• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1

PENGENDALIAN MUTU BAGI

KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA)

YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN

SELAIN PERIKATAN ASURANS

STANDAR PERIKATAN JASA 4410

Exposure Draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi

Ikatan Akuntan Indonesia.

Tanggapan atas Exposure Draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 17 November 2017.

@

(021) 31904232 Fax: (021) 3152076

PERIKATAN KOMPILASI

E

XPOSURE

DRAFT

(2)
(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Exposure Draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi Ikatan

Akuntan Indonesia untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure draft dimungkinkan sebelum diterbitkannya Standar Perikatan Jasa.

Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada 17 November

2017. Tanggapan dikirimkan ke:

Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia

Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1, Menteng, Jakarta 10310

Telp: (021) 31904232 Fax: (021) 3900016 E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id

Hak Cipta @ 2017 Ikatan Akuntan Indonesia

Exposure Draft dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar

yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia. Penggandaan exposure draft oleh individu/organisasi/ lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan

(4)
(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 PENGANTAR

Exposure Draft Standar Perikatan Jasa 4410: Perikatan Konpilasi disetujui dalam

Rapat Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi pada tanggal 13 Oktober 2017 untuk disirkulasi dan didistribusikan kepada para pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang relevan.

Tanggapan akan sangat berguna jika permasalahan dipaparkan secara jelas dan alternatif saran didukung dengan alasan. Exposure Draft Standar Perikatan Jasa ini disebarluaskan dalam situs www.iaiglobal.or.id dan majalah Akuntan

Indonesia.

Jakarta, 13 Oktober 2017

Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia

Morgan Tirtonadi Ketua

Rakhmawan Tri Nugroho Anggota

(6)

Paragraf Pendahuluan ... 01–14 Ruang lingkup ... 01 - 04 Perikatan kompilasi ... 05 - 10 Kewenangan ... 11 - 13 Tanggal efektif ... 14 Tujuan ... ... 15 Definisi ... ... 16 Ketentuan ... 17 - 40

Pelaksanaan perikatan kompilasi sesuai dengan SPJ 4410 ... 17 - 19 Ketentuan etika ... 20 Pertimbangan profesional ... 21 Pengendalian mutu pada tingkat perikatan ... 22 Penerimaan dan keberlanjutan perikatan ... 23 - 25 Komunikasi dengan manajemen dan pihak yang bertanggung

jawab atas tata kelola ... 26 Pelaksanaan perikatan ... 27 - 36 Dokumentasi ... 37 Laporan praktisi ... 38 - 40

Materi Penerapan dan Penjelasan Lain

Ruang lingkup ... A01-A11 Perikatan kompilasi ... A12-A18 Ketentuan etika ... A19-A21 Pertimbangan profesional ... A22-A24 Pengendalian mutu tingkat perikatan ... A25-A27 Penerimaan dan keberlanjutan perikatan ... A28-A40 Komunikasi dengan manajemen dan pihak yang bertanggung

jawab atas tata kelola ... A41 Pelaksanaan perikatan ... A42-A52 Dokumentasi ... A53- A55 Laporan praktisi ... A56 -A63 Lampiran 1 Ilustrasi Surat Perikatan Untuk Perikatan Kompilasi

(7)
(8)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

PENDAHULUAN Ruang Lingkup

01. Standar Perikatan Jasa (SPJ) ini berhubungan dengan tanggung jawab praktisi ketika digunakan untuk membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan historis tanpa mendapatkan asurans apapun atas informasi tersebut, dan untuk melaporkan perikatan tersebut sesuai dengan SPJ ini. (Ref: paragraf A01 – A02)

02. SPJ ini diterapkan pada perikatan kompilasi informasi keuangan historis. SPJ dapat diterapkan, disesuaikan jika tepat, pada perikatan kompilasi atas informasi keuangan selain informasi keuangan historis, dan pada perikatan kompilasi informasi nonkeuangan. Selanjutnya dalam SPJ ini, "informasi keuangan" mengacu pada "informasi keuangan historis" (Referensi: Para A03-A04).

03. Ketika praktisi diminta untuk membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan, pertimbangan yang tepat mungkin perlu diberikan mengenai apakah perikatan perlu dilakukan sesuai SPJ ini. Faktor-faktor yang mengindikasikan bahwa mungkin tepat untuk menerapkan SPJ ini, termasuk pelaporan berdasarkan SPJ ini mencakup apakah:

• Informasi keuangan disyaratkan untuk memenuhi perundang-undangan atau regulasi yang berlaku, dan apakah disyaratkan untuk dipublikasikan.

• Pihak eksternal selain pengguna yang dituju dalam informasi keuangan kompilasian pada umumnya praktisi dikaitkan dengan informasi keuangan, dan terdapat risiko bahwa tingkat keterkaitan praktisi dengan informasi tersebut mungkin mengakibatkan kesalahpahaman, misalnya:

o Jika informasi keuangan tersebut ditujukan untuk digunakan oleh pihak-pihak selain pihak manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau mungkin disediakan untuk, atau diperoleh oleh, pihak-pihak yang bukan pengguna informasi tersebut; dan

o Jika nama praktisi tersebut dapat diidentifikasi dengan informasi keuangan. (Ref: paragraf A05)

(9)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Keterkaitan dengan SPM 11

04. Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu adalah tanggung jawab Kantor Jasa Akuntansi (KJA). SPM 1 berlaku bagi KJA dalam hal perikatan kompilasi. Ketentuan dari SPJ yang terkait dengan pengendalian mutu pada tingkat setiap perikatan kompilasi didasarkan bahwa KJA telah mematuhi SPM 1 atau paling tidak mematuhi ketentuan yang diminta. (Ref: paragraf A06 – A11)

Perikatan Kompilasi

05. Manajemen dapat meminta seorang praktisi untuk membantu entitas dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangannya. Bagi para pengguna informasi keuangan, nilai dari perikatan kompilasi yang dilakukan sesuai dengan SPJ ini dihasilkan dari penerapan keahlian praktisi dalam bidang akuntansi dan pelaporan keuangan serta kepatuhannya terhadap standar profesi, termasuk ketentuan etika yang berlaku, dan komunikasi yang jelas dari sifat dan luas keterkaitan praktisi dengan informasi keuangan kompilasian. (Ref: paragraf A12 – A15)

06. Karena perikatan kompilasi ini bukan merupakan perikatan asurans, maka perikatan kompilasi tidak mensyaratkan praktisi untuk memverifikasi keakuratan atau kelengkapan informasi yang diberikan oleh manajemen atas kompilasi tersebut, atau untuk mengumpulkan bukti untuk menyatakan opini audit atau kesimpulan reviu atas penyusunan informasi keuangan.

07. Manajemen tetap bertanggung jawab atas informasi keuangan dan dasar yang digunakan dalam menyusun dan menyajikan informasi tersebut. Tanggung jawab tersebut mencakup penerapan pertimbangan oleh manajemen yang diperlukan dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan, termasuk pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang tepat dan, jika diperlukan, mengembangkan estimasi akuntansi yang wajar. (Ref: paragraf A12 – A13)

08. SPJ ini tidak membebankan tanggung jawab kepada manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau tidak mengindahkan perundang-undangan dan regulasi yang mengatur tanggung jawabnya. Suatu perikatan yang dilaksanakan sesuai dengan SPJ ini dijalankan atas dasar pemikiran bahwa pihak manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola jika tepat, telah menyepakati tanggung jawab tertentu sebagai dasar pelaksanaan perikatan kompilasi. (Ref: paragraf A12 – A13)

(10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

09. Informasi keuangan yang menjadi subyek dari perikatan kompilasi mungkin diperlukan untuk berbagai tujuan termasuk:

(a) Untuk mematuhi kewajiban pelaporan keuangan berkala yang disyaratkan oleh perundang-undangan atau regulasi; atau

(b) Untuk tujuan yang tidak terkait dengan kewajiban pelaporan keuangan berdasarkan perundang-undangan atau regulasi yang relevan, termasuk misalnya:

• Untuk pihak manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, disusun atas basis yang tepat untuk tujuan-tujuan tertentu (seperti penyusunan informasi keuangan untuk penggunaan internal)

• Untuk pelaporan keuangan berkala yang dilakukan untuk pihak eksternal berdasarkan suatu kontrak atau bentuk perjanjian lain (seperti informasi keuangan yang diberikan kepada lembaga donor untuk mendukung penyediaan atau keberlanjutan atas suatu hibah).

• Untuk tujuan transaksional, misalnya, untuk mendukung transaksi yang melibatkan perubahan struktur kepemilikan atau pembiayaan entitas (seperti untuk merger atau akuisisi).

10. Kerangka pelaporan keuangan yang berbeda dapat digunakan untuk menyusun dan menyajikan informasi keuangan, mulai dari basis akuntansi sederhana atas entitas tertentu sampai dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku umum. Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk menyusun dan menyajikan informasi keuangan akan bergantung pada sifat entitas dan tujuan atas penggunaan informasi. (Ref: paragraf A16 – A18)

Kewenangan

11. SPJ ini mencakup tujuan praktisi dalam mematuhi SPJ yang menyediakan konteks dimana ketentuan SPJ ini ditetapkan, dan dibuat untuk membantu praktisi dalam memahami hal-hal yang harus dipenuhi dalam suatu perikatan kompilasi.

12. Sebagai tambahan, SPJ ini berisi materi pendahuluan, definisi, dan materi penerapan serta penjelasan lain, yang menyediakan dalam konteks yang relevan untuk pemahaman yang tepat mengenai SPJ.

13. Materi penerapan dan penjelasan lain memberikan penjelasan lebih lanjut tentang ketentuan dan panduan untuk melaksanakan persyaratan tersebut. Walaupun panduan tersebut bukan merupakan suatu ketentuan, namun relevan untuk penerapan atas ketentuan secara tepat. Materi penerapan dan penjelasan lain juga dapat menyediakan informasi latar

(11)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

belakang mengenai hal-hal yang dibahas dalam SPJ ini yang membantu dalam penerapan ketentuan.

Tanggal Efektif

14. SPJ ini berlaku efektif untuk laporan perikatan kompilasi tertanggal pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018. Penerapan dini diperkenankan.

TUJUAN

15. Tujuan praktisi dalam suatu perikatan kompilasi berdasarkan SPJ ini adalah untuk:

(a) Menerapkan keahlian bidang akuntansi dan pelaporan keuangan untuk membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan berdasarkan informasi yang diberikan oleh manajemen; dan

(b) Melaporkannya sesuai dengan ketentuan dalam SPJ ini.

DEFINISI

16. Berikut pengertian istilah yang digunakan dalam SPJ ini

(a) Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan – kerangka pelaporan keuangan yang diadopsi oleh manajemen dan, jika tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam menyusun informasi keuangan yang dapat diterima berdasarkan sifat entitas dan tujuan informasi keuangan, atau yang disyaratkan oleh perundang-undangan atau regulasi. (Ref: paragraf A30-A32)

(b) Perikatan kompilasi – Suatu perikatan dimana seorang praktisi menerapkan keahlian dalam bidang akuntansi dan pelaporan keuangan untuk membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan dari suatu entitas sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan, dan laporan-laporan sebagaimana yang disyaratkan oleh SPJ ini.

(c) Rekan/pengurus perikatan – rekan/pengurus atau individu lain di dalam KJA sebagai pihak yang bertanggung jawab atas perikatan dan pelaksanaannya, serta atas laporan yang diterbitkan atas nama KJA, dan pihak yang memiliki kewenangan dari profesi, hukum, atau badan pengatur, ketika disyaratkan.

(d) Tim perikatan – personil yang melaksanakan perikatan, serta setiap individu yang ditugaskan oleh KJA atau Jaringan KJA yang melaksanakan prosedur dalam perikatan tersebut, tidak termasuk para ahli eksternal yang ditugaskan oleh KJA atau Jaringan KJA.

(e) Salah saji – Suatu perbedaan antara jumlah, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan atas suatu item yang dilaporkan dalam informasi keuangan, dengan jumlah, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

yang disyaratkan agar item tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan. Salah saji dapat muncul akibat kekeliruan atau kecurangan.

Ketika informasi keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, maka salah saji meliputi penyesuaian jumlah, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan yang, dalam penilaian praktisi, penting agar informasi keuangan dapat disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material.

(f) Praktisi – Seorang akuntan profesional di praktik publik yang melakukan perikatan kompilasi. Istilah ini mencakup rekan/pengurus perikatan atau anggota lain dari tim perikatan, atau, jika relevan, termasuk KJA. Ketika SPJ ini secara tegas mengharuskan bahwa ketentuan atau tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh rekan/pengurus perikatan, istilah yang digunakan adalah “rekan/pengurus perikatan” daripada “praktisi”. “Rekan/pengurus perikatan” dan “KJA” harus dibaca mengacu pada hal-hal yang setara dalam sektor publik, jika relevan.

(g) Ketentuan etika yang berlaku – Ketentuan etika yang berlaku bagi tim perikatan ketika menjalankan perikatan kompilasi, khususnya Bagian A dan B dari Kode Etik Akuntan Profesional yang dikeluarkan oleh IAI dan ketentuan etika lain yang ditetapkan oleh regulator. (Ref: paragraf A21)

KETENTUAN

Pelaksanaan Perikatan Kompilasi Sesuai Dengan SPJ 4410

17. Praktisi harus memahami secara menyeluruh atas isi SPJ ini, termasuk Materi Penerapan dan Penjelasan Lain, untuk memahami tujuannya dan menerapkan ketentuan tersebut dengan tepat.

Kepatuhan Terhadap Ketentuan yang Relevan

18. Praktisi harus mematuhi setiap ketentuan dari SPJ ini kecuali ada suatu ketentuan tertentu yang tidak relevan dengan perikatan kompilasi, misalnya jika keadaan yang disebutkan oleh ketentuan tersebut tidak ada dalam perikatan.

19. Praktisi tidak boleh menyatakan patuh terhadap SPJ ini kecuali praktisi telah memenuhi semua ketentuan dari SPJ ini yang relevan dengan perikatan kompilasi.

(13)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Ketentuan Etika

20. Praktisi harus mematuhi ketentuan etika yang berlaku. (Ref: paragraf A19 – A21)

Pertimbangan Profesional

21. Praktisi harus menggunakan pertimbangan profesional dalam melaksanakan perikatan kompilasi. (Ref: paragraf A22 – A24)

Pengendalian Mutu pada Tingkat Perikatan

22. Rekan/pengurus perikatan harus bertanggung jawab atas:

(a) Keseluruhan mutu dari setiap perikatan kompilasi yang ditugaskan kepada rekan/pengurus tersebut; dan

(b) Perikatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KJA: (Ref: paragraf A25)

(i) Mengikuti prosedur yang tepat terkait dengan penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan; (Ref: paragraf A26)

(ii) Memastikan bahwa tim perikatan secara bersama-sama memiliki kompetensi dan kemampuan yang tepat untuk melaksanakan perikatan kompilasi;

(iii) Mewaspadai atas indikasi ketidakpatuhan oleh anggota tim perikatan terhadap ketentuan etika yang berlaku, dan menentukan tindakan yang tepat jika muncul masalah yang menjadi perhatian rekan/pengurus perikatan yang menunjukkan bahwa para anggota tim perikatan belum mematuhi ketentuan etika yang berlaku. (Ref: paragraf A27)

(iv) Mengarahkan, menyelia, menelaah dan melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi dan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan

(v) Bertanggung jawab untuk memelihara dokumentasi perikatan dengan tepat.

Penerimaan dan Keberlanjutan Perikatan

Keberlanjutan Hubungan Klien, Penerimaan Perikatan, dan Kesepakatan atas Ketentuan Perikatan

23. Praktisi dilarang menerima perikatan kecuali praktisi telah menyepakati ketentuan perikatan dengan manajemen, dan pihak yang memberikan perikatan jika berbeda, mencakup:

(a) Tujuan penggunaan dan distribusi informasi keuangan, dan jika berlaku, segala pembatasan atas penggunaan atau distribusinya; (Ref:

(14)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

paragraf A20, A28 – A29, A32 – A33)

(b) Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang digunakan; (Ref: paragraf A20, A30 – A33)

(c) Tujuan dan ruang lingkup dari perikatan kompilasi; (Ref: paragraf A20) (d) Tanggung jawab praktisi, termasuk ketentuan untuk mematuhi

ketentuan etika yang berlaku; (Ref: paragraf A20)

(e) Tanggung jawab manajemen atas: (Ref: paragraf A34 – A36)

(i) Informasi keuangan, dan dalam penyusunan dan penyajian, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dilihat dari sudut pandang tujuan penggunaan informasi keuangan dan para pengguna yang dituju;

(ii) Keakuratan dan kelengkapan atas catatan, dokumen, penjelasan dan informasi lain yang diberikan oleh pihak manajemen atas perikatan kompilasi; dan

(iii) Pertimbangan yang diperlukan dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan, termasuk hal-hal yang memerlukan bantuan praktisi selama perikatan kompilasi; dan (Ref: paragraf A22) (f) Bentuk dan isi laporan praktisi yang diharapkan.

24. Praktisi harus mencatat ketentuan perikatan yang telah disepakati dalam surat perikatan atau perjanjian tertulis dalam bentuk lain yang tepat, sebelum melaksanakan perikatan. (Ref: paragraf A37 – A39)

Perikatan berulang

25. Pada perikatan kompilasi yang berulang, praktisi harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi, termasuk perubahan atas pertimbangan untuk menerima perikatan, mensyaratkan agar ketentuan perikatan direvisi dan apakah perlu untuk mengingatkan manajemen tentang ketentuan perikatan yang sudah ada. (Ref: paragraf A40)

Komunikasi dengan Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

26. Praktisi harus berkomunikasi dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, secara tepat waktu selama perikatan kompilasi, atas semua hal terkait perikatan kompilasi, yang menurut pertimbangan profesional praktisi tersebut, cukup penting mendapat perhatian manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat. (Ref: paragraf A41)

(15)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Pelaksanaan Perikatan Pemahaman Praktisi

27. Praktisi harus memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang hal-hal berikut untuk dapat melakukan perikatan kompilasi: (Ref: paragraf A42 – A44)

(a) Bisnis dan operasi entitas, termasuk sistem akuntansi entitas dan catatan akuntansinya; dan

(b) Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan, termasuk penerapannya dalam industri entitas tersebut.

Pengompilasian Informasi Keuangan

28. Praktisi harus mengompilasi informasi keuangan menggunakan catatan, dokumen, penjelasan dan informasi lainnya, termasuk pertimbangan yang signifikan, yang diberikan oleh manajemen.

29. Praktisi harus mendiskusikan dengan manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, tentang pertimbangan yang signifikan, ketika praktisi telah memberikan bantuan selama pengompilasian informasi keuangan. (Ref: paragraf A45)

30. Sebelum menyelesaikan perikatan kompilasi, praktisi harus membaca informasi keuangan kompilasian berdasarkan pemahaman praktisi tersebut terkait bisnis dan operasi entitas tersebut, dan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan. (Ref: paragraf A46)

31. Jika, selama perikatan kompilasi, praktisi mengetahui bahwa catatan, dokumen, penjelasan atau informasi lainnya, termasuk pertimbangan signifikan, yang diberikan oleh manajemen untuk perikatan kompilasi tersebut tidak lengkap, tidak akurat atau dengan kata lain tidak memuaskan, maka praktisi harus mengajukan hal tersebut untuk menjadi perhatian manajemen dan meminta informasi tambahan atau informasi yang telah diperbaiki.

32. Jika praktisi tidak mampu menyelesaikan perikatan karena manajemen telah gagal menyediakan catatan, dokumen, penjelasan atau informasi lainnya, termasuk pertimbangan yang signifikan, seperti yang diminta, maka praktisi harus menarik diri dari perikatan tersebut dan memberitahu manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang alasan penarikan diri tersebut. (Ref: paragraf A52)

33. Jika praktisi menyadari selama perikatan kompilasi bahwa:

(a) Informasi keuangan kompilasian tidak cukup mengacu atau menggambarkan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan; (Ref:

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 paragraf A47)

(b) Penyesuaian terhadap informasi keuangan kompilasian yang disyaratkan agar informasi keuangan tidak salah saji secara material; atau (Ref: paragraf A48 – A50)

(c) Informasi keuangan kompilasian dapat menyesatkan, (Ref: paragraf A51)

maka praktisi harus mengusulkan penyesuaian yang tepat kepada manajemen.

34. Jika manajemen menolak, atau tidak mengizinkan praktisi untuk membuat usulan penyesuaian atas informasi keuangan kompilasian, maka praktisi tersebut harus menarik diri dari perikatan dan menginformasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang alasan penarikan diri tersebut. (Ref: paragraf A52)

35. Jika penarikan diri dari perikatan tersebut tidak mungkin dilakukan, maka praktisi harus menentukan tanggung jawab profesional dan tanggung jawab hukum yang dapat diterapkan dalam keadaan tersebut.

36. Praktisi harus memperoleh pernyataan dari manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, bahwa mereka telah mengambil tanggung jawab atas versi terakhir dari informasi keuangan kompilasian. (Ref: paragraf A62)

Dokumentasi

37. Praktisi harus memasukkan hal-hal berikut ini dalam dokumentasi perikatan: (Ref: paragraf A53 – A55)

(a) Masalah-masalah signifikan yang muncul selama perikatan kompilasi dan bagaimana masalah-masalah tersebut ditangani oleh praktisi; (b) Suatu catatan tentang bagaimana informasi keuangan kompilasian

bersesuaian dengan catatan, dokumen, penjelasan dan informasi lainnya, yang diberikan oleh pihak manajemen; dan

(c) Satu salinan versi akhir dari informasi keuangan kompilasian yang terdapat pernyataan tanggung jawab dari manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, dan laporan praktisi. (Ref: paragraf A62)

Laporan Praktisi

38. Tujuan yang penting dari laporan praktisi adalah untuk mengomunikasikan dengan jelas sifat dari perikatan kompilasi, dan peran serta tanggung jawab praktisi dalam perikatan. Laporan praktisi bukanlah sarana untuk menyatakan opini atau kesimpulan dari informasi keuangan dalam bentuk apa pun.

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

39. Laporan praktisi yang dikeluarkan untuk perikatan kompilasi harus dalam bentuk tulisan, dan mencakup unsur-unsur berikut: (Ref: paragraf A56 – A57, A63)

(a) Judul laporan;

(b) Pihak yang dituju, sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan dalam perikatan; (Ref: paragraf A58)

(c) Pernyataan bahwa praktisi telah mengompilasi informasi keuangan berdasarkan informasi yang diberikan oleh manajemen;

(d) Uraian tentang tanggung jawab manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, terkait dengan perikatan kompilasi, dan yang terkait dengan informasi keuangan;

(e) Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dan, jika kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus digunakan, uraian atau referensi tersebut menggambarkan tentang kerangka pelaporan keuangan yang bertujuan khusus tersebut dalam informasi keuangan; (f) Identifikasi informasi keuangan, termasuk judul dari setiap elemen dari

informasi keuangan jika informasi keuangan tersebut lebih dari satu elemen, dan tanggal informasi keuangan atau periode yang berkaitan; (g) Uraian tentang tanggung jawab praktisi dalam mengompilasi informasi

keuangan, termasuk bahwa perikatan tersebut dilakukan sesuai dengan SPJ ini, dan bahwa praktisi telah mematuhi ketentuan etika yang berlaku;

(h) Uraian tentang keterbatasan perikatan kompilasi berdasarkan SPJ ini; (i) Penjelasan bahwa:

(i) Karena perikatan kompilasi bukan merupakan perikatan asurans, maka praktisi tidak diminta untuk menverifikasi keakuratan atau kelengkapan informasi yang diberikan oleh pihak manajemen untuk kompilasi tersebut; dan

(ii) Dengan demikian, maka praktisi tidak menyatakan suatu opini audit atau suatu kesimpulan reviu terhadap kesesuaian informasi keuangan yang disusun dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan.

(j) Jika informasi keuangan disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, maka diperlukan paragraf penjelasan yang: (Ref: paragraf A59 – A61)

(i) Menjelaskan tujuan informasi keuangan disusun dan, jika perlu, para pengguna yang dituju, atau berisi referensi ke catatan dalam informasi keuangan yang mengungkapkan informasi tersebut; dan (ii) Menarik perhatian pembaca laporan terhadap fakta bahwa

informasi keuangan disusun sesuai dengan kerangka pelaporan bertujuan khusus dan bahwa, sebagai akibatnya, informasi tersebut mungkin tidak sesuai untuk tujuan lain;

(k) Tanggal laporan praktisi; (l) Tanda tangan praktisi; dan

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 (m) Alamat praktisi.

40. Praktisi harus memberi tanggal pada laporan tersebut pada saat praktisi telah menyelesaikan perikatan kompilasi sesuai dengan SPJ ini. (Ref: paragraf A62)

(19)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN Ruang Lingkup

Pertimbangan Umum (Ref: paragraf 01)

A01. Dalam perikatan kompilasi ketika pihak yang menugaskan adalah orang lain selain manajemen atau pihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola entitas, maka SPJ ini dapat diterapkan setelah disesuaikan seperlunya.

A02. Keterlibatan praktisi dengan jasa atau aktivitas dalam rangka membantu manajemen suatu entitas dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Ketika praktisi terlibat untuk memberikan jasa atau aktivitas tersebut untuk entitas sesuai SPJ ini, pengasosiasian praktisi terhadap informasi keuangan dikomunikasikan melalui laporan praktisi yang disediakan untuk perikatan dalam bentuk yang disyaratkan oleh SPJ ini. Laporan praktisi berisi pernyataan eksplisit dari praktisi tentang kepatuhannya terhadap SPJ ini.

