• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 4, No. 4, April 2014 ISSN 0854-2172

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

Siti Nurjanah

SDN Pangkah 01 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

Abstrak

Dalam mata pelajaran secara keseluruhan di SD tempat peneliti bekerja, pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pelajaran yang nilai rata-rata kelasnya paling rendah. Dari tahun ke tahun nilai rata-ratanya hanya kisaran 65 dengan KKM 70. Oleh karena itu, peningkatan mutu pun masih terfokus pada upaya peningkatan prestasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Permasalahan yang muncul apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktifitas siswa SD Negeri Pangkah 01 kelas I dalam pokok bahasan Cuaca di sekitar kita. Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa SD Negeri Pangkah 01 pada pokok bahasan Cuaca di sekitar kita melalui penerapan metode demonstrasi. Hasil dari penelitian ini dirancang dengan melalui dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Dari siklus I sampai siklus II melibatkan beberapa komponen, antara lain peneliti itu sendiri, pengamat siswa, dan unsur lain yang terlibat dalam penelitian tersebut. Pelaksanaan siklus itu sendiri terdiri dari beberapa tahap, seperti siklus I tahap yang dilalui adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tahap refleksi. Demikian juga untuk siklus II.Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa dengan menggunakan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi dan aktifitas siswa pada pokok bahasan Cuaca di sekitar kita di SD Negeri Pangkah 01 Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013. Saran yang dapat disampaikan penulis, sebaiknya dalam meningkatkan prestasi belajar dan aktifitas siswa pada mata pelajaran IPA dengan Pokok bahasan Cuaca di sekitar kita untuk siswa kelas I dapat digunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran.

© 2014 Dinamika

Kata Kunci: Demonstrasi, hasil belajar, uaca disekitar kita

PENDAHULUAN

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dari suatu pembelajaran. Hal ini meru-pakan hal utama yang diperhatikan oleh berbagai pihak dalam rangka mengukur tingkat keber-hasilan proses pembelajaran.

Masalah yang dihadapi dalam kenyataan adalah adanya hasil pembelajaran, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas I di SDN Pangkah 01, belum mencapai nilai yang maksimal. Hal ini bisa dilihat dari dari nilai rata-rata ulangan harian yang masih di bawah KKM.Yaitu KKM 70, nilai rata-rata yang diperoleh 65.

Masalah ini disebabkan guru dalam menggunakan metode yang kurang sesuai. Kebiasaan guru hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Kemampuan guru dalam menggu-nakan metode demonstrasi masih kurang. Sehingga dalam proses pembelajaran terkesan mono-ton dan kurang menarik.

Di samping penggunakan metode yang kurang sesuai, juga karena alat peraga yang digu-nakan masih terbatas. Hal ini bisa dilihat dalam proses pembelajaran alat peraga yang digudigu-nakan

(2)

seadanya. Guru tidak menyiapkan alat peraga secara matang.

Dengan melihat keadaan seperti ini, otomatis siswa tidak tertarik dalam mengikuti pela-jaran. Sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pelapela-jaran. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran. Ada siswa yang bercanda, ada yang berlarian ke sana ke mari, ada yang bermain sendiri dan sebagainya.

Dengan alasan tersebut di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok Cuaca di Sekitar Kita Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas I SD Negeri Pangkah 01”

Dari latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah: 1)apakah metode demon-strasi dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas I pada mata pelajaran IPA? 2)Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I pada mata pelajaran IPA?

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristi-wa yang terjadi di alam. Nash dalam bukunya , The Nature of Sciencies menyatakan bahperistiwa-peristi-wa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Selain itu Nash juga menjelaskan , bahwa cara IPA mengamati alam ini bersifat analisis, lengkap, cermat dan menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain, sehingga keseluruhan membentuk suatu perspektif yang baru tentang obyek yang diamatinya (Darmodjo, 1992 : 3).

IPA merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas physical science (ilmu fisika) dan life

science(ilmu biologi). Physical science meliputi ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi dan

mineral-ogy, meteorology dan fisika. Sedangkan life science meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi). White Head A. N. menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde yang pertama adalah observasi, yaitu berdasarkan pada hasil observasi terhadap gejala atau fakta. Orde yang kedua adalah orde konseptual yang didasar-kan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (Samatowa, 2006 : 1).

Menurut Suyoso (1998:23), IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobyek, bermetode dan berlaku secara universal.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipa-hami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadi-an, aturkejadi-an, dan urutan melakukan suatu kegiatkejadi-an, baik secara langsung maupun melalui penggu-naan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah, 2000:22).

Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa “metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.

Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bah-an-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan ke-mampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan

Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA yaitu: langkah pertama adalah tahap persiapan, pada tahap perisapan ada beberapa hal yang harus di-lakukan, yaitu: 1)Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi

(3)

be-rakhir; 2)Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan; 3)Lakukan uji coba demonstrasi.

Langkah kedua tahap pelaksanaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: 1)aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan; 2)Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa; 3)Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misal-nya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demon-strasi.

Dalam pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA guru perlu meran-cang langkah-langkah sebagai berikut.1)Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi; 2)Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan; 3)Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa; 4)Beri-kan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikir4)Beri-kan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

Setelah proses pembelajaran selesai perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas ter-tentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembe-lajaran. Dan juga dapat diakhiri dengan kegiatan diskusi. Dalam diskusi ini dapat diberikan atau diminta komentar, kritik, saran, atau penjelasan yang berhubungan dengan demonstrasi yang dilakukan. Diskusi ini penting, terutama jika demonstrasi dilakukan oleh siswa. Hal ini diperlu-kan untuk meyakindiperlu-kan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain mem-berikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, dianta-ranya: 1)Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan; 2)Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi; 3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membanding-kan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa amembanding-kan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya: 1)Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak; 2)Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ce-ramah; 3)Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri Pangkah 01 Kecamatan Pangkah. Peneliti memilih tempat tersebut dengan alasan bahwa peneliti adalah guru kelas I di sekolah tersebut sehingga banyak kemudahan, tidak mengganggu kegiatan guru lain, biaya murah, dan kegiatan belajar berjalan secara alamiah. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yakni bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2012.

Subyek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri Pangkah 01 Kecamatan Pangkah yang berjumlah 42 orang siswa yang terdiri dari 24 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa

(4)

perem-puan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (ulangan har-ian), observasi, dan dokumentasi. Dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data tentang aktifitas dan prestasi belajar.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah butir soal tes (formatif/ulangan har-ian), lembar pengamatan/daftar cocok (Check List), serta tabel. Butir soal ulangan harian yang di-gunakan untuk mengukur prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran. Lembar pengamatan/ daftar cocok (Check List) digunakan untuk mengukur tingkat aktifitas dan kualitas pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk membanding-kan prestasi belajar melalui tes formatif/nilai harian antar siklus. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

Aktifitas dan hasil belajar berdasarkan dokumen ulangan harian khususnya materi cuaca di sekitar kita sebelum penggunaan metode demonstrasi dari 42 siswa, aktifitas pembelajaran diketahui hanya 4 orang siswa yang aktif atau 9%, yang cukup aktif 18 orang siswa atau 43 %, kurang aktif 20 orang siswa atau 48 %, tuntas belajar dengan KKM 70. Setelah penerapan metode demonstrasi, diharapkan : 1)Aktifitas belajar menunjukkan 80 % aktif dan sangat aktif sehingga hanya 20 % siswa cukup aktif dan kurang aktif serta tidak aktif; 2)Prestasi belajar menunjukkan 80 % tuntas belajar klasikal dengan KKM 70.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Hal ini mengacu pendapat Sulipan (2008) secara tegas mengatakan bahwa penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang beruntun, informasi dari siklus yang kedua, ketiga dan sesterusnya tidak dapat dirancang se-belum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya. Setiap siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) pelaksanaan tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting), yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlang-sung secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan dan tindakan.

Siklus I

1. Perencanaan (planning)

a. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi cuaca di sekitar kita.

b. Menyusun instrumen pengumpulan data prestasi belajar berupa soal formatif atau ulangan harian.

c. Menyusun instrumen observasi terhadap siswa d. Menyusun observasi terhadap guru

e. Menyiapkan media / alat peraga untuk kegiatan pembelajaran 2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Peneliti (guru) sebagai peneliti melakukan tindakan kelas sesuai dengan rencana pelaksan-aan pembelajaran yang telah disusun, yaitu:

a. Guru bertanya jawab tentang cuaca di sekitar kita.

b. Guru menunjukkan gambar musim hujan dan musim kemarau.

c. Siswa mengamati gambar yang menunjukkan musim hujan dan musim kemarau.

d. Guru menjelaskan tanda-tanda turun hujan, ciri-ciri musim hujan dan musim kemarau serta perbadaan suhu pada musim hujan dan musim kemarau.

e. Guru menunjukkan model/gambar macam-macam pakaian yang biasa digunakan pada musim hujan dan musim kemarau.

(5)

f. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa 7. Memberikan tes formatif

8. Memberikan balikan dan pengayaan 9. Memberikan tugas rumah (PR) 3. Pengamatan (observing)

Pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi cuaca di sekitar kita, satu orang dari teman sejawat sebagai pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran untuk mendapatkan data observasi keaktifan siswa dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

Akhir pembelajaran diadakan tes formatif atau ulangan harian. Kemudian hasil tes for-matif atau ulangan harian dianalisis. Begitu juga hasil observasi untuk dijadikan umpan balik (refleksi) pada tindakan siklus berikutnya (siklus II). Kegiatan refleksi digunakan oleh pengamat untuk memberikan laporan hasil pengamatannya yang berupa kelebihan dan kekurangan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Laporan tersebut didiskusikan untuk perbaikan pada pertemuan siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan (planning)

a. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II.

b. Menyusun instrumen pengumpulan data prestasi belajar berupa soal formatif atau ulangan harian.

c. Menyusun instrumen observasi terhadap siswa d. Menyusun observasi terhadap guru

e. Menyiapkan media / alat peraga untuk kegiatan pembelajaran 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas (acting)

a. Peneliti (guru) sebagai peneliti melakukan tindakan kelas sesuai dengan rencana pelaksan-aan pembelajaran yang telah disusun pada siklus II. Yaitu:

b. Dengan metode demonstrasi guru menjelaskan tanda-tanda turun hujan, ciri-ciri musim hujan dan musim kemarau serta perbedaan suhu musim hujan dan musim kemarau c. Guru menunjukkan model/gambar macam-macam pakaian yang biasa digunakan pada

musim hujan dan musim kemarau

d. Siswa mendemosntrasikan materi yang telah diajarkan.

e. Guru dan siswa bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. f. Memberikan penguatan dan penyimpulan.

g. Siswa mengerjakan tes formatif. 3. Observasi (observating)

Pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi cuaca di sekitar kita, satu orang dari teman sejawat sebagai pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran untuk mendapatkan data observasi keaktifan siswa dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

Akhir pembelajaran diadakan tes formatif atau ulangan harian. Kemudian hasil tes for-matif atau ulangan harian dianalisis. Begitu juga hasil observasi untuk dijadikan umpan balik (re-fleksi). Pada siklus ini diharapkan peneliti berhasil mencapai tujuan, yaitu aktifitas dan prestasi belajar mencapai 80 % tuntas belajar klasikal dengan KKM 70 dan rata-rata nilai di atas 70.

HASIL PENELITIAN

Data sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari dokumen daftar nilai siswa pada se-mester gasal Tahun pelajaran 2011/2012. Data khusus prestasi belajar materi cuaca di sekitar

(6)

kita adalah sebagai berikut: (a) jumlah siswa 42, dengan nilai rata-rata 65, (b) jumlah siswa yang tuntas 22, (c) jumlah siswa yang tidak tuntas 20, (d) nilai KKM 70, (e) prosentase tidak tuntas KKM 48 %.

Kegiatan siklus I peneliti melakukan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan RPP siklus I. Hasil penelitian tindakan yang berupa pelaksanaan pembelajaran adalah data observasi dari pengamat tentang aktifitas belajar siswa, observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pemb-elajaran dan tes prestasi belajar berupa ulangan. Data tersebut dituangkan pada rekapitulasi data yang ditunjukkan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Rekapitulasi Data Prestasi Belajar

1 Jumlah Siswa 42

2 Rata-rata 84

3 Nilai Tertinggi 100

4 Nilai Terendah 30

5 KKM 70

6 Jumlah Siswa yang Tuntas 32

7 Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 10

8 Prosentasi Tuntas KKM 76%

9 Prosentasi Tidak Tuntas KKM 24%

Keaktifan yang semula hanya 4 orang siswa yang aktif belajar menjadi 6 orang siswa dan yang kurang aktif menurun dari 20 orang siswa menjadi 15 orang. Prestasi belajar juga mengalami kenaikan cukup tajam, yaitu yang semula ketidaktuntasan belajar 48 % menurun menjadi 24 %, sebaliknya ketuntasan belajar naik menjadi 76 % tuntas klasikal dengan KKM 70, rata-rata hasil belajar mencapai 84. Siklus I berdasarkan hasil diskusi dengan pengamat tetap harus dilanjutkan ke siklus II karena masih cukup banyak siswa yang kurang aktif belajar dan belum mencapai 80 % ketuntasan klasikal sehingga belum mencapai keberhasilan.

Kegiatan siklus II peneliti melakukan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus II yang merupakan perbaikan rencana siklus I. Hasil pe-nelitian tindakan yang berupa pelaksanaan pembelajaran adalah data observasi dari pengamat tentang aktifitas belajar siswa, observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan tes prestasi berupa ulangan. Data tersebut dituangkan pada rekapitulasi yang ditunjukkan pada tabel 2 dan 3 sebagai berikut:

Tabel 2 Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Tingkat Keaktifan Jumlah Siswa

1. Sangat Aktif 7 2. Aktif 23 3. Cukup Aktif 7 4. Kurang Aktif 5 5. Tidak Aktif -Jumlah 42

(7)

Tabel 3 Rekapitulasi Data Prestasi Belajar 1 Jumlah Siswa 42 2 Rata-rata 87 3 Nilai Tertinggi 100 4 Nilai Terendah 40 5 KKM 70

6 Jumlah Siswa yang Tuntas 40

7 Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 2

8 Prosentasi Tuntas KKM 95%

9 Prosentasi Tidak Tuntas KKM 5%

Hasil tindakan siklus II ternyata dapat meningkatkan keaktifan belajar siklus I, yaitu bisa meningkat aktifitasnya menjadi 7 orang sangat aktif, 23 orang aktif, 7 orang cukup aktif dan 5 orang kurang aktif serta tidak ada yang tidak aktif. Prestasi belajar juga meningkat, yaitu bisa mencapai ketuntasan belajar klasikal 95% dengan KKM 70 dan rata-rata nilai meningkat menjadi 87.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan pada siklus II ini, pengamat bersama peneliti sepakat untuk menghentikan penelitian.

PENUTUP

Simpulan. Dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dari sebelum penelitian keaktifan belajar hanya 4 orang yang aktif, meningkat tajam setelah diadakan tindakan 2 (dua) siklus menjadi 7 orang sangat aktif, 23 orang aktif, 7 orang cukup aktif dan 5 orang kurang aktif serta tidak ada yang tidak aktif.

Prestasi belajar juga meningkat dari 48 % tuntas belajar dengan KKM 70 dan rata-rata 65 menjadi 95 % ketuntasan belajar klasikal dengan KKM 70 dan nilai rata-rata 87.

Saran, Untuk mengoptimalkan hasil belajar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran, antara lain:

1. Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.

2. Mengalokasikan waktu dan memanfaatkan waktu dalam pembelajaran dengan baik, mulai kegiatan awal sampai akhir sesuai proporsi masing-masing.

3. Dalam melaksanakan pembelajaran IPA, hendaknya menjadikan metode demonstrasi seba-gai cara dalam penyampaian pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih konkrit dan bermakna bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Nasional. Nurjanah, Siti. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Pokok Pengaruh Musim Pada Kegiatan

Manusia Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas I SD Negeri Pangkah 01. Penelitian Tinda-kan Kelas. SDN Pangkah 01

Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar  Siswa. Skripsi. Medan : FT. UNIMED.

Samatowa, Usman (2006), Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidi-kan Nasional Direktorat Jendral PendidiPendidi-kan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sugihartono, et al. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Perss. Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi Data Prestasi Belajar
Tabel 3 Rekapitulasi Data Prestasi Belajar 1 Jumlah Siswa 42 2 Rata-rata 87 3 Nilai Tertinggi 100 4 Nilai Terendah 40 5 KKM 70

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penting peran divisi Teknologi Informasi dalam mempercepat pertumbuhan dan perkembangan investasi perusahaan karena kemudahan – kemudahan yang

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Arsip Daerah, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh Kantor Arsip Daerah Kabupaten Batang adalah sebagai berikut

Pada praktikum sensor dan robotik minggu ke 1, dalam mengoperasikan robot untuk pergerakan sederhana dapat dilakukan dengan Teach Pendant yang telah

Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan

Histogram tersebut menunjukan peningkatan yang baik dalam perkembangan keterampilan motorik halus dibandingkan dengan hasil observasi pra tindakan, walaupun masih

Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I mempunyai forum Membantu Gubernur dalam melaksanakan wewenang koordinasi tata pengaturan air yang berdasarkan Pasal 8

EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN SAKUBUN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu