• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Rangga Adhi Pradipta Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Rangga Adhi Pradipta Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

Rangga Adhi Pradipta 2506100088 Dosen Pembimbing

H. Hari Supriyanto Ir., MSIE.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

(2)

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Ruang Lingkup Penelitian

TUGAS AKHIR

Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

(3)

LATAR BELAKANG

PUPUK

PRODUK NON-PUPUK

(4)

CONT….

=

GYPSUM GRANULATED

SEMEN

. Bahan baku utama - Batu kapur - Silika

- Aliminium - Besi

Bahan koreksi

- pasir putih / pasir silika - bijih besi

Bahan baku tambahan

- Gypsum (memperlambat waktu pengerasan semen)

GYPSUM GRANULATED = LAMA PENGERASAN

(5)

CONT….

THAILAND, AUSTRALIA

DAN JEPANG (IMPOR)

PT . PETROKIMIA

GRESIK

(6)

. Pabrik Asam Sulfat . Pabrik Cement Retarder

(7)

Sumber : Departemen Penjualan Non Pupuk PT

Petrokimia Gresik

(8)

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana menurunkan tingkat kegagalan dan memperbaiki kualitas proses produksi cement retarder serta nantinya akan dilakukan improvement dengan pendekatan Six Sigma

menggunakan metode DMAI dan FMEA (Failure Mode And Effect

Analysis).

TUJUAN PENELITIAN

• Mengidentifikasi kegagalan yang paling sering terjadi dan berpengaruh terhadap kualitas produk;

• Mengidentifikasi penyebab terjadinya kegagalan dan memberikan solusi terhadap kegagalan yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk;

• Memberikan rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk

mengurangi kegagalan pada produk cement retarder pada PT. Petrokimia Gresik.

(9)

RUANG LINGKUP PENELITIAN

BATASAN

1. Studi kasus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang terjadi di internal Pabrik Cement Retarder

2. Penelitian ini dibatasi pada pabrik unit III bagian perencanaan dan pengendalian produksi semen retarder

3. Data yang digunakan dalam penelitian ini data produksi cement

retarder dan data kadar kandungan (April 2011 – Juni 2011)

MANFAAT PENELITIAN

1.Perusahaan dapat mengetahui kegagalan yang sebenarnya terjadi pada proses produksi.

2.Perusahaan dapat mengetahui kegagalan yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab dan menentukan langkah untuk mengeliminasi kegagalan tersebut.

3.Perusahaan memperoleh rekomendasi untuk perbaikan terhadap kegagalan yang paling berpengaruh

ASUMSI

1.Proses produksi tidak mengalami perubahan secara signifikan. 2.Kebijakan perusahaan selama dilakukan penelitian tidak

(10)

Konsep Kualitas

Big Picture Mapping

PENELITIAN TUGAS AKHIR

RCA

Konsep

Six Sigma FMEA Critical

Review

Statistical Process Control

(11)

KONSEP KUALITAS

Salah satu aktifitas manajemen untuk mengukur ciri-ciri kualitas

produk.

Membandingkan dengan spesifikasi yang ada sehingga dapat

diambil tindakan perbaikan.

Karakteristik dengan standar yang telah ditetapkan (Montgomery,

1990).

(12)

“Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses

yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif (Gaspersz, 2007)”

4 KONSEP INTI MANAJEMEN SIX SIGMA (Sung H. Park, 2003)

1. Proses

2. Variasi

3. Cycle Time, Yield, dan Produktivitas

4. Customer Satisfaction

(13)

DMAIC

Faktor yang paling menentukan untuk memperbaiki kualitas proses dan menghasilkan laba terdiri dari 5 tahap yang disebut DMAIC, (Gasperz,2002) yaitu : • Define (pendefinisian)Measure (pengukuran)Analyze (analisis)Improve (perbaikan)Control (kontrol)

(14)

Big Picture Mapping

Supplier I

20 jam

1,5 jam 0.75 jam 0,5 jam Honing & Wash

4-5 jam Weekly Schedule 3 jam Q Bin Size = 400 Target Rate=120/jam Variabel Batch Up-time 85% 3 Shifts 24 trays of 10 Rework Loops Supplier or Customer Information Box Timing

Box Rework Box

Inventory Point Quality Check Point Work Station with Timing Information Flow Physical Flow

Work Station Process Box

Inter-Company Physical Flow Total Production Lead Time = 22,75 jam

Value Adding Time (Lower Line) = 2,25 jam

Simbol-simbol Big Picture

Mapping

(Sumber: Hines dan Taylor, 2000)

• Big Picture Mapping digunakan untuk menggambarkan sistem secara keseluruhan beserta value stream yang terdapat pada perusahaan.

