• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap individu dalam KJA wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi dan KJA dan bertindak sesuai dengan Kode Etik Akuntan Profesional, serta mematuhi kebijakan dan prosedur yang diatur oleh KJA.

Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh individu dalam KJA harus mendapatkan konsekwensi berupa:

a. Peringatan ringan, berupa teguran lisan, memberikan arahan dan peringatan untuk tidak mengulangi.

b. Peringatan berat dengan menerbitkan “Surat Peringatan” yang dapat berujung pada pemantauan hubungan kerja dan atau diarahkan pada pengunduran diri atau PHK.

c. Pemutusan hubungan kerja seketika.

d. Ketika pelanggaran etika oleh tim KJA terkait dengan unsur pidana dan kriminal, KJA akan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

14

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

16

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

KJA hanya akan melaksanakan atau melanjutkan hubungan dan perikatan hanya ketika KJA mempunyai kompetensi & kapabilitas untuk melaksanakan perikatan ter-masuk waktu dan sumber daya untuk melaksanakannya, mampu mematuhi ketentuan yang tercantum dalam Kode Etik Akuntan Profesional, serta telah meyakini integritas dari klien.

KJA harus memenuhi kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan hubungan klien dengan cara memperoleh informasi yang diperlukan sebelum menerima perikatan dari klien baru, memutuskan keberlanjutan perikatan yang ada, dan memper-timbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang ada.

Berikut adalah contoh untuk syarat penerimaan klien:

1. Calon klien haruslah klien yang dipandang oleh KJA memiliki kompetensi dan pe-ma-haman yang mencukupi untuk melakukan pekerjaan perikatan jasa dengan KJA. Termasuk kemampuan klien menyediakan sumber daya manusia, data, dan waktu untuk dialokasikan selama masa perikatan perikatan berlangsung.

2. Klien dapat memahami etika yang dianut oleh KJA.

3. Pentingnya integritas karena akan berdampak langsung terhadap perikatan. Maka klien haruslah entitas atau seseorang yang memiliki intergritas dan pemahaman yang baik terkait dengan perikatan jasa. Dihindari berkerja sama dengan klien yang-minim integritas. Beberapa ciri dari integritas yang dimaksud adalah:

a. Identitas dan reputasi klien secara prinsip melekat pada pemilik perusahaan, personel manajemen kunci, dan mereka harus terlibat secara transparan den-gan pihak pemerintah, seperti halnya pelaporan pajak.

b. Secara karakter bisnis (nature of business) bisnis proses klien adalah bisnis prak-tis yang dapat dipahami oleh KJA.

c. Terkait dengan reputasi klien baik pemilik maupun personel manajemen kunci di perusahaan, maka juga harus dapat diidentifikasi hubungannya dengan trans-paransi dan konsistensi terhadap tujuan perikatan dan klien menjaga fungsi in-ternal kontrol pada lingkungan klien.

d. Agresif tidaknya klien terkait dengan mempertahankan fee perikatan serendah mungkin.

e. Identifikasi ketidaksesuaian keterbatasan ruang lingkup pada perikatan: Identifi-kasi bahwa ada kemungkinan klien terlibat money laundring dan atau tindakan kriminal lain.

18

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA – Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh terkait dengan integritas klien yang akan melakukan perikatan dengan KJA dapat dianalisis lebih dalam untuk memutuskan baik atau tidak berkerja sama melakukan perikatan dengan klien tersebut.

4. Seluruh sumber informasi mengenai integritas klien tersebut harus diperoleh dari sumber informasi yang absah. KJA dapat juga melakukan penelaahan berikut untuk mendapatkan informasi mendalam:

a. Menjalin komunikasi dengan penyedia jasa sebelumnya untuk mencari tahu persoalan etika yang relevan, serta menjalin komunikasi dengan pihak ketiga lainnya.

b. Menyusun daftar personel klien dan/atau pihak ketiga lain yang ada hubungan-nya dengan perusahaan klien seperti bankir, bagian legal, konsultan dan/atau hubungannya dengan dunia industri.

c. Info riwayat klien.

A. Syarat untuk Melanjutkan Hubungan dengan Klien

1. KJA wajib mengumpulkan informasi terkait klien untuk menentukan apakah akan melanjutkan hubungan perikatan dengan klien dengan mempertimbang kan ada tidaknya permasalahan terdahulu yang muncul pada perikatan sebelumnya, dan apakah masih akan berdampak terhadap perikatan yang akan dilanjutkan. Sebagai contoh, klien berniat akan melakukan perluasan usaha ke jenis indus-tri yang klien tidak punya kemampuan di bidang indusindus-tri tersebut. Hal ini akan menyulitkan KJA untuk memberikan atau menyelesaikan perikatan manajemen ataupun akuntansi dengan klien. Maka dalam situasi ini, KJA wajib memutuskan dengan menghitung skala prioritas apakah dengan melanjutkan perikatan akan membawa dampak positif bagi KJA.

2. Jika terdapat potensi konflik kepentingan dan dapat diidentifikasi pada klien saat ini atau klien baru, maka KJA harus menentukan layak tidaknya hubungan ini untuk diteruskan. Pimpinan KJA wajib menentukan keputusan ini.

3. Jika pokok persoalan sudah dapat diidentifikasi dan KJA memutuskan untuk menerima atau melanjutkan perikatan atau spesifik perikatan, maka KJA wajib mendokumentasi cara memberikan solusi atas pokok persoalan tersebut.

B. Dasar untuk Menolak Hubungan Perikatan dengan Klien

1. Tanggung jawab profesional dan kewajiban sesuai peraturan perundang-undangan jika klien terindikasi tidak memenuhi kriteria kelayakan.

2. Kemungkinan menarik diri dari perikatan dan hubungan dengan klien atas situasi di nomor 1.

3. Klien teridentifikasi memiliki tujuan kriminal dan/atau perdata terhadap pelaksanaan perikatan dan/atau terhadap pihak ketiga lain.

20

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

22

Panduan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Jasa Akuntansi (KJA)

Manajemen KJA membangun dan merancang kebijakan dan prosedur terstruktur un-tuk memastikan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan terus menerus ditingkatkan dan dikembangkan agar mendapatkan pengetahuan berkelanju-tan baik secara akademik formal maupun informal.

SDM yang mendukung tim KJA wajib memenuhi kualifikasi dan syarat sebagai berikut: a. Patuh dan tunduk pada Kode Etik Akuntan Profesional.

b. Memiliki persyaratan hukum berkerja di wilayah negara Indonesia (bagi WNA). c. Memiliki persyaratan formal yang relevan

d. Memiliki kompetensi yang memadai dan kemampuan di bidang akuntansi dan mana-jemen serta mampu berkomunikasi dengan baik.

Dokumen terkait