Y U A N D A N I
FARMAKOLOGI
ANTIARITMIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasisma dapat menjelaskan
Mekanisme aritmia
SUBPOKOK BAHASAN
DEFINISI
ELEKROFISIOLOGI JANTUNG
MEKANISME ARITMIA
DEFINISI ARITMIA
Kondisi jantung dimana terjadi gangguan pada:
Pembentukan impuls Pacemaker
Konduksi impuls
Kombinasi keduanya
Akibatnya mengganggu laju dan atau waktu kontraksi otot
jantung untuk mempertahankan curah jantung normal
Abnormalitas ritme jantung
Bradycardia – denyut jantung lambat(<60 beats/min)
Tachycardia – denyut jantung cepat(>100 beats/min)
ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
POTENSIAL MEMBRAN ISTIRAHAT
Pada potensial membran istirahat bagian
dalam sel lebih negatif dibanding di luar
Disebabkan perbedaan distribusi ion
inside vs. outside cell
Na+ lebih tinggi diluar daripada didalam Ca+ lebih banyak “ “ “ “
K+ lebih tinggi di dalam sel daripada di luar
Kondisi ini dipertahankan oleh kanal ion
selectif; pompa aktif; dan exchangers (mis:
pertukaran 3 Na
+dengan 2 K
+POTENSIAL AKSI JANTUNG
Fase 0 depolarisasi
cepat (masuk Na+ ) Fase 1 repolarisasi
parsial (masuk Na+ arus
deactivasi, keluar K+ ) Fase 2 plateau (masuk
kasium arus lambat)
Fase 3 repolarisasi (arus
kalsium inactivasi, keluar K+) Fase 4 (masuk Na+ lambat, keluar K+ lambat) „autorhythmicity‟ Periode Refractory (Fase 1-3)
Fase 0 – kanal cepat Na terbuka dan depolarisasi cepat
Membawa Na+ ke dalam sel (arus masuk), mengubah potensial membran Arus keluar transient akibat pergerakan Cl- dan K+
Fase 1 – permulaan repolarisasi cepat
Penutupan kanal cepat Na+
Fase 2 – Fase plateau
Ditahan oleh keseimbangan antara pergerakan masuk Ca+ dan keluar K + Memiliki durasi yang panjang dibandingkan saraf dan jaringan otot lain
Fase 3 – repolarisasi
Kanal K+ tetap terbuka ,
Membolehkan K+ keluar, menyebabkan repolarisasi
Kanal K + akhirnya tertutup ketika potensial membran mencapai level
tertentu
Coresponden dengan gelombang T pada ECG
Fase 4 – Fase istirahat (potensial membran istirahat
)
Phase cardiac cells remain in until stimulated Terkait dengan diastol
-80 -60 -40 0 -20 +20 SA node Atrium AV node Ventrikel mV
SA Node terdapat di subepicardial pd atrium
kanan
SA node adalah Pace maker´
SA node dipersarafi oleh sistem saraf otonom
FIRING RATES OF ESPECIALIZED HEART TISSUES:
SA Node fibers 60-100 beats x´ A.V. Node fibers 40-60 beats x´ His-Purkinge system 30-40 beats x´ Ventricles < 30 beats x´´
Reflex control of heart rate
Sistem Parasmpatetik predominates (reseptor muscarinic M2 ) Sistem Simpatetik (reseptor ß1) Meningkatkan denyut janutng(chronotropic positive) meningkatkan automatisitas Memfasilitasi konduksi AV nodeRitme Sinus Normal
Konduksi dimulai dari SA node ke ventrikel melalui AV node dan sistem His-Purkinje
Konduksi melalui AV node berjalan lambat
Gangguan Pembentukan Impuls
Tidak ada signal dari pacemaker
Timbulnya ectopic pacemaker
Dapat berasal dari sel konduksi (sebagian besar dapat beraktivitas
spontan)
Biasanya di bawah kontrol SA node jika terlalu lambat sel
konduksi menjadi lebih dominan
Biasanya diakibatkan other injury (ischemia, hypoxia)
Timbulnya oscillatory afterdepolariztions
Dapat menginisiasi aktivitas spontan dari jaringan nonpacemaker Dapat diakibatkan oleh obat (digitalis, norepinephrine) yang
Afterdepolarizations
Afterdepolarizations are abnormal depolarizations of cardiac myocytes that interrupt phase 2,
phase 3, or phase 4 of the cardiac action potential in the electrical conduction system of the heart
Early afterdepolarizations (EADs)
occur with abnormal depolarization during phase 2 or phase 3, and are caused by an increase in the frequency of abortive action potentials before normal repolarization is completed. Phase 2 may be interrupted due to augmented opening of calcium channels, while phase 3 interruptions are due to the opening of sodium channels. Early afterdepolarizations can result in torsades de pointes,
tachycardia, and other arrhythmias.
