• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No.21/05/12/Th.VII, 7 Mei 2012

“PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I-2012”

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I-2012 secara triwulanan

(q-to-q) mencapai 0,83 persen dan tanpa migas sebesar 1,02 persen. Begitu juga dengan pertumbuhan tahunan (y-on-y) yaitu dengan migas sebesar 5,11 persen dan tanpa migas sebesar 5,95 persen.

 Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan I-2012 disumbang oleh pertumbuhan

positif pada lima sektor dimana tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi ialah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,10 persen, diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,39 persen dan sektor pertanian sebesar 2,57 persen.

 Nilai PDRB Aceh ADHB dengan migas meningkat menjadi Rp 22,87 triliun pada

triwulan I-2012 dan tanpa migas meningkat menjadi Rp 19,19 triliun. Berdasarkan ADHK 2000, PDRB triwulan I-2012 dengan migas tercatat sebesar Rp 8,95 triliun dan tanpa migas menjadi Rp 7,96 triliun.

 Struktur perekonomian Aceh pada triwulan I-2012 masih menunjukkan besarnya

kontribusi migas (subsektor pertambangan migas dan industri pengolahan migas) yang mencapai 16,09 persen.

 Struktur PDRB Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan bahwa

dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh hingga pada triwulan I-2012 masih berada pada sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi Aceh

Kondisi perekonomian Aceh pada triwulan awal tahun 2012 (q-to-q) ini menunjukkan perkembangan yang membaik. Pertumbuhan ekonomi Aceh yang digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 dengan migas menguat menjadi 0,83 persen. Demikian juga, kondisi pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas pada triwulan ini mencapai 1,02 persen. Sejalan dengan pertumbuhan antar triwulan, kinerja perekonomian Aceh antar tahun (y-on-y) pada triwulan I-2012 terhadap triwulan I-2011 juga meningkat yaitu dengan migas sebesar 5,11 persen dan tanpa migas sebesar 5,95 persen (lihat Grafik 1).

Grafik 1.

Laju Pertumbuhan PDRB Tw I-2012 terhadap Tw IV-2011 (q-to-q) dan Tw I-2012 terhadap Tw I-2011 (y-on-y) (persen)

Pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2012 ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dari lima sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 6,10 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,39 persen (lihat Grafik 2). Pertumbuhan yang signifikan pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terutama ditopang oleh gairah subsektor perbankan yang meningkat hingga tumbuh 9,74 persen. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya penyaluran kredit perbankan seiring masih tingginya tingkat konsumsi dan kebutuhan modal usaha.

0.83

5.11

1.02

5.95

Tw I-2012 terhadap Tw IV-2011 Tw I-2012 terhadap Tw I-2011

Migas Tanpa Migas

(3)

Sektor yang menopang pertumbuhan di triwulan ini berikutnya ialah sektor pertanian yang tumbuh sebesar 2,57 persen. Pertumbuhan sektor pertanian terutama didukung oleh pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan seiring masa panen di beberapa wilayah pada triwulan I tahun 2012, setelah masa tanam pada akhir tahun 2011. Pertumbuhan sektor pertanian secara langsung juga mendorong konsumsi domestik sehingga memicu pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran hingga 2,49 persen. Sektor terakhir yang tumbuh positif ialah sektor listrik dan air bersih dengan pertumbuhan hanya sebesar 0,39 persen, sekaligus satu-satunya sektor yang tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan PDRB triwulan I-2012 baik dengan migas maupun tanpa migas.

Grafik 2.

Laju Pertumbuhan Triwulanan (q-to-q) Menurut Sektor (persen), Triwulan I-2012

Keterangan:

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa

Di sisi lain, sektor-sektor yang tumbuh negatif pada triwulan I-2012 yaitu sektor pertambangan dan penggalian sebesar minus 1,49 persen dan sektor industri pengolahan sebesar minus 0,30 persen. Pertumbuhan negatif pada sektor pertambangan dan penggalian ini disebabkan oleh menurunnya produksi migas yang merupakan penyumbang terbesar pada sektor pertambangan dan penggalian, sehingga juga mempengaruhi volume

2.57 -1.49 -0.30 0.39 -3.68 2.49 3.39 6.10 -1.79 0.83 1.02 1 2 3 4 5 6 7 8 9 q-to-q sektor q-to-q migas q-to-q tanpa migas

