35
AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa Linn.) TERHADAP TITER ANTIBODI DAN JUMLAH SEL LEUKOSIT
PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Yufri Aldi dan Suhatri
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
ABSTRACT
The research about activity of ethanolic extract of jintan hitam (Nigella sativa Linn.) seed on antibody titers and amount of leucosit cell of mice have been done. The mice which has inducted with anti-gen (Goat Eritrosit 5%) in the 1th, 7th, and 14th day
were given the extract on 15th day up to 20th day. The result of the research show that
extract at dose 50 mg/kg BW, 100 mg/kg BW, 200 mg/kg BW can improve the antibody titers and the amount of neutrofil cells, monosit, and limfosit cells (P<0,01).
Keywords: Nigella sativa, antibody titer, leucosit cell PENDAHULUAN
Pemakaian obat tradisional masih banyak digunakan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Meski sekarang sudah banyak orang menggunakan obat– obatan modern sebagai pelengkap tetapi obat tradisional masih mempunyai kedudukan khusus dalam masyarakat. Pengobatan secara tradisional berdasarkan pada upaya untuk mengembalikan dan memperkuat penyembuhan secara alami (Donatus, 1983).
Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.) merupakan tanaman rempah yang telah digunakan sebagai obat tradisional. Rempah berbentuk biji hitam ini telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jenis tanaman ini telah disebut–sebut sebagai tanaman obat
dalam perkembangan awal agama Islam (Hendrik, 2009).
Penggunaan jintan hitam sebagai obat atau yang berkhasiat obat adalah pada bagian bijinya. Khasiat dari biji jintan hitam adalah untuk mengobati aneka penyakit seperti menguatkan sistem kekebalan tubuh, asma, bronkhitis, diabetes, meningkatkan produksi air susu ibu, anti histamin atau anti alergi, menjaga elastisitas kulit, anti oksidan, anti tumor, kanker, memperbaiki saluran pencernaan, anti bakteri, menurunkan kolesterol dan meningkatkan kinerja jantung. Kandungan kimia dari jintan hitam (Nigella sativa Linn.) ini mengandung nigellienine, nigellamine-n-oxide, minyak atsiri, minyak lemak, senyawa golongan alkaloid, saponin, steroid, alkaloid isokuinolin, oleat, dan linolenat (Hendrik, 2009).
Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) merupakan tanaman yang dapat merangsang dan memperkuat sistem
36 imun tubuh manusia melalui peningkatan jumlah, mutu, dan aktivitas sel–sel imun tubuh. Protein–protein yang terkandung dalam ekstrak jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dapat menghasilkan efek stimulator pada sistem imun tubuh (Hendrik, 2009). Jintan hitam ini diduga bekerja sebagai imunomodulator yaitu yang bekerja dengan cara melakukan modulasi (perbaikan) terhadap sistem imun (Bellanti, 1993).
Sistem imun dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan mekanisme pertahanan tubuh atau disebut juga sistem limforetikular. Mekanisme pertahanan ini dibagi menjadi dua kelompok fungsional, yaitu pertahanan non spesifik dan spesifik. Pertahanan non spesifik meliputi kulit dan membran mukosa, mekanisme pertahanan ini merupakan bawaan (innate immunity) artinya pertahanan tersebut secara alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara intrinsik oleh kontak dengan agen infeksi sebelumnya (Bratawijaya,1993). Mekanisme pertahanan ini berperan sebagai garis pertahanan pertama dan menghambat kebanyakan patogen potensial sebelum menjadi infeksi yang tampak (Subowo, 1993; Tizar, 1988).
Mekanisme pertahanan spesifik meliputi sistem imunitas humoral yaitu dengan produksi antibodi oleh sel B dan sistem imunitas seluler oleh sel T. Sistem pertahanan ini bersifat adaptif dan didapat, yaitu menghasilkan reaksi spesifik pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah terjadi paparan terhadap mikroba tersebut sebelumnya. Sistem pertahanan ini sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit dikemudian hari (Tizar, 1988).
Respon imun diperantarai oleh berbagai sel dan molekul terlarut yang diseksresikan oleh sel-sel tersebut. Sel–sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan sel NK), sel fagosit (neutrofil, eusinofil, monosit dan magrofag), sel asesori (basofil, sel mast, dan trombosit), sel–sel jaringan. Bahan terlarut yang disekresi dapat berupa antibodi, komplemen, mediator radang, dan sitokin. Sel–sel lain dalam jaringan walaupun bukan merupakan bagian utama dari respon imun juga dapat berperan serta dengan memberi isyarat pada limfosit atau berespon terhadap sitokin yang dilepaskan oleh limfosit atau makrofag (Wahab, 2002).
Berdasarkan hal diatas maka peneliti telah melakukan pengujian aktivitas ekstrak etanol biji jintan hitan (Nigella sativa Linn.) terhadap sistem imun non spesifik dengan menghitung jumlah antibodi menggunakan metoda titer antibodi, menghitung bobot relatif limfa mencit putih jantan dan menghitung jumlah sel leukosit dengan metoda hapusan darah pada mencit putih jantan.
METODE PENELITIAN Alat
Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat alat destilasi vakum, rotary
evaporator, botol maserasi, jarum suntik, gunting, timbangan, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, kaca objek, plat tetes, lumpang dan alu, vial, spatel, dan mikroskop.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah biji jintan hitam, etanol 96%, air suling, NaCl fisiologis, eritrosit kambing, minyak emersi, metanol
37 murni, pewarna Giemsa (D6 100-darstadt), heparin (D-34209 Melsungen Germany).
Prosedur Kerja Pembuatan Sampel
Biji jintan hitam 1 kg diekstraksi dengan etanol 96% kemudian pelarutnya diuapkan secara vakum sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 29,85 g. Terhadap ekstrak kental ini dilakukan standarisasi ekstrak seperti kandungan metabolit sekunder dan susut pengeringan.
Pembuatan antigen
Darah kambing dicuci dengan larutan NaCl fisiologis (1:1) masing–masing sebanyak 5 ml dan di aduk homogen kemudian disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit, dibuang supernatannya, diulangi 3 kali dengan menambahkan 5 ml NaCl fisiologis setiap pengulangan. Setelah didapatkan eritrosit kambing kemudian dibuat suspensi 5% (diambil 0,2 ml eritrosit kambing lalu dicukupkan dengan NaCl fisiologis hingga volume suspensi 4 ml).
Pembuatan larutan uji
Larutan uji dengan dosis 50 mg/kg BB dibuat dengan cara mensuspensikan 50 mg ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dengan 50 mg Na CMC yang dikembangkan dengan air panas 1 ml, kemudian digerus dan ditambahkan kedalam ekstrak yang telah ditimbang, digerus homogen dan dicukupkan volume dengan aquadest sampai volume 10 ml. Cara yang sama digunkan untuk dosis 100, 200 mg/kg BB dengan berat ekstrak masing-masing 0,1 dan 0,2 gram untuk volume 10 ml.
Sensititasi Hewan
Hewan percobaan terdiri dari 15 ekor yang dibagi atas 5 kelompok yaitu kontrol negatif (I), kontrol positif (II), kelompok dosis 50 mg/kg BB (III), kelompok dosis 100 mg/kg BB (IV) dan kelompok dosis 200 mg/kg BB (V).
Hewan percobaan yang telah diaklimatisasi kemudian disensitisasi (pemberian antigen pertama) dengan 0,2 ml suspensi eritrosit kambing 5% pada hari 1 secara intra peritoneal, kemudian dilakukan pembosteran dengan 0,1 ml suspensi eritrosit kambing 5% secara subkutan pada hari ke 7 dan 14. Suspensi ekstrak diberikan pada hari ke 15 sampai hari ke 20 secara oral dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB.
Penentuan Titer Antibodi
Pada hari ke 21 mencit dibunuh, diambil darah dengan cara memotong vena bagian leher, biarkan selama 30 menit, lalu disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit. Bagian serumnya disiapkan 10 buah tabung reaksi, dimasukkan larutan NaCl fisiologis 0,2 ml pada masing-masing tabung. Pada tabung pertama ditambahkan 0,2 ml serum, dikocok sampai homogen. 0,2 ml larutan pada tabung pertama pindahkan kedalam tabung kedua kemudian dikocok dan pipet 0,2 ml larutan pada tabung kedua dan dipindahkan kedalam tabung ketiga, kemudian dikocok sampai homogen. Lakukan hal ini sampai pada tabung reaksi kesepuluh. Pada tabung kesepuluh, 0,2 ml larutan dibuang sehingga hasil pengenceran dari serum yaitu ½, ¼, 1/
8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128, 1/256, 1/
512, dan 1/1024. 0,1 ml suspensi eritrosit
kambing 5% dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit, diamati penggumpalan
38 yang terjadi. Angka titer ditentukan dengan pengenceran tertinggi yang masih dapat beraglutinasi dengan eritrosit kambing (Sadikin, 2008). Angka titer dihitung dengan rumus :
2Log Pengenceran
Menghitung Jumlah Sel Leukosit dari Metode Hapusan Darah
Darah segar diteteskan pada gelas objek satu tetes, lalu ditipiskan dan diratakan dengan gelas objek lain sehingga diperoleh lapisan darah yang homogen (hapusan darah), lalu keringkan. Setelah kering ditetesi dengan metanol, sehingga menutupi seluruh hapusan darah, biarkan 5 menit, ditambahkan satu tetes larutan Giemsa yang telah diencerkan dengan aquadest (1:20), biarkan selama 20 menit, dicuci dengan aquadest, setelah kering lihat di mikroskop. Kemudian dihitung jumlah sel eusinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit pada perbesaran 1000 X dengan menggunakan minyak emersi (Supandiman, 1997).
Perhitungan Jumlah Sel Limfosit pada Limfa
1. Penimbangan bobot limfa relatif Setelah darah mencit diambil untuk pengujian titer antibodi, kemudian mencit dibedah dan diambil limfanya, ditimbang bobot relatifnya satu persatu. Bobot limfa relatif terhadap kontrol dihitung dengan rumus :
100% mencit Bobot limfa Bobot
2. Penghitungan jumlah sel limfosit Setelah didapatkan bobot relatif limfa, timbang 50 mg limfa kemudian disuspensikan dalam 2 ml larutan dapar pospat pH 7,4 gerus sampai halus dan
homogen, sebanyak 20 µl larutan limfa, lalu diletakkan pada kaca objek dan dibiarkan mengering, setelah itu difiksasi dalam metanol selama 2 menit kemudian dibilas dengan aquadest dan kering anginkan, diencerkan dengan pewarna Giemsa denga dapar pospat, dengan perbandingan (1:20), preparat yang telah difiksasi, diwarnai dengan cara meneteskan pewarna Giemsa sebanyak 10 tetes biarkan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan air suling dan dikeringkan. Hitung jumlah sel limfositnya dihitung dibawah mikroskop menggunakan minyak emersi dengan perbesaran 1000 X.
Persen kenaikan sel limfosit dihitung dengan rumus :
Pengolahan Data (Schefler, 1998) Pada penelitian ini data yang diperoleh diolah secara analisis statistik dengan menggunakan metode ANOVA satu arah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak etanol jintan hitam mengandung metabolit sekunder alkaloid, steroid dan saponin dengan nilai susut pengeringan sebesar 27,18%. Hasil susut pengeringan ini dijadikan faktor konversi terhadap penimbangan dosis yang akan digunakan. .
Angka titer ditentukan pada pengenceran tertinggi dari serum mencit yang masih dapat beraglutinasi dengan sel darah merah kambing (Subowo, 1993). Angka titer dapat dicari dengan rumus 2log 4 maka angka titernya
adalah 2. Aglutinasi yang terjadi dipengaruhi 100% kontrol limfosit sel Jumlah dosis limfosit sel Jumlah
39 oleh komplemen. Komplemen yaitu salah satu enzim serum yang berasal dari sistem imun non spesifik yang larut dalam keadaan tidak aktif, tetapi sewaktu-waktu dapat diaktifkan oleh berbagai bahan seperti antigen, komplek imun dan sebagainya. Sedangkan pada
kontrol positif aglutinasi terjadi 2log 16
maka angka titernya adalah 4. Tabel I menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam dapat meningkatkan angka titer antibodi yang merupakan respon imun spesifik.
Tabel I. Titer Antibodi dari Serum Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa Linn.)
Kelompok 1 2 3
x
x
2log Pengen- ceran Angka Titer 2log Pengen-ceran Ang ka Titer 2log Pengen-ceran Ang ka TiterI 2log 4 2 2log 4 2 2log 4 2 2 6
II 2log 8 3 2log 16 4 2log 16 4 3,67 11
III 2log 16 4 2log 32 5 2log 32 5 4,67 14
IV 2log 64 6 2log 256 8 2log 128 7 7 21
V 2log 256 8 2log 128 7 2log 256 8 7,67 23
Dari hasil uji statistik analisa varian satu arah dan dilanjutkan ke uji berjarak Duncan, didapatkan pengaruh dosis sangat signifikan terhadap jumlah sel netrofil segmen, limfosit, monosit dan tidak signifikan terhadap sel
eusinofil dan netrofil batang. Maka pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dapat meningkatkan jumlah sel leukosit darah yang merupakan sistem imun alamiah (non spesifik)
Tabel II. Hasil Perhitungan Sel Leukosit Pada Darah Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa Linn.)
Kelompok Jumlah Sel Leukosit (
x
+ SD, n = 3 )Eusinofil Netrofil
Batang
Netrofil
Segmen Limfosit Monosit
I 2.67 ± 0.58 4.67± 0.58 55.67± 2.52 31.00± 2.65 6.00 ± 1.00
II 1.33± 0.82 5.67± 1.34 45.33± 6.02 37.33± 3.40 10.33± 2.50
III 2.33± 0.69 7.00± 1.76 38.67± 3.74 42.00± 2.47 11.00± 0.88
IV 2.33± 1.25 8.33± 1.41 34.33± 2.75 46.33± 2.87 7.33± 2.22
40 Penentuan bobot limfa relatif mencit, untuk melihat pengaruh antigen dan ekstrak yang diberikan. Berdasarkan hasil kenaikan bobot limfa relatif maka dilakukan perhitungan sel limfosit pada limfa. Dari data dapat dilihat bahwa kenaikan bobot limfa relatif juga diikuti dengan kenaikan sel limfosit pada limfa.
Kenaikan sel limfosit dan bobot relatif disebabkan karena pada limfa terjadi, diferensiasi, dan poliferasi limfosit, sehingga terjadi pembesaran pada limfa.
Tabel III. Bobot Relatif Limfa Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.)
Kelompok Bobot (g)
x
±SD, n = 3 Bobot Limfa Relatif (%)x
±SD, n = 3 Mencit Limfa I 29.00±1.00 0.16±0.01 0.54±0.03 II 26.67±2.52 0.10±0.02 0.38±0.05 III 27.50±0.50 0.11±0.02 0.40±0.06 IV 25.50±0.87 0.12±0.02 0.48±0.07 V 27.33±0.76 0.14±0.01 0.53±0.03Tabel IV. Jumlah Sel Limfosit dan Persentase Kenaikan Sel Limfosit pada Limfa Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.)
Kelompok Jumlah Sel Limfosit
(
x
±SD, n = 3 ) % kenaikan sel limfosit terhadap kontrol (-) % kenaikan sel limfosit terhadap kontrol (+) I 55.67±3.21 0,00 -103,47 II 57.67±5.69 103,59 0,00 III 61.33±5.51 110,17 16,35 IV 70.00±3.61 125,74 121,38 V 72.33±4.16 129,93 125,42Dari empat parameter yang diamati, pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.), dapat meningkatkan antibodi yang merupakan sistem imun dapatan (non spesifik) dan jumlah sel leukosit yang merupakan sistem imun alamiah (spesifik). Kedua sistem imun diatas berperan penting dalam melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme. Maka penggunaan ekstrak etanol biji jintan hitam sangat efektif untuk meningkatkan sistem imun.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella
sativa Linn.) dapat meningkatkan titer
antibodi pada dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB dan dapat meningkatkan jumlah limfosit, dan monosit sangat signifikan (P<0,01), menurunkan jumlah neutrofil segmen sangat signifikan (P<0,01), sedangkan sel eusinofil dan neutrofil batang tidak signifikan.
41 DAFTAR PUSTAKA
Donatus, I.A., 1983, Peranan
Farmakologi Dalam
Pengembangan Obat
Tradisional, oleh Husin, M,
Risalah Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III, Fakultas Farmasi Gajah Mada, Jogjakarta.
Hendrik, 2009, Habbatus Sauda’, Pustaka Iltazam, Solo.
Bellanti, J.A., 1993, Immunologi III, Diterjemahkan oleh A. S. Wahab, dan N. Soerapto, Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Bratawijaya, K. G., 2004, Imunogi
Dasar, edisi ke-6, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Subowo, 1993, Imunobiologi, Cetakan ke-1, Angkasa Bandung.
Tizar, I. R., 1988, Pengantar Imunologi
Veteriner, Edisi 1, Penerjemah
Soehardjo Hardjosworo, Airlangga Universitas Press, Surabaya.
Wahab, S.A. dan Julia M., 2002, Sistem
Imin, Imunisasi dan Penyakit Imun, Widya Medika, Jakarta.
Sadikin, M., 2008, Antibodies Titers in
Rat Immunized Agains Sheep Red Blood Cell (SRBC), diakses
dari http :www.google.com, Jakarta.
Supandiman, I. dkk, 1997, Pedoman
Terapi Haematologi Onkologi,
Penerbit alumni, Bandung. Schefler, C.W., 1998, Statistika Untuk
Biologi, Farmasi, Kedokteran
dan Ilmu Bertautan, diterjemahkan oleh Suroso, Edisi III, Penerbit ITB, Bandung.
Subowo, 1993, Imunobiologi Klinik, Penerbit Angkasa, Bandung.