimen………... 56

(8)

viii

a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Nilai Prates………... 56

b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Nilai Pascates………... 59

2. Uji Normalitas………....………..………... 63

a. Uji Normalitas Data Nilai Prates……….……... 63

b. Uji Normalitas Data Nilai Pascates……….…... 67

D. Deskripsi Data Kelas Kontrol………...…………... 70

1. Deskripsi Hasil Prates………..………... 70

2. Deskripsi Nilai Pascates………...………... 76

E. Uji Persyaratan Analisis Data Kelas Kontrol………... 81

1. Uji Reabilitas Antarpenimbang………...………... 81

a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Nilai Prates………... 82

b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Nilai Pascates………... 85

2. Uji Normalitas………..………... 89

a. Uji Normalitas Data Nilai Prates……….…... 89

b. Uji Normalitas Data Nilai Pascates……….……... 92

F. Uji Hipotesis……….…………..………... 96

G. Pembahasan Hasil Penelitian………...…………... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……….………...…………..………... 103

B. Saran……….………..………... 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus diajarkan kepada siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Salah satu keterampilan menulis yang terdapat dalam kompetensi dasar di kelas X SMA adalah menulis karangan dalam bentuk cerpen (cerita pendek). Disebutkan bahwa siswa harus mampu menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen.

Bagi siswa kelas X SMA Kartika XIX-2, menulis merupakan hal yang masih dianggap sulit, apalagi menulis cerpen yang merupakan karangan yang cukup panjang. Siswa cenderung “malas” untuk menulis sebuah karangan yang panjang seperti cerpen. Seperti yang dikatakan oleh Fazzar (14), Gina (15), Keyshi (15), dan Asbulah (15). Siswa-siswi kelas X-2 SMA Kartika XIX-2 ini mengaku kurang menyukai menulis. Alasannya beragam, mulai dari kesulitan menemukan ide untuk tema ceritanya, susah merangkai kalimat menjadi sebuah cerita, tidak bisa menemukan nama yang tepat untuk tokoh dalam ceritanya, dan sebagainya. Alasan yang paling banyak disebutkan oleh siswa adalah karena malas, apalagi menulis cerpen yang relatif lebih panjang dari karangan lainnya. Mereka menganggap menulis itu sulit dan cenderung membosankan. Tak jarang pula mereka menemui kebuntuan ketika menulis atau bahkan tidak mendapatkan ide untuk cerpen yang harus ditulisnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis cerpen kurang diminati oleh siswa, kecuali bagi siswa yang memang gemar menulis atau mengarang.

(10)

dengan teknik atau cara mengajar yang menyenangkan tentu akan membuat siswa mendapat sedikit kemudahan karena suasana belajar yang tidak monoton sehingga siswa merasa antusias. Dengan membuat siswa tidak merasa bosan saat pembelajaran, situasi belajar yang menyenangkan tentu dapat tercipta. Dalam hal ini, kreativitas guru sangat dibutuhkan. Guru dituntut untuk dapat menciptakan inovasi-inovasi dalam mengajar. Teknik yang menarik dan media yang inovatif

tentu akan menimbulkan motivasi dan semangat para siswa ketika mengikuti pembelajaran.

Alwasilah (2007: 47) dalam bukunya menyebutkan bahwa dalam menulis, para pengajar lebih banyak mengajarkan tata bahasa atau teori menulis dan sedikit sekali memberikan latihan menulis pada siswa. Menurut mereka, seharusnya guru menyudahi pengajaran tata bahasa atau teori menulis, diganti dengan lebih banyak memberikan latihan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis siswa.

