• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFILE PROGRAM PASCA TAHFIDZ PESANTREN BAYT AL-QURAN PUSAT STUDI AL-QUR`AN (PSQ) JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFILE PROGRAM PASCA TAHFIDZ PESANTREN BAYT AL-QURAN PUSAT STUDI AL-QUR`AN (PSQ) JAKARTA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROFILE PROGRAM PASCA TAHFIDZ

PESANTREN BAYT AL-QURAN

PUSAT STUDI AL-QUR`AN (PSQ)

JAKARTA

Pusat Studi Al-Quran (PSQ)

Jl. Kertamukti 63 Pisangan Ciputat Tangerang Banten

Pesantren Bayt Al-Quran

Perum Villa Bukit Raya 10 Pondok Cabe Tangerang Banten

www.psq.or.id

(2)

2

PROFILE PROGRAM PASCA TAHFIDZ

PESANTREN BAYT AL-QURAN

PUSAT STUDI AL-QUR`AN (PSQ) JAKARTA

LATAR BELAKANG PROGRAM

Tidak bisa dipungkiri bahwa pesantren mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjaga eksistensi Al-Qur'an di Indonesia. Hal tersebut bisa ditelusuri melalui ahli ahli Al-Qur'an yang tersebar di Indonesia. Jika kita teliti sanad dan alur keilmuan yang mereka dapatkan, ternyata semuanya bermuara kepada para ulama Al-Qur'an yang terkenal. Sebagai contoh adalah K.H. Munawwir dari Krapyak Yogyakarta yang telah menimba ilmu baca Al-Qur'an dari ulama di tanah suci Mekah dan Madinah. Dari tangan beliau lahir ulama Al-Qur'an terkemuka di Indonesia yang melanjutkan cara pembacaan Qur'an secara berkesinambungan. Para angggota pentashih mushaf Al-Qur'an di Indonesia adalah murid murid beliau.

Salah satu hal yang membuat pesantren Tahfizh tetap menjadi penjaga keutuhan dan keorisinilan Al-Qur'an adalah budaya kaum santri dalam keseharian mereka. Mereka dididik untuk selalu ikhlas dalam beribadah dan beramal. Tanpa pamrih. Mereka juga dituntut untuk bersabar dan tawakal dalam menempuh kehidupan dan mencari ilmu. Budaya kehidupan semacam inilah yang menyebabkan para penghapal Al-Qur'an banyak terlahir dari pesantren Tahfizh Al-Qur'an di Indonesia. Karena menghapal Al-Qur'an perlu keikhlasan, kesabaran, keuletan, tawakkal kepada Allah. Dalam penglihatan penulis, tidak banyak penghapal Al-Qur'an muncul dari institusi pendidikan agama islam yang formal di Indonesia. Yang banyak justeru dari pesantren yang nota bene adalah institusi yang non formal.

Jika kita melihat lebih luas lagi, bisa kita katakan bahwa hampir seluruh kegiatan Al-Qur'an di Indonesia, dari mulai TK Al-Qur'an, MTQ, tashih Al-Qur'an, Tahfizh Al-Qur'an, para Imam masjid dan mushalla dan lain sebagainya banyak ditangani oleh mereka yang berasal dari pesantren.

Dengan melihat realitas diatas nyatalah bahwa pesantren Tahfizh Al-Qur'an di Indonesia telah memberikan sumbangsih yang demikian besar dalam menjaga eksistensi kitab suci Al-Qur'an dan menciptakan syi'ar keislaman di Indonesia. Namun ironisnya masyarakat Al-Qur'an yang berasal dari pesantren masih sangat sedikit yang mendapatkan "perhatian" dari Pemerintah dan juga masyarakat. Kendatipun demikian masyarakat Al-Qur'an terus istiqamah dengan misi mereka, dan terus berjalan, baik ada bantuan atau tidak. Pemerintah, dalam hal ini sangat diuntungkan oleh masyarakat pesantren dalam memasyarakatkan Al-Qur'an. Dengan banyaknya

(3)

3

masyarakat yang berkecimpung dengan Al-Qur'an, setidaknya ada beberapa hal hal yang positif antara lain :

1. Terciptanya suasana agamis dilingkungan yang ada pengajian Al-Qur'an.

2. Terciptanya suasana agamis menyebabkan terciptanya kondisi yang tenang, tenteram dan aman di masyarakat. Tercipta pula generasi yang saleh yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

3. Banyaknya masyarakat yang melek tulisan arab, bisa melafalkan kalimat arab dengan fasih. Jika dikembangkan hal itu bisa menciptakan ahli linguistic arab di Indonesia.