• Memberikan pemahaman mengenai sistem pemenuhan order secara keseluruhan beserta aliran nilai (aliran informasi dan fisik).

• Waktu standar untuk tiap proses produksi komponen produk diperlukan sebagai dasar untuk melakukan Identifikasi awal kapasitas produksi dilihat dari penyimpangan lead time yang berlebih.

(15)

• RCA merupakan suatu metodologi untuk mengidentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab yang penting dalam permasalahan operasional dan

(16)

• FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (Gasperz, 2002)

• Tiga faktor yang dinilai terkait dengan nilai resiko yang secara, standar ditetapkan sebagai faktor yang setara dengan perkalian likelihood dan consequence, yaitu:

- Severity (S), merupakan tingkat dampak yang disebabkan oleh mode kegagalan atau kejadian resiko.

- Occurance (O), merupakan tingkat probabilitas atau frekuensi kegagalan dapat terjadi. - Detectability/Detection (D), merupakan tingkat kemampuan mendeteksi kegagalan

(17)

Statistical Process Control

• Pengendalian proses statistik adalah alat utama yang

digunakan dalam membuat produk dengan benar sejak

awal.

• Tujuan

pengendalian

proses

statistik

adalah

menyelidiki

dengan

cepat

terjadinya

sebab-sebab

terduga atau pergeseran proses sedemikian rupa

sehingga penyelidikan terhadap suatu proses dan

tindakan pembenaran dapat dilakukan sebelum terlalu

banyak produk yang tidak sesuai spesifikasi diproduksi.

(Montgomery, 1993).

(18)

Grafik Pengendali (Control chart)

• Dalam SPC salah satu alat untuk mendeteksi penyebab

keragaman adalah dengan grafik pengendali (control

chart). Salah satu tujuan dari pengendalian proses

dengan control chart adalah untuk mengurangi sampai

seminimal mungkin variasi yang timbul dalam proses

dan meningkatkan ketelitian dari suatu proses sesuai

target yang ditetapkan.

• Dengan kata lain control chart adalah peralatan berupa

grafik

untuk

memonitor

aktivitas

proses

yang

(19)
(20)

PENELITIAN TERDAHULU

Six Sigma

1.(Akhmad Hidayatno dan Bahrun ,2004) Peningkatan Kualitas Potong Mesin Eye Tracer di PT. United

Tractors Pandu Engineering dengan Metode Six Sigma

2. (Desy Emilasari ,2007)

APLIKASI SIX SIGMA PADA PRODUK CLEAR FILE DI

PERUSAHAAN STATIONARY

3. (Joko Susetyo, Winami dan Catur ,2011) APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK

JUDUL PENELITIAN

Penerapan Metode DMAI dan FMEA untuk Peningkatan Kualitas Cement Retarder (Gypsum Granulated) di Unit III Pabrik Cement

(21)
(22)
(23)

Tahap Pengolahan Data

B A

(24)
(25)
(26)

 Define

Penjelasan Pabrik Cement Retarder

Identifikasi produk yang menjadi amatan

Aliran informasi proses produksi cement retarder Unit 3

Aliran fisik proses produksi cement retarder Unit 3

 Measure

Menentukan CTQ

Pengidentifikasian kualitas produk terdiri dari :

1.

Fitting Distribusi

2.

Pembuatan control chart dan proses capability

3.

Pengukuran Kapabilitas Proses Produksi Cement Retarder

4.

Mengukur Baseline Kinerja Tingkat Proses, Output, atau

(27)

Pabrik Cement Retarder

Pabrik Cement Retarder merupakan salah satu pabrik yang berada

di lingkungan Departemen Produksi III PT. Petrokimia Gresik,

dimana pembangunannya selesai pada bulan Juni 1984 dan mulai

beroperasi pada tanggal 10 Oktober 1984 oleh kontraktor Hitachi

Zossen dari Jepang.

Pabrik ini dioperasikan untuk memanfaatkan fosfo gypsum yang

merupakan hasil samping Pabrik Asam Fosfat sebagai bahan baku

proses pembuatan Cement Retarder. Pabrik ini mempunyai

kapasitas produksi sebanyak 500.000 ton/tahun dalam bentuk

granul (butiran-butiran). Butiran warna putih dengan ukuran 20-38

mm, tidak larut dalam air dan mempunyai kemurnian 96%.

(28)

CEMENT RETARDER Unit 3 PT. Petrokimia Gresik

Hal yang berpengaruh pada kualitas produk adalah :

Kandungan Cement Retareder

• P

2

O

5

total

: 1% max

• P

2

O

5

larut air

: 0,008% max

• Total Fluorine

: 0,8% max

• SO

3

: 42% min – 48% max

• CaO

: 29% min – 38% max

• Free H

2

O

: 9% max

(29)

Kandungan yang paling banyak off spec

Hari H 2O k ri st al 90 81 72 63 54 45 36 27 18 9 1 30 25 20

15 batas spesifikasi bawahbatas spesifikasi bawah batas spesifikasi atas

(30)

SO

3

, CaO , Free H

2

O, Total Fluorine

Hari SO 3 90 81 72 63 54 45 36 27 18 9 1 48.0 46.5 45.0 43.5 42.0

batas spesifikasi atas batas spesifikasi atas

batas spesifikasi bawah

Kandungan SO3 Hari ca o 90 81 72 63 54 45 36 27 18 9 1 38 36 34 32 30

Batas spesifikasi bawah Batas spesifikasi bawah Batas spesifikasi atas

Kandungan cao Hari H 2O b eb as 90 81 72 63 54 45 36 27 18 9 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 99

(31)

BIG PICTURE MAPPING

(BPM)

(32)
(33)

KONDISI EXISTING

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Indentifikasi Kualitas Produk dengan Control

Chart

1. Fitting distribusi

P2O5 Jumlah : berdistribusi non normalSO3 : berdistribusi non normalH2O kristal : berdistribusi non normal

Karena p-value bernilai

< 0,05 Tujuannya:

•Melihat distribusi data •Melihat katrakteristik data

Minitab Promodel

P2O5 Larut air : berdistribusi normalFluorine : berdistribusi normalCaO : berdistribusi normalH2O bebas : berdistribusi normal

Karena p-value bernilai

(40)

Syarat dalam Capability Process

• Sebuah proses yang akan diukur kapabilitasnya harus

terlebih dahulu dipastikan bahwa proses tersebut

menghasilkan output yang konsisten dari waktu ke

waktu. Apabila proses masih belum konsisten nilai

indeks kapabilitas yang didapatkan tidak akan dapat

mewakili

keadaan

proses

yang

sebenarnya.

Konsistensi ini dapat dibuktikan dengan menggunakan

control chart apabila proses in-control maka proses

tersebut dapat dikatakan dan dapat digunakan datanya

untuk menghitung kapabilitas proses.

(41)

Indeks dalam Capability Process

• Indeks Capability Process ada dua macam yaitu Cp

dan Cpk. Cp menggambarkan kemampuan proses

secara keseluruhan dalam memenuhi batas spesifikasi

yang ditentukan. Cp membandingkan variasi proses

(σ)

dengan

spesifikasi.

Akan

tetapi

Cp

tidak

dapat

mendeteksi pemusatan data yang berbeda dengan

pusat bentangan spesifikasi, oleh karena itu digunakan

Cpk untuk mendeteksi apakah proses sudah memiliki

kapabilitas untuk memenuhi spesifikasi bagian atas dan

bawah dari bentangan spesifikasi. Cp dapat dihitung

dengan rumus :

(42)

• Cp = USL – LSL

Sementara Cpk dapat dihitung dengan rumus :

• Cpk = µ - LSL

(Untuk batas bawah)

• Cpk = UCL - µ

(Untuk batas atas)

Cp : indeks kapabilitas proses

Cpk : indeks kapabilitas proses dengan koreksi pemusatan data

USL : batas spesifikasi atas LSL : batas spesifikasi bawah σ : persebaran data

(43)