Delayed afterdepolarizations (DADs),
on the other hand, begin during phase 4 - after repolarization is completed, but before another
action potential would normally occur. They are due to elevated cytosolic calciumconcentrations, as might be seen with digoxintoxicity.[3][4] The overload of the sarcoplasmic reticulum may cause
spontaneous Ca2+release during repolarization, causing the released Ca2+to exit the cell through
Gangguan Konduksi Impuls
Reentry:
Requires two distinct conduction pathways with a conduction block in one pathway, and a region of slow conduction in the other.
FARMAKOLOGI DASAR OBAT ANTIARITMIA
Mekanisme Utama:
Penyakatan Kanal Natrium
Penyakatan Efek Otonomik Simpatis Pada Jantung
Memperpanjang Periode Refrakter efektif
Klasifikasi obat anti aritmia spesifik
(Vaughan Williams):
Kelas I: block kanal sodium
Ia (quinidine, procainamide,
disopyramide) AP
Ib (lignocaine) AP Ic (flecainide) AP
Kelas II: antagonis
ß-adrenoceptor (atenolol, sotalol)
Kelas III: memperpanjang
potensial aksi dan periode
refractory (menekan ritme re-entrant) (amiodarone, sotalol)
Kelas IV: antagonis kanal
Kalsium. Impair propagasi
impuls pada nodal dan area yang rusak (verapamil) Phase 4 Phase 0 Phase 1 Phase 2 Phase 3 0 mV -80m V II I III IV
Subclass IA
Menyebabkan depresi sedang fase 0 Memperpanjang depolarisasi
Meningkatkan durasi potensial aksi Meliputi:
Quinidine – 1st antiarrhythmic used, untuk aritmia atrial dan
ventricular, meningkatkan periode refractory
Procainamide – meningkatkan periode refractory
Disopyramide – memperpanjang durasi aksi, hanya digunakan
untuk tritmen aritmia ventricular
Subclass IB
Menyebabkan depresi lemah fase 0 Memperpendek depolarisasi
Menurunkan durasi potensial aksi Meliputi:
Lidocaine– memblok kanal Na+ terutama di sel ventricular,
juga baik untuk aritmia karena digitalis
Mexiletine – turunan lidocaine oral, aktivitasnya sama
Phenytoin – antikonvulsan yang juga bekerja sebgai antiaritmia
Subclass IC
Menyebabkan depresi kuat fase 0
Tidak mempunyai efek pada depolarisasi Tidak ada efek pada durasi potensial aksi Meliputi:
Flecainide
• Konduksi lambat di semua bagian jantung • Juga menghambat abnormal automatisitas
Propafenone
• Konduksi lambat • β – blocker lemah
Quinidine
Efek pada jantung:
Menekan kecepatan pacemaker (terutama dari pacemaker
ektopik)
Menekan konduksi dan eksitabilitas (terutama pada jaringan
yg terdepolarisasi)
Memperpanjang periode refrakter
Memperpanjang masa potensial aksi
Efek pada luar jantung:
Menyekat adrenoseptor-alfa yg dpt menyebabkan vasodilatasi
Toksisitas
Jantung:
Efek antimuskarinik pada jantung yg dapat menghambat efek
vagal peningkatan kecepatan sinus dan peningkatan konduksi atrioventrikular
1-5 % pasien mengalami syndrom quinidine syncope: nyeri kepala
ringan berulang dan episode pingsan akibat torsade de
pointes
Luar Jantung:
Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare
Dapat meningkatkan kadar plasma digoxin dan memicu toksisitas
Berdasarkan dua aksi:
1) Blokade reseptor β–adrenergic miokardial
2) Stabilisasi membran langsung melalui blokade kanal
Na
+
Meliputi:
Propranolol
Mempunyai efek blokade β–adrenergic miokardial dan
stabilisasi membran
Slows SA node dan ectopic pacemaking
Dapat memblok aritmia yang diinduksi oleh exercise
β
–adrenergic blockers lain memiliki efek yang mirip
Metoprolol, Nadolol, Atenolol, Acebutolol, Pindolol, Stalol,
Timolol, Esmolol
Menyebabkan delay repolarisasi dan memperpanjang
periode refractory
meliputi
Amiodarone – memperpanjang potensial aksi dengan
delaying efflux K
+
Ibutilide – pemasukan lambat Na
+
Bretylium – awalnya dikembangkan untuk
hypertensi tetapi juga menekan ventricular
fibrillation akibat infark miokard
Dofetilide – memperpanjang potensial aksi dengan
delaying K
+efflux with no other effects
Bretilium
Efek pada Jantung
Memperpanjang periode refrakter efektif dan masa potensial
aksi ventrikuler (tetapi bukan atrial)
Karena menyebabkan rilis awal catecholamine maka dapat
memberikan efek inotropik positif pada pemberian awal
Efek luar jantung
Efek simpatoplegik
Efek samping utama:
memperlambat laju konduksi AV pada atrial
fibrillation
Meliputi:
Verapamil Diltiazem
Verapamil
Efek pada Jantung:
Menyekat kanal kalsium baik yang dlm keadaan aktivasi atau
inaktivasi
Memperpanjang konduksi atrioventrikular dan periode
refrakter efektif secara tetap
Menekan early dan delayed afterdepolarization
Efek Luar Jantung
Toksisitas
Jantung:
Efek Inotropik Negatif
Penyakatan atrioventrikular pada dosis besar
Luar Jantung:
OBAT ANTIARITMIK LAINNYA
ADENOSINE
Mekanisme Kerja:
meningkatkan konduktans kalium dan hambatan aliran
masuk kalsium yang diinduksi cAMP
Hiperpolarisasi dan supresi potensial aksi (y bergantung
kalsium)
Toksisitas
MAGNESIUM
Mekanisme Kerja:
mempengaruhi kanal natrium, kanal kalium tertentu, dan kanal
kalsium, Na
+/K
+ATPase
Terutama diindikasikan pada pasien hipomagnesemik yang
diinduksi-digitalis
KALIUM
Mekanisme Kerja:
Kalium ditujukan untuk menormalkan gradien kalium dan
cadangan di dalam tubuh
Hipokalemia: early afterdepolarization dan pacemaker ektopik
meningkat
Hiperkalemia: depresi pacemaker ektopik dan memperlambat
konduksi
Pacemakers
Implantasi electrical leads yang dipasangkan ke pulse generator Lebih dari 175,000 implanted per tahun:
1) Two leads used, one for right atrium, other for right ventricle
2) Pulse generator terdiri dari microcircuitry dan battery dipasangkan ke logam dan diletakkan ke dlm “kantung” di bawah kulit dekat the clavicle
3) Pulse generator mengirimkan signal ke logam yang diprogram untuk mengkontraksi atria, kemudian ventrikel
Pulse generator dapat menangkap aktivitas elektrik yang
ditimbulkan oleh jantung dan hanya mengirimkan impuls elektrik jika dibutuhkan
Pacemakers hanya dapat digunakan pada bradycardia, tidak