4. Banyaknya kajian kajian Al-Qur'an yang bisa memperkaya wawasan keislaman bagi generasi muslim.

5. Banyaknya ahli ahli Al-Qur'an bisa menjadi jembatan bagi bangsa Indonesia untuk memasuki pergaulan internasional, khususnya dengan Negara islam.

Oleh karena itu, kewajiban pemerintah dan juga masyarakat adalah memberikan sumbangsih dan perhatian yang lebih lagi bagi masyarakat Al-Qur'an dan lembaga lembaga yang menekuni bidang Al-Qur'an seperti para penghapal Al-Qur'an, pesantren Tahfizh Al-Qur'an, perguruan tinggi yang menekuni ilmu ilmu kequr'anan seperti Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ), Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) keduanya di Jakarta dan lain sebagainya.

Adapun cara pemerintah membantu masyarakat Al-Qur'an dan lembaga kequr'anan bisa ditempuh dengan hal hal berikut :

1. Memberikan bea siswa kepada para penghapal Al-Qur'an yang mau melanjutkan studi.

2. Mengangkat para penghapal Al-Qur'an sebagai imam mesjid Agung atau mesjid Raya di setiap Kabupaten di seluruh Indonesia.

3. Mengangkat para penghapal Qur'an sebagai anggauta pentashih mushaf Al-Qur'an Depag. (Hal ini sudah dilaksanakan ).

4. Memberikan bantuan dan/atau penghargaan kepada institusi yang menangani tahfizh Al-Qur'an baik berupa kitab tentang kequr'anan, atau bantuan untuk fisik atau lainnya.

5. Memberikan bantuan kepada pesantren Tahfizh Al-Qur'an berupa tenaga ahli yang mengajarkan ulum Al-Qur'an, dan ilmu ilmu terapan/skill, agar wawasan mereka dalam keilmuan lebih luas lagi dan menjadikan santri mempunyai bekal kehidupan sebagaimana yang dilakukan oleh Bayt Al-Qur'an PSQ (Pusat Studi Al-Qur'an) ini.1

1

Dikutip dari tulisan KH. Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Makalah (Jakarta: Pesantren Bayt Al-Qur`an, 2010), hh, 9-14. Disampaikan pada acara Kuliah Umum di Pesantren Bayt Al-Qur`an Pondok Cabe Tangerang dengan tema “

(4)

4

Secara kuantitas lembaga pendidikan tahfîzh (menghafal) dan para penghafal Al-Qur`an juga meningkat pesat, sehingga tidak sulit di negeri ini untuk mencari para penghafal Al-Qur`an. Sayangnya, peningkatan kuantitas ini tidak dibarengi dengan kualitas yang memadai. Sulit rasanya mencari santri yang kuat hafalannya sekaligus kuat secara ekonomi dan luas wawasan keilmuannya. Di banyak pesantren Al-Qur`an, para santri hanya diminta untuk menghafal Al-Qur`an, dan kurang mendapat bekal keilmuan, apalagi kewirausahaan.

PP. Bayt Al-Qur`an yang didirikan oleh Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) pimpinan M. Quraish Shihab menawarkan program pendidikan dan pelatihan pasca tahfizh yang berbasis pada tradisi kepesantrenan dengan penekanan pada wawasan keilmuan, kewirausahaan dan manajemen pengembangan diri.2

Pesantren Bayt Al-Quran (selanjutnya disingkat BQ) adalah lembaga Pasca Tahfidz Al-Qur`an yang didirikan sebagai wahana intellectual exercise peserta didiknya dalam mengembangkan wawasan keilmuan, menumbuhkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship, mengembangkan potensi diri, menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kemandirian dengan berlandaskan pada nilai-nilai ajaran Islam yang moderat, toleran dan progresif, dengan sasaran utama adalah santri penghafal Alquran (lebih diutamakan yang sudah hafal 30 juz) dengan predikat hafalan baik.

Manajemen pengelolaan Pesantren Pasca Tahfidz Bayt Al-Qur`an memadukan antara nilai-nilai dan aturan-aturan yang biasa berkembang di pesantren, dengan konsep manajemen modern. Hal ini diharapkan agar nantinya output BQ dapat mensinergikan intellectual capital (modal intelektual) berupa hafalan Alquran, dengan tambahan ramuan kurikulum BQ yang mengkombinasikan antara materi keilmuan Alquran sebanyak 60%, Materi Kewirasusahaan 30%, Pengembangan diri 5%, dan Manajemen Kepemimpinan 5%, dengan wahana kemajuan ilmu pengetahuan berbasis ICT (Information and Communication Technology).

Dilihat dari sisi kesejarahan, lahirnya BQ tidak bisa dilepaskan dari niat baik dan tulus Bapak Ali Ibrahim. Awalnya Bapak Ali berniat mendedikasikan tanah beliau yang ada di Perum Villa Bukit Raya di Jalan Terbang Layang Blok C No. 10 Pondok Cabe Udik Tangerang Banten untuk Yayasan Anak Yatim, menindaklanjuti niat tersebut sebenarnya beliau telah melangkah jauh melakukan studi dan observasi ke beberapa tempat khususnya yayasan atau daerah yang banyak menampung anak yatim. Namun seiring perjalanan waktu di awal tahun 2009 tersebut beliau mendiskusikan niat tersebut kepada Bapak Muchlis M. Hanafi selaku Manager Program PSQ. Dalam perbincangan tersebut Bapak Muchlis mengusulkan supaya pemanfataan lahan yang berlokasi tidak jauh dari kompleks lapangan terbang Angkatan Udara di Pondok Cabe

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pemberdayaan Santri Huffadz melalui peningkatan kualitas Pondok Pesantren Al-Qur`an”, Kerjasama PSQ melalui Pesantren Bayt Al-Qur`an dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan

Pondok Pesantren Kementrian Agama RI, Tanggal 11 Februari 2010.

2

(5)

5

Tangerang tersebut menjadi Pesantren Pasca Tahfidz untuk memfasilitasi santri penghafal Alquran di seluruh Indonesia3

Dari perbincangan tersebut kemudian dibuatlah konsep dasar pengembangan Pesantren untuk para penghafal Alquran tersebut dimana kemudian disepakati bahwa pengelolaan dan pendanaan program Pesantren yang diberi nama Pesantren Bayt Alquran akhirnya diserahkan kepada Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ).

Konsep BQ tersebut berangkat dari sebuah asumsi yang dilandaskan pada adanya pengalaman empiris bahwa masih banyak santri penghafal Alquran yang secara keilmuan dan kemandirian khususnya dibidang ekonomi masih terlihat sangat minim, untuk meneguhkan asumsi tersebut, maka kemudian pada bulan April 2009 Pusat Studi Al-Qur`an berinisiatif melakukan penelitian seputar kehidupan para santri penghafal Alquran di beberapa Pesantren di Jawa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ach. Zayadi dan Edi Junaedi (div. program PSQ) tersebut lebih ingin membuktikan bahwa apa yang menjadi gagasan awal berdirinya Pesantren Pasca Tahfidz menemukan benang merahnya pada tataran empiris, yakni bahwa para penghafal Quran masih perlu dibina dalam menekuni kajian `ulum al-Quran dan wawasan keilmuan lain yang kelak diharapkan bisa menciptakan out put yang lebih mandiri, kredibel, dan berdaya saing.

Penelitian tersebut mengambil situs 6 (enam) Pesantren Tahfidz yang ada di tiga Propinsi di wilayah Jawa, yaitu di Pesantren Al-Nur Ngrukem dan Pesantren Pandanaran Propinsi DI. Yogyakarta, Pesantren Arwaniyyah Wonosobo dan Pesantren Yanbu` Al-Qur`an Kudus Propinsi Jawa Tengah, Pesantren Madrasah Al-Qur`an Tebuireng Jombang, Pesantren Darul Qur`an Singasari Malang, Pesantren Tahfidz Madrasah Al-Qur`an di Pesantren Salafiyah-Syafi`iyah Situbondo Propinsi Jawa Timur. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak ditemukan para penghafal alquran (utamanya santri penghafal alquran) minim dibidang keilmuan, terutama kompetensi yang berhubungan dengan life skill. Tidak semua penghafal Alquran siap berkiprah dan bersaing di dunia kerja. Rendahnya kualitas dan kompetensi para penghafal Alquran dalam dunia kerja disebabkan oleh salah satunya adalah minimnya minat penghafal alquran dalam meneruskan ke jenjang pendidikan formal, atau punya keinginan tinggi, akan tetapi secara ekonomi kurang mendukung untuk melanjutkan ke pendidikan formal.

Salah satu dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2009 tersebut menunjukkan bahwa dari empat pesantren di Jawa Tengah dan tiga pesantren di Jawa Timur, mayoritas santri penghafal Alquran lebih memilih untuk fokus menghafal Alquran dibandingkan mengikuti pendidikan formal. Sebanyak 30 persen santri hanya

3

Diceritakan oleh Bapak Ali Ibrahim kepada Ach. Zayadi (Divisi Program PSQ) pada saat Acara ‘Soft Launching

(6)

6

menyelesaikan jenjang Ml dan MTs serta 70 persen selesai di bangku Aliyah (setingkat SMA).4

Berangkat dari hasil penelitian tersebut semakin meneguhkan niat awal agar fokus program pesantren pasca tahfidz ini memilih model untuk mengembangkan knowing capability, skill capabily dan attitude capability dengan sasaran utamanya adalah santri yang sudah hafal 30 juz.

Knowledge Capability (kapasitas pengetahuan) adalah informasi, pengertian atau pengetahuan mengenai suatu subjek yang dimiliki oleh seseorang dan bersifat kognitif. Berbeda dengan skill, dalam mempelajari suatu knowledge seseorang tidak perlu mempraktekkannya, cukup dengan membaca, melihat ataupun dengan memahaminya saja. Konsep pengetahuan yang dikembangkan di BQ diarahkan pada pengetahuan di bidang kajian tafsir dan `ulum Alquran, selain itu juga keilmuan islam yang mendukung sepeti bahasa arab, kajian sejarah nabi, ilmu qira`ah dan lain-lain. Termasuk dalam kapasitas pengetahuan adalah menjaga hafalan Alquran agar tetap kuat dan baik.

Skill (keterampilan) adalah kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki atau diperoleh oleh seseorang sehingga dapat atau mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Mempelajari skill membutuhkan suatu praktek dan selalu dihubungkan dengan psikomotor manusia. Suatu hal yang mustahil untuk mempelajari suatru skill hanya dengan mendengarkan seseorang berbicara mengenai hal tersebut. Melihat sebuah demonstrasi, atau membaca sebuah buku tanpa mempraktekkannya. Kapasitas keterampilan yang diberikan di BQ lebih banyak pada keterampilan yang berhubungan dengan kewirausahaan seperti teknik martketing penjualan, praktik ternak ikan hias, kambing, ayam, praktik mengembangkan tanaman hias. Hal lain yang berhubungan dengan keterampilan adalah praktik komputer, menggunakan internet, latihan pengembangan diri melalui game, permainan, dan penugasan.

Attitude (Sikap) adalah cara seseorang merasakan, berpikir, berperilaku atau bersikap dalam melakukan dalam menghadapi suatu hal. Terdapat beberapa pengamat yang berpandangan bahwa attitude adalah area yang paling kontroversial dari kedua elemen lainnya. Sebab attitude tidak dapat diamati, diukur, dan dipelajari. Akan tetapi dilain pihak ada sebagian pengamat yang berpandangan sebaliknyabahwa dalam attitude adalah suatu hal yang sangat penting dan dapat dipelajari selain knowledge atau skill walaupun tidak selalu diamati. Terlepas dari perdebatan

4

Muchlis M. Hanafi, “Perkembangan Pengajaran Tahfidz Alquran di Indonesia” Makalah Kegiatan Konferensi

Penghafal Alquran se-Asia Pasifik, tanggal 08 Mei 2010 di Jakarta. Dikutip oleh Damanhuri Zuhri di www.republika.com

(7)

7

tersebut, attitude dari seseorang tetaplah berpengaruh dalam menentukan kinerja mereka dalam melakukan suatu pekerjaan

VISI

Terwujudnya nilai-nilai al-Quran di dalam masyarakat pluralistik

MISI

1. Memberdayakan para penghafal al-Quran (huffadz) agar dapat berdedikasi di tengah masyarakat secara optimal dan hidup secara mandiri.

2. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para huffadz dalam bentuk pengembangan wawasan keilmuan, keterampilan, manajemen kepemimpinan, dan motivasi pengembangan diri.

3. Mempersiapkan SDM Penghafal al-Quran yang berkualitas dan mampu berperan aktif dalam kancah global.

TUJUAN PROGRAM

1. Mencetak peserta yang mempunyai pemahaman keagamaan yang luas dan moderat.

2. Mencetak peserta yang mempunyai integritas, berakhlak mulia, dan berkepribadian.

3. Mencetak peserta yang mempunyai wawasan keilmuan dibidang tafsir dan ilmu-ilmu al-Quran, serta mampu mengaplikasikannya di tengah-tengah masyarakat yang plural.

4. Mencetak peserta yang mempunyai keterampilan dibidang tafsir al-Qur`an dan penggunaan kaidah-kaidah penafsiran.

5. Mencetak peserta yang mempunyai keterampilan teoritik maupun praktik dibidang kewirausahaan sehingga bisa hidup mandiri

6. Mencetak peserta yang terampil dalam menggunakan media belajar berbasis ICT untuk kepentingan dakwah secara luas dan pendidikan.

7. Mencetak peserta yang mampu berkontribusi secara aktif secara keilmuan maupun dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

(8)

8

SASARAN

1. Peserta yang sudah hafal al-Quran 30 juz baik yang masih aktif di lembaga penghafal al-Quran/pesantren tahfidz, alumni pesantren tahfidz, maupun menghafal sendiri (otodidak).

2. Peserta yang mempunyai komitmen tinggi untuk berkembang baik secara intelektual maupun kepribadian.

3. Peserta yang berusia antara 18 – 30 tahun

KEMAMPUAN DASAR PESERTA PROGRAM

1. Peserta hafal al-Quran 30 juz (melalui proses tes)

2. Peserta mempunyai kemampuan bahasa Arab yang baik (nahwu - sharaf) 3. Peserta mampu membaca kitab-kitab turats (kitab-kitab keislaman)

MUATAN KURIKULUM

A. Rumpun 1 (Mata Kuliah Pokok)

1. Ulum Al-Quran

a. Ulum Al-Quran 1 (Pengantar) b. Ulum Al-Quran 2 (Ilmu Qira`ah) c. Ulum Al-Quran 3 (Tahsin dan Tajwid)

2. Tafsir dan ilmu tafsir a. Ilmu tafsir b. Kaidah tafsir

c. tafsir tahlili (Studi Naskah) d. Tafsir maudhu`I (akhlak tasawuf) 3. Hadits dan ilmu hadits

4. Bahasa Arab a. Nahwu - Sharaf

b. Ma`ani al-alfazh wa al-huruf c. Balaqah Al-Quran

d. Metode Terjemah 5. Sirah Nabawiyyah

(9)

9

B. Rumpun 2 (Mata Kuliah Penunjang)

1. Psikologi pengembangan diri

Topik-topik yang diberikan pada mata kuliah ini adalah: a. Pola Kepribadian

b. Self c. Brain gym

d. Teknik membaca cepat e. Keterampilan berpikir f. Creativity

g. Komunikasi dakwah h. Teamwork

i. Personal Mastery & Self Regulation j. Self empowerment

k. Kepemimpinan l. Media literacy

2. Pembelajaran Al-Quran berbasis ICT

Topik-topik yang dipelajari dalam mata kuliah ini adalah: a. Mengenal software keislaman

b. Maktabah syamilah c. Mausu`ah haditsah d. Hadits interaktif e. Zikr program f. Al-Kalam program g. Maktabah ahl bayt h. Digital al-Quran i. Holy quran

j. Informasi di internet untuk pembelajaran al-Quran k. Riset berbasis internet

l. Blog sebagai media menulis dan berdakwah

3. Karya Tulis Ilmiah

Topik-topik yang dipelajari dalam mata kuliah ini adalah: a. Metode ilmiah

b. Karakteristik dan jenis karya ilmiah c. Kriteria ilmiah

d. Penelitian tentang tafsir al-Qur’an e. Komposisi tulisan ilmiah

f. Teknik penulisan makalah g. Struktur paragraf

(10)

10

h. Penulisan abstrak

i. Prosedur karya ilmiah

j. Karakteristik dan jenis karya ilmiah k. Tahapan penulisan

l. Sistematika penulisan m. Teknik penulisan makalah

● Footnote ● Daftar pustaka 4. Fiqh praktis/terapan 5. Praktik Kewirausahaan C. Materi Kepesantrenan 1. Aspek Ibadah

2. Aspek Tahfidz al-Quran (takrir)

3. Aspek penilaian perilaku peserta dan penanaman akhlak mulia

D. Muatan Kewirausahaan

1. Aspek teoritik 2. Aspek praktik

a. Praktik Peternakan Domba b. Praktik Peternakan Ikan Lele

c. Praktik Peternakan Ayam Kampung

d. Praktik Koperasi/BMT (Baitul Maal wa At-Tamwil) e. Praktik Pertanian

E. Muatan Praktikum

1. Praktikum khitabah (kuliah tujuh menit) 2. Praktikum penggunaan media ICT

3. Praktikum baca kitab dan literatur keislaman lainnya 4. Praktik kewirausahaan (Budidaya Ikan Lele)

F. Muatan Studi Wisata/Rihlah Quraniyyah

1. Lembaga Pelatihan Pertanian dan Perikanan Cinagara Sukabumi

2. Pesantren Rintisan Pertanian dan Peternakan di Lembah Duhur Sukabumi 3. Bayt Al-Quran Kementrian Agama RI Taman Mini Indonesia Indah (TMII),

Masjid Istiqlal, Monas.

4. Pesantren Pertanian Al-Ittifaq Asuhan KH. Fuad Affandi Ciwidey Bandung Selatan.

(11)

11

TENAGA PENGAJAR

1. Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA (Tema-tema Umum Seputar Pemahaman Al-Quran)

2. Prof. Dr. D. Hidayat, MA (Balaqah Al-Quran)

3. Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA (Ilmu Qiraah) 4. Dr. Muchlis M. Hanafi, MA (`llmu Al-Quran)

5. Dr. A. Wahib Mu`thi, MA (Akhlak Al-Quran)

6. Dr. Husnul Hakim, MA (Studi Naskah & Kaidah Tafsir) 7. Dr. Ali Nurdin, MA (Ilmu tafsir dan Kajian Kitab Turats)

8. Ibu Najeela Shihab, M. Psi. (Materi Psikologi Pengembangan Diri) 9. Ibu Zora Wongkareng, M. Psi (Team Psikologi)

10. Ibu Nasywa Shihab, M. Psi (Team Psikologi) 11. Muhammad Arifin, MA (Bahasa Arab)

12. Dr. Asep Utsman Ismail, MA (Sirah Nabawiyah) 13. Dr. Shahabuddin, MA (Hadits dan Ilmu Hadits)

14. Dr. Umar Al-Haddad, MA (Pembelajaran Al-Quran Berbasis ICT)

15. Ach. Zayadi, M. Pd (Pembelajaran Al-Quran Berbasis ICT, Digital Library) 16. Muhasyim, SQ (Tahsin, Tajwid dan Tilawah Al-Quran)

17. Masyrur, SQ (Ilmu Qira`ah)

18. Syarif Hidayatullah, Lc, M.Hum (Teknik Terjemah)

19. Shahrullah Iskandar, MA (Metode Penulisan Karya Ilmiah) 20. Arie Sucipto (Olahraga)

21. Ahmad Nurhadi, S. Ag (Kewirausahaan)

22. Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (Halaqah Tafsir)

STRUKTUR PENGURUS BQ

Dewan Pembina

Prof. Dr. M. Qurais Shihab, MA Bapak Ali Ibrahim

Penasehat

Bpk. Husein Ibrahim Manager Program

(12)

12

1. Dr. A. Wahib Mu`thi, MA

2. Dr. Muchlis M. Hanafi, MA 3. Muhammad Arifin, MA

Div. Program & Evaluasi Ach. Zayadi, M. Pd

Pengasuh Pesantren Bayt Al-Quran Dr. A. Wahib Mu`thi, MA

Administrasi Umum Pesantren Bayt Al-Quran Ust. Ahmad Nurhadi, S. Ag

Wafa Fadli, SQ Perpustakaan

Marzuki, S. Ag Ketua Angkatan

Santri Pesantren Pasca Tahfidz

(13)

13

PROFILE PESERTA PROGRAM

Dari angkatan pertama sampai angkatan kedelapan sudah 214 penghafal al-Quran yang ikut dalam program Pasca Tahfidz. Jika dilihat dari asal pesantrennya terbanyak dari wilayah Jawa Timur, dan paling sedikit dari wilayah Jabodetabek. Dilihat dari latar belakang pendidikan terbanyak lulusan SMA sederajat, dan paling sedikit yang sudah selesai program S.1. jika dilihat dari asal peserta terbanyak dari wilayah Jawa Timur, dan paling sedikit dari Jabodetabek. Dilihat aspek ekonomi orangtua mayoritas menengah ke bawah.

Aspek Asal Pesantren Peserta BQ

No Tahun Angkatan Asal Pesantren JML

A B C D E F 01. 2009 I - 1 1 8 9 - 19 02. 2010 II - 3 1 12 5 7 28 03. 2011 III - 1 1 9 4 4 19 04. 2012 IV 1 4 1 8 13 3 30 05. 2012 V - 4 2 6 15 3 30 06. 2012 VI - 1 5 3 16 5 30 07. 2013 VII - 1 3 7 14 3 28 08. 2013 VIII - - 5 11 13 1 30 Jumlah 1 15 19 64 89 26 214 Keterangan: A. Jabodetabek B. Yogyakarta C. Jawa Barat D. Jawa Tengah E. Jawa Timur

F. Luar Jawa/Non Pesantren

PELAKSANAAN PROGRAM

Program Pasca Tahfidz berlangsung selama 6 (enam) bulan tiap angkatannya. Saat ini sudah masuk angkatan VIII. dan akan dimulai lagi untuk angkatan IX pada tanggal 5 Februari 2014 dan berakhir pada tanggal 25 Juni 2014 M

(14)

14

POLA PENERIMAAN PESERTA

Ada dua pola dalam merekrut peserta program. Pola pertama, adalah dengan dilakukan tes. Tes tersebut meliputi tes hafalan al-Quran, tes baca kitab, interview, dan psikotes. Tes biasanya dilakukan langsung oleh Team Pusat Studi Al-Quran yang terjun ke daerah-daerah. Pola kedua, adalah dengan rekomendasi langung oleh Pesantren Mitra.

WAKTU DAN TEMPAT TES

Untuk angkatan IX (sembilan) waktu dan tempat pelaksanaan tes sebagai berikut : tempat tes terbagi dalam tiga zona:

Wilayah Jawa Barat, dan Jabodetabek (waktu tes Tanggal 6 – 10 Januari 2014). bertempat di Kantor PSQ Jl. Kertamukti 63 Pisangan Ciputat Tangerang. Tiap hari kerja (Senin – Jumat, dari jam 10.00-16.00).

Wilayah Jawa Tengah dan Sekitarnya (waktu tes Tanggal 30 Desember 2013 – 3 Januari 2014)

1. Yogyakarta dan sekitarnya bertempat di Pesantren Al-Nur Ngrukem Yogyakarta

2. Demak dan sekitarnya bertempat di Pesantren Lebaksiu Demak Jawa Tengah 3. Pati dan sekitarnya bertempat di Pesantren Al – Kautsar Pati Jawa Tengah

Wilayah Jawa Timur (waktu tes Tanggal 6 – 10 Januari 2014). 1. Bertempat di Madrasah Al-Quran Tebuireng Jombang, dan 2. Pesantren Darussalam Blogagung Banyuwangi.

■ Luar Jawa, mengikuti tes yang dekat dengan tempat tinggalnya atau melalui jalur rekomendasi.

Kontak Person:

Ach. Zayadi (0813 1957 7060), (0877 9137 2112) Email : info@psq.or.id, atau zayadi@psq.or.id Wafa Fadli (0856 4841 4907)

Email : wf.fadli@gmail.com

M. Yasir Arfan (0815 8491 2381) Email : arfan@psq.or.id

(15)

15

MATERI TES

Materi tes meliputi:

1. Hafalan Al-Quran (fokus: hafalan dan tajwid)

2. Bahasa Arab (fokus: bisa baca kitab turats/kitab kuning) kitab rujukan untuk tes adalah kitab Al-Burhan fi `Ulum Al-Quran karya Al- Zarkazi.

3. Psikotest (fokus: melihat potensi diri peserta program)

TATA CARA MENGIKUTI TES PROGRAM

Bagi peserta yang berminat dan memenuhi syarat, cara untuk mengikuti tes bisa dilakukan sebagai berikut:

1. Datang langsung ke tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dengan daerahnya, dengan terlebih dahulu mengirimkan data diri via sms ke nomor kontak person yang tersedia dengan subjek “Calon Peserta BQ IX 2014” nama lengkap/tempat tanggal lahir (TTL)/alamat rumah/asal pesantren/pendidikan akhir/tempat tes yang dipilih.

2. Bagi peserta yang ikut melalui jalur rekomendasi, harap mengirimkan scan surat rekomendasi beserta formulir pendaftaran ke email di atas.

HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA PROGRAM

Hak Peserta

1. Peserta berhak mendapatkan fasilitas akomodasi (asrama, konsumsi, dan fasilitas penunjang) selama mengikuti kegiatan.

2. Peserta berhak mendapatkan seluruh materi perkuliahan selama mengikuti program.

3. Peserta berhak mengajukan usul yang konstruktif untuk kemajuan program 4. Peserta berhak mendapatkan ganti transportasi 2x (pada masa kedatangan ke

Pesantren Bayt Al-Quran dan masa kepulangan kembali ke daerah masing-masing)

5. Peserta berhak mendapatkan pelayanan selama mengikuti program.

Kewajiban Peserta

(16)

16

2. Peserta berkewajiban mengikuti program selama jangka waktu yang ditentukan

dengan menandatangani kontrak program

3. Peserta berkewajiban mengikuti seluruh program yang telah ditentukan oleh PSQ dan BQ.

4. Peserta berkewajiban membantu pengurus BQ dan PSQ jika dibutuhkan

5. Peserta berkewajiban menjaga akhlak dan penampilannya sebagai santri, serta menjunjung nama baik almamaternya di muka umum.

PENILAIAN DAN EVALUASI PROGRAM

PENILAIAN:

Secara spesifik penilaian dilakukan untuk tujuan mengukur sejauhmana peserta program mampu menguasai materi kuliah yang diberikan . teknik penilaian disesuaikan dengan bobot materi kuliah dengan target mengukur seluruh bidang kompetensi yang diajarkan baik pada wilayah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pelaksanaan penilaian dilakukan di tengah semester (UTS) dan di akhir semester (UAS) oleh masing-masing Pembina mata kuliah.

Secara umum penilaian diarahkan pada 6 (enam) aspek: kualitas hafalan alquran (tahfidz quality), aspek intelektual (intellectual capacity), kemampuan bahasa arab/baca kitab (arabic competence), aspek aktifitas ibadah (worship activity), aktifitas kuliah dan teamwork (college activity), dan penilaian perilaku dan sikap sehari-hari (integrity)

Instrument yang akan digunakan untuk penilaian secara umum ini menggunakan penilaian berbasis portfoli

EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk melakukan penilaian dan memberikan keputusan terhadap program, apakah program dalam periode tertentu sudah sesuai dengan yang direncanakan ataukah tidak. Hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Model Evaluasi program yang digunakan adalah model dari Kirkpatrick dimana dalam model ini evaluasi diarahkan pada empat aspek: evaluasi reaksi (reaction evaluation), evaluasi belajar (learning evaluation), evaluasi perilaku (behavior evaluation) dan evaluasi hasil (result evaluation). Evaluasi reaksi (reaction evaluation) diarahkan untuk mengukur kepuasan peserta (customer satisfaction), evaluasi belajar (learning evaluation) diarahkan untuk mengukur efektifitas program (pengetahuan apa yang telah dipelajari, sikap apa yang telah berubah, keterampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki), evaluasi perilaku (behavior evaluation) perubahan perilaku pasca program atau setelah peserta kembali ke tempat tugas, evaluasi hasil

(17)

17

(result evaluation) diarahkan pada dampak dari program untuk jangka panjang (manfaat program ke lembaga/pesantren).

ALAMAT PESANTREN DAN KONTAK

PESANTREN BAYT AL-QUR`AN PUSAT STUDI AL-QUR`AN (PSQ)

Perum Villa Bukit Raya No. 10 Pondok Cabe Tangerang Ciputat Banten. Telp. 021-97943494, 7421661 Faqx. 021- 7421822

Email: info@psq.or.id Website: www.psq.or.id

Informasi: Ach. Zayadi +62813 1957 7060, Wafa Fadli: +62856 4841 4907.

PENUTUP

Demikianlah Profile Program Pasca Tahfidz Pesantren Bayt Al-Quran. Dan akan dilakukan revisi secara berkala sesuai dengan perkembangan. Terima kasih.

Wassalam,

Jakarta, Desember 2013 Div. Program

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuat pola penyebaran singkapan, metoda yang digunakan kebalikan dari metode problema tiga titik, yaitu dari mengetahui kedudukan lapisan batuan yang

kepemimpinan Instruksional kepala sekolah( X1) Efikasi Diri ( X2 ) Kinerja Mengajar Guru ( Y ).. untuk tercapaianya tujuan organisasi. Kepala sekolah tidak hanya memimpin

Sekretaris Rayon 104/

Asli Surat Pernyataan yang dibuat sendiri oleh yang bersangkutan di atas kerlas bermaterai cukup (Rp. 6.000), bahwa bersedia untuk tidak merangkap sebagai Pejabat

[5] Dari beberapa lembaga tahfidz yang sudah ada umumnya hanya menyediakan satu ruang atau aula yang digunakan untuk aktivitas tahfidz yang di dalamnya terdapat kegiatan

Perancangan kampanye peduli primata profauna Indonesia ini akan mencakup dua kajian objek desain yaitu satwa primate yang dilindungi sebagai objek utama desain

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan.. strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya

Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.. Lombok Tengah, Nusa Tenggara