• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier (SPL) Umi Sa adah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier (SPL) Umi Sa adah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2013"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Umi Sa’adah

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

2013

Bab 3. Penyelesaian Sistem

Persamaan Linier (SPL)

(2)
(3)

Definisi SPL

Suatu sistem yang merupakan gabungan dari beberapa

persamaan linier dengan variabel

SPL diatas mempunyai m persamaan dan n variabel

SPL mempunyai minimal sebuah solusi, disebut

konsisten

,

jika tidak mempunyai solusi disebut

tidak konsisten

m n mn m m n n n n

b

x

a

x

a

x

a

b

x

a

x

a

x

a

b

x

a

x

a

x

a

...

...

...

2 2 1 1 2 2 2 22 1 21 1 1 2 12 1 11

n x x x1, 2,...,

(4)

SPL

Bentuk persamaan linier simultan dengan n persamaan dan n

variabel bebas

n n nn n n n n

b

b

b

x

x

x

a

a

a

a

a

a

a

a

a

...

...

...

...

...

...

...

...

...

2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11

(5)

Bentuk Matrik SPL

 SPL dengan m persamaan dan n variabel

 Bentuk SPL dapat ditulis dengan

 Dapat ditulis Ax = B m n mn m m n n n n b x a x a x a b x a x a x a b x a x a x a             ... ... ... 2 2 1 1 2 2 2 22 1 21 1 1 2 12 1 11                 ... ... ... 2 1 2 22 21 1 12 11 mn m m n n a a a a a a a a a                m b b b 2 1              m x x x 2 1  =

(6)

Bentuk Matrik SPL

 Dimana A = x = B =

 A adalah matrik koefisien dari SPL (matrik Jacobian).  Vektor x disebut vektor variabel

 Vektor B disebut vektor konstanta

            mn m m n n a a a a a a a a a ... ... ... 2 1 2 22 21 1 12 11                m b b b 2 1              m x x x 2 1 

(7)

Augmented Matrik

Matrik yang merupakan perluasan matrik A dengan

dengan menambahkan vektor B pada kolom terakhirnya

            m mn m m n n b a a a b a a a b a a a ... ... ... 2 1 2 2 22 21 1 1 12 11    

(8)

Contoh

x + 3y + 2z = 44

x + 4y + z = 49

2x + 5y + 5z = 83

Bentuk matrik SPL

Augmented Matrik

          5 5 2 1 4 1 2 3 1           z y x           83 49 44         49 1 4 1 44 2 3 1

=

(9)

Penyelesaian SPL

Berdasarkan penyelesaiannya, SPL dibedakan menjadi 3

macam:

 Tidak mempunyai penyelesaian (

no solutions

)  Tepat satu penyelesaian (

exactly one solution

)  Banyak penyelesaian(

infinitely many solutions

)

(10)

Penyelesaian SPL

Secara geometri penyelesaian sist pers linier untuk 2 var bebas

dapat digambarkan: l1 l2 l1 l2 Mempunyai 1 penyelesaian Tidak mempunyai penyelesaian y x x y

(11)

Penyelesaian SPL

Secara geometri penyelesaian sist pers linier untuk 2 var bebas

dapat digambarkan: l1=l2 Mempunyai banyak penyelesaian y x

(12)

Contoh 1

 Seorang pembuat boneka ingin membuat dua macam boneka yaitu

boneka A dan boneka B. Kedua boneka tersebut dibuat dengan menggunakan dua macam bahan yaitu potongan kain dan kancing. Boneka A membutuhkan 10 potongan kain dan 6 kancing,

sedangkan boneka B membutuhkan 8 potongan kain dan 8 kancing.

Permasalahannya adalah berapa buah boneka A dan

boneka B yang dapat dibuat dari 82 potongan kain dan 62 kancing ?

