• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

146

jam. Alat-alat dipakai setiap hari dan tidak pernah diistirahatkan membuat alat-alat lebih mudah rusak sehingga nantinya dapat menggangu proses siaran yang bertanggung jawab dengan klien dan pihak-pihak lain yang bekerja sama.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

(2)

147

Penelitian ini melihat kepada perubahan manajemen media yang terjadi dalam suatu radio kampus yang dikelola mahasiswa yang berubah menjadi stasiun radio swasta komersil. Perubahan manajemen media sangat terasa ketika adanya perubahan dari radio komunitas kampus menjadi radio swasta komersil. Penelitian ini melihat perubahan tersebut dari masa transisi, sumber daya manusia, sumber daya pesan, sumber daya dana dan sumber daya teknologi. Potret perubahan manajemen media ini nantinya juga dijadikan sebagai tolak ukur pendelegasian yang paling baik dalam manajemen media.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah manajemen media ketika masih menjadi radio kampus dilaksanakan dengan sangat sederhana. Hal yang menguatkan manajemen radio kampus kala itu adalah jiwa militan yang sangat kuat dari aktivis-aktivisnya. Mereka mempunyai kemauan untuk berusaha yang terbaik dengan segala daya upaya agar radio komunitas kampus mereka dapat tetap berjalan dan mengudara. Aspek manajemen yang ada pada sebuah media seperti tidak dijalankan karena aktivis radio kampus ini juga tidak mempunyai struktur organisasi secara resmi. Mereka menjalankan semua atas dasar tujuan mereka ingin membuat radio yang bisa menjadi pelengkap mahasiswa.

Radio komunitas kampus ini dijadikan aktivis Jawara FM sebagai tempat pembelajaran dan juga eksistensi mahasiswa yang ada di kampus. Sumber daya manusia yang ada saat itu didapatkan dari orang-orang yang tertarik oleh radio, baik dari pembuatan alat sampai dengan orang-orang yang ingin merasakan siaran. Tidak ada proses rekrutmen di Jawara FM, tetapi memang hanya berisi mahasiswa UGM, serta tidak adanya peraturan yang mengikat aktivis-aktivis yang terlibat di dalam Jawara FM. Maka dari itu, aktivis-aktivis ini diperbolehkan untuk sekedar datang dan pergi. Kelemahan manajemen sumber daya manusia yang dikelola seperti ini adalah tidak adanya tanggung jawab yang dimiliki oleh para aktivisnya.

Sumber daya pesan yang dibentuk ketika menjadi radio komunitas kampus adalah mempunyai program acara yang dekat dengan mahasiswa. Mereka

(3)

148

membawa hal-hal yang disukai oleh mahasiswa sebagai bahan siaran. Ketika itu Jawara FM ingin membawa capture persis apa yang ada di lingkungan mahasiswa. Pada strategi ini mereka berhasil melakukan penyampaian pesan dengan pembuktian bahwa banyak mahasiswa di lingkungan UGM yang mendengarkan. Selain pesan, musik-musik yang ditampilkan Jawara FM adalah musik dari lagu yang bisa membuat pendengarnya teringat kembali dengan masa lalunya dari genre slow rock alternative. Jawara FM juga mengetahui lagu-lagu seperti apa yang disukai pendengar dari lagu-lagu yang dititipkan dan di request kembali.

Militansi aktivis Jawara FM ini terbawa sampai mereka mengelola sumber daya dana. Pihak kampus hanya memberikan fasilitas seperti gedung dan alat-alat dari labolatorium Teknik Elektro UGM, tetapi tidak memberikan bantuan dana operasional. Maka membuat aktivis ini mengumpulkan dana pribadi untuk menjalankan operasional sehari-hari. Selain dana pribadi, mereka juga membawa barang milik pribadi untuk digunakan bersama untuk kegiatan on air Jawara FM.

Radio Jawara merupakan radio komunitas kampus yang mempunyai kelebihan dalam sumber daya teknologi pada saat itu dibandingkan radio komunitas lainnya. Hal ini karena aktivis di dalamnya merupakan mahasiswa Teknik Elektro UGM yang memang terlatih membuat komponen-kompenen dan peralatan siaran. Radio Jawara pada saat itu memang mendapatkan pinjaman alat-alat siaran dari labolatorium Teknik Elektro UGM. Namun, apabila ada komponen atau peralatan yang rusak dan harus diganti, mereka akan mengeluarkan dana pribadi untuk membeli dan membuat alat sendiri. Alat-alat yang dibuat ini mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam siaran. Jawara FM pada saat itu hanya kalah dalam pemancar siaran saja.

Berjalan sekitar 4 (empat) tahun sebagai radio komunitas kampus, kemudian beralih menjadi radio swasta komersil pada tahun 1999 dengan nama Radio Swaragama. Perubahan status radio ini memaksa orang-orang yang berada di dalamnya untuk mengubah manajemen media mereka, karena setelah menjadi

(4)

149

perseroan terbatas dan masuk dalam lembaga penyiaran swasta, ada undang-undang yang harus mereka patuhi, seperti Undang-Undang Tenaga Kerja, Undang-Undang Perseroan Terbatas, dan Undang-Undang Penyiaran yang mengatur lembaga penyiaran swasta. Maka dari itu Radio Swaragama merubah formatnya dengan tidak lagi menjadi radio pendidikan karena kurang komersil di industri media radio kala itu.Radio Swaragama mengubah formatnya menjadi radio dengan segmen anak muda berusia 18-30 tahun yang berkonsep smart, mature and fun.

Perubahan yang terasa juga dari sisi manajemen media yang dijalankan dari aspek sumber daya manusia. Adanya proses rekrutmen yang tidak hanya dari mahasiswa UGM ditahun ketiga pendirian Radio Swaragama agar lebih multikultural di dalam organisasi Radio Swaragama. Ketika awal pendirian Radio Swaragama berisi orang-orang yang mengutamakan pride daripada money. Berjalan dengan format radio swasta komersil selama tiga belas tahun dan sukses seperti sekarang membuat pergeseran pada paradigma orang-orang yang didalamnya karena sekarang lebih mengutamakan money daripada pride. Radio Swaragama mencari orang-orang terbaik, orang-orang nomor satu dibidangnya untuk menempati posisi pekerjaan di Radio Swaragama.

Orang-orang terbaik yang dicari Radio Swaragama termasuk pada garda depannya yaitu penyiar. Adanya rangkaian proses rekrutmen sampai tahap training sampai diizinkan untuk mengudara di Radio Swaragama. Penyiar terbaik sudah di dapatkan Radio Swaragama, setelah itu harus adanya sumber daya pesan yang terbaik pula yang disuguhkan kepada pendengar. Radio Swaragama memberikan pesan yang tidak hanya sekedar menghibur dan menemani pendengar dari sisi entertainment, tetapi juga memberikan value. Proses kreatif pesan yang dijalankan Radio Swaragama setiap tahun melibatkan orang-orang yang ada di departemen produksi seperti manajer produksi, staff produksi, penyiar, creative man, digital media officer, creative content dan news producer. Proses kreatif yang dihasilkan Radio Swaragama dapat terlihat dalam program acara dan juga

(5)

150

tagline tahunan. Hal ini menjadi pembeda brand Radio Swaragama dengan brand radio swasta dengan segmen anak muda lainnya.

Mempunyai sumber daya pesan yang terbaik untuk pendengar membuat sumber daya dana Radio Swaragama semakin meningkat setiap tahunnya. Dana operasional Radio Swaragama sudah dapat ditanggung dengan pendapatan usaha. Radio Swaragama mempunyai respon pendengar yang baik berdasarkan rating pendengar, sms, dan juga dari social media seperti facebook dan twitter. Hal ini membuat nama Radio Swaragama mempunyai bargain harga yang tinggi oleh klien lokal maupun nasional. Klien Radio Swaragama menyanggupi untuk membayar dengan harga tinggi agar produknya bisa beriklan di Radio Swaragama dibandingakan pada radio swasta dengan segmen yang sama.

Berjalan selama tiga belas tahun membuat Radio Swaragama semakin memperbaiki sumber daya teknologi. Hal ini terlihat dari perangkat siaran yang sudah standar broadcast dan alat-alat pendukung lainnya. Pada saat ini Radio Swaragama memiliki sumber daya teknologi yang sudah lengkap dan bisa mengakomodasi pegawainya untuk menjalankan pekerjaannya. Dari sisi siaran, selain mempunyai pemancar yang mempunyai jangkauan luas, Radio Swaragama juga menambahkan fasilitas kepada pendengar yang aktif dengan gadget dan koneksi internet dengan streaming. Saat ini Radio Swaragama juga sudah bisa didengarkan live streaming di berbagai platform seperti PC, laptop, tablet PC, iPod Touch, iPhone, BlackBerry dan Android.

Apabila melihat perubahan manajemen yang terjadi di Radio Swaragama pasti sangat merasakan bahwa saat ini Swaragama menjadi radio anak muda yang semakin tumbuh dan berkembang. Walaupun Radio Swaragama berawal dari radio komunitas kampus kemudian menjadi radio swasta komersil, hal ini tidak membuat Swaragama tertinggal dari radio swasta komersil dengan segmen anak muda lainnya. Pengalaman dan pembelajaran di industri media dari orang-orang yang berada di dalam ketika radio ini masih menjadi radio komunitas sampai

(6)

151

sekarang membuat keberlangsungan Radio Swaragama semakin kokoh dan mempunyai strategi manajemen yang baik.

Posisi Radio Swaragama bisa seperti sekarang ini tentunya ada proses-proses yang dilewati. Pada awal ketika radio komunitas kampus ini ingin menjadi radio besar banyak sekali masalah-masalah yang muncul seperti belum jelasnya perundangan yang mengatur radio pendidikan pada masa sebelum reformasi, kemudian ketika ingin masuk ke dalam lembaga penyiaran swasta, sulitnya mendapatkan izin untuk mendirikan radio swasta komersil oleh Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRRSNI) dan Departemen Penerangan. Titik terang didapatkan setelah reformasi, perizinan dan bantuan awal dari pihak UGM membuat radio komunitas ini menjadi radio swasta komersil seperti sekarang. Masalah setelah menjadi radio swasta komersil yang didapatkan Radio Swaragama adalah anggapan orang bahwa Radio Swaragama hanya radio kampus UGM. Hal ini membuat Radio Swaragama sulit untuk mencari klien lokal maupun nasional pada awalnya. Tidak hanya itu dari sisi pendengar pun, Radio Swaragama membutuhkan waktu tiga sampai empat tahun diawal untuk meluaskan pendengarnya yang tidak hanya mahasiswa UGM.

Titik kesuksesan Radio Swaragama pada saat ini tentu dicapai dengan berbagai macam upaya. Secara internal, tentunya dengan semakin memperbaiki beberapa aspek yang ada di dalam manajemen, seperti sumber daya manusia dengan mencari orang-orang terbaik di bidangnya dan mampu berperilaku smart, sumber daya pesan dengan membuat program-program dan konten yang semakin menambah pendengar, sumber daya dana dengan semakin giat mencari klien lokal dan nasional, serta memaksimalkan sumber daya teknologi yang sudah ada. Secara ekstermal, Radio Swaragama semakin menguatkan posisi dan brand radio dengan segmen anak muda di Yogyakarta dan juga secara nasional agar sesuai dengan visi Radio Swaragama yaitu :

“Menjadi Top of Mind brand radio Jogjakarta baik bagi pendengar maupun bagi pengiklan dan menjadi model pengembangan radio

(7)

152

berbasis kampus yang akan terus dikembangkan menjadi perusahaan multimedia.”

Serta misi :

“Memberikan kontribusi financial dan non financial yang signifikan kepada GMUM maupun UGM secara umum, menjadi radio yang memiliki peran sebagai pusat perkembangan trend dan informasi dengan excellent service quality dan mengembangkan lingkungan usaha yang modern dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal.”

Melalui visi dan misi ini diharapkan Radio Swaragama bisa mencapai target-target kedepan dengan apa yang diinginkan suatu bisnis industri media dengan pengelolaan manajemen yang baik.

B. Saran

Melalui pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap perubahan manajemen radio komunitas kampus menjadi radio swasta komersil Radio Swaragama ini sudah cukup baik. Manajemen. Namun peneliti mencatat bahwa ada beberapa masukan untuk penerapan manajemen di Radio Swaragama :

1. Selama penelitian ini berjalan, peneliti melihat pendelegasian kerja yang sudah baik dari direksi kepada jajaran manajemen, kemudian dari manajer ke jajaran stafnya. Namun, kedekatan kerja yang dijalin hanya sebatas dari manajer masing-masing departemen kepada staf saja. Jajaran direksi terlihat seperti membatasi diri atau kurang adanya pendelegasian langsung ke bawah. Hal ini bisa menimbulkan staf yang tidak mengetahui apa misi besar selanjutnya yang harus dicapai bersama.

2. Perlunya koordinasi rutin antar departemen. Kurangnya koordinasi antar departemen ini dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan di salah satu pihak yang mengakibatkan kerugian kantor. Hal ini seperti kurangnya koordinasi

(8)

153

antara departemen marketing dengan departemen produksi karena berhubungan dengan pihak klien.

3. Perlunya branding selain brand Radio Swaragama itu sendiri. Hal ini penting karena Radio Swaragama memiliki keinginan memiliki penyiar yang populer di kalangan pendengarnya. Tetapi kurang adanya publikasi untuk garda depan Radio Swaragama ini disamping publikasi untuk brand Radio Swaragama itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini digunakan untuk menduga parameter distribusi Weibull baik untuk complete data maupun data tersensor kiri.. Pembangkitan data dalam simulasi didasarkan

Kami memahami kebimbangan anda dan kami prihatin dan sedia membantu dengan pelan bantuan yang bersesuaian dengan keperluan kewangan anda. Sekiranya kami tidak

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2008) di Wilayah Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap menunjukkan adanya hubungan bermakna antara ventilasi

• User menekan tombol OK, dan sistem akan melakukan penyimpanan atribut filter untuk digunakan selanjutnya. Skenario

Bagi siapa yang melanggar aturan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 63 ayat (2)

Tugas dan tanggung jawab :.. a) Melaksanakan standar pelaksanaan pengujian terhadap hasil produksi tusuk kontak, kabel dan hasil braider serta material yang datang

dilakukan pengawasan dan pembinaan secara berkala setiap hari dan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali jika ada insiden keselamatan pasien selanjutnya dilakukan

Kata unknown pada data (1) berkategori nominal yang berasal dari prefiksasi un- pada verba known µPHQJHWDKXL¶ 3UHILNVDVL WHUVHEXW PHPEHQWXN GHULYDVL \DQJ mengalami