• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Judul:

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Diterbitkan oleh: IKATAN AKUNTAN INDONESIA Jl. Sindanglaya No. 1, Jakarta Pusat 10310

Telp. 021) 31904232 (hunting) Fax. (021) 3900016 Home page: www.iaiglobal.or.id

Email: [email protected] Hak Cipta @2017, Ikatan Akuntan Indonesia

Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang menerjemahkan, mencetak ulang, memperbanyak, atau menggunakan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik, mekanik atau cara lainnya, yang saat ini diketahui atau nanti ditemukan, termasuk menggandakan dan mencatat, atau menyimpan dalam sistem penyimpanan dan penyediaan informasi, tanpa izin tertulis dari Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia tidak bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menghentikan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi dalam buku ini, baik kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113:

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah).

2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf

c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah).

3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf

a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(3)
(4)

i

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak SAMBUTAN KETUA IAI KA-KJA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara telah menjadi tonggak sejarah profesi akuntan melalui Kantor Jasa Akuntan (KJA). Berdasarkan Surat Keputusan DPN IAI Nomor: KEP-01/SK/DPN/IAI/I/2017, IAI mendirkan Kompartemen Akuntan Kantor Jasa Akuntansi (IAI KA-KJA) untuk menaungi aktivitas seluruh akuntan yang berpraktik di Kantor Jasa Akuntan (KJA) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

IAI KA-KJA bertugas untuk meningkatkan profesionalisme Anggota IAI yang memiliki izin pendirian KJA, menjalankan kegiatan profesional, dan fungsi ilmiah. IAI KA-KJA juga memiliki program kerja untuk melakukan sosialisasi kepada Anggota IAI, dan stakehold-ers terkait peluang mendirikan KJA.

Salah satu bentuk kontribusi IAI KA-KJA dalam menjaga profesionalisme Kantor Jasa Akuntan, IAI KA-KJA menyusun Panduan Sistem Pengendalian Mutu KJA. Perlu dipa-hami bahwa Panduan ini bukan merupakan suatu standar profesional KJA. Panduan ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melaksanakan praktik bagi KJA.

Panduan ini disusun dengan mengacu kepada International Standards on Quality

Control 1 (ISQC 1) yang diterbitkan oleh International Federation of Accountants (IFAC).

Sesuai dengan tugas dan kewenangannya, IAI juga memiliki Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi (DSPJA IAI) yang mengadopsi ISQC 1 menjadi SPM 1 Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Selain Perikatan Asurans. Untuk itu, dalam melaksanakan praktiknya, KJA harus mengacu kepada SPM 1 yang ditetapkan oleh DSPJA IAI. Apabila terdapat perbedaan penafsiran atau perbedaan penerapan dengan SPM yang diterbit-kan oleh DSPJA maka yang berlaku adalah Standar yang diterbitditerbit-kan oleh DSPJA.

Panduan ini dilengkapi dengan lampiran yang berisi contoh-contoh praktik yang dapat digunakan KJA dalam melakukan praktik jasa akuntansi.

Sejalan dengan perkembangan, buku panduan ini akan dimutakhirkan dan diselaras-kan dengan perkembangan standar profesional yang dikeluardiselaras-kan DSPJA IAI.

IAI KA-KJA mengucapkan terima kasih kepada Bidang Peningkatan Kompetensi dan Implementasi IAI KA-KJA dan manajemen eksekutif IAI yang telah melaksanakan peny-usunan Panduan ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jakarta, Juli 2017

Dra. Tia Adityasih, SH., MAk., CPA., Ak., CA

(5)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi yang menaungi seluruh Akun-tan Indonesia. SebuAkun-tan IAI dalam Bahasa Inggris adalah Institute of Indonesia Chartered Accountants.

IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor publik, akuntan sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak, akuntan forensik, dan lainnya.

IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu:

Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan; dan

Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

IAI bertanggungjawab menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional (ujian Chartered Accountant-CA Indonesia), menjaga kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan profesional berkelanjutan, menyusun dan menetapkan kode etik, standar profesi, dan standar akuntansi, menerapkan penegakan disiplin anggota, serta mengembangkan profesi akuntan Indonesia.

IAI merupakan anggota sekaligus salah satu pendiri International Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 3 juta akuntan yang bernaung dalam 170 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 130 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). IAI menjadi sekretariat permanen AFA sejak tahun 2011. Saat ini IAI menjadi anggota Chartered Accountants Worlwide (CAW), organisasi profesi yang menaungi Akuntan Profesional dengan designasi Chartered Accountant di seluruh dunia.

(6)

iii

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak VISI & MISI IAI

Visi

Menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika dan tanggung-jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

Misi

1. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, dan lingkungan hidup;

2. Mengembangkan pengetahuan dan praktik bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan

3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.

(7)

Badan-Badan DKSAK DPDA DSAP DSAK DSAS DSPJA Komite Etika Tim Implementasi SAK Kompartemen KAPd KASP KAPj KASy KA-KJA IAI Wilayah 33 Wilayah Manajemen Eksekutif

KONGRES IAI - RAPAT ANGGOTA

Dewan Penasihat

Dewan Pengurus

Majelis Kehormatan

Nasional

DKSAK: Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan

DPDA: Dewan Penegakan Disiplin Anggota DSAP: Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional

KAPd: Kompartemen Akuntan Pendidik KASP: Kompartemen Akuntan Sektor Publik KAPj: Kompartemen Akuntan Pajak KASy: Kompartemen Akuntansi Syariah

(8)

v

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PROFIL IAI KA-KJA

Sebagai salah satu kompartemen IAI, IAI KA-KJA bertugas untuk meningkatkan profesionalisme Anggota Utama IAI yang memiliki izin pendirian KJA, menjalankan kegiatan profesional, dan fungsi ilmiah. Menyusun dan melaksanakan program kerja Kompartemen yang sejalan dan selaras dengan Program Kerja DPN IAI. IAI KA-KJA memiliki wewenang, tanggungjawab dan tata cara yang diatur dalam peraturan organisasi IAI. IAI-KA-KJA dijalankan oleh Pengurus IAI KA-KJA serta fungsi administrasi dan operasional IAI KA-KJA dilaksanakan oleh Manajemen Eksekutif IAI Pusat.

Selain itu, IAI juga telah membentuk Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi (DSPJA) yang bertugas mengadopsi standar yang dikeluarkan IFAC terkait KJA agar KJA mencapai kualitas yang diinginkan dan berkembang sesuai tuntutan perkembangan profesi. Aktivitas lainnya adalah berupa penyusunan program untuk membantu pengembangan KJA, menyusun dan melaksanakan mekanisme penegakan disiplin anggota dan KJA, serta merencanakan dan menjalankan kegiatan PPL. Penyusunan Direktori KJA ini merupakan bagian dari upaya IAI untuk membantu penetrasi dan sosialisasi KJA di tengah-tengah masyarakat dan stakeholders.

Jasa KJA sesuai PMK Nomor 25/PMK.01/2014

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara pada Bab III Pasal 9 menyatakan Akuntan dapat mendirikan Kantor Jasa Akuntansi (KJA). KJA memberikan seluruh jasa terkait akuntansi dan keuangan, kecuali jasa assurans (audit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Jasa yang bisa diberikan oleh KJA antara lain:

Jasa pembukuan;

Jasa kompilasi laporan keuangan;

Jasa manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi manajemen;

Jasa perpajakan (sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan);

Jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan; dan Jasa sistem teknologi informasi.

