• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT

Dewi Liana1, Meldawati2, Juliandry2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat dewiliana1995@gmail.com

ABSTRACT

The research was distributed by the low value of the KKM obtained class XI. IPS SMA N 1 Gunung Tuleh historical subjects in particular XI.IPS2 possibility due to teachers have yet to fully implement the strategy of learning and Mastery Learning in students who lack learning over matter. This research aims to describe to use of the implementation strategy of the mastery learning in learning the history and the problems facing teachers in the implementation of the strategy of Mastery Learning in class XI. IPS SMA N 1 Gunung Tuleh, Pasaman Barat. The results showed that: Implementation use mastery learning strategies in learning history in class XI.IPS SMA N 1 Gunung Tuleh incomplete is performed according to the stages in Mastery Learning such as: orientation was implemented

First by the teacher. The second presentation is not yet fully implemented. The third exercise is structured is not yet fully implemented. The fourth exercise social

interactions of teachers not yet fully Guide and supervise students. The fifth exercise self help teachers already implement in the form of granting to improve memory such students find an article on the internet in accordance with the material and make a resume. Constraints in the implementation of the strategy of Mastery Learning individual differences in learning objectives, lack of availability of the media and teachers use lectures, takes a long time in groups, the inability of the teacher in guiding students individually, and the lazy students to work on the task. Research results can be concluded that the implementation of the strategy of the Mastery Learning in SMA N 1 Gunung Tuleh incomplete is performed according to the stages in Mastery Learning.

Keywords: Using, Mastery Learning, History Learning

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh, menerapkan, dan mengembangkan IPTEK. Pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran dan

penanaman nilai-nilai di dalam dan di luar lembaga pendidikan formal. IPTEK dipelajari dari berbagai sumber informasi, dipergunakan untuk berbagai keperluan, serta dikembangkan melalui praktik dan

(2)

penelitian. Sumber daya manusia yang tangguh dan diperlukan dalam membangun dirinya dan lingkungannya, dibentuk dan dihasilkan melalui pendidikan. Dalam proses pendidikan pula, manusia belajar dari, tentang, dan dengan teknologi itu sendiri.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sarbini & Lina, 2011: 20-21) Fungsi pendidikan adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan yang bernilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Pembelajaran sejarah merupakan salah satu wahana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, terutama sebagai upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan peserta didik. Fungsi dan tujuan pengajaran sejarah akan tercapai apabila peserta didik mampu mendalami dan menghayati secara mendalam peristiwa-peristiwa sejarah yang ada, serta mampu mengambil makna dan nilai-nilai dari peristiwa sejarah tersebut.

Berbicara tentang rendahnya daya serap, prestasi belajar atau belum terwujudnya keterampilan proses dan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta didik. Inti persoalannya adalah “Ketuntasan belajar” yakni pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Ketuntasan dalam belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

(3)

difokuskan pada penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang dipelajari.

Martinis Yamin (2010:130) Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur, bertujuan

untuk mengadaptasikan

pembelajaran pada siswa kelompok besar (pengajaran klasikal), membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar.

Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan itu merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan di kelas XI.IPS SMA N 1 Gunung Tuleh strategi belajar tuntas belum sepenuhnya dilaksanakan dalam pembelajaran. Hal ini terlihat bahwa dalam pelaksanaannya guru belum sepenuhnya melaksanakan tahap-tahap dalam belajar tuntas.

Akibat belum maksimalnya strategi belajar tuntas oleh guru

dalam pembelajaran maka pemahaman siswa terhadap suatu materi tidak maksimal dan berpengaruh pada nilai siswa berada di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 75. Sejalan dengan kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka hasil belajar yang diperoleh siswa berada dibawah KKM.

Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan strategi belajar tuntas dalam pembelajaran sejarah dikelas XI.IPS SMA N 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat ?

2. Apa saja permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan belajar tuntas ?

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan strategi belajar tuntas dalam pembelajaran Sejarah dikelas XI.IPS SMA N 1 Gunung Tuleh 2. Mendeskripsikan permasalahan

yang dihadapi guru dalam pelaksanaan belajar tuntas

(4)

Sejalan dengan kajian teoritis menurut Nana Sudjana (2013: 147) Strategi mengajar adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien.

Strategi belajar tuntas adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Model pembelajaran ini terdiri atas lima tahap menurut Made Wena (2009:184-185) sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada tahap ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi

pembelajaran. Selama tahap ini, guru menjelaskan suatu tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa.

2. Penyajian

Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh contoh.

Penggunaan media

pembelajaran, baik visual maupun audio visual sangat disarankan dalam mengerjakan konsep atau keterampilan baru. Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan konsep atau keterampilan baru yang diajarkan.

3. Latihan Terstruktur

Dalam tahap ini, guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalah berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu masalah atau tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian soal dapat

(5)

menggunakan berbagai macam media seperti OHP, LCD, dan sebagainya. Dalam tahap ini, siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberikan umpan balik atas jawaban siswa.

4. Latihan Terbimbing

Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan tetapi masih dibawah bimbingan. Dalam tahap ini guru memberikan beberapa tugas atau permasalahan yang harus dikerjakan siswa, namun tetap diberi bimbingan dalam menyelesaikannya. Peran guru dalam tahap ini adalah memantau kegiatan siswa dan memberikan umpan balik yang bersifat korektif jika diperlukan. 5. Latihan Mandiri

Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau memperkokoh bahan ajar yang dipelajari, memastikan peningkatan daya ingat atau retensi, serta untuk

meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Kegiatan ini dapat dikerjakan dikelas atau berupa pekerjaan rumah Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan, guru perlu memberi umpan balik, yaitu berupa tugas.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2010:5) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017.

Menurut Moleong (2010: 132) Informan adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

(6)

latar penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah 1 orang guru sejarah berinisial SP. Agar data lebih sempurna ditambah lagi dengan keterangan siswa kelas X1.IPS1, X1.IPS2, dan XI.IPS3.

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau data yang di butuhkan dalam penelitian, baik berupa orang maupun dokumen dokumen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan bahwa strategi belajar tuntas belum lengkap dilaksanakan oleh guru.

Belajar Tuntas merupakan suatu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem pelajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang

diajarkan disekolah. Belajar tuntas adalah belajar yang memperhatikan perbedaan individu dalam gaya belajar, kecepatan belajar, dan kemampuan belajar. Waktu merupakan variabel utama dalam belajar tuntas. Pengendalian belajar masih dipegang oleh guru, guru yang menentukan tujuan belajar, arah belajar, strategi belajar, sumber belajar, dan evaluasi hasil belajar yang berdasarkan karakteristik siswa (Yamin, 2010:143).

Pelaksanaan penggunaan strategi belajar tuntas meliputi langkah-langkah seperti: orientasi, penyajian, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri. Apabila salah satu dari langkah-langkah tersebut tidak dilaksanakan maka hasilnya strategi belajar tuntas tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa sebagian dari tahap-tahap belajar tuntas sudah terlaksana, namun ada sebagian lagi yang belum terlaksana dengan baik. Seperti dalam tahap orientasi ibu SP sudah menguraikan tujuan pembelajaran, tahap penyajian ibu SP menggunakan metode ceramah

(7)

dimana siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru, tahap latihan terstruktur ibu SP kurang tertarik mengadakan kelompok belajar siswa karena butuh waktu yang lama, tahap latihan terbimbing ibu SP mengalami kesulitan dalam membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar dan tahap latihan mandiri ibu SP sudah memberikan latihan mandiri kepada siswa dalam berbagai bentuk seperti mencari artikel di internet dan membuat resume.

Dalam pelaksanaannya juga terdapat kendala atau permasalahan yang dihadapi guru yaitu, (Orientasi) masalah waktu yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran apabila siswa belum mencapai tujuan pembelajaran 1 maka tidak boleh lanjut ketujuan pembelajaran seterusnya, (Penyajian) infocus yang kurang memadai menyebabkan terhambatnya pelaksanaan belajar tuntas karena dalam belajar tuntas penggunaan infocus sangat disarankan, (Latihan terstruktur) siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok ataupun malas mengerjakan tugas baik secara

individu ataupu kelompok, (Latihan terbimbing) apabila siswa dibimbing dan diawasi secara merata maka akan membutuhkan waktu yang lama, (Latihan mandiri) berbagai alasan diberikan siswa apabila disuruh mencari tugas di Internet dan apabila disuruh mengerjakan tugas disekolah jawaban siswa selalu tidak membawa buku dan malas memberikan tugas yang diberikan guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan strategi belajar tuntas belum sepenuhnya dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari kurang lengkapnya strategi belajar tuntas yang dilakukan seperti orientasi, penyajian, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri.

2. Kendala guru dalam pelaksanaan strategi belajar tuntas seperti perbedaan individu dalam mencapai tujuan pembelajaran, kurang tersedianya media dan guru menggunakan metode

(8)

ceramah, membutuhkan waktu yang lama dalam berkelompok, ketidakmampuan guru dalam membimbing siswa secara individu, dan siswa malas untuk mengerjakan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Moleong J. Lexi (2010). Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosada Karya.

Sarbini & Lina, (2011). Perencanaan

Pendidikan. Bandung:

Pustaka Setia Bandung. Sudjana Nana (2013). Dasar-Dasar

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar baru Algensindo.

Wena Made (2009). Strategi

Pembelajaran Inovatif

Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional.

Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin Martinis (2010). Desain

Pembelajaran Berbasis

Tingkat Satuan Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Maka dengan ini Pokja ULP SPK Politeknik Kampar menyampaikan bahwa calon pemenang pelelangan umum pengadaan barang dan jasa Politeknik Kampar adalah sebagai berikut :..

The design of this scanner security system applications are: starting the process of crawling to get a website structure, conduct experiments attacks on the pages that have

Berdasarkan latar belakang di atas yang masih ditemui perbedaan hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, dan juga struktur

Yang paling mendasar pada kompleksitas adalah memberikan kalsifikasi penting dari masalah yang timbul dalam praktek, bahkan timbul di daerah matematika klasik.Kedua, kita

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

2.1.1.1 Peserta didik dapat menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada saat mengamati fenomena yang ditampilkan tentang adanya zat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Anisa Suciati Wardhani 2015 Universitas