• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Parkir

Parkir adalah tempat yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung kendaraan dan kebutuhan. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian yang bersifat tidak sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Tujuan fasilitas parkir adalah memberikan tempat istirahat kendaraan.

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan kendaraannya parkir ditempat. dimana tempat tersebut mudah untuk dicapai. Oleh karena itu fasilitas parkir merupakan kebutuhan yang sangat penting dari suatu pengendalian lalu lintas.

Perparkiran merupakan bagian yang penting, kebijaksanaan perparkiran harus dilakukan secara komsistens, sehingga seluruh aspek dari kebijaksanaan tersebut diarahkan pada tujuan yang sama (Dirjen Perhubungan Darat, 1998).

2.2 Standart Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan parkir berbeda antara yang satu dengan lainnya yang sesuai dengan peruntukannya. Pada umumnya ada 2 (dua) jenis peruntukan kebutuhan parkir, yakni sebagai berikut :

(2)

1. Kegiatan parkir tetap

Kegiatan parkir tetap diperuntukan pada pusat perdagangan, pusat perkantoran swasta atau pemerintah, pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan, pasar sekolah, tempat rekreasi, hotel dan tempat penginapan, rumah sakit.

2. Kegiatan Parkir yang bersifat sementara

Kegiatan parkir yang bersifat sementara diperuntukan pada bioskop, tempat pertunjukan, empat pertandingan olahraga dan rumah ibadah Standart kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan tarip yang diberlakukan, ketersedian ruang parkir, tingkat pemilikan kendaraan bermotor, tingkat pendapatan masyarakatan. Kegiatan dan standart-standart kebutuhan parkir adalah sebagai berikut :

2.2.1 Kegitan Parkir Tetap 1. Pusat perdagangan

Parkir dipusat perdagangan dikelompokan dalam dua kelompok yaitu pekerja yang bekerja di pusat perdagangan tersebut dan pengunjung. Pekerja umumnya parkir untuk jangka panjang dan pengunjung umumnya jangka pendek. Karena tekanan penyediaan ruang parkir adalah untuk pengunjung maka kriteria yang digunakan sebagai acuan penentuan kebutuhan ruang parkir adalah luas area kawasan perdagangan.

(3)

Tabel 2.1 Kebutuhan SRP di pusat perdangan Luas Areal Total

(SRP)

10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan (SRP)

59 67 88 125 415 777 1140 1502

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 2. Pusat perkantoran

Parkir di pusat perkantoran mempunyai ciri parkir jangka panjang oleh karena itu penentuan ruang parkir dipengaruhi oleh jumlah karyawan yang bekerja di kawasan perkantoran tersebut.

Tabel 2.2 Kebutuhan SRP di pusat perkantoran

Jumlah karyawan 1000 1500 2000 2500 3000 4000 5000 Kebutuhan

(SRP)

Administrasi 235 237 239 240 242 246 249 Pelayanan Umum 288 290 291 293 295 298 302 Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

3. Pasar swalayan

Seperti halnya dipusat perdagangan, pasar swalayan mempunyai karakteristik kebutuhan ruang parkir yang sama.

Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di pasar swalayan Luas Areal Total (100 m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1000

(4)

4. Pasar

Pasar juga mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan pusat perdagangan ataupun pasar swalayan, walaupun kalangan yang mengunjungi pasar lebih banyak dari golongan dengan pendapatan menegah kebawah.

Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di pasar Luas Areal Total (100 m2) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 5. Sekolah /perguruan tinggi

Parkir sekolah/perguruan tinggi dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu pekerja/dosen/guru yang bekerja di sekolah/perguruan tinggi tersebut dan siswa/ mahasiswa umumnya jangka pendek bagi mereka yang diantara jemput dan jangka panjang bagi mereka yang memakai kendaraannya sendiri. Jumlah kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah siswa/mahasiswa.

Tabel 2.5 Kebutuhan SRP di sekolah/perguruan tinggi Jumlah mahasiswa (100 Orang) 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 6. Tempat rekrasi

Kebutuhan parkir ditempat rekreasi dipengaruhi oleh daya tarik tempat tersebut. Biasanya pada hari-hari minggu libur kebutuhan parkir meningkat

(5)

dari hari kerja. Perhitungan kebutuhan didasarkan pada luas areal tempat rekreasi. Tabel 2.6 Kebutuhan SRP tempat rekreasi

Luas Areal Total (100 m2)

50 150 100 200 400 800 1600 3200 6400

Kebutuhan (SRP)

103 109 115 122 146 196 295 494 892

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 7. Hotel dan tempat penginapan

Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan tergantung kepada tarip sewa kamar yang diberlakukan dan jumlah kamar serta kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pesta kawin yang diadakan di hotel tersebut.

Tabel 2.7 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan Jmlah (buah) Kamar 100 150 200 250 350 400 550 550 600 Tarip Staandart ($) <100 154 155 156 158 161 162 165 166 167 100-150 300 450 476 477 480 481 484 485 487 150-200 300 450 600 796 799 800 803 804 806 200-250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425 Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

8. Rumah sakit

Seperti halnya hotel kebutuhan ruang parkir di rumah sakit tergantung kepada tarip rumah sakit yang diberalkukan dan jumlah kamar.

(6)

Tabel 2.8 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan Jumlah Tempat Tidur (buah) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

2.2.2 Kegiatan Parkir yang Bersifat Sementara 1. Bioskop / gedung pertunjuakan

Ruang parkir di bioskop/gedung pertunjukan sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 jam sampai 2 jam saja dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kepastian pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah tempat duduk.

Tabel 2.9 Kebutuhan SRP bioskop/gedung pertunjukan Jumlah Tempat Duduk (buah) 300 400 500 600 700 800 900 1000 1000 Kebutuhan (SRP) 198 202 205 210 214 218 222 227 230

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 2. Gelanggang olahraga

Ruang parkir di gelanggang olahraga sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 sampai 2 jam saja dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapasitas pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah tempat duduk.

(7)

Tabel 2.10 Kebutuhan SRP gelanggang olahraga Jumlah Tempat Duduk (100 buah) 40 50 60 70 80 90 100 150 Kebutuhan (SRP) 235 290 340 390 440 490 540 790

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

2.3 Kriteria Parkir di Gedung 2.3.1 Kriteria Pengembangan

Ada beberapa kreteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir digedung parkir yaitu :

1. Tersedia tata guna lahan

2. Memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku 3. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

4. Memberikan kemudahan bagi pengguna jasa 2.3.2 Tata Letak Gedung Parkir

Tata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Lantai datar dengan jalur landai luar (external ramp)

Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang dihubungankan denagan ramp (Gambar 2.1 a).

2. Lantai terpisah

Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang keatas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang miring digunakan untuk kendaraan yang keluar (Gambar 2.1. b,c,d). Selanjutnya Gambar

(8)

2.1.c dan d menunjukan jalan masuk dan jalan keluar yang lebih pendek. Gambar 2.1.b menunjukan kombinasi antara sirkulasi kedatangan (masuk) dan keberangkatan (keluar).

Ramp berada pada pintu keluar; kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir sampai menemukan tempat yang dapat dimanfaatkan. Pengaturan gunting seperti itu memiliki kapasitas dinamik yang rendah karena jarak pandang kendaraan yang datang agak sempit.

3. Lantai gedung yang berfungsi sebagai ramp

a. Pada Gambar 2.1e sampai dengan 2.1.g terlihat kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus sebagai ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah. Gambar 2.1.e memperlihatkan gang satu arah dengan jalan keluar yang lebar. Namun, bentuk seperti itu tidak disarankan untuk kapasitas parkir lebih dari 500 kendaraan karena akan mengakibatkan alur tempat parkir menjadi panjang.

b. Pada Gambar 2.1.f terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai blokasi parkir, dengan jalan keluar dan masuk dari ujung ke ujung.

c. Pada Gambar 2.1.g letak jalan keluar dan masuk bersamaan. Jenis lantai ber-ramp biasanya di buat dalam dua bagian dan tidak selalu sesuai dengan lokasi yang tersedia. Ramp dapat berbentuk oval atau persegi, dengan gradien tidak terlalu curam, agar tidak menyulitkan membuka dan menutup pintu kendaraan.

d. Pada Gambar 2.1.h plat lantai horizontal, pada ujung-ujungnya dibentuk menurun ke dalam untuk membentuk sistem ramp. Umumnya merupakan

(9)

jalan satu arah dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan lokasi, seperti polasi gedung parkir lantai datar.

e. Tinggi minimal ruang bebas lantai gedung parkir adalah 2,50 m.

Gambar 2.1 Berbagai bentuk gedung parkir bertingkat Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

(10)

2.4 Satuan Ruang Parkir ( SRP)

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa satuan ruang parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Tetapi untuk menentukan suatu ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain.

Demikian juga halnya untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini :

Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang

Gambar 2.2 Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang a = jarak gandar h = tinggi total

b = depan tergantung B = lebar total c = belakang tergantung L = panjang total d = lebar

2.4.1 Ruang Bebas Kendaraan Parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun

(11)

dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.

2.4.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Jenis Bukaan Pintu

Pengguna dalam / atau Peruntukan fasilitas parkir

Gol

Pintu depan / belakang terbuka tahap awal 55 cm

Karyawati / pekerja kantor Tamu / pengunjung pusat

kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas I Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm

Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan/rekreasi,hotel, pusat perdagangan eceran /swalayan,

(12)

Pintu depam terbuka penuh dan ditambah untuk pergerakan kursi roda

Orang cacat

III

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Berdasarkan Butir 1 dan 2, penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan butir 3, penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada Tabel 2.12

Tabel 2.12 Penentuan satuan ruang parkir (SRP)

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir

1. a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III 2. Bus/truk 3. Sepada motor 2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 12,50 0,75 x 2,00 . Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut. 1. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

(13)

Keterangan :

B = lebar total kendaraan L = panjang total kendaraan

O = lebar bukaan pintu a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal R = jarak bebas arah lateral

Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 5 a2 = 20 Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 5 a2 = 20 Gol III : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 50 a2 = 20

2. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

(14)

2.5 Desain Parkir di Badan Jalan 2.5.1 Penentuan Sudut Parkir

Sudut parkir yang akan digunakan umumnya ditentukan oleh: 1. Lebar jalan;

2. Volume lalu lintas pada jalan bersangkutan; 3. Karakteristik kecepatan;

4. Dimensi kendaraan;

5. Sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan. Tabel 2.13 Lebar minimum jalan lokal primer satu arah

untuk parkir pada badan jalan

Kriteria parkir Satu lajur Dua lajur

Sudut Parkir (00n0) Lebar Ruang Parkir A(m) Ruang Parkir Efektif D(m) Ruang Manu- ver M(m) D+M (E) (m) D+M+J (m) Lebar Jalan Efektif L(m) Lebar Total Jalan W(m) Lebar Jalan Efek- tif L (m) Lebar Total Jalan W (m) 0 2,3 2,3 3,0 5,3 2,8 3 5,8 6,0 8,8 30 2,5 4,5 2,9 7,4 4,9 3 7,9 6,0 10,9 45 2,5 5,1 3,7 8,8 6,3 3 9,3 6,0 12,3 60 2,5 5,3 4,6 9,9 7,4 3 10,4 6,0 13,4 90 2,5 5,0 5,8 10,8 8,3 3 11,3 6,0 14,3

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

(15)

Tabel 2.14 Lebar minimum jalan lokal sekunder satu arah untuk parkir pada badan jalan

Kriteria parkir Satu lajur Dua lajur

Sudut Parkir (00n0) Lebar Ruang Parkir A(m) Ruang Parkir Efektif D(m) Ruang Manu- ver M(m) D+M (E) (m) D+M+J (m) Lebar Jalan Efektif L(m) Lebar Total Jalan W(m) Lebar Jalan Efek- tif L (m) Lebar Total Jalan W (m) 0 2,3 2,3 3,0 5,3 2,8 2,5 5,3 5,0 7,8 30 2,5 4,5 2,9 7,4 4,9 2,5 7,4 5,0 9,9 45 2,5 5,1 3,7 8,8 6,3 2,5 8,8 5,0 11,3 60 2,5 5,3 4,6 9,9 7,4 2,5 9,9 5,0 12,4 90 2,5 5,0 5,8 10,8 8,3 2,5 10,8 5,0 13,3

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Dengan : J = lebar penggurangan ruang maneuver (2,5 meter)

Tabel 2.15 Lebar minimum jalan kolektor sekunder satu arah untuk parkir pada badan jalan

Kriteria parkir Satu lajur Dua lajur

Sudut Parkir (00n0) Lebar Ruang Parkir A(m) Ruang Parkir Efektif D(m) Ruang Manu- ver M(m) D+M (E) (m) D+M+J (m) Lebar Jalan Efektif L(m) Lebar Total Jalan W(m) Lebar Jalan Efek- tif L (m) Lebar Total Jalan W (m) 0 2,3 2,3 3,0 5,3 2,8 3,5 6,3 7,0 9,8 30 2,5 4,5 2,9 7,4 4,9 3,5 8,4 7,0 11,9

(16)

60 2,5 5,3 4,6 9,9 7,4 3,5 10,9 7,0 14,4

90 2,5 5,0 5,8 10,8 8,3 3,5 11,8 7,0 15,3

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Dengan : J = lebar penggurangan ruang maneuver (2,5 meter)

Gambar 2.5 Ruang parkir pada badan jalan Keterangan : A = lebar ruang parkir (m)

D = ruang parkir efektif (m) M = ruang manuver (m)

J = lebar pengurangan ruang manuver (m) W = lebar total jalan

(17)

2.5.2 Pola Parkir 1. Pola parkir pararel

Gambar 2.6 Pada daerah datar 2. Pola parkir menyudut :

a. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berlaku untuk jalan kolektor dan lokal

b. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berbeda berdasarkan besar sudut berikut ini.

Gambar 2.7 Sudut = 900 Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Tabel 2.16 Pola parkir 90º

Gol. Kend A(m) B(m) C(m) D(m) E(m)

Golongan I 2,3 2,3 - 5,4 11,2

(18)

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Tabel 2.17 Pola parkir 30°

Gol. Kend A(m) B(m) C(m) D(m) E(m)

Golongan I 2,3 4,6 3,45 4,7 7,6

Golongan II 2,5 5,0 4,30 4,85 7,75

Golongan III 3,0 6,0 5,35 5,0 7,9

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Tabel 2.18 Pola parkir 45º

Gol. Kend A(m) B(m) C(m) D(m) E(m)

Golongan I 2,3 3,5 2,5 5,6 9,3

Golongan II 2,5 3,7 2,5 5,65 9,35

Golongan III 3,0 4,5 2,5 5,75 9,45

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)

Tabel 2.19 Pola parkir 60°

Gol. Kend A(m) B(m) C(m) D(m) E(m)

Golongan I 2,3 2,9 1,45 5,95 10,55

Golongan II 2,5 3,0 1,5 5,95 10,55

Golongan III 3,0 3,7 1,85 6,0 10,6

Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Keterangan :

A = lebar ruang parkir (M) B = lebar kaki ruang parkir (M) C = selisih panjang ruang parkir (M) D = ruang parkir efektif (M)

(19)

M = ruang manuver (M)

E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)

2.6 Karateristik Parkir

Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat-sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama waktu parkir, angka pergantian parkir, kapasitas parkir, penyediaan ruang parkir dan indeks parkir (Putu, 2010).

2.6.1 Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari), menurut Hobbs (1979) dalam Yulianto (2012). Rumus yang digunakan untuk menghitung volume parkir adalah:

Volume = Ei + X (kendaraan) ………. (2.1)

Keterangan:

Ei : Entry (kendaraan yang masuk lokasi).

X : Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survai (kendaraan). 2.6.2 Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah keseluruhan yang parkir di suatu tempat pada waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan per periode.

(20)

Akumulasi parkir = Ei - Ex ………. (2.2)

Keterangan:

Ei : Entry (kendaraan yang masuk kelokasi parkir) Ex : Extry ( kendaraan yang keluar lokasi parkir)

Jika sebelum diadakannya pengamatan sudah ada kendaraan yang parkir di lokasi survei, maka jumlah kendaraan yang ada tersebut dijumlahkan dalam harga akumulasi yang telah dibuat dengan rumus :

Akumulasi parkir = Ei – Ex + X ………. (2.3)

Keterangan :

X : Jumlah kendaraan yang ada

Dari hasil yang diperoleh dibuat grafik yang menunjukan akumulasi kendaraan dalam kurva akumulasi karakteristik.

2.6.3 Lama Waktu Parkir (Durasi)

Lama waktu parkir atau durasi adalah lama waktu yang dihabiskan oleh pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya parkir adalah

Durasi parkir = Waktu Ex – Waktu En ……….(2.4)

Keterangan:

Waktu Ex : Saat kendaraan keluar lokasi parkir Waktu En : Saat kendaraan masuk lokasi parkir

Dr (kendaraan /satuan waktu) = d1+d2+…+dn)/n……….(2.5) Keterangan :

(21)

Dr : Durasi rata-rata

n : Jumlah kendaraan yang parkir

Dari hasil perhitungan parkir akan dibuat grafik yang menunjukan hubungan antara jumlah kendaraan dengan waktu yang dipakai oleh pengguna parkir.

2.6.4 Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turn Over)

Tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dari pembagian antara jumlah total kendaran yang parkir dengan jumlah petak parkir yang tersedia selama waktu pengamatan. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat pergantian parkir menurut Suwardi (2007).

2.6.5 Indeks Parkir

Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa kapasitas parkir yang terisi. Jika nantinya ruang parkir melebihi 100 % maka tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai indeks adalah: IP = ……… (2.7)

Akumulasi Parkir Kapasitas Parkir x 100% Volume Parkir Ruang Parkir Tersedia

(22)

2.7 Jumlah Ruang Parkir

Ruang parkir yang dibutuhkan dalam menghitung ruang parkir yang dibutuhkan, rumus pendekatan yang digunakan adalah

Z = Qp x D …..………. (2.8)

T

Keterangan :

Z : Ruang parkir yang dibutuhkan

Qp : Jumlah kendaraan parkir per periode waktu tertentu T : Lamanya periode pengamatan

Gambar

Tabel 2.2 Kebutuhan SRP di pusat perkantoran
Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di pasar   Luas Areal  Total (100 m 2 )  40  50  75  100  200  300  400  500  1000  Kebutuhan   (SRP)  160  185  240  300  520  750  970  1200  2300
Tabel 2.7 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan  Jmlah  (buah)  Kamar  100  150  200  250  350  400  550  550  600  Tarip  Staandart  ($)  &lt;100  154  155  156  158  161  162  165  166  167 100-150 300 450 476 477 480 481 484 485 487 150-200 300 450 600
Tabel 2.8 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan  Jumlah  Tempat  Tidur (buah)  50  75  100  150  200  300  400  500  1000  Kebutuhan   (SRP)  97  100  104  111  118  132  146  160  230
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nasabah menyadari bahwa dalam kondisi Obligasi yang dimiliki dijual lebih awal sebelum tanggal jatuh tempo, maka harga Obligasi tersebut mungkin menjadi lebih rendah

Tafsir Muqarin adalah upaya yang dilakukan oleh mufasir dalam memahami satu ayat atau lebih kemudian membandingkan dengan ayat lain yang memiliki kedekatan atau

Pada penelitian ini dilakukan uji coba media dengan menentukan validitas dan reliabilitas menggunakan lembar kuisioner/angket dengan responden guru IPA di SMP sebagai

Lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi dakwah ialah bahasa karena hanya bahasalah yang dapat mengungkap pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang kongkret

Dengan keahlian pengguna atau pemakai komputer (user) maka semakin efektif penerapan sistem informasi di suatu perusahaan. Perumusan masalah penelitian ini adalah 1)

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: (1) desain pembelajaran sistem kontrol elektropneumatik berbasis programmable logic controller mendapatkan nilai

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka dapat di simpulkan beberapa hal: 1) Job insecurity berpengaruh negatif signifikan terhadap komitmen organisasi

Jum1ah spesies ikan yang ditemukan selama penelitian berturut-turut ialah 56 jenis ikan di Danau Sababilah (Gambar 2), 27 jenis di Danau Raya (Gam bar 3), dan 51 jenis ikan di