(9)

16 Orang Dipilih Langsung oleh Kongres:

1. Prof. Mardiasmo (Ketua) 2. Prof. Ainun Naim

3. Ardan Adiperdana 4. Ahyanizzaman 5. Cris Kuntadi

6. Dwi Setiawan Susanto 7. Dwi Martani

8. Ferdinand Purba 9. Gatot Trihargo 10. Ito Warsito 11. Khomsiyah

12. Prof. Lindawati Gani 13. Maliki Heru Santosa 14. Rosita Uli Sinaga 15. Prof. Sidharta Utama 16. Tia Adityasih

5 Orang Ex Officio Ketua Kompartemen:

1. Dadang Kurnia (IAI KASP) 2. Prof. Nunuy Nur Afiah (IAI KAPd) 3. Prof. PM. John. L. Hutagaol (IAI KAPj) 4. M. Jusuf Wibisana (IAI KASy)

5. Tia Adityasih (IAI KA-KJA)

2 Orang Perwakilan IAI Wilayah Barat dan Timur:

1. Nurdiono (Wilayah Barat: Sumatera dan Jawa) Tahun 2017

(10)

vii

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENGURUS IAI KA-KJA

KETUA : Tia Adityasih

Bidang Peningkatan Kompetensi dan Implementasi : Feroza Ranti Bidang Pengembangan Industri dan Hubungan Kelembagaan : Doni Budiono KOORDINATOR WILAYAH

Ketua : Febrian Sjukri Anggota : 1. Feber Sormin

2. Ivan Ciputra

KOORDINATOR WILAYAH DKI JAKARTA

Ketua : Febrian Kwarto Anggota : 1. Feber Sormin

2. Farid Wajdi

KOORDINATOR WILAYAH BANTEN

Ketua : Syamsu Rizal Anggota : Nedi Hendri

KOORDINATOR WILAYAH LAMPUNG

Ketua : Asen Susanto Anggota : Salina

KOORDINATOR WILAYAH ACEH & SUMATERA UTARA

Ketua : Danny Wibowo Anggota : 1. Susan Sutedjo

2. Ida Bagus Teddy Prianthara

KOORDINATOR WILAYAH JAWA TIMUR & BALI

Ketua : Sudarmana Anggota : 1. Agus Dewanto

2. M. Yudhika Elrifi

KOORDINATOR WILAYAH JAWA TENGAH & YOGYAKARTA

Ketua : Drajad Sulistyana Anggota : 1. Widya Sari 2. Bachtiar Dewantara

KOORDINATOR WILAYAH JAWA BARAT

Ketua : Dirga Ayuzda Anggota : 1. Karim Ardhi

2. Neneng Salmiah

KOORDINATOR WILAYAH RIAU & KEPULAUAN RIAU

Ketua : Delfi Panjaitan Anggota : 1. Desy Lesmana

2. Mutiara Maimunah

KOORDINATOR WILAYAH SUMATERA SELATAN, BENGKULU, & JAMBI

Ketua : Iskandarsyah Satriya Anggota : 1. Anthonius Silamba

2. Sudiyono

KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN TIMUR & KALIMANTAN UTARA

Ketua : Rodi Firmansyah Anggota : 1. Padlah Riyadi

2. Juhriani

KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN SELATAN

Ketua : Fridolinus Peno Anggota : 1. Caturini Aprilianii

2. Herry Hermawan

KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN BARAT & KALIMANTAN TENGAH

Ketua : Imsan Muhaimin Anggota : 1. Muhammad Din

2. Mustakim

KOORDINATOR WILAYAH SULAWESI, MALUKU & PAPUA

Ketua : Sapto Hendri Anggota : Bambang

(11)

SAMBUTAN KETUA IAI KA-KJA ... i

PROFIL IAI ... ii

VISI DAN MISI IAI ... iii

STRUKTUR ORGANISASI IAI ... iv

PROFIL IAI KA-KJA ... v

DEWAN PENGURUS NASIONAL IAI PERIODE 2014-2018 ... vi

PENGURUS IAI KA-KJA ... vii

PENDAHULUAN ... 1

A. Tujuan Pengendalian Mutu ... 2

B. Ketentuan Pengendalian Mutu ... 2

C. Unsur Pengendalian Mutu - SPM ... 3

BAB I ... 5

TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN TERHADAP MUTU DI DALAM KJA ... 5

A. Posisi Kepemimpinan ... 7

B. Kriteria Pimpinan dalam KJA ... 7

BAB II ... 9

KETENTUAN ETIKA PROFESI ... 9

A. Independensi ... 11

B. Integritas dan Objektivitas ... 12

C. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional ... 12

D. Kerahasiaan ... 12

E. Perilaku Profesional ... 13

BAB III ... 15

PENERIMAAN DAN KEBERLANJUTAN HUBUNGAN KLIEN DAN PERIKATAN TERTENTU ... 15

(12)

ix

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak DAFTAR ISI

BAB IV ... 21

SUMBER DAYA MANUSIA ... 21

A. Perekrutan ... 23

B. Penugasan Tim Perikatan ... 25

C. Evaluasi Tim Internal KJA ... 26

BAB V ... 27

PELAKSANAAN PERIKATAN ... 27

A. Kebijakan dan Prosedur Perikatan ... 29

B. Fokus KJA dalam Melaksanakan Perikatan ... 29

C. Konsultasi yang Dilakukan KJA dalam Perikatan ... 30

D. Perbedaan Pendapat Selama Perikatan ... 31

E. Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan ... 31

BAB VI ... 33

PEMANTAUAN ... 33

A. Program Pemantauan (Monitoring) ... 35

B. Prosedur Inspeksi ... 36

C. Evaluasi, Komunikasi, dan Perbaikan Kelemahan ... 36

D. Laporan Hasil Pemantauan ... 37

E. Ketidakpatuhan ... 37

F. Keluhan dan Dugaan ... 37

BAB VII ... 39

DOKUMENTASI ... 39

A. Dokumentasi Kebijakan dan Prosedur ... 41

B. Dokumentasi Perikatan ... 41

C. Dokumentasi Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan ... 41

D. Kerahasiaan, Pengamanan, dan Keterbatasan Akses ... 41

(13)

PANDUAN PRAKTIK KANTOR JASA AKUNTANSI ... 43

A. Praktik KJA untuk Prosedur yang Disepakati (Agreed Upon Procedure) ... 45

1. Menentukan Awal Perikatan Prosedur yang Disepakati ... 45

2. Perencanaan – Prosedur yang Disepakati ... 45

3. Dokumentasi – Prosedur yang Disepakati ... 45

4. Prosedur dan Bukti – Prosedur yang Disepakati ... 46

5. Laporan – Prosedur yang Disepakati ... 46

B. Praktik KJA untuk Jasa Supervisi Laporan Keuangan (Pengawasan Internal) ... 46

1. Syarat dan Kondisi untuk Jasa Supervisi Laporan Keuangan ... 46

2. Prosedur dan Aktivitas KJA Selama Supervisi ... 47

3. Dokumentasi Jasa Supervisi ... 47

4. Laporan Jasa Supervisi KJA ... 47

LAMPIRAN ... 49

Lampiran 1 Contoh Surat Perikatan KJA ... 50

Lampiran 2 Contoh Surat Perintah Kerja Tim (Internal KJA) ... 51

Lampiran 3 Contoh Laporan KJA untuk Jasa Supervisi Laporan Keuangan ... 52

Lampiran 4 Contoh Laporan KJA untuk Jasa Pembukuan / Bookeeping ... 53

Lampiran 5 Contoh Laporan KJA untuk Jasa Kompilasi Laporan Keuangan ... 54

Lampiran 6 Contoh Laporan Agreed Upon Procedure ... 55

Lampiran 7 Contoh Laporan Agreed Upon Procedure ... 56

Lampiran 8 Form Ceklis Aktivitas Review Tim (Mandatori Internal KJA) ... 57

(14)

xi

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(15)

Kebijakan dan prosedur yang dicantumkan dalam Panduan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) ini diperuntukkan bagi Kantor Jasa Akuntan (KJA) perorangan yang diran-cang untuk membantu dalam penyusunan dan penerapan sistem pengendalian mutu sesuai dengan ISQC 1: Quality Control For Firms that Perform Audits and Reviews of Financial Statements, and Other Assurance and Related Services Engagements. Selain KJA yang berbentuk perorangan harus melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi masing-masing KJA, jika KJA perorangan hendak melakukan modifikasi maka diperbo-lehkan dengan tetap memenuhi unsur SPM sesuai dengan ISQC 1. Secara periodik, isi Panduan SPM ini harus ditelaah dan dimutakhirkan agar sesuai dengan kondisi terkini KJA, sesuai keperluan, agar sesuai dengan kondisi setiap KJA. Istilah dan kalimat yang digunakan dalam ISQC 1 mempunyai makna yang sama dengan istilah atau kalimat da-lam Panduan SPM ini. Panduan SPM ini hanya sekedar contoh ilustrasi untuk memudah-kan KJA dalam menyusun SPM yang sesuai dengan ISQC 1.

Penerapan sistem pengendalian mutu pada KJA adalah tanggung jawab dari ma-sing-masing KJA. Tidak ada tanggung jawab yang harus dipikul oleh Panduan SPM ini maupun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Membaca Panduan SPM ini tidak menggantikan dalam membaca dan memahami ISQC 1 dan pengaturan dalam standar profesi dan ketentuan peraturan perundang-un-dangan yang berlaku. Setiap personel KJA harus tetap membaca keseluruhan standar profesi dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pengendalian terhadap masing-masing jasa yang akan dihasilkan oleh KJA wajib melalui proses pengendalian yang mengedepankan mutu. Pengertian mutu yang di-maksud adalah jasa KJA memiliki mekanisme proses penyusunan dan pemantauan yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan terutama untuk jasa seperti pembukuan, jasa pendampingan/supervisi Laporan Keuangan (pengawasan internal), Jasa kompilasi laporan keuangan, jasa manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi prosedur yang disepakati, dan sistem informasi akuntansi. Jasa tersebut memiliki mekanisme standar profesi. KJA harus mengikuti mekanisme tersebut sesuai dengan standar profesi yang berterima umum. Jasa-jasa yang diberikan oleh KJA dalam panduan ini adalah jasa-jasa yang memiliki standar profesi. Untuk jasa-jasa yang tidak memiliki standar profesi, maka setiap KJA harus membuat dokumentasi yang merupakan hasil dari jasa yang diberikan.

(16)

2

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak A. Tujuan Pengendalian Mutu

Tujuan pengendalian mutu KJA adalah menetapkan, menerapkan, memelihara, meman-tau, dan menegakan SPM yang memenuhi persyaratan minimum ISQC 1 untuk perikatan selain asurans. SPM dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KJA beserta seluruh stafnya mematuhi standar profesi, ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, serta laporan perikatan yang diterbitkan telah sesuai dengan keadaannya.

Dalam menyusun SPM ini KJA menggunakan rujukan dan ketentuan yang diatur dalam: ISQC 1: Quality Control For Firms that Perform Audits and Reviews of Financial

Statements, and Other Assurance and Related Services Engagements; Referensi lain yang relevan.

B. Ketentuan Pengendalian Mutu

Penerapan dan Kepatuhan Terhadap Ketentuan SPM yang Berlaku. SPM KJA harus disusun sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam ISQC 1 dengan penjelasan sebagai berikut:

Setiap individu dalam KJA yang bertanggung jawab menetapkan dan memeliha-ra SPM KJA harus memiliki pemahaman terhadap seluruh isi ISQC 1, termasuk Ma-teri Penerapan dan Penjelasan Lain agar memahami tujuan dan penerapan ketent antersebut secara tepat.

KJA harus mematuhi seluruh ketentuan dalam ISQC 1, kecuali ketentuan tersebut tidak relevan dengan jasa profesional yang diberikan oleh KJA.

ISQC 1 dirancang sehingga memungkinkan KJA mencapai tujuan yang ditetapkan dalam SPM. Penerapan secara tepat atas ketentuan ISQC 1 diharapkan dapat mem-berikan dasar yang cukup untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, disebabkan be-ragamnya keadaan dan semua keadaan tidak dapat diperkirakan seluruhnya, maka KJA mempertimbangkan ada tidaknya permasalahan atau kondisi tertentu yang mengharuskan KJA menetapkan kebijakan dan prosedur tambahan selain yang disya ratkan dalam ISQC 1 ini untuk memenuhi tujuan tersebut.

(17)

C. Unsur Pengendalian Mutu - SPM

KJA harus menetapkan dan memelihara SPM yang mencakup kebijakan dan prosedur yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Tanggung jawab kepemimpinan terhadap mutu di dalam KJA b. Ketentuan etika profesi

c. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu d. Sumber daya manusia

e. Pelaksanaan perikatan f. Pemantauan

(18)

4

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(19)
(20)

6

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(21)

Setiap orang atau orang yang menerima tanggungjawab operasional atas penge-ndalian mutu KJA harus memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup dan se-suai serta memiliki wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut.

A. Posisi Kepemimpinan

Dalam Panduan SPM ini dijelaskan mengenai peran dan tanggungjawab masing-ma sing personel pokok di dalam KJA yang berfungsi memimpin dan menjalankan pe-ngendalian mutu di dalam KJA. Kepemimpian dan bentuk tanggungjawab Pimpinan KJA tertuang dalam uraian tugas.

Akuntan Profesional berfungsi memimpin KJA dan dapat menunjuk staf yang berkuali tas untuk menjalankan pengendalian mutu. Setiap individu yang akan melak-sanakan tugas dan tanggungjawab atas pengendalian mutu di dalam KJA harus mem-punyai kemampuan dan pengalaman yang cukup, dan wewenang yang diperlukan un-tuk menjalankan tanggungjawab tersebut.

Fungsi pengelolaan sumber daya manusia di dalam KJA akan ditangani oleh pimpinan KJA. Fungsi Penelaahan Pengendalian mutu KJA Perorangan (PPM) dapat dilakukan dengan KJA lainnya (peer review).

B. Kriteria Pimpinan Dalam KJA

Pimpinan didalam KJA diharapkan dapat memenuhi syarat sebagai berikut: a. Memiliki kemampuan memimpin

b. Memiliki pengetahuan dan skill yang memadai c. Memiliki kecakapan komunikasi dan diplomasi

d. Mampu menjadi penanggung jawab atas setiap output yang akan di-deliver oleh KJA

e. Memiliki pengetahuan, pengalaman dibidang akuntansi dan manajemen minimal pada level managerial pada karir sebelumnya

f. Memiliki pengalaman melakukan perikatan serta menyelesaikan output perikatan g. Tidak pernah mendapatkan sangsi hukum dan atau sangsi profesi selama karir

(22)

8

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(23)
(24)

10

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(25)

Setiap individu dalam KJA harus memenuhi ketentuan etika, minimal seperti yang tercantum dalam Kode Etik Akuntan Profesional, dan ketentuan peraturan perun-dang-undangan yang berlaku.

Setiap individu dalam KJA harus berkomitmen untuk memegang teguh nilai-nilai kepemimpinan yang beretika dan bertanggungjawab dalam penerapannya. Akuntan Profesional harus menetapkan kebijakan yang berlaku pada seluruh staf untuk mema-hami Kode Etik Akuntan Profesional, menerima tanggungjawab dalam pelaksanaan Kode Etik tersebut, serta menelaah kepatuhannya secara periodik.

A. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya individu dalam KJA harus selalu mempertahankan in-dependensi di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Kode Etik Akuntan Profesional. Sikap independen tersebut harus meliputi independen dalam fak-ta (in facts) maupun dalam penampilan (in appearance). Independensi harus diperfak-ta- diperta-hankan selama periode perikatan.

Jika ancaman terhadap independensi tidak bisa dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat, Akuntan Profesional (Pimpinan KJA) harus menghilangkan aktivitas, kepentingan, atau hubungan yang men-ciptakan ancaman, atau menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan.

Akuntan Profesional (Pimpinan KJA) harus bertanggung jawab untuk dan memasti-kan pemecahan masalah yang tepat terhadap ancaman independensi.

Setiap individu dalam KJA harus menelaah kondisi sekeliling yang menimbulkan an-caman terhadap independensi. Staf KJA harus melaporkan kepada Akuntan Profesional (Pimpinan KJA) apabila staf, dalam identifikasinya, berada dalam kondisi mendapatkan ancaman terhadap independensinya.

Akuntan Profesional (Pimpinan KJA) harus mendokumentasikan rincian ancaman yang teridentifikasi, termasuk hubungan atau keadaan dalam kaitannya dengan klien, dan pencegahan yang diterapkan.

(26)

12

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak B. Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya setiap individu dalam KJA harus mempertahankan integritas dan objektivitasnya, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of in-terest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan/mensubordinasikan pertimbangannya kepada pi-hak lain.

C. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap individu dalam KJA harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:

a. Kompetensi profesional. Individu dalam KJA hanya boleh memberikan jasa profe-sional yang secara layak (reasonable) diperkirakan dapat diselesaikan dengan kom-petensi profesional.

b. Kecermatan dan keseksamaan profesional. Individu dalam KJA wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional. c. Perencanaan dan supervisi. Individu dalam KJA wajib merencanakan dan

mensuper-visi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

d. Data relevan yang memadai. Individu dalam KJA wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar dalam pemberian jasa profesionalnya.

D. Kerahasiaan

Individu dalam KJA tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang bersi-fat rahasia tanpa persetujuan dari klien. Individu dalam KJA harus melindungi dan men-jaga informasi klien yang wajib untuk dirahasiakan dan dilindungi berdasarkan peratu-ran perundang-undangan, Kode Etik Akuntan Profesional, ketentuan internal KJA, atau perjanjian tertentu dengan klien.

Informasi klien dan semua informasi pribadi yang diperoleh selama perikatan hanya digunakan atau diungkapkan untuk tujuan pada saat informasi tersebut didapatkan. Informasi klien dan individu hanya akan disimpan berdasarkan ketentuan peraturan pe-rundang-undangan dan kebijakan pemeliharaan dan akses di dalam KJA.

Pimpinan KJA akan mengkomunikasikan kebijakan dan menyediakan akses terhadap informasi berdasarkan pedoman dan ketentuan dalam Panduan SPM atau dokumen lain agar diketahui dan dipahami oleh staf.

(27)

Kebijakan KJA juga mengharuskan penyimpanan dan penanganan berkas internal ataupun dokumen-dokumen milik klien untuk menjaga dan melindungi informasi terse-but dari akses pihak yang tidak berkepentingan.

Pimpinan KJA mengharuskan staf menyampaikan surat pernyataan kerahasiaan pada saat rekrutmen. Setiap staf harus memahami dan mematuhi kebijakan KJA ten-tang kerahasiaan.

E. Perilaku Profesional

Setiap individu dalam KJA wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi dan KJA dan bertindak sesuai dengan Kode Etik Akuntan Profesional, serta mematuhi kebijakan dan prosedur yang diatur oleh KJA.

Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh individu dalam KJA harus mendapatkan konsekwensi berupa:

a. Peringatan ringan, berupa teguran lisan, memberikan arahan dan peringatan untuk tidak mengulangi.

b. Peringatan berat dengan menerbitkan “Surat Peringatan” yang dapat berujung pada pemantauan hubungan kerja dan atau diarahkan pada pengunduran diri atau PHK.

c. Pemutusan hubungan kerja seketika.

d. Ketika pelanggaran etika oleh tim KJA terkait dengan unsur pidana dan kriminal, KJA akan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(28)

14

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(29)
(30)

16

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(31)

KJA hanya akan melaksanakan atau melanjutkan hubungan dan perikatan hanya ketika KJA mempunyai kompetensi & kapabilitas untuk melaksanakan perikatan ter-masuk waktu dan sumber daya untuk melaksanakannya, mampu mematuhi ketentuan yang tercantum dalam Kode Etik Akuntan Profesional, serta telah meyakini integritas dari klien.

KJA harus memenuhi kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan hubungan klien dengan cara memperoleh informasi yang diperlukan sebelum menerima perikatan dari klien baru, memutuskan keberlanjutan perikatan yang ada, dan memper-timbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang ada.

Berikut adalah contoh untuk syarat penerimaan klien:

1. Calon klien haruslah klien yang dipandang oleh KJA memiliki kompetensi dan pe-ma-haman yang mencukupi untuk melakukan pekerjaan perikatan jasa dengan KJA. Termasuk kemampuan klien menyediakan sumber daya manusia, data, dan waktu untuk dialokasikan selama masa perikatan perikatan berlangsung.

2. Klien dapat memahami etika yang dianut oleh KJA.

3. Pentingnya integritas karena akan berdampak langsung terhadap perikatan. Maka klien haruslah entitas atau seseorang yang memiliki intergritas dan pemahaman yang baik terkait dengan perikatan jasa. Dihindari berkerja sama dengan klien yang-minim integritas. Beberapa ciri dari integritas yang dimaksud adalah:

a. Identitas dan reputasi klien secara prinsip melekat pada pemilik perusahaan, personel manajemen kunci, dan mereka harus terlibat secara transparan den-gan pihak pemerintah, seperti halnya pelaporan pajak.

b. Secara karakter bisnis (nature of business) bisnis proses klien adalah bisnis prak-tis yang dapat dipahami oleh KJA.

c. Terkait dengan reputasi klien baik pemilik maupun personel manajemen kunci di perusahaan, maka juga harus dapat diidentifikasi hubungannya dengan trans-paransi dan konsistensi terhadap tujuan perikatan dan klien menjaga fungsi in-ternal kontrol pada lingkungan klien.

d. Agresif tidaknya klien terkait dengan mempertahankan fee perikatan serendah mungkin.

e. Identifikasi ketidaksesuaian keterbatasan ruang lingkup pada perikatan: Identifi-kasi bahwa ada kemungkinan klien terlibat money laundring dan atau tindakan kriminal lain.

(32)

18

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh terkait dengan integritas klien yang akan melakukan perikatan dengan KJA dapat dianalisis lebih dalam untuk memutuskan baik atau tidak berkerja sama melakukan perikatan dengan klien tersebut.

4. Seluruh sumber informasi mengenai integritas klien tersebut harus diperoleh dari sumber informasi yang absah. KJA dapat juga melakukan penelaahan berikut untuk mendapatkan informasi mendalam:

a. Menjalin komunikasi dengan penyedia jasa sebelumnya untuk mencari tahu persoalan etika yang relevan, serta menjalin komunikasi dengan pihak ketiga lainnya.

b. Menyusun daftar personel klien dan/atau pihak ketiga lain yang ada hubungan-nya dengan perusahaan klien seperti bankir, bagian legal, konsultan dan/atau hubungannya dengan dunia industri.

c. Info riwayat klien.

A. Syarat untuk Melanjutkan Hubungan dengan Klien

1. KJA wajib mengumpulkan informasi terkait klien untuk menentukan apakah akan melanjutkan hubungan perikatan dengan klien dengan mempertimbang kan ada tidaknya permasalahan terdahulu yang muncul pada perikatan sebelumnya, dan apakah masih akan berdampak terhadap perikatan yang akan dilanjutkan. Sebagai contoh, klien berniat akan melakukan perluasan usaha ke jenis indus-tri yang klien tidak punya kemampuan di bidang indusindus-tri tersebut. Hal ini akan menyulitkan KJA untuk memberikan atau menyelesaikan perikatan manajemen ataupun akuntansi dengan klien. Maka dalam situasi ini, KJA wajib memutuskan dengan menghitung skala prioritas apakah dengan melanjutkan perikatan akan membawa dampak positif bagi KJA.

2. Jika terdapat potensi konflik kepentingan dan dapat diidentifikasi pada klien saat ini atau klien baru, maka KJA harus menentukan layak tidaknya hubungan ini untuk diteruskan. Pimpinan KJA wajib menentukan keputusan ini.

3. Jika pokok persoalan sudah dapat diidentifikasi dan KJA memutuskan untuk menerima atau melanjutkan perikatan atau spesifik perikatan, maka KJA wajib mendokumentasi cara memberikan solusi atas pokok persoalan tersebut.

(33)

B. Dasar untuk Menolak Hubungan Perikatan dengan Klien

1. Tanggung jawab profesional dan kewajiban sesuai peraturan perundang-undangan jika klien terindikasi tidak memenuhi kriteria kelayakan.

2. Kemungkinan menarik diri dari perikatan dan hubungan dengan klien atas situasi di nomor 1.

3. Klien teridentifikasi memiliki tujuan kriminal dan/atau perdata terhadap pelaksanaan perikatan dan/atau terhadap pihak ketiga lain.

(34)

20

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(35)
(36)

22

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(37)

Manajemen KJA membangun dan merancang kebijakan dan prosedur terstruktur un-tuk memastikan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan terus menerus ditingkatkan dan dikembangkan agar mendapatkan pengetahuan berkelanju-tan baik secara akademik formal maupun informal.

SDM yang mendukung tim KJA wajib memenuhi kualifikasi dan syarat sebagai berikut: a. Patuh dan tunduk pada Kode Etik Akuntan Profesional.

b. Memiliki persyaratan hukum berkerja di wilayah negara Indonesia (bagi WNA). c. Memiliki persyaratan formal yang relevan

d. Memiliki kompetensi yang memadai dan kemampuan di bidang akuntansi dan mana-jemen serta mampu berkomunikasi dengan baik.

A. Perekrutan

Tahapan-tahapan berikut akan menjadi panduan bagi KJA untuk memilih SDM yang berkualitas.

1. Perekrutan

Proses perekrutan dilaksanakan dengan menyusun indikator perekrutan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diuji mutu dan hasilnya. Pada tahapan ini, tujuan dari sebuah perekrutan akan menjadi indikator utama seseorang akan ditunjuk sebagai anggota tim. Perekrutan juga dijalankan sesuai dengan kebutuhan perikatan yang akan dikerjakan.

2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja karyawan tertuang dalam “Key Performance Indicator” (KPI) yang dijabarkan secara jelas dalam setiap uraian tugas dan tanggungjawab (job

descrip-tion) anggota tim manajemen maupun tim perikatan yang terlibat dan aktif. KPI

an-ggota tim manajemen maupun tim perikatan dikomunikasikan secara terbuka dan transparan agar membangun kinerja yang efektif dan bertanggung jawab.

KPI dapat dinilai secara tahunan, dimana Pimpinan KJA akan mengadakan evaluasi kinerja karyawan/tim berdasarkan KPI di akhir tahun. Penilaian ini juga akan masuk sebagai evaluasi lebih lanjut pada perikatan berikutnya. Semua tim di dalam KJA akan terlibat dan menjadi bagian yang akan melakukan penilaian untuk

(38)

masing-mas-24

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

ing tim. Matrik manajemen juga berlaku pada penilaian kinerja karyawan. Diharapkan dengan adanya penilaian matrik tersebut penilaian akan mendekati objektivitasnya dan menjawab hasil yang memang dibutuhkan untuk evaluasi.

3. Kemampuan

Kemampuan yang dimaksud adalah dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab. Tugas dan tanggung jawab anggota tim harus dapat ditentukan sejelas mungkin dan rinci. Penentuan tugas juga akan dipengaruhi oleh struktur organisasi pada tim. Anggota tim juga harus sudah dapat mengetahui dengan pasti tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Hal berikut dapat menjadi indikator penentuan aturan dan tanggung jawab sebuah perikatan.

a. Aturan yang melekat pada pekerjaan: penjelasan rinci mengenai perikatan dan kepada siapa saja perikatan tersebut akan dipertanggungjawabkan.

b. Kewenangan: siapa saja yang terlibat didalam membuat keputusan perikatan atau yang memberikan izin pada perikatan.

c. Tanggungjawab: pekerjaan perikatan harus dapat diselesaikan dengan tim yang ditunjuk secara baik.

d. Kompetensi: keahlian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perikatan dan ke-mampuan menyelesaikan perikatan dengan baik sesuai tujuan perikatan.

4. Kompetensi

Kompetensi yang dimaksud adalah keahlian dan kemampuan menyelesaikan tang-gung jawab dan memutuskan permasalahan di dalam perikatan. Seseorang dapat dikatakan memiliki kompetensi yaitu pada saat pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan panduan perikatan. Kompetensi ini juga akan dinilai dari seberapa cakap anggota tim tersebut merespon setiap kend-ala dan permaskend-alahan yang tidak terduga-duga dkend-alam sebuah perikatan.

Kompetensi yang dimaksud juga terkandung di dalamnya adalah: a. Sertifikasi profesional.

b. Pendidikan profesional berkelanjutan, termasuk pelatihan. c. Pengalaman pekerjaan.

d. Pelatihan khusus oleh tim khusus selama perikatan (alih pengetahuan/transfer knowlegde).

(39)

5. Pengembangan Karir

Karir dalam manajemen dikemas identik dengan penilaian kemampuan dan kom-petensi seseorang didalam menyelesaikan perikatan. Seseorang akan dapat men-duduki jabatan tertentu jika memang ia mampu menunjukan kemampuan yang cu-kup dan mendapat kepercayaan pemegang saham untuk jabatan tersebut. Secara struktural karir akan disusun namun, lompatan karir dapat saja terjadi. Hal ini bergan-tung seberapa besar kontribusi dan prestasi sesorang tersebut bagi KJA.

6. Kompensasi

Pimpinan KJA dapat memberikan kompensasi atau bonus pada staf sesuai dengan target program kerja tahunan.

7. Estimasi Kebutuhan Personel

Pimpinan KJA secara periodik melakukan penelahaan terhadap efektivitas program perekrutan bersamaan dengan penilaian kebutuhan sumber daya KJA untuk me-ngidentifikasi perlunya perubahan program perekrutan.

B. Penugasan Tim Perikatan

Melalui kebijakan dan prosedur, akuntan memastikan penugasan staf yang sesuai (secara individu dan kolektif) untuk setiap perikatan. Tanggung jawab akuntan secara jelas didefinisikan dalam panduan ini dan dalam formulir perikatan yang disediakan KJA. Akuntan Profesional juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa individu-indi-vidu ditugaskan, dan tim perikatan secara keseluruhan, memiliki kompetensi, kemam-puan, dan komitmen yang diperlukan untuk menyelesaikan perikatan.

Ketika menentukan personel yang tepat dalam suatu penugasan, perhatian khusus dilakukan terhadap kemampuan teknis, kualifikasi dan pengalaman.

KJA juga merencanakan kesempatan pelatihan bagi junior dan senior untuk meman-du pengembangan staf yang belum berpengalaman.

Terkait dengan kebijakan dan prosedur KJA berkewajiban pula mengkomunikasikan poin-poin tertentu kepada manajemen klien seperti:

(40)

ke-26

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak C. Evaluasi Tim Internal KJA

Dalam memimpin KJA, pimpinan KJA diwajibkan melakukan evaluasi kinerja tim inter-nal KJA. Kebijakan evaluasi dapat dilakukan berbasis project yang dapat menekankan pada fokus kompetensi tim, individu dan atau berbasis waktu (pilih mana yang relevan untuk dilakukan evaluasi).

(41)
(42)

28

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(43)

Melalui kebijakan dan prosedur SPM KJA harus memberikan keyakinan yang mema-dai bahwa perikatan dilakukan sesuai dengan standar profesi serta peraturan perun-dang-undangan

A. Kebijakan dan Prosedur Perikatan

1. Permasalahan yang relevan untuk meningkatkan konsistensi dalam kualitas pelaksa-naan perikatan;

2. Tanggung jawab penyeliaan; dan 3. Tanggung jawab penelaahan.

Kebijakan dan prosedur penelaahan ditentukan dengan dasar bahwa pekerjaan an-ggota tim yang kurang berpengalaman ditelaah oleh anan-ggota tim perikatan yang lebih berpengalaman.

B. Fokus KJA dalam Melaksanakan Perikatan

1. Permasalahan yang relevan untuk meningkatkan konsistensi dalam kualitas pelaksa-naan perikatan

Bagaimana anggota tim secara cepat memahami dan mengerti menentukan tujuan dari pekerjaan yang akan mereka jalankan didalam perikatan.

Proses untuk melengkapi dengan standar perikatan sesuai dengan formulir yang sudah dirancang oleh KJA.

Proses penyeliaan atas perikatan dan pelatihan staf. Metode telaahan atas penilaian kinerja dalam laporan.

Kesesuaian dokumentasi dari kinerja, waktu dan penambahan analisis penela-haan.

Konsisten menjaga kebijakan dan prosedur yang sedang berjalan. 2. Tanggung jawab penyeliaan

Pada perikatan penyeliaan berikut ini penting dijalankan: Melakukan penelusuran terhadap progres perikatan

Memastikan kompetensi dan kemampuan anggota tim di dalam perikatan: apakah anggota tim memiliki kecukupan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, apakah anggota tim mengerti instruksi yang mereka terima terkait pekerjaan,

(44)

30

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Melakukan identifikasi permasalahan sejak awal perikatan atau konsultasi se-bagai dasar pendekatan permasalahan dengan menggunakan kemampuan lebih pengalamanan anggota tim.

3. Tanggung jawab penelaahan

Tanggung jawab penelaahan meliputi:

Pekerjaan yang telah sesuai dengan standar profesi dan telah memenuhi pera-turan perundang-undangan.

Permasalahan signifikan telah dapat ditentukan untuk menjadi fokus kedepan. Kecukupan konsultasi telah dilakukan dan kesimpulan hasil telah di

dokumenta-sikan.

Revisi secara sifat, waktu, dan penambahan pekerjaan.

Hasil atau kesimpulan pekerjaan yang didukung dengan dokumentasi yang cukup.

Bukti yang ditentukan telah mencukupi. Tujuan dari prosedur perikatan telah tercapai.

Kecukupan tim kerja dan pendampingan training untuk anggota tim yang kurang pengalaman pada perikatan agar memastikan pemahaman yang jelas mengenai tu-gas pekerjaan anggota tim.

C. Konsultasi yang dilakukan KJA dalam Perikatan

Pimpinan KJA mendorong adanya konsultasi di antara tim perikatan untuk masalah yang signifikan dengan personel lain dalam KJA dan dengan Akuntan Profesional ek-sternal yang memiliki keahlian dan kewenangan. Konsultasi harus dilakukan secara te-pat terhadap permasalahan yang sulit atau sering diperdebatkan.

Konsultasi dan wawancara akan dilakukan untuk situasi sulit dan sering diperdebat-kan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Sumber daya untuk melakukan konsultasi dan wawancara tersedia dan mencukupi. 2. Sifat dan ruang lingkup seperti; wawancara didokumentasikan dan disetujui oleh

kedua belah pihak antara klien dan tim KJA.

3. Kesimpulan dari konsultasi dan wawancara dilaksanakan.

Konsultasi melibatkan pihak profesional dengan individual yang memiliki kompe-tensi atau ahli.

Konsultasi menggunakan sumberdaya yang tepat serta sekaligus menggunakan pengalaman dari KJA. Konsultasi membantu meningkatkan kualitas dan mening-katkan penerapan penilaian profesional.

(45)

Konsultasi pada permasalahan teknis, dan etika serta hal lainnya yang signifikan yang dilakukan didalam KJA.

Memiliki pengetahuan dan pengalaman anggota tim senior diharapkan dapat menarik kesimpulan yang tepat.

Dokumentasi konsultasi dengan pihak profesional lainnya untuk membahas hal-hal kontroversial wajib didokumentasikan dengan lengkap dan rinci:

Menerbitkan laporan konsultasi.

Hasil konsultasi termasuk dengan keputusan yang diambil, dasar-dasar keputu-san dan bagaimana keputukeputu-san tersebut diambil.

D. Perbedaan Pendapat Selama Perikatan

Perbedaan pendapat sangat mungkin terjadi dalam melaksanakan suatu perikatan. Sedapat mungkin tim KJA sudah dapat mengidentifikasi masalah tersebut pada inves-tigasi awal. Lakukan proyeksi penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan, kumpulkan dokumen terkait yang mungkin dapat menjadi pertimbangan atas perbedaan pendapat, gunakan informasi yang dapat ditarik dari dokumen dan data yang bisa menjadi per-timbangan.

Prosedur untuk perbedaan pendapat juga dapat diteruskan dengan berkonsultasi. Jika memang diperlukan untuk keterlibatan pihak pemerintah maka hal tersebut mun-gkin dilakukan didalam perikatan, atau melibatkan pihak profesional lainnya yang memi-liki kompetensi yang relevan.

Dalam semua kasus, sifat, waktu, dan luas yang terjadi dalam perikatan, kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi yang dilakukan selama berlangsungnya perikatan harus didokumentasikan. Perbedaan pendapat sudah harus menemukan kesepakatan sebe-lum laporan didokumentasikan. Laporan besebe-lum boleh ditentukan tanggalnya sebesebe-lum permasalahan dapat diselesaikan. Jika terjadi dead log terhadap perbedaan pendapa-tan maka, pihak klien dan KJA wajib menandapendapa-tangani perbedaan pendapat tersebut sebagai suatu hal yang menjadi kendala dengan penyelesaian yang berbeda.

(46)

32

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

1. Kebutuhan akan penelahaan pengendalian mutu perikatan untuk produk jasa KJA karena KJA tidak memiliki produk audit laporan keuangan untuk perusahaan komer-sial maupun publik, jika klien meminta KJA untuk melakukan reviu laporan keuangan klien KJA maka fokus reviu laporan keuangan menjadi prosedur tambahan. KJA tidak dapat memberikan opini atas proses reviu tersebut namun hanya memberikan perubahan dan perbaikan jurnal yang diperlukan.

2. Menentukan semua kriteria pemeriksaan tentang informasi manajemen klien dan hubungan terkait lainnya terhadap manajemen klien untuk semua informasi masa lalu dan catatan penting yang terkait.

(47)
(48)

34

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(49)

Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu merupakan bagian penting dari sistem pengendalian intern KJA. Pemantauan merupakan komponen penting dalam SPM. Pe-mantauan terutama terdiri atas pemahaman sistem pengendalian mutu dan penentuan – melalui wawancara, walk – through test, dan inspeksi dokumen – apakah, dan sejauh mana, desain dan operasi sistem pengendalian mutu efektif. Dalam hal ini juga terma-suk mengembangkan rekomendasi untuk memperbaiki sistem, terutama jika terdeteksi adanya kelemahan atau jika standar profesional telah berubah.

Pimpinan KJA harus menentukan tanggung jawab pemantauan melalui pihak yang independen dan dengan pengalaman yang cukup (peer reviu).

Pimpinan KJA dan pemantau harus mefokuskan perhatian terhadap kebutuhan un-tuk melakukan inspeksi terhadap efektivitas sistem pengendalian mutu secara terus menerus dan menyiapkan pengujian secara periodik melalui pemantauan formal pada tingkat dokumentansi perikatan untuk memastikan pengendalian berjalan efektif.

A. Program Pemantauan (Monitoring)

Tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu adalah terpisah dari tanggung jawab keseluruhan untuk pengendalian mutu.

Tujuan dari program pemantauan adalah untuk membantu KJA dalam memperoleh keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pen-gendalian mutu relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Program ini juga akan membantu memastikan kepatuhan dengan persyaratan peraturan dan praktik.

SPM telah dirancang untuk memberikan keyakinan memadai kepada Pimpinan KJA bahwa pelanggaran signifikan dan berkelanjutan terhadap kebijakan dan pengendalian mutu besar kemungkinan tidak terjadi atau tidak terdeteksi.

Pimpinan KJA dan staf harus bekerja sama dengan pemantau, dan menyadari bah-wa individu ini adalah bagian penting dalam sistem pengendalian mutu. Ketidaksepa-katan, ketidakpatuhan dengan, atau pengabaian temuan pemantau harus diselesaikan melalui prosedur penyelesaian masalah dalam KJA.

(50)

36

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak B. Prosedur Inspeksi

Pemantauan sistem pengendalian mutu KJA dilakukan secara tahunan. Sebagai ba-gian program pemantauan, pemilihan perikatan yang telah selesai.

Pemantau mempertimbangkan hasil pemantauan sebelumnya, sifat dan luasnya otoritas yang diberikan kepada staf, sifat dan kompleksitas praktik KJA, dan risiko spe-sifik yang terkait dengan klien KJA ketika inspeksi didesain.

Pimpinan KJA akan menginstruksikan pemantau untuk menyiapkan dokumentasi in-speksi yang sesuai yang akan mencakup:

Hasil evaluasi unsur SPM;

Suatu evaluasi apakah akuntan telah secara tepat menerapkan kebijakan dan prosedur SPM;

Identifikasi dari setiap kekurangan, penyebab pokok dari timbulnya kelemahan, dampaknya, dan suatu keputusan tentang apakah diperlukan tindakan lebih lanjut, penjelasan detil tindakan; dan

Ringkasan hasil dan kesimpulan yang dibuat (diberikan kepada Pimpinan KJA), dengan rekomendasi untuk tindakan perbaikan atau perubahan yang dibutuhkan. Pimpinan KJA membahas dengan pemantau (bersama dengan personel lain yang tepat) untuk mereviu dan memutuskan tindakan perbaikan apa yang diperlukan atau merevisi SPM, peran dan tanggung jawab, tindakan disiplin, pengakuan, dan permasa-lahan lain yang ditentukan.

C. Evaluasi, Komunikasi, dan Perbaikan Kelemahan

Pimpinan KJA harus mempertimbangkan apakah kelemahan yang terindentifikasi merupakan kelemahan struktural dalam SPM atau hanya merupakan ketidakpatuhan akuntan atau staf tertentu. Pimpinan KJA harus mengkomunikasikan kelemahan yang terdeteksi dan melaporkan kepada personel relevan, bersama-sama dengan rekomen-dasi untuk perbaikan.

Rekomendasi atas kelemahan harus fokus pada penyebab utama kelemahan dan harus memuat satu atau lebih hal berikut:

Melakukan tindakan perbaikan dalam kaitanya dengan perikatan tertentu atau anggota tim

Perbaiki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Lakukan tindakan disiplin seperlunya.

(51)

Jika kelemahan teridentifikasi secara sistemik atau berulang, tindakan perbaikan segera harus dilakukan. Kelemahan terkait dengan independensi dan benturan kepent-ingan memerlukan tindakan perbaikan segera.

D. Laporan Hasil Pemantauan

Setelah menyelesaikan penilaian sistem pengendalian mutu, pemantau harus mel-aporkan hasilnya kepada Pimpinan KJA. Laporan tersebut harus cukup bagi Pimpinan KJA dalam mengambil tindakan yang tepat dan jelas ketika diperlukan, dan juga ha-rus menjelaskan prosedur yang dilakukan dan kesimpulan yang dibuat dari reviu. Jika kelemahan sistemik, berulang, dan signifikan terjadi, laporan harus mencakup tindakan yang dilakukan atau diusulkan untuk penyelesaiannya.

Laporan pemantauan paling tidak mencakup:

Penjelasan prosedur pemantauan yang telah dilakukan; Kesimpulan yang dibuat dari prosedur pemantauan; dan

Jika relevan, deskripsi tentang kelemahan signifikan, sistemik, berulang lainnya dan tindakan yang direkomendasikan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan terse-but.

E. Ketidakpatuhan

Ketidakpatuhan terhadap SPM KJA merupakan permasalahan yang serius, terutama jika staf secara sengaja menolak untuk mematuhi kebijakan KJA.

Sepanjang SPM diterapkan untuk melindungi kepentingan publik, Pimpinan KJA ha-rus memperhatikan ketidakpatuhan secara sengaja dan terbuka, melalui beberapa cara termasuk memperkuat rencana perbaikan kinerja, reviu kinerja dan pertimbangan kes-empatan untuk promosi dan peningkatan kompensasi, dan paling akhir adalah pember-hentian hubungan kerja.

F. Keluhan dan Dugaan

Keluhan dan dugaan – terutama mengenai kegagalan dalam menjalankan prinsip kehati-hatian dalam pekerjaan dengan klien, atau pelanggaran profesional dan

(52)

pera-38

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Setiap keluhan yang diterima dari klien atau pihak ketiga lainnya harus ditanggapi sesegera mungkin, dengan pemberitahuan masalah yang menjadi perhatian, dan tang-gapan yang dilakukan setelah melakukan investigasi yang tepat.

Pimpinan KJA memelihara kebijakan dan prosedur yang menjelaskan detil prosedur yang diikuti dalam menangani keluhan dan dugaan. Jika investigasi menyatakan kelema-han dalam desain atau operasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KJA atau ketidakpatuhan terhadap SPM KJA oleh satu atau lebih personel, maka Pimpinan KJA harus melakukan tindakan yang tepat termasuk satu atau lebih hal berikut:

Melakukan tindakan perbaikan dalam kaitanya dengan perikatan tertentu atau anggota tim.

Perbaiki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu; Lakukan tindakan disiplin seperlunya.

(53)
(54)

40

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(55)

A. Dokumentasi Kebijakan dan Prosedur

Pimpinan KJA memelihara kebijakan dan prosedur untuk menentukan tingkat dan sejauh mana dokumentasi diperlukan dalam setiap perikatan sebagaimana ditetapkan dalam buku pedoman KJA/formulir baku perikatan). Pimpinan KJA juga memelihara ke-bijakan dan prosedur yang membutuhkan dokumen yang diperlukan untuk memberikan bukti operasional dari setiap unsur sistem pengendalian mutu untuk periode yang cu-kup sehingga memungkinkan prosedur pemantauan dapat dilakukan untuk mengevalu-asi kepatuhan terhadap SPM KJA, atau periode yang lebih lama berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Dokumentasi Perikatan

Pimpinan KJA diwajibkan membuat dokumentasi atas seluruh jasa yang diberikan. Semua dokumen mulai dari perikatan, kertas kerja hingga laporan yang dihasilkan oleh KJA adalah dokumentasi yang dimaksud.

C. Dokumentasi Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan

Kebijakan dan prosedur untuk dokumentasi pengendalian mutu pada perikatan ha-rus memperhatikan hal berikut:

Prosedur yang dibutuhkan oleh KJA pada penelahaan pengendalian mutu pada perikatan telah dilakukan dan didokumentasikan ke dalam catatan softfile dan doku-mentasi menggunakan kertas serta wajib diotorisasi (tanda tangan) Pimpinan KJA. Jika penelaah tidak mengetahui adanya hal-hal yang belum selesai sehingga

meng-akibatkan pertimbangan penilaian yang signifikan tim yang terlibat dan kesimpu-lan bisa tidak tepat. Untuk itu penelaah diwajibkan menelaah ukesimpu-lang semua doku-men perikatan dari dokudoku-men awal sampai dengan dokudoku-men pendukung. Jika perlu melakukan ceklis ulang atas semua dokumen perikatan.

D. Kerahasiaan, Pengamanan, & Keterbatasan Akses

KJA harus menetapkan kebijakan dan prosedur terkait dengan kerahasiaan, penyim-panan, keamanan, dan keterbatasan akses atas dokumen perikatan. Semua kertas ker-ja, laporan, dan dokumen lain yang disiapkan oleh tim KJA, termasuk lembar kerja yang

(56)

42

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Kebijakan dan prosedur terkait dengan kerahasiaan, penyimpanan, keamanan dan pen-gaksesan atas dokumen perikatan meliputi antara lain:

Akses berkata sandi (password) untuk dokumen penting.

Penentuan distribusi dokumen, pihak dan siapa saja yang boleh terlibat dan meng-akses dokumen

Aktivitas penyimpanan cadangan (back up) dokumen oleh staf tertentu. Dokumentasi file pada KJA sendiri.

Informasi klien dan kertas kerja perikatan tidak akan dibuka untuk pihak ketiga kecuali: Klien telah mengizinkan secara tertulis;

Terdapat kewajiban professional untuk mengungkapkan informasi tersebut; Keterbukaan diperlukan dalam suatu proses hukum; atau

Keterbukaan diminta oleh peraturan perundang-undangan.

Dokumen perikatan akan menggunakan media hardfile menggunakan kertas dan softfile. Kesepakatan atas dokumen perikatan tersebut akan dibahas bersama sama dengan klien yaitu terkait dengan jika terjadi perubahaan kesepakatan pada tujuan per-ikatan, penambahan, dan/atau penghapusan, yang mana hal seperti ini wajib dikom-promikan oleh klien bersama-sama dengan KJA terkait dengan tindakan penambahan, pengubahan, dan/atau penghapusan.

Termasuk yang akan diatur adalah jika dokumen hilang, rusak dan dapat dihapus se-cara permanen. Dengan pengaturan demikian maka dokumen perikatan dapat dengan jelas menyikapi situasi khusus di luar situasi normal.

E. Penyimpanan Dokumentasi Perikatan

KJA harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menentukan waktu yang cuk-up untuk kebutuhan retensi dokumen, atau juga untuk kebutuhan badan regulator jika dibutuhkan.

Pada dokumen perikatan akan ditentukan siapa saja yang membuat dokumen per-ikatan, siapa yang terlibat, siapa yang memiliki wewenang untuk mengubah, mengha-pus, dan/atau membuat tambahan lingkup perikatan.

Dokumentasi kertas kerja dilakukan dengan memberi label yang tepat untuk memu-dahkan identifikasi dan pencarian kembali. Pemusnahan dokumentasi kertas kerja harus disetujui oleh Pimpinan KJA.

(57)
(58)

44

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(59)

A. Praktik KJA untuk Prosedur yang Disepakati (Agreed Upon Procedure)

Standar dan panduan kerja untuk Agreed Upon Procedure bagi KJA mengacu kepa-da ISRS 4400 Engagements to Perform Agreed-Upon Procedures regarding Financial Information yang diterbitkan oleh IFAC.

1. Menentukan Awal Perikatan Prosedur yang Disepakati

Pada perikatan prosedur yang disepakati anggota tim dalam KJA wajib memperha-tikan hal-hal berikut:

a. Identifikasi risiko sejak memulai perikatan antara tim KJA dengan klien dan tang-gapan manajemen KJA terhadap resiko bawaan yang melekat.

b. Penilaian awal dilakukan secara parsial dengan mengutamakan fokus pada as-pek material dan resiko yang melekat pada proses agreed- upon procedure. c. Signifikan penyimpangan pada penerapan prosedur sudah harus dapat

diidenti-fikasi pada awal perikatan

d. Permasalahan yang terjadi wajib dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang melakukan kesepakatan. Hal ini harus menjadi peringatan awal bagi tim KJA se-jak awal perikatan.

e. Dalam membuat laporan Pimpinan KJA dilarang memberikan kesimpulan, rekomendasi atau pendapat atas hasil temuannya. Lihat lampiran 6 sebagai pan-duan laporan.

2. Perencanaan – Prosedur yang Disepakati

Pimpinan KJA wajib menyusun perencanaan yang sistematis dalam menerima perikatan prosedur yang disepakati. Perencanaan yang sistematis yaitu dimulai dari ketersediaan personil untuk menjalankan perikatan, kompetensi yang mema-dai untuk memahami maksud dari tujuan perikatan, alat yang mendukung perenca-naan, dan kebutuhan lain yang relevan untuk menjalankan perikatan Agreed Upon Procedure.

3. Dokumentasi – Prosedur yang Disepakati

(60)

46

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 4. Prosedur dan Bukti – Prosedur yang Disepakati

KJA yang melakukan perikatan prosedur yang disepakati wajib menggunakan dokumen perusahaan/klien yang valid (dokumen pokok utama bukan dokumen sa-lin) sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan.

Prosedur yang dapat dilakukan oleh KJA di dalam menjalankan perikatan – Agreed Upon Procedure adalah sebagai berikut:

a. Penyelidikan dan analisis data

b. Penghitungan ulang, komparasi dan cara pengecekan lain yang akurat c. Observasi

d. Investigasi

e. Wawancara dan konfirmasi

5. Laporan – Prosedur yang Disepakati

Laporan KJA atas jasa prosedur yang disepakati wajib menjelaskan tujuan dan hasil yang ingin diperoleh oleh perusahaan/klien atas dari aktivitas dilakukannya perika-tan atas Jasa Prosedur yang Disepakati tersebut. Sebagai ilustrasi lihat lampiran 6.

