• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya (Sutrisno, 2000:49).

Menurut Syahyunan (2004:37), ada tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu: a. Konsep Kuantitatif.

Modal kerja menurut konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, sekali berputar akan kembali ke dalam bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

(2)

menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).

b. Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya digunakan selama periode tersebut namun tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sebagian dana tersebut digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode berikutnya. Dalam konsep ini dikenal modal kerja potensial, yaitu modal kerja yang menghasilkan pendapatan di luar kegiatan utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2. Jenis Modal Kerja

Riyanto (2001:61) mengutip pendapat Taylor membagi modal kerja menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau

(3)

dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan ke dalam:

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelancaran usahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal (dinamis).

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dapat dibedakan menjadi:

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi musim.

b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

2.1.3. Rasio Modal Kerja

Dalam mengadakan interpretasi dan menganalisa modal kerja pada suatu perusahaan, maka seorang penganalisa memerlukan adanya suatu ukuran tertentu. Dan

(4)

ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah ratio. Pengertian dari ratio sendiri adalah alat yang dinyatan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial (Riyanto, 2001:263).

Menurut Syahyunan (http://www.scribd.com/doc/12781420), pada dasarnya angka-angka ratio dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dan golongan kedua adalah ratio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisa dan mengevaluasi perusahaan. Dan berdasarkan sumber datanya, ratio-ratio ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1.Ratio-ratio neraca (balance sheet ratios), yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca.

2.Ratio-ratio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi.

3.Rati-ratio antar laporan (intern statement ratios), yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi.

Rasio yang terdapat di dalam modal kerja biasanya diukur dengan menggunakan working capital turnover (perputaran modal kerja), receivables turnover (perputaran piutang), inventory turnover (perputaran persediaan), dan current ratio (rasio lancar). Semakin tinggi working capital turnover, receivables turnover, dan inventory turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin (2004:48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam

(5)

melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.

2.1.4. Leverage

Leverage berkaitan dengan penggunaan biaya tetap dalam usaha meningkatkan profitabilitas, yakni melibatkan pembiayaan aktiva berupa kekayaan perusahaan dengan memanfaatkan dana yang diperoleh perusahaan dari kreditor atau pemegang saham preferen dengan tingkat bunga tertentu. Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik/pemegang saham perusahaan, (Syahyunan,2004:110). Leverage meningkatkan ekspektasi pengembalian bagi pemegang saham, tetapi juga meningkatkan risiko, (Brealey, dkk, 2008:11). Rasio leverage biasanya diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas) dan debt to total asset ratio (rasio utang terhadap total aktiva).

1. Debt to Equity Ratio

Rasio ini adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut (Van Horne, 2005:209):

Debt to Equity Ratio =

Equity Debt Total

(6)

2. Debt to Total Asset Ratio

Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang (Van Horne, 2005:209). Debt to total asset ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah utang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding dengan aktiva yang dimiliki dan pendapatan yang diharapkan semakin tinggi.

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Total Asset Ratio =

ts Total Asse

Total Debt

2.1.5. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36). Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Rentabilitas perusahaan dapat dinilai dengan beberapa cara, tergantung laba dan aktiva mana yang akan dibandingkan, baik laba yang berasal dari operasi perusahaan

(7)

atau laba bersih sesudah pajak yang dibandingkan dengan seluruh aktiva yang digunakan ataupun laba bersih sesudah pajak yang dibandingkan dengan modal sendiri.

Beberapa cara perhitungan rasio rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut (Harahap, 2008: 304) :

a. Margin Laba (Profit Margin). Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

b. Aset Turn Over. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.

c. Return on Equity. Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

d. Return on Total Asset (Return on Investment). Rasio ini menunjukkan berapa laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

e. Basic Earning Power. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.

f. Earning Per Share. Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas adalah Return on Investment. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rumus untuk menilai rasio ini adalah sebagai berikut (Harahap, 2008, 341):

Return on Investment = x100% Assets

Total

AfterTax Earning

(8)

Ada dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi/earning power, yaitu (Riyanto, 2001:37):

a. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa profit margin ialah selisih antara net sales dengan operating expenses (harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum). Selisih ini dinyatakan dalam persentase dari net sales.

b. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets.

Profit margin bertujuan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, sedangkan operating assets turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Firnady (2007) yang berjudul “Analisa Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PT. Pola Indah Gas Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio working capital turnover, total assets turnover, current ratio, dan receivables turnover mempunyai hubungan dengan profitabilitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa working capital turnover, total assets

(9)

turnover, current ratio memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan profitabilitas sedangkan receivables turnover memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan profitabilitas perusahaan.

Siregar (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover, dan receivable turnover) dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan periode 2003-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio dan receivable turnover mempunyai hubungan yang positif namun tidak signifikan dengan Return on Investment (ROI), working capital turnover memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan ROI.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2006) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja terhadap Kemampulabaan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel receivables turnover, working capital turnover, total assets turnover mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan sedangkan variabel current ratio tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sinuhaji (2009) berjudul “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dan Hutang dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. PUSRI Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel working capital turnover, inventory turnover memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap rentabilitas

(10)

ekonomi, variabel current ratio memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, variabel receivables turnover, debt to equity ratio dan Debt to Asset Ratio memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada PT PUSRI Medan.

Tonny (2004) melakukan penelitian dengan judul penelitian “AnalisisPengaruh Modal Pinjaman terhadap Rentabilitas Ekonomi pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan modal pinjaman dengan rentabilitas ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal pinjaman mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan rentabilitas ekonomi.

2.3. Kerangka Konseptual

Manajemen modal kerja merupakan pengelolaan kas & surat berharga yang diperjualbelikan, piutang, persediaan, serta pendanaan (terutama kewajiban jangka pendek) yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar (Van Horne, 2005:308). Untuk mengukur kinerja dalam manajemen modal kerja, kita dapat menggunakan beberapa rasio yang berkaitan modal kerja. Dimana bila tingkat modal kerja berlebihan maka dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasikan pengembalian atas investasi yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah modal kerja yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar.

(11)

Modal kerja merupakan unsur yang berperanan penting dalam menghasilkan pendapatan pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco. Tingginya investasi perusahaan dalam aktiva lancar menunjukkan hal tersebut. Dengan demikian penerapan modal kerja yang tepat merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan oleh PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

Rasio yang berkaitan dengan modal kerja biasanya diukur dengan menggunakan working capital turnover (perputaran modal kerja), receivables turnover (perputaran piutang), inventory turnover (perputaran persediaan), dan current ratio (rasio lancar). Semakin tinggi working capital turnover, receivables turnover, dan inventory turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan Syamsuddin (2004:48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.

Current ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Van Horne (2005:313) profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas, yang berarti bahwa bila terjadi peningkatan pada kemampuan membayar hutang jangka pendek, maka kemampuan memperoleh laba akan menurun.

Perusahaan membutuhkan sumber dana untuk menjalankan operasinya. Sumber-sumber modal dapat menggunakan modal sendiri dan utang (pinjaman dari pihak lain). Pembiayaan dari modal sendiri memiliki keterbatasan pada jumlahnya sedangkan kebutuhan yang sangat besar untuk pembiayaan modal umumnya ditambah

(12)

dari utang. Utang merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan (Martono dan Harjito, 2001:300). Penggunaan utang tersebut harus dikelola dengan baik sebab penggunaan leverage juga mempunyai risiko yang cukup besar yaitu di masa yang akan datang mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban finansial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Leverage dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas) dan debt to total asset ratio (rasio utang terhadap total aktiva).

Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan labanya agar perusahaan tersebut dapat survive. Untuk itu perusahaan akan berusaha memaksimalkan pendapatan sebesar mungkin. Namun, peningkatan laba bukanlah tolak ukur keberhasilan perusahaan. Rentabilitas lebih penting daripada laba karena rentabilitas mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Salah satu alat ukur rentabilitas adalah rentabilitas ekonomi, yang merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36). Adapun kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rasio Modal Kerja:

1. Working Capital Turnover 2. Receivables Turnover 3. Inventory Turnover 4. Current Ratio

(13)

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Djarwanto (2004), Van Horne (2005), Riyanto (2001).

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel inventory turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel current ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to equity ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to total asset ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

Rasio Leverage:

1. Debt to Equity Ratio 2. Debt to Total Asset Ratio

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengembangan yang digunakan adalah metode SDLC dengan model waterfall.Dengan adanya sistem informasi ini dapat membantu dalam mempermudah pengelolaan dana

d. Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui KKG.. Guru merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti guru-guru di MIN 3 Kota Palangka

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat tiga bentuk praktik garal sawah dalam masyarakat Gampong Gelelungi Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah yaitu, praktik garal

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang penilaian keterampilan bermain bolabasket melalui pengamatan pada siswa putri kelas X SMK Negeri 1

Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Estimasi Persebaran Daerah Potensi Ikan Pelagis Kecil Menggunakan Citra Satelit Landsat-8” yang menjadi salah

Penggunaan media audiovisual (VCD mengenai manasik haji) dirasa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran fiqih bahasan haji. Media VCD mengenai manasik haji

Adjumanissa kerätyn aineiston lisäksi olen käynyt asiantuntijakeskusteluja avus- tusjärjestöjen (Fida, Kirkon Ulkomaanapu, Suomen Pakolaisapu) ja ulkoasiain- ministeriön edustajien

Gelombang dan spektrum tegangan input setelah difilter dapat dilihat pada Gambar 15 dimana bentuk gelombang menjadi lebih sinusoidal, hal ini bisa dilihat dari