Lanjutan…

• Nilai Cp tidak berubah bila pusat proses berubah

• Cp = Cpk bila proses terpusat

• Cpk selalu berkurang atau sama dengan Cp

• Cpk bernilai lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa

proses memenuhi spesifikasi

• Cpk bernilai kurang dari 1 menunjukkan bahwa proses

tidak memenuhi spesifikasi

• Nilai Cp kurang dari 1 menunjukkan ketidakmampuan

proses

• Nilai Cp = 0 menunjukkan rata – rata proses setara

salah satu batas spesifikasi

(44)

Lanjutan

Pembuatan control chart dan kurva kapabilitas pada

masing-masing karekteristik kualitas

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran P2O5 Jumlah Iterasi 1 Iterasi 3 Observation I n d iv id u a l V a lu e 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 1.5 1.0 0.5 0.0 _ X=0.505 UC L=0.898 LC L=0.113 1 1 1

I-MR Chart of P2O5 Jumlah

Observation I n d iv id u a l V a lu e 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 0.8 0.6 0.4 0.2 _ X=0.4756 UC L=0.7775 LC L=0.1736

(45)

P2O5 Jumlah

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 1,13 dan nilai Ppk= 0,87

sehingga dapat dikatakan kemampuan proses tidak cukup tetapi mendekati spesifikasi

Kapabilitas proses P2O5 Jumlah 0.90 0.75 0.60 0.45 0.30 0.15 0.00 LSL USL Process Data Sample N 86 Location -0.781111 Scale 0.286488 LSL 0 Target * USL 1 Sample Mean 0.475581 O v erall C apability Pp 1.13 PPL 1.73 PPU 0.87 Ppk 0.87 O bserv ed Performance PPM < LSL 0 PPM > USL 0 PPM Total 0

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 3200.43 PPM Total 3200.43

Process Capability of P2O5 Jumlah

(46)

Lanjutan

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran P2O5 Larut air

Iterasi 1 Iterasi 2 Observation I n d iv id u a l V a lu e 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 0.016 0.012 0.008 0.004 0.000 _ X=0.00532 UC L=0.01082 LC L=-0.00019 1 1 1

I-MR Chart of P2O5 Larut air

Observation I n d iv id u a l V a lu e 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 0.0100 0.0075 0.0050 0.0025 0.0000 _ X=0.00506 UC L=0.01003 LC L=0.00009

(47)

P2O5 Larut air

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 0,60 dan nilai Ppk= 0,44

sehingga dapat dikatakan mesin tidak mampu menghasilkan P2O5 Larut air sesuai spesifikasi

Kapabilitas proses P2O5 Larut air 0.010 0.008 0.006 0.004 0.002 0.000 LSL USL Process Data Sample N 88 StDev (Within) 0.00165688 StDev (O v erall) 0.00223167 LSL 0 Target * USL 0.008 Sample Mean 0.00506136

Potential (Within) C apability

C C pk 0.80 O v erall C apability Pp 0.60 PPL 0.76 PPU 0.44 Ppk C p 0.44 C pm * 0.80 C PL 1.02 C PU 0.59 C pk 0.59 O bserv ed Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 113636.36 PPM Total 113636.36

Exp. Within Performance PPM < LSL 1126.25 PPM > USL 38065.35 PPM Total 39191.60

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 11665.56 PPM > USL 93955.12 PPM Total 105620.68

Within Overall

(48)

Lanjutan

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran Fluorine Iterasi 1 Iterasi 3 Observation I n d iv id u a l V a lu e 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 0.8 0.6 0.4 0.2 _ X=0.3805 UCL=0.5939 LCL=0.1672 1 1

I-MR Chart of Flour jumlah

Observation I n d iv id u a l V a lu e 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 _ X=0.3718 UC L=0.5522 LC L=0.1915

(49)

Fluorine

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 1,82 dan nilai Ppk= 1,69

sehingga dapat dikatakan mesin mampu menghasilkan Fluorine sesuai spesifikasi

Kapabilitas proses Fluorine 0.72 0.60 0.48 0.36 0.24 0.12 -0.00 LSL USL Process Data Sample N 88 StDev (Within) 0.0601206 StDev (O v erall) 0.0733588 LSL 0 Target * USL 0.8 Sample Mean 0.371818

Potential (Within) C apability

C C pk 2.22 O v erall C apability Pp 1.82 PPL 1.69 PPU 1.95 Ppk C p 1.69 C pm * 2.22 C PL 2.06 C PU 2.37 C pk 2.06 O bserv ed Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.00

Exp. Within Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.00

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 0.20 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.20

Within Overall

(50)

Lanjutan

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran SO3 Iterasi 1 Iterasi 4 Observation I n d iv id u a l V a lu e 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 47 46 45 _ X=45.415 UC L=46.260 LC L=44.570 1 1 1 1 1 1

I-MR Chart of SO3

Observation I n d iv id u a l V a lu e 81 73 65 57 49 41 33 25 17 9 1 46.0 45.5 45.0 44.5 _ X=45.357 UC L=46.063 LC L=44.652

(51)

SO3

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 3,72 dan nilai Ppk= 3,25

sehingga dapat dikatakan mesin mampu menghasilkan SO3sesuai spesifikasi

Kapabilitas proses SO3 48.0 47.2 46.4 45.6 44.8 44.0 43.2 42.4 LSL USL Process Data Sample N 81 Location 3.81456 Scale 0.00592058 LSL 42 Target * USL 48 Sample Mean 45.3574 O v erall C apability Pp 3.72 PPL 4.20 PPU 3.25 Ppk 3.25 O bserv ed Performance PPM < LSL 0 PPM > USL 0 PPM Total 0

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 0.0000000 PPM > USL 0.0000000 PPM Total 0.0000000

Process Capability of SO3

(52)

Lanjutan

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran CaO Iterasi 1 Iterasi 3 Observation I n d iv id u a l V a lu e 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 33 32 31 30 _ X=31.725 UC L=32.865 LC L=30.585 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

I-MR Chart of CaO

Observation I n d iv id u a l V a lu e 71 64 57 50 43 36 29 22 15 8 1 33.0 32.5 32.0 31.5 31.0 _ X=31.789 UC L=32.736 LC L=30.841

(53)

CaO

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 2,91 dan nilai Ppk= 1,80

sehingga dapat dikatakan mesin mampu menghasilkan CaO sesuai spesifikasi

Kapabilitas proses CaO

37.2 36.0 34.8 33.6 32.4 31.2 30.0 LSL USL Process Data Sample N 75 StDev (Within) 0.315914 StDev (O v erall) 0.515014 LSL 29 Target * USL 38 Sample Mean 31.7885

Potential (Within) C apability

C C pk 4.75 O v erall C apability Pp 2.91 PPL 1.80 PPU 4.02 Ppk C p 1.80 C pm * 4.75 C PL 2.94 C PU 6.55 C pk 2.94 O bserv ed Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.00

Exp. Within Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.00

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 0.03 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.03

Within Overall

(54)

Lanjutan

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran H2O bebas Iterasi 1 Observation In di vi du al V al ue 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 7 6 5 4 3 2 1 0 _ X=3.746 UCL=6.836 LCL=0.655 I Chart of H2O bebas

(55)

H2O bebas

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 1,09 dan nilai Ppk= 0,90

sehingga dapat dikatakan kemampuan proses tidak cukup tetapi mendekati spesifikasi

Kapabilitas proses H2O bebas 9.0 7.5 6.0 4.5 3.0 1.5 0.0 LSL USL Process Data Sample N 91 StDev (Within) 1.03014 StDev (O v erall) 1.38091 LSL 0 Target * USL 9 Sample Mean 3.7456

Potential (Within) C apability

C C pk 1.46 O v erall C apability Pp 1.09 PPL 0.90 PPU 1.27 Ppk C p 0.90 C pm * 1.46 C PL 1.21 C PU 1.70 C pk 1.21 O bserv ed Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL 0.00 PPM Total 0.00

Exp. Within Performance PPM < LSL 138.45 PPM > USL 0.17 PPM Total 138.62

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 3339.76 PPM > USL 70.90 PPM Total 3410.66

Within Overall

(56)

Lanjutan

Control chart dan kapabilitas pada pengukuran H2O kristal Iterasi 1 Iterasi 5 Observation I n d iv id u a l V a lu e 91 82 73 64 55 46 37 28 19 10 1 20 18 16 14 12 _ X=16.730 UC L=19.634 LC L=13.827 1 1 1 1 1

I-MR Chart of H2O kristal

Observation I n d iv id u a l V a lu e 81 73 65 57 49 41 33 25 17 9 1 19 18 17 16 15 _ X=16.993 UC L=19.107 LC L=14.878

(57)

H2O Kristal

berdasarkan kurva kapabilitas diketahui

nilai Pp= 1,86 dan nilai Ppk= 0,39

sehingga dapat dikatakan kemampuan proses tidak cukup tetapi mendekati spesifikasi

Kapabilitas proses H2O Kristal 25.5 24.0 22.5 21.0 19.5 18.0 16.5 15.0 LSL USL Process Data Sample N 82 Location 2.83143 Scale 0.0525156 LSL 16 Target * USL 26 Sample Mean 16.9928 O v erall C apability Pp 1.86 PPL 0.39 PPU 3.12 Ppk 0.39 O bserv ed Performance PPM < LSL 121951 PPM > USL 0 PPM Total 121951

Exp. O v erall Performance PPM < LSL 131257 PPM > USL 0 PPM Total 131257

Process Capability of H2O kristal

(58)

• Penentuan CTQ (Critical to Quality) yang potensial

selain berdasarkan nilai Pp dan nilai Ppk dari proses

kapabilitas, juga dilakukan brainstorming kepada

kepala bagian cement retarder untuk kandungan mana

yang sering tidak mencapai spesifikasi. Maka dari tabel

diatas yang menjadi CTQ potensial adalah kandungan

(59)

Mengukur Baseline Kinerja Tingkat Proses,

Output, atau Outcome Saat ini ( Level

Sigma)

(60)

Pengukuran Nilai Sigma pada bulan mei

2011

(61)

Pengukuran Nilai Sigma pada bulan juni

2011

(62)

Grafik Sigma Level proses produksi cement

(63)
(64)

• Analisa

yang

dilakukan

meliputi

analisa

penyebab terjadinya off spec pada kandungan

P

2

O

5

larut air, P

2

O

5

total dan H

2

O kristal yang

paling berpengaruh terhadap proses produksi

(65)

RCA (Root cause Analysis)

(66)

RCA (Root cause Analysis)

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

Penilaian SOD (severity, occurrence dan

detection) pada FMEA

(72)

Penilaian SOD (severity, occurrence dan

detection) pada FMEA

(73)

Penilaian SOD (severity, occurrence dan

detection) pada FMEA

(74)
(75)

Pelaksanaan shutdown cleanning yang ada menggunakan tenaga

kerja offsource, dimana kebutuhan tenaga offsource saat ini untuk

shift pagi 4, sore 3, malam 3 dengan dilaksanakan 3 bulan sekali

dan waktu pengerjaannya 1 hari. Sebagai improvement agar hasil

pembersihan line dapat lebih baik dan waktu yang diperlukan lebih

cepat maka dilakukan penambahan tenaga offsource untuk tiap –

tiap shift menjadi pagi 8 , sore 5, malam 5.

(76)

• Dengan hasil pembersihan yang baik dan waktu

pembersihan yang pendek maka akan menaikkan

waktu operasi (streamdays) sehingga hasil filtrasi fosfo

gypsum akan menjadi besar. Sedangkan bila kinerja

filter cloth baik maka hasil pemurnian P

2

O

5

larut air

(77)

Improve yang dapat dilakukan dengan penggantian sistem

pengukuran PH manual dengan PH meter (online). Dimana alat

PH meter (online) kualitasnya lebih kuat dan tahan lama. Sehingga

operator dapat lebih mudah dalam melakukan kontrol PH dan

nantinya dalam proses penambahan kapur dapat memenuhi syarat

sehingga PH dari purified gypsum dapat terkontrol atau kandungan

P

2

O

5

total dapat sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.

(78)

• Improve yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal

tersebut

adalah

dengan

melakukan

pelatihan

Pelatihan

kepekaan

dan

skill

kepada

operator.

Sehingga fluktuasi kenaikan temperatur pada calsiner

dapat dikendalikan dengan mengoperasikan alat flash

calciner dengan standar temperatur ada disekitar

800°C

(79)
(80)

Kriteria performansi

1. Pada kriteria pertama diberikan bobot 60 %.

Pertimbangan manajemen adalah karena kandungan P2O5baik yang larut air maupun total menjadi parameter kualitas utama pada produk cement retarder. Dan menjadi penawaran utama perusahaan kepada customer (Pabrik Semen).

