• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012 TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA KELAS IV DAN V SDN GARANGAN TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012 TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA KELAS IV DAN V SDN GARANGAN TAHUN 2015"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012

TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA

KELAS IV DAN V SDN GARANGAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Danang Pranoto Kawiriyan

6301411196

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012

TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA

KELAS IV DAN V SDN GARANGAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Danang Pranoto Kawiriyan

6301411196

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(3)

ABSTRAK

Danang Pranoto Kawiriyan. 2016. Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012 Terhadap Koordinasi Tubuh Siswa Kelas IV Dan V SDN Garangan Tahun 2015. Skripsi Jurusan Ilmu Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Arif Setiawan, S.Pd, M.Pd. Pembimbing II. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes.

Kata Kunci : Koordinasi, Senam Kebugaran Jasmani 2012

Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya atau kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali melibatkan perasaan.

SKJ 2012 adalah senam yang rangkaian gerakannya telah di susun secara sistematis dan mudah di lakukan, terdiri atas latihan pemanasan yang terdiri 11 gerakan, inti gerakannya 5 jenis gerakan, serta latihan pendingian (Cooling down).

Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai sig = 0,000 dengan thitung = 3,369 > ttabel 2,262, jadi Ho ditolak atau Ha diterima. Jadi ada pengaruh latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh antara data pretest dan data posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain latihan senam kebugaran jasmani 2012 dapat meningkatkan koordinasi tubuh pada siswa kelas IV dan V SDN Garangan tahun 2015.

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Yakinlah Ada Sesuatu Yang Menantimu Selepas Banyak Kesabaran Yang Kau Jalani Yang Akan Membuatmu Terpana Hingga Kau Lupa Betapa Pedihnya Rasa Sakit, ( ALI BIN ABI THALIB ).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada: Bapakku Kamsudin dan Ibuku Kasini tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan semangat demi kelancaran skripsi ini.

Adiku tercinta Dian Nissa Zahria yang selalu memberikan motivasi

Teman-teman PKLO angkatan 2011 IKK Senam 2011 UNNES

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Arif Setiawan, S.Pd, M.Pd, sebagai Pembimbing I yang telah sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Ibu Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes, sebagai Pembimbing II yang telah sabar

dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah memberikan bekal ilmu.

(9)

8. Ibu Dra. Lien Nurhayani, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Garangan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Siswa-siswa kelas IV dan V SDN Garangan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali selaku sampel yang telah bersedia menjadi sampel dan membantu dengan sepenuh hati dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

Demikian skripsi ini disusun, semoga Allah SWT memberikan balasan yang melimpah atas kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Januari 2016

(10)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Koordinasi… ... 10

2.1.2 Bentuk-Bentuk Koordinasi... 13

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi ... 15

2.1.4 Manfaat Koordinasi ... 16

2.1.5 Prinsip-Prinsip Dasar Latihan ... 17

2.1.6 Senam Kebugaran Jasmani 2012 ... 20

2.1.7 Tes Koordinasi Tubuh ... 22

2.1.8 Kerangka Berfikir ... 26

2.2 Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 29

3.2 Variabel Penelitian ... 31

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 32

3.5 Prosedur Penelitian ... 38

3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian ... 39

3.7 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42

(11)

4.1.2 Uji Prasyarat Analisis Data ... 44

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 44

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 45

4.1.3 Hasil Analisis Data ... 46

4.1.3.1 Uji Pengaruh Hasil Latihan Kelompok Eksperimen Terhadap Hasil Tes Koordinasi tubuh ... 46

4.1.3.1 Uji Pengaruh Hasil Latihan Kelompok Kontrol Terhadap Hasil Tes Koordinasi tubuh ... 46

4.1.4 Uji Hipotesis ... 47

4.1.4.1 Uji Pengaruh Kelompok Eksperimen Antara Data Pretest Dan Data Posttest Terhadap Hasil Tes Koordinasi tubuh ... 47