Masih menurut Alwasilah (2007: 64), sebuah karya sastra merupakan hasil dari perwujudan pengalaman pribadi seseorang ke dalam bentuk sebuah tulisan. Dalam pembuatan cerpen misalnya, ide untuk menulis sebuah cerpen dapat berasal dari pengalaman masa kecil maupun pengalaman paling menarik yang pernah dirasakan oleh penulis. Ide cerita yang didapatkan dari pengalaman pribadi yang menarik akan membuat cerita terasa lebih “hidup” karena penulis menceritakannya dengan lebih “nyata”. Hal ini dikarenakan cerita yang ditulis berasal dari pengalaman yang dirasakan oleh penulis sendiri, sehingga cerita ditulis secara detail baik peristiwa maupun perasaan tokoh dalam cerita.

(11)

3

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap cerpen dan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen yang sebelum diberi perlakuan mendapat nilai rata-rata 55, sedangkan setelah diberi perlakuan mendapat nilai rata-rata 72.

Setelah mencermati hasil penelitian Aceng Komarudin tersebut, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif cukup berpengaruh dalam meningkatkan minat belajar siswa, khususnya dalam bidang menulis. Oleh karena

itu, peneliti bermaksud untuk meneliti pembelajaran menulis cerpen di kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung dengan menggunakan teknik “Silang Cerita”, yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif. Teknik silang cerita dilakukan dengan cara bertukar cerita tentang pengalaman pribadi yang menarik dengan teman sebangku dan kemudian ditulis menjadi sebuah cerpen. Teknik ini diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis cerpen maupun mencari ide untuk tulisannya. Penelitian ini kemudian peneliti beri judul “Efektivitas Teknik Silang Cerita Berbasis Pengalaman Pribadi pada Pembelajaran Menulis Cerpen”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Kurangnya ketertarikan siswa SMA Kartika XIX-2 dalam pembelajaran menulis cerpen yang sering menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam menulis maupun mencari ide untuk tulisannya.

2. Penggunaan teknik yang menarik agar dapat memunculkan keaktifan dan

minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen.

(12)

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Seberapa tinggi kemampuan menulis cerpen siswa SMA Kartika XIX-2 di kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan teknik silang cerita di kelas?

2. Seberapa tinggi kemampuan menulis cerpen siswa SMA Kartika XIX-2 di

kelas kontrol sebelum dan setelah diadakan diskusi kelompok di kelas?

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa SMA Kartika

XIX-2 dalam menulis cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diterapkan teknik silang cerita dan diskusi kelompok di kelas?

4. Apakah penerapan teknik silang cerita berbasis pengalaman pribadi efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang:

1. kemampuan menulis cerpen siswa SMA Kartika XIX-2 di kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan teknik “Silang Cerita” di kelas.

2. kemampuan menulis cerpen siswa SMA Kartika XIX-2 di kelas kontrol sebelum dan setelah diadakan diskusi di kelas.

3. perbedaan antara kemampuan siswa SMA Kartika XIX-2 dalam menulis cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan berupa penerapan teknik “Silang Cerita” dan diskusi kelompok di kelas.

4. efektifitas penerapan teknik silang cerita dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas.

D. Manfaat Penelitian

(13)

5

1. Bagi pengajar

Penelitian ini dapat memberikan ide bagi para pengajar untuk menerapkan teknik yang efektif dan menarik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen agar siswa lebih bersemangat ketika mengikuti pembelajaran menulis cerpen.

2. Bagi pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan pandangan baru mengenai pembelajaran

menulis cerpen bahwa menulis tidak selalu sulit dan membosankan, tetapi dapat dibuat menarik dengan menerapkan teknik yang tepat. Dalam hal ini diperlukan kreativitas pengajar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan memanfaatkan teknik baru agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen di sekolah.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan bagi peneliti bahwa dengan menerapkan teknik yang efektif dan menarik serta mengembangkan kretifitas pengajar, dapat menimbulkan semangat dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen di kelas.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab. Pada bab pertama dijelaskan mengenai hal-hal yang mendasari penelitian ini. Diawali dengan latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa masalah diteliti, gejala-gejala kesenjangan dan solusi yang ditawarkan, kompleksitas masalah, dan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Kemudian identifikasi dan perumusan masalah penelitian yang disusun berdasarkan latar

(14)

Bab dua berisi teori-teori dalam penelitian ini, yaitu teori mengenai cerpen yang mencakup pengertian cerpen, unsur-unsur cerpen, pembelajaran kooperatif, dan penjelasan mengenai teknik silang cerita.

Pada bab tiga, dijelaskan mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian ini menjabarkan populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian yang terdiri atas instrumen

pengumpulan data dan instrumen perlakuan, juga teknik penelitian yang mencakup teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Bab empat berisi

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2012: 117) dalam bukunya menyebutkan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Menurutnya, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki obyek tersebut.

Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa-siswi SMA Kartika XIX-2 yang rinciannya sebagai berikut.

a. Kelas X-1 dengan jumlah murid 30 orang, terdiri atas 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.

b. Kelas X-2 dengan jumlah murid 28 orang, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.

c. Kelas X-3 dengan jumlah murid 28 orang, terdiri atas 12 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

2. Sampel

Masih menurut Sugiyono (2012: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini homogen, sehingga dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik simple random sampling atau pengambilan

(16)

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen ini memerlukan adanya perlakuan atau tindakan dalam pelaksanaannya, sehingga metode eksperimen dapat digunakan untuk menemukan pengaruh perlakuan tertentu terhadap suatu kondisi yang terkendalikan.

Menurut Sugiyono (2012: 108-109), terdapat empat bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: Pre-Experimental

Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental

Design.

Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design atau eksperimen semu. Desain penelitiannya digambarkan sebagai berikut.

(Sugiyono, 2012: 160) Keterangan:

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

OІ : Tes Awal Kelas Eksperimen

OЇ :Tes Akhir Kelas Eksperimen

OЈ : Tes Awal Kelas Kontrol

OЉ : Tes Akhir Kelas Kontrol

Dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen (E) dan kelas kontrol (K). Langkah awal penelitian ini adalah dengan memberi tes awal

atau prates yang sama (OІ OЈ) kepada kelas E dan kelas K. Kemudian kelas E

selaku kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu teknik silang cerita. Sementara kelas K selaku kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus, tetapi pembelajaran berlangsung seperti biasa. Setelah itu kedua kelas tersebut diberikan tes akhir

E = OІ X OЇ

(17)

24

(pascates) yang sama pula (O2, O4). Selanjutnya hasil pascates dari kedua kelas tersebut dibandingkan perbedaannya untuk mengetahui pengaruh dari penerapan teknik silang cerita dalam pembelajaran menulis cerpen.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman padangan atau persepsi tentang

konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan makna konsep tersebut sehingga menjadi jelas dan dapat dipahami secara benar.

Adapun konsep tersebut perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis cerpen dapat menjadi media untuk mengungkapkan pengalaman pribadi seseorang yang berkesan atau menarik baginya, maupun mengungkapkan perasaan yang tidak dapat diungkapkannya secara langsung melalui lisan.

2. Teknik silang cerita merupakan teknik pengajaran dalam pembelajaran menulis cerpen yang dapat memotivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran, karena teknik ini dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk menulis cerpen. Ide tersebut didapatkan dari cerita mengenai pengalaman pribadi temannya yang mengesankan, siswa dapat bertukar cerita sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan agar dapat menarik minat siswa dalam belajar.

3. Teknik silang cerita dilakukan dengan cara saling bertukar cerita dengan teman sebangku mengenai pengalaman pribadi yang menarik. Kemudian dari cerita pengalaman pribadi teman sebangku yang telah diceritakan diambil poin-poin pentingnya untuk selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah cerpen.

(18)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen diartikan sebagai sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpul-kan data sebagai bahan pengolahan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, 2008: 559).

