No. Daftar FPEB: 414/UN40.7.01/LT/2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
Siti Nurrohmah
1100535
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
No. Daftar FPEB: 414/UN40.7.01/LT/2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi)
Oleh
Siti Nurrohmah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Siti Nurrohmah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
No. Daftar FPEB: 414/UN40.7.01/LT/2015
SITI NURROHMAH
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing
Drs. H. Tb. Aman F.,Ak.,MM.Ak.,CPA NIP. 19550720 198703 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Siti Nurrohmah, 2015
ABSTRAK
P
ENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTANPUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi)
Oleh : Siti Nurrohmah
1100535
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Tb. Aman F.,Ak.,MM.Ak.,CPA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik dan Efektivitas Perencana Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi, serta untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap efektivitas perencanaan audit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kausal dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dari data primer dengan menggunakan kuesioner. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan analisis koefisien korelasi Rank Spearman dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik di Bandung dan Cimahi termasuk dalam kategori sangat baik yaitu, sebesar 91,63%. Sedangkan efektivitas perencanaan audit termasuk dalam kategori sangat baik/efektif yaitu sebesar 85,56%. Sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap efektivitas perencanaan audit yaitu sebesar 0,2079 atau 20,79%.
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
THE INFLUENCE OF QUALITY CONTROL SYSTEM OF THE A PUBLIC ACCOUNTING FIRM OF THE EFFECTIVENESS OF THE AUDIT
PLANNING
(Case Study of Public Accounting Firm in Bandung and Cimahi)
By :
Siti Nurrohmah 1100535
Supervisor :
Drs. H. Tb. Aman F.,Ak.,MM.Ak.,CPA
This research is done for knowing the description about The Quality Control System of The A Public Accounting Firm and The Effectiveness of The Audit Planning in A Public Accounting Firms in Bandung and Cimahi, also for knowing the effect of the quality control system to the procces of audit planning. The research method used is description-causal method with quantitative approachment. The data taken is from primer data by using questionnaire. To analyze the data, the researcher uses Spearman Rank correlation coefficient analysis and coefficient of determination. Based on the results of this study show that the quality control system of a public accounting firm in Bandung and Cimahi included in the excellent category , namely , by 91.63 % . While the effectiveness of audit planning are included in the category of very good / effective that is equal to 85.56 % . Quality control system of public accounting firms positively affects the effectiveness of audit planning is equal 0.2079 or 20.79 % .
i Siti Nurrohmah, 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Efektivitas Perencanaan Audit”.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui gambaran sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik dan efektivitas perencanaan audit, serta mengetahui pengaruh sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik dan efektivitas perencanaan audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.
Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan maupun pembahasan skripsi ini. Sehingga, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, Juni 2015
ii Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puja dan puji serta syukur yang tak terhingga penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang tiada henti mencurahkan kasih sayang dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini,penulis telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, arahan, dan nasihat
serta do’a dari berbagai pihak terutama Orang tua tercinta Ayahanda Ajat dan
Ibunda Marni, Dosen Pembimbing, yaitu Bapak Drs. H. Tb. Aman F.,Ak.,MM.Ak.,CPA, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. H. Furqon, M.A., Ph.D. selaku Rektor Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. H. Disman, M.S. selaku dekan Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak Dr. Kusnendi, M.S. selaku Pembantu Dekan I Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan.
4. Bapak Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M. selaku Pembantu Dekan II Bidang
Keuangan dan Sumber Daya Manusia.
5. Bapak Dr. H. Nono Supriatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
6. Bapak Prof. Dr. Dadang Sadeli M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
7. Seluruh dosen khususnya dosen Program Studi Akuntansi yang telah
membimbing dan memberikan pengajaran kepada penulis selama menjadi
mahasiswa Program Studi Akuntansi.
8. Bapak Dr. Arim, SE., M.Si., Akt, Bapak Agus Widarsono, SE., M.Si., Ak
dan Ibu Indah Fitriani, SE., M.Ak., Ak, terima kasih atas bantuan,
bimbingan dan arahannya selama penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Rizki Rahmat Hidayat yang telah banyak membantu dalam hal
pengurusan admintrasi baik selama masa kuliah maupun pada saat seminar
dan sidang.
10.Seluruh pimpinan Kantor Akuntan Publik yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk melakukan penelitian di instansi Bapak/ Ibu.
11.Adik dan Saudari penulis, Nurfalah dan Nur Aliyah yang selalu menjadi
iii Siti Nurrohmah, 2015
12.Keluarga besar tercinta, terimkasih atas do’a, kasih sayang, semangat dan
dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.
13.Ibtihal Taufiqah, Darajatun Jannah, Lisna Dewi Rahmat, Chelsy Yuli
Astri, Taufik Amirudin, Tutiana Silaban, Relita Saragih, Gina Mawadah,
Ulfah Gita F sahabat seperjuangan dalam melewati hari-hari di Akuntansi
UPI, terimakasih untuk dukungan dan semangat serta do’anya yang
diberikan kepada penulis.
14.Seluruh teman-teman akuntansi 2011, khususnya kelas B. Sukses untuk
kita semua, Aamiin.
15.Yunita Alghifari, Rinrin Nurhidayanti, Agusmar Rozalia, Irfan Iskandar,
Gilar, Hendra, Kiky, Risky Rhamadiyanti, Lella Ulfa, Zakiah, Natasya
sahabat seperjuangan yang selalu memotivasi dan memberikan semangat
serta do’anya yang diberikan kepada penulis.
16.Keluarga besar Forum Mahasiswa Sukabumi UPI, terimakasih atas suka
duka dan canda tawa selama ini
17.Sahabat KKN Desa Ciptagumati, Cikalong Wetan, yang sudah menjadi
keluarga baru bagi penulis.
18.Selanjutnya, terimakasih kepada Shalman Shufiyullah Kartadinata, S.Kep
seseorang spesial yang selalu ada dan sabar menemani setiap kesulitan
yang penulis hadapi, selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi,
dan do’anya kepada penulis.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran setiap langkah kita untuk mencapai kesuksesan.
Bandung, November 2015
iv Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK
ABTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Kegunaan Peneltian ... 9
1.4.1. Kegunaan Akademis. ... 9
1.4.2. Keguanaan Praktisi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRAN, DAN HIPOTESIS . 11 2.1. Kajian Pustaka ... 11
2.1.1. Audit ... 11
2.1.1.1. Pengertian Audit ... 11
2.1.1.2. Jenis-Jenis Audit ... 12
2.1.1.3. Jenis-Jenis Auditor ... 13
2.1.2. Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 14
2.1.2.1. Aktivitas dan Jasa yang disediakan KAP ... 15
2.1.2.2. Struktur Kantor Akuntan Publik ... 18
v Siti Nurrohmah, 2015
2.1.2.3.1. Sejarah Singkat Institut Akuntan Publik Indonesia ... 19
2.1.3. Standar Profesi Akuntan Publik ... 20
2.1.3.1. Standar Auditing ... 20
2.1.3.2. Standar Atestasi ... 22
2.1.3.3. Standar Jasa Akuntansi dan Review ... 23
2.1.3.4. Standar Jasa Konsultasi ... 23
2.1.4. Sistem Pengendalian Mutu ... 24
2.1.4.1. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu ... 26
2.1.4.1.1. Sistem Pengendalian Mutu Sebelum Menganut Audit Berbasis ISA ... 26
2.1.4.1.2. Sistem Pengendalian Mutu Sebelum Menganut Audit Berbasis ISA ... 31
2.1.4.1.3. Perbandingan SPM Sebelum dan Sesudah Menganut Audit Berbasis ISA ... 37
2.1.5. Efektivitas Perencanaan Audit... 38
2.1.5.1. Pengertian Efektivitas Perencanaan Audit ... 38
2.1.5.2. Tahapan Perencanaan Audit ... 39
2.1.6. Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu KAP terhadap Efektivitas Perencanaan Audit ... 40
2.1.7. Penelitian Terdahulu ... 42
2.2. Kerangka Pemikiran ... 44
2.3. Hipotesis Penelitian ... 47
BAB III METODE PENELITIAN... 48
3.1. Metode dan Desain Penelitian ... 48
3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 48
3.2.1. Subjek Penelitian ... 48
3.2.2. Objek Penelitian ... 49
3.3. Definisi dan Operasional Variabel ... 49
3.3.1. Variabel Bebas (Independen) ... 49
3.3.2. Variabel Terikat (Dependen) ... 52
vi Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
3.4.1. Populasi Penelitian ... 54
3.4.2. Sampel Penelitian ... 55
3.5. Teknik Pengmpulan Data ... 56
3.6. Instrumen Penelitian... 57
3.7. Teknik Analisis Data ... 57
3.7.1. Uji Validitas ... 58
3.7.2. Uji Realibilitas ... 58
3.8. Analisis Data dan Tanggapan Responden ... 59
3.9. Pengujian Hipotesis ... 60
3.9.1. Analisis Koefisien Korelasi ... 61
3.9.2. Analisis Koefisien Determinasi ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
4.1. Hasil Penelitian ... 63
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 63
4.1.1.1. Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 63
4.1.1.2. Profil Kantor Akuntan Publik ... 64
4.1.2. Data Responden ... 70
4.1.3. Deskripsi dan Data Variabel Penelitian ... 72
4.1.3.1. Pengujian Validitas Instrumen ... 72
4.1.3.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 73
4.1.3.3. Deskripsi Variabel Sistem Pengendalian Mutu KAP... 74
4.1.3.4. Deskripsi Variabel Efektivitas Perencanaan Audit ... 84
4.1.4. Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu KAP terhadap Efektivitas Perencanaan Audit... 91
4.1.4.1. Hasil Analisis Koefisien Korelasi ... 92
4.1.4.2. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 93
4.2. Pembahasan ... 93
4.2.1. Gambaran Umum Sistem Pengendalian Mutu KAP ... 94
4.2.2. Gambaran Umum Efektivitas Perencanaan Audit ... 95
vii Siti Nurrohmah, 2015
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 98
5.1. Simpulan ... 98
5.2. Saran ... 99
viii Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu ... 31
Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Pengendalian Mutu Sebelum dan Sesudah Menganut Audit Berbasis ISA ... 37
Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ... 42
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Bebas ... 50
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Terikat ... 53
Tabel 3.3 DaftarKantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi ... 54
Tabel 3.4 Daftar Sampel Penelitian... 55
Tabel 3.5 Pemberian Skor Jawaban ... 59
Tabel 3.6 Interpretasi Skor ... 60
Tabel 3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 61
Tabel 4.1 Daftar KAP yang Menerima Kuisioner ... 65
Tabel 4.2 Demografi Responden ... 70
Tabel 4.3 Validitas Variabel Sistem Pengendalian Mutu KAP ... 72
Tabel 4.4 Validitas Variabel Efektivitas Perencanaan Audit ... 73
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 74
Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Sistem Pengendalian Mutu KAP ... 75
Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Tanggung Jawab Pimpinan KAP atas Pengendalian Mutu ... 76
Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Ketentuan Etika yang Relevan ... 78
Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Penerimaan dan Berkelanjutan dengan Klien dan Perikatan Audit... 79
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Sumber Daya Manusia... 80
Tabel 4.11 Frekuensi Jawaban Pelaksanaan Perikatan ... 82
ix Siti Nurrohmah, 2015
Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban Efektivitas Perencanaan Audit... 85
Tabel 4.14 Frekuensi Jawaban Penerimaan Klien Baru dan Keberlanjutan Klien yang Sudah Ada ... 86
Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Membangun Pemahaman Perjanjian Klien .... 87
Tabel 4.16 Frekuensi Jawaban Aktivitas Perjanjian Awal ... 88
Tabel 4.17 Frekuensi Jawaban Menilai Risiko Bisnis Klien ... 89
Tabel 4.18 Frekuensi Jawaban Perencanaan Audit ... 90
Tabel 4.19 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 92
x Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 46
xi Siti Nurrohmah, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Persetujuan Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan SPSS 22
Lampiran 3 : Formulir Bimbingan
Lampiran 4 : Formulir Revisi
1 Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Saat ini di Indonesia mengalami perkembangan khususnya dalam bidang
ekonomi dan bisnis, berdampak juga pada sektor dunia usaha. Perkembangan
tersebut tentunya mengalami dampak terhadap peningkatan permintaan atas jasa
audit. Berdasarkan peningkatan ini perusahaan akuntan publik harus dapat
meningkatkan kinerja di segala aspek agar mampu bersaing, dimana banyaknya
perusahaan besar dengan akuntan-akuntan berasal dari luar negeri yang masuk ke
Indonesia.
Beberapa faktor yang mendukung tingginya permintaan jasa audit di
Indonesia adalah karena pertumbuhan ukuran dan kompleksitas bisnis,
perkembangan pasar modal, serta adanya perundang-undangan atau berbagai
peraturan yang berlaku. Kondisi tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap
permintaan jasa audit di Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam negeri, dimana
lapangan kerja untuk para auditor dalam negeri semakin menurun. Selain itu,
adanya auditor dalam negeri yang mengalami kegagalan saat melakukan audit
menyebabkan integritas dan objektivitas profesi para akuntan publik menjadi
menurun.
Profesi akuntan publik tentunya harus independen dalam melakukan audit
untuk menguji laporan keuangan yang disajikan bebas sehingga tidak terjadi salah
saji material dan memberikan opini audit menjadi baik. Jika auditor gagal dalam
memberikan kepercayaan pada klien dan tidak bisa melindungi kepentingan
publik maka hal tersebut mengisyaratkan bahwa kantor-kantor akuntan publik
tidak secara konsisten memberikan jasa audit berkualitas tinggi.
Auditor di suatu KAP harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan
kondisi perusahaan yang sebenarnya serta dengan menjalankan langkah-langkah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan selama pekerjaan lapangan
2
Siti Nurrohmah, 2015
bertanggung jawab untuk mematuhi berbagai standar relevan yang telah
diterbitkan oleh Dewan dan Kompartemen Akuntan Publik (Christine dkk, 2011).
Auditor merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan suatu perusahaan instansi itu bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kesalahan atau bahkan kecurangan, maka sudah
sepantasnya hal tersebut diberi perhatian lebih karena adanya suatu harapan yang
tinggi terhadap kinerja auditor terutama dalam tahap perencanaan audit agar
profesional dan independen dalam bidangnya. Seorang auditor harus memiliki
pengetahuan dan keahlian khusus, sehingga dapat menjadi orang yang ahli dalam
bidang auditing dan akuntansi.
Beberapa kasus yang pernah terjadi terhadap kepercayaan akan auditor dan
KAP menjadi sorotan publik di dalam maupun di luar negeri. Diantaranya
kasus-kasus berikut ini, dimuat oleh media online hukum 2 Mei 2001 mengenai
pengakuan BPKP ada 10 KAP yang melanggar SPAP. Dari BPKP mengakui
bahwa hasil laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengenai KAP yang
melanggar ketentuan memang 70% sama dengan temuan BPKP. Persamaan itu,
baik dari segi kebenaran maupun kelengkapan, setelah mengevaluasi 10 KAP
yang melakukan audit terhadap 35 Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU). ICW
mengaku ada 10 KAP terindikasi kolusi, akan tetapi hasil penyelidikan mereka
dianggap bersumber pada laporan BPKP yang telah masuk keranjang sampah
alias tidak ditindaklanjuti. Pernyataan tersebut pihak BPKP membantah jika
dikatakan KAP-KAP terindikasi kolusi ketika melakukan audit terhadap BBKU.
Dalam audit terhadap bank-bank tersebut, memang sebagian besar KAP
memberikan penilaian wajar tanpa pengecualian kepada bank-bank yang sebulan
kemudian ternyata collapse, sehingga terpaksa untuk dibekukan (www.hukumonline.com, 2001).
Adapun kasus lain terjadi pada Kantor Akuntan KPMG Indonesia yang
digugat di AS. KPMG Siddharta Siddharta & Harsono (KPMG-SSH) dan Soni
Harsono merupakan KAP ternama di Jakarta yang menjadi tergugat di pengadilan
AS. Walaupun kasus tersebut telah dianggap selesai namun KPMG-SSH harus
3
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
US$ 75 ribu. Penyogokan ini sebagai siasat diterbitkan faktur palsu untuk biaya
jasa professional KPMG yang harus dibayar kliennya pada PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc yang tercatat di bursa New York.
Penyogokan ini dilakukan untuk mengurangi pajak Easmen Christensen dimana
semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, penasehat anti suap
Baker mesiasati dengan melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat
eksekutifnya untuk menghindari resiko lebih besar. Badan pengawas pasar modal
AS yaitu Securities & Exchange Commission menjeratnya dengan Foreign
Corrupt Practices Act merupakan undang-undang anti korupsi untuk perusahaan
Amerika di luar negeri. (www.hukumonline.com, 2001).
Salah satu contoh kasus lain di luar negeri adalah Deloitte & Touche yang
dituntut oleh wali pengawas perusahaan penyalur kredit dengan nilai tak kurang
dari tujuh setengah milyar dollar persisnya (7.6 Milyar dollar AS). Kegagalan
kantor akuntan publik tersebut disinyalir adanya penyelewengan dana yang
akhirnya menyeret perusahaan klien menuju kebangkrutan. Tuntutan hukum ini
diajukan oleh wali pengawas kebangkrutan Taylor, Bean & Whitaker Mortage
Corp. (TBW) dan anak perusahaan di Oscala. (www.reuters.com, 2011)
Beragam kondisi kasus pembekuan izin terhadap akuntan publik dan
kantor akuntan publik juga terjadi di Indonesia, kasus ini kerap dilakukan oleh
Departemen Keuangan. Hal ini didasarkan pada keputusan menteri keuangan
republik Indonesia nomor 445/KM.1/2015 tanggal 29 Mei 2015 tentang sanksi
pembekuan izin akuntan publik Ben Ardi, CPA penetapan sanksi pembekuan izin
itu berdasarkan peraturan menteri keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa
akuntan publik. AP Ben Ardi, CPA, telah dikenakan sanksi pembekuan selama 6
bulan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksaan dari
PPPK terhadap akuntan Publik Ben Ardi, CPA dari KAP Jamaludin, Ardi,
Sukinto dan Rekan. Dapat disimpulkan bahwa Akuntan Publik Ben Ardi, CPA
belum sepenuhnya mematuhi standar audit (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit
umum atas laporan keuangan PT. Bumi Citra Permai, Tbk Tahun Buku 2013.
(www.pppk.kemenkeu.go.id, 2015)
Fenomena yang terjadi di Bandung yakni surat keputusan Menteri
4
Siti Nurrohmah, 2015
Drs. Sugiono Poulus, MBA telah dibekukan untuk jangka 6 bulan terhitung sejak
tanggal 16 Oktober 2008 dan berakhir pada tanggal 15 April 2009 akibat
melakukan pelanggran terhadap SPAP. KAP Sugiono Poulus dapat kembali aktif
pada Juni 2009 dengan ketentuan harus mematuhi Standar Auditing (SA) serta
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Selain itu, Akuntan
Publik Drs. E. Ristandi Suhardjadinata, MM pernah melakukan pelanggaran
terhadap Standar Auditing (SA) serta Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT. Dana Pensiun Pos Indonesia
(Dapenpos) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007. Berdasarkan keputusan
Menteri Keuangan Nomor: KEP-443/KM.6/20, Akuntan Publik Drs. E. Ristandi
Suhardjadinata, MM, dibekukan untuk jangka waktu 6 bulan. Adanya pelanggaran
tersebut maka audit yang dihasilkan tidak berkualitas, tentunya ini sangat
berpengaruh terhadap perencanaan audit. Perencanaan audit yang telah dibuat
harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan agar tidak terjadi kesalahan auditor
dalam dalam mengaudit data.
Berdasarkan beberapa kasus di atas dapat dilihat bahwa KAP belum
sepenuhnya melaksanakan setiap pekerjaan audit sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Wakil Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Hasan Bisri
mengungkapkan, sampai hari ini masih ada KAP yang bandel. Mereka tidak
melaporkan temuan pelanggaran dalam laporan keuangan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) “Kami menemukan masih ada rekaya” (tempo.co.id, 2013). Banyaknya kasus yang terjadi pada auditor dari akuntan publik mendorong
suatu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) harus memperhatikan dan mempersiapkan
antisipasi terhadap hal-hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Terutama dalam
melakukan perencanaan audit hal ini tentunya sangat penting untuk tahap awal
dalam melakukan audit. Perencanaan audit yang dikerjakan secara efektif
tentunya akan menghasilkan laporan audit yang lebih baik dan memadai, karena
tahapan perencanaan audit menentukan dasar utama untuk menerima klien sampai
dengan proses audit. Dalam perencaan audit juga harus memahami risiko-risiko
bisnis klien serta hal-hal penting yang menyangkut dalam tahapan perencanaan
5
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan audit
menurut Alvin A. Arens (2012, hlm. 269) adalah risiko audit, auditor menangani
risiko dalam perencanaan audit umumnya dengan menggunakan model risiko
audit. Model ini berasal dari literature professional dalam PSA 26 (SA 350)
tentang pengujian sampel audit dan dalam PSA 25 (SA 312) tentang materialitas
dan risiko. Perlunya pemahaman yang mendalam atas model tersebut agar mampu
melakukan perencanaan audit yang efektif.
Beberapa upaya yang dilakukukan salah satunya adalah dengan
melaksanakan sistem pengendalian mutu KAP yang dituangkan dalam Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu KAP (PSPM), pernyataan ini menetapkan bahwa
setiap KAP wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan menjelaskan
unsur-unsur pengendalian mutu serta hal-hal yang terkait dengan implementasi secara
efektif dalam sistem tersebut agar tidak terjadi kembali kesalahan maupun kasus
korupsi yang pada auditor maupun KAP sendiri. Hal ini menjadi fokus Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dalam menjalankan sistem pengendalian mutu KAP dan
tetap mengawasi izin akuntan publik dalam standar kerjanya.
Setiap KAP pada dasarnya mempunyai Sistem Pengendalian Mutu
sendiri-sendiri. Standar Pengendalian Mutu tersebut dilandaskan pada (PSPM 01-03),
dimana menyatakan bahwa KAP-KAP akan di review oleh BPKP sebagai badan
pengawas kegiatan operasi dalam menjalankan jasa akuntan publik agar tidak
terjadinya kesalahan dan penyelewengan kekuangan.
Pada dasarnya pihak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai lembaga
yang mewadahi para akuntan Indonesia dan semestinya harus tanggap terhadap
adanya aturan baru yang berlaku secara internasional maupun kebijakan terbaru
lokal untuk melakukan auditor, sehingga dengan adanya keseragaman KAP lokal
tidak akan kalah bersaing dengan KAP non-lokal serta kepercayaan kepada
auditor-auditor manjadi lebih baik sebagai wadah suatu lembaga yang
menjalankan pekerjaannya dalam membantu masalah keuangan perusahaan.
Sistem Pengendalian Mutu KAP akan berjalan dengan baik dan benar, jika
adanya pengawasan yang baik dari pihak pemerintah. Hal ini diperankan oleh
BPKP berdasarkan Keppres No. 31 Tahun 1983 Pasal 3 huruf P yang menyatakan
6
Siti Nurrohmah, 2015
akuntan publik. Pengawasan juga dilakukan secara internal oleh pihak IAI agar
tidak luput dari perhatian pemerintah dan memberikan sanksi apabila terjadi
pelanggaran oleh anggotanya sebagai suatu lembaga akuntan yang dibawahinya,
sanksi dilakukan dapat dengan peringatan maupun berat seperti pembekuan izin
dalam beberapa jangka waktu yang ditetapkan (Firmansyah, 2005).
Berdasarkan perjalanannya sifat evaluasi yang dilakukan oleh BPKP
merupakan penilaian atas ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang pelaksanaan penugasan bagi KAP yang terdaftar izinnya.
Penilaian ini didasarkan atas ruang lingkup evaluasinya terdiri dari ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan, kepatuhan terhadap standar auditing,
kepatuhan terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia dan keandalan Sistem
Pengendalian Mutu (SPM) yang diterapkan oleh KAP serta penerapannya pada
pelaksanaan penugasan audit dilapangan. Hal ini dilakukan agar setiap KAP yang
terdaftar izin terpantau dan dapat selalu diawasi dalam semua kegiatannya sesuai
dengan keseragaman standar ketetapan serta kebijakan pemerintah.
Pada tahun 2002 IAI-KAP menjadi Komandan Peer Review (Media
Akuntansi, Edisi 22/Nov-Des/2001) artinya Peer Review yang selama ini
dilakukan oleh BPKP, akan dilakukan oleh Tim Independensi dari IAI-KAP
sendiri. Tim tersebut terdiri dari pihak independensi IAI-KAP dan pihak dari
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Dengan peer review tersebut, para kantor akuntan publik akan menerapkan Sistem
Pengendalian Mutu dan mematuhi peraturan-peraturan dengan baik dan benar.
Diharapkan untuk kedepannya tidak terjadi kembali penyelewengan dan
kesalahan oleh auditor pada setiap KAP dalam melakukan kegiatannya.
Pengalaman kasus yang pernah terjadi serta dengan melihat kebijakan
pemerintah terbaru dan didasari oleh adanya Sistem Pengendalian Mutu tersebut,
hal ini tentunya akan berpengaruh langsung terhadap kualitas pelaksanaan
penugasan audit dan proses penugasan dilapangan diantaranya terhadap
perencanaan audit. Perencanaan keuangan audit merupakan tahap yang sangat
penting dalam penugasan audit. Kualitas perencanaan audit yang baik, maka
7
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berikutnya. Seorang auditor haruslah menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
peraturan yang telah ada dan suatu kebijakan.
Perencanaan audit harus dilakukan oleh sebuah KAP dalam setiap
penugasannya karena dengan merencanakan penugasannya dengan baik maka
akan mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi dalam situasinya pada saat
itu, menghemat biaya audit dan menghindari salah pengertian dengan klien.
Penekanan biaya yang wajar KAP akan bersaing sehingga para kliennya tidak
akan lari darinya dengan seperti itu kantor akuntan tersebut benar-benar kompeten
dibidangnya.
Penerapan sistem pengendalian mutu yang baik tentunya akan
berpengaruh terhadap perencanaan audit. Karena di dalam system pengendalian
mutu terdapat hal penting untuk melakukan awal perencanaan audit, yaitu
menerima klien baru atau melanjutkan kembali dengan klien lama. Dengan
demikian system pengendalian mutu yang diterapkan di KAP akan mempengaruhi
terhadap proses perencanaan audit yang dilakukan secara efektif.
Dalam menguatkan latar belakang masalah, pada penelitian ini disajikan
beberapa fakta megenai penelitian terdahulu sebagai berikut.
a. Penelitian Rani (2013) memberikan hasil bahwa sistem pengendalian mutu
berpengaruh terhadap efektivitas perencanaan audit.
b. Penelitian Kiky Sarra Apsari (2011) hasil penelitian menunjukkan bahwa
hanya sistem pengendalian mutu KAP yang memiliki hubungan terhadap
perencanaan audit.
c. Penelitian Anggraeni dan Badera (2013) memberikan hasil bahwa unsur-unsur
sistem pengendalian mutu, yaitu independensi, penugasan personel, supervise,
dan inspeksi berpengaruh positif pada kinerja auditor di KAP provinsi Bali.
d. Penelitian Christine, Martusa R, dan Verani (2011) menyatakan bahwa secara
keseluruhan, persepsi auditor atas sistem pengendalian mutu kantor akuntan
publik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.
e. Penelitian Andreas Lili (2010) bahwa dengan penerapan pelaksanaan sistem
pengendalian mutu pada kantor akuntan publik akan berpengaruh terhadap
kualitas pelaksanaan penugasan audit dan proses penugasan, terutama
8
Siti Nurrohmah, 2015
penting karena kualitas perencanaan audit sangat menentukan kualitas
tahap-tahap penugasan audit.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada tahun 2013
Indonesia telah menganut audit berbasis ISA (Internasional Standars on Auditing)
atau Indonesia telah menganut audit berbasis SA (Standar Audit). Oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti kembali mengenai pengaruh sistem pengendalian
mutu KAP terhadap efektivitas perencanaan audit setelah akuntan publik
menerapkan ISA atau SA. Selain itu perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu
peneliti menggunakan teori perencanaan audit dari Merries.
Dari latar belakang dan fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai penerapan sistem
pengendalian mutu KAP sebagai variable X karena di dalam system pengendalian
mutu terdapat hal penting untuk melakukan awal perencanaan audit, yaitu
menerima klien baru atau melanjutkan kembali dengan klien lama. Dengan
demikian system pengendalian mutu yang diterapkan di KAP akan mempengaruhi
terhadap proses perencanaan audit yang dilakukan secara efektif. Sedangkan
perencanaan audit sebagai variable Y karena dengan merencanakan penugasannya
dengan baik maka akan mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi dalam
situasinya pada saat itu, menghemat biaya audit dan menghindari salah pengertian
dengan klien, sehingga dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti apakah
penerapan sistem pengendalian mutu KAP memiliki hubungan positif dengan
efektivitas perencanaan audit, oleh karena itu penulis mengambil judul
“Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik terhadap Efektivitas Perencanaan Audit”.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengendalian mutu pada KAP di Bandung dan Cimahi?
2. Bagaimana efektivitas perencanaan audit pada KAP di Bandung dan
Cimahi?
3. Apakah sistem pengendalian mutu berpengaruh positif terhadap efektivitas
9
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sistem pengendalian mutu pada KAP di Bandung dan
Cimahi.
2. Untuk mengetahui efektivitas perencanaan audit pada KAP di Bandung
dan Cimahi.
3. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian mutu terhadap
efektivitas perencanaan audit pada KAP di Bandung dan Cimahi.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan masukan untuk peneliti lebih lanjut terutama dalam
masalah sistem pengendalian mutu KAP serta hubungannya dengan proses
perencanaan audit sampai diterbitkannya laporan audit.
2. Pengembangan Ilmu Akuntansi Khususnya Auditing
Hasil auditing ini hendaknya memberikan pengetahuan dan teori yang
berkaitan tentang pengaruh sistem pengendalian mutu KAP terhadap
efektivitas perencanaan audit.
1.4.2 Kegunaan Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi:
1. Auditor KAP
Bagi auditor publik, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam memberikan informasi
tentang sistem pengendalian mutu KAP dalam proses efektivitas
perencanaan audit.
2. Kantor Akuntan Publik
Penelitan ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh sistem
pengendalian mutu KAP terhadap perencanaan audit, sehingga dapat
digunakan sebagai masukan bagi auditor untuk menentukan rencana
10
Siti Nurrohmah, 2015
3. Pengguna Jasa Kantor Akuntan Publik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
sampai sejauh mana melakukan sistem pengendalian mutu KAP dan
efektivitas perencanaan audit dengan baik, sehingga dapat menjadi
48
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan desain kausal. Metode penelitian ini diambil karena
berkesesuaian dengan tujuan penelitian yakni untuk menguji hubungan sebab
akibat antara variabel sistem pengendalian mutu KAP (variabel independen) dan
variabel efektivitas perencanaan audit (variabel dependen). Menurut Sugiyono
(2011, hlm. 57) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji
hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi)
dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Desain penelitian merupakan framework dari suatu penelitian. Desain
penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan serta kualitas dari sebuah
penelitian ilmiah. Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini
menggunakan data primer yang langsung diperoleh dari responden yang diteliti
dengan menggunakan metode survei/kuisioner. Sebelumnya melakukan pengujian
terhadap kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis
data dan pengujian hipotesis menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman.
Skala data yang digunakan adalah skala ordinal. Selanjutnya untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan koefisien
determinasi.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah kantor akuntan
publik wilayah Bandung dan Cimahi, karena mengingat jumlah Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi lebih banyak dibandingkan dengan daerah
Jawa Barat lainnya, sehingga dianggap dapat memenuhi dan mewakili penelitian
ini. Selain itu juga KAP telah memiliki banyak klien, baik dari perusahaan besar
49
Siti Nurrohmah, 2015
pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit di Kantor Akuntan Publik
di Bandung dan Cimahi.
3.2.2 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm.13), objek penelitian adalah sasaran ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Berdasarkan
pendapat tersebut maka objek penelitian atau variabel pada penelitian ini adalah
sistem pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit. Penelitian ini
dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Bandung. Pemilihan
objek penelitian tersebut didasari pada kenyataan bahwa Sistem Pengendalian
Mutu merupakan salah satu faktor penentu penilaian pekerjaan atas suatu KAP,
apakah telah beroperasi sesuai dengan standar. Sedangkan efektivitas perencanaan
audit adalah awal untuk melaksanakan tugas-tugas dalam perencanaan audit ke
tahap selanjutnya, karena perencanaan yang dilakukan dengan baik akan
menghasilkan audit yang baik.
3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 58) variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel-variabel yang dipelajari pada penelitian ini dibagi
menjadi dua, yakni variable bebas dan variable terikat.
3.3.1 Variabel Bebas (Independen)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel independen adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas atau variabel independen (X) pada
penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Mutu KAP, diukur dengan
menjabarkannya dalam dimensi dan indikator yang merupakan elemen sistem
pengendalian mutu, sistem pengendalian mutu bagi KAP mensyaratkan bahwa
suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta
50
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
memberikan jasanya sehingga KAP tersebut dapat memenuhi tanggung jawab
profesinya, dimensinya dan indikator sebagai berikut.
SA 220. IAPI menyatakan bahwa:
“Standar Pengendalian Mutu merupakan sistem, kebijakan, dan prosedur
pengendalian mutu yang merupakan tanggung jawab KAP untuk memberikan keyakinan memadai bahwa audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan laporan audit yang diterbitkan telah sesuai dengan
kondisinya”
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Bebas
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
51
bidang akuntansi atau audit 16 Pengetahuan industri yang
52
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
pengendalian mutu audit 24
Pemantauan
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat variabel independen. Variabel terikat atau
variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah Efektivitas Perencanaan Audit.
Menurut Husein Umar (2003, hlm. 73) Efektivitas adalah kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat. Manajer yang efektif memilih pekerjaan yang
benar untuk dilaksanakan. Efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar.
Efektivas perencanaan audit merupakan kemampuan auditor dalam melakukan
suatu perancanaan audit untuk memperoleh hasil perencanaan unuk melanjutkan
ke tahap selanjutnya. Efektivitas perencanaan audit diukur dengan
menjabarkannya dalam dimensi dan indikator, perencanaan awal merupakan
langkah penting dalam melakukan pengauditan.
Agar lebih memudahkan untuk meneliti setiap variabel penelitian, maka
53
Siti Nurrohmah, 2015
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Terikat
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variabel internal dari klien (bagi klien yang memiliki auditor internal) dalam melakukan audit.
4
Komite audit bertanggung jawab dalam pelaporan keuangan dan proses pengungkapan laporan tersebut. dimiliki oleh anggota tim auditor untuk sebuah perjanjian audit.
Ordinal
6
Auditor bersifat independen dalam
mengeluarkan pendapat terhadap klien 7
Menilai risiko bisnis klien dan
membangun materialitas
Auditor membatasi risiko audit pada tingkat neraca transaksi
Ordinal
8
Auditor mengevaluasi respon klien terhadap risiko bisnis dan memastikan bahwa respon mereka telah
dilaksanakan secara memadai
9
Merencanakan Audit
Menilai kebutuhan spesialis Ordinal 10
Menilai kemungkinan adanya
tindakan illegal 11
Melakukan identifikasi pada pihak
terkait 12
Melakukan prosedur analisis awal 13
Mempertimbangkan penambahan
54
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 115) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Merujuk pada pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian
ini adalah semua Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung dan Cimahi.
Berdasarkan data yang terdapat pada Direktor KAP IAPI terdaftar
sebanyak 27 KAP yang ada di wilayah Bandung dan 3 KAP yang ada di wilayah
Cimahi periode 2015. Adapun daftar KAP yang berada di Bandung dan Cimahi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi
BANDUNG
19 KAP Jojo Sunarjo & Rekan (Cabang)
5. KAP Drs. Joseph Munthe, MS 20 KAP Peddy HF Dasuki
23 KAP Roebiandini & Rekan
9. KAP Ekamasni, Bustaman & Rekan
(Cabang)
24 KAP Drs. Ronald Haryanto
55
Siti Nurrohmah, 2015
11. KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata &
Rekan
26 KAP Drs. Sanusi & Rekan
12. KAP Heliantono & Rekan (Cabang) 27 KAP Sugiono Poulus, S.E., Ak., MBA
13 KAP Drs. Jajat Marjat 28 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc. & Rekan
CIMAHI
14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &
Rekan
29 KAP Drs. Dadi Muchidin
15 KAP Drs. Atang Djaelani 30 KAP Drs. Dani Sudarsono
Sumber: www.iapi.or.id
3.4.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sample. Untuk menentukan sample yang
digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Dalam menentukan sample yang digunakan peneliti yaitu nonprobability
sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sample (Nazir, 2013, hlm 120). Teknik sample yang digunakan
dengan teknik convenience sampling. Menurut Sekaran (2009, hlm. 230)
“Convenience sampling adalah desain pengambilan sample nonprobabilitas
dimana sample penelitian diperoleh dari anggota populasi yang dapat dengan
mudah diakses oleh peneliti”
Berdasarkan pengertian di atas, maka sample yang penulis ambil adalah 13
KAP di Bandung dan 2 KAP di Cimahi.
Tabel 3.4
Daftar Sampel Penelitian
BANDUNG
No. Nama KAP No. Nama KAP
56
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
9 KAP Roebiandini & Rekan 10 KAP Drs. Ronald Haryanto
11 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,
15 KAP Drs. Atang Djaelani
Penulis mengambil 13 KAP di Bandung dan 2 di Cimahi sebagai sample
karena KAP tersebut mudah diakses oleh peneliti dalam hal perizinan penelitian
maupun dalam perizinan penyebaran kuisioner.
Responden penelitian ini adalah manajer atau supervisor yang mewakili
masing-masing KAP yang berada di Bandung dan Cimahi. Dengan pertimbangan
mereka umumnya mewakili kondisi yang memiliki pengalaman dalam profesinya
yang dikaitkan dengan sistem pengendalian mutu KAP dan efektivitas
perencanaan audit.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan data primer.
Husein Umar (2003, hlm. 60) menyatakan bahwa data primer merupakan data
yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan,
seperti hasil wawancara, pengisian kuisioner, atau bukti transaksi seperti tanda
bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah
57
Siti Nurrohmah, 2015
Adapun cara – cara untuk mendapat memperoleh data dan informasi dalam
skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai
keterangan melalui Penelitian Lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan merupakan cara untuk memperoleh data primer yang
secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam
penelitian. Metode penelitian lapangan ini dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Penyebaran angket / kuisioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
2. Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan
menganalisa dokumen yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu
KAP dan perencanaan audit.
3. Studi Kepustakaan
Mempelajari literatur-literatur serta laporan-laporan yang menyajikan
informasi mengenai topik permasalahan yang diteliti.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam
penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 146) menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Maka instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
sejumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden. Kuisioner yang dihasilkan
akan diolah dengan menghitung skor dari setiap pertanyaan sehingga dapat
diambil kesimpulan mengenai objek yang diteliti.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh antar variabel maka perlu dilakukan Uji
validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian. Pengujian validitas dan
reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product
58
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2009, hlm. 49) uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau tidaknya suatu kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaannya pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut.
Pada penelitian ini uji validitas menggunakan korelasi Rank Spearman,
dengan rumus sebagai berikut:
= − ∑ ��2
� �2− (Sudjana, 2004, hlm. 252)
Ket: = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data
n = jumlah sampel atau data
Skor setiap item pertanyaan yang diuji tingkat validitasnya, dikorelasikan
dengan skor total seluruh item. Jika korelasi antara skor item dengan skor total
adalah 0,3 keatas, maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jika
kurang dari 0,3 maka faktor itu dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2010, hlm.
126).
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2009, hlm. 19) uji reliabilitas menunjukkan konsistensi
dari data pertanyaan seseorang adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dilakukan setelah alat ukur dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan teknik dari Cronbach Alpha. Cronbach Alpha
merupakan salah satu koefisien relibilitas yang paling sering digunakan. Berikut
rumus yang digunakan:
= (� − )� − ∑ �� �
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 239)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
59
Siti Nurrohmah, 2015
∑ �� = jumlah varians butir
� = varians total
Setelah nilai koefisien realibitas diperoleh, maka ditetapkan suatu nilai
koefisien paling kecil yang dianggap reliabel. Keandalan dikatakan baik jika
mempunyai nilai > dari 0,60 (Santosa, 2005, hlm. 251).
3.8 Analisis Data atas Tanggapan Responden
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dengan
memberikan penilaian kepada jawaban kuesioner yang telah di isi responden.
Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala Likert.
Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “Skala Likert dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.” Semua jawaban dari pertanyaan diukur dengan skala likert
dengan nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5.
Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Dengan menggunakan model skala pengukuran likert, maka
data yang dihasilkan merupakan data dengan skala pengukuran berjenis ordinal.
Menurut Riduan dan Akdon (2007) skala ordinal adalah skala yang didasarkan
pada ranking diurutkan dari jenjang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya.
Jawaban setiap instrumen akan dimulai dengan memberikan skor sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Pemberian Skor Jawaban
Pernyataan Skor
Selalu 5
Sering 4
Kadang – Kadang 3
Hampir Tidak Pernah 2
Tidak Pernah 1
60
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Menurut Sugiyono (2012:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan
jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, :skor maksimum setiap
kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai
100%,
Kemudian jika digunakan persamaan: Jarak antar skor= %− % =16%
Maka, jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%, sehingga dapat
diperoleh kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Skor
Hasil Kategori
20% - 35,99% Tidak Efektif
36% - 51,99% Kurang Efektif
52% - 67,99% Cukup Efektif
68% - 83,99% Efektif
84% - 100% Sangat Efektif
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang
diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor maksimal jawaban
kemudian dikalikan 100%.
�� � �� = � � � � ��� � %
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara skala pertanyaan dengan
jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi
diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah
responden secara keseluruhan.
3.9 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan apakah terdapat
hubungan yang positif diantara kedua variable di atas. Dengan demikina dapat
61
Siti Nurrohmah, 2015
Ho : Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap
Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung
dan Cimahi
Ha : Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap Efektivitas
Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi
3.9.1 Analisis Koefisien Korelasi
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi. Menurut Suharyadi
(2009, hlm. 158), analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dengan
kata lain, koefisien korelasi ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
hubungan yang terjadi diantara variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis yang diajukan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank
Spearman karena data berskala ordinal. Menurut Sarwono dan Suhayati, (2010,
hlm. 80) Korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung. Adapun rumus dari korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
= − 6 ∑ �−�
Ket: = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data
n = jumlah sampel atau data
Untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya pengaruh tersebut,
maka digunakan pedoman seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dalam bukunya
“Metode Penelitian Bisnis” (2012, hlm. 184) yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
62
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka akan didapatkan
hipotesis sebagai berikut:
Ho : < 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap
Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung dan Cimahi
Ha : ≥ 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap
Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung dan Cimahi
Hipotesis ini ditolak atau diterima dilihat dari nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Jika
nilai koefisien yang didapat lebih kecil daripada 0 maka Ho diterima. Tetapi jika
nilai koefisien yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0 maka Ho ditolak.
3.9.2 Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 216), koefisien determinasi adalah
koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat
dijelaskan melalui variabel yang terjadi pada variabel independen. Analisis ini
digunakan untuk menilai seberapa besar variabel X dapat memberikan pengaruh
terhadap Variabel Y dengan rumus sebagai berikut:
� = � %
(Sugiyono, 2012, hlm. 217)
Ket:
Kd = Koefisien Determinasi
98 Siti Nurrohmah, 2015
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 15 auditor yang
bekerja di KAP Bandung dan Cimahi dan hasil pembahasan mengenai sistem
pengendalian mutu KAP terhadap efektivitas perencanaan audit pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik di Bandung dan
Cimahi termasuk dalam kategori sangat baik yaitu, sebesar 91,63%.
Hal ini menunjukkan bahwa KAP telah menerapkan Sistem
Pengendalian Mutu KAP dengan sangat baik dan efektif. Tingkat
interpretasi terendah adalah sebesar 87,33% terdapat pada dimensi
Pemantauan, yaitu pada indicator melakukan inspeksi periodik
terhadap sejumlah perikatan yang telah selesai dirancang yaitu sebesar
84% dengan kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
system pengendalian mutu KAP rata-rata sudah berjalan secara sangat
efektif dan sangat baik pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan
Cimahi.
2. Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung dan Cimahi termasuk dalam kategori sangat baik/efektif,
yaitu sebesar 85,56%. Hal ini menunjukkan bahwa auditor telah
menjalankan setiap penugasan dengan sangat baik dan efektif,
sebelum melaksanakan pemeriksaan Kantor Akuntan Publik tersebut
terlebih dahulu merencanakan pemeriksaan yang akan dilakukan
dengan baik.
3. Sistem pengendalian mutu KAP berpengaruh positif terhadap
efektivitas perencanaan audit sebesar 20,79% . Hal ini membuktikan
bahwa jika sistem pengendalian mutu diterapkan dengan baik maka
perencanaan audit akan lebih efektif. Walaupun memiliki hubungan
hal-99
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hal lain di samping sistem pengendalian mutu KAP yang dapat
meningkatkan efektivitas perencanaan audit.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan simpulan yang
diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan
dengan pengaruh sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap
efektivitas perencanaan audit beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:
1. Bagi Kantor Akuntan Publik
- Efektivitas perencanaan audit perlu ditingkatkan pada dimensi
penerimaan klien baru dan berkelanjutan klien yang sudah ada
masih berkategori baik dengan tingakt interpretasi skor yang
sangat rendah. Kantor Akuntan Publik harus mampu
meningkatkan perencanaan audit dalam penerimaan klien baru
dan melanjutkan klien yang sudah ada, agar perencanaan audit
berjalan efektif sesuai dengan sistem pengendalian mutu yang
diterapkan oleh KAP.
- Auditor harus melaksanakan pekerjaan dengan mematuhi standar
profesi serta ketentuan hukum yang berlaku dan harus mematuhi
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP agar
tanggungjawab kepemimpian atas sistem pengendalian mutu di
dalam KAP menjadi lebih baik.
- Auditor seharusnya mengetahui dan memahami integritas pemilik
utama, manajeman inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas
kelola entitas klien agar pada saat penerimaan dan berkelanjutan
hubungan dengan klien menjadi lebih baik.
- Auditor seharusnya mengevaluasi secara berkala untuk
mempertahankan klien mereka saat ini agar klien tetap
menggunakan KAP tersebut.
100
Siti Nurrohmah, 2015
- Peneliti menyarankan agar menambah sampel penelitian, karena
dalam penelitian ini peneliti menggunakan 15 KAP, sehingga
tidak dapat digeneralisir sebagai gambaran keseluruhan yang
terjadi di KAP Bandung dan Cimahi.
- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini dengan menggunakan variabel variabel lain yang
diyakini berpengaruh terhadap efektivitas perencanaan audit yang
Siti Nurrohmah, 2015
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
____________. (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
A.M Iqbal. (2008). Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik
Non-Afilasi di Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor
2, September 2008, hlm. 186-195
Anggraeni dan Badera (2013). “ Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu
Pada Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 5, (2), hlm. 307-325
Arens, Alvin A. (2012). Jasa Audit dan Assurance. Jakarta: Salemba Empat
Arens et. al. (2012). Auditing and Assurance Services An Integrated approach
New Jersey: Pearson Education, Inc
Christine Martusa. R, dan Verani , (2011). “Pengaruh Persepsi Auditor Junior dan
Auditor Senior atas Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik
(KAP) terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal Akuntansi. 3 (1), hlm. 15-33
Firmansyah, D (2005). Pengaruh Sikap Profesionalisme Akuntan Publik
Terhadap Kualitas Laporan Pemeriksaan. Skripsi Sarjana Ekonomi pada
FE Widyatama: tidak diterbitkan
Gade, Muhammad. (2005). Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira
Ghozali (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Jakarta:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.