(4)

input dalam proses produksi pada industri migas. Begitu juga dengan menurunnya subsektor penggalian yang dipengaruhi oleh rendahnya permintaan material galian seiring belum optimalnya kegiatan sektor bangunan. Sektor bangunan sendiri mengalami konstraksi sebesar minus 3,68 persen bersama dengan sektor jasa-jasa sebesar minus 1,79 persen. Lesunya pergerakan kedua sektor ini diakibatkan masih rendahnya pencairan anggaran pembiayaan proyek pembangunan dan administrasi pemerintahan. Geliat kegiatan ekonomi kedua sektor-sektor ini cenderung akan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada triwulan III dan IV tahun berjalan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Aceh secara tahunan menunjukkan pertumbuhan positif pada semua sektor, kecuali pada sektor pertambangan dan penggalian khususnya pertambangan migas. Pertumbuhan negatif ini mengindikasikan tren penurunan nilai tambah bruto subsektor pertambangan migas ADHK 2000 dari Rp 541,92 milyar pada triwulan I-2011 kemudian terus menurun pada triwulan sepanjang tahun 2011 hingga hanya mencapai Rp 532,71 milyar pada triwulan I-2012.

Grafik 3.

Laju Pertumbuhan Tahunan (y-on-y) Menurut Sektor (persen), Triwulan I-2012

Keterangan:

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 8.16 -0.66 0.83 4.10 2.34 5.53 9.42 11.43 3.70 5.11 5.95 1 2 3 4 5 6 7 8 9 y-to-ysektor y-to-y migas y-to-y tanpa migas

(5)

II. Nilai PDRB Aceh

Nilai PDRB Aceh atas dasar harga berlaku (ADHB) dengan migas meningkat menjadi Rp 22,87 triliun pada triwulan I-2012 dari Rp 22,55 triliun pada triwulan IV-2011. Capaian nilai ini juga meningkat jika dibandingkan dengan nilai PDRB pada triwulan I-2011, yakni Rp 20,41 triliun. Begitu juga pada nilai PDRB ADHB tanpa migas menunjukkan peningkatan

yaitu menjadi Rp 19,19 triliun dari Rp 18,92 triliun pada triwulan IV-2011 dan Rp 17,09 triliun pada triwulan I-2011.

Grafik 4.

Nilai PDRB ADHB dan ADHK 2000 Tw I-2011, Tw IV-2011 dan Tw I-2012 (triliun rupiah)

Tinjauan ADHK 2000, PDRB triwulan I-2012 dengan migas tercatat sebesar Rp 8,95 triliun, meningkat daripada triwulan IV-2011 dan triwulan I-2011 yang

masing-masing bernilai sebesar Rp 8,87 triliun dan Rp 8,51 triliun. Begitu juga, PDRB ADHK 2000

tanpa migas meningkat menjadi Rp 7,96 triliun pada triwulan I-2012 dari sebesar Rp 7,51 triliun pada triwulan I-2011 dan sebesar Rp 7,88 triliun pada triwulan IV-2011.

20.41

22.55 22.87

17.09

18.92 19.19

Tw I-2011 Tw IV-2011 Tw I-2012

PDRB Migas PDRB Tanpa Migas ADHB

8.51 8.87 8.95

7.51 7.88 7.96

Tw I-2011 Tw IV-2011 Tw I-2012

PDRB Migas PDRB Tanpa Migas ADHK 2000

(6)

III. Struktur PDRB Aceh a. Struktur

Struktur perekonomian Aceh pada triwulan I-2012 masih menunjukkan besarnya kontribusi migas (subsektor pertambangan migas dan industri pengolahan gas bumi). Kontribusi kedua subsektor terhadap PDRB Aceh pada triwulan I-2012 secara agregat mencapai 16,09 persen.

Struktur PDRB Aceh dengan migas menunjukkan bahwa dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh selama triwulan I-2012 ialah sektor pertanian sebesar 28,41 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,53 persen. Kemudian lima sektor lainnya memberikan peranan yang berkisar antara 8,66–11,61 persen. Sedangkan dua sektor dengan peranan terkecil ialah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor listrik dan air bersih dimana masing-masing berperan sebesar 2,82 persen dan 0,48 persen (< 5 persen).

Demikian juga struktur PDRB tanpa migas, menunjukkan bahwa dua leading sector yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai kontribusi semakin besar yaitu masing-masing sebesar 33,86 persen 19,69 persen. Ketiga sektor berikutnya ialah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,49 persen, diikuti sektor jasa-jasa sebesar 12,60 persen, serta sektor bangunan sebesar 11,45 persen. Sedangkan empat sektor lainnya masih memberikan peranan masing-masing di bawah lima persen.

(7)

Grafik 5. Struktur PDRB ADHB Dengan Migas Menurut Sektor, Tw I-2012 (persen)

Grafik 6. Struktur PDRB ADHB Tanpa Migas Menurut Sektor, Tw I-2012 (persen) Pertanian, 28.41 Pertambangan dan Penggalian, 11.61 Industri Pengolahan, 8.66 Listrik dan Air

Bersih, 0.48 Bangunan, 9.61 Perdagangan, Hotel dan Restoran, 16.53 Pengangkutan dan Komunikasi, 11.32 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Prhs. , 2.82 Jasa-jasa, 10.57

2

1

Pertanian, 33.86 Pertambangan dan Penggalian, 1.40 Industri Pengolahan, 3.59

Listrik dan Air Bersih, 0.57 Bangunan, 11.45 Perdagangan, Hotel dan Restoran, 19.69 Pengangkutan dan Komunikasi, 13.49 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Prhs. , 3.36 Jasa-jasa, 12.60

1

2

Industri Migas : 5,65 Industri Non Migas : 3,01

Minyak & gas bumi : 10,44 Penggalian : 1,17

(8)

LAMPIRAN

Tabel A. Nilai PDRB Menurut Sektor Tw I-2011, Tw IV-2011 dan Tw I-2012 (triliun rupiah) Sektor Ekonomi

ADHB ADHK 2000

Tw I-2011 Tw IV-2011 Tw I-2012 Tw I-2011 Tw IV-2011 Tw I-2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 5,72 6,25 6,50 2,26 2,38 2,44 2. Pertambangan dan Penggalian 2,37 2,63 2,66 0,65 0,66 0,65 3. Industri Pengolahan 1,81 1,96 1,98 0,89 0,90 0,89

4. Listrik dan Air

Bersih 0,10 0,11 0,11 0,03 0,03 0,03

5. Bangunan 2,04 2,27 2,20 0,60 0,64 0,62

6. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 3,25 3,66 3,78 1,74 1,79 1,84

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,23 2,47 2,59 0,64 0,68 0,70 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. 0,54 0,60 0,64 0,16 0,17 0,18 9. Jasa-jasa 2,35 2,62 2,42 1,54 1,62 1,60 PDRB 20,41 22,55 22,87 8,51 8,87 8,95 PDRB TANPA MIGAS 17,09 18,92 19,19 7,51 7,88 7,96

Tabel B. Kontribusi PDRB Menurut Sektor, Tw IV-2011 dan Tw I-2012 (persen)

Sektor Ekonomi ADHB Migas ADHB Tanpa Migas

Tw IV-2011 Tw I-2012 Tw IV-2011 Tw I-2012

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 27,70 28,41 33,02 33,86

2. Pertambangan dan Penggalian 11,65 11,61 1,42 1,40

3. Industri Pengolahan 8,68 8,66 3,61 3,59

4. Listrik dan Air Bersih 0,47 0,48 0,56 0,57

5. Bangunan 10,07 9,61 12,01 11,45

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,23 16,53 19,35 19,69

7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,94 11,32 13,04 13,49

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan. 2,65 2,82 3,15 3,36

9. Jasa-jasa 11,61 10,57 13,84 12,60

Gambar

Grafik 6. Struktur PDRB ADHB Tanpa Migas Menurut Sektor, Tw I-2012 (persen)Pertanian, 28.41 Pertambangan dan Penggalian, 11.61 Industri Pengolahan, 8.66 Listrik dan Air
Tabel A. Nilai PDRB Menurut Sektor Tw I-2011, Tw IV-2011 dan Tw I-2012 (triliun rupiah)  Sektor Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Yang Mulia, saya ingin menguatkan apa yang disampaikan atau disaksikan oleh Saudara Bithsael Maraou tentang keabsahan dari Ketua KPU Sarmi, yaitu Saudara Helimansi, S.E …

MENETAPKAN : KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA TENTANG PENETAPAN HASIL VERIFIKASI DOKUMEN ASLI DAN PENGELOMPOKAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) CALON MAHASISWA

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh propolis terhadap perbaikan klinis selesma pada anak, sehingga dapat dijadikan bukti ilmiah untuk membantu

d) Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1951 tentang bursa yang kemudian diubah statusnya menjadi Undang-Undang biasa, yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 dimana

a) Spesifikasi isu-isu strategis yang diperoleh dari penelitian tahun I untuk menentukan materi yang akan diangkat, didefinisikan dan diidentifikasikan secara

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola