• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 2 PENERIMAAN RESEP. Nomor : - R - 01 Tanggal Revisi. Mulai Berlaku : -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 2 PENERIMAAN RESEP. Nomor : - R - 01 Tanggal Revisi. Mulai Berlaku : -"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 2 PENERIMAAN RESEP No. Revisi -Nomor : R - 01 Tanggal Revisi -Mulai Berlaku : 17 April 2017 1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelayanan sediaan farmasi-alat kesehatan dengan resep dokter.

2. Penanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek 3. Prosedur

3.1 Penerimaan Resep

1. Saat resep sudah diterima, terlebih dahulu memeriksa kelengkapan resep sesuai dengan daftar pada Bagian 4. (bila ada hal meragukan segera hubungi dokter penulis resep).

2. Memeriksa kebenaran pasien yang tertera dalam resep (nama, umur dan alamat). Jika pasien tidak sesuai maka konfirmasi ke dokter penulis resep atau resep ditolak.

3. Memastikan obat pada resep sesuai dengan tujuan terapi pasien. Jika tidak sesuai maka konfirmasi ke dokter penulis resep atau resep ditolak (tergantung situasi dan besar kecilnya ketidaksesuaian).

4. Mengecek ketersediaan sediaan farmasi-alkes di apotek dengan yang tertulis di resep.

a. Jika obat tidak tersedia atau habis stoknya maka obat pada resep tidak diberi harga dan diberi tanda (*)

b. Jika obat yang tertulis di resep tersedia stoknya di apotek maka dicek harganya di catatan list harga.

5. Jika ada obat yang tidak tersedia di apotek, pasien dan atau dokter diberitahu termasuk alternatif penggantinya jika ada.

6. Memberitahukan harga yang harus dibayar pasien.

a. Pasien diminta membayar jika ia setuju dengan harga yang harus dibayar

b. Jika Pasien tidak membawa uang yang cukup (jika harga obat terlalu mahal bagi pasien) maka apoteker menghubungi dan mengkonsultasikan dengan

(2)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 2 dari 2 PENERIMAAN RESEP No. Revisi -Nomor : R - 01 Tanggal Revisi -Mulai Berlaku : 17 April 2017 dokter penulis resep untuk mengganti obat tersebut dengan nama dagang yang harganya mampu dibayar oleh pasien atau ditawarkan pada pasien secara langsung untuk diganti dengan merek lain yang lebih murah.

7. Ketika harga sudah sesuai terjadi maka dapat dilakukan pembayaran.

8. Memberi nomor urut yang sesuai dengan nomor resep pada pasien dengan tujuan:.

a. Agar tidak terjadi kesalahan pada penerimaan obat.

b. Sebagai nomor antrean pasien agar lebih teratur dan tertib. c. untuk mempermudah dalam pengecekan jika ada sesuatu

sebagai nomor resep yang masuk di apotek.

9. Nomor antrian di berikan pada pasien yang bersangkutan, selanjutnya ditukar dengan obatnya setelah proses penyiapan selesai.

4. Daftar Kelengkapan Resep

Kelengkapan Resep Identitas Dokter Nama Signatura Frekuensi pemberian

SIP Jumlah pemberian

obat

SIK Waktu minum obat

Nama Informasi lain

No. Telepon

Penutup Paraf Superscripti

o

Simbol R/ Tanda tangan

Nama kota

Identitas Pasien

Nama

Tanggal resep Alamat

Inscriptio

Nama obat Umur

Kekuatan/potensi

obat Jenis kelamin

Jumlah obat Berat Badan

Subscriptio Bentuk sediaan

(3)

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1 PENYIAPAN DAN LABELING

SEDIAAN FARMASI-ALAT KESEHATAN No. Revisi -Nomor : R - 02 Tanggal Revisi -Mulai Berlaku : 17 April 2017

(4)

1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan dan labeling sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dilayani di Apotek. 2. Penanggung Jawab

Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian 3. Prosedur

1. Sediaan farmasi/alat kesehatan diambil dari rak.

2. Item, jumlah dan kekuatan sediaan farmasi/alat kesehatan yang diambil harus sesuai dengan resep.

3. Setiap pengambilan sediaan farmasi/alat kesehatan harus dicatat pada masing-masing kartu stok.

4. Setelah semua sediaan farmasi/alat kesehatan pada resep disiapkan, ditulis etiket pada masing-masing sediaan farmasi/alat kesehatan.

5. Untuk sediaan farmasi yang penggunaannya secara per oral, etiket yang digunakan adalah etiket berwarna putih, sedangkan sediaan farmasi yang digunakan non oral dan alat kesehatan menggunakan etiket berwarna biru.

6. Penulisan etiket harus jelas dan mudah dipahami oleh pasien.

7. Penulisan etiket meliputi tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama pasien, aturan penggunaan, dan waktu penggunaan.

8. Pada saat pemberian etiket juga dilakukan pengecekan ulang pada nama, jumlah, jenis, dan kekuatan sediaan farmasi/alat kesehatan. 9. Etiket yang sudah dituliskan aturan pakai ditempelkan sesuai

dengan sediaan farmasi/alat kesehatan. 4. Dokumen Rujukan

Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1 PENYIAPAN OBAT PUYER

(5)

1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan obat yang harus dipuyer.

2. Penanggung Jawab

Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian 3. Prosedur

1. Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus).

2. Obat-obat yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat salut, dll tidak boleh digerus dan harus dilakukan konfirmasi pada dokter penulis resep.

3. Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang diterima.

4. Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan aturan penggunaan obat.

5. Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (plastik klip) agar tidak tertukar dengan resep lain.

6. Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan.

7. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah semua obat terbuka dari kemasannya digerus sesuai dengan prosedur yang baik sampai halus dan homogen.

8. Kemudian serbuk tersebut dibagi sama banyak sesuai dengan jumlah puyer yang akan dibuat.

9. Mengemas puyer dengan menggunakan kertas puyer kemudian dipress dengan menggunakan sealing machine.

10. Menghitung kembali jumlah puyer yang dibuat berdasarkan resep. 11. Masukkan pada plastik klip yang telah diberi etiket.

4. Dokumen Rujukan

Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1 PERACIKAN OBAT KAPSUL

No. Revisi -Nomor : R - 04 Tanggal Revisi -Mulai Berlaku : 17 April 2017

(6)

1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan obat racikan yang dimasukkan ke kapsul.

2. Penanggung Jawab

Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian 3. Prosedur

1. Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus).

2. Obat-obat yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat salut, dll tidak boleh digerus dan harus dilakukan konfirmasi pada dokter penulis resep.

3. Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang diterima.

4. Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan aturan penggunaan obat.

5. Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (plastik klip) agar tidak tertukar dengan resep lain.

6. Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan.

7. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah semua obat terbuka dari kemasannya digerus sesuai dengan prosedur yang baik sampai halus dan homogen.

8. Kemudian serbuk tersebut dibagi sama banyak sesuai dengan jumlah puyer yang akan dibuat.

9. Serbuk dimasukkan pada cangkang kapsul sama banyak.

10. Setelah semua serbuk masuk pada cangkang kapsul tutup kembali dengan tutup kapsul bagian atasnya sambil ditekan-tekan agar kapsul tertutup dengan rapat kemudian di bersihkan dengan tisu. 11. Menghitung kembali jumlah kapsul yang dibuat berdasarkan resep.

Masukkan pada plastik klip yang telah diberi etiket. 12. Masukkan pada plastik klip yang telah diberi etiket. 4. Dokumen Rujukan

Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1 PENYIAPAN DAN PENYERAHAN

(7)

Tanggal Revisi

-Mulai Berlaku : 17 April 2017 1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan dan penyerahan sirup kering.

2. Penanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek 3. Prosedur

1. Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep. 2. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.

3. Menawarkan kepada pasien apakah ingin melakukan pengenceran sendiri atau dibantu apoteker.

4. Membuka botol obat, apabila pengenceran dilakukan oleh apoteker. 5. Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai

takaran.

6. Menyiapkan etiket warna putih dan label “Kocok Dahulu”.

7. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

4. Dokumen Rujukan

Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1 PELAYANAN RESEP NARKOTIKA

No. Revisi

-Nomor : R - 06

(8)

Tanggal Revisi

-Mulai Berlaku : 17 April 2017 1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan pelayanan resep narkotika.

2. Penanggung Jawab

Apoteker Pengelola Apotek. 3. Prosedur

1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.

2. Untuk obat racikan, Apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung narkotika atau menimbang bahan baku narkotika. 3. Untuk bahan baku narkotika, setelah mengambil sebagian untuk

ditimbang, wadah segera ditutup dan dikembalikan pada tempatnya. 4. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.

5. Menyiapkan etiket yang sesuai

6. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain

7. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan jumlah obat dengan permintaan dalam resep.

4. Dokumen Rujukan

Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1 PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN

(9)

Tanggal Revisi

-Mulai Berlaku : 17 April 2017 1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyerahan obat pada pasien.

2. Penanggung Jawab Apoteker.

3. Prosedur

1. Obat yang sudah diberi etiket diserahkan pada pasien.

2. Memanggil nama pasien sesuai dengan yang tertulis pada resep. 3. Meminta nomor antrian yang diberikan saat awal penerimaan resep. 4. Mencocokkan nomor antrian dengan nomor resep, setelah nomor

antrian dan nomor resep cocok obat diserahkan pada pasien.

5. Menyerahkan obat pada pasien dengan pemberian informasi tetang cara pemakaian, aturan pakai dan waktu penggunaan dan cara penyimpanan (KIE).

6. Pastikan bahwa obat yang diterima oleh pasien digunakan secara benar.

7. Informasi yang diberikan oleh Apoteker harus dapat dipahami oleh pasien, jika terlihat ragu-ragu, ulangi penjelasan pada pasien (asuhan kefarmasian).

4. Dokumen Rujukan

Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri klien yang akan digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bisnis klien,

Menurut Oemar Hamalik penulis buku yang berjudul Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, bahwa “Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau

STUDIO KOMPUTER TEKNIK SIPIL FT UNSRIR. STUDIO KOMPUTER TEKNIK SIPIL

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang

S (2003) yang pernah menjabat sebagai Walikota Surabaya, yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan bagi kota Surabaya adalah pembangunan yang mempertimbangkan

Semakin besar laju alir yang diberikan pada membran ultrafiltrasi, maka fluks solvent yang dihasilkan akan semakin meningkat. Ucapan

Diantara sanro (dukun) dan bissu sebelumnya sangat dihormati oleh masyarakat tidak lagi dihormati seperti sebelumnya. Sejak operasi taubat tahun 1966, jumlah bissu,

kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara parsial variabel CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel Tingkat Suku Bunga Deposito. 2) Secara parsial variabel