Penerapan Perikatan Kompilasi Selain untuk Informasi Keuangan Historis

(Ref: paragraf 02)

A03. SPJ ini membahas perikatan ketika praktisi membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan historis. Namun, SPJ ini juga dapat diterapkan, setelah disesuaikan seperlunya, ketika praktisi membantu manajemen dalam menyusun dan menyajikan informasi keuangan lainnya. Misalnya:

• Informasi keuangan proforma.

• Informasi keuangan prospektif, termasuk anggaran atau prakiraan keuangan.

A04. Praktisi juga dapat melakukan perikatan kompilasi untuk membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi non-keuangan, misalnya, laporan gas rumah kaca, laporan statistik atau laporan informasi lainnya. Dalam keadaan tersebut, praktisi dapat menerapkan SPJ ini, yang diadaptasi seperlunya, terkait dengan jenis-jenis perikatan. Pertimbangan yang Relevan dalam Penerapan SPJ (Ref: paragraf 03)

A05. Penerapan SPJ ini mungkin diwajibkan oleh hukum atau regulasi yang berlaku, dalam perikatan ketika praktisi melaksanakan jasa yang terkait dengan penyusunan dan penyajian informasi keuangan suatu entitas (seperti yang terkait dengan penyusun laporan keuangan historis yang disyaratkan untuk dipublikasikan). Jika penerapan SPJ ini tidak diwajibkan

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

oleh perundang-undangan atau regulasi, atau standar profesi yang berlaku, maka praktisi dapat menyimpulkan bahwa penerapan SPJ ini adalah tepat dalam keadaan tersebut.

Hubungan dengan SPM (Ref: paragraf 04)

A06. SPM mengatur tanggung jawab KJA untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu atas perikatan jasa, termasuk perikatan kompilasi. Tanggung jawab tersebut diarahkan saat menetapkan: • Sistem pengendalian mutu KJA; dan

• Kebijakan KJA yang didesain untuk mencapai tujuan dari sistem pengendalian mutu KJA dan prosedur untuk mengimplementasikan dan memonitor kepatuhan terhadap kebijakan tersebut.

A07. Berdasarkan SPM 1, KJA berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan yang memadai kepada KJA bahwa:

(a) KJA dan personelnya mematuhi standar profesi dan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan

(b) Laporan yang diterbitkan oleh KJA atau rekan/pengurus perikatan adalah tepat dalam keadaan tersebut.2

A08. Ketentuan dari SPJ ini terkait dengan pengendalian mutu pada tingkat perikatan yang didasarkan bahwa ketentuan pengendalian mutu minimum sama dengan ketentuan dalam SPM 1. Hal ini dicapai ketika ketentuan tersebut mewajibkan kepada KJA untuk mencapai tujuan dari ketentuan SPM 1, termasuk kewajiban untuk menetapkan suatu sistem pengendalian mutu yang mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur masing-masing unsur berikut:

• Tanggung jawab kepemimpinan terhadap mutu di dalam KJA; • Ketentuan etika yang berlaku; • Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu; • Sumber daya manusia; • Pelaksanaan perikatan; dan • Pemantauan.

A09. Dalam konteks sistem pengendalian mutu KJA, tim perikatan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu yang berlaku bagi perikatan.

A10. Kecuali informasi yang diberikan oleh KJA atau pihak lain menyarankan sebaliknya, tim perikatan berhak mengandalkan pada sistem pengendalian mutu KJA. Sebagai contoh, tim perikatan mungkin mengandalkan pada sistem pengendalian mutu dalam kaitannya dengan:

(21)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 • Kompetensi personil melalui perekrutan dan pelatihan formal. • Pemeliharaan hubungan dengan klien melalui sistem penerimaan dan keberlanjutan.

• Ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan melalui proses pemantauan.

Dalam mempertimbangkan defisiensi yang diidentifikasi dalam sistem pengendalian mutu KJA yang dapat mempengaruhi perikatan kompilasi, maka rekan/pengurus perikatan dapat mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat diambil oleh KJA untuk memperbaki situasi yang dipandang memadai oleh rekan/pengurus perikatan dalam konteks perikatan kompilasi tersebut.

A11. Defisiensi dalam sistem pengendalian mutu KJA tidak serta merta mengindikasikan bahwa perikatan kompilasi tidak dilaksanakan sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, atau bahwa laporan praktisi tidak tepat.

Perikatan Kompilasi

Penggunaan Istilah “Manajemen” dan “Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola” (Ref: paragraf 05, 07 - 08)

A12. Tanggung jawab manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola akan berbeda diantara yurisdiksi dan dari berbagai jenis entitas. Perbedaan tersebut mempengaruhi bagaimana praktisi menerapkan ketentuan SPJ ini yang terkait dengan manajemen atau pihak yang betanggung jawab atas tata kelola. Oleh karena itu, istilah “manajemen dan, jika tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola” yang digunakan di berbagai bagian dalam SPJ yang dibuat untuk mengingatkan praktisi terhadap fakta bahwa lingkungan entitas yang berbeda mungkin memiliki struktur dan pengaturan manajemen dan tata kelola yang berbeda.

A13. Berbagai tanggung jawab terkait dengan penyusunan informasi keuangan dan pelaporan keuangan pihak eksternal menjadi tanggung jawab manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola sesuai dengan faktor-faktor seperti:

• Sumber daya dan struktur entitas.

• Peran dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam entitas tersebut sebagaimana telah ditetapkan dalam perundang-undangan atau regulasi yang relevan atau, jika tidak terdapat regulasi yang mengatur entitas, dalam tata kelola atau pengaturan akuntabilitas yang formal yang dibentuk untuk entitas tersebut (misalnya, seperti yang dicatat dalam kontrak, atau anggaran dasar atau jenis dokumen lainnya mengenai pendirian suatu entitas).

(22)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Di banyak entitas kecil, seringkali tidak terdapat pemisahan antara peran manajemen dengan peran tata kelola, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dari entitas tersebut mungkin juga terlibat dalam mengelola entitas. Di hampir semua kasus, khususnya pada entitas yang lebih besar, manajemen bertanggung jawab atas pelaksanaan bisnis atau kegiatan entitas dan pelaporannya, sementara pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola melakukan pengawasan terhadap manajemen. Dalam entitas yang lebih besar, mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola seringkali memiliki atau bertanggung jawab untuk menyetujui informasi keuangan dari entitas, khususnya ketika informasi tersebut akan digunakan oleh pihak eksternal. Pada entitas besar, seringkali suatu subkelompok yang bertanggung jawab atas tata kelola, seperti komite audit, dibebani dengan tanggung jawab pengawasan tertentu. Di beberapa yurisdiksi, penyusunan laporan keuangan untuk suatu entitas sesuai dengan kerangka pelaporan tertentu adalah tanggung jawab hukum dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan di wilayah yurisdiksi lainnya hal tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.

Keterlibatan dalam Aktivitas Lain yang Berkaitan dengan Penyusunan dan Penyajian Informasi Keuangan (Ref: paragraf 05)

A14. Ruang lingkup perikatan kompilasi akan sangat bervariasi bergantung pada keadaan perikatan tersebut. Namun, pada setiap kasus perikatan akan melibatkan bantuan manajemen dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan entitas sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan, berdasarkan informasi yang diberikan oleh manajemen. Pada beberapa perikatan kompilasi, manajemen mungkin sudah menyusun informasi keuangannya sendiri dalam bentuk draf atau bentuk pendahuluan.

A15. Seorang praktisi juga dapat ditugaskan untuk melakukan aktivitas lain tertentu atas nama manajemen, selain perikatan kompilasi. Sebagai contoh, praktisi dapat diminta untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan meringkas data akuntansi dari entitas dan memproses data dalam bentuk catatan akuntansi melalui penyusunan neraca saldo. Selanjutnya, neraca saldo dapat digunakan sebagai informasi dasar agar praktisi dapat mengompilasi informasi keuangan yang menjadi subyek dari perikatan kompilasi sesuai dengan SPJ ini. Hal ini sering terjadi pada entitas yang lebih kecil yang tidak memiliki sistem akuntansi yang dikembangkan dengan baik, atau entitas tersebut lebih memilih untuk melakukan outsourcing kepada pihak eksternal untuk menyiapkan catatan akuntansinya. SPJ ini tidak membahas aktivitas tambahan yang dapat dilakukan praktisi untuk membantu manajemen di bidang lain, sebelum pengompilasian laporan keuangan entitas.

