• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Windy Zafitri.A (NPM: ), Djoko Hanantijo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Windy Zafitri.A (NPM: ), Djoko Hanantijo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MENDETEKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR APPAREL AND OTHER TEXTILE

PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh :

Windy Zafitri.A (NPM: 200915005), Djoko Hanantijo ABSTRACT

To analyze the financial hardship which may befall you can apply a method that has been used for many years by the practitioner and the Academy, namely by using the Z-Score Altman analysis. The purpose of this research is to analyze the company's financial condition on sector of manufacturing apparel and other textile products that are listed in the Indonesia stock exchange. Based on the results of research and discussion that is done then the conclusion to be drawn that the company Indorama Syntetics Tbk, Apac Citra Centertex Tbk, Pan Brothers Tbk, Ever Shine Tex Tbk, Bata Shoe Ricky Putra Globalindo Tbk, Tbk, Indo Aciditama Primarindo Asia Infrastructure Tbk and Tbk, safe from the threat of bankruptcy. While the average value of a Z-Score the highest achieved by Indo Aciditama Tbk, and average lowest Z-Score is held by Apac Citra Centertex Tbk. Conclusion based on the results of the research there can be filed some advice that is expected of companies while maintaining the liquidity of the company, the increase in the rate of profit or gain more companies as well as maximize the marketing so as to increase sales.

Keywords: Liquidity Ratios, Profitability Ratios, Profitability Ratios, The Ratio Of Cumulative Assessment, Activity Ratios, Z-Score.

PENDAHULUAN

Ketergantungan yang teramat tinggi pada bahan baku impor menjadikan industri manufaktur Indonesia sangat rawan, apalagi dengan keadaan kurs rupiah yang tidak stabil. Manakala rupiah anjlok, perusahaan akan ikut goyah. Apalagi dalam menghadapi kondisi ekonomi-politik yang tidak stabil, perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Keberlangsungan hidup perusahaan akan terpengaruhi oleh faktor di atas. Apabila perusahaan tidak dapat bertahan dengan situasi tersebut, bukan tidak mungkin dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami financial distress (Karina dan Kamaludin, 2011: 1).

Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kondisi kesehatan pada suatu perusahaan tidak bisa dilihat dari segi fisiknya saja, tetapi juga harus dilihat dari unsur keuanganya. Karena unsur keuangan yang tidak sehat dapat

(2)

mengakibatkan suatu perusahaan mengalami potensi kebangkrutan yang tinggi. Evaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan telah mencapai hasil yang telah ditargetkan, sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang maksimal, menaikan harga saham di bursa efek atau yang paling penting yaitu mengurangi resiko kebangkrutan (Roykhan Ubaidillah, 2011: 2).

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pokok masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apakah Variabel-Variabel Altman Z-Score dapat memprediksi tingkat kebangkrutan pada

perusahaan manufaktur Apparel and Other Textile Product yang terdaftar di BEI pada kurun waktu 2007 - 2011?

2. Perusahaan manakah yang mempunyai rata-rata Z-Score tertinggi dikelompoknya selama

kurun waktu 2007-2011?

3. Perusahaan manakah yang mempunyai rata-rata Z-Score terendah dikelompoknya selama

kurun waktu 2007-2011?

LANDASAN TEORI

1. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Dalam Standart Akuntansi Keuangan (SAK), dijelaskan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan laporan arus kas, dan materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009: 2).

(3)

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan Laporan Keuangan dinyatakan dalam Standart Akutansi Indonesia adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009: 12).

3. Analisis Laporan Keuangan

Perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang atau jasa yang ditujukan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba bagi pemiliknya (Ashari dan Darsono, 2005: 1).

4. Pihak - Pihak yang berkepentingan dalam Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktiva suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan aktifitas perusahaan tersebut. Pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah dimana perusahan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainya lagi (Munawir, 2004: 2).

5. Kesulitan Keuangan (financial distress)

Pengertian kesulitan keuangan menurut Weston dan Copeland (1997: 686) memberi pengertian kegagalan/ financial distress adalah kegagalan ekonomi, suatu perusahaan dikatakan mengalami kegagalan ekonomi bila pendapatan dengan pengeluaran atau biaya modal perusahaan lebih besar dari tingkat laba atas investasi.

(4)

KERANGKA PEMIKIRAN

Bursa Efek Indonesia adalah sebuah wadah sebagai sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli Efek pada pihak-pihak lain dengan tujuan untuk memperdagangkan efek diantara mereka. Banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, salah satunya adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan Manufaktur dibagi menjadi beberapa kelompok, salah satunya adalah Apparel and Other Textile Product. Disini peneliti melakukan penelitian pada laporan keuangan selama kurun waktu 2007-2011dalam bentuk laporan laba rugi dan laporan neraca. Yang kemudian akan di analisis menggunakan metode analisis Z-Score, untuk mengetahui perusahaan yang dijadikan sampel mengalami kesulitan keuangan atau terhindar dari kesulitan keuangan yang mungkin menimpa.

HIPOTESA

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Diduga Perusahaan manufaktur Apparel and Other Textile Product diprediksi

bangkrut dengan menggunakan variabel-variabel Altman Z-Score.

H2 : Diduga ada perusahaan yang mempunyai rata-rata Z-Score tertinggi

dikelompoknya selama kurun waktu 2007-2011.

H3 : Diduga ada perusahaan yang mempunyai rata-rata Z-Score terendah

dikelompoknya selama kurun waktu 2007-2011.

METODELOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia, dan objek dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Apparel and Other

(5)

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keselur uhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang masuk kategori Apparel and Other Textile Product yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Populasi tersebut akan diambil beberapa perusahaan yang akan dijadikan sampel dengan cara purposive sampling, yaitu sampel yang memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek penelitian. Kriteria perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan manufaktur Apparel and Other Textile Product yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai kurun waktu 2007-2011.

b. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan lengkap mulai tahun 2007-2011.

Berdasarkan penyempelan yang dilakukan, diperoleh 8 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut (Tabel 2):

Kriteria Jumlah

1. Jumlah perusahaan Manufaktur yang masuk kategori Apparel and Other Textile Product, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, selama kurun waktu 2007-2011.

2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan, dalam kurun waktu 2007-2011.

11

3

(6)

Tabel 2 Hasil seleksi sampel

Dari berbagai kriteria yang di uraikan di atas, perusahaan yang memenuhi kriteria purposive sampling adalah 8 perusahaan yang menyajikan laporan keuangan pada tahun 2007-2011. Kedelapan perusahaan tersebut dijadikan sampel dan disajikan dalam tabel (tabel 3) sebagai berikut:

Tabel 3

Data Sampel Penelitian

3. Tehnik Sampling

Mengingat karakteristik populasi yang ada dan tujuan penelitian, maka penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik purposive sampling, yaitu metode berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, tehnik ini ditujukan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

4. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data

No Nama Perusahaan

1 Indorama Syntetics Tbk. 2 Apac Citra Centertex Tbk. 3 Pan Brothers Tex Tbk. 4 Ricky Putra Globalindo Tbk. 5 Ever Shine Tex Tbk.

6 Sepatu Bata Tbk. 7 Indo Aciditama Tbk

(7)

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Menurut Indriantoro (2002: 147) data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari:

a. ICMD

b. IDX

Sumber ini memberikan informasi yang relevan dengan data yang dibutuhkan yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur Apparel and Other Textile Product yang listing di BEI.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara melihat atau mempelajari catatan ataupun dokumen yang selanjutnya diklasifikasikan kemudian dianalisis.

5. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas adalah suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Digunakan untuk mengukur Likuiditas aktiva perusahaan relatif terhadap total kapitalisasinya.

Rumus X1 =

Modal Kerja

Total Aktiva

(8)

Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperbesar akumulasi laba ditahan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan relatif muda pada umumya menunjukan hasil rasio tersebut rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada awal berdirinya.

Rumus X2 =

Laba Ditahan

Total Aktiva

c. Rasio Profitabilitas (X3)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan kontribusi terbesar dalam model Z-Score.

Rumus X3 =

EBIT

Total Aktiva

d. Rasio Penilaian (X4)

Rasio ini digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua total kewajibanya dengan menggunakan modal sendiri. Sedangkan hutang merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali tepat pada waktunya, baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Rumus X4 =

Nilai Pasar Modal

(9)

e. Rasio Penilaian (X5)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan dalam uapaya meningkatkan penjualan.

Rumus X5 =

Penjualan

Total Aktiva

6. Definisi Konseptual Variabel a. Rasio Likuiditas (X1)

Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban fianansial jangka pendek. Rasio ini ditunjukan pada besar kecilnya aktiva lancar (Purwanti Yulia, 2005: 25).

a. Current Ratio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

b. Quick Ratio,dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, kemudian membagi sisanya dengan hutang lancar.

Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:

Rumus X1 =

Modal Kerja

Total Aktiva

b. Rasio Profitabilitas Kumulatif (X2)

Rasio yang digunakan untuk mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut (Baiq, 2008: 30):

(10)

Total Aktiva

c. Rasio Profitabilitas (X3)

Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut (Purwanti Yulia, 2005: 25):

Rumus X3 =

EBIT

Total Aktiva

d. Rasio Penilaian (X4)

Rasio penilaian adalah mengukur kemampuan manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut (Andra, 2006: 29):

e. Rasio Aktivitas (X5)

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan kemampuan aktiva yang dimiliki (Widodo Saniman, 2007: 13).

Rumus X5 =

Penjualan Rumus X4 =

Nilai Pasar Modal

(11)

7. Tehnik Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara yang digunakan dalam menganalisis dan mengintepretasikan data. Adapun metode yang digunakan meliputi:

a. Menghitung Z-Score dengan menggunakan model analisis diskriminan Altman sebagai berikut (John Willey, 1983: 120) :

Z=1.2(X1)+1.4(X2)+3.3(X3)+0.6(X4)+1.0(X5)

b. Mengklarifikasikan model Z-Score dengan cut-off sebagai berikut:

Jika Z > 2,60, artinya perusahaan berpeluang besar aman dari ancaman kebangkrutan.

Jika 1,10 < Z < 2,60, artinya perusahaan berada di ambang kebangkrutan.

Jika Z < 1,10, artinya perusahaan berpeluang besar mengalami kebangkrutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan maka hasil perhitungan

Z-Score dapat dikatakan bahwa seluruh perusahaan manufaktur Apparel and Other Textile Product berada di daerah yang aman dari ancaman kebangkrutan. Sesuai dengan rumusan

masalah yang ada, rata-rata Z-Score tertinggi di raih oleh perusahaan Indo Aciditama Tbk, dengan rata-rata Z-Score mencapai 305,485. Hal ini dikarenakan laporan keuangan dari Indo Aciditama Tbk, berada dalam angka yang stabil dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan rata-rata Z-Score terendah dipegang oleh perusahaan Apac Citra

(12)

Centertex Tbk dengan rata-rata Z-Score sebesar 4,887, hal ini dikarenakan adanya laporan EBIT dan laba ditahan yang setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup signifikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kedelapan perusahaan tersebut berpeluang besar aman dari ancaman kebangkrutan.

2. Setelah dianalisis menggunakan analisis Z-Score, perusahaan yang mempunyai rata-rata

Z-Score tertinggi dalam kelompoknya selama kurun waktu 2007-2011 adalah perusahaan

Indo Aciditama Tbk.

3. Setelah dianalisis menggunakan analisis Z-Score, perusahaan yang mempunyai rata-rata

Z-Score terendah dalam kelompoknya selama kurun waktu 2007-2011 adalah perusahaan

Apac Citra Centertex Tbk.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dapat diajukan beberapa saran yang meliputi: 1. Diharapkan perusahaan yaitu dengan tetap menjaga tingkat likuiditas perusahaan,

peningkatan atas tingkat profit atau keuntungan perusahaan serta lebih memaksimalkan bagian pemasaran sehingga dapat meningkatkan penjualan.

2. Diharapkan perusahaan melakukan perpanjangan atau penjadwalan kembali atas beban hutang yang dimiliki perusahaan, dengan harapan adanya perpanjangan waktu atas hutang tersebut maka perusahaan dapat lebih mengefektifkan kegiatan operasional perusahaan dalam usaha pencapaian laba/keuntungan.

(13)

3. Diharapkan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dalam menutupi kewajiban jangka pendek yang dimiliki dan lebih mengefektifkan bagian penjualan dengan harapan dapat lebih efektif dalam usaha peningkatan keuntungan atau laba perusahaan.

4. Bagi para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kesulitan keuangan perusahaan (financial distress), bisa menggunakan analisis Z-Score sebagai alat bantu untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan.

REFERENSI

Ashari dan Darsono, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi 1, Andi Offset.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standart Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Ayu, Karina dan Kamalludin, Forum Bisnis dan Kewirausahaan JurnaI lmiah STIE MDP,

Vol.1 No.1 September 2011, prediksi Financial Distress Kasus Industri

Manufaktur Pendekatan Model regresi Logistik, skripsi Universitas Bengkulu.

Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.

Ubaidillah,Roykhan, 2011, Prediksi Kebangkrutan menggunakan Metode Z-Score dan

P-erngaruhnya Terhadap Bunga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, skripsi Poltek Kediri.

Weston, J. F dan E. F Brigham, 1985, Manajemen Keuangan, penerjemah Djoerban Wahid, Edisi Ketujuh, jilid II, Erlangga, Jakarta

Gambar

Tabel 2  Hasil seleksi sampel

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya sesuai dengan langkah dan karakteristik yang disusun dalam skenario pembelajaran yang tepat dan digunakan dalam pembelajaran

Letakan Letakan dalam dalam kotak kotak QrSysData QrSysData ubah ubah property Data :. property Data : qrsDate qrsDate simpan simpan di

yang efektif dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengelolaan Satu Data Pembangunan. 10) Bidang Kearsipan, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang

(17-07-2012) bertempat di Ruang Sekretariat Pokja Bidang Bina Marga, Gedung Bina Marga Lantai II, Pokja Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi yang ditetapkan

Bagi Pengawas Sekolah di lingkungan Kabupaten/Kota yang telah menduduki golongan IV/b yang akan naik pangkat setingkat lebih tinggi sampai dengan golongan ruang IV/e, usul

Ibnu Khaldun, membagi barang-barang menjadi dua katagori, yaitu barang pokok dan barang mewah. Menurutnya jika suatu kota berkembang dan jumlah penduduknya semakin banyak, maka

Nilai-nilai keislaman adalah suatu yang melekat serta memiliki manfaat bagi manusia yang dapat diperoleh melalui bimbingan, sosialisasi, pengajaran, pengasuhan,

Berdasarkan uraian di atas, keberhasilan pemilu tidak bisa lagi diukur dari jumlah partisipasi publik yang ikut terlibat di dalam pemilu saja atau setiap tahapan pemilu telah