2. Kandungan H2O kristal diberikan bobot sebesar 40 %, pertimbangan diberikannya bobot tersebut oleh

manajemen perusahaan dikarenakan parameter

kandungan H2O Kristal menjadi prioritas kedua setelah kandungan P2O5 dimana kriteria tersebut dipenuhi perusahaan dengan mengandalkan standarisasi yang ada .

(81)

Kusioner untuk pilihan kombinasi

(82)

Perhitungan Value

(83)

Pemilihan alternatif menurut nilai performance,

cost, dan value yang terbesar

Analisa pemilihan alternatif mengacu terhadap

nilai performance

(84)

• Analisa pemilihan alternatif mengacu terhadap nilai

Cost

(85)

• Analisa pemilihan alternatif mengacu terhadap nilai

value.

(86)

Perbaikan

Kelebihan dan kelemahan usulan perbaikan

terbaik.

Setelah diperoleh rekomendasi kombinasi

alternatif terbaik yang mengacu pada nilai

performance, cost, dan value. Tidak menutup

kemungkinan usulan tersebut mempunyai

kelebihan dan bahkan kekurangan.

(87)

Alternatif penambahan tenaga kerja

outsourcing (filter cloth dan line sistem

vaccum pressure) dan pelatihan kepekaan dan

skill pada opertor bagian kalsinasi

Adapun alternatif tersebut memiliki kelebihan antara lain :

Mempercepat proses produksi di bagian purifikasi dengan bagian

kalsinasi

Mengurangi gangguan pada kandungan P

2

O

5

larut air dengan H

2

O

kristal pada produk cement retarder

Dapat menepati order pelanggan

Meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan membuat

peningkatan demand perusahaan.

Tetapi alternatif ini juga memiliki kelemahan yaitu:

Alternatif ini tidak dapat mengatasi kurangnya pengontrolan PH

dengan menambahkan kapur

(88)

Alternatif penggantian sistem PH meter manual

dengan PH meter yang online dan pelatihan

kepekaan dan skil kepada operator bagian

kalsinasi.

Alternatif ini merupakan usulan perbaikan untuk

• Mengurangi jenis kegagalan pada P

2

O

5

total dan H

2

O

kristal.

• Meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan

membuat peningkatan demand perusahaan.

Tetapi alternatif ini juga memiliki kelemahan yaitu:

• Tidak dapat meningkatkan kecepatan produksi di

(89)

Alternatif penambahan tenaga kerja

outsourcing (filter cloth dan line sistem

vaccum pressure), penggantian sistem PH

meter manual dengan PH meter yang online

dan pelatihan kepekaan dan skil kepada

(90)

Adapun alternatif tersebut memiliki kelebihan antara lain :

• Mengurangi semua jenis kegagalan pada kandungan P2O5 larut air, P2O5 total dan H2O kristal.

• Meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan membuat peningkatan

demand perusahaan.

• Mengurangi kesalahan operator pada bagian kalsinasi yang menyebabkan terjadinya gangguan pada kandungan H2O kristal

• Mempercepat proses produksi pada bagian purifikasi dan bagian pengontrolan kadar PH dengan kapur.

Tetapi alternatif ini juga memiliki kelemahan yaitu:

• Alternatif ini mempunyai biaya yang tinggi untuk membeli alat PH meter (online)

• Perusahaan belum ada arah kebijakan untuk penggantian sistem PH meter manual dengan PH meter yang online karena banyak pertimbangan lain selain cost yang cukup tinggi.

(91)

Kesimpulan dan Saran

1. Berdasarkan nilai ppk dan pp dari hasil proses kapabilitas maka

kandungan yang paling sering mengalami off spec pada unit 3 pabrik

cement retarder adalah kandungan P2O5 larut air, P2O5 total dan H2O kristal.

