PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA GUGUS 4 KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG PROVINSI
BANTEN
Lukman
Abstrak, Kenyataan menunjukkan bahwa guru khususnya guru Sekolah Dasar lebih terfokus pada
tugas memberikan pembelajaran. Guru-guru Sekolah Dasar terkesan kurang menyadari bahwa penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, masih banyaknya anggapan bahwa penelitian hanya dilakukan oleh para pakar atau peneliti (bukan oleh guru itu sendiri). Berdasarkan hal itu perlu kiranya diadakan pemahaman yang matang dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kata Kunci : Kualitas guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PENDAHULUAN
Ada dua faktor yang dapat
menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak
berhasil. Pertama strategi pembangunan
pendidikan selama ini lebih bersifat input
oruented. Strategi yang demikian lebih
bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah terpenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana
pendidikan, pelatihan guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu
sebagaimana yang diharapkan. Kedua,
pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permaslahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh
birokrasi pusat. Sebenarnya pembangunan
pendidikan bukan hanya terfokus pada
penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat
secara otomatis meningkatkan mutu
pendidikan (school resources are necessary
but sufficient condition to improve student achievement).
Berdasarkan uraian diatas, kami
mencoba mengadakan Kegiatan Pelatihan dan Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul : Penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya peningkatan kualitas mutu pembelajaran pada gugus 4 Kecamatan Walantaka Kota Serang Provinsi Banten.
Kota Serang adalah sebuah kota pemekaran dari Kabupaten Serang yang
merupakan wilayah peralihan sehingga
kualitas SDM-nya masih kurang dan perlu diadakan pelatihan dan workshop yang menunjang keprofesionalismenya. Salah satu upaya meningkatkan mutu guru adalah guru
memiliki kemampuan dalam melakukan
penelitian khususnya, yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Kemampuan ini
dirasakan sangat penting, mengingat
penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya dalam menyelesaikan masalah pendidikan. Melalui penelitian tindakan kelas,
guru akan melakukan perbaikan atau
peningkatan pembelajaran yang diberikannya. Berdasarkan uraian di atas masalah yang
diteliti adala : “ Apakah guru sudah melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas
pendidikan pada Sekolah Dasar (SD)”.
KAJIAN TEORETIK
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pengertian dasar Penelitian Tindakan
adalah salah satu strategi pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan nyata
dan proses pengembangan kemampuan
dalam medeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling saling mendukung satu sama lain,
dilengkapi dengan fakta-fakta, dan
mengembangkan kemampuan analisis.
Penelitian tindakan (action research) menurut Carr dan Kemmis (1996) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan para partisipan (misalnya guru, siswa, kepala sekolah, dan lain-lain) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran : (1) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (2) pengertian mengenai praktik-praktik, dan (3) situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilakukan. Berdasarkan pengertian ini, maka penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian tentang, untuk,
dan oleh masyarakat/kelompok sasaran
dengan manfaat interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dan kelompok sasaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK)
berbeda dengan studi kasus karena tujuan dan sifat kasusnya yang tidak unik, serta prinsipnya tidak digunakan untuk menguji teori. Adapun persamaannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan studi kasus tidak memikirkan tentang generalisasi hasil penelitian. Artinya hasil penelitian tidak dapat di terapkan pada populasi penelitian.
B. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Hopkins (1993) mengemukakan enam prinsip penelitian kelas yang perlu diperhatikan oleh para praktisi sebagai peneliti, yakni: a. Tindakan dan pengamatan dalam proses
penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegaitan utama. Misalnya pekerjaan pokok guru adalah mengajar, maka metode penelitian apapun dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) hendaknya jangan sampai
menganggu komitmen mengajar.
b. Metode dan teknik pengumpulan data
hendaknya jangan sampai terlalui
menuntut waktu guru. Oleh sebab itu, sebelum menggunakannya harus yakin terhadap metode tersebut.
c. Metodologi yang digunakan harus
terencana cermat, sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis
tindakan yang dapat diuji di
kelas/lapangan.
d. Permasalahan/topik penelitian yang dipilih hendaknya sesuai dengan komitmen guru, yakni nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan guru peneliti.
Oleh sebab itu, guru harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.
e. Perlu bagi guru peneliti memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu-rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
f. Kegiatan penelitian tindakan kelas pada
dasarnya harus merupakan gerakan yang
berkelanjutan (on-going). Hal ini
mengingat skope peningkatan dan
pengembangan memang menjadi tantang
sepanjang waktu. Namun sedapat
mungkin masalah penelitian sesuai
dengan prioritas sekolah secara umum.
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan khusus penelitian tindakan kelas antara lain:
a. Untuk perbaikan dan peningkatan
layanan profesional guru dalam
menangi proses belajar mengajar (PBM) secara berkesimbungan. b. Untuk pengembangan kemampuan
dan keterampilan guru dalam
menghadapi permaslahan aktual
pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.
c. Dapat menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi guru, antara lain:
a. Meningkatkan kompetensi guru dalam meneliti. Dengan meningkatkan budaya meneliti guru dalam melakukan penelitian
tindakan kelas yang berkesimbungan
berarti kalangan guru makin diberdayakan
mengambil prkarsa profesional yang
semakin mandiri, percaya diri, dan makin
berani mengambil resiko dalam
mencobakan hal-hal baru. Dengan
demikian, pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman akan semakin banyak dan menjadi suatu teori, khususnya teori tentang praktik pembelajaran.
b. Pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) akan menjadikan guru berani menyusun sendiri kurikulum dari bawah dan menjadikan guru bersifat lebih mandiri.
E. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Bersifat situasional, yakni berkaitan
dengan mendiagnosis masalah dalam konteks di kelas atau di sekolah. Hal ini
bearti permasalahan
diangkat/berakar/bersumber dari kelas.
2. Merupakan upaya partisipatif dan
kolaboratif antara guru dan siswa atau antara guru dan kepala sekolah.
3. Bersifat self-evaluatif, yakni suatu kegiatan modofikasi praktis yang dilakukan secra kontinu, dievaluasi dalam situasi yang berkelanjutan dengan tujuan akhir untuk peningkatan perbaikan dalam praktik.
4. Bersifat luwes dan menyesuaikan.
Keluwesan dan penyesuaian menjadikan
suatu prosedur yang cocok untuk
dilakukan di dalam kelas atau sekolah. 5. Memanfaatkan data hasil pengamatan dan
perilaku empirik, dalam menelaah adanya suatu perubahan atau kemajuan. Hal ini berarti bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) dan pembelajaran berjalan
beriringan.. Adapun informasi-informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian
dikumpulkan, diolah, didiskusikan, dinilai,
dan direfleksi selama pembelajaran
melakukan suatu tindakan yang diperlukan berdasarkan hasil refleksi.
6. Kekekatan ilmiah pada penelitian tindakan kelas (PTK) agak longggar. Artinya, sampel dan populasi terbatas dan tidak dapat digeneralisasikan.
7. Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) tidak harus dalam bentuk kuantitatif namun dapat pula dalam bentuk kualitatitf.
F. Masalah-masalah yang dapat Diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas
Sebagaimana telah dikemukakan
bahwa masalah-masalah yang dapat diteliti dalam penelitian tindakan kelas diangkat/ berakar/bersumber dari kelas.
G. Model-model Penelitian Tindakan Kelas
Pada prinsipnya diterapkannya PTK dimaksudkan untuk mengatasi masalah suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas.
Sebagai salah satu penelitian yang
dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan di dalam kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau desain yang dapat diterapkan. Desain-desain tersebut diantaranya:1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis & McTaggart, 3) Model Dave Ebbutt, 4) Model John Elliot, dan masih ada beberapa model lain, yang pada prinsipnya merupakan pengembangan dari model-model tersebut.
Dalam kesempatan ini akan dilatihkan model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis
& McTaggart. Disain rancangan siklus
penelitian ini menggunakan model Kemmis and Taggart. Dipilihnya model model Kemmis dan Mc Taggart karena adanya proses perencanaan ulang (replainning) atas revisi terhadap implementasi siklus sebelumnya sehingga ada peningkatan pada pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan perencanaan ulang untuk setiap siklus berdasarkan hasil refleksi
siklus sebelumnya, sehingga dapat
memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya
berdasarkan perencanaan ulang yang
dilakukan.
Dalam penelitian tindakan terdapat dua aktifitas yang dilakukan secara simultan, yaitu aktifitas tindakan (action) dan aktifitas penelitian (research). Kedua aktifitas tersebut dapat dilakukan oleh orang yang sama atau oleh orang yang berbeda bekerjasama secara kolaboratif
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
classroom action research (Penelitian Tindakan Kelas). Adapun prosedur kerja dalam penelitian tindakan menurut Kemmis and Taggart dalam Hopkins, pada dasarnya merupakan suatu siklus yang meliputi tahap-tahap: (a) perencanaan (plan), (b) tindakan (act), (c) obserIIIasi (obserIIIe), dan (d) refleksi
(reflect), kemudian dilanjutkan dengan
perencanaan ulang (replanning), tindakan,
obserIIIasi, dan refleksi untuk siklus
berikutnya, begitu seterusnya membentuk suatu spiral. Dengan demikian, aktifitas dalam penelitian tindakan ini melalui siklus dan tahapan tertentu.
Peran peneliti dalam penelitian
tindakan ini adalah sebagai pemimpin
perencanaan (planner leader). Sebagai
pemimpin perencanaan tindakan dalam
penelitian ini, maka pada pra penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran, kemudian membuat
perencanaan tindakan yang didiskusikan
Adapun posisi peneliti dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai partisipan aktif. Derajat atau tingkat keikutsertaan peneliti dalam kegiatan ini dikategorikan pada tingkat “peran serta aktif peneliti sebagai pengamat”. Peneliti hadir secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sebanyak mungkin sesuai dengan fokus penelitian.
Secara umum tahapan interIvensi tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahapan ini, peneliti membuat
perencanaan tindakan yang meliputi
perencanaan umum dan khusus. Perencanaan umum merupakan perencanaan yang disusun
untuk keseluruhan aspek, sedangkan
perencanaan khusus merupakan perencanaan yang disusun untuk masing-masing siklus.
Keseluruhan perencanaan disusun
berdasarkan hasil diskusi antara peneliti, guru, dan kolaborator.
2). Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan dilakukan
selama beberapa pertemuan yang dibagi dalam dua siklus.
3). Pengamatan Tindakan (ObserIIIing)
Pendekatan pengamatan tindakan
(observing) yang digunakan adalah observasi
peer (pengamatan sejawat), yakni observasi
yang dilakukan oleh kolaborator terhadap pembelajaran.
4). Refleksi Tindakan (Reflecting)
Maksud pelaksanaan refleksi ini
adalah untuk menganalisis ketercapaian
proses pemberian tindakan maupun untuk
menganalisis faktor penyebab tidak
tercapainya tindakan.
H. Instrumen Penelitian
Untuk itu data dibedakan dalam dua jenis, yaitu: (1) data pemantauan tindakan (action), dan (2) data penelitian (research). Data pemantauan tindakan (action) merupakan data yang digunakan untuk mengontrol kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana. Sementara data penelitian (research) adalah data tentang variabel penelitian.
I. Analisis dan Sintesis Data Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Analisis data berhubungan dengan pemberian makna terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya. Analisis data harus mencakup tindakan secara keseluruhan agar dapat menerangkan bagaimana suatu aspek akan mempengaruhi aspek lainnya.
Pemberian makna berarti
menerangkan data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap kejadian sebenarnya. Dengan demikian, pada analisis data berarti
peneliti bermaksud memberikan hasil
penelitian berdasarkan data penelitian untuk digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, peneliti pada analisis data berusaha mengartikan data dengan mencoba menerangkan apa yang terjadi dalam situasi nyata, bukan hanya memperoleh informasi yang bersifat statistik.
METODE YANG DIGUNAKAN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka metode pelatihan yang akan digunakan adalah: Metode ceramah dan diskusi, penyajian teori akan diberikan dalam dalam bentuk ceramah, kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab dan diskusi. Pemberian
tugas, secara berkelompok, peserta
menganalisis secara kualitatif contoh proposal PTK yang diberikan oleh penyaji Kemudin
secara berkelompok peseerta berlatih membuat proposal PTK.
PEMBAHASAN
Hasil yang dicapai adalah setiap peserta pelatihan dapat membuat proposal
PTK dan kemudian peserta dapat
mempresentasikan proposal PTK tersebut.
Kemudian tindak lanjutnya dari
pelatihan ini adalah mereka dapat
mengadakan penelitian secara mandiri
didalam kelasnya. sehingga diharapkan proses pembelajaran di SD dapat maksimal dan pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulannya sebagai berikut : 1. Guru-guru SD pada gugus 4 kecamatan
Walantaka Kota Serang Provinsi Banten. 2. Pelaksanaan pelatihan cukup baik, dalam
arti memberikan penyegaran bagi guru-guru SD, memberikan rangsangan untuk
meningkatkan pembelajaran, memberikan manfaat yang positif terhadap upaya peningkatan mutu pembelajaran di SD.
B. Saran
1. Kegiatan ini agar diikuti oleh para guru dan para kepala sekolah secara serius.
2. Perlu diadakan beberapa pertemuan
dalam rangka memantapkan PTK
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. R. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Geoffrey E. Mills. 2000. Action Research. Merril an imprint or Prenitice Hall Upper Saddle River New Jersey Columbus Ohio.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud Zainal, Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Bandung: Yrama Widya. Daftar Riwayat Hidup Peneliti:
Lukman, S.Pd., adalah Pengawas UPT Dinas Pendidikan Kec. Walantaka Kota Serang provinsi