(13)

Contoh 1

Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan menyatakan :

x = jumlah boneka Ay = jumlah boneka B

Untuk setiap bahan dapat dinyatakan bahwa:

Potongan kain

10 untuk boneka A + 8 untuk boneka B = 82

Kancing

6 untuk boneka A + 8 untuk boneka B = 62

Atau dapat dituliskan dengan :

10 x + 8 y = 82 6 x + 8 y = 62

Penyelesaian dari permasalahan di atas adalah penentuan nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan di

(14)

Contoh 2

Perhatikan potongan peta yang sudah diperbesar (zoom) sebagai berikut :

 Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga

tampak kasar.

 Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva yang dibentuk dengan

fungsi pendekatan polinomial.

 Dari fungsi polinomial yang dihasilkan kurva dapat digambarkan dengan lebih halus.

1

2

3

(15)

Contoh 2

 4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6), (8,14) dan (12,10). 4 titik ini dapat didekati

dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :

 Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam persamaan di atas akan diperoleh

model persamaan simultan sebagai berikut : Titik 1  3 = 8 a + 4 b + 2 c + d

Titik 2  6 = 343 a + 49 b + 7 c + d Titik 3  14 = 512 a + 64 b + 8 c + d Titik 4  10 = 1728 a + 144 b + 12 c + d

 Nilai a, b, c dan d adalah penyelesaian dari permasalahan di atas.

d

cx

bx

ax

(16)

Contoh 2

 Setelah nilai a, b, c dan d diperoleh maka persamaan polinomialnya didapatkan dan dengan menggunakan step x yang lebih kecil dapat digambarkan grafiknya dengan lebih halus.

(17)

Operasi-operasi Dasar

(Elementary Operations)

Terdapat dua tahap untuk menyelesaikan SPL yaitu:

 Reduksi sistem (mengeliminasi variabel)

 Mendeskripsikan himpunan penyelesaian

Tujuan dari reduksi sistem adalah untuk menyederhanakan

SPL dengan mengeliminasi variabel-variabel, sehingga sistem

yang dihasilkan mempunyai himpunan penyelesaian yang

(18)

Sistem equivalent

Definisi

Dua SPL dengan n variabel disebut equivalent jika SPL

tersebut mempunyai himpunan penyelesaian yang sama

(19)

Operasi Baris Elementer

Untuk reduksi sistem, SPL menggunakan operasi baris

elementer (elementary row operations). Terdapat 3 operasi :

 Menukar dua baris (Ri ↔ Rj)

 Mengalikan sebuah baris dengan sebuah skalar (k Ri)

 Menambah perkalian k dengan sebuah baris dengan baris lainnya. (Ri + kRj)

(20)

Operasi Baris Elementer

 Menambahkan perkalian k dengan sebuah baris ke sebuah baris

lainnya. (Ri + kRj)

 B2 – 2B1 artinya elemen-elemen pada baris kedua dikurangi dengan dua kali elemen pada baris ke satu

 -2B1 : -2 -2 -4 -18 B2 : 2 4 -3 1

B2 – 2B1 : 0 2 -7 -17 (menjadi elemen baris ke-2)

            0 5 6 3 1 3 4 2 9 2 1 1              0 5 6 3 17 7 2 0 9 2 1 1 B2 – 2B1

(21)

Contoh Penggunaan

Operasi Baris Elementer

0 5 6 3 7 1 7 2 9 2          z y x z y z y x 0 5 6 3 1 3 4 2 9 2          z y x z y x z y x             0 5 6 3 1 3 4 2 9 2 1 1              0 5 6 3 17 7 2 0 9 2 1 1 B2 – 2B1 B3 – 3B1 B2 – 2B1 B3 – 3B1

(22)

Contoh Penggunaan

Operasi Baris Elementer

0 11 3 9 2 2 17 2 7         z y z y z y x 27 11 3 17 7 2 9 2          z y z y z y x               27 11 3 0 17 7 2 0 9 2 1 1               27 11 3 0 1 0 9 2 1 1 2 17 2 7 1/2B2 B 3 – 3B2 1/2B2 B3 – 3B2

(23)