B. Praktik KJA untuk Jasa Supervisi Laporan Keuangan (Pengawasan Internal)

Supervisi Laporan Keuangan adalah suatu jasa pengawasan laporan keuangan inter-nal perusahaan/klien yang dapat dilakukan oleh KJA guna memastikan bahwa standar yang dijalankan oleh perusahaan/klien telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keua-ngan yang berlaku di Indonesia yaitu SAK/SAK ETAP/SAK EMKM. Selama KJA melaku-kan aktivitas supervisi atau pengawasan terhadap Laporan Keuangan perusahaan/klien maka wajib memenuhi syarat & kondisi berikut:

1. Syarat & Kondisi untuk Jasa Supervisi Laporan Keuangan

a. Perusahaan/klien memiliki departemen akuntansi dan staf akuntansi tersendiri. b. Aktivitas olah data transaksi keuangan sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan/

klien.

c. Perusahaan/klien menandatangani surat representatif manajemen yang menya-takan bahwa tanggung jawab kebenaran data keuangan ada pada pihak manaje-men perusahaan/klien, semanaje-mentara tanggung jawab KJA terletak pada panduan/ proses cara penyusunan Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia (transfer of knowledge and mentoring).

(61)

2. Prosedur & Aktivitas KJA selama Supervisi

a. KJA melakukan pengawasan terhadap proses, pengklasifikasian, penyusunan, pengukuran, hingga penyajian laporan keuangan perusahaan/klien.

b. Dalam melakukan pengawasannya, perusahaan/klien akan berkoordinasi secara aktif dengan KJA guna mendapatkan kesesuaian proses penyusunan Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

c. KJA akan memberikan rekomendasi perbaikan kepada perusahaan/klien [jika dibutuhkan]. KJA dapat menggunakan form reviu (lihat lampiran 7) sebagai ba-gian dari kertas kerja untuk mendokumentasikan perbaikan dan rekomendasi. d. KJA tidak menentukan tingkat material.

e. KJA akan memperhatikan transaksi-transaksi “tidak biasa” dan akan menjalin komunikasi untuk pembahasan dengan manajemen eksekutif perusahaan/klien. f. KJA harus mampu melakukan literasi dalam penyusunan Laporan Keuangan

agar perusahaan/klien mendapatkan pemahaman yang memadai. Sehingga fungsi supervisi dapat tercermin selama proses literasi berlangsung.

3. Dokumentasi Jasa Supervisi

a. Proses literasi dan pemantauan ini wajib di dokumentasikan oleh KJA (format bebas).

b. KJA tidak mengeluarkan “opini” selama proses pengawasan. 4. Laporan Jasa Supervisi KJA

KJA hanya akan menerbitkan laporan atas jasa supervisi yang telah dilakukannya. Laporan supervisi ini memiliki subtansi bahwa proses penyusunan Laporan Keuangan yang dilakukan oleh perusahaan/klien telah sesuai dengan Standar Internasional dan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, yaitu SAK, SAK ETAP, dan SAK EMKM. Ilustrasi dapat dilihat di lampiran 3.

(62)

48

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

(63)
(64)

50

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Lampiran 1 Contoh Surat Perikatan KJA

Nama KJA dan alamat KJA

Cantumkan izin dan tahun terbit izin Tgl/bln/thn surat

Kepada Pimpinan klien/owner Alamat

Perihal

Paragraf pembuka yang berisi penegasan maksud dan tujuan diadakannya perika-tan (Pimpinan KJA mengkonfirmasi kembali bahwa dengan latar belakang pena-waran yang telah diajukan maka Pimpinan KJA menindaklanjuti dengan mengaju-kan surat konrak dengan menyampaimengaju-kan ruang lingkup sebagai berikut:

Nama Akuntan

Tandatangan Pimpinan KJA No. RNA

Paragraf ruang lingkup Paragraf fee

Paragraf jangka waktu kontrak

Paragraf metode pembayaran Paragraf penutup ... ... ... ... ...

(jabarkan ruang lingkup yang Pimpinan KJA sepakati dengan klien).

(ajukan besaran fee yang Pimpinan KJA kehendaki untuk proyek ini).

(jabarkan proyek ini atau perikatan ini akan dimulai dari tgl/bln/thn dan selesai tgl/bln/thn).

(via transfer atau tunai).

(isi dengan bahasa yang dapat meng-kondisikan bahwa klien masih dapat menghubungi apabila masih dapat pertanyaan)

(65)

Tim diminta untuk berkoordinasi dengan PIC Klien yang bersangkutan. Tempat, tgl/bln/thn

Nama Pimpinan KJA

Lampiran 2 Contoh Surat Perintah Kerja Tim (Internal KJA)

Surat Perintah Kerja No Surat ....tgl.../...bln..../....thn....

INFORMASI PROYEK

TIM PROYEK

Nama proyek/jasa yang diberikan

Pimpinan KJA Nama klien

Staff

Kode proyek

Waktu / jangka waktu Produk yang dihasilkan

Paragraf perintah dari pimpinan KJA ke Tim yang bertugas...(Kepada Pimpinan KJA & staff yang tersebut didalam Surat Perintah Kerja ini, harap segera men-jalankan prosedur pekerjaan lapangan untuk memenuhi kebutuhan teknis proyek bookkepping. Tim proyek terdiri dari )

(66)

52

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Lampiran 3 Contoh Laporan KJA untuk Jasa Supervisi Laporan Keuangan

Laporan Kantor Jasa Akuntansi XXX untuk

Jasa Supervisi Laporan Keuangan (sebut nama entitas klien disini)

Kami/Saya Kantor Jasa Akuntansi XXX telah melakukan supervisi dan pengawasan menyeluruh atas Laporan Keuangan PT……… yang berakhir tanggal 31 Desember tahun…… yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. (sebutkan sesuai dengan output SAK yang disyaratkan)

Laporan Keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen PT….. ter-masuk terhadap sistem pengendalian internal, kelengkapan bukti-bukti transakasi, kebijakan keuangan dan hal material (sebutkan nama entitas klien) adalah bagian yang menjadi tanggung jawab klien.

Tugas kami adalah melakukan supervisi agar Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK/SAK ETAP/SAK EMKM).

(Jika ruang lingkup perikatan supervisi Laporan Keuangan termasuk dengan perpa-jakan klien maka ditambah dengan paragraf berikut) Kami telah melakukan super-visi Laporan Keuangan klien untuk rekonsiliasi fiskal dan hal-hal yang menjadi ke-wajiban klien terhadap perpajakan telah dilaporkan sesuai dengan keke-wajiban klien. Demikian Laporan ini kami/saya nyatakan.

Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun Kantor Jasa Akuntan………. Izin Menteri Keuangan No. RNA

(67)

Lampiran 4 Contoh Laporan KJA untuk Jasa Pembukuan / Bookeeping

Laporan Kantor Jasa Akuntansi XXX Untuk

Jasa Pembukuan (Bookkeeping) Laporan Keuangan (sebut nama entitas klien disini)

Kami/Saya Kantor Jasa Akuntansi XXX telah menyusun pembukuan untuk Lapo-ran Keuangan PT………. yang berakhir tanggal 31 Desember tahun…… yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. (sebutkan sesuai dengan output SAK yang disyaratkan)

Laporan Keuangan tersebut kami/saya susun dengan merujuk kepada Standar Akuntansi Keuangan (SAK/SAK ETAP/SAK EMKM) dan tugas kami adalah melaku-kan jasa pembukuan Laporan Keuangan agar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku (SAK/SAK ETAP/SAK EMKM).

Selama proses penyusunan Laporan Keuangan PT…. untuk sistem pengendalian internal, kelengkapan bukti-bukti transaksi, kebijakan keuangan dan hal material (sebutkan nama entitas klien) adalah menjadi bagian yang menjadi tanggung jawab klien.

Demikian Laporan kami/saya nyatakan. Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun

Kantor Jasa Akuntan………. Izin Menteri Keuangan……….. No. RNA

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar

pengendalian mutu KJA tidak mencukupi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa sistem KJA tersebut telah sesuai dengan standar profesi, hukum, dan peraturan, serta laporan

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui secara mendalam (in depth) dan menyeluruh tentang aktivitas pengendalian mutu audit yang terjadi di beberapa Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati Aktivitas Pengendalian Mutu pada Jasa Audit Laporan Keuangan pada beberapa Kantor Akuntan Publik yang menjadi objek dalam

belakang ini, maka peneliti mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu pada Kinerja Auditor (Studi Kasus pada Kantor Akuntan

Jika dikombinasi dengan prosedur lain yang dilakukan, jumlah dan jenis perikatan akuntansi dan audit yang dipilih oleh pe-review untuk di-review harus memadai untuk

Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi Metode dan Prosedur, Edisi V, BPFE, Y ogyakarta, 1 991 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi · Penerbit Salemba Em pat, Jakarta, 1 994.. Thomas,

Dokumen ini membahas tentang klasifikasi pengendalian intern dalam sistem informasi akuntansi (SIA) berdasarkan standar profesional akuntan publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia