• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di areal Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) dan Laboratorium Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2020.

3.2 Desain/Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan pengambilan data langsung di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP). Dengan uraian sebagai berikut :

B0 = Kontrol (Tanpa perlakuan / Aquades),

B1 = Ekstrak batang brotowali dengan konsentrasi 15%. (Diambil 15% dari total berat ekstrak / Liter aquades) B2 = Ekstrak batang brotowali dengan konsentrasi 30%. (Diambil 30% dari total berat ekstrak / Liter aquades) B3 = Ekstrak batang brotowali dengan konsentrasi 45%. (Diambil 45% dari total berat ekstrak / Liter aquades)

Sehingga diperoleh :

Jumlah perlakuan = 4 Perlakuan Jumlah ulangan = 6 Ulangan Jumlah plot penelitian = 24 Plot

Total bibit = 24 Bibit

(2)

Masing-masing perlakuan terhadap hama ulat api (Setothosea asigna) secara keseluruhan 120 ulat api (Setothosea asigna). Data hasil penelitian di analisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yij= μ +

τi

+

β

j +

ɛ

ij

Keterangan sebagai berikut :

Yij = Hasil pengamatan dari faktor pemberian ekstrak batang brotowali pada taraf ke –j dan ulang ke-i

μ = Rataan umum

τi

= Pengaruh ulangan ke-i

βj = Pengaruh konsentrasi ekstrak batang brotowali pada perlakuan ke-j dan ulang an ke-i

ɛ

ij = Pengaruh galat pemberian ekstrak batang brotowali ke-i dengan

ulangan ke-j (Hanafiah, 2005).

Sehingga data ini dianalisis menggunakan Metode Analisis Sidik Ragam dan jika hasil menunjukan hasil yang nyata dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf 0,1 % dan 0,5%.

3.3 Bahan dan Peralatan Bahan :

1. Batang brotowali (Tinospora crispa L.) 2. Ulat api (Setothosea asigna)

3. Bibit kelapa sawit umur 7 bulan lebih. 4. Aquades

5. Etanol 96% Peralatan :

1. Timbangan 2. Blender

(3)

3. Gelas ukur 4. Hand sprayer 5. Kertas whatmant 6. Aluminium foil 7. Gunting 8. Kayu 9. Kawat kasa 10. Paku 11. Gergaji 12. Martil 13. Rotary evaporator 14. Oven. 3.4 Tahap Penelitian

3.4.1 Persiapan Areal Penelitian

Lahan dibersihkan dengan menggunakan cangkul, lalu sisa gulma dikumpulkan menggunakan garukan. Kemudian lahan dibuat pagar menggunakan paranet dan bambu sebagai tiang penyanggah paranet tersebut.

3.4.2 Persiapan Bibit

Bibit Main Nursery umur 7 bulan dipolybeg dengan ukuran 45 cm x 50 cm. Bibit disusun di areal penelitian. Bibit disiram teratur sebayak 2 kali sehari.

3.4.3 Pembuatan Sungkup

Sungkup dibuat dari kayu dan dibalut dengan kawat kasa, kemudian dipaku keliling dengan panjang kayu 1,5 m x 1 m sebanyak 24 sungkup.

(4)

3.4.4 Pembuatan Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa L.)

Sebanyak 4 kg batang brotowali dicuci bersih dengan air. kemudian dikering anginkan selama 15 hari, bahan kering kemudian ditumbuk sampai menjadi serbuk batang brotowali seberat 800 gram. Serbuk tersebut ditimbang sebanyak 500 gram yang akan digunakan untuk ekstrak. Selanjutnya serbuk Brotowali direndam dengan pelarut etanol sebanyak 1,5 L selama 3x24 jam pada gelas ukur dan dilakukan sebanyak 3 kali. Larutan kemudian disaring memakai kertas whatmant, kemudian hasil ekstraksi tersebut dilakukan pemekatan larutan yang dilakukan di Laboratorium Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU).

3.4.5 Proses Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut non polar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu. Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel dari tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.

Proses Maserasi

1. Sebanyak 500 gram serbuk batang brotowali (Tinospora crispa L.) yang telah di timbang dimasukkan ke dalam botol.

2. Setelah itu serbuk batang brotowali (Tinospora crispa L.) direndam menggunakan etanol 96% sebanyak 1500 ml.

3. Kemudian botol dibungkus menggunakan alumunium foil secara merata. Sekali maserasi menggunakan 2 botol. Tiap hari rendaman di aduk sampai merata selama 15 menit agar semua

(5)

senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam batang brotowali (Tinospora crispa L.) larut dalam pelarut dan dibiarkan selama 3 hari.

4. Maserasi tersebut disaring menggunakan kertas saring whatman untuk mendapat filtrat. Residu yang diperoleh dilakukan kembali sampai 3 kali maserasi.

5. Setelah mendapatan hasil keseluruhan filtrat dari hasil maserasi dilakukan pemekatan dengan menggunakan Rotary Evaporator untuk memisahkan pelarut pada filtrat sehingga didapatkan crude ectract (pasta) sebanyak 17 gram. Pasta yang digunakan sebanyak 10 gram dari total hasil maserasi.