(23)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Kerangka Pelaporan Keuangan (Ref: paragraf 10)

A16. Informasi keuangan dapat disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang didesain agar memenuhi:

• Kebutuhan umum informasi keuangan dari sejumlah besar pengguna (yaitu, suatu “kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum”); atau • Kebutuhan informasi keuangan dari pengguna spesifik (yaitu, suatu

“kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus”).

Ketentuan dari kerangka pelaporan keuangan yang digunakan menentukan bentuk dan isi informasi keuangan. Kerangka pelaporan keuangan dapat, dalam beberapa hal, disebut sebagai “basis akuntansi.”

A17. Contoh dari kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum yang biasa digunakan adalah:

• Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM).

A18. Contoh dari kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus yang dapat digunakan, bergantung pada tujuan dari informasi keuangan tertentu, adalah:

• Basis akuntansi pajak yang digunakan di yurisdiksi tertentu untuk menyusun informasi keuangan untuk memenuhi kewajiban perpajakan. • Untuk entitas yang tidak disyaratkan menggunakan kerangka pelaporan

keuangan yang digunakan:

o Basis akuntansi yang digunakan dalam menyusun informasi keuangan suatu entitas tertentu yang tepat untuk pengguna laporan keuangan yang dituju dan kondisi keadaan entitas (misalnya, penggunaan akuntansi berbasis kas dengan pos akrual terpilih, seperti piutang usaha dan utang usaha, yang menghasilkan laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi; atau penggunaan atas kerangka pelaporan keuangan yang dimodifikasi agar sesuai dengan tujuan tertentu ketika informasi keuangan disusun).

o Akuntansi berbasis kas mengarah kepada laporan penerimaan dan pengeluaran (misalnya, untuk tujuan pengalokasian surplus penerimaan atas pengeluaran kas kepada pemilik properti sewaan; atau untuk mencatat mutasi dana kas kecil dari suatu kelompok).

Ketentuan Etika (Ref: paragraf 20)

A19. Bagian A dari Kode Etik Akuntan Profesional menetapkan prinsip-prinsip dasar etika profesi yang harus dipenuhi oleh praktisi,

(24)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

dan memberikan kerangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah:

(a) Integritas; (b) Objektivitas;

(c) Kompentensi dan kehati-hatian profesional; (d) Kerahasiaan; dan

(e) Perilaku profesional.

Bagian B dari Kode Etik Akuntan Profesional mengilustrasikan bagaimana kerangka dasar konseptual diterapkan dalam situasi tertentu. Dalam mematuhi Kode Etik Akuntan Profesional, maka ancaman atas kepatuhan praktisi terhadap ketentuan etika yang berlaku harus diidentifikasi dan diatasi dengan tepat.

Pertimbangan Etika tentang Keterkaitan Praktisi dengan Informasi (Ref:

paragraf 20, 23(a) – (d))

A20. Berdasarkan Kode Etik Akuntan Profesional, dalam menerapkan prinsip integritas, seorang praktisi disyaratkan untuk tidak terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lain ketika praktisi tersebut meyakini bahwa:

(a) Informasi tersebut mengandung pernyataan yang salah secara material atau menyesatkan;

(b) Informasi tersebut mengandung pernyataan atau informasi yang diberikan secara ceroboh; atau

(c) Penghilangan atau pengaburan informasi yang disyaratkan sehingga dapat menyesatkan.

Ketika praktisi menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan informasi tersebut, maka praktisi tersebut diwajibkan oleh Kode Etik Akuntan Profesional untuk menarik diri dari informasi tersebut.

Independensi (Ref: paragraf 16(g), 20)

A21. Kode Etik Akuntan Profesional tidak mensyaratkan independensi dalam perikatan kompilasi. Namun, perundang-undangan atau regulasi mungkin saja menentukan persyaratan atau aturan pengungkapan terkait independensi.

Pertimbangan Profesional (Ref: paragraf 21, 23(e)(iii))

A22. Pertimbangan profesional merupakan hal penting untuk pelaksanaan yang tepat atas perikatan kompilasi. Hal ini karena interpretasi atas ketentuan etika yang berlaku dan ketentuan dari SPJ ini, serta kebutuhan akan keputusan yang diinformasikan dalam pelaksanaan perikatan kompilasi, mensyaratkan penerapan pengetahuan dan pengalaman yang

(25)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

relevan dengan fakta dan keadaan dari perikatan tersebut. Pertimbangan profesional adalah penting, khususnya, ketika perikatan termasuk membantu manajemen entitas terkait keputusan tentang:

• Keterterimaan kerangka pelaporan keuangan yang akan digunakan untuk menyusun dan menyajikan informasi keuangan entitas, dilihat dari sudut pandang tujuan penggunaan informasi keuangan dan penggunanya.

• Penerapan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan, mencakup: o Pemilihan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kerangka

pelaporan tersebut;

o Pengembangan estimasi akuntansi yang diperlukan sebagai informasi keuangan yang akan disusun dan disajikan dalam kerangka pelaporan tersebut; dan

o Penyusunan dan penyajian informasi keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan.

Bantuan praktisi kepada manajemen selalu diberikan atas dasar bahwa manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, memahami pertimbangan signifikan yang tercermin dalam informasi keuangan, dan menerima tanggung jawab atas pertimbangan tersebut.

A23. Pertimbangan profesional melibatkan penerapan pelatihan, pengetahuan dan pengalaman yang relevan, dalam konteks yang diberikan oleh SPJ ini serta standar etika dan akuntansi, dalam membuat keputusan yang diinformasikan tentang tindakan yang tepat sesuai keadaan perikatan kompilasi.

A24. Penggunaan pertimbangan profesional dalam perikatan individual didasarkan pada fakta dan keadaan yang diketahui oleh praktisi sampai dengan tanggal laporan praktisi atas perikatan, termasuk:

• Pengetahuan yang diperoleh dari pelaksanaan perikatan lainnya, yang dilakukan untuk entitas terkait, jika relevan (misalnya, jasa perpajakan). • Pemahaman praktisi tentang bisnis dan operasi entitas, termasuk

sistem akuntansi, dan penerapan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dalam industri entitas tersebut beroperasi.

• Luas dari penyusunan dan penyajian informasi keuangan yang memerlukan pertimbangan manajemen.

Pengendalian Mutu Tingkat Perikatan (Ref: paragraf 22(b))

A25. Tindakan dari rekan/pengurus perikatan dan pesan yang tepat kepada anggota lain dari tim perikatan, dalam mengambil tanggung jawab atas keseluruhan mutu pada setiap perikatan, menekankan pentingnya untuk mencapai mutu perikatan yaitu:

(26)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

(a) Melaksanakan pekerjaan yang mematuhi ketentuan standar profesi, hukum dan peraturan;

(b) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KJA yang berlaku; dan

(c) Menerbitkan laporan perikatan praktisi sesuai dengan SPJ ini.

Penerimaan dan Keberlanjutan dari Hubungan dengan Klien dan Perikatan Kompilasi (Ref: paragraf 22(b)(i))

A26. SPM 1 mensyaratkan KJA untuk memperoleh informasi yang dianggap perlu dalam kondisi sebelum menerima suatu perikatan dari klien baru, ketika memutuskan akan melanjutkan perikatan yang ada, dan ketika mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dengan klien yang sudah ada. Informasi yang membantu rekan/pengurus perikatan dalam menentukan apakah penerimaan atau keberlanjutan dari hubungan dengan klien dan perikatan kompilasi dapat mencakup informasi yang tepat terkait integritas dari pemilik utama, manajemen kunci dan mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola. Jika rekan/pengurus perikatan meragukan integritas manajemen sampai pada tingkat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan perikatan, maka mungkin tidak tepat untuk menerima perikatan tersebut.

Kepatuhan terhadap Ketentuan Etika yang Berlaku dalam Melakukan Perikatan (Ref: paragraf 22(b)(iii))

A27. SPM 1 menetapkan tanggung jawab KJA untuk menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa KJA dan personilnya mematuhi ketentuan etika yang berlaku. SPJ ini menetapkan tanggung jawab rekan/pengurus perikatan terkait kepatuhan tim perikatan terhadap ketentuan etika yang berlaku.

Penerimaan dan Keberlanjutan Perikatan

Identifikasi Penggunaan yang Dituju dari Informasi Keuangan (Ref: paragraf

23(a))

A28. Penggunaan yang dituju dari informasi keuangan diidentifikasi dengan mengacu pada perundang-undangan, regulasi, atau pengaturan lainnya yang digunakan dengan memperhatikan ketentuan informasi keuangan dari entitas, mengingat kebutuhan informasi keuangan dari para pihak internal maupun eksternal entitas yang merupakan pengguna atas informasi keuangan tersebut. Contoh informasi keuangan yang disyaratkan harus diberikan oleh entitas sehubungan dengan pelaksanaan transaksi atau aplikasi pembiayaan dengan pihak luar seperti pemasok, bank atau penyedia dana lainnya.

(27)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

A29. Identifikasi praktisi atas penggunaan yang dituju dari informasi keuangan juga melibatkan pemahaman faktor-faktor seperti tujuan tertentu manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, yang dimaksudkan untuk dituju melalui permintaan perikatan kompilasi, dan pihak lain yang menugaskan jika berbeda. Misalnya, sebuah lembaga donor dapat mewajibkan suatu entitas untuk memberikan informasi keuangan kompilasian oleh praktisi untuk memperoleh informasi tentang aspek-aspek tertentu dari operasi atau kegiatan entitas, yang disusun dalam bentuk spesifik, untuk mendukung penyediaan hibah atau keberlanjutan dari hibah yang ada.

Identifikasi Kerangka Pelaporan Keuangan yang Digunakan (Ref: paragraf

16(a), 23(b))

A30. Keputusan tentang kerangka pelaporan keuangan yang diadopsi oleh manajemen untuk informasi keuangan dibuat dalam konteks tujuan penggunaan informasi seperti yang dimaksud dalam kesepakatan perikatan, dan ketentuan perundang-undangan atau regulasi yang berlaku.

A31. Berikut adalah contoh dari faktor-faktor yang mengindikasikan bahwa mungkin relevan untuk mempertimbangkan dalam penerimaan kerangka pelaporan keuangan:

• Sifat dari entitas, dan apakah entitas tersebut merupakan entitas yang diregulasi, misalnya, badan usaha yang berorientasi laba, entitas sektor publik atau organisasi nirlaba.

• Tujuan penggunaan informasi keuangan dan pengguna yang dituju. Misalnya, informasi keuangan dapat dibuat untuk digunakan oleh pengguna yang beragam, atau sebaliknya, dapat digunakan oleh manajemen atau pengguna eksternal tertentu dalam konteks tujuan tertentu yang ditetapkan sebagai bagian dari kesepakatan ketentuan perikatan kompilasi.

• Apakah kerangka pelaporan keuangan yang digunakan telah ditentukan atau ditetapkan, baik dalam perundang-undangan atau regulasi yang berlaku, atau dalam kontrak atau bentuk lain dari perjanjian dengan pihak ketiga, atau sebagai bagian dari pengaturan tata kelola atau akuntabilitas yang diadopsi secara sukarela oleh entitas.

• Sifat dan bentuk informasi keuangan yang akan disusun dan disajikan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan, misalnya, satu set lengkap laporan keuangan, laporan keuangan tunggal, atau informasi keuangan yang disajikan dalam format lainnya yang disepakati antara para pihak yang terikat dalam satu kontrak atau bentuk lain dari perjanjian.

(28)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Faktor-faktor yang Relevan Ketika Informasi Keuangan Ditujukan untuk Suatu Tujuan Tertentu (Ref: paragraf 23(a)-(b))

A32. Pihak yang menugaskan umumnya menyepakati sifat dan bentuk informasi keuangan yang disusun untuk tujuan tertentu dengan pengguna yang dituju, misalnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pelaporan keuangan dari suatu kontrak atau proyek hibah atau sebagaimana yang diperlukan untuk mendukung transaksi atau aktivitas entitas. Kontrak yang ada mungkin mensyaratkan menggunakan kerangka pelaporan keuangan yang sudah ada, seperti kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar pelaporan keuangan atau oleh perundang-undangan atau regulasi. Sebagai alternatif, para pihak yang terlibat dalam kontrak dapat menyepakati menggunakan kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum yang sudah dimodifikasi atau disesuaikan sehingga sesuai dengan kebutuhan khusus mereka. Dalam kasus tersebut, kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dapat dijelaskan dalam informasi keuangan dan dalam laporan praktisi sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan dari kontrak yang ditetapkan selain merujuk pada kerangka pelaporan keuangan yang sudah dimodifikasi. Dalam kasus demikian, meskipun informasi keuangan kompilasian dapat dibuat lebih luas, namun kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterapkan adalah kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, dan praktisi disyaratkan untuk mematuhi ketentuan pelaporan yang relevan dalam SPJ ini

A33. Ketika kerangka pelaporan keuangan yang digunakan adalah kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, maka praktisi disyaratkan oleh SPJ ini untuk mencatat setiap pembatasan baik untuk tujuan penggunaan atau distribusi informasi keuangan dalam surat perikatan, dan menyatakan dalam laporan praktisi bahwa informasi keuangan yang disusun berdasarkan kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, dan akibatnya mungkin tidak sesuai untuk tujuan lain.

Tanggung Jawab Manajemen (Ref: paragraf 23(e))

A34. Dalam SPJ ini, praktisi disyaratkan untuk mendapatkan persetujuan dari manajemen, atau jika tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atas tanggung jawab manajemen terkait informasi keuangan maupun perikatan kompilasi sebagai prasyarat menerima perikatan. Dalam entitas yang lebih kecil, manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola jika tepat, mungkin tidak diinformasikan dengan baik tentang tanggung jawab mereka, termasuk tanggung jawab yang muncul karena perundang-undangan atau regulasi yang berlaku. Dalam rangka memperoleh persetujuan manajemen atas basis yang diinformasikan, maka praktisi mungkin perlu membahas tanggung jawab dengan manajemen sebelum mendapatkan persetujuan dengan manajemen perihal tanggung jawabnya.

(29)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

A35. Jika manajemen tidak menyatakan tanggung jawabnya dalam konteks perikatan kompilasi, maka praktisi tidak dapat melakukan perikatan, dan tidak tepat untuk praktisi menerima perikatan kecuali disyaratkan untuk melakukan hal tersebut oleh perundang-undangan atau regulasi yang berlaku. Dalam keadaan dimana praktisi harus menerima perikatan, maka praktisi perlu berkomunikasi dengan manajemen tentang pentingnya hal tersebut dan implikasinya terhadap perikatan.

A36. Praktisi berhak mengandalkan manajemen untuk memberikan semua informasi yang relevan untuk perikatan kompilasi secara akurat, lengkap dan tepat waktu. Bentuk informasi yang diberikan oleh manajemen untuk tujuan perikatan akan bervariasi bergantung pada keadaan perikatan. Pada konteks yang lebih luas, bentuk informasi tersebut terdiri dari catatan, dokumen, penjelasan dan informasi lain yang relevan dengan penyusunan informasi keuangan menggunakan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan. Informasi yang diberikan dapat mencakup, misalnya, informasi tentang asumsi, maksud, atau rencana manajemen yang mendasari pengembangan estimasi akuntansi yang dibutuhkan untuk mengompilasi informasi tersebut berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan.

Surat Perikatan atau Bentuk Lain dari Perjanjian Tertulis (Ref: paragraf 24)

A37. Hal ini penting baik bagi manajemen, dan pihak-pihak yang menugaskan jika berbeda, maupun praktisi bahwa praktisi mengirimkan surat perikatan kepada manajemen dan, jika tepat, ke pihak-pihak yang menugaskan sebelum melaksanakan perikatan kompilasi, untuk membantu menghindari kesalahpahaman terkait perikatan kompilasi. Surat perikatan mengkonfirmasikan penerimaan praktisi atas perikatan dan memastikan hal-hal seperti:

• Tujuan dan ruang lingkup dari perikatan, termasuk pemahaman para pihak terhadap perikatan tersebut yang bukan merupakan perikatan asurans.

• Tujuan penggunaan dan distribusi informasi keuangan, dan setiap pembatasan terhadap penggunaan atau distribusinya (jika dapat diterapkan).

• Tanggung jawab manajemen terkait perikatan kompilasi.

• Luas tanggung jawab dari praktisi, termasuk bahwa praktisi tidak akan menyatakan opini audit atau kesimpulan reviu atas informasi keuangan. • Bentuk dan isi dari laporan yang akan dikeluarkan oleh praktisi untuk

(30)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Bentuk dan Isi Surat Perikatan

A38. Bentuk dan isi surat perikatan dapat berbeda untuk setiap perikatan. Selain hal-hal yang disyaratkan oleh SPJ ini, surat perikatan dapat mengacu pada, misalnya:

• Pengaturan mengenai keterlibatan praktisi dan ahli lainnya dalam beberapa aspek dari perikatan kompilasi.

• Pengaturan yang dibuat dengan praktisi sebelumnya, jika ada, dalam hal perikatan pertama.

• Kemungkinan bahwa manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, dapat diminta untuk mengkonfirmasi informasi secara tertulis atau penjelasan yang disampaikan secara lisan kepada praktisi selama perikatan.

• Kepemilikan informasi yang digunakan untuk tujuan perikatan kompilasi, dibedakan antara dokumen dengan informasi dari entitas yang diberikan untuk perikatan dan dokumentasi perikatan praktisi, sesuai dengan perundang-undangan dan regulasi yang berlaku.

• Permintaan kepada manajemen, dan pihak yang menugaskan jika berbeda, untuk mengakui penerimaan surat perikatan dan untuk menyepakati ketentuan perikatan yang diuraikan didalamnya.

Ilustrasi Surat Perikatan

A39. Ilustrasi surat perikatan untuk perikatan kompilasi diuraikan pada Lampiran 1 SPJ ini.

Perikatan Berulang (Ref: paragraf 25)

A40. Praktisi dapat memutuskan untuk tidak mengirim surat perikatan baru atau perjanjian tertulis lainnya pada setiap periode. Namun, faktor-faktor berikut dapat menunjukkan bahwa adalah tepat untuk merevisi ketentuan perikatan kompilasi, atau untuk mengingatkan manajemen atau pihak yang menugaskan perikatan, jika dapat diterapkan, terkait ketentuan perikatan yang sudah ada:

• Setiap indikasi bahwa manajemen atau pihak yang menugaskan, jika tepat, salah memahami tujuan dan ruang lingkup perikatan.

• Setiap revisi atau ketentuan spesifik dari perikatan. • Perubahan terkini dari manajemen senior entitas. • Perubahan signifikan atas kepemilikan entitas

• Perubahan signifikan atas sifat atau skala bisnis entitas.

• Perubahan ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku yang berdampak terhadap entitas.

(31)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Komunikasi dengan Manajemen dan Pihak yang Bertanggung jawab atas Tata Kelola (Ref: paragraf 26)

A41. Waktu yang tepat untuk berkomunikasi akan sangat berbeda bergantung pada keadaan dari perikatan kompilasi. Keadaan yang relevan mencakup signifikansi dan sifat dari permasalahan dan setiap tindakan yang diperkirakan akan diambil oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Misalnya, mungkin tepat untuk mengkomunikasikan kesulitan yang signifikan yang dihadapi selama perikatan secepat mungkin jika manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dapat membantu praktisi untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Pelaksanaan Perikatan

Pemahaman Praktisi (Ref: paragraf 27)

A42. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan operasi entitas, termasuk sistem akuntansi dan pencatatan akuntansi entitas, adalah suatu proses yang berkelanjutan yang terjadi selama perikatan kompilasi. Pemahaman tersebut menetapkan suatu kerangka referensi ketika praktisi menggunakan pertimbangan profesional dalam pengompilasian informasi keuangan.

A43. Luas dan kedalaman pemahaman yang dimiliki atau diperoleh praktisi tentang bisnis dan operasi entitas adalah kurang dari yang dimiliki oleh manajemen. Hal ini diarahkan pada tingkat yang cukup bagi praktisi untuk dapat mengompilasi informasi keuangan sesuai dengan ketentuan perikatan.

A44. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh praktisi dalam memperoleh pemahaman tentang bisnis dan operasi entitas serta kerangka pelaporan keuangan yang digunakan termasuk:

• Ukuran dan kompleksitas entitas serta pengoperasiannya. • Kompleksitas kerangka pelaporan keuangan.

• Kewajiban atau ketentuan pelaporan keuangan entitas, apakah keberadaannya karena ketentuan perundang-undangan dan regulasi yang berlaku, sesuai dengan ketentuan kontrak atau bentuk perjanjian lain dengan pihak ketiga, atau dalam konteks pengaturan pelaporan keuangan sukarela.

• Tingkat pengembangan struktur manajemen dan tata kelola entitas terkait manajemen dan pengawasan atas catatan akuntansi dan sistem pelaporan keuangan entitas yang mendukung penyusunan informasi keuangan entitas.

• Tingkat pengembangan dan kompleksitas sistem pelaporan dan akuntansi keuangan entitas dan pengendalian yang terkait.

(32)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 • Sifat dari aset, liabilitas, pendapatan dan beban dari entitas.

Pengompilasian Informasi Keuangan

Pertimbangan Signifikan (Ref: paragraf 29)

A45. Dalam beberapa perikatan kompilasi, praktisi tidak memberikan bantuan berupa pertimbangan yang signifikan kepada manajemen. Namun dalam perikatan lainnya, praktisi dapat memberikan bantuan tersebut, misalnya, terkait dengan estimasi akuntansi yang diperlukan atau membantu manajemen dengan pertimbangan yang tepat atas kebijakan akuntansinya. Ketika bantuan diberikan, diskusi diperlukan sehingga manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika tepat, memahami pertimbangan signifikan yang tercermin dalam informasi keuangan, dan menerima tanggung jawab atas pertimbangan tersebut.

Membaca Informasi Keuangan (Referensi Paragraf 30)

A46. Praktisi membaca informasi keuangan yang dimaksudkan untuk membantunya dalam memenuhi kewajiban etika terkait dengan perikatan kompilasi.

Usulan Penyesuaian atas Informasi Keuangan

Referensi pada atau deskripsi kerangka laporan keuangan yang digunakan (Ref: paragraf 33(a))

A47. Mungkin terdapat keadaan ketika kerangka pelaporan keuangan yang digunakan merupakan kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan dengan penyimpangan yang signifikan. Jika deskripsi dari kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dalam mengompilasi informasi keuangan mengacu pada kerangka yang telah ditetapkan dengan penyimpangan yang signifikan, maka praktisi perlu mempertimbangkan apakah referensi pada kerangka yang ditetapkan tersebut akan menyesatkan dalam perikatan ini. Penyesuaian atas salah saji yang material, agar informasi tidak menyesatkan (Ref: paragraf 33(b)-(c))

A48. Pertimbangan praktisi atas materialitas dibuat dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang digunakan. Beberapa kerangka pelaporan keuangan membahas konsep materialitas dalam konteks penyusunan dan penyajian informasi keuangan. Meskipun kerangka pelaporan keuangan mungkin membahas materialitas dalam istilah yang berbeda, umumnya kerangka tersebut menjelaskan bahwa:

(33)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

• Salah saji, termasuk penghilangan, dianggap material jika secara individu atau secara agregat diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil berdasarkan informasi keuangan;

• Pertimbangan tentang materialitas dibuat berdasarkan keadaan disekitarnya, dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat dari salah saji, atau kombinasi keduanya; dan

• Pertimbangan tentang hal-hal yang bersifat material bagi pengguna informasi keuangan didasarkan pada pertimbangan atas kebutuhan informasi keuangan umum bagi pengguna sebagai suatu kelompok. Dampak yang mungkin terjadi dari salah saji bagi pengguna individu tertentu, yang kebutuhannya mungkin berbeda, tidak dipertimbangkan. A49. Jika terdapat ketentuan materialitas dalam kerangka pelaporan keuangan yang digunakan, maka diskusi di atas memberikan kerangka rujukan kepada praktisi dalam memahami materialitas untuk tujuan perikatan kompilasi. Jika tidak ada, maka pertimbangan di atas memberikan kerangka rujukan kepada praktisi.

A50. Persepsi praktisi atas kebutuhan pengguna informasi keuangan mempengaruhi pandangannya terhadap materialitas. Dalam konteks ini, adalah wajar jika praktisi berasumsi bahwa pengguna:

• Mempunyai pengetahuan bisnis dan aktivitas ekonomi dan akuntansi yang memadai, dan memiliki keinginan untuk mempelajari informasi keuangan dengan ketekunan yang memadai;

• Memahami bahwa informasi keuangan disusun dan disajikan pada tingkatan materialitas;

• Menyadari ketidakpastian yang melekat dalam pengukuran jumlah yang berdasarkan pada estimasi dan pertimbangan kejadian di masa yang akan datang; dan

• Membuat keputusan ekonomi yang wajar berdasarkan informasi dalam informasi keuangan.

A51. Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan termasuk asumsi dasar bahwa informasi keuangan disusun berdasarkan pada basis kelangsungan usaha. Jika praktisi menyadari bahwa terdapat ketidakpastian terhadap kemampuan entitas atas kelangsungan usahanya, maka praktisi mungkin dapat (jika tepat) menyarankan penyajian yang lebih sesuai berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang relevan, atau pengungkapan yang tepat mengenai kemampuan entitas untuk melangsungkan usahanya, agar sesuai dengan kerangka pelaporan tersebut, dan untuk menghindari informasi keuangan yang menyesatkan.

(34)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Kondisi yang Mensyaratkan Praktisi Menarik Diri dari Perikatan (Ref: paragraf A32, A34)

A52. Dalam keadaan yang dijelaskan dalam ketentuan SPJ ini ketika penarikan diri dari perikatan diperlukan, maka tanggung jawab praktisi untuk menginformasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai alasan penarikan diri memberikan peluang bagi praktisi untuk menjelaskan kewajiban etikanya.

Dokumentasi (Ref: paragraf 37)

A53. Dokumentasi yang dipersyaratkan oleh SPJ ini memberikan sejumlah tujuan, termasuk:

• Menyediakan catatan atas hal-hal yang masih relevan dengan perikatan kompilasi di masa yang akan datang.

• Memungkinkan tim perikatan, jika dapat diterapkan, untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya, termasuk catatan penyelesaian perikatan. A54. Praktisi dapat mempertimbangkan untuk memasukkan dalam dokumentasi perikatan berupa salinan neraca saldo, ringkasan catatan akuntansi yang signifikan atau informasi lainnya yang digunakan praktisi dalam melakukan kompilasi.

A55. Dalam mencatat bagaimana informasi keuangan kompilasian direkonsiliasi dengan catatan, dokumen, penjelasan dan informasi lain yang mendasari yang disediakan oleh manajemen untuk tujuan perikatan kompilasi, maka praktisi dapat, misalnya, menyimpan hasil rekonsiliasi saldo buku besar entitas untuk informasi keuangan kompilasian, termasuk setiap jurnal penyesuaian atau perubahan lain pada informasi keuangan yang disetujui oleh praktisi dengan manajemen dalam pelaksanaan perikatan.

Laporan Praktisi (Ref: paragraf 39)

A56. Laporan tertulis meliputi laporan yang diterbitkan dalam bentuk cetak dan dalam bentuk elektronik.

A57. Ketika praktisi menyadari bahwa informasi keuangan kompilasian dan laporan praktisi akan dimasukkan dalam dokumen yang berisi informasi lain, seperti laporan keuangan, maka praktisi dapat mempertimbangkan, jika bentuk penyajian yang dimungkinkan, mengidentifikasi nomor halaman tempat informasi keuangan disajikan. Hal ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi informasi keuangan yang berkaitan dengan laporan praktisi.

(35)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Pihak yang Dituju dari Laporan (Ref: paragraf 39(b))

A58. Perundang-undangan atau regulasi dapat menentukan pihak yang dituju dari laporan praktisi. Laporan praktisi biasanya ditujukan kepada pihak yang menugaskan praktisi berdasarkan ketentuan perikatan, biasanya manajemen dari entitas.

Informasi Keuangan yang Disusun Menggunakan Kerangka Pelaporan Keuangan Bertujuan Khusus (Ref: paragraf 39(j))

A59. Berdasarkan SPJ ini, jika informasi keuangan disusun menggunakan kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, maka laporan praktisi disyaratkan untuk menarik perhatian pembaca laporan kepada kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus yang digunakan dalam informasi keuangan, dan untuk menyatakan bahwa informasi keuangan mungkin tidak sesuai untuk tujuan lain. Hal ini dapat dilengkapi dengan klausul tambahan yang membatasi baik distribusi atau penggunaan, atau keduanya, bahwa laporan praktisi hanya untuk pengguna yang dituju saja.

A60. Informasi keuangan yang disusun untuk tujuan khusus dapat diperoleh oleh pihak lain selain pengguna yang dituju, yang mungkin berusaha untuk menggunakan informasi tersebut untuk tujuan selain yang dituju oleh informasi. Misalnya, regulator mungkin mensyaratkan entitas tertentu untuk memberikan laporan keuangan yang disusun menggunakan kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, dan laporan keuangan tersebut harus merupakan informasi publik. Fakta ketersediaan secara luas dari laporan keuangan tersebut pada pihak lain selain pengguna yang dituju tidak berarti laporan keuangan tersebut menjadi laporan keuangan bertujuan umum. Pernyataan praktisi disyaratkan untuk dimasukkan dalam laporan praktisi yang diperlukan untuk menarik perhatian pembaca terhadap fakta bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan kerangka pelaporan keuangan bertujuan khusus, sehingga tidak sesuai untuk tujuan lain.

Pembatasan Distribusi dan Penggunaan Laporan Praktisi

A61. Praktisi dapat mempertimbangkan secara tepat untuk mengindikasikan bahwa laporan praktisi ditujukan hanya untuk pengguna spesifik atas informasi keuangan tersebut. Bergantung pada perundang-undangan atau regulasi, hal ini dapat dicapai dengan membatasi baik distribusi atau penggunaan, atau keduanya, dari laporan praktisi hanya pada pengguna yang dituju.

(36)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Penyelesaian Perikatan Kompilasi dan Penentuan Tanggal Laporan Praktisi

(Ref: paragraf 36, 37, 40)

A62. Proses yang terjadi dalam entitas untuk persetujuan atas informasi keuangan oleh manajemen, atau oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola jika tepat, merupakan pertimbangan yang relevan bagi praktisi saat menyelesaikan perikatan kompilasi. Bergantung pada sifat dan tujuan dari informasi keuangan, mungkin terdapat proses persetujuan untuk menetapkan bahwa manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola disyaratkan untuk mengikuti, atau ditentukan oleh perundang-undangan dan regulasi yang berlaku, untuk menyusun dan memfinalisasi informasi keuangan atau laporan keuangan entitas.

Ilustrasi Laporan (Ref: paragraf 39)

A63. Lampiran 2 SPJ ini terdiri dari ilustrasi laporan kompilasi praktisi yang mencakup unsur-unsur yang disyaratkan dalam laporan tersebut.

(37)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Lampiran 1

(Ref: paragraf A38)

Ilustrasi Surat Perikatan untuk Perikatan Kompilasi

Berikut adalah contoh surat perikatan untuk perikatan kompilasi yang mengilustrasikan ketentuan yang relevan dan panduan yang terdapat dalam SPJ ini. Surat ini tidak bersifat otoritatif namun ditujukan hanya untuk menjadi panduan yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pertimbangan yang diuraikan dalam SPJ ini. Surat ini membutuhkan penyesuaian sesuai dengan ketentuan dan keadaan perikatan kompilasi individual. Surat ini dikonsep untuk merujuk pada penyusunan laporan keuangan untuk satu periode pelaporan dan membutuhkan penyesuaian jika ditujukan atau diharapkan berlaku pada perikatan yang berulang seperti yang dijelaskan dalam SPJ ini. Mungkin tepat mencari nasihat hukum agar surat perikatan menjadi sesuai.

Surat perikatan ini menggambarkan keadaan berikut:

• Laporan keuangan dikompilasi hanya untuk tujuan manajemen suatu perusahaan (Perusahaan ABC), dan penggunaan laporan keuangan dibatasi hanya untuk manajemen. Penggunaan dan distribusi laporan praktisi juga dibatasi hanya untuk manajemen.

• Laporan keuangan kompilasian berdasarkan SAK dan hanya mencakup Laporan Posisi Keuangan perusahaan pada tanggal 31 Desember 20X1 dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, tanpa Catatan atas Laporan Keuangan. Manajemen telah menentukan bahwa laporan keuangan disusun atas dasar akrual sebagaimana telah dijelaskan.

*** Kepada Manajemen Perusahaan ABC:

[Tujuan dan Ruang Lingkup Perikatan Kompilasi]

Anda telah meminta kami untuk menyediakan jasa sebagai berikut:

Berdasarkan informasi yang akan anda berikan, kami akan membantu anda dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan berikut untuk Perusahaan ABC: Laporan Posisi Keuangan Perusahaan ABC pada tanggal 31 Desember 20X1 dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, atas dasar biaya perolehan, yang mencerminkan semua transaksi kas dengan penambahan atas pos utang usaha, piutang usaha dikurangi penyisihan piutang taktertagih, persediaan dicatat pada biaya perolehan rata-rata, pajak

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahhirobbil’alamin selalu penulis panjatkan atas nikmat dan berkah yang senantiasa Allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

ini hanya menggunakan faktor kualitas layanan dan harga dengan kepuasan pelanggan sebagai mediator yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pada bengkel resmi Istana

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan ditemukan 50 bentuk register petani padi dan 3 faktor penyebab terjadinya register petani padi di desa Banyubiru,

Laporan kami untuk prosedur yang disepakati ini mengacu kepada Perikatan Inter- national Standar Relative Service dan Sistem Pengendalian Mutu Ikatan Akuntan Kompartemen Jasa

Untuk itu dalam skripsi ini, penelitian ditujukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Pesawat Clipper seberat 37,5 ton 74 tempat duduk dengan empat enjin ini, dikembangkan untuk operasi trans- samudra dari airline PAA tujuan Eropa melintasi lautan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian pre eksperimental. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

Hutama Karya (Persero) Wilayah III dalam melakukan pembelian bahan baku/material selalu berupaya untuk melakukan pengendalian persediaan kuantitas bahan