• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Canola

Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan semakin meningkat penggunaan serta pengolahannya pada tahun 1960 (Rieger, dkk., 2002).Canola (Brassicca napus L.) adalah salah satu tanaman biji yang dibudidayakan di seluruh dunia terutama di Kanada, selain bunga matahari, biji anggur, zaitun dan kedelai. Minyak canola dipilih secara genetik untuk kandungan rendah asam lemak tidak jenuhkarena rendah kolestrol dan dapat diformulasikan dalam pembuatan kosmetik dan sabun. Minyak canola juga mengandung omega 3 dan omega 6 (Rowe, dkk., 2006).

2.1.1 Taksonomi canola

Menurut (Jessop dan Toelken, 1986) tanaman canola diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta Ordo : Capparales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica

(2)

2.1.2 Manfaat dan kegunaan minyak canola

Minyak canola selain baik untuk kosmetik juga baik untuk pencegahan penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, dan naiknya kadar kolesterol darah. Karena dengan adanya asam lemak tidak jenuh yang tinggi (59%), dan asam lemak jenuh paling rendah (3,9%), keduanya dapat menghambat kenaikan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolseterol bisa menyumbat arteri dan menyebabkan beban yang berlebihan pada sistem kardiovaskular. Kolesterol telah terbukti sebagai kontributor utama penyebab aterosklerosis, yang dapat mengakibatkan serangan jantung dan stroke.

Tingkat kolesterol yang rendah dan antioksidan yang tinggi bisa membantu tubuh untuk menjalankan metabolisme dengan normal.Sedangkan kandungan omega 3 dan omega 6 sangat bermanfaat untuk pertumbuhan sel dan hormon (Rieger, dkk., 2002).

Manfaat minyak canola yang terdapat pada produk kecantikan:

a. Asam lemak yang terdapat pada minyak kanola berguna untuk membantu mencegah dan merawat kulit kering.

b. Minyak canola adalah minyak kaya akan vitamin E, termasuk antioksidan dan bermanfaat untuk menjaga kulit agar tetap terasa lembut dan merawat kulit.

c. Minyak canola juga berperan sebagai menjaga kelembaban kulit karena mengandung omega 3, omega 6 dan omega 9.

d. Minyak canola berguna untuk mencegah rambut rontok dan membantu menyuburkan rambut (Khattab, dkk., 2012).

(3)

Menurut Rowe, dkk., (2006) kandungan nilai minyak canola adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kandungan nilai minyak canola

Sifat khas Nilai kandungan minyak canola

Nilai asam 40,5 Kepadatan (g/cm3) 0,913–0,917 Asam erusat (%) 42 Titik nyala (0C) 290–3308 Asam lemak (%) 40,05 Titik beku (0C) 10–28 Jumlah yodium 94–126 Indeks 1.465-1.469 Nilai penyabunan 186–198

Kelarutan Larut dalam kloroform dan eter, praktis larut dalam etanol(95%)

Viskositas (cp) 77,3–78,3

(Rowe, dkk., 2006).

2.2 Kulit

Kulit adalah organ menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang yang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi di dalamnya terdapat ujung saraf peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan sekretori dan absorpsi(Pearce, 2008). Kulit juga bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan. Kehalusan kulit dipengaruhi oleh sinar ultraviolet, karena kulit yang sering terkena sinar matahari akan menjadi lebih gelap dan lebih tebal serta kasar(Wibowo, 2008).

(4)

Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m² dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital, serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi tubuh. (Wasitaatmadja, 1997).

2.2.1 Struktur kulit

Kulit manusia terdiri atas tiga bagian jaringan yang saling berkaitan, lapisan epidermis dan lapisan dermis sebagai jaringan penghubung. Dibawah lapisan dermis terdapat lapisan subkutan yang berlemak (Mithal dan Saha, 2000). a. Epidermis

Lapisan-lapisan penyusun pada epidermis bervariasi pada ketebalan, tergantung pada ukuran sel dan jumlah lapisan sel, berkisar antara 0,8 mm pada telapak tangan dan tapak kaki hingga 0,06 mm pada kelopak mata.

Sel-sel yang mempunyai jaringan epitel yang berbeda dari semua organ, dari lapisan proliferasi sel basal sel-sel tersebut berubah dari sel aktif metabolik menjadi padat, mati, protein keratin. Secara berurutan, epidermis dibedakan atas 5 lapisan (Mithal dan Saha, 2000):

− Lapisan tanduk (stratum corneum) Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Secara alami, sel-sel yang sudah mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk

(5)

beregenerasi. Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam disebut mantel asam kulit. − Lapisan jernih (stratum lucidum)

Terletak tepat dibawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak pada telapak tangan dan telapak kaki.

− Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

− Lapisan malphigi (stratum spinosum)

Memiliki sel berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filament-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. − Lapisan basal (stratum germinativum)

Lapisan terbawah epidermis. Didalam stratum germinivatum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya (Tranggono dan Latifah, 2007).

b. Dermis

Lapisan ini jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan elastis dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar, dan rambut sebagai adneksa kulit. Lapisan ini terdiri atas:

- Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

(6)

- Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutan, terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin(Wasitaatmadja, 1997).

c. Hipodermis (subkutan)

Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposus, berfungsi sebagai cadangan makanan. Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan saluran getah bening. Lapisan lemak ini juga berfungsi sebagai bantalan (Wasitaatmadja, 1997).

2.2.2 Fungsi kulit

Kulit adalah organ yang memiliki berbagai fungsi penting: - Pelindung/Proteksi

Serat elastis dari dermis dan jaringan lemak subkutan berfungsi untuk mencegah gangguan mekanis eksternal diteruskan secara langsung ke bagian dalam tubuh. Kulit memiliki kapasitas penetralisir alkali dan permukaan kulit dijaga tetap pada pH asam lemah untuk perlindungan dari racun kimia. Pigmen melanin mengabsorpsi dan melindungi tubuh dari bahaya radiasi UV (Mitsui, 1997).

- Pengaturan Suhu Tubuh/Termoregulasi

Kulit mengatur suhu tubuh dengan mengubah jumlah aliran darah melalui kulit dengan dilatasi dan kontriksi kapiler darah kulit dan dengan penguapan uap air (Mitsui, 1997).

(7)

- Persepsi Pancaindera

Kulit merasakan perubahan pada lingkungan eksternal dan bertanggung jawab untuk sensasi kulit. Kulit memiliki berbagai reseptor sehingga dapat merasakan tekanan, sentuhan, suhu, dan nyeri (Mitsui, 1997).

- Penyerapan/absorpsi

Berbagai senyawa diabsorpsi melalui kulit ke dalam tubuh. Ada dua jalur absorpsi, satu melalui epidermis, dan yang lainnya melalui kelenjar sebaseus pada folikel rambut. Senyawa larut air tidak mudah diabsorpsi melalui kulit karena adanya sawar (barrier) terhadap senyawa larut air yang dibentuk oleh lapisan tanduk (Mitsui, 1997).

- Fungsi Lain

Kulit menunjukkan keadaan emosional, seperti memerah dan ketakutan (pucat dan bulu kuduk berdiri tegak), dan digambarkan sebagai organ yang menunjukkan emosi. Kulit juga mensintesis vitamin D dengan bantuan sinar UV terhadap prekursor vitamin D dalam kulit (Mitsui, 1997).

2.3 Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau

(8)

alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995).

Krim sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaiaan luar (Ditjen POM, 1979).

Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi W/O b. Emulsi minyak dalam air atau O/W

Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini (Lachman, dkk., 1994).

Basis krim (vanishing cream) disukai pada penggunaan sehari-hari karena memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit, tidak berminyak serta memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Vanishing cream mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Humektan (gliserin, propilenglikol, sorbitol) sering ditambahkan pada vanishing cream dan emulsi o/w untuk mengurangi peguapan air dari permukaan basis (Voigt, 1995).

Basis krim (cold cream) mempunyai kedudukan penting, karena daya melembabkan yang baik. Komponen utama krim ini adalah minyak untuk memberikan aroma dan melembabkan kulit. Pada waktu pemakaian, air akan menguap dan memberikan rasa dingin pada kulit yang digunakan pada waktu malam hari (Prianto, 2014)

(9)

2.4 Kosmetik pelembab

Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan, yaitu dengan adanya tabir lemak diatas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan non-alamiah yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Umumnya krim pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan air dari sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan minyak kulit semula. Kosmetika pelembab kulit umumnya berbentuk sediaan dalam bentuk cairan minyak tersebut (moisturizing oil), atau campuran minyak dalam air (moisturizing cream) dan dapat ditambah atau di kurangi zat tertentu untuk tujuan khusus (Wasitaatmadja, 1997).

2.4.1Fungsi dan manfaat pelembab kulit

Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya, yang antara lain terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukan lapisan lemak tersebut terutama untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

Jika kandungan air dari stratum corneum semakin sedikit, semakin rendah elastisitas jaringan stratum corneum. Kulit akan kering dan pecah-pecah, membentuk retak-retak mendalam mirip huruf V. Jika bahan-bahan asing seperti

(10)

sisa sabun, kotoran dan mikroorganisme masuk dan menumpuk dalam celah V ini, maka kulit yang menjadi kering dan retak-retak akan menimbulkan iritasi dan peradangan yang juga akan melemahkan kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

Salah satu hal essensial dalam perawatan kulit adalah melindungi kulit dari dehidrasi. Sehingga pelembaban merupakan salah satu langkah terpenting dalam rangkaian perawatan kulit.Krim pelembab dirancang untuk meningkatkan dan menjaga kelembaban kulit dalam berbagai kondisi, baik panas maupun dingin. (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Berikut ini adalah fungsi dan manfaat krim pelembab: a. Fungsi

- Mengembalikan kelembaban kulit - Menghaluskan kulit

- Menjaga kadar air dan menjaga kulit agar tetap lentur serta sehat b. Manfaat

- Kulit terjaga kelembabannya

- Kulit terhindar dari kerusakan akibat dehidrasi dan pengaruh lingkungan (Muliyawan dan Suriana, 2013).

2.4.2 Jenis kosmetik pelembab

Kosmetik pelembab dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: kosmetik pelembab berdasarkan lemak dan kosmetik pelembab berdasarkan gliserol atau humektan sejenis (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.4.2.1 Kosmetik pelembab berdasarkan lemak

Kosmetik pelembab tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit

(11)

banyak mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut (Tranggono dan Latifah, 2007).

Viskositas lemak tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar ke mana-mana di permukaan kulit, atau terlalu kental sehingga membuat kulit lengket dan terlalu berminyak. Pelembab ini harus dapat menutup daerah tertentu permukaan kulit, menutup tepi-tepi tajam sisik stratum corneum, mencegah masuknya bahan-bahan asing ke dalam kulit, dan mencegah penguapan air kulit, tetapi tidak sampai mencegah sepenuhnya agar kongesti perspirasi dan pengeluaran panas badan tetap terjadi (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.4.2.2 Kosmetik pelembab yang didasarkan pada gliserol dan sejenisnya

Preparat jenis ini akan mengering dipermukaan kulit, membentuk lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya dipermukaan kulit. Preparat ini membuat kulit tampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.5 Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab

Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM, 1985).

a. Emolien

Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol.

(12)

b. Zat sawar

Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat. c. Humektan

Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban diantara produk dan udara, baik didalam kulit maupun diluar kulit.Biasanya bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar tidak menguap.

d. Zat pengemulsi

Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan secara merata (homogen), misalnya gliseril monostearat, trietanolamin (Wasitaatmadja, 1997).

e. Pengawet

Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapatbersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi (Wasitaatmadja, 1997). f. Parfum

Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari parfum menambah daya tarik dari konsumen untk memilih produk yang ditawarkan produsen (Lachman, dkk., 1994).

(13)

2.6 Skin Analyzer

Kulit yang kering umumnya memiliki kadar minyak yang rendah. Kurangnya kadar minyak pada permukaan kulit mengakibatkan kandungan air yang berada di bagian permukaan bawah lapisan keratin menguap lebih cepat, yang selanjutnya mengakibatkan kekeringan pada kulit (Prianto, 2014).

Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan mode pengukuran normal dan polarisasi, dilengkapi dengan rangkaian sensor kamera pada skin analyzer menyebabkan alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan akurat (Aramo, 2012).

Menurut Aramo (2012), pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan skin analyzer yaitu moisture (kadar air), evenness (kehalusan), pore (pori), spot (noda), wrinkle (keriput).

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan nilai minyak canola

Referensi

Dokumen terkait

Biodiesel merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak rantai panjang yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin

Uji manfaat ekstrak kolagen dari sisik ikan gurami sebagai bahan baku krim pelembab dilakukan pada hewan uji marmut betina dan dilakukan pengukuran peningkatan kelembaban

Dalam tindakan SC, sayatan dilakukan dari kulit lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus. Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak

Gejala dari kulit kering dapat ditangani dengan meningkatkan hidrasi stratum korneum dengan komposisi pelembab yaitu oklusif dan atau humektan dan ditambah emolien untuk

Kosmetika pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan maupun sintesis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering

Transesterifikasi yaitu suatu proses yang menggabungkan minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol (metanol atau etanol) dengan adanya katalis untuk membentuk suatu ester asam

Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat mencegah

Pelembab dalam bentuk sediaan krim ini paling baik untuk kulit yang kering, seperti lengan dan kaki yang tidak memiliki banyak kelenjar minyak dibanding dada dan