TUGAS AKHIR
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN
(PERSERO) KANWIL 1 MEDAN
Oleh
RULIFF 122102048
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : RULIFF
NIM : 122102048
PROGRAM STUDI : DIII AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO)
KANWIL 1 MEDAN
Tanggal ... 2015 DosenPembimbingTugasAkhir
NIP. 19550908 198103 1 005 (Drs. Rasdianto, M.Si, Ak)
Tanggal ... 2015 Ketua Program Studi DIII Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)
Tanggal ... 2015 DekanFakultasEkonomidanBisnis
NIP. 19560407 198002 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : RULIFF
NIM : 122102048
PROGRAM STUDI : DIII AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO)
KANWIL 1 MEDAN
Medan, Juli 2015
(
KATAR PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan bantuan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini hingga selesai .
Tugas Akhir ini yang berjudul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis masih menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan kemampuan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimilki terbatas.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini, khususnya kepada :
1. Ucapan teristemewa untuk kedua orang tua (Ayah saya Jones Ebert dan Ibu saya Maylani) juga saudara kandung dan keluarga yang senantiasa selalu memenuhi kebutuhan penulis baik materil maupun moril.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, beserta seluruh dosen dan staff yang sudah membantu penulis.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Departemen Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan saran dan masukan kepada penulis.
6. Kepada seluruh karyawan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Kepada sahabat-sahabat tercinta yang selalu ada untuk penulis, Heri, Fachry, Budi, Edwan, Fadhel, Fadil, Bobby, Setia, Ismail, Suci, Maya, Sari, Gita, Tiara, Mely, juga teman- teman D3 Akuntansi 2011 & 2012, dan teman-teman SMA.
Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua bantuan yang diberikan. Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.
Medan, Juli2015 Penulis
(
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II : PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN ... 7
A. Sejarah Ringkas PT. Pegadaian (Persero) ... 7
B. Struktur Organisasi ... 10
C. Job Description ... 12
D. Jaringan Usaha ... 15
F. Rencana Usaha ... 18
BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN ... 20
A. Pengertian Kas ... 20
B. Sifat-sifat dan Ciri Kas ... 22
C. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 23
D. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ... 25
E. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas... 27
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu perusahaan, akutansi memegang peranan yang sangat
penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari
suatu perusahaan. Akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi yang akan
dapat menghasilkan informasi keuangan yang akurat.
Mengingat pentingnya peranan sistem informasi tersebut, maka setiap
perusahaan dituntut untuk memiliki suatu sistem informasi yang baik. Apabila
sistem infomasi akuntansi tersebut tidak baik maka dikhawatirkan akan
menghasilkan informasi yang kurang handal yang menyebabkan kerugian akan
perusahaan tersebut. Selain bermanfaat untuk menghasilkan informasi keuangan,
sistem informasi akuntansi juga berguna untuk pengawasan.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan kas. Kas
terlibat langsung dalam transaksi maupun kegiatan operasi perusahaan. Sebagian
besar transaksi perusahaan menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Untuk
itu diperlukan sistem informasi akuntansi yang mengatur mengenai siklus
akuntansi penerimaan kas yang dirancang sedemikian rupa sehingga setiap
perubahan transaksi yang berhubungan dengan kas dapat dicatat dan terawasi
dengan baik. Kas merupakan objek yang resiko penyalah gunaanya tinggi karena
yang kecil, tidak diketahui pemiliknya, dan dapat dipindah tangankan dengan
cepat oleh setiap orang.
Disamping penyelewengan uang kas, sering pula timbul kerugian yang
disebabkan penggunaan uang kas yang tidak efektif serta pengeluaran yang tidak
perlu dikeluarkan harus dikeluarkan sehingga membuat penggunaan uang
tersebut tidak berjalan dengan efektif. Dalam hal ini diperlukan adanya suatu
pengawasan administrasi yang baik untuk menghindari resiko tersebut.
Pengawasan tersebut dapat berupa penataan intern perusahaan yang meliputi
pemberlakuan sistem informasi akutansi yang baik, menciptakan prosedur
prosedur akuntansi yang dapat mencegah timbulnya penyelewengan, penipuan,
penggelapan, pemborosan terhadap harta kekayaan perusahaan, atau praktek–
praktek lain yang dapat merugikan perusahaan.
PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan ialah Perusahaan yang bergerak di
bidang jasa yang telah menerapkan sistem komputerisasi dalam pengolahan data
akuntansi. Tugas unit ini membutuhkan suatu perencanaan kas yang efektif dan
efesien. Dengan berperannya kas dalam kegiatan perusahaan, maka perusahaan
harus memastikan bahwa apakah penerimaan kas sudah berjalan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan
pembahasan melalui tugas akhir ini dengan meneliti “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN”.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam akhir ini adalah apakah
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Pegadaian
(Persero) Kanwil I Medan sudah berjalan dengan baik.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui sejauh mana PT. Pegadaian (Persero) Kanwil
1 Medan menerapkan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kasnya.
b. Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam
perkulihaan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh PT.
Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan
2. Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan
memperluas wawasan mengenai pengawasan aktiva tetap suatu
perusahaan.
b. Bagi PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan, sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan sistem informasi akuntansi dalam
penerimaan dan pengeluaran kas saat ini maupun yang akan datang.
c. Bagi orang lain, dapat berguna sebagai bahan perbandingan dan
informasi bagi rekan-rekan yang akan melaksanakan penelitian.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Penelitian dilakukan dari bulan Mei 2015 di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I
[image:13.595.135.490.276.736.2]Medan.
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No. Kegiatan
Mei 2015 Juni 2015
III IV I II
1
Pengesahan penulisan Tugas Akhir
2
Pengajuan judul
3
Permohonan izin riset
4
Penunjukan dosen pembimbing
5
Pengumpulan data
6
Penyusunan tugas akhir
7
Bimbingan tugas akhir
8
Penyelesaian tugas akhir
Penelitian ini dilakukan di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan. Penulis
membahas Tugas Akhir ini dalam empat bab, dimana masing-masing bab terdiri
atas sub-sub bab berdasarkan keinginan penulis agar lebih mudah dipahami:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
rencana penulisan.
BAB II : PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Pegadaian
(Persero) yang terdiri dari visi dan misi, budaya perusahaan, logo
PT. Pegadaian (Persero), struktur organisasi, job description,
jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.
BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN
Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian kas,
sifat-sifat dan ciri kas, pengertian sistem informasi akuntansi,
sistem informasi akuntansi penerimaan kas, dan sistem
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna
meningkatkan sistem informasi akuntansi penerimaan dan
BAB II
PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN
A. Sejarah Ringkas PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan
PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa penyaluran kredit
kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Kantor Wilayah 1 Medan ini berada
di Jl. Pegadaian No. 112, Medan.
Pada tahun 1746, perusahaan ini merupakan perusahaan yang didirikan
oleh Belanda bernama Bank van Leening. Kemudian Pemerintah Inggris
mengambil alih dan membubarkan Bank van Leening kepada masyarakat diberi
keleluasaan mendirikan usaha Pegadaian. Sampai akhirnya pada tahun 1901,
Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan agar pegadaian itu sendiri
ditangani oleh pemerintah, yang menjadikan tanggal 1 April sebagai hari
peringatan ulang tahun Pegadaian. Kemudian tahun 1905, Pegadaian resmi
berubah menjadi lembaga resmi “JAWATAN”. Lalu mengalami perubahan bentuk
badan hukum beberapa kali dari “JAWATAN” ke “PN” pada tahun 1961, “PN” ke
“PERJAN” pada tahun 1969, “PERJAN” ke “PERUM” pada tahun 1990, sampai pada
akhirnya tanggal 1 April 2012, berubah dari “PERUM” ke “PERSERO” hingga saat
ini.
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.
2. Misi
a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. b. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan diseluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
c. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan. 3. Buadaya Perusahaan
Untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Perseroan, maka telah ditetapkan budaya perusahaan yang harus selalu dipelajari, dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh seluruh insan Pegadaian yaitu jiwa INTAN yang terdiri dari:
a. Inovatif:
1) Berinisiatif, kreatif, produktif, dan adaptif 2) Berorientasi pada solusi bisnis
4) Jujur dan berpikir positif c. Terampil:
5) Kompeten di bidang tugasnya 6) Selalu mengembangkan diri d. Adi Layanan:
7) Peka dan cepat tanggap 8) Empatik, santun, dan ramah e. Nuansa Citra:
9) Bangga sebagai insan Pegadaian
[image:18.595.155.489.403.611.2]10) Bertanggung jawab atas aset dan reputasi perusahaan 4. Makna Logo PT. Pegadaian (Persero)
Gambar 2.1
Logo PT. Pegadaian (Persero)
Sumber: PT. Pegadaian (Persero)
Logo Pegadaian menampilkan simbol tiga lingkaran yang saling
bersinggungan, mengisahkan tentang proses perjalanan Pegadaian sebagai
transformasi menjadi solusi keuangan yang berpegang pada nilai kolaborasi,
transparansi dan kepercayaan.
Simbol tiga lingkaran yang bersinggungan mewakili tiga layanan
utama, yaitu: Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas dan Aneka Jasa. Simbol
timbangan merepresentasikan keadilan dan kejujuran.
Warna hijau yang lebih variatif melambangan keteduhan, senantiasa
tumbuh berkembang melindungi dan membantu masyarakat.
Huruf besar di awal dan huruf kecil memberi kesan lebih ringan, sesuai
dengan maknanya, yaitu; rendah hati, tulus dan ramah dalam melayani.
Dengan mottonya “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” yang telah populer
di masayarakat masih tetap dipertahankan.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Gambar 2.2 berikut adalah struktur organisasi dari PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan:
Gambar 2.2
Struktur Organsisasi PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan
Sumber: PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan PIMPINAN WILAYAH Manajer Area Manajer SDM Manajer Keuangan Manajer Bisnis Inspektur Wilayah Manajer Logistik Asisten Manajer Bisnis Syariah Pemimpin Cabang Asisten Manajer Bisnis Fudisia dan Jasa L i Asman Bisnis d i Asisten Manajer Bisnis Emas Asisten Manajer Akuntansi Asisten Manajer Tresuri Asisten Manajer Pelatihan Asisten Manajer APSDM Asisten Manajer Kesejahte raan & HI
Asisten Manajer Perlengka pan Asisten Manaje r Bangun Humas Ahli Taksir
C. Job Description
Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada
struktur organisasi PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan.
1. Pemimpin Wilayah adalah pejabat struktural satu level di bawah Direksi yang memimpin suatu Kantor Wilayah, yang merencanakan, menyelenggarakan, melakukan monitoring, pengawasan dan evaluasi atas seluruh kegiatan kerja Perusahaan di wilayah, terutama bidang Operasional dan Penjualan, serta membantu fungsi-fungsi Kantor Pusat sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan Direksi untuk mencapai tujuan Perusahaan.
2. Legal Officer berfungsi sebagai perencana dan pelaksana kegiatan advokasi, legal proceedings, pemberian advis, dan kajian aspek hukum.
3. Asman Humas berfungsi membantu Pemimpin Wilayah dalam merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan Perusahaan, kehumasan dan protokol di Kantor Wilayah, Area dan Kantor Cabang.
4. Asman Standard Outlet & Pelayanan berfungsi membantu Pemimpin Wilayah dalam melaksanakan pengawasan atas terlaksananya standarisasi Cabang dan UPC serta standarisasi pelayanan baik konvensional maupun syariah.
memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan operasional dan penjualan di area yang menjadi tanggung jawabnya, baik konvensional maupun syariah.
6. Asman Penjualan bertugas untuk merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan pelaksanaan kegiatan penjualan semua produk/bisnis di area tanggung jawabnya.
7. Asman Mikro bertanggung jawab atas tercapainya target bisnis produk mikro di area kewenangannya dengan merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional bisnis produk mikro sesuai dengan kewenangannya.
8. Asman Pengelolaan Resiko merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan pengelolaan risiko dan BJ bermasalah dari produk gadai dan produk lainnya yang tidak dapat diselesaikan pada tingkat cabang baik konvensional maupun syariah.
9. Deputy Pemimpin Wilayah Bidang Administrasi & Supporting merencanakan, menyelenggarakan, melakukan monitoring, pengawasan dan evaluasi atas seluruh kegiatan kerja perusahaan di kantor wilayah, pada bidang Keuangan, SDM, dan Logistik, serta mambantu fungsi-fungsi Pemimpin Wilayah.
11. Asman Tresuri & Akuntansi merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pengurusan perbendaharaan, penagihan dan perpajakan, verifikasi dokumen keuangan dan pembukuan serta penyajian laporan keuangan Kantor Wilayah, Area dan Kantor Cabang/UPC baik konvensional maupun syariah.
12. Profesional TI membantu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi urusan database, perangkat lunak jaringan dan teknis perangkat keras.
13. Manajer SDM merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakn dan mengendalikan administrasi, pengembangan dan kesejahteraan SDM, serta hubungan industrial dan pelatihan SDM baik konvensional maupun syariah.
14. Asman Administrasi SDM & Budaya Kerja bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan & mengawasi proses rekrutmen dan pemagangan keryawan tetap, pengadaan karyawan tidak tetap (PKWT), pengolahan data dan penataan arsip karyawan, serta pengelolaan aplikasi SISSDM/HCMS. Serta mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan budaya kerja baik konvensional maupun syariah.
karyawan kantor wilayah, kantor area dan kantor cabang yang selaras dengan program pengembangan SDM, pengusulan dan pengadministrasiannya, baik konvensional maupun syariah.
16. Manajer Logistik bertugas merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan bangunan pada kantor wilayah, kantor area dan kantor cabang, serta penata usahaan perlengkapan, rumah tangga dan bangunan baik konvensional maupun syariah.
17. Asman Bangunan bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan administrasi tanah, bangunan dan prasarananya, rancang bangun, membuat kalkulasi biaya dan melakukan pemeliharaan bangunan serta pengawasan pelaksanaan pembangunan/perbaikan bangunan di kantor wilayah, area, cabang UPC/UPK termasuk kantor cabang UPC/UPK syariah.
18. Asman Perlengkapan bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan tata usaha kantor, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan keamanan serta kendaraan dinas baik konvensional maupun syariah.
D. Jaringan Usaha
Pemerintah mengubah status badan hukum Perusahaan Umum (Perum)
Peraturan Pemerintah (PP) No.51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan
Hukum Perum Pegadaian Menjadi Perusahaan Persero, dan ditandatangani
Presiden pada 13 Desember 2011. Disebutkan dalam pasal itu, dengan status
baru, bidang usaha PT Pegadaian (Persero) adalah gadai dan fidusia, baik secara
konvensional maupun syariah dan jasa lain di bidang keuangan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Usaha itu khusus ditujukan bagi masyarakat
berpenghasilan menengah. Tujuan lain adalah mengoptimalisasi pemanfaatan
sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Ada tiga
kegiatan usaha utama PT Pegadaian menurut Pasal 2 ayat (2), yaitu:
1. Menyalurkan pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek
2. Menyalurkan pinjaman berdasarkan jaminan fidusia
3. Pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi
Selain kegiatan usaha utama itu, Pasal 2 ayat (3) menyatakan PT Pegadaian
dapat melakukan usaha jasa uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa
administrasi pinjaman. Diamanatkan pula, agar PT Pegadaian mengoptimalisasi
sumber daya manusia.
berlaku. Hingga Desember 2013 jumlah Kantor Cabang dan Unit Pelayanan Cabang (konvensional) yang melayani jasa gadai sebanyak 4.016 unit, terdiri dari 156 CPS dan 489 UPS. Dengan demikian jumlah jaringan pelayanan, baik Cabang Usaha Gadai (CPP maupun UPC) maupun Cabang Usaha Syariah (CPS dan UPS) sampai dengan 31 Desember 2013 sebanyak 4.661 unit, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kantor Cabang Usaha Gadai sebanyak 719 unit 2. Kantor Cabang Usaha Syariah sebanyak 156 unit
3. Unit Pembantu Cabang Usaha Gadai dan Syariah sebanyak 3.786 unit
E. Kinerja Usaha Terkini
Dari sisi kinerja operasional, dalam tahun 2013 PT Pegadaian (Persero) telah menyalurkan uang pinjaman (omzet) sebesar Rp 102,1 triliun (70% dari target), yang berarti tumbuh 0,28% dibandingkan dengan realisasi omset tahun 2012 (yoy), dengan Outstanding Loan (OSL) sebesar Rp 26,35 triliun pada posisi akhir tahun 2013.
Rp 1,907 triliun (85% dari target), atau meningkat sekitar Rp 2,0 miliar dari laba bersih tahun 2012 sebesar Rp 1,905 triliun.
Dewan Komisaris menyadari pentingnya pencapaian target laba bersih, namun yang lebih utama adalah keberlanjutan pertumbuhan bisnis PT Pegadaian (Persero) sehingga dapat bertahan dan tetap menjadi market leader dalam industry gadai di Indonesia.
Dari sisi tingkat kesehatan perusahaan, dalam tahun 2013 Pegadaian
mendapatkan penilaian auditor independen dengan opini “Wajar” dalam semua
hal yang material dengan tingkat kesehatan perusahaan dalam kondisi “Sehat”
kategori “AAA”.
F. Rencana Usaha
Hingga saat ini Pegadaian masih mempertahankan posisinya sebagai
Ke depan, Pegadaian berupaya menjadi one stop business solution, yaitu sebuah format bisnis yang memungkinkan semua masyarakat terlayani kebutuhannya, baik kebutuhan keuangan/pinjaman dalam bentuk gadai, kredit hingga investasi.
BAB III
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PEGADAIAN
(PERSERO) KANWIL 1 MEDAN
A. Pengertian Kas
Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap
transaksi yang terjadi. Hal ini dikarenakan setiap transaksi memerlukan suatu
dasar pengukuran yaitu kas. Bahkan walaupun perkiraan kas tidak langsung
terlibat dalam transaksi tersebut besarnya nilai transaksi tetap diukur dengan kas.
Kas adalah aktiva yang tidak produktif. Oleh karena itu kas harus dijaga supaya
jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada kas yang menganggur. Di
samping itu kas merupakan suatu aktiva yang paling mudah diselewengkan dan
digunakan dengan tidak semestinya oleh karyawan karena kas merupakan aktiva
yang paling bernilai disbanding dengan aktiva lainnya serta paling mudah dipindah
tangankan.
Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan rekening giro setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
resiko perubahan-perubahan yang signifikan.” (IAI, 2007 : 22)
Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus disediakan di
perusahaan selama periode tertentu. Banyak transaksi perusahaan baik langung
Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia didalam perusahaan saja,
melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan dengan segera
untuk membiayai kegiatan perusahaan. (Mulyadi, 2001 : 322). Dalam siklus pengeluaran kas, catatan yang digunakan antara lain :
1. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Disbursement Journal)
Untuk mencatat pembelian digunakan jurnal pembelian, sedangkan untuk pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas dan dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar dalam pencatatan pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok yang telah di cap lunas oleh bagian pembayaran atau kas.
2. Register Cek (Check Register)
Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system, untuk mencatat transaksi pembelian digunakan 2 jurnal, register bukti kas keluar dan register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat utang yang timbul, sedangkan register cek digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek, register cek juga digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang dikeluarkan untuk membayar para nasabah perusahaan atau pihak lainnya.
3. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil (Petty Cash Disbursement Journal) Untuk pencatatan pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus, jurnal ini difungsikan juga sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.
perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya
tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya dan investasi jangka pendek
yang secara formal disebut kas dan setara kas.” (Bridwan, 2000 : 242)
Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas, tidak hanya terbatas pada uang
tunai yang tersedia dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis asset
yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan
perusahaan. Sebagai harta yang likuid kas adalah media pertukaran dan dasar bagi
pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar dapat dilaporkan
sebagai kas, pos yang bersangkutan harus siap sedia untuk pembayaran kewajiban
lancar.
B. Sifat-sifat dan Ciri Kas
Sifat-sifat dan ciri-ciri kas adalah sebagai berikut: 1. Alat tukar yang standar.
2. Dipakai sebagai dasar untuk mengukur dan menghitung.
3. Merupakan harta yang paling likuid dan biasanya diklasifikasikan sebagai harta lancar.
4. Untuk dapat digolongkan sebagai kas haruslah siap (tersedia) untuk pembayaran kewajiban-kewajiban lancar dan bebas dari batasan-batasan penggunaannya.
(demand deposit) karena hal itu dapat ditarik atas permintaan. Dana kas kecil atau dana tukar dan instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti cek pribadi, cek perjalanan, cek kasir, wesel bank, pos wesel (money order) atau item yang umumnya dilaporkan sebagai kas yang sering disebut sebagai ekuivalen kas.
C. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi akuntansi bagi pihak luar maupun
pihak dalam perusahaan, maka disusunlah suatu sistem informasi akuntansi yang
dianggap baik untuk perusahaan tersebut. Sistem ini dirancang untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak luar maupun pihak
dalam perusahaan. Agar kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar membantu
setiap pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yaitu, sistem, informasi,
akuntansi. Apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan membentuk suatu
defenisi yang baru. Berikut ini dijelaskan pengertian ketiga kata tersebut : Sistem
terdiri dari dua bagian, yaitu struktur dan proses. Stuktur adalah komponen dari
sistem tersebut dan proses adalah prosedurnya sistem yang didefinisikan sebagai
pendekatan prosedur merupakan suatu prosedur-prosedur yang mempunyai
tujuan tertentu.
Menurut perusahaan sistem adalah kumpulan sub-sub sistem yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem adalah sesuatu yang
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan. Output adalah hasil dari
informasi itu sendiri. Sedangkan proses adalah aktivitas yang mengubah input
menjadi output.
Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (interrelated) sub-sub sistem yang bersatu untuk mencapai satu tujuan
yang sama. (Hall, 2001 : 234)
Menurut penulis sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sistem informasi akutansi yang direncanakan dengan baik harus dilengkapi
dengan: (1) pengumpulan , pencatatan dan pelaporan data yang efesien, (2)
pengukuran setiap perusahaan, (3) pemberian wewenang dan tanggung jawab, (4)
pencegahan kesalahan dan kecurangan. (Niswonger, 2001 : 241)
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya , seperti manusia
dan peralatan, yang diatur untuk merubah data menjadi informasi. Informasi ini
diinformasikan kepada beragam pengambilan keputusan dan pengguna.
Sedangkan pengertian lain dari sistem informasi akuntansi adalah susunan
berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksanaan dan berbagai laporan
yang didesain untuk mentransformaikan data keuangan menjadi informasi
keuangan.
Kas adalah segala sesuatu yang dapat diterima oleh bank untuk disetor ke
salah satu kegiatan yang berhubungan untuk memperoleh penerimaan uang dari
pihak lain diluar perusahaan.
D. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Kas merupakan pekiraan yang paling lancar dan aktif, sehingga hampir
semua kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan kas. Ini disebabkan sifat
kegiatan usaha yang meliputi suatu harga dan keadaan-keadaan yang berkaitan
dengan penetapan suatu alat tukar. Kas memberikan dasar pengukuran dan
pencatatan untuk semua perkiraan yang lain.
Menurut Kieso, Weygandt (2000 : 152) “ Kas terdiri dari uang logam, uang kertas, dan dana seperti pos wesel, cek yang sahkan oleh kasir, cek pribadi dan
wesel bank juga dipandang sebagai kas, rekening tabungan biasanya
diklasifikasikan sebagai kas, meskipun bank mempunyai hak resmi untuk
mendapat pemberitahuan sebelum ditarik, karena hak istimewa untuk
pemberitahuan terlebih dahulu, jarang digunakan oleh bank, rekening tabungan
dianggap sebagai kas ”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 276) “ Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan ”. Perlu dinyatakan atau digolongkan bahwa sebagai kas, aktiva
tersebut harus siap atau tersedia dan bebas digunakan dengan kata lain bahwa
kas merupakan aktiva yang setiap saat dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran baik untuk membiayai operasi sehari-hari maupun untuk
Melihat betapa pentingnya penerimaan kas bagi perusahaan, maka
perusahaan harus membuat sistem penerimaan kas supaya tidak terjadi
penyelewengan atau meminimalkan potensi penyelewengan. Pegadaian
(Persero) Kanwil 1 Medan memiliki sumber utama penerimaan kas yang berasal
dari penerimaan uang tunai dan transfer dari kantor pusat maupun kantor
cabang. Di dalam sistem penerimaan kas yang efektif harus ada hal-hal sebagai
berikut :
1. Tanggung jawab atas penerimaan kas dilimpahkan pada satu orang 2. Pemisahaan tugas antara yang mencatat dan yang menerima kas 3. Semua uang kas yang diterima langsung disetorkan ke bank 4. Adanya perputaran (rotasi) yang melakukan penerimaan kas
Dengan menggunakan formulir seperti bukti penerimaan kas dan buku
harian Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan mencatat, menganalisa dan
melaporkan penerimaan kas. Dokumen – dokumen tersebut diberi nomor, di
tanda tangani dan di cek setiap harinya melalui laporan harian kas.
Setelah diadakan perbandingan antara teori dengan penerapannya di perusahaan,
maka menurut penulis bahwa sistem informasi penerimaan kas yang di terapkan
PT Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan sudah efektif dan memadai. Hal ini jelas
terihat dari diadakannya pemisahaan fungsi pencatatan, penerimaan, dan
pengeluaran kas sehingga akan terjadi saling mengecek di antara fungsi – fungsi
E. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas tidak dapat dilakukan sembarang saja karena merupakan
suatu keharusan bagi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.
Pengeluaran kas pada PT Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan seperti pembelian
pengadaan barang/jasa, penyetoran ke kantor pusat dan lain sebagainya.
Hal-hal yang harus tercakup dalam sistem pengeluaran kas sebagai berikut :
1. Cek yang ditarik harus sesuai dengan nomor urutnya 2. Cek yang ditarik harus ditandatangani oleh beberapa orang 3. Bukti pendukung dalam pembayaran harus ada
4. Faktur yang telah dibayar diberi tanda lunas
Prosedur pengendalian dan pengelolaan kas pada perusahaan secara umum dibagi sesuai tingkatan, yaitu tingkat Kantor Cabang, Kantor Daerah dan pada tingkat Kantor Pusat. Prosedur pengendalian dan pengelolaan kas pada ketiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada Kantor Cabang
a. Pemenuhan modal kerja dari kantor pusat tidak langsung dialokasikan ke cabang, melainkan dialokasikan melalui kantor daerah/wilayah untuk didistribusikan sesuai dengan kebutuhan setiap cabang.
b. Kantor cabang mengajukan permintaan modal kerja ke kantor daerah/wilayah secara berkala yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan rutin maupun operasional.
ditransfer ke kantor daerah/wilayah 2. Pada Kantor Daerah/Wilayah
a. Diadakan kerja sama khusus dengan bank yang mempunyai cabang paling banyak dan tersebar di seluruh Indonesia dalam pemenuhan modal kerja, yaitu Bank Rakyat Indonesia.
b. Setiap kantor daerah membuka rekening di BRI dan Direktur Keuangan Pegadaian (Persero) membuka rekening di BRI Jakarta vang merupakan rekening induk, yang dapat didebitur (dikurangi) maupun dikreditur (ditambah) oleh daerah.
c. Menetapkan saldo maksimum uang yang dapat ditahan di kantor-kantor daerah, dengan adanya ketetapan ini bagi kantor daerah yang pada suatu saat saldonya melebihi dari maksimum yang telah ditetapkan, kecuali akan dipergunakan dalam waktu dekat, harus mengirimkan/mentransfer kelebihan saldonya ke rekening direktur keuangan kantor pusat Pegadaian (Persero) di Jakarta melalui Bank Rakyat Indonesia.
d. Sebaliknya bila kantor-kantor daerah pada suatu saat memerlukan tambahan uang untuk memenuhi kewajibannya, dapat langsung meminta / mengambil dari BRI setempat atas beban rekening direktur keuangan kantor pusat Pegadaian (Persero) di BRI Jakarta (rekening induk).
3. Pada Kantor Pusat PT Pegadaian (Persero)
memudahkan di dalam melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan modal kerja serta kantor cabang. Sistem pengelolaan dana kas kantor cabang dirancang secara cermat dengan memperhitungkan jumlah kas yang diperlukan berdasarkan kebutuhan operasional cabang dan juga berpedoman pada saldo kas dan bank minimum yang telah ditentukan oleh kantor daerah/wilayah. Dengan demikian, kantor cabang dapat mengoptimalkan dana kas dengan mengurangi jumlah dana kas yang menganggur dan menghindari kondisi illikuid. Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mengoptimalkan dana kas perusahaan, yaitu :
a. Mempercepat Penagihan
Prosedur penerimaan kas tidak semata-mata hanya untuk mencatat dan mempertanggungjawabkan penerimaan yang berasal dari piutang perusahaan. Penyusunan prosedur untuk menunjang pengendalian dana kas. sehingga tidak mengganggu likuiditas perusahaan. Pengendalian tersebut dilakukan dengan melakukan penagihan atas piutang-piutang yang telah jatuh tempo.
b. Pengaturan Aliran Dana Kas (cash fund) Pada Kantor Wilayah 1 Medan
(cash budget) yang diajukan ke kantor daerah/wilayah. Persetujuan terhadap suatu rancangan anggaran kas (cash budget) ditentukan dengan mempertimbangkan aliran kas (cash flow) serta memperhatikan kebutuhan kas cabang sehari-hari. c. Pembayaran kas dan pencatatan pengeluaran kas dilakukan
kas kecil (petty cash fund) dilakukan dengan menarik dana kas yang berada di bank sebesar dana kas kecil (petty cash fund) yang telah terpakai. Pengisian kembali kas kecil diajukan pemegang dana kas kecil (petty cash fund) kepada Manajer Cabang, (Soemarso, 2009 : 313).
Jika terjadi pengeluaran kas pada PT Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan,
diberikan cek yang telah di tanda tangani oleh minimal dua orang pejabat
berwenang. Pencatatan dan penganalisaan terhadap pengeluaran kas juga
telah dilakukan dengan menggunakan dokumen-dokumen yaitu bukti setoran ,
kwitansi/ bukti pengeluaran dan analisa kas dan bank. Metode pengeluaran kas
yang dianut perusahaan adalah dengan menggunakan cek dan kas/tunai. Selain
pengeluaran cek perusahaan juga menggunakan dana kas kecil yang dipegang
oleh salah satu staf perbendaharaan.
Berikut adalah alur pengeluaran kas pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan:
1. Nasabah memulai transaksi dan bagian kasa membuat faktur rangkap 2. Dimana rangkap 1 dikirimkan ke bagian pembayaran dan lembaran 2 disimpan sebagai arsip.
2. Bagian pembayaran menerima faktur lembar 1 dari bagian kasir, berdasar dari faktur tersebut bagian pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) sebanyak 2 rangkap. Lembaran 1 dikirim ke manajer dan lembaran 2 disimpan sebagai arsip.
manajer akan menyetujui SPPK tersebut dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui tersebut ke bagian pemegang kas.
4. Bagian pemegang kas menerima SPPK yang telah disetujui, berdasarkan SPPK yang telah disetujui tersebut, bagian pemegang kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3. Lembaran 1 dikirimkan ke bagian pembayaran beserta uangnya, lembaran 2 dikirimkan ke bagian akuntansi/ pencatatan dan lembaran 3 disimpan sebagai arsip. 5. Bagian pembayaran menerima BKK lembaran 1 beserta uang dan
selanjutnya bagian pembayaran melakukan pembayaran ke nasabah. 6. Nasabah menerima pembayaran dari bagian pembayaran dan
selanjutnya berdasarkan pembayaran tersebut.
7. Bagian pembayaran menerima SPP lembaran 1 dan selanjutnya membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2. Lembaran 1 dikirimkan ke bagian akuntansi/pencatatan dan lembaran 2 disimpan sebagai arsip.
8. Berdasarkan Bukti Kas Keluar (BKK) lembaran 2 dari bagian pemegang kas dan Laporan Pembayaran (LP) lembaran 1 dari bagian pembayaran, bagian akuntansi/pencatatan membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2. Dimana lembaran 1 dikirimkan lagi ke manajer danlembaran 2 disimpan sebagai arsip.
Berdasarkan uraian tersebut, maka menurut penulis sistem informasi
akuntansi pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT Pegadaian (Persero)
menetapkan prosedur yang jelas. Yang membantu perusahaan dalam
mengelola asset kekayaana berupa kas adalah perusahaan memiliki
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat pemisahaan antara fungsi penerimaan, penyimpanan dan
pengeluaran kas yang dipisahkan dengan memberikan fungsi tersebut
pada jabatan yang berbeda dengan orang yang berbeda.
2. Setiap pengeluaran kas terlebih dahulu telah mendapatkan persetujuan dari
pihak – pihak yang berwenang.
3. Sistem Informasi Akuntansi merupakan prosedur atau rangkaian kegiatan
yang sudah di organisir dengan baik untuk menghasilkan informasi yang
berguna dan akurat bagi pemakainya
4. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah dilaksanakan dengan baik
dimana bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas dilaporkan dan
disimpan oleh yang berwenang selain itu pencatatan dimulai dari jurnal,
buku besar sampai dengan laporan keuangan.
B. Saran
1. Pendelegasian wewenang tugas dari atasan ke bawahan dan
pemusatan tanggung jawab ada baiknya ditingkatkan lagi dan masing-masing pihak dapat mempertanggungjawabkan tugasnya
2. Sebaiknya dalam pengeluaran kas, baik dengan kas kecil maupun cek
diadakan pembagian tugas yang jelas antara fungsi kas dan fungsi akuntansi.
dengan penerimaan dan pengeluaran kas, sedangkan fungsi akuntansi yang
membuat jurnalnya, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan
(fraud) yang dapat dilakukan oleh karyawan Pegadaian (Persero) Kanwil 1
Medan.
3. Sebaiknya pengeluaran kas yang telah mendapatkan persetujuan dari
pihak – pihak berwenang memiliki bukti – bukti yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Kebijaksanaan yang telah digariskan hendaknya dijadikan pedoman dan
pengalaman di masa yang akan datang serta memperhatikan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan juga memperhatikan apakah ada
kemungkinan penambahan terhadap sitem akuntansi tersebut melihat
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2000, Sistem Akuntansi, Edisi ke-2, Cetakan ke-5, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hall, James A, 2007, Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standard Akuntansi Keuangan. Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Kieso, Weigandt,2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Alih Bahasa : Herman Wibowo, Jakarta.
Mulyadi,2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Niswonger, Warren, Reeve, Fees, 2001, Prinsip Prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilan
Belas, Ahli Bahasa : Alfonso Sirait, Herda Gunawan, Erlangga , Jakarta.
Romney, Marshall, 2006, Steinbart, Paul Jhon. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Susanto, Azhar (2008), Sistem Informasi Akuntansi Struktur Pengendalian Resiko Pengembangan, Edisi Perdana Cetakan Pertama (2008), Penerbit Lingga Jaya.
Website Pegadaian : www.pegadaian .co.id