4.1.4.2 Uji Pengaruh Kelompok Kontrol Antara Data Pretest Dan Data Posttest Terhadap Hasil Tes Koordinasi tubuh ... 49

4.1.5 Peningkatan Koordinasi Tubuh ... 50

4.2 Pembahasan ... 51

4.3 Kelemahan Penelitian ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Deskripsi Data ... 42

2. Uji Normalitas Data ... 44

3. Uji Homogenitas Data ... 45

4. Uji Pengaruh Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 46

5. Uji Pengaruh Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol ... 47

6. Paired Sample Test ... 48

7. Uji Paired Sample t-tes ... 49

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Test Balance Backward ... 34

2. Test Hopping ... 35

3. Test Lateral Jumpping ... 36

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Usulan Penetapan Dosen Pembimbing ... 58

2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 59

3. Surat Ijin Penelitian ... 60

4. Surat Keterangan Penelitian ... 61

5. Daftar Nama Sampel ... 62

6. Hasil Tes Awal (Pre-test) ... 63

7. Hasil Tes Akhir (Post-test) ... 65

8. Program latihan... 67

9. Petunjuk Pelaksanaan Senam Kebugaran Jasmani 2012 ... 69

10. Tabel uji t (nilai t-test) ... 79

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(16)

diarahkan untuk memenuhi tuntunan tujuan-tujuan pendidikan. Oleh karena itu, olahraga yang bertujan untuk pendidikan ini identik dengan aktivitas pendidikan jasmani yaitu dengan media cabang olahraga sebagai pendidikan. Olahraga mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-fungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan tubuh.

Suatu kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional akan memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga tertentu. Untuk mencapai prestasi tentunya harus tetap berlatih. Olahraga prestasi didapatkan dengan persiapan yang matang agar tercapai akhir yang memuaskan. Kerakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Kerakter - kerakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhnya, kondisi fisik yang bagus dan kerja keras yang sangat optimal sehingga tujuan prestasinya bisa tercapai.

(17)

Lentur (Fleksibility), 6) Kelincahan (Agility), 7) Keseimbangan (Balance), 8) Koordinasi (Coordination),9) Ketepatan (Accuracy), 10) Reaksi(Reaction).

(18)

Pada usia 8-9 tahun perkembangan motorik anak sudah mulai terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada usia ini anak-anak cenderung kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang lincah sehingga perlu dibimbing agar koordinasi anak semakin terarah nantinya ketika beranjak dewasa. Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan mencakup kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan perempuan berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan lebih baik pada aktivitas kecermatan. Pada usia ini kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik pada anak meningkat. Untuk menghasilkan kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik maka anak perlu di bimbing untuk menyelaraskannya dengan senam kebugaran jasmani. Diharapkan nantinya kecepatan dan kehalusan tersebut dapat menjadi sebuah koordinasi yang baik bagi anak sehingga dapat meningkatkan konsentrasi anak dan mengurangi resiko cidera pada anak.

(19)

menghemat oksigen sampai 15%. Semakin baik kemampuan koordinasi maka semakin mudah dan cepat dapat mempelajari bentuk-bentuk gerakan baru. Salah satu kegiatan atau olahraga yang dapat membantu meningkatkan koordinasi adalah senam. Karena pada saat kita melakukan senam kita menggerakkan seluruh anggota tubuh kita. Mulai dari kepala, tangan, badan, kaki, dan otot.

Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa Yunani gymnos yang berarti telanjang. Kata gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal tersebut bisa terjadi karena pada masa itu teknologi belum mampu membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya.

Senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.

(20)

komprehensif mulai dari gerakan kepala (atas) sampai bagian kaki (bawah), dilengkapi dengan pilihan gerakan low impact bagian anak usia muda dan orangtua, dan tipe gerakan High Impact bagi usia kaula muda. Dengan durasi waktu yang ideal yaitu sekitar 15 menit telah memenuhi syarat latihan aerobik, sehingga tidak terlalu membuat kelelahan pelakunya.

Urutan materi gerakan SKJ 2012, seperti halnya SKJ sebelumnya, terdiri atas latihan pemanasan yang terdiri 11 gerakan, inti gerakannya 5 jenis gerakan, serta latihan pendingian (Cooling down). tingkat kesulitannya sangat mudah, sehingga siapapun yang mempelajari tidak akan kesulitan baik siswa SD maupun orang dewasa. Kecenderungan sekolah-sekolah saat ini, hanya sedikit sekali sekolah yang melaksanakan kegiatan senam pagi seperti SKJ ini. Dimana terlepas dari itu semua aktivitas siswa harus didorongan dengan berbagai kegiatan gerak jasmani, aktivitas fisik atau olahraga, termasuk melalui SKJ 2012 ini.

(21)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah sebagai berikut:

1) Senam Kebugaran Jasmani 2012 merupakan senam yang rutin dilakukan di SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, karena gerakannya yang mudah.

2) Belum pernah diadakan penelitian tentang pengaruh senam kebugaran jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh siswa kelas IV dan V SD Negeri Garangan tahun 2015.

3) Pentingnya koordinasi pada anak usia dini karena gerak motoriknya sudah terkoordinasi sehingga bisa dilatih dengan senam kebugaran jasmani 2012.

1.3 Pembatasan Masalah

Suatu penelitian mempunyai permasalahan yang perlu diteliti, dianalisis, dan diambil permasalahanya, guna mendapat kesimpulan dan jalan keluar yang tepat. Bagi SD Negeri Garangan koordinasi tubuh menjadi salah satu faktor dalam senam kebugaran jasmani 2012. Berdasarkan keterangan diatas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012

terhadap koordinasi tubuh siswa kelas IV dan V SD Negeri Garangan Tahun 2015”.

1.4 Rumusan Masalah

(22)

“apakah ada pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh

siswa kelas IV dan V SDN Garangan Tahun 2015”

1.5 Tujuan penelitian

Setiap penelitian yang dikerjakan selalu mempunyai tujuan akhir untuk memperoleh gambaran yang jelas dan bermanfaat bagi yang menggunakannya. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah apakah ada pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh siswa kelas IV dan V SD Negeri Garangan Tahun 2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:

1.6.1 Manfaat Teoritis

(23)

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk penulis, yaitu : 1) Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti melalui pengamatan lapangan, 2) Sebagai sumbangan atau saran bagi SD Negeri Garangan bahwa begitu pentingannya koordinasi dan senam kebugaran jasmani bagi siswa-siswi. 3) Sebagai bahan informasi sekaligus memberi rangsangan dalam penelitian bagi peneliti lain dimasa yang akan datang.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Koordinasi

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas dan sangat penting untuk mempelajarinya dan menyempurnakan teknik dan taktik. Barrow dan McGee (1979 : 154) menambahkan bahwa dalam koordinasi termaksuk juga agilitas, balance (keseimbangan), dan kinesthetic sense. Koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa harus mengeluarkan energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang efisien, halus, mulus dan terkoordinasi dengan baik, (Harsono, 1988 : 219).

(25)

Menurut Rusli Lutan, (2000 : 45) koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan penuh ketepatan. Perpaduan perilaku dari dua atau lebih persendian, dimana antara yang satu dengan yang lainya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata, tangan dan kaki adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan mata, tangan dan kaki kedalam rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan terus menerus secara cepat dan tepat dalam irama gerak yang terkontrol.

Menurut Bayu Rahadian, (2008:61) koordinasi merupakan kemapuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan koordinasi merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik, makin baik tingkat kemampuan koordinasi, semakin cepat dan efektif pula gerakan sulit dapat dilakukan.

(26)

kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan serta kerjasama system persyarafan pusat. Ada dua jenis koordinasi, yaitu: 1) Koordinasi Otot Inter merupakn koordinasi antara otot-otot, yang bekerjasama dalam melakukan suatu gerakan. Kerjasama otot agonis dan antagonis dalam suatu proses gerakan yang terarah, 2) Koordinasi Otot intra merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot, koordinasi otot intra tidak dapat diamati karena prosesnya terjadi di dalam otot tubuh manusia. Bagaimana suatu rangsangan (signal) dikoordinasikan dalam tubuh yang dapat menimbulkan kontraksi otot, terjadi melalui proses koordinasi inter dan intra, (Suharto, 2000:119).

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa koordinasi adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Jadi koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien.

(27)

menghemat oksigen sampai 15%. Semakin baik kemampuan koordinasi maka semakin mudah dan cepat dapat mempelajari bentuk-bentuk gerakan baru, (Syarifuddin, 2011:123).

Koordinasi pelatihan melibatkan penggunaan beberapa sistem tubuh dan pola pergerakan untuk membentuk gerakan individu dan keterampilan yang diperlukan untuk tugas-tugas tertentu. Pengkondisian koordinasi sangat penting untuk tingkat tertentu dalam setiap individu dan atlet. Koordinasi mengambil tempat komponen lainnya telah tinggalkan. Penerapan kekuatan misalnya membutuhkan koordinasi yang memadai dan efisien urutan kontraksi otot agar efektif dalam memindahkan beban tertentu. (Syarifuddin, 2011:123).

2.1.2 Bentuk- Bentuk Latihan Koordinasi

(28)

latihannya tidak begitu besar dan sebaliknya di lakukan dengan frekuensi yang tinggi, (Suharto, 2000:120).

Metode latihan koordinasi antara lain, yaitu: 1) latihan dengan merubah kecepatan gerakan, 2) latihan dengan merubah batas ruang untuk bergerak, 3) merubah alat-alat yang digunakan dalam latihan, 4) mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan, 5) latihan-latihan keseimbangan, 6) latihan-latihan senam gymnastic, 7) mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan melalui pelaksanaan gerakan, 8) latihan-latihan yang dikombinasikan seperti lari di tempat, squat thrust, lompat dengan mengangkat kedua paha tinggi ke atas. Latihan tersebut dapat dilakukan dengan alat maupun tanpa alat, 9) latihan-latihan kekuatan sederhana untuk memperbaiki koordinasi otot intra, (Suharto, 2000:121).

Latihan yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Altet yang mempunyai spesialisasisuatu cabang olahraga tertentu sebaiknya dilibatkan dalam keterampilan dalam berbagai cabang olahraga lainnya. Jika atlet tidak dilatih dengan keterampilan-keterampilan baru pada cabang olahraganya atau cabang olahraga lain maka koordinasinya tidak berkembang dan kemampuan untuk belajar gerak baru akan menurun. Dalam melatih keterampilan-keterampilan, faktor kesulitan dan kompleksitas gerakan harus senantiasa ditingkatkan. Koordinasi paling mudah dikembangkan pada anak-anak usia muda, yaitu pada waktu kemampuan adaptasi nervous systemnya lebih baik dari orang dewasa, (Harsono, 1988:221).

(29)

Pada usia ini anak- anak cenderung kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang lincah sehingga perlu di bimbing agar koordinasi anak semakin terarah nantinya ketika beranjak dewasa. Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan mencakup kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan perempuan berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan lebih baik pada aktivitas kecermatan. Pada usia ini kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik pada anak meningkat. Untuk menghasilkan kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik maka anak perlu di bimbing untuk menyelaraskannya dengan senam kesegaran jasmani. Diharapkan nantinya kecepatan dan kehalusan tersebut dapat menjadi sebuah koordinasi yang baik bagi anak sehingga dapat meningkatkan konsentrasi anak dan mengurangi resiko cidera pada anak. (http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)

2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi

Koordinasi mempunyai peranan penting dalam olahraga, sehingga koordinasi dibutuhkan dalam semua cabang olahraga. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi koordinasi dalam olahraga, antara lain :

(30)

mencakup tentang kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta mengunakan simbol-simbol. karena manusia hidup senantiasa menghadapi permasalahan dan setiap permasalahan harus dipecahkan agar manusia memperoleh keseimbangan (homeostasis) dalam hidup, 2) kemahiran dan ketepatan dalam menggunakan indera, 3) pengalaman gerak, dalam olahraga semua gerak saling berkaitan, sehingga jika mempunyai pengalaman gerak yang baik maka koordinasi dapat berkembang dengan baik juga, 4) pengembangan biomotorik ability, kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi oleh kondisi sistem organ dalam. Sistem organ dalam yang dimaksud yaitu sistem neuromuskular, pernafasan, peredaran darah, sistem energi, tulang dan persendian. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi.

(http://kondisi fisik.com /2015/ 12/16/ definisi-koordinasi-faktor faktor/)

2.1.4 Manfaat Koordinasi

(31)

untuk dapat menguasai keterampilan motorik olahraga tertentu. Jadi menurut pendapat diatas peranan dan manfaat koordinasi selalu berhubungan dengan gerakan yang akan di lakukan dalam setiap cabang olahrga tertentu, (Kiram,1994:8).

2.1.5 Prinsip-prinsip Dasar Latihan

Agar dapat dicapai tingkat kebugaran jasmani yang cukup tinggi melalui senam kebugaran jasmani 2012, siswa dituntut untuk melakukan latihan dengan teratur dan terprogram. Maka dalam melakukan latihan, siswa disarankan menepati anjuran tentang prinsip-prinsip dasar latihan fisik. Adapun prinsip-prinsip dasar latihan menurut Rubianto Hadi (2007:57) adalah sebagai berikut :

2.1.5.1 Prinsip Individualisasi

Setiap individu sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-beda dalam segi fisik, mental, watak dan tingkatan kemampuannya. Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu. Olahraga yang bersifat beregu atau tim meskipun tujuan akhir kelompok regu, dimana minta perhatian dalam hal fisik, mental, watak dan kemampuannya, (Rubianto Hadi, 2007:58).

2.1.5.2 Variasi Latihan

(32)

2.1.5.2 Prinsip Pedagogig

Latihan pada dasarnya proses pendidikan yang membantu individu dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Prinsip pedagogig mengarahkan latihan mengikuti berbagai kaidah, yaitu ; multirateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematis dan gradual. Menggunakan prinsip ini pelatih dituntut memberikan kesadaran yang penuh akan setiap beban latihan yang diberikan dengan segala dampak positif maupun dampak negatif sehingga setiap latihan yang diberikan perlu dirancang secara sistematis dan meningkat secara gradual untuk menjamin semua unsur pendidikan dapat tercapai, (Rubianto, 2007:58).

2.1.5.3 Prinsip Keterlibatan Aktif

Prinsip keterlibatan aktif merupakan cara dimana atlet atau anak yang mengikuti latihan dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan dan anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penyusunan program latihan, pelaksanaan latihan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan kepribadian dan kedewasaan anak/atlet, (Rubianto,2007:59).

2.1.5.4 Prinsip Recovery

(33)

dapat dimaksimalkan. Namun penyebab lambatnya recovery adalah akumulasi asam laktat di dalam otot dan darah, (Rubianto, 2007:59)

2.1.5.5 Prinsip Pulih Asal (Reversibility)

Prinsip ini akan mengingatkan kita bagaimana mengatur atau mengontrol lamanya istirahat agar latihan yang telah kita lakukan tidak akan berdampak kembali ke asal atau bahkan dengan tidak adanya pemberian istirahat sama sekali, juga tidak akan terjadi peningkatan. Berkaitan dengan lamanya istirahat, Herberger (1977) yang di kutip Bompa (1988) menyarankan bahwa satu hari adalah waktu yang cukup untuk pemulihan. Jadi dalam merancang atau memberikan beban latihan dan juga harus mengatur intensitas serta volume, serta dapat mempertimbangkan waktu istirahat minimal yang diperlukan oleh tubuh untuk pemulihan dan regerasi, (Rubianto, 2007:61).

2.1.5.6 Prinsip Pemanasan (warming Up)

(34)

2.1.5.7 Pendinginan (Cooling Down)

Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis pada keadaan semula. Pendinginan dilakukan seperti aktivitas pemanasan dengan intensitas yang lebih rendah. Tahap ini ditandai dengan menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya keringat, (Rubianto, 2007:62).

2.1.6 Senam Kebugaran Jasmani 2012

(35)

dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. (http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)

Senam Kebugaran Jasmani (SKJ 2012) selalu mempunyai ciri gerakannya sederhana sehingga mudah dilakukan, diiringi dengan musik ceria, bahkan sebagian irama musik menggunakan musik yang bercirikan khas daerah tertentu di Indonesia. sedangkan secara keseluruhan paket senam ini bercirikan materi gerakan yang komprehensif mulai dari gerakan kepala (atas) sampai bagian kaki (bawah), dilengkapi dengan pilihan gerakan low impact bagian anak usia muda dan orangtua, dan tipe gerakan High Impact bagi usia kaula muda. Dengan durasi waktu yang ideal yaitu sekitar 15 menit telah memenuhi syarat latihan aerobik, sehingga tidak terlalu membuat kelelahan pelakunya. (http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)

Urutan materi gerakan SKJ 2012, seperti halnya SKJ sebelumnya, terdiri atas latihan pemanasan yang terdiri 11 gerakan, inti gerakannya 5 jenis gerakan, serta latihan pendingian (Cooling down). tingkat kesulitannya sangat mudah, sehingga siapapun yang mempelajari tidak akan kesulitan baik siswa SD maupun orang dewasa. Kecenderungan sekolah-sekolah saat ini, hanya sedikit sekali sekolah yang melaksanakan kegiatan senam pagi seperti SKJ ini. Dimana terlepas dari itu semua aktivitas siswa harus didorongan dengan berbagai kegiatan gerak jasmani, aktivitas fisik atau olahraga, termasuk melalui SKJ 2012 ini.

(36)

2.1.7 Tes Koordinasi Tubuh

Bertujuan untuk mengukur kontrol tubuh, koordinasi tubuh dan mengidentifikasi gerakan motorik tubuh. Koordinasi tubuh memiliki korelasi yang tinggi sehingga mempunyai kooefisien validitas 0,70 dan koefisien reabilitas 0,90 untuk semua tes total yang akan di lakukan. Tes yang akan dilakukan mempunyai tingkat dan jenis kelamin, untuk usia laki-laki dan perempuan 5-14 tahun dan mempunyai norma tes sendiri dan terpisah. Tes batterai ini diberikan pada pos ke pos tertentu, tes batterai terdiri dari 4 pos dimana masing-masing pos tidak terlalu berat. Urutan tes dan kelas dapat dibagi menjadi beberapa regu dan masing- masing regu dapat memulai tes dari pos yang berbeda. Namun jika jumlah kelas sedikit dapat dilakukan dengan cara pos ke pos secara bergantian tanpa mendahului pos berikutnya. Penilaian dilakukan oleh petugas tes yang sudah terlatih. Prosedur umum,yaitu : 1) empat item tes membutuhkan peralatan khusus, bahan-bahan tes harus disediakan sebelum hari pengujian, 2) semua item tes harus dijelaskan dan dipraktekan sebelum pengujian dimulai, 3) tujuan dari tes harus diberi tahu kepada siswa, 4) siswa diharapkan memakai sepatu, 5) penguji harus dilatih sebelum periode pengujian di laksanakan, (Barrow and McGee, 1979:154).

2.1.7.1 Balance Backward

(37)

Sebelum tes dimulai siswa diwajibkan mencoba melakukan tes ini dengan mencoba semua papan dan berjalan maju mundur pada setiap papan yang dicoba. Saat melakukan percobaan sebelum tes ini siswa setelah berjalan mundur dan telah sampai ke ujung balok harus kembali lg ke papan start dengan berjalan maju. Skor atau nilai akhir adalah jumlah total langkah mundur siswa pada 3 percobaan dan masing-masing 3 balok. Langkah pertama dari papan start tidak dihitung, hitungan dimulai dari langkah kedua sampai ujung balok, jika kaki siswa keluar dari balok harus memulai lagi dari awal papan start. Dalam tes ini langkah maksimal saat berjalan mundur adalah 8 titik atau 8 langkah, jika siswa berhasil melangkah kurang dari 8 langkah makan mendapat nilai 8 poin. Rata maksimum tes adalah 72 poin (3 balok x 3 percobaan x 8 poin), (Barrow and McGee, 1979:156).

Gambar 2.1 Tes balance backward Sumber : Barrow and McGee, 1979:156.

2.1.7.2 Hopping

(38)

ke atas begitu juga sebaliknya jika kaki kiri yang dominan maka kaki kanan yang dilipat ke atas. Tes ini di lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri sebanyak 3 kali percobaan. Tes melompat dengan satu kaki ini harus melewati papan yang berukuran persegi 50 cm dan tebalnya 5 cm. Untuk siswa yang akan di tes berusia 9-10 tahun maka menggunakan 5 papan yang di susun ke depan dengan jarak 1,5 meter / papan. Siswa sebelum tes diperbolehkan melakukan percobaan, dan di jelaskan kriteria tes yang benar. Siswa melakukan 3 kali tes yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dikarenakan setiap percobaan tes nilainya berbeda. Percobaan pertama jika siswa berhasil melewati papan maka mendapat nilai 3 poin, untuk percobaan kedua mendapat 2 poin setiap berhasil melewati papan, dan percobaan ketiga mendapat 1 poin setiap berhasil melewati papan. Penilaian dilakukan setalah siswa melakukan lompatan pertama dari papan start, jika siswa menyentuh atau menedang papan maka tidak dihitung atau tidak mendapat poin. Jika siswa menyentuh atau menendang papan saat melompat sampai 3 kali menyentuh atau menendang maka di anggap gagal dan langsung

mendapat 5 poin, (Barrow and McGee, 1979:156).

(39)

2.1.7.3 Lateral Jumping

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan melompat, alat yang digunakan stopwact dan dua lembar kayu lapis berukuran 60 cm x 50 cm x 8 cm yang digabungkan dengan engsel dan di beri strip kayu kecil berukuran 60 cm x 4 cm x 2 cm yang dipasang di bagian tengah dari total luas antara kedua papan kayu. Tes terdiri dari melompat lateral bolak balik melewati strip kayu. Siswa melakukan lompatan dengan cara kaki bersamaan dan selama 15 menit. Jika siswa kakinya menyentuh strip kayu, berhenti sejenak atau melompat dengan kaki tidak bersamaan maka tidak di hitung poin. Tes dilakukan sebanyak 2 kali percobaan secara bergantian. Siswa saat akan melakukan tes berdiri diatas papan dengan kaki rapat dan di samping strip kayu, aba aba yang di berikan saat tes yaitu “bersedia, siap, yak” kemudian siswa melakukan lompatan lateral setelah 15 detik di beri aba

aba “stop”. Nilai akhir yaitu total lompatan dari 2 uji coba, (Barrow and McGee,

1979:157).

(40)

2.1.7.4 Lateral Movemen

Tes ini bertujuan mengukur kecepatan pergerakan lateral, peralatan yang dibutuhkan yaitu stopwact, dua papan persegi 25 cm dengan tebal 1,5 cm dan setiap sudut di beri karet setinggi 5 cm. Tes ini terdiri dari dua papan yang digerakkan atau dipindahkan dari sisi papan ke sisi papan sampingnya sebanyak mungkin selama 20 detik. Untuk posisi awal papan ditempatkan berdampingan kemudian siswa berdiri di salah satu papan, jika siswa berdiri di kanan maka harus bergerak ke papan yang berada dikiri. Saat menginjak papan kedua poin sudah di hitung kemudian saat siswa berhasil memindahkan papan poin kembali dihitung begitu seterusnya selama 20 detik. Tes di lakukan sebanyak 2 kali setiap tes di beri jeda 10 detik untuk istirahat. Nilai akhir adalah jumlah keseluruhan poin yang di dapatkan dari dua kali percobaan tes, (Barrow and McGee, 1979:157).

Gambar 2.4 Tes Lateral Movement Sumber Barrow and McGee, 1979:157.

2.1.8 Kerangka Berfikir

(41)

faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan koordinasi merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik, makin baik tingkat kemampuan koordinasi, semakin cepat dan efektif pula gerakan sulit dapat dilakukan. Pada usia 8-9 tahun perkembangan motorik anak sudah mulai terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada usia ini anak- anak cenderung kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang lincah sehingga perlu dibimbing agar koordinasi anak semakin terarah nantinya ketika beranjak dewasa. Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan mencakup kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan perempuan berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan lebih baik pada aktivitas kecermatan.

(http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)

(42)

sehingga harus diadakan pembenahan yang berkala, agar koordinasi tubuh siswa SD Negeri Garangan bisa bagus dan berkembang dengan baik.

Analisis gerak antara senam SKJ 2012 dan koordinasi tubuh ada kaitannya dalam test yg pertama, yaitu: balance backward atau tes berjalan mundur kebelakang melewati papan, tes ini berkaitan dengan gerak GP atau gerak penyambung yang terdapat saat pemanasan selesai kemudian masuk ke gerakan inti kemudian saat pergantian inti-inti senam SKJ 2012. Kedua yaitu test hopping yang unsur gerakannya meloncat terdapat pada inti ke 3 senam SKJ 2012 yang gerakannya yaitu double step dan skip. Ketiga test lateral jumping yaitu tes yang dilakukan dengan cara melompat atau berpindah ke satu titik yang sejajar dengan menggunakan kedua kaki secara bersamaan, dalam gerakan SKJ 2012 ini terdapat pada gerak inti yang ke 4 yaitu gerakan v-step dan knee up samping. Untuk test yg ke empat atau terakhir yaitu test lateral movemen yaitu tes berpindah dari satu titik ke titik yang lain dengan menggunakan alat yang berbentuk persegi yang berjumlah 2 buah, tes ini sama dengan gerakan pendinginan senam SKJ 2012 yang kedua yaitu gerakan single step dan squad bergantian kanan kiri.

2.2 Hipotesis

(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka simpulan peneliti adalah : “ Ada pengaruh latihan senam kebugaran 2012 terhadap koordinasi

tubuh siswa kelas IV dan V SDN Garangan tahun 2015”.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan, saran peneliti adalah :

1) Bagi siswa untuk meningkatkan koordinasi tubuh dapat berlatih dengan menggunakan senam kebugaran jasmani 2012.

2) Bagi guru untuk meningkatkan koordinasi tubuh siswa dapat menggunakan latihan senam kebugaran jasmani 2012.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Barrow, Harold M, McGee, Rosemary. 1979. A Practical Approach To Measurement In Physical Education. Phila-delphia: Lea & Febiger.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman Dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djoko Pekik Irianto. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta. Andi

FIK. 2014. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1 FIK UNNES. Semarang : FIK Universitas Negeri Semarang

Hari Setiono .2008. Buku Pedoman Biomekanika dan Kebugaran Jasmani. Jakarta Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Imam Hidayat. 1997. Biomekanika. Bandung : IKIP Bandung

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press

Junusul Hairy. 2010. Dasar-Dasar Kesehatan Olahraga. Jakarta: Universitas Terbuka.

Marta Dinata. 2007. Langsing Dengan Aerobik. Jakarta: Cerdas Jaya.

---. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : IKIP SEMARANG M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan kekuatan kondisi fisik Dalam

Olahraga. Semarang : Dahara Prize

Rubianto Hadi. 2007. Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang: CV Cipta Prima Nusantara Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

(45)

Sri Haryono. 2008, Buku Pedoman Praktek Laboratorium Mata Kuliah Tes Dan Pengukuran Olahraga. Universitas Negeri Semarang: UNNES PRESS

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharto. 2000. Pedoman Dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sutrisno Hadi. 1990. Metodologi Research. Jogjakarta : Andi Offset ---. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset

Syarifuddin. 2011. Ilmu Kepelatihan Olahraga.Padang: UNP Press

Gambar

Gambar 2.1  Tes balance backward
Gambar 2.2 Tes hopping Sumber : Barrow and McGee, 1979:156.
Gambar 2.3  Tes lateral jumping
Gambar 2.4 Tes Lateral Movement Sumber Barrow and McGee, 1979:157.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada materi globalisasi

Perbedaan lain pada saluran 3 adalah pembeli mereka bukan konsumen akhir tetapi adalah pedagang daging yang menjual daging dengan menggunakan harga eceran, sehingga

The List of Planned Priority External Loans (DRPPLN) is compiled on the basis of Government Regulation Number 10/2011, on Procedure for the Procurement of External

umur age specific marital fertility rate; banyaknya kelahiran selama satu tahun untuk setiap wanita yang berstatus kawin dalam kelom- p0k umur 5 tahunan tertentu per 1000

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asisiatif/hubungan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan antara pengaruh

Mereka tidak memiliki keyakinan tentang orang yang dibunuh melainkan hanya mengikuti dugaan.” Yang dimaksud oleh ayat ini ialah kaum Yahudi yang mengaku telah membunuh Isa

kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen berdristibusi normal, maka dilanjutkan dengan menentukan homogenitas data post-test. Jadi dapat disimpulkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa pantun Minang pada Masyarakat Minangkabau Kota Bengkulu terdapat tanda semiotika yang