2. Berdasarkan RCA (root cause analyze) penyebab terjadinya masing-masing jenis gangguan kandungan adalah :

P2O5 larut air :

a. vaccum pressure di peralatan unit purifikasi kurang maksimal b. Filter cloth di peralatan filter purifikasi buntu

c. Line sistem vaccum pressure pump di unit purifikasi buntu d. Filter cloth di peralatan filter pabrik PA buntu

(92)

P2O5 total :

a. Kontrol PH pada pemurnian P2O5 total dengan kapur kurang optimal

b. water cleaning tiap seminggu sekali c. Supply power terganggu

d. Terjadi kerusakan pada equipment utama e. Produksi cut rate karena gangguan peralatan

f. Penggunaan bahan baku phospat rock mesir terjadi permasalahan proses

H2O kristal :

(93)

3. Berdasarkan hasil perhitungan baik pada pengukuran performansi

alternatif dan pengukuran biaya serta value didapatkan bahwa kombinasi alternatif perbaikan dari satu dan tiga merupakan rekomendasi yang terbaik.

Berdasarkan perhitungan didapatkan usulan perbaikan untuk mereduksi kegagalan yang menjadi fokus utama adalah:

a. penambahan tenaga kerja outsourcing (filter cloth dan line sistem vaccum pressure) sebagai alternatif pengganti.

b. pelatihan kepekaan dan skill pada opertor bagian kalsinasi sehingga dapat mengurangi terjadinya overheating flash calciner yang

(94)

Saran

Beberapa saran dan masukan yang diberikan pada penelitian ini adalah:

Perlu adanya informasi balik dalam bentuk Training / Diklat atau seminar kepada karyawan yang terkait dengan produk cement retarder yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

cement retarder dan fungsi aplikasinya di pabrik semen.

Setiap langkah perbaikkan baik berupa shutdown cleaning maupun perbaikan peralatan harus terukur hasil perbaikkannya sehingga setelah dilakukan perbaikan akan didapatkan hasil performance sesuai yang diharapkan.

Untuk penelitian selanjutnya dapat dibuat penelitian hingga control sehingga hasil dari usulan perbaikan dapat dibuktikan tingkat keberhasilannya.

(95)

DAFTAR PUSTAKA

Evans, J. R. dan Lindsay, W. M. 2007. Pengantar Six Sigma; An Introduction to Six Sigma and Process Improvement. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat.

Gaspersz, Vincent. (2007), Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Gaspersz, Vincent. (2002), Pedoman Implementasi Program Six Sigma

Terintegrasi Dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Hines, Peter and Taylor, David (2000). “Going Lean”. Proceeding of Lean Enterprise Research Centre, Cardiff Business School, UK.

Ibrahim, Budy. 1997. TQM Panduan Untuk Menghadapi Persaingan

(96)

DAFTAR PUSTAKA

Montgomery, Douglas C. 1996. Pengantar Pengendalian Kualitas

Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pande, Peter S, Neuman Robert P, and Roland R.Cavanagh. 2002. The Six Sigma Way :TeamFieldbook, an Implementation Guide for Process Improvement. McGraw-Hill.

Park, Sung H. (2003). Six Sigma for Quality and Productivity Promotion. Asian Productivity Organization, Tokyo.

Saaty,Thomas L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Seri Manajemen No.134, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Saaty, Thomas L., 2000. Fundamental of Decision Making and Priority Theory with The Analytic Hierarchy Process. Pittsburgh: RWS Publication. Yohanita.2011.Industri Semen Indonesia,

(97)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya

SEKIAN

&

TERIMA

KASIH

Gambar

Grafik Pengendali (Control chart)
Grafik Sigma Level proses produksi cement  retarder bulan april sampai juni 2011

Referensi

Dokumen terkait

Kecuali disepakati lain secara tertulis oleh PARA PIHAK, seluruh biaya-biaya yang timbul dalam rangka penyusunan dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman yang

1) Kontribusi UKM di Kota Batu memberikan peningkatan pada pendapatan daerah namun pertumbuhan ekonomi Kota Batu menurun sehingga Pemerintah harus memberikan

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil karya ilmiah dan hasil penelitian. Termasuk

Secara kuantitas, dengan sedikitnya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan, maka menjadi kendala bagi program pengelolaan lingkungan KHMT, namun secara

Infeksi virus vvIBD menyebabkan kerusakan yang parah hingga terjadi deplesi sel limfoid pada folikel limfoid bursa fabricius sehingga ukurannya terlihat mengecil hingga

Tahap ini akan dikembangkan modul-modul program untuk program utama serta program untuk masing-masing agent yang akan digunakan dalam game sesuai dengan perilaku

Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui penetrasi kulit oleh larva filariorm yang ada di tanah. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8

Biaya Modal Rata – Rata Tertimbang …….... Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi