• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

24

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

CV ATLAS didirikan pada tahun 1998 di Jalan Leuwi Anyar nomor 123 RT/RW 01/05 Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya sebagai usaha kecil menengah yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Bapak Ade merupakan pendiri utamanya. Ketertarikan Bapak Ade terhadap usaha ini berawal dari melihat penduduk sekitar yang mayoritas melakukan kegiatan usaha dalam bidang pengolahan kayu yaitu furniture dan kusein. Sebagian besar dari pengusaha di lingkungan tersebut memproduksi barangnya dengan kualitas yang kurang baik, mulai dari bahan dasar yang digunakan, pengerjaan, hingga hasil akhirnya yang masih kasar. Melihat kenyataan itu, maka tergeraklah beliau untuk mendirikan perusahaan pengolahan kayu dengan memproduksi barang yang lebih berkualitas dibanding yang lain. Hal tersebut tentunya juga dilakukan untuk memuaskan konsumen yang datang ke daerah produksi kayu tersebut.

Produk utama yang dihasilkan pada awal usahanya adalah lemari ukiran, kitchen set, tempat tidur, dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut biasanya diproduksi berdasarkan pesanan konsumen. Pada awal didirikan banyak permintaan furniture yang datang, sehingga usaha ini terbilang cukup sukses. Pada tahun 2000 seorang distributor di Bandung mengajukan permintaan produk kerajinan boneka whimsy kayu kepada CV ATLAS untuk diekspor ke California USA. CV ATLAS tertarik dan menyanggupi tawaran tersebut karena karyawannya memiliki keahlian mengukir yang sangat baik. Produk tersebut terbilang cukup unik. Boneka whimsy kayu ini diukir dalam bentuk sayuran, buah-buahan, hewan, tokoh kartun, atau keseluruhan produk tersebut disebut sebagai boneka whimsy. Awalnya perusahaan mampu mengekspor 300 hingga 600 unit boneka whimsy kayu per bulan. Lalu bertambah lagi menjadi 1500 unit per bulan dari tahun 2002 hingga sekarang.

(2)

25 Finishing Pengecatan carving Bagian Pemasaran Pemimpin Perusahaan

Bagian Produksi Bagian Keuangan

Semenjak adanya permintaan ekspor, CV ATLAS pun jarang memproduksi furniture meski masih ada saja permintaan dari konsumen. Hal ini karena perusahaan lebih memfokuskan pada produksi kerajinan boneka whimsy yang permintaannya terbilang cukup banyak dan sudah tetap setiap bulan. Selain untuk diekspor, boneka whimsy kayu hasil produksi CV ATLAS juga dijual langsung di workshop-nya dan dijual melalui pameran-pameran tertentu seperti International Handicraft Trade Fair (INACRAFT), Indonesia Handicraft Handmade Production (ICRA), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan lain sebagainya.

4.1.2 Struktur Organisasi

CV ATLAS merupakan perusahaan keluarga, sehingga hampir semua kegiatan manajemen di pegang oleh anggota keluarga. Bapak Ade sebagai pemilik dan pimpinan memegang sebagian penuh operasional perusahaan yang dibantu oleh istri dan anaknya. Bagian keuangan dipegang oleh istrinya, sedangkan bagian pemasaran dan bagian produksi di pegang oleh anak bapak Ade. Kegiatan produksi diserahkan langsung kepada karyawannya dan mendapat pengawasan langsung dari pimpinan. Adapun struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

(3)

26

Jumlah karyawan produksi di CV ATLAS berjumlah 9 orang yang terdiri dari 4 orang bagian carving, 4 orang bagian pengecatan dan 1 orang bagian finishing. Pemilik perusahaan berperan sebagai pengawas operasional perusahaan yang dibantu oleh istri dan anaknya. Bagian keuangan dipegang oleh istrinya, sedangkan bagian pemasaran dan bagian produksi di pegang oleh anaknya. Adapun keterangan tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut adalah:

1. Pemimpin Perusahaan

Pemimpin perusahaan merupakan pemilik dari CV ATLAS yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan.

2. Bagian Keuangan

Memiliki peranan sebagai pengendali keuangan perusahaan yang bertugas untuk mengatur pembelanjaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi boneka whimsy kayu, serta mengatur pembayaran upah dari setiap karyawan.

3. Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran bertugas menghubungi pihak konsumen untuk menyalurkan barang yang siap dikirim, barang yang dikirim biasanya langsung diantar ketempat pelanggan. Produk yang dihasilkan perusahaan selain di ekspor yaitu melalui pameran-pameran yang diadakan di Jakarta dan Bandung.

4. Bagian Produksi

Bagian produksi merupakan bagian yang sangat vital dalam sebuah industri, karena diperlukan orang-orang yang ahli dalam bidang. Keahlian yang diperlukan pada pembuatan boneka whimsy kayu ini adalah teknik carving dan pengecatan. Teknik Carving memerlukan ketelitian, ketekunan, kesabaran, dan pengertian dalam melihat gambar untuk membuat pahatan pada kayu dengan mementingkan bentuk timbul-timbul, cekung atau datar. Bagian pengecatan dituntut memiliki keahlian melukis wajah yang sesuai dengan gambar atau bentuk yang ditentukan tema.

(4)

27 4.1.3 Bahan Baku

Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk boneka Whimsy yang baik adalah kayu mahoni. Adapun pemasok bahan baku adalah dari para petani kayu mahoni yang banyak terdapat di Kabupaten Tasikmalaya khususnya Kecamatan Urug, selain itu pembelian kayu mahoni dapat menghubungi pihak Perhutani Tasikmalaya. Rata-rata jumlah pembelian bahan baku kayu mahoni dilakukan 3 bulan sekali sebanyak 4 m³. Harga pembelian ditentukan berdasarkan harga yang berlaku dipasaran disesuaikan dengan kualitas bahan baku.

4.1.4 Peralatan Produksi Boneka Whimsy

Teknologi produksi dalam usaha boneka Whimsy merupakan gabungan antara teknologi sederhana dengan teknologi semi modern. Teknologi sederhana terlihat dari penggunaan peralatan yang dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia. Teknologi semi modern tercermin dalam penggunaan peralatan yang di gerakkan dengan mesin listrik, meskipun masih dalam kendali pekerja. Pekerjaan ini mengandalkan gabungan antara keterampilan tangan pekerja, baik menggunakan peralatan manual maupun dalam mengoperasikan peralatan semi modern. Dengan demikian tingkat keahlian tenaga kerja menjadi faktor utama untuk menghasilkan produk boneka whimsy yang berkualitas baik dan meminimalisir kerusakan boneka.

Peralatan yang digunakan oleh para pengusaha boneka whimsy dapat dikelompokkan ke dalam beberapa peralatan mekanis dengan bantuan tenaga listrik dan peralatan manual. Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum memproduksi boneka whimsy ialah peralatan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun peralatan yang digunakan dalam produksi boneka whimsy dapat dilihat pada Tabel 5.

(5)

28

Tabel 5. Peralatan produksi kerajinan boneka Whimsy CV ATLAS

No Keterangan Jumlah (Unit)

Biaya (Rp/Unit) Total

1 Mesin Bubut 3 4.000.000 12.000.000 2 Gergaji 1 9.000.000 9.000.000 3 Pisau Raut 5 20.000 100.000 4 Kompresor Set 1 4.500.000 4.500.000 5 Kuas 20 7.500 150.000 6 Gunting 5 12.000 60.000

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Dari Tabel 5. terlihat bahwa terdapat tujuh peralatan yang digunakan untuk proses produksi, antara lain mesin bubut, gergaji, pisau raut, kompresor set, kuas, gunting. Mesin bubut berfungsi untuk membuat bentuk-bentuk tertentu pada komponen mainan edukatif dari kayu. Gergaji mesin ini digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran boneka whimsy yang diproduksi sedangkan kompresor set untuk digunakaan pada saat finishing yaitu memberikan warna kilat atau dop pada boneka whimsy yang telah di cat warna. Pisau raut berfungi untuk menyempurnakan raut muka dari boneka whimsy. Kuas untuk mengecat dan gunting untuk memotong.

4.2. Biaya-Biaya yang Timbul pada Proses Produksi Boneka Whimsy di CV ATLAS

Proses produksi merupakan suatu cara atau metode dan teknik dalam menciptakan suatu produk melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia bahan (baku, mesin dan sumberdaya manusia) menjadi produk jadi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa tahapan aktivitas yang dilakukan oleh CV ATLAS dalam memproduksi boneka whimsy kayu yang berkualitas. Tahap proses produksi pada CV ATLAS dapat dilihat pada Gambar 3. berikut :

(6)

29

Gambar 3. Alur proses produksi

Seluruh tahap proses pengolahan boneka whimsy (kecuali tahap perautan) terdapat biaya yang timbul yaitu, biaya overhead. Proses pembuatan boneka whimsy dilakukan beberapa tahapan, yaitu pemotongan kayu, bembubutan, perautan, pengecatan dasar, penghampelasan, pengecatan, perakitan dan pengemasan. Proses produksi dimulai dengan penentuan tema apa yang akan

Pengecatan Penghalusan Tahap 2 Pengemasan Perakitan Pengecatan cat minyak Pengecatan Dasar Perautan Pembubutan Pemotongan dan Pembelahan Penghalusan Tahap 1

(7)

30

dibuat berupa buah-buahan,hewan, atau bentuk lainnya kepada pekerja produksi oleh pemimpin perusahaan. Bahan baku berupa kayu mahoni terlebih dahulu di potong sesuai dengan ukuran yang sesuai panjang dan lebar komponen boneka whimsy yang akan diproduksi. Biaya yang dikeluarkan pada proses ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik, biaya pemeliharaan peralatan dan biaya penyusutan bangunan mesin dan peralatan.

Setelah dipotong dengan menggunakan gergaji, kayu dibubut untuk mendapatkan bulatan pada bagian kepala dan badannya. Setelah itu diraut mengikuti bentuk boneka whimsy yang sesuai dengan tema. Dari hasil pemotongan, pembubutan dan perautan menghasilkan serbuk kayu atau serpihan kayu hasil sisa dari pengolahan boneka, sisa hasil pengolahan kayu biasanya oleh perusahaan dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan sampah yang berada dekat dengan lokasi pabrik. Biaya yang dikeluarkan pada proses pembubutan adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik, biaya pemeliharaan peralatan dan biaya penyusutan bangunan mesin dan peralatan.

Proses selanjutnya boneka whimsy dihaluskan menggunakan amplas manual, setelah kayu halus dilakukan penutupan pori-pori dengan menggunakan sanding. Penutupan pori-pori ini berfungsi untuk menutupi beberapa bagian permukaan kayu yang memiliki lubang atau permukaan kayu yang tidak merata agar hasil pengecata lebih maksimal. Proses selanjutnya adalah pengecatan warna dasar pada kayu setelah cat kering kemudian kayu diamplas kembali dengan menggunakan amplas halus agar debu kotoran dan permukaan produk menjadi halus. Biaya yang dikeluarkan pada proses penghalusan adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku penolong (amplas dan cat),

Selanjutnya boneka whimsy diberi warna sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Setelah pemberian warna boneka whimsy di finishing dengan pelapisan cat minyak untuk melindungi warna cat agar tidak pudar sehingga menghasilkan produk boneka whimsy yang baik. Sebelum proses perakitan tangan dan kaki, boneka whimsy harus dicek mutunya agar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan. Biaya yang dikeluarkan pada proses pengecatan, finishing dan perakitan adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku

(8)

31

penolong (cat, tinner, impra, benang woll), biaya listrik, biaya pemeliharaan peralatan dan biaya penyusutan bangunan mesin dan peralatan.

Tahap akhir, boneka whimsy kayu yang telah dirakit secara utuh dan telah memenuhi standar proses dikemas dengan menggunakan Bubble Wrap Plastic. Biaya yang dikeluarkan pada proses penghalusan adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku penolong (amplas dan cat), biaya listrik, biaya pemeliharaan peralatan dan biaya penyusutan bangunan mesin dan peralatan. Biaya yang dikeluarkan pada proses pengemasan adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku penolong (Bubble Wrap Plastic),

Boneka kayu yang telah dikirim terkadang di return oleh distributor karena adanya boneka whimsy yang rusak atau cacat akibat terbentur dengan boneka lain, akan tetapi kerusakkan tersebut hanya 10% dari seluruh permukaan boneka seperti cat yang terkelupas akibat benturan antar boneka. Boneka yang cacat ini akibat pengemasan yang tidak maksimal, hal ini disebabkan oleh bahan pengemas yang kurang melindungi seluruh permukaan boneka bila terjadi benturan akibat penumpukkan boneka yang pada saat di kemas dalam dus.

4.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Boneka Whimsy CV ATLAS

4.3.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Boneka Whimsy dengan Metode Perusahaan

CV ATLAS sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi produk boneka whimsy, namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluatkan dalam proses produksi. Dalam melakukan oerhitungan harga pokok produksi boneka whimsy perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku kayu, biaya bahan penolong dan listrik. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik.

Biaya overhead yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga pokok produksi hanya biaya bahan penolong dan biaya listrik sedangkan biaya overhead lainnya seperti biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya penyusutan peralatan mesin bangunan dan kendaraan masih belum dibebankan perusahaan. Harga jual yang ditetapkan oleh CV ATLAS setelah

(9)

32

memperhitungkan harga pokok produksi yang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan yang ingin diperoleh oleh CV ATLAS.

Tabel 6. Perhitungan harga pokok produksi boneka Whimsy dengan cara perusahaan Bulan Desember 2011

Biaya Satuan (stn) Kebutuhan (stn/bln) Harga (Rp/stn) Jumlah Biaya (Rp) Kayu Mahoni m³ m³ 0,9 1.600.000 1.400.000 Tenaga Kerja 12.000.000 Cat Kg 4 90.000 360.000 Impra Liter 2 60.000 120.000 Tinner Liter 6 13.000 78.000 Amplas m 1 9.000 9.000 Benang unit 4 5.000 20.000

Bubble Wrap Plastic roll 1 600.000

Biaya listrik 260.000

Total Biaya 14.847.000

Jumlah Produksi 800

HPP Per Unit 18.558,75

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Pada Tabel 6. Diketahui bahwa harga pokok produksi boneka whimsy kayu adalah Rp. 18.558,75 yang diperoleh dari total biaya yang telah perusahaan keluarkan sebesar Rp. 14.847.000 dibagi jumlah produksi pada saat bulan Desember 2011 yaitu sebanyak 800 unit boneka whimsy.

4.3.2 Perhitungan harga pokok produksi Boneka Whimsy dengan metode Full Costing

CV ATLAS memproduksi bahan baku utama kayu mahoni menjadi boneka whimsy. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data produksi selama bulan Desember 2011. Selama periode bulan Desember 2011 CV ATLAS telah memproduksi 800 buah boneka whimsy. Harga pokok produksi boneka whimsy CV ATLAS dihitung secara keseluruhan dengan rumus total biaya pengolahan boneka whimsy dibagi dengan total produksi boneka whimsy dalam periode tertentu. Pemisahan harga pokok produksi boneka whimsy dilakukan untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing produk. Perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode full costing.

(10)

33

A. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk membuat boneka whimsy adalah kayu mahoni. CV ATLAS memproduksi dua desain boneka whimsy yaitu boneka whimsy berbentuk buah jeruk dan boneka whimsy berbentuk buah alpukat. Jumlah boneka whimsy buah jeruk yang di produksi adalah setengah dari produksi boneka whimsy buah alpukat. Penenlitian ini menggunakan data produksi selama bulan Desember 2011. Biaya kayu mahoni yang digunakan dalam proses produksi boneka whimsy CV ATLAS selama bulan Desember 2011 adalah Rp. 1.440.000.

Jumlah kayu mahoni yang dibutuhkan dalam satu bulan sebanyak 0.9 m³ dengan harga per 1 m³ Rp. 1.600.000. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli kayu mahoni selama satu bulan Rp. 1.440.000. sehingga total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan untuk produksi boneka whimsy adalah Rp. 1.440.000 dengan jumlah produksi sebanyak 800 buah boneka whimsy.

B. Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Sistem upah yang berlaku berdasakan pada sistem borongan, dimana tenaga kerja dibayar berdasarkan jumlah boneka whimsy yang dihasilkan (per unit boneka whimsy). Upah tenaga kerja bervariasi berdasarkan pekerjaan yang dikuasainya. Adapun pengklasifikasian tenaga kerja yang dilakukan di CV ATLAS pada Tabel 7.

Tabel 7. Biaya tenaga kerja langsung per unit Boneka Whimsy

No Jenis Pekerjaan Biaya/Unit (Rp) Jumlah Produksi (Unit) Total (Rp) 1 Carving 7.000 800 5.600.000 2 Pengecatan 6.500 800 5.200.000 3 Finishing 1.500 800 1.200.000 Total 12.000.000

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Dari Tabel 7. Dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja untuk melakukan carving per unitnya ialah sebesar Rp. 7.000, dengan jumlah produksi sebanyak 800 unit boneka whimsy maka perolehan total biaya tenaga kerja

(11)

34

carving sebesar Rp. 5.600.000. Selanjutnya, untuk biaya pengecatan per unit ialah Rp. 6.500, dengan jumlah produksi sebanyak 800 unit maka diperoleh total biaya tenaga kerja untuk melakukan pengecatan sebesar Rp. 5.200.000. untuk biaya finishing per unit Rp. 1.500, dengan jumlah produksi sebanyak 800 unit, maka diperoleh total biaya tenaga kerja yang dibuthkan untuk melakukan finishing sebsesar Rp. 1.200.000. Jadi total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan ialah sebesar Rp. 12.000.000. C. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead merupakan biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi. Biaya overhead pabrik adalah keseluruhan biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Adapun beberapa biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan proses produksi boneka whimsy antara lain:

1. Biaya Bahan Baku Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil. Bahan penoloing dalam produksi boneka whimsy ini antara lain cat, impra, tinner, benang. Penggunaan biaya bahan baku penolong produksi boneka whimsy terdapat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya penggunaan bahan penolong per Desember 2011 No Jenis Bahan Penolong Pemakaian Biaya (Rp) Total Biaya (Rp) 1 Cat 4 Kg 90.000 360.000 2 Impra 2 Liter 60.000 120.000 3 Tinner 6 Liter 13.000 78.000 4 Amplas 1 M 9.000 9.000 5 Benang 4 unit 5.000 20.000

6 Bubble Wrap Plastic 1 Roll 600.000 600.000

Total 1.187.000

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Tabel 8. Menunjukan bahwa untuk memproduksi 800 unit boneka whimsy kayu, cat yang digunakan ialah sebanyak 4 Kg, dimana harga 1 Kg cat Rp. 90.000, sehingga total biaya yang dkeluarkan seluruhnya sebesar Rp. 360.000. Bahan penolong kedua ialah impra dengan pemakaian

(12)

35

sebanyak 23 liter, dimana 1 liter berharga Rp. 60.000, maka total biaya yang dikeluarkan untuk impra adalah sebesar Rp.120.000. Bahan penolong ketiga yaitu tinner dengan pemakaian 6 liter dan biaya per liter sebesar Rp. 13.000, maka total biaya yang dikeluarkan untuk 800 unit boneka whimsy ialah Rp. 78.000. Kemudian untuk bahan penolong keempat yaitu amplas, dibutuhkan sebanyak 1 m dengan total biaya sebesar Rp. 9.000. Bahan penolong kelima ialah benang untuk merakit tangan dan kaki dengan pemakaian 4 unit, dimana harga perunitnya Rp. 5.000, maka total biaya penggunaan benang sebesar Rp. 20.000. Bahan penolong terakhir yaitu bubble wrap plastic untuk mengemas boneka pada saat pengiriman. Jika dijumlahkan secara keseluruhan, maka total biaya penggunaan bahan penolong di bulan Desember 2011 sebesar Rp. 1.187.000.

2. Biaya listrik

Listrik digunakan oleh CV ATLAS untuk mendukung kegiatan produksi, listrik biasanya digunakan sebagai penerangan dan pengoprasian mesin. CV ATLAS menggunakan listrik yang dipasok dari PLN. Berdasarkan pengeluaran perusahaan, setiap bulannya tagihan listrik untuk pabrik mengeluarkan biaya sebesar Rp. 260.000/bulan. Tagihan listrik pabrik di pisah dengan listrik yang digunakan oleh pemilik rumah.

3. Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan

Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan dilakukan untuk menjaga agar barang-barang tersebut selalu berada dalam kondisi baik dan agar lebih tahan lama. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh CV ATLAS adalah dengan mengganti peralatan yang sudah tidak layak pakai serta memperbaiki mesin dan peralatan yang telah rusak. Biaya yang dikeluarkan CV ATLAS untuk bulan Desember ialah Rp. 400.000 yang terdiri dari pemeliharaan mesin bubut Rp. 250.000 dan kompresor set Rp.150.000. Untuk lebih jelasnya perhitungan biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dijelaskan pada Tabel 9.

(13)

36

Tabel 9. Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan selama satu bulan

No Keterangan Total Biaya (Rp)

1. Mesin Bubut (Pisau) 250.000

2. Kompresor Set 150.000

Total 400.000

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

4. Biaya Penyusutan Peralatan, Mesin Bangunan Dan Kendaraan

Setiap penggunaan mesin dan peralatan dalam kegiatan produksi akan mengalami penyusutan. Penyusutan dari mesin dan peralatan tersebut akan mengakibatkan timbulnya biaya yang disebut dengan biaya penyusutan. Perhitungan nilai penyusutan yang digunakan adalah berdasarkan nilai ekonomis atau lebih dikenal dengan metode garis lurus.

Beban Penyusutan = ( ℎ − ) ………..(4)

Tabel 10. Beban penyusutan peralatan mesin bangunan dan kendaraan

Keterangan Harga per Unit (A) (Rp) Jumlah Unit (B) (Unit) Harga Beli (AxB) (Rp) Nilai Sisa (Rp) Umur Ekonomis (Thn) Beban Penyusutan (Rp/Thn) Mesin Bubut 4.000.000 3 12.000.000 2.700.000 15 620.000 Gergaji 9.000.000 1 9.000.000 1.750.000 10 725.000 Bangunan 80.000.000 1 80.000.000 2.000.000 30 2.600.000 Motor 14.000.000 1 14.000.000 6.000.000 3 2.666.666 Total 6.611.666

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa beban penyusutan peralatan mesin bangunan dan kendaraan yang dihasilkan pertahun berjumlah Rp. 6.611.666 sehingga jumlah penyusutan perbulan adalah Rp. 550.972 Selama Bulan Desember 2011 CV ATLAS mengeluarkan biaya penyusutan sebesar Rp. 550.972.

Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan Desember 2011 adalah jumlah dari biaya bahan baku penolong, biaya listrik, biaya perawatan dan pemeliharaan mesin serta biaya penyusutan

(14)

37

peralatan mesin bangunan dan kendaraan. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 11 .

Tabel 11. Biaya overhead pabrik per Desember 2011

No Keterangan Total Biaya

(Rp)

1 Biaya Bahan Baku Penolong 1.187.000

2 Biaya Listrik 260.000

3 Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan 400.000

4 Biaya Penyusutan 550.972

Total 2.397.972

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Setelah diketahui biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi per unit boneka whimsy. Proses perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Metode Full Costing per Unit Boneka Whimsy, Desember 2011

Keterangan Total Biaya

Biaya Bahan Baku Langsung 1.440.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.000.000

Biaya Overhead 2.397.972

Jumlah Total (per Desember 2011) 15.837.972

Jumlah Produksi 800

Biaya Per Unit Boneka whimsy 19.797,465

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Berdasarkan Tabel 12. dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per unit boneka whimsy adalah Rp 19.797,465 diperoleh dari total biaya selama bulan Desember 2011 dibagi dengan jumlah produksi Desember 2011.

Diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode full costing memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing harga pokok yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan mengggunanakan metode perusahaan. Hal ini dikarenakan

(15)

38

metode full costing merinci seluruh biaya secara jelas mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik.

Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perusahaan yang dihasilkan lebih kecil karena perusahaan tidak memasukkan biaya overhead pabrik secara rinci ke dalam biaya produksinya. Perusahaan hanya merinci biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja dan biaya overhead, namun perusahaan tidak memasukkan biaya penyusutan peralatan dan biaya pemeliharaan peralatan oleh karena itu biaya yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan menggunakan metode full costing.

4.4. Analisis Nilai Tambah

4.4.1 Analisis Nilai Tambah Kayu Mahoni

Proses pengolahan kayu mahoni menjadi kerajinan boneka whimsy menyebabkan adanya nilai tambah pada kayu mahoni tersebut, sehingga harga jual dari produk hasil olahannya berupa kerajinan boneka whimsy menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual kayu mahoni yang belum diolah. Perhitungan dan analisis nilai tambah dilakukan pada periode produksi bulan Desember 2011.

Besarnya nilai tambah pengolahan kerajinan boneka whimsy dan distribusi marjin yang diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi dalam pengolahan dapat diketahui dengan melakukan analisis nilai tambah. Dasar perhitungan nilai tambah yang digunakan adalah per unit bahan baku yang dalam hal ini adalah satu unit boneka whimsy. Komponen utama perhitungan nilai tambah adalah bahan baku, output, input tenaga kerja dan sumbangan input lain (Tabel 13.). Hasil analisis terhadap nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 14.

(16)

39

Tabel 13. Perhitungan nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy kayu Mahoni

No Keterangan Satuan Nilai

1 Output dan Harga Output

a. Jumlah Harga Ouput Unit/bulan 800

b. Harga Output Rp/Unit 38.500

c. Penjualan Rp/bulan 30.800.000

2 Bahan Baku

a. Input Bahan Baku Unit/bulan 800

b. Harga Input Bahan Baku Rp/Unit 1.800

c. Biaya Bahan Baku Rp/bulan 1.440.000

3 Input Tenaga Kerja

a. Jumlah Tenaga Kerja Langsung HOK/hari 8,5 b. Jumlah Total HOK per Bulan HOK 27

c. Total HOK HOK/bulan 229,5

d. Upah Tenaga Kerja Langsung Rp/bulan 12.000.000 e. Upah Rata-rata Tenaga Kerja per HOK Rp/bulan 54.300

4 Sumbangan Input Lainnya

a. Cat Rp/bulan 360.000

b. Impra Rp/bulan 120.000

c. Tinner Rp/bulan 78.000

d. Benang Rp/bulan 20.000

e. Amplas Rp/bulan 9.000

f. Bubble Wrap Plastic Rp/bulan 600.000

f. Listrik Rp/bulan 260.000

g. Biaya Pemeliharaan Rp/bulan 400.000

h. Biaya Penyusutan Rp/bulan 550.972

Total Sumbangan Input Lain Rp/bulan 2.397.972

Sumbangan Input Lain/Unit Bahan Baku Rp/Unit 2.997,465 Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

(17)

40

Tabel 14. Analisis nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy kayu Mahoni

Variabel Nilai

I. Output, Input, dan Harga

1. Output (Unit/Bulan) 800

2. Input (Unit/Bulan) 800

3. Tenaga Kerja (HOK/Bulan) 229,5

4. Faktor Konversi 1

5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/Unit) 0,29

6. Harga Output (Rp/Unit) 38.500

7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) 52.300

II. Penerimaan dan Keuntungan

8. Harga Bahan Baku (Rp/Unit) 1.800

9. Sumbangan Input Lain (Rp/Unit) 2.997,465

10. Nilai Produk (Rp/Unit) 38.500

11. A.Nilai Tambah (Rp/Unit) 33.702,535 B.Rasio Nilai Tambah (%) 87,54

12. A.Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Unit) 15.167 B.Imbalan Tenaga Kerja (%) 45

13. A.Keuntungan (Rp/Unit) 18.535,535 B.Tingkat Keuntungan (%) 55 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

14. Marjin (Rp/Unit) 36.700

A.Pendapatan Tenaga Kerja (%) 41,33 B.Sumbangan Input Lain (%) 8,16 C.Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) 50,51 Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Kayu mahoni agar mempunyai nilai tambah bagi perusahaan pada bulan Desember 2011 menghasilkan 800 unit boneka whimsy dengan input yang dikeluarkan sebanyak 800 Unit kayu mahoni (0,9 m³/bulan) dengan ukuran kayu 8x15 cm untuk setiap unit boneka whimsy, sehingga faktor konversinya sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa dari pengolahan satu unit boneka whimsy ukuran 8x15 cm akan menghasilkan satu boneka whimsy.

Jumlah hari kerja untuk memproduksi boneka whimsy bulan Desember 2011 yaitu 27 hari dikali dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 8 orang. Dengan demikian diperoleh total hari kerja untuk memproduksi boneka whimsy sebesar 229,5 HOK. Nilai koefisien diperoleh dari pembagian jumlah total hari kerja selama satu bulan dengan jumlah input yang dikeluarkan selama satu bulan. Nilai koefisien tenaga kerja diperoleh sebesar 0,29 HOK/unit. Nilai tersebut

(18)

41

menunjukkan jumlah HOK yang diperlukan untuk memproduksi satu unit boneka whimsy dibutuhkan tenaga kerja sebesar 0,29 HOK.

Upah tenaga kerja rata-rata per orangnya didasarkan pada total upah bulanan yang diterima tenaga kerja bagian pengolahan dibagi dengan total hari kerja untuk memproduksi boneka whimsy, sehingga diperoleh Rp 52.300 per HOK.

Biaya input rata-rata terdiri dari biaya bahan baku dan biaya sumbangan input lain. Biaya bahan baku untuk boneka whimsy ini sebesar Rp. 1.800 per unit sedangkan biaya sumbangan input lain yaitu Rp. 2.997,465. Nilai produk boneka whimsy untuk tiap unitnya adalah Rp. 38.500 yang diperoleh dari perkalian nilai faktor konversi dengan harga output boneka whimsy per unit. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 unit boneka whimsy akan menghasilkan sebesar Rp 38.500.

Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan 1 unit boneka whimsy adalah sebesar Rp 33.702,535 dengan rasio 87,54%. Nilai ini merupakan hasil pengurangan dari nilai produk dengan harga bahan baku per unit boneka whimsy kayu. Artinya dari Rp 38.500 per unit boneka whimsy, maka 87,54% adalah nilai tambah dari pengolahan boneka whimsy. Nilai tambah yang diperoleh merupakan nilai tambah kotor karena belum dikurangi dengan pendapatan tenaga kerja.

Imbalan tenaga kerja pengolahan boneka whimsy didapat dari perkalian koefisien tenaga kerja dengan upah tenaga kerja rata-rata per HOK, yaitu sebesar Rp 15.167 dengan rasio 45%. Hal ini berarti bahwa 45% dari nilai tambah merupakan pendapatan tenaga kerja yang harus dibayarkan perusahaan. Keuntungan bersih perusahaan dari setiap penjualan satu unit boneka whimsy adalah Rp 18.535,535 dengan rasio 55%, yang artinya sebesar 55% dari nilai output merupakan nilai tambah bersih bagi perusahaan karena telah dikurangi pendapatan tenaga kerja.

Berdasarkan analisis nilai tambah diperoleh marjin dari pengolahan boneka whimsy. Marjin ini diperoleh dari pengurangan nilai output terhadap harga bahan baku, yang kemudian didistribusikan sebagai pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lainnyadan keuntungan perusahaan. Dari setiap unit boneka diperoleh marjin Rp 36.700, didistribusikan bagi pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 15.167 dengan rasio 41,33% pendapatan untuk sumbangan input lainnya sebesar Rp.

(19)

42

2.997,465 dengan rasio 8,16% dan diterima oleh perusahaan dengan rasio 50,51% yaitu sebesar Rp .18.535,535 sebagai imbalan atas penggunaan modal.

Hasil penelitian mengenal analisis nilai tambah kayu mahoni sebagai kerajianan boneka whimsy di CV ATLAS diperoleh nilai tambah sebesar Rp. 33.702,535 per unit bahan baku atau 87,54% dari nilai ouputnya. Nilai tambah ini didistribusikan terhadap tenaga kerja berupa keuntungan masing-masing 41,33% dan 50,51%. Nilai marjin yang diperoleh sebsear Rp. 36.700, marjin ini didistribusikan untuk tenaga kerja (41,33%), sumbangan input lain (8,16%) dan keuntungan milik perusahaan (50,51%).

4.4.2 Analisis Nilai Tambah Kayu Sengon

Proses pengolahan kayu sengon menjadi kerajinan boneka whimsy menyebabkan adanya nilai tambah pada kayu sengon tersebut, sehingga harga jual dari produk hasil olahannya berupa kerajinan boneka whimsy menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual kayu sengon yang belum diolah. Perhitungan dan analisis nilai tambah dilakukan pada periode produksi bulan Desember 2011.

Besarnya nilai tambah pengolahan kerajinan boneka whimsy dan distribusi marjin yang diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi dalam pengolahan dapat diketahui dengan melakukan analisis nilai tambah. Dasar perhitungan nilai tambah yang digunakan adalah per unit bahan baku yang dalam hal ini adalah satu unit boneka whimsy. Komponen utama perhitungan nilai tambah adalah bahan baku, output, input tenaga kerja dan sumbangan input lain (Tabel 15.). Hasil analisis terhadap nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 16.

(20)

43

Tabel 15. Perhitungan nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy kayu Sengon

No Keterangan Satuan Nilai

1 Output dan Harga Output

a. Jumlah Harga Ouput Unit/bulan 800

b. Harga Output Rp/Unit 38.500

c. Penjualan Rp/bulan 30.800.000

2 Bahan Baku

a. Input Bahan Baku Unit/bulan 800

b. Harga Input Bahan Baku Rp/Unit 1.462,5

c. Biaya Bahan Baku Rp/bulan 1.170.000

3 Input Tenaga Kerja

a. Jumlah Tenaga Kerja Langsung HOK/hari 8,5 b. Jumlah Total HOK per Bulan HOK 27

c. Total HOK HOK/bulan 229,5

d. Upah Tenaga Kerja Langsung Rp/bulan 12.000.000 e. Upah Rata-rata Tenaga Kerja per HOK Rp/bulan 52.300

4 Sumbangan Input Lainnya

a. Cat Rp/bulan 360.000

b. Impra Rp/bulan 120.000

c. Tinner Rp/bulan 78.000

d. Benang Rp/bulan 20.000

e. Amplas Rp/bulan 9.000

f. Bubble Wrap Plastic Rp/bulan 600.000

f. Listrik Rp/bulan 260.000

g. Biaya Pemeliharaan Rp/bulan 400.000

h. Biaya Penyusutan Rp/bulan 550.972

Total Sumbangan Input Lain Rp/bulan 2.397.972

Sumbangan Input Lain/Unit Bahan Baku Rp/Unit 2.997,465 Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

(21)

44

Tabel 16. Analisis nilai tambah pengolahan kerajinan boneka Whimsy kayu Sengon

Variabel Nilai

Output, Input, dan Harga

Output (Unit/Bulan) 800

Input (Unit/Bulan) 800

Tenaga Kerja (HOK/Bulan) 229,5

Faktor Konversi 1

Koefisien Tenaga Kerja (HOK/Unit) 0,29

Harga Output (Rp/Unit) 38.500

Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) 52.300

II. Penerimaan dan Keuntungan

Harga Bahan Baku (Rp/Unit) 1.462,5

Sumbangan Input Lain (Rp/Unit) 2.997,465

Nilai Produk (Rp/Unit) 38.500

A.Nilai Tambah (Rp/Unit) 34.037,035

B.Rasio Nilai Tambah (%) 88,41

A.Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Unit) 15.167

B.Imbalan Tenaga Kerja (%) 44,56

A.Keuntungan (Rp/Unit) 18.870,035

B.Tingkat Keuntungan (%) 49,01

III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

Marjin (Rp/Unit) 37.037,5

A.Pendapatan Tenaga Kerja (%) 40,95 B.Sumbangan Input Lain (%) 8,09 C.Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) 50,96 Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Kayu sengon agar mempunyai nilai tambah bagi perusahaan pada bulan Desember 2011 menghasilkan 800 unit boneka whimsy dengan input yang dikeluarkan sebanyak 800 Unit kayu sengon (0,9 m³/bulan) dengan ukuran kayu 8x15 cm untuk setiap unit boneka whimsy, sehingga faktor konversinya sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa dari pengolahan satu unit boneka whimsy ukuran 8x15 cm akan menghasilkan satu boneka whimsy.

Jumlah hari kerja untuk memproduksi boneka whimsy bulan Desember 2011 yaitu 27 hari dikali dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 8 orang. Dengan demikian diperoleh total hari kerja untuk memproduksi boneka whimsy sebesar 229,5 HOK. Nilai koefisien diperoleh dari pembagian jumlah total hari kerja selama satu bulan dengan jumlah input yang dikeluarkan selama satu bulan. Nilai koefisien tenaga kerja diperoleh sebesar 0,29 HOK/unit. Nilai tersebut

(22)

45

menunjukkan jumlah HOK yang diperlukan untuk memproduksi satu unit boneka whimsy dibutuhkan tenaga kerja sebesar 0,29 HOK.

Upah tenaga kerja rata-rata per orangnya didasarkan pada total upah bulanan yang diterima tenaga kerja bagian pengolahan dibagi dengan total hari kerja untuk memproduksi boneka whimsy, sehingga diperoleh Rp 52.300 per HOK.

Biaya input rata-rata terdiri dari biaya bahan baku dan biaya sumbangan input lain. Biaya bahan baku untuk boneka whimsy ini sebesar Rp. 1.462,5 per unit sedangkan biaya sumbangan input lain yaitu Rp. 2.997,465. Nilai produk boneka whimsy untuk tiap unitnya adalah Rp. 38.500 yang diperoleh dari perkalian nilai faktor konversi dengan harga output boneka whimsy per unit. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 unit boneka whimsy akan menghasilkan sebesar Rp 38.500.

Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan 1 unit boneka whimsy adalah sebesar Rp 34.037,035 dengan rasio 88,41%. Nilai ini merupakan hasil pengurangan dari nilai produk dengan harga bahan baku per unit boneka whimsy kayu. Artinya dari Rp 38.500 per unit boneka whimsy, maka 88,41% adalah nilai tambah dari pengolahan boneka whimsy. Nilai tambah yang diperoleh merupakan nilai tambah kotor karena belum dikurangi dengan pendapatan tenaga kerja.

Imbalan tenaga kerja pengolahan boneka whimsy didapat dari perkalian koefisien tenaga kerja dengan upah tenaga kerja rata-rata per HOK, yaitu sebesar Rp 15.167 dengan rasio 44,56%. Hal ini berarti bahwa 44,56% dari nilai tambah merupakan pendapatan tenaga kerja yang harus dibayarkan perusahaan. Keuntungan bersih perusahaan dari setiap penjualan satu unit boneka whimsy adalah Rp 18.535,535 dengan rasio 49,01%, yang artinya sebesar 49,01% dari nilai output merupakan nilai tambah bersih bagi perusahaan karena telah dikurangi pendapatan tenaga kerja.

Berdasarkan analisis nilai tambah diperoleh marjin dari pengolahan boneka whimsy. Marjin ini diperoleh dari pengurangan nilai output terhadap harga bahan baku, yang kemudian didistribusikan sebagai pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lainnya dan keuntungan perusahaan. Dari setiap unit boneka diperoleh marjin Rp 37.037,5 didistribusikan bagi pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 15.167 dengan rasio 40,95% pendapatan untuk sumbangan input lainnya sebesar

(23)

46

Rp. 2.997,465 dengan rasio 8,09% dan diterima oleh perusahaan dengan rasio 50,96% yaitu sebesar Rp 18.870,035 sebagai imbalan atas penggunaan modal.

Hasil penelitian mengenal analisis nilai tambah kayu mahoni sebagai kerajianan boneka whimsy di CV ATLAS diperoleh nilai tambah sebesar Rp. 37.037,5 per unit bahan baku atau 88,41% dari nilai ouputnya. Nilai tambah ini didistribusikan terhadap tenaga kerja berupa keuntungan masing-masing 40,95% dan 50,96%. Nilai marjin yang diperoleh sebsear Rp. 37.037,5 marjin ini didistribusikan untuk tenaga kerja (40,95%), sumbangan input lain (8,09%) dan keuntungan milik perusahaan (50,95%).

4.5. Nilai tambah Agregat hasil pengolahan kayu Mahoni dan kayu Sengon di CV ATLAS

Hasil dari kegiatan produksi kayu mahoni yaitu kerajianan boneka whimsy memiliki nilai tambah, nilai tambah yang dihasilkan tersebut menciptakan manfaat ekonomi bagi CV ATLAS. Nilai tambah secara agregat produk kerajianan boneka whimsy dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Nilai tambah Agregat hasil pengolahan kayu Mahoni di CVATLAS

No Produk Jumlah

(Unit)

Nilai Tambah per Unit (Rp)

Nilai Tambah Agregat (Rp)

1 Boneka Whimsy 800 33.702,535 26.962.028

Total 26.962.028

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Berdasarkan Tabel 15, nilai tambah pada produk hasil pengolahan kayu mahoni memiliki nilai tambah, total secara agregat akan menggambarkan nilai tambah yang hasilkan oleh CV ATLAS. Nilai tambah produk merupakan nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku untuk setiap produknya. Nilai tambah boneka whimsy per unit Rp 33.702,535 dapat menghasilkan nilai tambah selama satu bulan sebesar Rp 26.962.028. Banyaknya nilai tambah tersebut merupakan manfaat ekonomi yang dihasilkan dari pengolahan kayu mahoni menjadi kerajinan boneka kayu yang memiliki nilai jual sehingga menjadi keuntungan bagi perusahaan dan juga seluruh karyawan CV ATLAS

Hasil dari kegiatan produksi kayu mahoni yaitu kerajianan boneka whimsy memiliki nilai tambah, nilai tambah yang dihasilkan tersebut menciptakan manfaat ekonomi bagi CV ATLAS. Nilai tambah secara agregat produk kerajianan boneka whimsy dapat dilihat pada Tabel 18.

(24)

47

Tabel 18. Nilai tambah Agregat hasil pengolahan kayu Sengon di CVATLAS

No Produk Jumlah

(Unit)

Nilai Tambah per Unit (Rp)

Nilai Tambah Agregat (Rp)

1 Boneka Whimsy 800 34.037,035 27.229.628

Total 27.229.628

Sumber : Diolah dari data primer CV ATLAS, 2011

Berdasarkan Tabel 18, nilai tambah pada produk hasil pengolahan kayu sengonmemiliki nilai tambah, total secara agregat akan menggambarkan nilai tambah yang hasilkan oleh CV ATLAS. Nilai tambah produk merupakan nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku untuk setiap produknya. Nilai tambah boneka whimsy per unit Rp 34.037,035 dapat menghasilkan nilai tambah selama satu bulan sebesar Rp 27.229.628. Banyaknya nilai tambah tersebut merupakan manfaat ekonomi yang dihasilkan dari pengolahan kayu mahoni menjadi kerajinan boneka kayu yang memiliki nilai jual sehingga menjadi keuntungan bagi perusahaan dan juga seluruh karyawan CV ATLAS.

Tabel 19. Kelebihan dan kekurangan kayu mahoni dan sengon

sumber : Diolah dari Dinas Kehutanan Tasikmalaya, 2011

Kayu mahoni dan sengon memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, kayu mahoni dalam segi harga per m³ lebih mahal dibandingkan dengan kayu sengon. Harga kayu mahoni 1 m³ adalah Rp 1.600.000 sedangkan sengon untuk 1 m³ Rp 1.300.000. Untuk tekstur kayu mahoni lebih keras, tekstur kayu ini berpengaruh pada saat kayu diolah menjadi boneka karena tekstur kayu tersebut dapat bertahan lama apabila terjadi gesekan dan terjatuh karena sifat kayu mahoni yang tidak mudah berubah dan termasuk kayu keras. Kelemahannya padaa saat pengukiran meyulitkan tenaga kerja. Tekstur kayu sengon yang rapuh mempermudah tenaga kerja pada saat perautan, akan tetapi kayu sengon sifat kayumudah berubah apabila kayu tersebut pada saat pengolahan basah maka setelah kayu kering akan ada perubahan pada kayu sengon tersebut.

Segi perbedaan Kayu mahoni Kayu sengon

Harga Mahal Murah

Tekstur Keras Rapuh

Warna Merah kekuningan Putih kekuningan

Pasokan Mudah didapat Mudah didapat

Gambar

Gambar 2. Struktur organisasi
Tabel 5. Peralatan produksi kerajinan boneka Whimsy CV ATLAS  No  Keterangan  Jumlah
Gambar 3. Alur proses produksi
Tabel 6. Perhitungan harga pokok produksi boneka Whimsy dengan  cara perusahaan Bulan Desember 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh biaya lingkungan dan biaya kemitraan terhadap

(terlampir). Ketiga anak belum bisa membalut lidi dengan kain saten, memaku dengan paku manik-manik dan sebagainya. Di samping itu kemampuan anak diketahui bahwa

Keadaan bayi yang membahayakan akan memperlihatkan satu atau lebih tanda-tanda klinis seperti tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ

Bahkan mereka yang sudah menikah, namun tak mampu mencapai kepuasan seksual selama hubungan seksual dengan pasangan seks-nya, mereka pun kerap melakukan fantasi seksual dengan

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chrussiawanti yang menyebutkan bahwa remaja merupakan salah satu segmen terbesar penyumbang kecelakaan

Sasaran strategis untuk tingkat keuntungan, tingkat pendapatan, tingkat pemenuhan kewajiban jangka pendek dan tingkat produktivitas (perspektif keuangan) belum mencapai target

Organisasi Lini dan Fungsional adalah organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih

aktor Pendekatan Intermestik: 165.. kebijakan yang didasari oleh transmisi pengetahuan dari jaringan intelektual, kemudian perdebatan ide diantara koalisi advokasi