• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam kegiatan perdagangan. Di era perdagangan bebas sekarang bila suatu negara mau bersaing di dalamnya dibutuhkan produk–produk yang berkualitas untuk bersaing dalam perdagangan bebas tersebut. Pengambilan keputusan berkualitas atau tidak ditentukan oleh validitas hasil dari pengujian produk tersebut. Validitas hasil pengujian kualitas suatu produk tersebut dapat menjadi pertimbangan yang berpengaruh besar untuk menambah kemampuan saing produk tersebut. Oleh sebab itu, dengan adanya sertifikat hasil pengujian kualitas yang telah terjamin validitasnya maka akan menjadi jaminan mutu bahwa produk tersebut telah memenuhi standar regulasi dalam kegiatan perdagangan.

Validitas juga sangat dibutuhakan dalam proses ekspor dan impor, agar tidak terjadi penolakan ekspor seperti yang terjadi pada kasus penolakan ekspor mangga Indramayu dan manggis di Australia karena diklaim mengandung sejumlah tertentu residu pestisida (kabarbisnis.com, 21 Maret 2012). Contoh lain, ekspor kopi robusta Indonesia ke Jepang juga terhambat, menyusul rendahnya ambang batas residu pestisida yang diterapkan sejak 2009 oleh Pemerintah Jepang, yaitu sebesar 0,01%. Nilai ambang batas ini lebih rendah dari nilai ambang batas yang diterapkan Negara Uni Eropa yaitu sebesar 0,1%. Penolakan Jepang mengakibatkan sebanyak 20-30 kontainer biji kopi robusta per tahun yang memasuki pelabuhan Jepang terhambat. Setiap kontainer biji kopi bernilai US$45 ribu sehingga akumulasi per tahun merugikan Negara sebesar US$1,35 juta. (www.agroasianews.com, 10 Februari 2012). Hal itu terjadi karena standar pengujian negara pengekspor dan pengimpor berbeda, jaminan mutu pengujian yang belum baik dari tiap laboratorium penguji, selain itu lemahnya infrastruktur metrologi untuk melakukan pengukuran kadar .

(2)

pestsida dan pengujian bahan lainnya dari negara pengekspor juga dapat menyebabkan kerugian tersebut yang berimpas pada devisa negara. Validitas hasil pengukuran akan didapatkan apabila hasil pengukuran tersebut memiliki standar yang telah terjamin mutunya. Jaminan mutu suatu hasil pengujian sangat ditentukan oleh kompetensi laboratorium pengujian. Suatu laboratorium pengujian dikatakan memenuhi syarat dan kompeten apabila telah menerapkan sistem mutu yang mengacu pada standar nasional maupun internasional. Standar mutu laboratorium pengujian mengacu pada ISO/IEC 17025. Faktor-faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan/atau kalibrasi oleh laboratorium meliputi faktor manusia, metode pengujian, kalibrasi serta validasi metode, peralatan, ketertelusuran pengukuran, pengambilan contoh dan penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi.

Timbangan analitik adalah salah satu standar yang sangat penting untuk dijamin mutunya, sebab timbangan analitik memiliki beberapa peran dalam pengukuran, salah satu contohnya timbangan analitik berperan dalam proses kalibrasi benda-benda volumetri seperti gelas ukur, labu ukur, bejana ukur, dan mikropipet. Benda– benda volumetri tersebut dapat kita hubungkan dengan proses pengujian kandungan kimia. Sebagai contoh, gelas ukur digunakan dalam preparasi sample untuk pengujian kandungan atau analisis suatu bahan secara kimiawi. Gelas ukur berperan dalam proses pengenceran, ataupun pencampuran bahan yang akan diuji, dengan mengubah variabel konsentrasi misalnya. Apabila sebuah gelas ukur tidak terkalibrasi dengan benar maka ketika sebuah sampel diukur dengan gelas ukur tersebut akan menunjukan hasil yang tidak akurat. Hal tersebut terjadi karena gelas ukur tidak terkalibrasi dengan benar, gelas ukur tidak terkalibrasi dengan benar disebabkan oleh timbangan yang menjadi standar belum terjamin mutu hasil pengujiannya. Untuk menjamin bahwa timbangan bekerja sesuai dengan reliabilitas yang diperlukan untuk mutu hasil pengujian yang dikehendaki, laboratorium harus memiliki program pemeliharaan peralatan pengujian, dalam hal ini timbangan. Pemeliharaan mutu hasil pengujian timbangan berupa evaluasi jaminan mutu timbangan analitik tersebut.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskanlah beberapa masalah, antara lain :

1. Bagaimana jaminan mutu timbangan yang digunakan untuk kalibrasi alat volumetri?

2. Bagaimana pengaruh jaminan mutu timbangan terhadap hasil kalibrasi alat volumetri?

3. Sumber ketidakpastian apa yang memiliki kontribusi terbanyak pada evaluasi jaminan mutu timbangan untuk kalibrasi alat volumetri?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis memfokuskan permasalahan pada emapat hal, antara lain :

1. Timbangan yang dilakukan evaluasi jaminan mutu adalah jenis timbangan analytical balance.

2. Standar yang digunakan dalam proses evaluasi adalah Anak Timbangan Kelas F1.

3. Metode yang digunakan dalam proses evaluasi adalah metode control chart, uji F dan uji t dengan berpedoman pada KAN Guide on Measurement Assurance DP.01.33(E).

4. Data hasil pengolahan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Menentukan nilai koreksi hasil penimbangan untuk mengetahui apakah timbangan yang digunakan untuk kalibrasi alat volumetri masih terjamin mutu hasil penimbangannya.

(4)

2. Menganalisa pengaruh jaminan mutu timbangan terhadap hasil kalibrasi alat volumetri.

3. Menentukan sumber ketidakpastian yang memiliki nilai kontribusi paling besar pada evaluasi jaminan mutu timbangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan mengenai evaluasi jaminan mutu timbangan untuk kalibrasi alat volumetri serta manajemen mutu suatu laboratorium kalibrasi. Dengan dilakukan evaluasi jaminan mutu, maka kualitas hasil pengukuran dan kalibrasi alat volumetri dapat terjaga pada kondisi yang optimum.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir ini dibuat secara sistematis, dengan membagi menjadi enam bab dan beberapa sub bab, sehigga didapat alur pemikiran dan penyampaian yang teratur. Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Penulisan latar belakang dan permasalahan disajikan dalam bentuk uraian yang secara kronologis diarahkan untuk langsung menuju rumusan masalah. Dalam latar belakang dan permasalahan dapat dimasukkan beberapa uraian singkat penelitian terdahulu yang dapat memperkuat alasan mengapa penelitian ini dilakukan. (Panduan Penulisan Tugas Akhir FMIPA UGM).

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian penulis yang ditulis dalam laporan tugas akhir ini.

(5)

Bab III Landasan Teori

Pada bab ini dipaparkan teori – teori yang melandasi dilakukannya penelitian dan teori yang melandasi pengolahan data dalam laporan ini.

Bab IV Metodologi Penelitian

Bagian ini menyajikan secara lengkap setiap langkah eksperimen yang dilakukan dalam penelitian hingga pengolahan data yang dilakukan.

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab ini menampilkan hasil dari pengolahan data penelitian ini dan membahas mengenai keseluruhan hasil dan proses penelitian.

Bab VI Penutup

Dalam bab ini terdapat kesimpulan yang memuat secara singkat dan jelas tentang hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian, serta saran yang diberikan penulis untuk keperluan penelitian lebih lanjut.

(6)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mutu menjadi aspek terpenting dalam sebuah perdagangan, terutama yang melibatkan berbagai negara sebagai objek perdagangan tersebut. Seperti perdagangan bebas yang pada nantinya akan dialami oleh Indonesia bersama beberapa negara seperti China, Korea Selatan, dan berbagai lainnya. Beberapa ahli telah mendefinisikan mutu dalam berbagai interpretasi dan juga perpektif ilmu. Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya.

Program kalibrasi harus ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari peralatan yang sifat-sifatnya mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil. Peralatan tersebut harus dicek dan/atau dikalibrasi sebelum digunakan. Neraca merupakan salah satu peralatan yang terdapat di laboratorium pengujian dan digunakan untuk penimbangan sebagai bagian dari proses pengukuran dan analisis (Syukria, 2011). Masih menurut Syukria pada makalahnya yang berjudul “Evaluasi Unjuk Kerja Neraca Mikro Sebagai Implementasi Sistem Mutu Laboratorium Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri”, laboratorium Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) sebagai laboratorium pengujian menggunakan neraca mikro untuk penentuan jumlah partikulat udara (Particulate Matter/PM) yaitu PM2.5 (partikulat udara tersuspensi yang berukuran > 2.5 mikrometer) dan PM10 (partikulat udara tersuspensi yang berukuran 2.5-10 mikrometer) secara metrologi. Terkait dengan renstra BATAN yaitu peningkatan peran teknik analisis nuklir dalam mendukung kualitas lingkungan khususnya dalam memperoleh distribusi polutan udara di pulau Jawa, maka kuantifikasi jumlah partikulat udara memegang peranan yang sangat vital karena diperolehnya data karakterisasi polutan udara yang valid dimulai dari akurasi data penentuan berat debu secara gravimetri. Karena jumlah

(7)

sampel partikulat udara yang sangat sedikit (dalam skala mikrogram), maka diperlukan peralatan yang mampu mengkuantifikasi jumlah partikulat udara dengan ketelitian yang tinggi, seperti neraca mikro. Keakuratan dan keabsahan data berat debu sangat dipengaruhi oleh kinerja peralatan (neraca mikro). Oleh karena itu neraca mikro yang digunakan pada kegiatan tersebut harus bebas dari bias dan sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Harsojo (2012) melakukan kajian kalibrasi timbangan analit pada laboratorium yang telah menerapkan penjaminan mutu ISO 1702 dan telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional. Timbangan yang dilakukan pengujian penjaminan mutu adalah pada jangkauan penimbangan 1 mg sampai 100 g, dengan Anak Timbangan yang digunakan untuk menjamin kalibrasi adalah anak timbangan kelas F1. Dari penelitian tersebut Harsojo menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penjaminan mutu ISO 17025 penting untuk diaplikasikan pada Laboratorium Kalibrasi Timbangan Analit sebab dapat memantau dengan baik unjuk kerja timbangan yang dikalibrasi dan ketidakpastian pengukurannya. Masih menurut Harsojo, di dunia perdagangan global maupun nasional, kesadaran untuk menjaga kinerja timbangan keadaannya berbeda dengan situasi di kampus karena adanya peraturan metrologi legal atau karena tuntutan regulasi terkait. Untuk dapat difungsikan di dalam pasar global atau metrologi legal, suatu timbangan harus dikalibrasi dengan anak timbangan yang tertelusur ke satuan Internasional.

Luckman (2014) yang melakukan penelitian berjudul ”Control Chart untuk Mengetahui Kapabilitas Laboratorium Kalibrasi Volume di PT. SUCOFINDO SBU Laboratorium Cibitung”, mengatakan bahwa persyaratan internasional (ISO, ASTM, TUV, dll) yang ditetapkan pada semua pelaku industri mengharuskan para pengusaha menyediakan peralatan yang layak pakai dengan nilai ketelitian, kepekaan dan ketepatan yang sesuai dengan kebutuhan persyaratan tersebut. Hal ini diharapkan mampu membantu pada proses manufaktur maupun bidang lainnya dalam melakukan pengukuran yang sebenarnya. Namun seiring berjalannya waktu dalam banyaknya kegiatan pengukuran, maka secara perlahan penyimpangan pada peralatan yang digunakan sebagai pengukuran mengalami penurunan dan memiliki nilai penyimpangan terhadap ketelitian, kepekaan, dan ketepatan alat tersebut. Kondisi ini

(8)

disebabkan oleh banyak hal, salah satunya yang paling berpengaruh adalah kondisi laboratorium pengkalibrasi. Untuk menjaga kualitas dari jasa yang dilaksanakan, maka salah satu caranya adalah dengan menggunakan control chart sebagai alat pengendalian kualitas. Khususnya dalam jasa kalibrasi yang merupakan pemain penting dalam perihal kualitas baik high end user maupun sesama pelaku jasa industri. Kualitas jasa kalibrasi pada laboratorium kalibrasi volume menentukan kualitas sebuah jasa untuk dunia obat-obatan ataupun yang berbau kimia. Dengannya dibuat control chart untuk tiap tiap hasil kalibrasi, maka diharapkan kualitas lab kalirbasi volume dapat tetap dijaga pada kondisi optimum nya.

Rosidi dkk. (2011) membuat control chart untuk analisis Zn dalam serum secara AANI sebagai mutu. Dalam makalahnya Rosidi dkk mengatakan bahwa jaminan mutu dari hasil pengukuran merupakan suatu tuntutan pasar. Penyajian data pengukuran yang akurat dan presisi adalah sebagai salah satu syarat bagi laboratorium pengujian untuk mendapat pengakuan dari user (pengguna) maupun lembaga yang menerbitkan sertifikasi. Dalam makalah tersebut juga disampaikan bahwa control chart sangat diperlukan untuk suatu proses analisis. Dengan control chart suatu masalah dapat ditelusuri, dari control chart yang diperoleh dapat terlihat bahwa hasil analisis Zn dalam serum berada dalam batas kendali berarti cukup terkontrol terkendali oleh karena itu hasil analisis dapat diterima dan sertifikat analisis dapat diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang berasal dari fosil yaitu minyak bumi dan batubara. Jawaban