• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda!"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda!

(2)
(3)

Perkembangan teknologi digital sudah merambah hampir ke seluruh sendi kehidupan masyarakat. Keberadaan media sosial pun makin erat dan dekat dengan masyarakat. Bahkan, ada sebagian besar masyarakat yang menggunakan media sosial sebagai ajang eksistensi diri. Akan tetapi, tanpa disadari, ada ancaman tersembunyi di balik sebuah eksistensi.

Banyak para pengguna smartphone yang lupa tentang keamanan data pribadi miliknya yang diumbar ketika meng-upload foto tiket penerbangan di berbagai media sosial. Sebab, dalam tiket pesawat terdapat beberapa informasi yang dapat digunakan seseorang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kejahatan.

Menurut Pratama Persadha, Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), sebaiknya Anda tidak menampilkan atau memposting boarding pass di media sosial dan jangan membuangnya di tempat sembarangan. Karena siapa tahu memang ada orang yang sengaja menyalahgunakannya.

“Kalaupun ingin memposting tiket di media sosial, tutupi yang memuat informasi pribadi seperti nama ataupun barcode tiket,― tutur Pratama kepada Airmagz baru-baru ini. Ketika akan merencanakan

perjalanan, Anda tentu tidak ingin orang asing tahu kemana tujuan Anda, apalagi sampai tahu nama lengkap serta informasi pribadi lainnya yang nanti bisa dilacak lewat media sosial dan akses internet lainnya.

Pakar keamanan internet, Brian Krebs juga memperingatkan agar para penumpang pesawat tidak mengunggah boarding pass ke media sosial. Dalam tulisan di blog-nya, Brian Krebs menyatakan bahwa kode batang ( barcode) tiket pesawat ada berbagai informasi pribadi. “Bila anda ingin

membuang tiket pesawat, sebaiknya dimasukkan dulu ke mesin penghancur,― begitulah bunyi tulisan tersebut.

Informasi pribadi yang terdapat pada kode tiket di antaranya adalah nama lengkap, waktu

keberangkatan, waktu kedatangan, nomor telepon, surat elektronik, nomor penerbangan, dan nomor kartu pelanggan penerbangan.

Cerita ini bermula ketika salah satu pembaca blog milik Brian Krebs, bernama Cory, melihat seorang temannya mengunggah foto tiket ke Facebook. Cory lalu memotretnya dan memperbesar kode. Cory kemudian membaca kode tersebut lewat sebuah situs. Ternyata dia mendapat banyak informasi dari kode tersebut.

(4)

Dengan informasi tersebut, seorang peretas bisa dengan mudah mengganti password atau PIN berbagai akun pemegang tiket. Pada 2006, Guardian melaporkan, seorang pria bisa mengakses berbagai informasi dari tiket pesawat yang ditemukan di tempat sampah Bandara Heathrow, Inggris. Pria yang memindai kode batang pada tiket mendapatkan nomor paspor dan tanggal lahir. “Dengan mudah saya bisa mencuri identitasnya dan menggunakan namanya untuk sebuah kejahatan,― ujarnya.

Informasi dari Selembar Tiket

Sebenarnya pada tiket pesawat tidak banyak data yang disajikan. Biasanya, dalam tiket pesawat hanya tersaji beberapa informasi mengenai nama penumpang, nomor kursi, terminal keberangkatan, bandara asal dan tujuan, nama maskapai, waktu perjalanan, dan barcode tiket itu sendiri.

Barcode atau gambar kode digital ini dirancang untuk memudahkan komputer membaca informasi

perjalanan yang digunakan penumpang. Jenis barcode yang digunakan pada boarding pass berjenis PDF417, yaitu jenis barcode 2D. “Umumnya, barcode ini digunakan pada jasa transportasi, pos, dan

kartu tanda pengenal. Tapi bukan berarti info yang tidak banyak itu tidak bisa dimanfaatkan untuk kejahatan,― kata Pratama.

Pratama menambahkan, barcode yang tercantum dalam tiket dapat dengan mudah dibaca melalui situs internet atau aplikasi pembaca barcode yang dapat diunduh secara gratis. Dari hasil pembacaan

tersebut akan muncul berbagai macam detail informasi mengenai penerbangan penumpang yang bersangkutan, sehingga dapat disalahgunakan oleh orang lain untuk kepentingan tertentu. Jadi, untuk mencegah penyalahgunaan informasi data pribadi, sebaiknya jangan mengunggah gambar tiket ke media sosial. Selain itu, ada baiknya Anda men- setting private, sehingga postingan hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang telah Anda kenal baik.

Saat ini, kebanyakan pengguna media sosial men- setting “default public― pada akun-nya secara

sengaja atau tidak sengaja, sehingga orang yang tidak dikenal bisa melihat postingan si empunya akun. “Tak hanya foto, bahkan tiket pesawat dapat digunakan orang yang punya niat jahat untuk mengumpulkan identitas seseorang dengan tujuan tertentu,― ujar Pratama.

Menurut Benny S. Butar-butar, Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, tiket dan

boarding pass pesawat hendaknya dijaga dengan baik atau sebaiknya jangan langsung dibuang.

“Sebab, selain memuat beberapa data pribadi, tiket tersebut juga bisa digunakan untuk menjaga kemungkinan hal yang terjadi setelah melakukan penerbangan di kemudian hari,― ujar Benny ketika ditemui Airmagz di Jakarta. Harus diperhatikan bahwa dalam tiket pesawat ada beberapa data pribadi atau identitas penumpang yang mudah disalahgunakan orang lain. “Sebaiknya, ketika sudah

(5)

menerima boarding pass dan kode bagasi, hendaknya disimpan dengan baik,― tuturnya.

Jangan Berikan Peluang bagi Kejahatan

Peluang sekecil apapun, bagi orang yang tak bertanggung jawab, bisa menjadi titik awal untuk melakukan sebuah tindakan kejahatan. Meskipun informasi yang ada pada tiket pesawat tidak mencantumkan informasi yang sensitif, misalnya informasi pembayaran yang digunakan oleh

pengguna, informasi kartu kredit, ataupun alamat rumah, tapi informasi yang terbatas tadi tetap bisa disalahgunakan oleh para pelaku kriminal.

“Modus yang dilakukan pelaku biasanya berpura-pura menjadi pegawai maskapai dan menghubungi calon korban. Modusnya bisa bermacam-macam, misalnya dengan iming-iming bahwa si calon korban telah memenangkan undian atau voucher berhadiah,― ujar Pratama.

Dengan mengetahui nama saja, pelaku kejahatan bisa mencari biodata lebih lanjut dari korban melalui internet. Apalagi bila si korban mencantumkan nomor ponselnya di Facebook. Belum lagi bila si pelaku bisa mengetahui alamat atau nama anggota keluarga lainnya. Dengan banyaknya info yang bisa

ditelusuri, ini jelas berbahaya.

Banyak model kejahatan yang bisa dilakukan, salah satunya dengan cara social engineering. Informasi yang diposting online memang terlihat tidak berbahaya, tetapi tidak demikian dengan pelaku social engineering. Dengan mengumpulkan bermacam informasi dari berbagai sumber, pelaku bisa

mempunyai cukup fakta dari korbannya yang kemudian melakukan kejahatan. Informasi yang terlihat tidak berbahaya tersebut bisa sangat berharga bagi para pelaku.

Bahkan, efek lanjutannya, para pelaku dapat mengancam orang terdekat di lingkup keluarga dengan menjadikan target sasaran. Sebagai contoh, pelaku memanfaatkan informasi yang diposting di media sosial oleh mereka yang sedang berlibur atau pergi ke luar negeri. “Modusnya adalah meyakinkan korban untuk mengirimkan sejumlah uang. Umumnya penipuan ini menargetkan para orangtua yang tidak tahu bahwa sebenarnya informasi tersebut didapat pelaku dari media sosial,― papar Pratama.

Biasanya, pelaku terus mengawasi media sosial milik orang yang sedang bepergian. Tahap berikutnya, pelaku akan menghubungi anggota keluarga korban melalui internet atau telepon dan menceritakan bahwa orang yang bersangkutan sedang terkena musibah, misalnya masuk penjara, menjadi korban pencurian, atau masuk ke rumah sakit. Lalu si pelaku meminta dikirimkan uang dengan cepat. Modus lainnya, dengan menggunakan alamat e-mail dan info yang cukup, pelaku bisa mengirimkan e-mail palsu seolah-olah korban menjadi pemenang undian dari maskapai penerbangan. “Selanjutnya

(6)

korban diminta mentransfer uang dengan alasan pembayaran pajak dari hadiah tersebut. Modus ini yang sering terjadi,― kata Pratama.

Ancaman Jerat Hukum

Bila seseorang hanya melihat dan mengumpulkan data milik orang-orang yang ada di media sosial, jelas tidak ada peraturan yang dilanggar. Apalagi bila ada seseorang yang memposting tiketnya secara sukarela di medsos. Tindakan hukum baru akan dilakukan oleh aparat saat si pelaku sudah melakukan tindak kejahatan.

Terkait keamanan sistem elektronik ini, Menkominfo baru saja mengeluarkan Permenkominfo nomor 4 tahun 2016, yang mengatur kewajiban bagi penyelenggara sistem elektronik untuk mengamankan sistemnya. Tak tanggung-tanggung, Kominfo mewajibkan penyelenggara sistem elektronik melakukan sertifikasi agar sistemnya selalu update dan bisa menutup celah keamanan. Bila tak dilaksanakan, Kominfo bisa menghentikan domain penyelenggara sistem elektronik di Indonesia. “Ini tentu kabar baik, agar penyelenggara sistem elektronik memperhatikan aspek keamanan cyber mereka, sehingga data pribadi masyarakat tidak mudah dieksploitasi,― tutur Pratama.

Setiap perbuatan melawan hukum dengan mengakses sistem elektronik yang bertujuan untuk memperoleh informasi/dokumen elektronik dengan cara melanggar sistem pengamanan dianggap sebagai tindak pidana sesuai Pasal 46 jo Pasal 30 UU ITE. Perbuatan ini diancam dengan sanksi pidana penjara paling lama 6 sampai 8 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 600 juta sampai 800 juta.

“Dengan adanya Permenkominfo nomor 4 tahun 2016, saya yakin perlindungan terhadap data pribadi di Tanah Air akan berjalan lebih baik lagi,― pungkas Pratama.

Â

** Majalah Airmagz Edisi November 2016

Communication & Information System Security Research Center

Jl. Moh. Kafi 1 No. 88D Jagakarsa Jakarta Selatan Email: info@cissrec.org

Referensi

Dokumen terkait

Maka pada surat kali ini kami selaku kepanitiaan pemilu IA ITB 2016, bermaksud mengundang wakil dari setiap himpunan untuk mengikuti acara sebagai

pada umumya, terutama pada orang- orang yang menggunakan tangan kanannya, sesunguhnya ia mengaktifkan fungsi belahan otak kiri (berhubungan dengan bahasa), maka

PERHITUNGAN RUGI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM DISTRIBUSI SEKUNDER DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB..

Kajian opsi parsipasi masyarakat dan jender pada area prioritas dilaksanakan dengan melakukan FGD ( Focus Group Discussion ) di Dusun Rejosari Kecamatan Kemadang. FGD

Al-Farabi telah berpijak pada pengetahuan ilmiah dan rasional Aristoteles dalam berperilaku dan bertindak sehingga seseorang tidak keluar dari tindakan moral, lalu tujuan

3D Studio Max 8 ini dilansir sejak tahun 2005 dan telah banyak digunakan oleh para animator baik yang masih pemula (newbie) maupun yang sudah mahir (advance) dalam menghasilkan

- Buruk bila santri tidak berganti pakaian dalam sehari, pakain dicuci setelah dipakai 3 hari, pakaian dalam dicuci setelah dipakai lebih dari 1 hari, pakaian dicuci

221 12052523920034 ZAENURI MTs Darul Manja