Contoh Penggunaan

Operasi Baris Elementer

3 9 2 2 17 2 7        z z y z y x 2 3 2 1 2 17 2 7 9 2          z z y z y x               3 1 2 17 2 7 0 0 1 0 9 2 1 1             3 1 0 0 1 0 9 2 1 1 2 17 2 7 -2B3 B1 – B2 -2B3 B1 – B2

(24)

Contoh Penggunaan

Operasi Baris Elementer

3 2 1    z y x 3 2 17 2 7 2 35 2 11       z z y z x             3 1 0 0 1 0 0 1 2 17 2 7 2 35 2 11           3 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1

SPL diatas mempunyai penyelesaian tunggal x=1,y=2,z=3

Proses reduksi pada contoh diatas disebut Eliminasi

Gauss-B2 + 7/2 B3 B1 – 11/2 B3

B2 + 7/2 B3 B1 – 11/2 B3

(25)

Contoh

2x

2

+ x

3

= -2

3x

1

+ 5x

2

- 5x

3

= 1

2x

1

+ 4x

2

- 2x

3

= 2

             2 2 4 2 1 5 5 3 2 1 2 0              2 1 2 0 1 5 5 3 2 2 4 2 B1

B3 1/2B1              2 1 2 0 1 5 5 3 1 1 2 1 B2 - 3B1                2 1 2 0 2 2 1 0 1 1 2 1 -B2

(26)

Contoh

            2 1 2 0 2 2 1 0 1 1 2 1              2 1 2 0 2 2 1 0 3 5 0 1               6 3 0 0 2 2 1 0 3 5 0 1             2 1 0 0 2 2 1 0 3 5 0 1 B1 - 2B2 B3 - 2B2 -1/3B3 B 1 + 5B3           2 1 0 0 2 2 1 0 7 0 0 1 B2 - 2B3            2 1 0 0 2 0 1 0 7 0 0 1

• SPL diatas mempunyai penyelesaian tunggal yaitu x1=7,

(27)

3 Kemungkinan Penyelesaian SPL(a)

           4 1 0 0 2 0 1 0 5 0 0 1 (a) 4 2 5    z y x Penyelesaian (a)

Dari matrik augmented SPL direduksi dengan operasi baris elementer diperoleh bentuk reduced echelon form.

(28)

3 Kemungkinan Penyelesaian SPL(b1)

             0 0 0 0 6 3 3 0 4 2 1 1 (b) Penyelesaian (b) 6 3 -3 4 2 3 2 3 2 1     x x x x x Variabel depan Variabel bebas (free variables)

(29)

3 Kemungkinan Penyelesaian SPL(b2)

Variabel bebas dapat diisi dengan sembarang nilai k, selanjutnya dapat ditentukan variabel depan

Terdapat banyak penyelesaian, penyelesaian secara umum

diberikan dengan menggunakan formula x1 = 10 – 5x3 x2 = 3 – x3 x1 = 10 – 5k x2 = 3 – xk3 x3 = k

(30)

3 Kemungkinan Penyelesaian SPL(c)

             1 0 0 0 6 3 3 0 4 2 1 1 Penyelesaian (c)

1. Persamaan yang bersesuai dengan baris terakhir tsb adalah

2. Tidak ada nilai xi yang memenuhi persamaan tersebut

(31)

Contoh

Matrik di bawah ini adalah matrik reduced echelon form. Jelaskan

SPL yang berhubungan dengan matrik tersebut dan bagaimana penyelesaiannya?               0 0 0 0 7 1 0 0 2 0 1 0 3 0 0 1 A

1

0

0

0

0

3

1

0

0

1

0

1

B

           0 0 1 5 1 2 4 0 3 1 C

0

0

0

0

0

1

0

0

5

0

2

1

D

(32)

Contoh

 Matrik A adalah matrik augmented dengan SPL sbb:

SPL mempunyai penyelesaian tunggal yaitu

 Matrik B adalah matrik augmented dengan SPL sbb:

SPL tidak mempunyai penyelesaian karena pada persamaan ke-3, SPL tidak konsisten 7 2 3 3 2 1    x x x 1 0 0 0 0 3 0 3 2 1 3 2 3 1       x x x x x x x 7 2 3 2 3 1  xxx

(33)

Contoh

 Matrik C adalah matrik augmented dengan SPL :

Matrik C adalah matrik augmented dengan SPL :

Variabel depan adalah x1 dan x3, variabel bebas adalah x2 dan x4. SPL mempunyai penyelesaian banyak dapat dinyatakan dengan formula :

1 5 -2 4 3 -4 3 4 2 1    x x x x x 4 3 4 2 1 5 1 4 3 2 x x x x x      t x s x t s x        3 2 1 5 1 4 3 2

(34)

Contoh

 Matrik D adalah matrik augmented dengan SPL :

Matrik D adalah matrik augmented dengan SPL :

 Variabel depan adalah x1 dan x3, variabel bebas adalah x2. SPL

mempunyai penyelesaian banyak dinyatakan dengan formula :

0 5 2 3 2 1    x x x 0 2 - 5 3 2 1   x x x 0 2 - 5 2 1    s x s x

(35)

Metode Analitik

metode grafis

aturan Crammer

invers matrik

(36)

Metode Numerik

Metode Eliminasi Gauss

 Gauss Naïve

 Gaus Pivotting

Metode Eliminasi Gauss-Jordan

Metode Iterasi Gauss-Seidel

(37)

Metode Eliminasi Gauss

 Metode Eliminasi Gauss merupakan metode yang dikembangkan

dari metode eliminasi, yaitu menghilangkan atau mengurangi jumlah variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable bebas

 matrik diubah menjadi augmented matrik :

n n

b

b

b

a

a

a

a

a

a

a

a

a

...

...

...

...

...

...

...

...

2 1 2 n1 2 22 21 1 12 11

(38)

Metode Eliminasi Gauss

 ubah matrik menjadi matrik segitiga atas atau segitiga bawah

dengan menggunakan OBE (Operasi Baris Elementer).

                n nn n n n n n n b a a a a b a a a a b a a a a b a a a a ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3 2 1 3 3 33 32 31 2 2 23 22 21 1 1 13 12 11                 n nn n n n d c d c c d c c c d c c c c ... 0 0 0 ... ... ... ... ... ... ... 0 0 ... 0 ... 3 3 33 2 2 23 22 1 1 13 12 11

(39)

Metode Eliminasi Gauss

Sehingga penyelesaian dapat diperoleh dengan:

n n n n n n n n n nn n n x c x c x c d c x d x c c x c d x 2 4 24 3 23 2 22 2 1 , 1 1 , 1 1 ... 3 1 ... 1 ... ... ... ... 1                   

(40)

Contoh :

 Selesaikan sistem persamaan berikut:

 Augmented matrik dari persamaan linier simultan tersebut :

10 2 2 2 2 6 3 2 1 3 2 1 3 2 1          x x x x x x x x x

10

2

1

2

2

1

2

1

6

1

1

1

(41)

Contoh :

Lakukan operasi baris elementer

1 3 1 2 2B B B B                 2 0 1 0 4 2 1 0 6 1 1 1 2 3

B

B

              6 2 0 0 4 2 1 0 6 1 1 1

(42)

Contoh :

Penyelesaian :

6

2

3

1

1

1

2

3

)

2

(

4

1

1

3

2

6

1 2 3

x

x

x

(43)
(44)

Metode Eliminasi Gauss Jordan

 Metode ini merupakan pengembangan metode eliminasi Gauss,

hanya saja augmented matrik, pada sebelah kiri diubah menjadi matrik diagonal

 Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1,d2,d3,…,dn dan atau:                 n nn n n n n n n b a a a a b a a a a b a a a a b a a a a ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3 2 1 3 3 33 32 31 2 2 23 22 21 1 1 13 12 11                 n d d d d 1 ... 0 0 0 ... ... ... ... ... ... 0 ... 1 0 0 0 ... 0 1 0 0 ... 0 0 1 3 2 1

d

x

d

x

d

x

d

x

,

,

,....,

(45)

Contoh Eliminasi Gauss Jordan (1/1)

 Selesaikan persamaan linier simultan:

 Augmented matrik dari persamaan linier simultan

 Lakukan operasi baris

elementer

8

4

2

3

2 1 2 1

x

x

x

x

8

4

2

3

1

1

                    1 1 0 2 0 1 1 1 0 3 1 1 2 / 2 2 2 0 3 1 1 2 2 1 1 2 B B B b B

Penyelesaian persamaan linier simultan :

(46)

Contoh Eliminasi Gauss Jordan (1/4)

0 5 6 3 7 1 7 2 9 2          z y x z y z y x 0 5 6 3 1 3 4 2 9 2          z y x z y x z y x          3 1 4 2 9 2 1 1              0 5 6 3 17 7 2 0 9 2 1 1 B2-2B1 B2-2B1 B3-3B1 B3-3B1

(47)

Contoh Eliminasi Gauss Jordan (2/4)

0 11 3 9 2 2 17 2 7         z y z y z y x 27 11 3 17 7 2 9 2          z y z y z y x               27 11 3 0 17 7 2 0 9 2 1 1         1 0 9 2 1 1 2 17 2 7 ½ B2 ½ B2 B 3-3B2 B3-3B2

(48)

Contoh Eliminasi Gauss Jordan (3/4)

3 9 2 2 17 2 7        z z y z y x 2 3 2 1 2 17 2 7 9 2          z z y z y x               3 1 2 17 2 7 0 0 1 0 9 2 1 1         1 0 9 2 1 1 2 17 2 7 -2 B3 -2 B3 B1- B2 B1- B2

(49)

Contoh Eliminasi Gauss Jordan (4/4)

3 2 1    z y x 3 2 17 2 7 2 35 2 11       z z y z x             3 1 0 0 1 0 0 1 2 17 2 7 2 35 2 11           3 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 B2 + 7/2 B3 B1 - 11/2 B3 B2 + 7/2 B3 B1 - 11/2 B3

(50)
(51)

Strategy Pivoting

Prinsip strategy pivoting adalah jika a

p,p(p-1)

=0, cari baris k

dengan a

k,p

≠ 0 dan k > p, lalu pertukarkan baris p dan baris

k.

(52)

Jenis pivoting (1)

Partial pivoting (pivoting sebagian)

Pivot dipilih dari semua elemen pada kolom p yang mempunyai nilai mutlak

terbesar

|ak,p| = max{|ap,p|, |ap+1,p|, …, |an-1,p|, |an,p|}

 Lalu pertukarkan baris ke-k dengan baris ke-p.

 Misal setelah operasi baris pertama diperoleh matrik sbb:

 Untuk operasi baris kedua, carilah elemen x pada kolom ke-2 mulai baris ke-3 s/d

kolom ke-4 yang nilai mutlaknya terbesar, lalu pertukarkan barisnya dengan baris ke-2.

 Elemen x yang nilai mutlaknya terbesar itu sekarang menjadi pivot untuk operasi

baris selanjutnya.             x x x x x x x x x x x x x x x x x 0 0 0

(53)

Jenis pivoting (2)

Complete pivoting (pivoting lengkap)

 Disamping baris, kolom juga diikutkan dalam pencarian elemen terbesar dan kemudian dipertukarkan, maka strategi ini disebut pivoting lengkap.

 Pivoting lengkap jarang dipakai dalam program sederhana karena pertukaran kolom mengubah urutan suku x dan akibatnya menambah kerumitan program secara berarti

(54)

Contoh

 Selesaikan SPL dengan metode Eliminasi Gauss

Penyelesaian

 Baris pertama dipertukarkan dengan baris ke-2 sehingga 0.3454

menjadi pivot 1.018 436 . 2 0.3454 1.569 566 . 1 0.0003 2 1 2 1     x x x x       1.018 2.436 -0.3454 1.569 1.566 0.0003 1 2 R R       1.569 1.566 0.0003 1.018 2.436 -0.3454 1 2 R 3454 . 0 0003 . 0 R       1.568 1.568 0 1.018 2.436 -0.3454

(55)

Contoh

Dengan backward subtitusi diperoleh

02 . 10 3454 . 0 ) 000 . 1 )( 436 . 2 ( 018 . 1 x 1 568 . 1 568 . 1 x 1 2      

(56)

Metode Iterasi Gauss Seidel

 Metode untuk menyelesaikan SPL yang menggunakan proses

iterasi.

 Baik untuk menyelesaikan SPL yang besar

 Bila diketahui SPL seperti di bawah ini

n n nn n n n n n n n n n b x a x a x a x a b x a x a x a x a b x a x a x a x a b x a x a x a x a                     ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3 3 2 2 1 1 3 3 3 33 2 32 1 31 2 2 3 23 2 22 1 21 1 1 3 13 2 12 1 11

(57)

Metode Iterasi Gauss-Seidel

Berikan nilai awal dari setiap x

i

(i=1 s/d n)

1 1 2 2 1 1

2 3 23 1 21 2 22 2 1 3 13 2 12 1 11 1 .... 1 ... ... ... ... ... ... ... .... 1 .... 1                  n nn n n n nn n n n n n x a x a x a b a x x a x a x a b a x x a x a x a b a x

(58)

Metode Iterasi Gauss-Seidel

Dengan menghitung nilai-nilai xi (i=1 s/d n) menggunakan

persamaan-persamaan di atas secara terus-menerus hingga nilai untuk setiap xi(i=1 s/d n) sudah SAMA dengan nilai xi pada iterasi

sebelumnya maka diperoleh penyelesaian dari SPL tersebut.

Atau dengan kata lain proses iterasi dihentikan bila selisih nilai xi (i=1

s/d n) dengan nilai xi-1 kurang dari nilai tolerasi error yang ditentukan.

(59)

Syarat Konvergen

 Syarat agar konvergen adalah sistem dominan secara diagonal

 Contoh SPL berikut:

 Dominan secara diagonal karena | 3 | > | 1 | + | -1 | | 4 | > | 2 | + | 1 | | 8 | > | -1 | + | 5 | Sehingga pasti konvergen

   n i j j ij ii a a , 1 5 8 5 5 4 2 1 3 3 2 1 3 2 1 3 2 1           x x x x x x x x x

(60)
(61)

Contoh

 Selesaikan SPL di bawah ini menggunakan metode iterasi

Gauss-Seidel

 Berikan nilai awal : x1 = 0 dan x2 = 0  Susun persamaan menjadi:

14 4 2 5 2 1 2 1     x x x x1 2 2 1 2 14 4 1 5 x x x x     (5,0) (5,1) (4,1) (4,3/2) (7/2,3/2)

(62)

Contoh

(13/4,7/4) (13/4, 15/8) (25/8, 15/8) (25/8, 31/16) (49/16, 31/16) (49/16, 63/32) (97/32, 63/32) (97/32, 127/64)

(63)

Contoh :

 Selesaikan sistem persamaan berikut:

 Augmented matrik dari persamaan linier simultan tersebut :

10 2 2 2 2 6 3 2 1 3 2 1 3 2 1          x x x x x x x x x

10

2

1

2

2

1

2

1

6

1

1

1

(64)
(65)

Hasil Konvergen

6 2 2 10 2 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1          x x x x x x x x x

(66)

Contoh Penyelesaian Permasalahan

Persamaan Linier Simultan

 Mr.X membuat 2 macam boneka A dan B. Boneka A memerlukan bahan 10 blok B1 dan 2

blok B2, sedangkan boneka B memerlukan bahan 5 blok B1 dan 6 blok B2. Berapa jumlah boneka yang dapat dihasilkan bila tersedia 80 blok bahan B1 dan 36 blok bahan B2.

Model Sistem Persamaan Linier :

Variabel yang dicari adalah jumlah boneka, anggap:

x1 adalah jumlah boneka A x2 adalah jumlah boneka B

Perhatikan dari pemakaian bahan :

B1: 10 bahan untuk boneka A + 5 bahan untuk boneka B = 80 B2: 2 bahan untuk boneka A + 6 bahan untuk boneka B = 36

 Diperoleh model sistem persamaan linier

10 x1 + 5 x2 = 80 2 x1 + 6 x2 = 36

(67)

Contoh

 metode eliminasi Gauss-Jordan

 Diperoleh x1 = 6 dan x2 = 4, artinya bahan yang tersedia dapat dibuat 6 boneka A dan 4

(68)

Contoh :Penghalusan Kurva Dengan Fungsi

Pendekatan Polinomial

 Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga tampak kasar. Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva yang dibentuk dengan fungsi pendekatan polinomial. Dari fungsi polinomial yang dihasilkan kurva dapat digambarkan dengan lebih halus.

1

2

3

(69)

Contoh 2 :

 Misalkan pada contoh diatas, 4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6),

(8,14) dan (12,10). 4 titik ini dapat didekati dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :

 Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam persamaan di atas

akan diperoleh model persamaan simultan sebagai berikut :

 Titik 1  3 = 8 a + 4 b + 2 c + d

 Titik 2  6 = 343 a + 49 b + 7 c + d

 Titik 3  14 = 512 a + 64 b + 8 c + d

(70)

 Dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss-Jordan a = -0,303 b = 6,39 c = -36,59 d = 53,04 y = -0,303 x3 + 6,39 x2 – 36,59 x + 53,04

(71)

Latihan Soal

Selesaikan dg Eliminasi Gauss, Eliminasi Gauss Jordan dan

Iterasi Gauss Seidel

10 4 7 3 1 3 2 8 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1           x x x x x x x x x 1 3 2 0 5 . 1 0001 . 1 2 1 2 1     x x x x 2003 3 2000 622 . 1506 5 . 1500 122 . 6 2 1 2 1     x x x x 3 4 6 2 2 3 1 2 9 2 0 2 3 8 4 3 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1                x x x x x x x x x x x x x x x 53 . 0 48 . 1 04 . 3 68 . 2 03 . 1 3 . 1 93 . 0 48 . 1 05 . 0 53 . 4 48 . 1 51 . 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1           x x x x x x x x x

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Statistik Perikanan Tangkap di Laut Menurut WPP (DJPT, 2013) mencatat bahwa sumberdaya tuna neritik yang tertangkap di

1) Wawancara kepada pemilik dan tenaga kerja pada Usaha Beras Kencur Putri Solo untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permasalahan utama yang dapat

2) Remaja memiliki tuntutan internal dari dalam dirinya sendiri untuk memperoleh kemandirian emosional dari orang tuanya, untuk mencari jati dirinya sebagai remaja

Penelitian yang dilakukan oleh Wawan Sukhron fauzi (2010) mengenai “hubungan Konsep Diri dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Dasar

Hasil ujian analisis regrasi yang dijalankan pula mendapati bahawa faktor kepimpinan mempunyai hubungan signifikan 0.000<0.050 yang positif, dengan nilai beta 0.440 yang

Fenomena yang terjadi di perusahaan tersebut yang bisa diangkat menjadi permasalahan dalam kesempatan penelitian kali ini adalah “bagaimana mengurangi jumlah cacat

Baik Bu Imah, Bu Incih, serta para guru yang mengajar di TK Intan Bahari dan PAUD Mutiara Bahari telah menyadari bahwa mereka tidak bekerja di masyarakat yang memiliki

• Pada bahasa C, string bukanlah merupakan tipe data tersendiri, melainkan hanyalah kumpulan dari nilai- nilai karakter yang berurutan dalam bentuk array berdimensi satu à array