• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA PROYEK. Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang didirikan untuk meningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV DATA PROYEK. Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang didirikan untuk meningkatkan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB IV DATA PROYEK

4.1.Gambaran Umum Proyek

Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang didirikan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang farmasi. Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang terdiri dari 32 lantai dan 5 basement yang berlokasi di Jl. HR Rasuna Said kav 3-4, Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Nilai kontrak dari Proyek Tempo Scan Tower kurang lebih bernilai Rp 107.100.000.000,- sedangkan biaya yang dialokasikan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja kurang lebih senilai Rp 1.410.000.000 dengan luas area proyek seluas 70.000 m2. Menara ini merupakan bangunan milik PT Tempo Realty . BAM Decorient bertanggung jawab untuk pekerjaan struktur dan arsitektur, termasuk façade. Tempo Scan Tower terletak di distrik bisnis utama, Segitiga Emas, Jakarta. BAM Decorient akan menyelesaikan proyek ini pada awal 2011.

4.2 Profil Kontraktor Utama (PT BAM Decorient)

PT BAM Decorient Indonesia didirikan pada tahun 1970, PT BAM Decorient Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas kerja terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan dalam hal biaya maupun waktu dengan cara yang terbaik.

(2)

 

PT BAM Decorient adalah merupakan anak perusahaan dari BAM International yang berkedudukan di Belanda. Sejak didirikan pada tahun 1958, BAM International telah memiliki pengalaman yang banyak dalam bidang Kelautan, Industri, infrasturktur dan proyek-proyek pembangunan gedung.

Menjadi bagian dari BAM Group, sebuah perusahaan besar Eropa yang mengerjakan proyek konstruksi, PT BAM Decorient menyelesaikan pekerjaannya dengan mengkombinasikan keahlian, pengalaman, pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya financial sebagai sebuah penyemangat dalam dunia konstruksi di Indonesia pada setiap proyek yang dikerjakan. Dengan kata lain, BAM Decorient mencerminkan kekuatan dan kemampuan Grup

Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa selama lebih dari empat dekade BAM Decorient telah berhasil dilaksanakan proyek-proyek konstruksi skala besar di seluruh kepulauan seluruh Indonesia. Ini adalah beragam karya yang meliputi proyek infrastruktur, menara bertingkat multi, kompleks industri dan laut / fasilitas sipil untuk industry minyak dan gas alam. Ini adalah tujuan dari BAM Decorient memuaskan klien dengan kualitas kerja yang tinggi, kinerja standar internasional dengan pendekatan - Eropa Indonesia.

(3)

 

4.3 Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT BAM Decorient

Karyawan dan lingkungan merupakan aset terpenting PT BAM Decorient, PT BAM Decorient dalam menjalankan usahanya senantiasa melindungi kesehatan dan keselamatan setiap orang yang terlibat di dalamnya.Untuk mencapainya, PT BAM Decorient telah menetapkan sasaran dan prinsipnya yang kemudian merupakan dasar dalam melaksanakan sistem kesehatan dan keselamatan kerja yaitu

a) Tanpa Kecelakaan Kerja b) Bebas Gangguan kesehatan

c) Kemajuan yang berkesinambungan

d) Memberikan akses data kesehatan dan keselamatan kerja kepada setiap orang e) Senantiasa mengukur tingkat kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja.

Pegawai struktural (Line Management) bertanggung jawab atas efektifitas pelaksanaan sistem kesehatan dan keselamatan kerja dan penyediaan sistem, pelatihan, pengawasan dan dukungan nyata yang tercipta lingkungan kerja yang aman. Pegawai struktural (Line Management) percaya bahwa semua kecelakaan pada dasarnya dapat dicegah.

(4)

 

4.4 Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT BAM Decorient

Posisi safety department secara struktural adalah sebagai advisor, dan sekaligus mempunyai wewenang melakukan tindakan-tindakan pencegahan hingga penangguhan pekerjaan bila dipandang berbahaya dan atau sangat membahayakan.

4.5 Struktur Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada Proyek Tempo Scan Tower Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Proyek Tempo Scan Tower  Project  Manager  Safety  Officer  Others  Finad  Construction  Manager Engineer  Manager Plan  Team  Produksi  Team  Engineer  Team MEP 

(5)

 

Tanggung Jawab Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Secara umum dalam tanggung jawab K3/Safety dpat dijabarkan sebagai berikut: Project Manager

1. Melaksanakan kebijakan K3LLK perusahaan

2. Penanggung jawab umum atas pelaksanaan K3LLK pada proyek 3. Memastikan pelaksanaan metode kerja yang aman

4. Aktif mempromosikan safety di lapangan 5. Mendukung penuh safety officer

6. Memastikan bahwa perencanaan K3LLK dilaksanakan dan diperbaharui 7. Mengevaluasi dan meninjau performa dan target safety

8. Mengkoordinasikan pelaksanaan safety prosedur kepada klien, subkontraktor dan pihak ketiga.

9. Berkomunikasi dengan Head Office tentang permasalahan K3LLK

Construction and Engineering Manager

1. Merumuskan pelaksanaan perencanaan K3LLK ke dalam metode kerja pada setiap pekerjaan baru atau perbedaan operasional atau perubahan kerja.

2. Mengidentifikasi bahaya dan hazard serta melakukan pencegahan terhadap bahaya yang tepat.

3. Mempersiapkan rancangan eksekusi konstruksi yang aman.

(6)

 

5. Melakukan inspeksi safety pada kondisi fisik lapangan.

6. Menyelidiki dan menganalisa setiap incident dan penyakit akibat kerja untuk mengetahui tingkat kecenderungannya (trends).

7. Memastikan bahwa seluruh equipment yang digunakan telah memenuhi standard safety.

8. Memastikan seluruh equipment dan peralaan lainnya dirawat dengan baik serta aman digunakan.

9. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

Safety Officer

1. Memonitor efektifitas peraturan dan regulasi safety.

2. Mengkoordinasikan dan mendukung pelaksanaan kebijakan K3LLK

3. Memberikan saran dan masukan terhadap seluruh aspek safety dan tindakan perbaikannya

4. Membuat draft laporan mingguan dan bulanan. 5. Melakukan investigasi kecelakaan kerja.

6. Membantu Project Manager dalam mempersiapkan dan memperbaharui project safety plan.

7. Memastikan seluruh resiko teridentifikasi dan terkontrol. 8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan.

(7)

 

Chief Mechanic

1. Melaksanakan kebijakan K3LLK

2. Sebagai penanggung jawab umum safety pada lokasi pengawasannya

3. Turut serta secara aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek secara keseluruhan 4. Memimpin pelaksanaan toolbox meeting

5. Memberikan saran dan masukan terhadap seluruh aspek safety dan tindakan perbaikannya.

6. Turut serta di dalam investigasi kecelakaan kerja

7. Memastikan seluruh resiko teridentifikasi dan terkontrol 8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan

9. Memastikan kelayakan dan keamanan alat/equipment yang digunakan 10. Melakukan pre-use inspection dan perawatan equipment secara berkala

Superintendent & Supervisor 1. Melaksanakan kebijakan K3LLK

2. Sebagai penanggung jawab umum safety pada lokasi pengawasannya

3. Turut serta secara aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek secara keseluruhan 4. Memimpin pelaksanaan toolbox meeting

5. Memberikan saran dan masukan terhadap seluruh aspek safety dan tindakan perbaikannya.

(8)

 

7. Memastikan seluruh resiko teridentifikasi dan terkontrol 8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan

4.6 Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Tempo Scan Tower

4.6.1 Memasuki Lokasi Kerja

a) Setiap orang wajib melapor kepada pengawas security dan mendapatkan tanda pengenal.

b) Semua orang wajib mendapatkan Safety Induction dan Alat Pelindung Diri (PPE) yang dibutuhkan.

c) Mandor/Sitte Manager subkontraktor wajib mendampingi setiap calon karyawan

4.6.2 Orientasi K3 (Safety Induction)

a) Seluruh karyawan baru, wajib mengikuti orientasi dan pelatihan keselamatan kerja (safety induction) yang diselenggarakan oleh PT Decorient Indonesia sebelum memulai bekerja.

b) Setelah mendapatkan safety induction karyawan akan diberikan tanda pengenal dan stiker Inducted pada helmnya masing-masing sebagai bukti telah mengikuti orientasi.

(9)

 

4.7 Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT BAM Decorient

BAM Decorient adalah perusahaan kontraktor umum yang terlibat dalam bangunan tinggi, banguan laut, infrastruktur, dan industri. Keseuksesan dalam mengelola kesehatan dan, keselamatan kerja tanggung jawab yang dipikul PT BAM Decorient. PT BAM Decorient membutuhkan kebijakan yang berdedikasi pada karyawan agar terlatih, efektif dalam struktur organisasi dan pendekatan sistematis. BAM Decorient Manajemen Sistem (DMS) adalah dasar pelaksanaan kesehatan dan kesehatan kerja.

4.8 Kebijakan K3L yang wajib dilaksanakan di proyek Tempo Scan Tower Kebijakan yang telah diterapkan dalam proyek Tempo Scan Tower antara lain sebagai berikut :

- Mengurangi kehilangan waktu kerja (Lost Time) dan menurunkan Angka Kecelakaan.

- Melakukan perbaikan yang berkesinambungan terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Pengelolaan Lingkungan.

- Menciptakan Lingkungan Kerja yang sehat dan mempertimbangkan Dampak Lingkungan dalam Setiap Kegiatan Kerja.

(10)

 

4.9 Perencanaan K3 pada proyek Tempo Scan Tower

4.9.1 Identifikasi Bahaya Potensial, Penilaian dan Pengendalian Resiko

Adapun aktivitas rutin yang dilakukan adalah kegiatan safety yang kegiatannya antara lain sebagai berikut :

I. Keselamatan Kerja

1. Safety, Health and Environmental (SHE) Patrol

- Menjalankan Patroli Lapangan untuk pengawasan terhadap potensi-potensi bahaya yang ada dalam suatu aktivitas pekerjaan.

- Dilaksanakan rutin oleh Safety, Health and Environment (SHE) Supervisor. 2. Safety, Health and Environmental (SHE) Meeting

- Melaksanakan SHE Meeting setiap hari kamis, pukul 16.30 WIB, untuk mengevaluasi pelaksanaan K3L di lingkungan kerja proyek.

- Diikuti oleh wakil Sub Kon/Mandor

3. Safety, Health and Environmental (SHE) Talk

- Melaksanakan SHE Talk mingguan setiap hari jumat, pukul 08.00 WIB s/d selesai, untuk memberikan kesadaran terhadap pekerja dan pengerahan terhadap potensi-potensi bahaya yang ada mengikuti pekerjaan di lapangan serta mengevaluasi kinerja pelaksanaan K3L untuk pekerja Sub Kon/Mandor

- Melaksanakan SHE Talk bulanan setiap akhir bulan atau awal bulan disesuaikan dengan jadwal yang sudah ada, untuk evaluasi bulanan kinerja K3L yang dilakukan oleh karyawan Decorient, Sub Kon/Mandor, evaluasi data kecelakaan dan

(11)

 

pengarahan kesadaran terhadap seluruh karyawan dan pekerja, serta pengarahan potensi-potensi bahaya yang ada mengikuti pekerjaan di lapangan.

- Memberikan penghargaan terhadap Sub Kon/Mandor yang disiplin dalam pelaksanaan K3L di proyek tersebut.

- Pengecekan alat pengaman diri dan ketertiban para pekerja. 4. Safety, Health and Environmental (SHE) Induction

- Pendekatan dan pengarahan tentang K3L, tentang peraturan dan tata tertib proyek kepada karyawan, pekerja baru, Sub Kon.Mandor baru sebelum melakukan pekerjaan.

- Dilaksanakan SHE Induction apabila terjadi penyimpangan K3L di lapangan. - Pemberian kartu pekerja dan kaos pekerja yang sudah SHE Induction.

- Waktu ditentukan. 5. Proteksi Pekerja

- Melakukan pemeriksaan pekerja setiap pagi, yang dilaksanakan rutin setiap hari untuk pengecekan APD dan kelengkapan pekerja sebelum memasuki area kerja. 6. Melaksanakan Alat Pengaman Kerja dan Rambu-Rambu

- Membuat Railing pengaman lubang-lubang shaft di lantai 2. - Menutup lubang-lubang shaft.

- Penempatan alat pemadam api ringan di lokasi kerja.

- Mengadakan fasilitas-fasilitas K3L (Rambu-rambu, Spanduk K3L, Tempat-tempah sampah dan fasilitas-fasilitas lainnya).

(12)

 

7. Latihan Alat Pemadam Api

- Dilaksanakan Trainning Alat Pemadam Api menggunakan Alat Pemadam Api ringan.

8. Audit Internal

- Dilakukan 1 (satu) bulan sekali, untuk pelaksanaan dan penerapan K3L. 9. Pengecekan Alat Angkut (Tower Craine)

- Dilakukan harian, 2 mingguan, bulanan, dan triwulan (General Chek).

II. Kesehatan Kerja 1. Pembersihan Rutin

- Dilaksanakan pembersihan rutin area kantor dan area kerja. - Pembersihan akses-akses jalan kerja rutin.

- Pembersihan area warung pekerja oleh pemilik warung setiap hari. 2. Kebersihan Massal.

- Dilakukan setiap hari jumat setelah SHE Talk oleh semua pekerja Sub Kon/Mandor secara bersama-sama selama 1 (satu) jam.

3. Pembuangan Sampah

- Pembuangan sampah kantor dan sampah produksi rutin setiap hari yang dibuang keluar proyek diangkut oleh truk sampah.

4. Pemasangan Fasilitas-fasilitas K3L

(13)

 

- Pemasangan tempat-tempat sampah di lokasi kerja. 5. Kebugaran

-Dilaksanakan sebelum SHE Talk, kira-kira 10 menit. 6. Fogging

- Dilaksanakan ruting 1 (satu) bulan sekali. 7. Sedot WC

- Penyedotan WC pekerja secara rutin 2 (dua) minggu sekali.

III. Lingkungan 1. Recharging

- Pengembalian muka air tanah disekitar lokasi proyek akibat dari sumur Dewatering, dengan pengadaan kolam resapan.

2. Koordinasi Dengan Proyek Sekitar

- Menempatkan tenaga harian 1 (satu) secara bergantian di pos (disesuaikan jadwal). - Menempatkan tenaga security 1 (satu) orang 24 jam di pos.

- Menempatkan tenaga security 1 (satu) orang 24 jam di pos 3 (pos bersama). 3. Lingkungan Luar/Warga Sekitar

- Pembuatan saluran air warga dan jalan kerja di area HOLCIM. - Pembuatan Washing Buy.

(14)

 

IV. Peralatan Kerja yang dimiliki

Pada OHSAS 18001:1999 disyaratkan standar peralatan kerja yang dimiliki pada suatu proyek konstruksi minimal harus memenuhi standar yang ada pada lokasi proyek. Dalam hal ini standar yang minimal harus dipenuhi adalah SNI, yang merupakan standar kualitas yang berlaku di Indonesia

Tabel 4.1. Peralatan-Peralatan Yang Dimiliki

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH UNIT KETERANGAN KONDISI

1. Kartu pengenal pekerja + plastik pembungkus

3500 Buah Untuk pekerja proyek Baik

2. Helm karyawan+Direksi 150 Buah Karyawan proyek Baik

3. Helm tamu komplit dengan tali dagu

10 Buah Tamu proyek Baik

4. Safety belt 40 Buah Safety, dan survey Baik

5. Helm pekerja harian safety & House 25 Buah Harian safety Baik

6. Sarung tangan 45 Pasang House keeping Baik

7. Pelindung telinga ( ear plug ) 10 Buah Operator genset Baik

8. Masker 30 Buah Personil Decorient,

House Keeping dan lain lain

Baik

9. Kaca mata las 6 Buah Tukang las Baik

10. Sepatu safety (Safety shoes) 50 Pasang Karyawan proyek Baik

11. Sepatu karet (Rubber shoes) 30 Pasang Karyawan proyek Baik

12. Alat pemadam api Type Foam 40 Buah Peralatan safety Baik

13. Alat pemadam api Type dry

chemical 3,5 kg

(15)

 

14. Rubber cone 10 Buah Pembatas jalan dan lain-lain

;

Baik

15. Tangga kerja 9 Buah Tangga pekerja Baik

16. Stiker rambu-rambu 100 Buah Rambu-rambu proyek Baik

17. Rompi siang malam 10 Buah House keeping Baik

18. Jas hujan 25 Buah Karyawan proyek Baik

19. Terpal plastik biru 6x8 mtr 25 Buah Untuk lapangan Baik

20. Tambang plastik kuning 10 mm 30 Buah Peralatan safety Baik

21. Tali laso 25 mm 2 roll Peralatan safety Baik

22. Triplek 4 mm 200 Buah Rambu-rambu K3 Baik

23. Kawat harmonika 70 Buah Void dan lain- lain Baik

24. Besi beton untuk railling 50 Buah Railina platform Baik

25. Sapu lidi 100 Buah House keeping Baik

26. Kain majun 30 Buah Untuk Pembersihan Baik

27. Pengki 15 Buah Untuk Pembersihan Baik

28. Garukan air dari karet 20 Buah Untuk Pembersihan Baik

29. Sikat ijuk 20 Buah Untuk Pembersihan Baik

30. Karung plastik 2000 Buah Untuk Pembersihan Baik

31. Sendok semen 6 Buah Untuk Pembersihan Baik

32. Sekop 12 Buah Untuk Pembersihan Baik

33. Rambu L Lintas'Hati2 keluar masuk 10 Buah Rambu lalu lintas depan proyek Baik

34. Senter elektrik 5 Buah Safety, surfey dan lain-lain Baik

35. Lampu tongkat 6 Buah Security Baik

37. Rotary Lamp 2 Buah Lampu lalu lintas depan proyek Baik

38. Megaphone 1 Buah Tool box meeting dan lain lain Baik

39. Mixer Amplifier 1 Buah Info K3 ke pekerja Baik

40. Horn Speaker 1 Buah Info K3 ke pekerja Baik

(16)

 

42. Handy Talky 6 Buah Alat kerja safety Baik

43. Gergaji kayu 4 Buah Peralatan safety Baik

44. Gergaji besi 2 Buah Peralatan safety Baik

45. Kunci pas 2 Buah Peralatan safety Baik

46. Kunci ring 2 Buah Peralatan safety Baik

47. Palu ukuran 2 kg 10 Buah Peralatan safety Baik

48. Tang 4 Buah Peralatan safety Baik

49. Gegep 6 Buah Peralatan safety Baik

50. Tespen merk Philips 4 Buah Peralatan safety Baik

51. Isolasi kabel 10 Buah Peralatan safety Baik

52. Jet Cleaner 1 Buah Untuk pembersihan jalan Baik

4.9.2 Penanganan Kecelakaan Pada Proyek Tempo Scan Tower

4.9.2.1 Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Penanganan Kecelakaan Pada Proyek Tempo Scan Tower

a) PT BAM Decorient

PT BAM Decorient bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi pada seluruh pekerja yang ada di proyek Tempo Scan Tower maupun pekerja yang mengalami kecelakaan di jalan pada saat akan menuju proyek tempo Scan Tower.

b) Asuransi Jamsostek

Pihak Asuransi yang bekerja sama dengan PT BAM DECORIENT adalah asuransi Jamsostek, asuransi ini berlaku bagi seluruh karyawan yang ada di proyek, para visitor, serta karyawan yang sedang dalam perjalanan menuju areal proyek.

(17)

 

c) Rumah Sakit

PT BAM Decorient juga bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit dalam penanganan kecelakaan yang mungkin terjadi dalam proses pengerjaan proyek Tempo Scab Tower, Rumah sakit yang dimaksud adalah rumah sakit Medistra dan Rumah sakit Tebet.

4.9.2.2 Klasifikasi Kecelakaan pada proyek Tempo Scan Tower a) Total First Aid Cases (FAC)

Suatu kecelakaan yang bisa dibilang hanya kecelakaan kecil seperti tergores dan langsung ditangani oleh oleh pihak P3K yang bertempat di proyek Tempo Scan Tower

b) Fatal Incident (FAT)

Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal seketika atau meninggal dunia setelah 30 hari kemudian

c) SI (Serious Incident)

Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban perlu dirawat lebih dari 24 jam d) LTI (Lost Time Incident)

Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban tidak mampu kembali bekerja setelah 24 jam kemudian

e) NM (Near Miss)

(18)

 

Tabel 4.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Proyek pada umumnya

Klasifikasi kecelakaan Pengertian

Kecelakaan Ringan Kecelakaan yang tidak terlalu membahayakan pekerja yang ada di proyek seperti tergores ataupun luka ringan lainnya

Kecelakaan Sedang Kecelakaan yang menyebabakan pekerja harus menjalani rawat inap di rumah sakit seperti luka bakar, patah tulang, dan luka lainnya

Kecelakaan Berat Kecelakaan yang menyebabkan pekerja meninggal dunia seketika ataupun meninggal dunia setelah 1 bulan perawatan

Tabel 4.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Proyek Tempo Scan Tower, Kuningan

Klasifikasi kecelakaan Pengertian

Total First Aid Cases (FAC) Suatu kecelakaan yang bisa dibilang hanya kecelakaan kecil seperti tergores dan langsung ditangani oleh oleh pihak P3K yang bertempat di proyek Tempo Scan Tower

(19)

 

Fatal Incident (FAT) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal seketika atau meninggal dunia setelah 30 hari kemudian

SI (Serious Incident) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban perlu dirawat lebih dari 24 jam

LTI (Lost Time Incident) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban tidak mampu kembali bekerja setelah 24 jam kemudian NM (Near Miss) Suatu kecelakaan yang dapat mengakibatkan korban

manusia atau property damage

4.9.2.3 Prosedur Penanganan Kecelakaan pada proyek Tempo Scan Tower - Khusus untuk Total First Aid Cases (FAC) penanganannya hanya dilakukan oleh

pihak P3K yang bertempat di proyek Tempo Scan Tower.

- Untuk klasifikasi kecelakaan Fatal Incident (FAT), SI (Serious Incident), LTI (Lost Time Incident), NM (Near Miss) terdapat beberapa prosedur yang akan dilakukan, yaitu

¾ Saat terjadi kecelakaan pekerja akan langsung dibawa ke rumah sakit yang bekerja sama dengan pihak proyek Tempo Scan Tower yaitu rumah sakit Medistra dan Rumah Sakit Tebet

¾ Untuk masalah biaya akan ditanggung sementara oleh pihak PT BAM Decorient

(20)

 

¾ Kemudian PT BAM Decorient akan melakukan klaim kepada pihak Asuransi Jamsostek untuk masalah biaya tersebut

(21)

 

(22)

 

4.9.2.5 Legalitas / Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan program K3 pada proyek Tempo Scan Tower adalah :

1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2

“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

2. UU No. 1 Tahun 1970 yang mengatur tentang K3

3. Permenaker No. Per. 01/MEN/1980 tentang, K3 pada Pekerjaan Konstruksi Bangunan.

4. SKB Menaker dan PU No. Kep. 174/MEN/1986 dan No. 104 / KTPS / 1986 Pedoman tentang K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

5. Permenaker No. PER. 05 / MEN / 1996 tentang SMK3 6. UU No. 18 Tahun 1999 tentang, Jasa Konstruksi

4.9.2.6 Tujuan Dan Sasaran Penerapan K3

Adapun tujuan penerapan K3 PT. Decorient pada proyek Tempo Scan Tower adalah : 1. Perlindungan terhadap Sumber Daya Manusia dan menjamin agar pada

pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan serta penyakit akibat kerja 2. Keselamatan dan Kesehatan lingkungan kerja terjaga

3. Menjamin produktifitas tidak terganggu

(23)

 

Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja : 1. Semua Kecelakaan dan Penyakit dapat dicegah

2. Setiap orang bertanggung jawab mencegah kecelakaan pribadi dan penyakit

3. Adalah mungkin untuk berlindung dari semua pekerjaan yang mungkin menyebabkan kecelakaan dan penyakit

4. Adalah perlu untuk melatih semua orang untuk bekerja dengan aman 5. Pencegahan kecelakaan adalah usaha yang sangat baik

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian penting ketenagakerjaan.

4.9.2.7 Program Manajemen K3

Proyek Tempo Scan Tower ini menerapkan standar OHSAS 18001 : 1999 sebagai pedoman dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan memiliki program sebagai berikut :

1. Membuat SHE Plan

2. Mempelajari Standar Fasilitas SHE (Safety, Health and Environmental) dan target yang harus dicapai

3. Membuat Program Kerja K3 4. Perencanaan Site Installation

5. Menghitung Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan K3 6. Membuat Schedule SHE Talk

(24)

 

8. Membuat Schedule SHE Meeting 9. Membuat Perencanaan Training K3

10. Membentuk Tim Penanganan Tanggap Darurat

11. Mencari Alamat dan Nomor Telepon Penting (Depnakertrans, Jamsostek, Polsek, Rumah Sakit, dan Dinas Pemadam Kebakaran)

12. Membentuk Struktur Organisasi Tim K3 13. Mengatur Pembebanan Biaya

14. Menetapkan Standar Prosedur Operasi

15. Melaksanakan SHE Induction, SHE Talk, SHE Meeting 16. Melaksanakan Inspeksi K3 dan SHE Patrol

17. Melaksanakan Training K3 dan Simulasi Tanggap Darurat

18. Mengeluarkan Rekomendasi SHE (Safety, Health and Environmental) 19. Melaksanakan House keeping

20. Membuat Laporan Kegiatan K3 21. Evaluasi Hasil Pelaksanaan K3 22. Review dan Perbaikan

4.10 Operasi dan Penerapan

4.10.1 Pelatihan, Kepedulian Dan Kompetensi

Dalam pembangunan proyek ini pihak kontraktor mengirim beberapa personel untuk mengikuti pelatihan yang menjadi utusan dalam pelatihan K3 adalah SHE Officer.

(25)

 

Adapun pelatihan yang pernah diikuti oleh SHE Officer yaitu Training Madya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang diadakan oleh depnaker. Disamping pelatihan SHE Officer, subkontraktor juga diadakan pelatihan dan pengendalian K3. Ketentuan pelatihan dan pengendalian K3 untuk subkontraktor :

a. Mempelajari hasil IBPR yang berkaitan dengan pekerjaan subkontraktor.

b. Dibantu SEM melakukan evaluasi terhadap kemampuan manajemen K3 yang dijalankan oleh subkontraktor dari aspek :

1. Metode pelaksanaan dari segi K3 2. Kompetensi personel

3. Peralatan yang digunakan 4. Program K3 yang diterapkan

c. Melakukan sosialisasi dan pelatihan SMK3 yang diterapkan oleh kedua kontraktor agar subkontraktor dapat menyelaraskan program K3 yang dimilikinya.

d. Program K3 yang sudah disepakati menjadi bagian/lampiran isi kontrak dengan subkontraktor.

e. Melakukan inspeksi, evaluasi dan review pelaksanaan program K3 yang dijalankan oleh subkontraktor.

f. Apabila dalam pelaksanaan ada kegiatan subkontraktor yang dipandang berbahaya begi pekerja, atau lingkungan proyek, maka pekerjaan subkontraktor

(26)

 

dapat diberi teguran, pengarahan atau surat penghentian sementara pekerjaan hingga dipenuhinya persyaratan keselamatan yang sesuai.

4.10.2 Konsultasi Dan Komunikasi

Dalam pelaksanaan program OHSAS 18001 : 1999 pihak kontraktor melakukan proses konsultasi dan komunikasi dilaksanakan disemua level diperusahaan yang memang berkepentingan untuk melakukan komunikasi. Informasi yang harus disampaikan dapat berupa : VISI dan MISI, kebijakan mutu, K3 dan quality

management, safety health and environmental (SHE). Cara penyampaian informasi

dapat melalui :

1. Manajemen tinjauan ulang (review), diskusi, rapat koordinasi, rapat operasional 2. Media audio visual seperti e-mail, website dan lain-lain

3. Media elektronik seperti fax, CD dan lain-lain

4. Media cetak seperti news letter, laporan tahunan, profil perusahaan

4.10.3 Sistem Dokumentasi

Pelaksanaan dokumentasi ada dua jenis yaitu dokumentasi administrasi dan dokumentasi visualisasi, dokumen administrasi yaitu mengenai dokumen-dokumen yang berhubungan dengan proses penyelenggaraan OHSAS 18001 : 1999 terutama dokumen yang berbentuk tertulis, kemudian dokumen visualisasi yaitu semua data

(27)

 

yang digunakan untuk menggambarkan kondisi pelaksanaan system OHSAS 18001 : 1999 di lapangan. Dokumen administrasi diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menerbitkan ketidaksesuaian (lihat lampiran ketidaksesuaian) 2. Menerbitkan surat ijin bekerja (lihat lampiran SIB)

3. Membuat laporan harian K3 4. Membuat laporan bulanan K3 5. Membuat surat peringatan K3

6. Membuat laporan kecelakaan, investigasi, dan penyelesaiannya 7. Menyusun data kecelakaan kerja

Sedangkan dokumentasi visualisasi yaitu semua gambar-gambar yang mendukung dalam proses audit terutama gambar dari implementasi di lapangan akan disampaikan dalam berbentuk gambar atau foto dan video film, sehingga data-data yang bersifat visual juga akan dijamin keasliannya.

4.10.4 Pengendalian Dokumen

Pengendalian yang dilakukan oleh kedua kontraktor tersebut yaitu dengan mengontrol hasil identifikasi setiap pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan. Yang melaksanakan kontrol adalah SHE Officer kemudian cek data (ceck list) dari hasil identifikasi di proyek. Semua dokumentasi yang ada di proyek dikendalikan satu orang. Kegiatan yang merupakan monitoring dan mempengaruhi secara langsung sasaran proyek konstruksi selama siklus proyek berlangsung. Proses ini bermanfaat

(28)

 

untuk memperkecil kemungkinan-kemungkinan kecelakaan yang terjadi dengan cara :

1. Membandingkan hasil pelaksanaan di lapangan dengan yang telah direncanakan. 2. Membuat laporan segala penyimpangan yang terjadi.

3. Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi atau mereduksi akibat yang ditimbulkan oleh penyimpangan tersebut.

Untuk memperkecil kemungkinan kecelakaan yang terjadi dalam pelaksanaan, pada kegiatan selanjutnya adalah dengan cara : pengendalian terhadap aktivitas dengan melakukan identifikasi.

4.10.5 Pengendalian Operasi

Pelaksanaan pengendalian operasional yaitu dengan cara memantau setiap aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan program K3 yang telah direncanakan atau tidak, kalau sesuai berarti terus dijalankan untuk dikembangkan tetapi kalau tidak sesuai diadakan perbaikan sesuai dengan prosedur yang telah diprogramkan. Pengendalian operasional dilaksanakan di kantor cabang dan di proyek, melalui system tunjuk personil untuk bertanggung jawab, yang bertanggung jawab di proyek adalah SHE Officer dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Selain itu pengendalian operasional juga dilakukan peningkatan kesadaran K3 di proyek :

(29)

 

a. Membuat komitmen proyek mengenai K3 yang harus ditaaati oleh seluruh karyawan dan pekerja.

b. Menyelenggarakan SHE Talk secara periodic minimal seminggu sekali atau sesuai SHE Plan.

c. Memberikan penghargaan kepada karyawan dan pekjerja yang dapat menemukan penyimpangan K3 di proyek.

d. Memberikan sanksi kepada karyawan dan pekerja yang melakukan pelanggaran K3.

e. Memberikan visualisasi akibat dari pelanggaran ketentuan K3. f. Mengadakan kegiatan yang menambah wawasan K3.

g. Meningkatkan kompetensi K3 pada bidang kerjanya. 2. Pengukuran tingkat kesadaran K3

a. Mengukur tingkat kepatuhan terhadap system K3 dengan menggunakan

assessment sheet K3 dan house keeping (dapat dilihat pada work instruction

pengukuran kualitas di proyek No. QSH-2005/PMT/AA/W/024). b. Mengukur tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan.

c. Mengukur tingkat keparahan akibat kecelakaan. d. Mengukur jumlah ketidaksesuaian K3.

(30)

 

4.11 Pemantauan Dan Pengukuran

4.11.1 Unjuk kerja, Pemantauan Dan Pengukuran Tata laksana pengukuran house keeping and SHE : 1. Pelaksanaan pengukuran

Setiap akhir bulan, Quality Control dan Site Operation Manager, melaksanakan pengukuran atas pencapaian house keeping and SHE di proyek sebagai berikut : a. Kriteria pencapaian sesuai yang tercantum dalam house keeping dan SHE

assessment sheet.

b. Mendata dan mencatat jumlah ketidaksesuaian (Non Conformance) yang terjadi pada form.

2. Menghitung tingkat pencapaian quality target

a. Tim pengukur menghitung presentase (%) tingkat keberhasilan setiap item yang disyaratkan dalam SHE assesment sheet.

b. Menyimpulkan presentase (%) tingkat keberhasilan proyek tersebut dalam memenuhi quality target perusahaan.

4.11.2 Pengendalian Rekaman

Pengendalian rekaman atau dokumen yang dibuat haruslah dalam bentuk tertulis. Catatan atau dokumen yang dibuat juga dapat dilengkapi oleh data-data yang berhubungan atau mendukung catatan atau dokumen tersebut agar nilai dari dokumen

(31)

 

atau catatan tersebut lebih terbukti kebenarannya (valid). Dokumen atau catatan yang dibuat kemudian ditandatangani oleh pihak yang terkait dan bertanggung jawab.

4.11.3 Audit

Pelaksanaan audit OHSAS 18001 : 1999 pada proyek pembangunan Tempo Scan Tower dilaksanakan internal tanpa melibatkan pihak eksternal, audit dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Internal audit :

1. Scope dan tujuan audit

2. Menilai apakah kegiatan mutu dan K3 hasil kerjanya memenuhi sistem yang telah ditetapkan

3. Tim audit

4. Tim audit terdiri dari lead audit dan auditor 5. Referensi

6. Referensi yang digunakan untuk audit dalam proyek ini adalah OHSAS 18001 : 1999

7. Kertas kerja pelaksanaan 8. Bahasa audit

Bahasa yang dipergunakan untuk audit adalah bahasa Indonesia. 9. Saran dan fasilitas lain

(32)

 

4.11.4 Tinjauan Manajemen

Untuk mengetahui tingkat keefektifan manajemen yang diterapkan maka kontraktor mengadakan tinjauan manajemen, tinjauan ini berupa evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan selama proses pelaksanaan K3 berlangsung (SHE Meeting). Pelaksanaan evaluasi setiap bulan sekali dengan pihak yang terkait. Untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tidak menggunakan punishment tetapi dengan menggunakan metode pendekatan persuasif. Agenda manajemen review adalah sebagai berikut :

a. Program kerja setiap divisi dan yang setingkat dan strategi b. Evaluasi pencapaian terhadap target yang ditetapkan termasuk c. Overview kinerja divisi / cabang dan perusahaan

d. Kebijakan baru perusahaan (jika ada) e. Presentasi hal-hal khusus

4.12 Pergantian Pekerja Pada Proyek Tempo Scan Tower

Pergantian pekerja (Turnover) merupakan hal yang sering terjadi pada suatu proyek konstruksi. Ada beberapa hal yang menyebabkan pergantian pekerja dilakukan pada suatu proyek konstruksi seperti tidak betahnya pekerja tersebut pada kondisi pekerjaan, sangsi yang diberikan perusahaan kepada pekerja, upah yang dinilai kecil bagi para pekerja dan hal-hal lainnya.

(33)

 

Pada proyek Tempo Scan Tower, pergantian pekerja pun terjadi pada pekerja di lapangan. Biasanya TurnOver pekerja menimbulkan masalah bagi perusahaan seperti pengeluaran biaya tambahan untuk perekrutan, adanya lokasi kerja yang lowong yang harus segera diisi oleh pekerja baru, berkurangnya motivasi serta semangat kerja pekerja yang masih ada. Untuk meminimalkan terjadinya hal-hal tersebut PT BAM Decorient melakukan pelaksanaan pergantian pekerja (Turnover) dengan tahapan sebagai berikut :

• Segera melakukan rekrutmen pekerja baru saat berkurangnya pekerja melalui para mandor.

• Segera melakukan pelatihan selama 3 hari kepada pekerja baru agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik

• Mengatur penempatan para pekerja baru, sehingga para pekerja baru akan terus dipantau serta didampingi oleh para pekerja lama serta Inspektur lapangan sehingga akan dapat dengan cepat menguasai pekerjaan serta melaksanakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dengan baik di lokasi pekerjaannya.

(34)

 

Tabel 4.4 Data Pergantian Pekerja (Turnover) Bulan Maret s/d Mei 2010 Pada Proyek Tempo Scan Tower

No Pekerjaan Pekerja Yang Keluar Pekerja Yang Masuk

1 Pekerjaan Galian Tanah 3 Orang 3 Orang 2 Pekerjaan Bekisting 2 Orang 2 Orang 3 Pekerjaan Pembesian 3 Orang 3 Orang 4 Pekerjaan Pembetonan 4 Orang 4 Orang 5 Pekerjaan Di Tempat Tinggi 4 Orang 4 Orang  

Gambar

Tabel 4.1. Peralatan-Peralatan Yang Dimiliki
Tabel 4.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Proyek pada umumnya
Tabel 4.4 Data Pergantian Pekerja (Turnover) Bulan Maret s/d Mei 2010 Pada  Proyek Tempo Scan Tower

Referensi

Dokumen terkait

I-2 : Citra CP Prima yang sedang menurun memang membutuhkan proses atau waktu yang tidak singkat untuk mengembalikannya seperti sebelumnya tetapi saya sangat yakin bahwa

Peta perencanaan ditunjukkan pada gambar 13, peta tersebut merupakan solusi yang ditawarkan untuk permasalahan yang terjadi di Situ Gede, seperti permasalahan akses keluar masuk

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Sedangkan untuk menyatakan suatu model fit, karena hanya ada tiga item pengukuran, dengan sendirinya merupakan model yang just identified, dan merupakan model yang fit sempurna.

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

Laju pendinginan yang maksimum tidak akan tercapai dengan metode ini, sehingga tujuan pembentukan baja yang seluruh bagiannya bermikrostruktur martensit (untuk baja karbon

“Kepariwisataan Budaya Bali memiliki hubungan yang sangat kuat dan berlandaskan Kebudayaan Bali. Ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana dijadikan

Implementasi Penyelenggaraan Paten Dalam Hal Subtantif yang dilakukan di kecamatan penajam sudah dijalankan sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 4