Rotary Evaporator

Tahapan proses rotary evaporator adalah sebagai beikut : 1. Sampel dimasukan kedalam labu rotary

2. Dirangka labu destilasi

3. Alat rotary evaporator dan pompa vakum di hidupkan

4. Dibiarkan hingga pelarut tidak menetes lagi pada labu destilasi 5. Di uapkan ekstrak (residu) hasil rotary untuk menghilangkan sisa

pelarut dengan penangas air.

3.4.6 Penyedian Ulat Api (Setothosea asigna)

Pengambilan ulat api dilakukan dengan cara mengutip (hand picking) ulat api (Setothosea asigna) di areal kebun yang terserang hama ulat api pada instar 3-4. Penggunaan ulat api pada instar 3-4 karena pada instar tersebut ulat api sedang dalam kondisi aktif untuk makan.

3.4.7 Peletakan Hama Ulat Api di Bibit Main Nursery

Peletakan ulat api (Setothosea asigna) di bibit main nursery sebanyak 5 ekor ulat api (Setothosea asigna) per bibit main nursery, dilaksanakan

(6)

di areal penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP).

3.4.8 Aplikasi Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa L.)

Pengujian dilakaukan dengan pengaplikasian ekstrak batang brotowali menggunakan hand sprayer yang berisi konsentrasi perlakuan ekstrak. Hasil ekstrak dilarutkan dengan aquades dengan konsentrasi 15%, 30%, 45%, yang daimbil dari 10 gr pasta ekstrak batang brotowali. Larutan ekstrak kemudian dimasukan kedalam hand sprayer. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 WIB. Sebelum pengaplikasian ekstrak, ulat terlebih dahulu dibiarkan selama 3 hari pada bibit kelapa sawit.

3.4.9 Pemasangan Sungkup

Pemasangan sungkup di bibit main nursery yang telah diletakan hama ulat api (Setothosea asigna) dan telah diaplikasikan insektisida nabati larutan ekstrak batang brotowali (Tinospora crispa L.), dilaksanakan di areal penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP).

3.5 Pengamatan dan Indikator

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak insektisida nabati batang brotowali (Tinoaspora crispa L.) terhadap tingkat kematian ulat api (Setothosea asigna) pada tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Pengamatan dilakukan pada setiap hari, 1 hari setelah aplikasi sampai 7 hari setelah aplikasi, parameter yang diamati sebagai berikut:

1. Persentase mortalitas kematian ulat api dapat dihitung dengan menggunakan rumus oleh (Tulung, 2000)

(7)

𝑀𝑇 = b

a + b x 100% MT : Persentase mortalitas total (%) a : Jumlah ulat api yang masih hidup b : Jumlah ulat api yang sudah mati

(8)

3.6 Bagan Alur Penelitian

Pembuatan Ekstrak batang Brotowali (Tinospora crispa L.)

Persiapan Areal Penelitian

Penyedian Ulat Api

Peletakan Ulat Api (Setothosea asigna) di Bibit yang di Tutup Sungkup

Aplikasi Insektisida Nabati

Pengamatan

Pembahasan

Kesimpulan

(9)

3.7 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

4 5 6 7 8 9 1 Persiapan lahan penelitian

2 Penyedian sungkup

3

Pembuatan ekstrak batang

brotowali

4 Penyediaan ulat api

5 Peletakan ulat api di bibit 6 Aplikasi ekstrak batang brotowali

7 Pengamatan

8 Analisa data

9 Penyusunan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga kebijakan perusahaan untuk membayarkan dividen yang tinggi akan mendorong peningkatan persentase kepemilikan saham individual secara signifikan di perusahaan

Hasil tahanan dan daya efektif kapal yang diperoleh dari hasil Besarnya tahanan dan daya efektif kapal yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 15 knot pada kapal dengan bulbous bow

Dari beberapa literatur di atas menjelaskan tentang Tartib Nuzuli dari segi sistematika yang ditawarkan hingga penerapannya, serta tentang busana wanita muslimah dalam

Analisis residu insektisida aldrin dilakukan di Laboratorium Residu Bahan Agrokimia Balingtan di Bogor menggunakan Gas Chromatografi Varian Type 450 dengan

(5) Media sosial sebagaimana tercantum pada ayat (2) huruf o, ayat (3) huruf b, dan ayat (4) huruf e diperbolehkan untuk menyediakan fitur komunikasi 2 (dua) arah antara

Model pembelajaran picture and picture juga terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa menurut penelitian oleh Jamilah dkk (2013:1) dan penelitian oleh Prasasti dkk

Menurut Bayu Rahadian, (2008:61) koordinasi merupakan kemapuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis

Pada tujuan pembelajaran keempat yakni siswa dapat menyebutkan reproduksi Protista yang mirip hewan dengan benar, pada kelas eksperimen juga menunjukan persentase