Dalam penelitian ini ada dua instrumen yaitu instrumen pengumpulan data

dan instrumen perlakuan, yang akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes. Tes akan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal (prates) dan tes akhir (pascates). Adapun soal tes yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Soal tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Soal tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol

TES MENULIS CERPEN 1

KELAS X-2

Tulislah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman pribadi temanmu yang telah diceritakan dengan memperhatikan langkah-langkah penulisan cerpen dan kelengkapan unsur intrinsik sebuah cerpen yang baik!

TES MENULIS CERPEN 1

KELAS X-3

Tulislah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman pribadi temanmu yang telah diceritakan dengan memperhatikan langkah-langkah penulisan cerpen dan kelengkapan unsur intrinsik sebuah cerpen yang baik!

TES MENULIS CERPEN 2

KELAS X-2

Tulislah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman pribadi temanmu yang telah diceritakan dengan memperhatikan langkah-langkah penulisan cerpen dan kelengkapan unsur intrinsik sebuah cerpen yang baik!

TES MENULIS CERPEN 2

KELAS X-3

Tulislah sebuah cerpen

(19)

26

c. Pedoman penilaian menulis cerpen

Penilaian terhadap hasil menulis cerpen siswa ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal menulis cerpen siswa dan perkembangan kemampuan siswa setelah diberi perlakuan berupa teknik silang cerita. Kedua hasil menulis siswa tersebut dibandingkan dan dilihat perbedaannya untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik silang cerita dalam pembelajaran menulis

cerpen di kelas. Selain itu, pedoman penilaian ini juga berfungsi untuk mempermudah penilai dalam menilai hasil tulisan cerpen siswa.

Tabel 3.1

Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor

Jumlah Skor Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

51-70 Cukup

31-50 Kurang

10-30 Sangat Kurang

(20)
(21)
(22)

Tokoh dan Dimensi Latar

bahasa.

Skor 25 20 15 10

Sumber: Sumiyadi, kemudian dikembangkan berdasarkan teori fiksi Stanton.

Format Penilaian Cerpen Siswa

TANGGAL PENILAIAN :

KOMPETENSI DASAR : Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang

lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)

No. Nama Siswa

(23)

30

berdasarkan kurikulum yang telah disepakati untuk tingkat SMA/MA di seluruh Indonesia. Rencana pelaksanaan yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut.

A. STANDAR KOMPETENSI

Menulis: Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen.

B. KOMPETENSI DASAR

Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar).

C. MATERI PEMBELAJARAN :

Menulis cerpen dengan memerhatikan pelaku, peristiwa, dan latar.

Menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain yang dianggap menarik.

D. INDIKATOR :

1. Kognitif a. Produk

 Memahami unsur pelaku, peristiwa, dan latar dalam cerpen.

 Memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen. b. Proses

 Menuliskan kalimat-kalimat mengenai pengalaman orang lain yang menarik.

 Mengembangkan kalimat-kalimat yang dibuat ke dalam sebuah cerpen dengan memerhatikan unsur pelaku, peristiwa, dan latar.

2. Psikomotor

 Menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi orang lain yang paling menarik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

(24)

3. Afektif

a. Karakter Kebangsaan

 Jujur.

 Tanggung jawab.

 Apresiatif.

b. Keterampilan sosial

 Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar.

 Menyumbang ide.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Kognitif a. Produk

 Secara mandiri siswa dapat memahami unsur pelaku, peristiwa, dan latar.

 Secara mandiri siswa dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

b. Proses

 Secara mandiri siswa dapat menuliskan beberapa kalimat mengenai pengalaman menarik orang lain.

 Secara mandiri siswa dapat mengembangkan kalimat-kalimat yang telah dibuatnya menjadi sebuah cerpen dengan memerhatikan unsur pelaku, peristiwa, dan latar.

2. Psikomotor

 Secara mandiri siswa mampu menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi orang lain yang paling menarik.

3. Afektif a. Karakter

Siswa terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung dengan bersifat apresiatif dalam mengerjakan segala tugas dan latihan yang diberikan, jujur dalam

membuat hasil karya, bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

(25)

32

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyumbang ide.

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Kooperatif

Metode pembelajaran : Tanya Jawab, Pemodelan.

G. SUMBER/BAHAN/ALAT

1. Papan tulis dan spidol

2. Lembar kerja menulis cerpen

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal

Guru mengecek kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. (Disiplin, Bertanggungjawab)

Apersepsi: guru mengulas materi pertemuan sebelumnya dan memeriksa tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. (Disiplin, Bertanggungjawab)

10 Menit

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang

terkandung dalam cerpen.

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Siswa diberikan lembar kerja oleh guru.

Elaborasi

Siswa diminta untuk menjelaskan pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam

(26)

cerpen.

Siswa diminta untuk menuliskan pengalaman menarik yang pernah dialami orang lain ke dalam beberapa kalimat kemudian mengembangkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah cerpen dengan memerhatikan

unsur pelaku, peristiwa dan latar.

Konfirmasi

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

3. Kegiatan Penutup

Siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah mereka ikuti dan menyampaikan kesan terhadap pembelajaran dengan bahasa yang baik.

Guru memberikan penguatan terhadap simpulan siswa.

Guru memberikan tugas mandiri terstruktur untuk menjawab LKS.

Guru menutup pelajaran.

15 Menit

Pertemuan 2

No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal

Guru mengecek kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. (Disiplin, Bertanggungjawab)

Apersepsi: guru mengulas materi pertemuan sebelumnya dan memeriksa tugas atau pekerjaan

rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. (Disiplin, Bertanggungjawab)

10 Menit

2. Kegiatan Inti

(27)

34

Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Elaborasi

Siswa diminta untuk bertukar cerita dengan teman sebangkunya mengenai hal-hal paling menarik yang pernah ia alami.

Siswa diminta untuk menuliskan cerita teman sebangkunya mengenai hal paling menarik yang dialami temannya ke dalam beberapa kalimat

kemudian mengembangkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah cerpen dengan memerhatikan unsur pelaku, peristiwa dan latar.

Konfirmasi

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

55 Menit

3. Kegiatan Penutup

Siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah mereka ikuti dan menyampaikan kesan terhadap pembelajaran dengan bahasa yang baik.

Guru memberikan penguatan terhadap simpulan siswa.

Guru memberikan tugas mandiri terstruktur untuk menjawab LKS.

Guru menutup pelajaran.

(28)

No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal

Guru mengecek kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. (Disiplin, Bertanggungjawab)

Apersepsi: guru mengulas materi pertemuan sebelumnya dan memeriksa tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. (Disiplin, Bertanggungjawab)

10 Menit

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Elaborasi

Siswa diminta untuk bertukar cerita dengan teman sebangkunya mengenai hal-hal paling menarik yang pernah ia alami.

Siswa diminta untuk menuliskan cerita teman sebangkunya mengenai hal paling menarik yang dialami temannya ke dalam beberapa kalimat

kemudian mengembangkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah cerpen dengan memerhatikan unsur

pelaku, peristiwa dan latar.

Konfirmasi

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

55 Menit

(29)

36

Siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah mereka ikuti dan menyampaikan kesan terhadap pembelajaran dengan bahasa yang baik.

Guru memberikan penguatan terhadap simpulan siswa.

Guru memberikan tugas mandiri terstruktur untuk menjawab LKS.

Guru menutup pelajaran.

15 Menit

Pertemuan 4

No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal

Guru mengecek kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. (Disiplin, Bertanggungjawab)

Apersepsi: guru mengulas materi pertemuan sebelumnya dan memeriksa tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. (Disiplin, Bertanggungjawab)

10 Menit

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang unsur pelaku, peristiwa, dan latar serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Elaborasi

Siswa diminta untuk menuliskan sebuah cerpen dengan memerhatikan unsur pelaku, peristiwa dan latar.

(30)

Konfirmasi

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

3. Kegiatan Penutup

Siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah mereka ikuti dan menyampaikan kesan terhadap pembelajaran dengan bahasa yang baik.

Guru memberikan penguatan terhadap simpulan siswa.

Guru memberikan tugas mandiri terstruktur untuk menjawab LKS.

Guru menutup pelajaran.

15 Menit

I. SUMBER PEMBELAJARAN :

1. Buku paket matapelajaran Bahasa Indonesia 2. Lembar kerja

J. PENILAIAN :

Jenis Tagihan: tugas individu menulis cerpen. Bentuk Instrumen: Lembar Kerja.

E. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan adalah hasil menulis cerpen siswa. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes menulis cerpen kepada seluruh siswa di dua kelas yang dijadikan sumber data.

(31)

38

untuk mengambil data akhir dan melihat kemampuan menulis cerpen siswa setelah diberikan perlakuan. Data dari kedua tes tersebut kemudian dibandingkan untuk melihat perbedaan nilainya dan mengetahui keefektifan penerapan teknik silang cerita.

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah dilakukan prates, hasil dari siswa akan dinilai dalam empat kriteria

yaitu: sangat baik, baik, sedang, dan kurang. Kemudian dilakukan pascates, hasilnyapun diklasifikasikan dalam empat kriteria tersebut dan akan dibandingkan dengan hasil prates. Langah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menilai hasil tulisan siswa berupa cerpen dari setiap aspek yang dinilai. 2) Penilaian hasil menulis cerpen siswa dilakukan oleh tiga orang, dengan

rumus:

Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor

Jumlah Skor Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

51-70 Cukup

31-50 Kurang

10-30 Sangat Kurang

3) Melakukan uji reabilitas antar penimbang. Uji reabilitas antar penimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reabilitas penilaian antara penguji yang

(32)

Adapun format ANAVA sebagai berikut.

Tabel 3.3

Format Anava

Sumber Variasi SS Dk Varians

Siswa/Testi SSt∑dt2 N-1 ∑

Penguji SSp∑ p K-1 -

Kekeliruan SSk∑d2kk (N-1)(K-1) ∑

Setelah itu, dilakukan penghitungan reabilitasnya dengan rumus:

Keterangan:

: reabilitas yang dicari Vt : Variansi dari testi Vkk : Variansi dari kekeliruan

Selanjutnya nilai tersebut dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

(33)

40

0,20-0,40 Korelasi rendah

0,40-0,60 Korelasi sedang

0,60-0,80 Korelasi tinggi

0,80-0,99 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

4) Melakukan uji normalitas nilai menulis puisi siswa hasil prates dan pascates dengan menggunakan rumus Kai kuadrat (chi Square) dengan rumus sebagai berikut.

(Subana, Rahadi, dan Sudrajat, 2000:124) Keterangan:

d t

p

5) Melakukan uji hipotesis dengan menentukan signifikan perbedaan dua variabel dengan kriteria jika thitung ttabel maka H1 ditolak atau H0 diterima. Artinya tidak ada perbedaan signifikan antara skor pada tes awal dan skor pada tes akhir. Sedangkan jika thitung ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor pada tes awal dengan skor

pada tes akhir.

a) Mencari deviasi standar gabungan dengan rumus:

(Subana, Rahadi, dan Sudrajat, 2000:171)

Keterangan:

(34)

n2: banyaknya data kelompok 2 V1: varians data kelompok 1 (Sd1)2 V2: varians data kelompok 2 (Sd2)2

b) Menentukan dengan rumus.

̅ ̅

(Subana, Rahadi, dan Sudrajat, 2000:171) Keterangan:

X1: Rata-rata data kelompok 1 X2: Rata-rata data kelompok 2 n1: Jumlah data kelompok 1 n2: Jumlah data kelompok 2

dsg: Nilai deviasi standar gabungan

c) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus. db = n1 + n2– 2

(Subana, Rahadi, dan Sudrajat, 2000:172) d) Menentukan t tabel

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1) Sebelum menggunakan teknik silang cerita, nilai rata-rata menulis cerpen siswa kelas eksperimen yaitu kelas X-2 SMA Kartika XIX-2 mencapai 55 yang termasuk dalam kategori cukup, sedangkan setelah menggunakan teknik silang cerita nilai rata-rata menulis cerpen siswa kelas eksperimen mencapai 72 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata menulis cerpen siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 17 poin, hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik silang cerita.

2) Sementara itu, di kelas kontrol yaitu kelas X-3 SMA Kartika XIX-2 nilai rata-rata menulis cerpen siswa sebelum menggunakan teknik diskusi tema adalah 48 dan termasuk dalam kategori kurang. Setelah menggunakan teknik diskusi tema, nilai rata-rata menulis cerpen siswa mencapai 62 dan termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata menulis cerpen siswa kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 14 poin.

3) Kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, sama-sama mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen berupa teknik silang cerita, sedangkan kelas kontrol berupa teknik diskusi tema. Dari hasil yang diperoleh dua kelas tersebut, tampak adanya

perbedaan peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa. Pada kelas eksperimen, rata-rata nilai yang diperoleh sebelum dan sesudah mendapatkan

(36)

teknik silang cerita lebih signifikan dari peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol.

4) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan berupa teknik silang cerita. Hal ini terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Dari hasil penghitungan uji t, didapatkan t hitung (2,519) sedangkan t tabel (2,409). Dapat

dinyatakan bahwa t hitung (2,519) > t tabel (2,409). Dengan demikian hipotesis yang diterima adalah H0 ditolak atau H1 diterima. Dengan kata lain, teknik silang cerita efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1) Teknik silang cerita merupakan sebuah teknik yang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen, sehingga teknik ini dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bagi guru untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan menulis cerpen dalam pembelajaran.

2) Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa apabila dalam pelaksanan teknik ini siswa tidak dibimbing secara individual oleh guru ketika menulis cerpen, maka teknik ini kurang dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, hendaknya guru juga membimbing siswa dalam penulisan cerpen agar teknik ini dapat terlaksana dengan baik.

3) Penulis berharap agar para guru atau pendidik dapat terus menggali teknik-teknik yang tepat dan menyenangkan, untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran

khususnya pembelajaran menulis cerpen.

4) Dalam pelaksanannya, teknik silang cerita ini masih terdapat beberapa

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Isjoni. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. 2012. Bandung: Alfabeta.

Komarudin, Aceng. 2012. Penerapan Teknik MLM (Melihat Langsung Menulis)

Berbasis Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen.

Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Kurniawan, Khaerudin. 2012. Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Bandung: CV. Bangkit Citra Persada.

Rahmawati, Ima Siti. Penerapan Teknik Pikir Plus dalam Pembelajaran Menulis

Cerpen. 2012. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning; Diterjemahkan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2009. Cooperative Learning: Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton; Diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subana, dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

(38)

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 3.1 Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor
Format AnavaTabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar siswa dari pre test dan post test secara keseluruhan mengalami peningkatan, kecuali pada siklus II pertemuan 1.. Pada akhir siklus II

Sahabat MQ/ Rapat Pansus bailout Bank Century di DPR kini lebih sering dilakukan secara tertutup/ padahal seharusnya rapat tersebut/ dilakukan terbuka untuk

Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi ( key subjectis ).. Penentuan

[r]

Pemanfaatan Hutan Wisata Situ Kabuyutan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri Di Kabupaten Garut.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulumemperoleh izin usaha sebagai Bank Umu atau BPR dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari

Sistem pengendalian jarak jauh tersebut sangat efisien digunakan untuk mengatasi gangguan pada jaringan distribusi listrik tegangan menengah 20 kV yang menggunakan jaringan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya tercapai