• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2011"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2011 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditentukan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun anggaran 2011 telah menyelesaikan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja (Renja) sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) BNN tahun 2010-2014, Renstra BNN tersebut telah memberikan arah dan fokus bagi pelaksanaan kegiatan BNN dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), dalam upaya peningkatan kinerja BNN untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja yang menjadi prasyarat terciptanya good governance and clean governance.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban BNN atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu Presiden Republik Indonesia dalam menyelenggarakan P4GN di Indonesia. Azas akuntabilitas yang dipedomani BNN seperti yang tertuang dalam TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 dan Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menyebutkan, bahwa penyelenggara negara wajib mempertanggungjawabkan hasil akhir setiap program dan kegiatan yang telah dilakukan kepada masyarakat.

Hal ini menyiratkan bahwa keberadaan BNN selaku penyelenggara negara di bidang P4GN, wajib menyampaikan hasil kinerjanya selama kurun waktu satu tahun. Dalam laporan ini disajikan target capaian kinerja BNN dalam tahun 2011 yang meliputi kinerja Satker di Lingkungan BNN dengan 33 Indikator Kinerja Utama yang diukur dengan menggunakan Matrik Pengukuran Kinerja sesuai dalam Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010.

Melalui kerja keras serta dukungan dari seluruh Satker secara umum berbagai target dapat berhasil dicapai dengan cukup baik, bahkan ada beberapa indikator kinerja yang dapat dilampaui yaitu berkat kemampuan para penyidik dalam mengungkap sel jaringan kejahatan narkoba serta didukung dengan adanya PP 25 Tahun 2011 tentang pelaksanaan wajib lapor pecandu narkotika berakibat meningkatnya antusias masyarakat yang ingin mengikuti program rehabilitasi di UPT

(2)

ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2011

Sementara itu upaya meningkatkan kinerja, BNN telah melaksanakan pelayanan cepat (Quick Wins) sebagai agenda Reformasi Birokrasi, juga dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja BNN dalam tahun anggaran 2011, telah berhasil menyelesaikan berbagai produk peraturan perundang-undangan.

Laporan ini dapat menjadi acuan yang berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan pada tahun-tahun mendatang. Akhirnya, saya berharap agar Laporan Akuntabilitas Kinerja BNN Tahun 2011 ini dapat menjadi media pertanggungjawaban dan juga menjadi media evaluasi untuk menilai kinerja BNN secara keseluruhan.

Demikian Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati usaha kita semua Amin.

Jakarta, Maret 2012 Kepala Badan Narkotika Nasional

TTD Gories Mere

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ………. iii

RINGKASAN SINGKAT LAKIP BNN TAHUN 2011……… iv

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Dasar Hukum ……….. 3

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ……….. 4

D. Struktur Organisasi ……… 7

E. Sistematika Penyajian ………... 8

BAB II PERENCANAAN STARTEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ………. 9

A. Perencanaan Strategis ……….. 9

B. Penetapan Kinerja BNN Tahun 2011 ……….. 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BNN ……….. 20

A. Capaian Kinerja Tahun 2011 ………... 20

B. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2011 ……… 23

C. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2011 ……….. 65

BAB IV PENUTUP ……… 66

Kesimpulan ………... 69

LAMPIRAN……….. 70

(4)

RINGKASAN SINGKAT LAKIP BNN TAHUN 2011

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pasal 64, telah mengamanatkan tentang pembentukan kelembagaan Badan Narkotika Nasional, sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Selanjutnya struktur organisasi dan tata kerja BNN diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010, yang menetapkan 5 (lima) satuan kerja sebagai pilar utama dalam melaksanakan Program dan Kegiatan dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Program P4GN dilaksanakan melalui 12 (dua belas) sasaran dengan 35 (tigapuluh lima) Indikator Kinerja Utama, sebagai berikut:

Sasaran 1: Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga dan masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Sasaran ini terdiri dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi: Indikator Kinerja pertama yaitu: % siswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 15% terealisasi 80%, Indikator Kinerja kedua: % mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 15% terealiasi 87%, Indikator Kinerja ketiga: % pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 15% terealisasi sebesar 73%, Indikator Kinerja keempat: % anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 15% terealisasi sebesar 93%, dan Indikator Kinerja kelima: % kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 15% terealisasi sebesar 67%. Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama adalah sebanyak 80%.

Sasaran 2: Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

(5)

Sasaran ini terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi: Indikator Kinerja pertama yaitu: % instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 5% terealisasi 80%, Indikator Kinerja kedua: % organisasi Sosial Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 10% terealiasi 90%, dan Indikator Kinerja ketiga: % kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, target capaian sebesar 10% terealisasi sebesar 80%. Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama adalah sebanyak 83%.

Sasaran 3: Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa dan negara.

Sasaran ini terdiri dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi: Indikator Kinerja pertama yaitu: % lingkungan sekolah bebas narkoba, target capaian sebesar 10% terealisasi 80%, Indikator Kinerja kedua: % lngkungan perguruan tinggi bebas narkoba, target capaian sebesar 10% terealiasi 85%, Indikator Kinerja ketiga: % lingkungan kerja swasta bebas narkoba, target capaian sebesar 10% terealisasi sebesar 85%, Indikator Kinerja keempat: % lingkungan instansi pemerintah bebas narkoba, target capaian sebesar 10% terealisasi sebesar 85%, dan Indikator Kinerja kelima: % lingkungan masyarakat bebas narkoba (tingkat Kecamatan), target capaian sebesar 10% terealisasi sebesar 70%. Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama adalah sebanyak 81%.

Sasaran 4: Menurunnya tingkat kerawanan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Kampung Ambon.

Sasaran ini terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi: Indikator Kinerja pertama yaitu: % penduduk Kampung Ambon yang bersikap positif terhadap bahaya

(6)

terealisasi 93%, Indikator Kinerja kedua: % penurunan penyalahgunaan narkoba di Kampung Ambon, target capaian sebesar 60% terealisasi 87%, dan Indikator Kinerja ketiga: % pengungkapan Jaringan Peredaran Galap Narkoba di Kampung Ambon, target capaian sebesar 25% terealisasi sebesar 80%. Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama adalah sebanyak 87%.

Sasaran 5: Menurunnya produksi ganja dan kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba melalui program pengembangan alternatif/ pengembangan alternatif di Provinsi Aceh.

Sasaran ini terdiri dari 4 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi : Indikator Kinerja pertama yaitu Area lahan Ganja yang beralih fungsi, target capaian sebesar 100 Ha terealisasi 80 Ha (80%), Indikator Kinerja kedua: Jumlah kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dibina melalui pengembangan alternatif, target capaiana 3 kawasan, realiasi 3 kawasan (100%), dan Indikator Kinerja ketiga: Jumlah penanam ganja yang beralih ke usaha legal produktif, target capaian sebanyak 60 orang, realisasi sebanyak 100 0rang (166,6%) sedangkan Indikator ke empat: Jumlah pelaku tindak kejahatan narkoba yang beralih fungsi ke usaha legal produktif target capaian sebanyak 60 orang, realisasi sebanyak 62 orang (103%). Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama adalah sebanyak 112%.

Sasaran 6: Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial.

Sasaran ini terdiri dari 4 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi : Indikator Kinerja pertama yaitu: % penyalahguna dan/atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang mengikuti program terapi & rehabilitasi, target capaian sebesar 10 % realisasi 11,2% (112). Indikator Kinerja kedua: penyalahguna dan/atau pecandu narkoba (teratus pakai dan pecandu) yang lulus program (complete Program) Terapi dan Rehabilitasi, target capaiannya 70%, realiasi 94,4% (135%), dan Indikator Kinerja ketiga: % lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah yang mendapatkan peningkatan kapasitas (Capacity Building), target capaian sebanyak 5%, realisasi sebanyak 5% (100%) sedangkan Indikator ke empat: lembaga rehabilitasi milik komponen masyarakat yang mendapatkan peningkatan kapasitas (Capacity Building) target capaian sebanyak 5%, realisasi sebanyak 5% (100%). Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama sasaran ini sebesar 112%.

(7)

Sasaran 7: Meningkatnya pelaksanaan program pasca rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu narkoba.

Sasaran ini terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi : Indikator Kinerja pertama yaitu: jumlah fasilitas pascarehabilitasi berbasis masyarakat yang terbentuk, target capaian sebesar 100 lembaga, terealisasi 105 lembaga (105%), Indikator Kinerja kedua: jumlah mantan residen yang mengikuti program pasca rehabilitasi, target capaian sebesar 2.500 orang terealiasi 2.500 orang (100%). Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama sasaran ini sebesar 102,5%.

Sasaran 8: Meningkatnya pengungkapan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.

Sasaran ini terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama, dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja rata-rata 25%. Indikator Kinerja pertama yaitu: % pengungkapan kasus tindak kejahatan narkotika, Target capaian sebesar 25% realisasi 52% (211%). Indikator Kinerja kedua: % tersangka tindak kejahatan narkotika yang tertangkap, target capaiannya 25%, realiasi 31,8% (127,2%). Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama sasaran ini sebesar 169%.

Sasaran 9: Terungkapnya jaringan sindikat peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika Dalam dan Luar Negeri.

Sasaran ini terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja rata-rata 25%. Indikator Kinerja pertama yaitu: % sel jaringan internasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terungkap, target capaian sebesar 25%, realisasi 42,5% (170%), Indikator Kinerja kedua: % sel jaringan nasional penyalahguna dan peredaran gelap narkotika yang terungkap, target capaiannya sebesar 25%, terealiasi 50% (200%). Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama sasaran ini sebesar 185%.

Sasaran 10: Disitanya barang bukti dan aset yang berkaitan dengan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.

Sasaran ini terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja rata-rata 25%. Indikator Kinerja pertama yaitu: % nilai aset pelaku tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang disita, target capaian sebesar 25%, realisasi 260%, Indikator Kinerja kedua: % barang bukti tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran narkotika dan prekursor narkotika yang disita, target capaiannya sebesar 25%, terealiasi 448%. Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran ini sebesar

(8)

Sasaran 11: Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan, kajian hukum, penyelesaian sengketa hukum, dan bantuan hukum serta dokumentasi hukum.

Sasaran ini terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan target capaian yang detetapkan dalam Perjanjian Kinerja bervariasi. Indikator Kinerja pertama yaitu: % penyelesaian penyusunan peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, target capaian sebesar 30% realisasi 30% (100%), Indikator Kinerja kedua: % penyelesaian perkara hukum dibidang P4GN, target capaiannya 100%, realiasi 100% (100%). Rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama sasaran ini sebesar 100%.

Sasaran 12: Meningkatnya pelaksanaan kerjasama Badan Narkotika Nasional dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah dalam dan luar negeri.

Sasaran ini memiliki 1 (satu) Indikator Kinerja Utama yaitu jumlah kerjasama di tingkat nasional, regional, dan internasional, target capaian 14 kerma, terealisasi 25 kerma = 178%.

Secara umum capaian target pelaksanaan Program P4GN tahun 2011 adalah sebesar 143%.

Pagu anggaran untuk mendukung Program diatas sebanyak Rp. 135.607.477.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 126.244.278.992,- prosentase realisasi sebesar 93%.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam rangka mengintensifkan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang di dalamnya antara lain mengatur kelembagaan Badan Narkotika Nasional (BNN) dari lembaga non struktural menjadi struktural sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Sesuai dengan amanat UU Nomor 35/2009 pasal 67, BNN melakukan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan berbagai kegiatan melalui Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Rehabilitasi, Bidang Pemberantasan, dan Bidang Hukum dan Kerja sama. Melalui kelima bidang tersebut BNN bersinergi dengan seluruh elemen/komponen bangsa untuk melakukan perlawanan terhadap kejahatan Narkoba.

Bidang Pencegahan melakukan kegiatan Desiminasi Informasi P4GN dan Advokasi, Bidang Pemberdayaan Masyarakat melakukan Pemberdayaan Peran serta masyarakat dan Penyelenggaraan Pemberdayaan Alternatif, sementara Bidang Rehabilitasi melakukan Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah, Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat dan Pelaksanaan Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba serta Pascarehabilitasi Penyalahguna Narkoba.

Sedangkan Bidang Pemberantasan melakukan Pelaksanaan Intelijen Berbasis Teknologi, Penyidikan Jaringan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Alami, Penyidikan Jaringan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika sintetis, Penyidikan Jaringan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Psikotropika dan Prekursor, Pelaksanaan Interdiksi wilayah Udara, Laut, Darat dan Lintas Batas, Pelaksanaan Penindakan dan Pengejaran dan Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, dan Penyidikan serta Pengelolaan Aset. Sementara itu Bidang Hukum dan Kerja sama melakukan Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Bantuan Hukum dan Penyelenggaraan Kerjasama

(10)

Perkuatan kelembagaan BNN yang sangat fundamental dalam UU tersebut dibandingkan dengan kelembagaan BNN sebelum terbitnya UU Nomor 35 Tahun 2009, berupa pemberian kewenangan kepada BNN, untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak kejahatan Narkotika. Selain kewenangan penyelidikan dan penyidikan dalam UU tersebut, telah diatur pula mengenai seluruh harta kekayaan atau harta benda yang merupakan hasil tindak pidana Narkotika dan tindak pidana pencucian uang dari tindak kejahatan Narkotika, berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dirampas untuk negara dan digunakan untuk kepentingan pelaksanaan P4GN dan upaya rehabilitasi medis dan sosial.

Oleh karena modus operandi para bandar Narkoba yang semakin canggih dalam menjalankan aksinya, di dalam Undang-undang tersebut, juga telah diatur mengenai perluasan tehnik penyidikan penyadapan (wiretapping) teknik pembelian terselubung (under cover buy) dan teknik penyerahan yang diawasi (controlled delivery), serta teknik penyidikan lainnya guna melacak dan mengungkap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Kegiatan lainnya yang menjadi tugas BNN yang ditetapkan dalam UU tersebut adalah dalam hal pemberdayaan peran serta masyarakat, termasuk pemberian penghargaan bagi anggota masyarakat yang berjasa dalam upaya P4GN.

Permasalahan Narkoba merupakan permasalahan kejahatan yang terorganisasi dan memiliki jaringan yang luas melampaui batas negara, maka upaya kerjasama dengan negara-negara lain termasuk dengan berbagai badan dunia, serta organisasi non pemerintah, juga menjadi bidang tugas baru yang diamanatkan dalam UU tersebut yang perlu ditingkatkan oleh BNN dalam rangka P4GN.

(11)

Sementara itu untuk meningkatkan perhatian seluruh penyelenggara negara terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di bidang P4GN Tahun 2011-2015. Melalui Inpres ini menjadi dasar hukum bagi seluruh penyelenggara negara untuk menyusun Rencana Aksi P4GN di lingkungan instansi masing-masing. Untuk hal tersebut, BNN telah memfasilitasi penyusunan Rencana Aksi baik untuk Instansi Pemerintah Pusat maupun untuk Pemerintah Daerah. Filosofi penetapan Inpres tersebut adalah perlunya kebersamaan seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara melakukan P4GN agar permasalahan tersebut dapat segera dituntaskan.

Dalam Inpres tersebut, BNN ditugaskan untuk menjadi penjuru guna mengkoordinir laporan realisasi Rencana Aksi dari seluruh Kementerian/Lembaga baik di Pusat maupun di daerah untuk dilaporkan secara berkala ke Presiden.

Dengan berakhirnya tahun anggaran 2011, BNN sebagai lembaga pemerintah yang telah menggunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), berkewajiban melaporkan Akuntabilitas Kinerja ke Presiden melalui Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun sebagai akuntabilitas kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN. Hal tersebut diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta atas Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

(12)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Presiden RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional.

6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

7. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional.

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan. 1. Kedudukan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan BNN dipimpin oleh seorang Kepala.

2. Tugas.

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;

b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;

c. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;

d. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;

e. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba; f. Memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;

(13)

g. Melakukan kerjasama bilateral dan multilateral, baik regional maupun internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkoba;

h. Mengembangkan laboratorium narkotika dan prekursor Narkotika. i. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap

perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba; dan

j. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

3. Fungsi.

Dalam melaksanakan tugasnya, BNN menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang P4GN; b. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur

dan kriteria P4GN;

c. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN;

d. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerja sama di bidang P4GN;

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan, Rehabilitasi, Hukum dan Kerja Sama;

f. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan BNN;

g. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN;

h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN;

i. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta masyarakat;

j. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan peredaran gelap Narkoba;

(14)

l. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahgunaan dan / atau pecandu Narkoba;

m. Pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkoba yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;

n. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahgunaan dan/atau pecandu Narkoba berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang teruji keberhasilannya;

o. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian, dan perumusan peraturan perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN;

p. Pelaksanaan kerja sama nasional, regional, dan internasional di bidang P4GN;

q. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN;

r. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN;

s. Pelaksanaan penegakkan disiplin, kode etik pegawai BNN, dan kode etik profesi penyidik BNN;

t. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN; u. Pelaksanaan pengujian Narkoba;

v. Pengembangan laboratorium uji Narkoba;

w. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

4. Kewenangan.

Kewenangan BNN secara umum terlihat secara implisit pada tugasnya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh undang-undang adalah tugas dalam melaksanakan pemberantasan jaringan sindikat Narkoba, BNN berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan.

(15)

D. Struktur Organisasi.

Struktur Organisasi sebagaimana disebut dalam Peraturan Presiden RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional adalah sebagai berikut: 1. Kepala BNN.

2. Sekretariat Utama.

3. Deputi Bidang Pencegahan.

4. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat. 5. Deputi Bidang Pemberantasan.

6. Deputi Bidang Rehabilitasi.

7. Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama. 8. Inspektorat Utama.

9. Instansi Vertikal.

STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

SETTAMA ITTAMA BNNP KEPALA BNNK/KOTA DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DEPUTI BIDANG DAYAMAS DEPUTI BIDANG BERANTAS DEPUTI BIDANG REHABILITASI DEPUTI BIDANG HUKUM & KERMA

PUS LITDATIN

(16)

E. Sistematika Penyajian.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di bidang P4GN ini disusun dengan sistimatika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan.

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum BNN, antara lain Latar belakang, Dasar Hukum, Kedudukan, Tugas Pokok, Kewenangan dan Fungsi, dan Struktur Organisasi BNN.

Bab II Perencanaan Strategis dan Penetapan Kinerja.

Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan Strategis dan perjanjian kinerja yang meliputi penjelasan secara ringkas rencana strategis (Renstra) dan penetapan kinerja tahun 2011.

Bab III Akuntabilitas Kinerja BNN.

Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan indikator kinerja BNN tahun 2011, dengan uraian kegiatan yang dilakukan berdasarkan penetapan kinerja dan Pengukuran Kinerja.

Bab IV Penutup.

(17)

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis

Perencanaan Strategis merupakan proses secara sistematis dan berkelanjutan dari putusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis melaksanakan berbagai aktivitas dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Renstra dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas program, agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan ketat dalam lingkungan yang berubah secara cepat, maka suatu instansi harus terus menerus mengantisipasi perubahan ke arah perbaikan pencapaian sasaran.

BNN memiliki tugas, fungsi dan wewenang di bidang P4GN, bertujuan meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat guna mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Tujuan tersebut telah ditetapkan dalam sasaran strategis Renstra BNN tahun 2010-2014. Renstra BNN tahun 2010-2014 menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan BNN yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja di lingkungan BNN.

Badan Narkotika Nasional sebagai focal point dalam penanganan permasalahan Narkoba memiliki visi sebagai berikut:

V

V

I

I

S

S

I

I

“Menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang profesional dan mampu menyatukan langkah seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.”

Untuk mewujudkan visi tersebut Badan Narkotika Nasional menetapkan misi Organisasi sebagai berikut “Bersama instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

(18)

Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan visi, BNN memiliki misi sebagai berikut:

M

M

I

I

S

S

I

I

“Bersama instansi pemeritah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.

Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan visi dan misi tersebut di atas, Badan Narkotika Nasional menetapkan tujuan dalam periode 2010-2014 sebagai berikut :

T1 : Peningkatan daya tangkal (imunitas) masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba.

T2 : Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

T3 : Peningkatan angka pemulihan penyalahgunaan dan/atau pecandu Narkoba dan pengurangan angka relapse.

T4 : Peningkatan pemberantasan sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

T5 : Peningkatan kualitas produk hukum dan kerjasama dibidang pecegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. T6 : Penguatan tata kelola pemerintahan di lingkungan Badan Narkotika

Nasional.

Sedangkan sasaran strategis dalam mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sasaran strategis pada T1 adalah:

T1S1 : Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat rentan/resiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

T1S2 : Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masing-masing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

(19)

2. Sasaran strategis pada T2 adalah:

T2S1 : Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas Narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara.

T2S2 : Menurunnya produksi ganja dan kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba melalui program Pengembangan Alternatif/Pengembangan Komunitas di daerah perkotaan dan pedesaan.

3. Sasaran strategis pada T3 adalah:

T3S1 : Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu Narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial.

T3S2 : Meningkatnya pelaksanaan program pascarehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba.

4. Sasaran strategis pada T4 adalah:

T4S1 : Meningkatnya pengungkapan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

T4S2 : Terungkapnya jaringan sindikat peredaran gelap Narkoba Dalam dan Luar Negeri.

T4S3 : Disitanya barang bukti dan aset yang berkaitan dengan tindak kejahatan Narkoba.

5. Sasaran strategis pada T5 adalah:

T5S1 : Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan, kajian hukum, penyelesaian sengketa hukum, dan bantuan hukum, serta dokumentasi hukum.

T5S2 : Meningkatnya pelaksanaan kerjasama Badan Narkotika Nasional dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah

(20)

6. Sasaran strategis tujuan pada T6 adalah :

T6S1 : Meningkatnya perencanaan dan penganggaran yang terpadu, berbasis kinerja, dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) di lingkungan Badan Narkotika Nasional.

T6S2 : Meningkatnya layanan sistem komunikasi informasi kelembagaan, administrasi kelembagaan, dan pengelolaan barang milik negara/SIMAK BMN.

T6S3 : Meningkatnya profesionalisme pegawai dan kehandalan organisasi BNN.

T6S4 : Meningkatnya efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Instansi/SAI.

T6S5 : Meningkatnya kualitas penelitian dan pengelolaan data informasi.

T6S6 : Meningkatnya pengawasan dan pengendalian akuntabilitas kinerja dan keuangan.

T6S7 : Meningkatnya kecepatan dan ketepatan pelayanan pengujian sampel Narkoba.

B. Penetapan Kinerja BNN Tahun 2011

Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang akan dicapai, antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggungjawab dengan pihak yang memberikan amanah/ tanggungjawab kinerja. Penetapan Kinerja merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah, sekaligus sebagai pimpinan organisasi atau instansi kepada atasan langsungnya. Penetapan Kinerja berisikan sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai melalui program yang ada pada lembaga/instansi yang bersangkutan. Adapun Penetapan Kinerja / Perjanjian Kerja BNN Tahun 2011 sebagaimana tabel di bawah ini :

(21)

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 Kementerian/Lembaga : Badan Narkotika Nasional

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4 Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat rentan/resiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

% siswa yang bersikap positif terhadap bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % mahasiswa yang bersikap

positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15%

% pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15%

% anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif

terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15%

% kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

(22)

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4 Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

5% Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % organisasi Sosial Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

10%

% kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan

kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba

(23)

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4 Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas Narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat,

bangsa, dan negara

% lingkungan sekolah bebas Narkoba 10% Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % lingkungan perguruan

tinggi bebas Narkoba 10% % lingkungan kerja swasta

bebas Narkoba

10%

% lingkungan instansi

pemerintah bebas Narkoba 10%

% lingkungan masyarakat bebas Narkoba (tingkat Kecamatan) 10% Menurunnya tingkat kerawanan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Kampung Ambon % penduduk Kampung Ambon yang bersikap positif terhadap bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % penurunan penyalahgunaan Narkoba di Kampung Ambon 60% % pengungkapan jaringan peredaran gelap Narkoba di Kampung Ambon

(24)

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4

Menurunnya

produksi ganja dan kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba melalui program Pengembangan Alternatif di Provinsi Aceh

Area lahan ganja yang

beralih fungsi 100 Ha Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Jumlah kawasan rawan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dibina melalui pengembangan alternatif

3 Kawasan

Jumlah penanam ganja yang beralih ke usaha legal produktif

60 Orang

Jumlah pelaku tindak kejahatan Narkoba yang beralih ke usaha legal produktif 60 Orang Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu Narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial % penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang mengikuti program Terapi dan Rehabilitasi 10% Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % penyalahguna dan/atau

pecandu Narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang lulus program (Complete Program)Terapi dan

Rehabilitasi di UPT TR BNN

(25)

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4

% lembaga Rehabilitasi milik instansi pemerintah yang mendapatkan peningkatan kapasitas (Capacity Building)

5%

% lembaga Rehabilitasi milik komponen masyarakat yang mendapatkan peningkatan kapasitas (Capacity Building) 5% Meningkatnya pelaksanaan program pascarehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba

Jumlah fasilitas pasca rehabilitasi berbasis

masyarakat yang terbentuk

100 Lembaga Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Jumlah mantan residen

yang mengikuti program pascarehabilitasi 2.500 Orang Meningkatnya pengungkapan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika

% pengungkapan kasus

tindak kejahatan Narkotika 25%

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % tersangka tindak

kejahatan Narkotika yang tertangkap 25% Terungkapnya jaringan sindikat peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika Dalam dan Luar Negeri

% sel jaringan internasional penyalahgunan dan

peredaran gelap narkotika yang terungkap

(26)

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4

% sel jaringan nasional penyalahgunan dan

peredaran gelap narkotika yang terungkap

25%

Disitanya barang bukti dan aset yang berkaitan dengan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika

% nilai aset pelaku tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang disita

25%

% barang bukti tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang disita

25% Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan, kajian hukum, penyelesaian sengketa hukum, dan bantuan hukum, serta dokumentasi hukum % penyelesaian penyusunan peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika 30% Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba % penyelesaian perkara hukum di bidang P4GN 100%

(27)

Sasaran Strategis

(Outcome) Indikator Outcome Target P r o g r a m

1 2 3 4 Meningkatnya pelaksanaan kerjasama Badan Narkotika Nasional dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah dalam dan luar negeri

Jumlah kerjasama di tingkat nasional, regional, dan internasional

(28)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA BNN

A. Capaian Kinerja Tahun 2011.

Penetapan Kinerja BNN tahun 2011 menetapkan 12 (dua belas) sasaran strategis yang akan dicapai, dengan indikator kinerja utama sebanyak 35 (tiga puluh lima) indikator. Dari 12 (dua belas) sasaran tersebut dapat disimpulkan 3 (tiga) sasaran sesuai target, 8 (tujuh) sasaran di atas target dan 1 (satu) sasaran dibawah target. Disamping itu BNN juga melakukan berbagai kegiatan pendukung dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja.

Berikut ini dijelaskan realisasi pencapaian 12 (dua belas) sasaran strategis tahun 2011, serta penjelasan hasil capaian 35 (tiga puluh lima) Indikator Kinerja Utama (IKU), yang diuraikan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BNN TAHUN 2011

No. IKU Target Realisasi Capaian

Target

1 2 3 4 5

1. % siswa yang bersifat positif terhadap bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

15% 12% 80%

2. % mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

15% 13% 87%

3. % pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

15% 11% 73%

4. % anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

15% 14% 93%

5. % kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

(29)

No. IKU Target Realisasi Capaian Target

1 2 3 4 5

6. % instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang

melaksanakan kebijakan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

5% 4% 80%

7. % organisasi Sosial

Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

10% 9% 90%

8. % kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan

meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

10% 8% 80%

9. % lingkungan sekolah bebas narkoba

10% 8% 80%

10. % lingkungan perguruan tinggi bebas narkoba

10% 8,5% 85%

11. % lingkungan kerja swasta bebas narkoba

10% 8,5% 85%

12. % lingkungan instansi pemerintah bebas narkoba

10% 8,5% 85%

13. % lingkungan masyarakat bebas narkoba (tingkat Kecamatan)

10% 7% 70%

14. % penduduk Kampung Ambon yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

15 % 14% 93% 15. % penurunan penyalahgunaan narkoba di Kampung Ambon 60 % 52% 87% 16. % pengungkapan jaringan peredaran gelap narkoba di Kampung Ambon

25% 20% 80%

(30)

No. IKU Target Realisasi Capaian Target

1 2 3 4 5

18. Jumlah kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang dibina melalui pengembangan alternatif 3 Kawasan 3 Kawasan 100%

19. Jumlah penanam ganja yang beralih ke usaha legal

produktif 60 Orang 100 Orang 166,7%

20. Jumlah pelaku tindak kejahatan narkoba yang beralih ke usaha legal produktif 60 Orang 62 Orang 103%

21. % penyalahguna dan/ atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang mengikuti program Terapi & Rehabilitasi

10% 11,2% 112%

22. % penyalahguna dan/ atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang lulus program (Complete

Program)Terapi dan Rehabi-litasi di UPT TR BNN

70% 94,4% 135 %

23. % lembaga Rehabilitasi milik instansi pemerintah yang mendapatkan peningkatan kapasitas (Capacity Building)

5% 5% 100%

24. % lembaga Rehabilitasi milik komponen masyarakat yang mendapatkan peningkatan kapasitas (Capacity Building)

5% 5% 100%

25. Jumlah fasilitas

pascarehabilitasi berbasis masyarakat yang terbentuk

100 Lembaga

105 Lembaga

105%

26. Jumlah mantan residen yang mengikuti program

pascarehabilitasi

2.500 Orang 2.500 Orang 100%

27. % pengungkapan kasus tindak kejahatan Narkotika

25% 52% 211%

28. % tersangka tindak kejahatan Narkotika yang tertangkap

25% 31,8 % 127,2%

29. % sel jaringan internasional penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika yang terungkap

(31)

No. IKU Target Realisasi Capaian Target

1 2 3 4 5

30. % sel jaringan nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terungkap

25% 50% 200%

31. % nilai aset pelaku tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang disita

25% 10,8 % 43,23%

25% 95,4% 381,6%

25% 88,1% 355,2%

32. % barang bukti tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran narkotika dan prekursor narkotika yang disita 25 % 11,4% 45,69% 25% 1,72% 6,91% 25% 94,47% 377,9% 25% 446,4% 1785,7% 25% 6,1% 24,6% 33. Jumlah Penyusunan rancangan/draft peraturan perundang-undangan

sebagai pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika 30% 30% 100% 34. % penyelesaian perkara hukum di bidang P4GN 100% 100% 100%

35. Jumlah kerjasama di tingkat nasional, regional, dan internasional

14 16 114,28%

Seluruh capaian diatas dilakukan melalui berbagai tahapan kegiatan yang dilakukan secara simultan.

B. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2011.

Guna mengetahui lebih jauh tentang capaian kinerja yang telah dilakukan BNN selama kurun waktu tahun 2011, perlu dilakukan evaluasi dengan cara melakukan analisis yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tahun berjalan. Analisis dilakukan dengan menyajikan perkembangan capaian, baik dalam bentuk narasi maupun tabel atau grafik. Capaian kinerja tahun 2011 merupakan kelanjutan capaian periode tahun sebelumnya, dan capaian ini merupakan arah untuk capaian pada periode selanjutnya, sebagaimana yang ditetapkan dalam

(32)

Tahun 2011, BNN telah berhasil melaksanakan tugas utama di bidang P4GN yang menjadi tugas dan tanggung jawab organisasi. Berikut ini diuraikan capaian kinerja BNN tahun 2011:

1

1

.

.

Sasaran

: Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga dan masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Kegiatan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, merupakan salah satu pilar utama yang terus ditumbuh kembangkan BNN dalam upaya meningkatkan imunitas masyarakat terhadap kejahatan Narkoba. Untuk mengetahui keberhasilan sasaran 1 tersebut, di bawah ini disajikan ukuran-ukuran keberhasilan sebagai berikut:

No Indikator kinerja Target Realisasi %

1. % siswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba

15% 12% 80%

2 % mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

15% 13% 87%

3. % pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% 11% 73%

4. % anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% 14% 93%

5. % kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% 10% 67%

(33)

Di bawah ini dijelaskan masing-masing pencapaian indikator kinerja sebagai berikut:

No Indikator kinerja Target Realisasi %

1. % siswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba

15% 12% 80

2. % mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% 13% 87

Selama tahun 2011 BNN telah berhasil meningkatkan pemahaman, kesadaran di lingkungan pendidikan yaitu sekolah dan perguruan tinggi. Peningkatan pemahaman siswa dan mahasiswa melalui desiminasi informasi dan advokasi P4GN. Desiminasi informasi melalui sarana komunikasi dengan berbagai media massa elektronik dan non elektronik, sedangkan advokasi melalui Forum Group Diskusi (FGD), sosialisasi, dan penyuluhan dalam rangka pembentukan kader dan jejaring anti Narkoba di berbagai sekolah dan kampus.

Total populasi siswa dan mahasiswa yang mengikuti sosialisasi, penyuluhan, dan Forum Group Diskusi (FGD), selama tahun 2011 sebanyak 7.040 orang dengan rincian pelajar sebanyak 3.880 orang, sedangkan mahasiswa 3.160 orang. Untuk memantau/memonitor keberhasilan dari kegiatan tersebut, telah dibuka saluran komunikasi melalui telepon maupun website untuk menjaring informasi masyarakat. Tujuan layanan suara masyarakat ini menerima aduan dari masyarakat terkait dengan permasalahan Narkoba, utamanya untuk siswa dan mahasiswa, sampai akhir tahun 2011 tidak pernah menerima aduan yang berkaitan dengan siswa/mahasiswa yang telah mengikuti program P4GN terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba. Apabila hal tersebut dikaitkan dengan target capaian 15% siswa dan target 15% mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba diasumsikan siswa/mahasiswa yang mengikuti kegiatan P4GN telah mencapai sasaran 80% dan 87%, perbedaan capaian antara siswa dan mahasiswa lebih disebabkan mahasiswa sudah lebih dewasa dalam berfikir dan bertindak. Terkait dengan pengukuran variabel sikap positif dapat mengalami perubahan sehingga kedepannya diperlukan adanya instrumen yang dapat digunakan secara permanen untuk mengukur sikap

(34)

No Indikator kinerja Target Realisasi %

3. % pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

15% 11% 73

4. % anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap

15% 14% 93

Selama tahun 2011 BNN telah melakukan beberapa kegiatan yang terkait meningkatkan pemahaman, kesadaran di lingkungan pekerja swasta dan lingkungan pemerintah antara lain, penyuluhan, Forum Group Diskusi (FGD), advokasi pembentukan jejaring anti Narkoba, advokasi pembentukan kader anti Narkoba.

Total populasi pegawai swasta dan pemerintah yang mengikuti penyuluhan, Forum Group Diskusi (FGD), selama tahun 2011 sebanyak 1.671 orang. Untuk memantau/memonitor keberhasilan dari kegiatan tersebut BNN melakukan monitoring dan evaluasi terkait dengan pelaksanaan P4GN untuk mengukur sikap positif pegawai swasta dan pegawai pemerintah terhadap P4GN dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Hasil kuesioner tersebut menunjukkan bahwa peserta yang terdiri dari pegawai swasta dan pemerintah memahami dan bersikap positif terhadap P4GN. Sikap positif tersebut ditandai dengan upaya “gethok tular” penyebaran informasi di lingkungan kerja maupun di lingkungan keluarga.

Apabila hal tersebut dikaitkan dengan target 15% pegawai swasta dan target 15% pegawai pemerintah bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba diasumsikan pegawai swasta 73% dan pemerintah yang mengikuti kegiatan P4GN telah mencapai sasaran 83%. Perbedaan capaian ini, diperkirakan karena pegawai swasta lebih longgar dalam disiplin dan pengahasilan serta faktor kesulitan dalam pekerjaan dibanding PNS/TNI/POLRI.

Berikut ditampilkan data tentang perbandingan jumlah kader yang terbentuk sampai dengan tahun 2011.

(35)

Tabel Jumlah Kader Anti Narkoba Tahun 2005 – 2011 Jumlah Kader 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 804 orang 400 orang 1.110 orang 1.080 orang 1.780 orang 9.890 orang 11.062 orang Grafik Jumlah Kader Anti Narkoba Tahun 2005 – 2011

Dari tabel dan grafik di atas, menunjukkan secara kuantitas bahwa jumlah kader yang terbentuk adalah sebanyak 11.062 orang (dari target awal 3.430 orang). Jumlah kader ini semakin meningkat dikarenakan semakin tingginya animo dan permintaan masyarakat dalam kegiatan Pencegahan Bahaya Narkoba yang mencakup kelompok siswa, mahasiswa dan pekerja, juga kader-kader anti narkoba di lingkungan organisasi dan kelompok masyarakat. Sedangkan dalam kaitannya dengan peningkatan sikap positif yang ditunjukkan oleh sasaran yang diinginkan, masih belum mencapai sebanyak 100%. Hal ini disebabkan variabel sikap positif dapat mengalami perubahan sehingga kedepannya diperlukan adanya instrumen yang dapat digunakan secara permanen untuk mengukur sikap positif sasaran yang dituju terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

No Indikator kinerja Target Realisasi %

5. % kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya

15% 10% 67 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 804 400 1.110 1.080 1.780 9.890 11.062

(36)

Sedangkan untuk kalangan kelompok masyarakat rentan seperti anak jalanan, pekerja seks komersil dan pekerja ditempat hiburan, BNN telah melakukan upaya pencegahan yang sifatnya membangun kesadaran dan ketrampilan untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Pendekatan dengan model Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam bentuk Advokasi pembentukan jejaring anti Narkoba, juga dilakukan dengan desiminasi informasi melalui penayangan iklan layanan masyarakat di berbagai media nasional dan juga melalui pendekatan budaya melalui kesenian tradisional. Kesenian tradisional yang menyajikan budaya dan kearifan lokal dengan memasukkan konten anti Narkoba juga menjadi sarana peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat rentan dan ini sudah dilakukan secara berkesinambungan.

Untuk mengukur keberhasilan program pencegahan pada kelompok rentan, BNN telah melakukan monitoring dan evaluasi independen yang menunjukkan adanya peningkatan sikap positif, pemahaman bahaya penyalahgunaan Narkoba serta bagaimana cara pencegahan di masyarakat. Hasil monev tersebut memperkuat hasil survei penyalahgunaan Narkoba di Indonesia yang dilakukan BNN bekerjasama dengan Puslit Kesehatan UI tahun 2011, secara nasional telah terjadi penurunan prevalensi penyalahgunaan Narkoba dari proyeksi 2,32% menjadi 2,2%. Ini menandakan bahwa program pencegahan yang dilakukan selama ini sudah menunjukkan keberhasilan.

Apabila hal tersebut dikaitkan dengan target 15%, kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba diasumsikan baru tercapai 67%. Selain disebabkan oleh variabel sikap positif yang dapat mengalami perubahan serta terdapat kendala dalam upaya penjangkauan kelompok rentan ini. Kedepannya masih diperlukan adanya instrumen/alat ukur yang dapat digunakan secara permanen untuk mengukur sikap positif masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba serta metode penjangkauan yang lebih efektif.

(37)

2

2

.

.

Sasaran

: Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Sasaran tersebut di atas juga merupakan sasaran Indikator keberhasilan BNN di Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, berikut ini adalah target dan realisasi capaian sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

6. % instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

5% 4% 80

7. % organisasi Sosial Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

10% 9% 90

8. % kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

10% 8% 80

Rata-rata 83

Untuk sasaran indikator di bawah ini dijelaskan sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

6. % instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan

(38)

Dalam upaya menggerakkan partisipasi Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah melaksanakan kebijakan P4GN, BNN telah melakukan Advokasi kepada para pengambil keputusan di berbagai Instansi baik pusat maupun di daerah. Upaya tersebut telah membuahkan hasil, dengan terlaksananya penandatanganan kerjasama (MoU) dengan berbagai Instansi Pemerintah Pusat dibidang P4GN, sementara pemerintah daerah telah sering mengundang BNN menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi P4GN.

Ini menandakan tingkat kesadaran akan bahaya penyalahgunaan Narkoba di kalangan pimpinan Instansi Pemerintah cukup tinggi. Sementara itu hasil laporan dari Instansi baik pusat maupun daerah, tidak terdapat adanya personil yang telah mengikuti program P4GN terlibat dalam masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Karena pengukuran terstruktur belum dilakukan terhadap sikap ini dan laporan dari instansi pemerintah pusat dan daerah tidak ada karyawan yang telah mengikuti kegitan P4GN terlibat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, dengan demikian kebijakan pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah diasumsikan telah berhasil mencapai target 80%.

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

7. % organisasi Sosial Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

10% 9% 90

Advokasi P4GN dan Desiminasi informasi P4GN melalui berbagai media nasional dan lokal yang dilakukan BNN selama ini, telah mampu membangun sikap peduli masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba. Ini ditandai semakin banyaknya organisasi sosial kemasyarakatan baik tingkat pusat maupun daerah menunjukkan perkembangan sikap positif terhadap upaya P4GN, kenyataan tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya surat masuk ke BNN dari berbagai kelompok organisasi masyarakat untuk melakukan kegiatan P4GN. Hal ini menandakan tingkat keprihatinan akibat permasalahan penyalahgunaan Narkoba yang sangat merugikan masyarakat telah dipahami dengan baik oleh masyarakat. Satu hal yang menggembirakan adalah para organisasi kemasyarakatan yang melakukan kegiatan sudah melaporkan ke BNN tentang kegiatan yang mereka lakukan selama ini di bidang P4GN. Hal tersebut sebagai bukti kesadaran dan kebersamaan melakukan perlawanan terhadap kejahatan Narkoba sudah tumbuh di kalangan masyarakat.

(39)

Untuk mengetahui sejauhmana sikap dan kepedulian masyarakat terhadap P4GN, pada tahun 2011 BNN melakukan monitoring dan evaluasi (monev) P4GN di berbagai provinsi di Indonesia. Hasil monev menunjukkan masyarakat sangat mendukung program P4GN, sehingga target capaian sebesar 10%, diperkirakan telah tercapai 9% (90%). Tidak tercapainya target 100%, karena yang diukur adalah masalah perilaku yang sangat sulit mencapi 100%.

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

8. % kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunan dan peredaran gelap Narkoba

10% 8% 80

Berbagai kegiatan pencegahan baik melalui desiminasi informasi maupun advokasi yang dilakukan BNN selama ini, telah mampu menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba. Berbagai kelompok masyarakat telah mengajukan permintaan ke BNN untuk dididik dan dilatih agar mendapat tambahan pengetahuan yang lebih memadai tentang P4GN. Tujuan mereka menambah pengetahuan di bidang P4GN, karena adanya keinginan untuk dapat berpartisipasi lebih aktif dalam upaya P4GN. Keinginan tersebut menandakan bahwa kegiatan advokasi dan desiminasi informasi P4GN telah berhasil menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang arti pentingnya P4GN. Bukti keberhasilan lainnya dengan adanya keinginan masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan P4GN. Sehingga kalau didasarkan target capaian sebesar 10%, telah berhasil mencapai target sebesar 8% (80%). Tidak tercapaianya target 100%, terkendala alat ukur perilaku yang belum memadai, sehingga pengukuran sederhana dilakukan berdasarkan permintaan dari berbagai kelompok masyarakat ke BNN untuk dilibatkan dalam pelaksanaan P4GN. Kedepannya diharapkan jumlah kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan

(40)

3

3

.

.

Sasaran :

Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara.

Sasaran diatas merupakan pilar keberhasilan BNN dalam hal pemberdayaan masyarakat, untuk mencapai sasaran ini didukung dengan 5 (lima) indikator kinerja utama sebagai berikut:

No Indikator Target Realisasi %

9. % lingkungan sekolah bebas narkoba 10% 8% 80 10. % lngkungan perguruan tinggi bebas

narkoba

10% 8,5% 85

11. % lingkungan kerja swasta bebas narkoba

10% 8,5% 85

12. % lingkungan instansi pemerintah bebas narkoba

10% 8,5% 85

13. % lingkungan masyarakat bebas narkoba (tingkat Kecamatan)

10% 7% 70

Rata-rata 81

Untuk sasaran indikator dibawah ini dijelaskan sebagai berikut:

No Indikator Target Realisasi %

9. % lingkungan sekolah bebas narkoba 10% 8% 80

Pada tabel di atas capaian target kinerja pada lingkungan sekolah tahun 2011 adalah sebesar 10%. Realisasi yang dicapai pada lingkungan ini sebesar 8%, (80%) .Pengukuran capaian ini dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evalusasi ke berbagai sekolah-sekolah yang telah mendapatkan program P4GN dari BNN. Sebelum pengukuran dilakukan terlebih dahulu dilakukan berbagai upaya untuk menggerakkan partisipasi sekolah dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah bebas narkoba, seperti sosialisasi, seminar, ceramah, workshop yang membahas tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba, di akhir kegiatan pihak Sekolah diharuskan menyusun Action Plan lingkungan sekolah bebas narkoba dan Pembentukan Satgas Anti Narkoba di lingkungan Sekolah. Tahap selanjutnya adalah melakukan Tes Uji Narkoba yaitu dengan Tes Rambut kepada siswa,guru, pegawai dilakukan secara random.

(41)

Dari hasil evaluasi berbagai aktivitas yang telah dilakukan, diperoleh informasi belum semua instrumen yang telah ditentukan dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah bebas narkoba dapat terlaksana dengan baik, seperti pembentukan Satgas di lingkungan Sekolah. Meskipun sudah ada surat keputusan Kepala Sekolah tentang pembentukan Satgas, namun satgas yang dibentuk belum berjalan sebagaimana mestinya, Action Plan yang disusun belum semua teralisasi. Pihak sekolah telah menjanjikan program yang telah disusun dan disepakati akan dilanjutkan secara konsisten.

Kepada sekolah yang secara konsisten melakukan seluruh rangkaian program yang disepakati antara BNN dengan Pihak sekolah dan telah melaksanakan tes uji narkoba sebanyak 3 kali dalam rentang waktu yang telah ditentukan terhadap pegawai, murid disekolah tersebut dan tidak ditemukan ada penyalahguna narkoba, maka kepada sekolah tersebut BNN akan memberikan Sertifikat “SEKOLAH BEBAS PENYALAHGUNA NARKOBA”.

Karena rangkaian program belum terlaksana secara keseluruhan dan rangkaian kegiatan yang dilakukan pihak sekolah belum seluruhnya melakukan pembentukan Satgas dan action plan dari setiap sekolah di tahun 2011, maka keberhasilan program ini dinilai baru mencapai 80%.

No Indikator Target Realisasi %

10. % lingkungan Perguruan Tinggi Bebas Narkoba

10% 8,5% 85

Pada tabel di atas capaian target kinerja pada lingkungan Perguruan Tinggi tahun 2011 adalah sebesar 10%. Realisasi yang dicapai pada lingkungan ini sebesar 8,5%, (85%) .Pengukuran capaian ini dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evalusasi ke berbagai Perguruan Tinggi yang telah mendapatkan program P4GN dari BNN. Sebelum pengukuran dilakukan terlebih dahulu dilakukan berbagai upaya untuk menggerakkan partisipasi kampus dalam upaya menciptakan lingkungan perguruan tinggi bebas narkoba, seperti sosialisasi, seminar, ceramah, workshop yang membahas tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba, di akhir kegiatan pihak kampus diharuskan menyusun Action Plan lingkungan kampus bebas narkoba dan Pembentukan Satgas Anti Narkoba di lingkungan kampus. Tahap selanjutnya adalah melakukan Tes Uji Narkoba yaitu dengan Tes Rambut kepada mahasiswa/i,

Gambar

Tabel Jumlah Kader Anti Narkoba Tahun 2005  – 2011  Jumlah Kader  2005  2006  2007  2008  2009  2010  2011  804    orang  400  orang  1.110  orang  1.080 orang  1.780 orang  9.890  orang  11.062 orang  Grafik Jumlah Kader Anti Narkoba Tahun 2005  – 2011

Referensi

Dokumen terkait

Segala Puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dngan judul “Pengaruh Konsentrasi Zirkonium Oksiklorid

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Variabel independen, variabel dependen, dan tahun yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih, Rasmini, dan

Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2379-penimbun-obat-penjahat-kemanusiaan Bagian struktur teks editorial yang tersaji dalam kutipan teks

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan

Yang dimaksud “dapat dibantu oleh atau dapat berkoordinasi dengan lembaga yang memiliki kompetensi pada bidang yang diperlukan” adalah memberikan bantuan

Berdasarkan potensi yang ada pada pangan tradisional Bali dan prospek pengembangan pangan fungsional yang baik dimasa yang akan datang, maka pengembangan pangan

Karena itu, dalam penelitian ini, dikaji terjadinya proses berpikir pseudo mahasiswa dalam memecahkan masalah kovariasi (disebut pseudo penalaran