• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAR (Participatory Action Research). Menurut Walter Fernandes (1993) PAR merupakan penelitian yang menekankan adanya kolaborasi dari pelaku dan peneliti dengan tujuan perubahan situasi atau perilaku, pengetahuan yang bertambah, dan kemampuan yang bertambah. PAR merupakan sebuah penelitian yang kontrolnya dilakukan bersama-sama, baik pihak peneliti maupun para pelaku. Dapat pula disimpulkan bahwa PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang terkait dengan subyek penelitian yang diteliti dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.

Menurut Kindon Sara (2007) Participatory Action Research (PAR) adalah suatu cara membangun jembatan untuk menghubungkan orang. Jenis penelitian ini adalah suatu proses pencarian pengembangan pengetahuan praktis dalam memahami kondisi sosial, politik, lingkungan, atau ekonomi. PAR adalah suatu metode penelitian dan pengembangan secara partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai realitas pengalaman, pikiran dan perasaan kita. Penelitian ini mencari sesuatu untuk menghubungkan proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial. Penelitian ini mengakui bahwa proses perubahan adalah sebuah topik yang dapat diteliti. Penelitiain ini membawa proses penelitian dalam lingkaran kepentingan orang dan menemukan solusi praktis bagi masalah bersama dan isu-isu yang memerlukan aksi dan refleksi bersama, dan memberikan kontribusi bagi teori praktis.

Dalam PAR terdapat tiga ciri utama, yakni participatory, action, research. Partisipation mengambil bentuk inquirer decision-making yang menggunakan ‘the principle of equity’ (dipahami sebagai co-existence and self determination) untuk membawa divergent contextual factors dan divergent interpretations dari metodologi ke dalam tugas menggeneralisasi data (subscribing to the ‘relativist’ characteristic of the paradigm).

(2)

Action adalah direct experience dari partisipan dengan isu sebagaimana dipresentasikan dalam setiap kehidupan sehari-hari, dan bagaimana participatory action research methods dapat melibatkan secara langsung partisipan dengan dunia mereka. Research adalah process and form menghasilkan pengetahuan dalam empat domain pengetahuan: experiental, presentational, propositional, practical (John Heron 1996), dan sebagaimana diarahkan oleh partisipan untuk pelayanan terbaik bagi kepentingan masyarakat. Pengetahuan dikembangkan melalui dialog reflektif dan analisis kritis yang dilakukan oleh partisipan yang terlibat dalam aksi (subscribing to the hetrmeneutic and dialog characteristic of the paradigm).

Dengan demikian, peneliti adalah sebuah subyek perubahan, dimana peneliti hadir di Kampung Krajan Rt 10 & Rt 07/ Rw 05 Salatiga untuk memahami kondisi dan kebiasaan sosial. Peniliti hadir sebagai bentuk partisipasi dengan upaya untuk merubah dan memberikan solusi yang ingin dipecahakan. Seperti kasus di Kampung Krajan, dimana telah banyak ditemukan perilaku negatif anak (perilaku kurang sopan), sehingga hadirnya peneliti yang terlibat aktif dengan subyek peneliti dalam memberikan penanaman perilaku sopan santun lewat metode bercerita akan dapat merubah dan atau meningkatkan perilaku sopan santun anak usia 5-6 tahun di kampung Krajan ini.

Kurl Lewin mengatakan bahwa PAR merupakan metode yang menggunakan metode “group dynamic”, penelitian dianggap sebagai proses spiral yang berjalan berulang-ulang dalam kelompok. Skema spiral inilah yang menjadi ikon dari Lewin. Proses spiral tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan yang melibatkan investigasi yang cermat; (2) pelaksanaan tindakan ; dan (3) penemuan fakta-fakta tentang hasil dari tindakan, dan (4) penemuan makna baru dari pengalaman sosial. Jadi penelitian tidak boleh berakhir, namun selalu berproses melingkar, dalam (Pajar Hatma: 2006).

3.2 Setting Penelitian

Peneliti akan menggunakan salah satu rumah warga Rt 10/ Rw 05, Kampung Krajan untuk melaksanakan tindakan aksi dalam penelitian. Selama 1 bulan tindakan aksi, peneliti akan menggunakan teras rumah warga tersebut. dalam tindakan aksi, peneliti akan menyampaikan cerita kepada anak dengan duduk bersama diatas tikar yang sudah disediakan terlebih dahulu oleh peneliti. Teras warga yang akan digunakan merupakan teras yang terbuka yang langsung dapat melihat jalan dan orang yang sedang

(3)

berlalu-lalang, oleh karena itu peneliti akan memberi dekorasi untuk menarik perhatian anak supaya tertuju kepada peneliti yang sedang menyampaikan cerita.

3.3 Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melibatkan 2 anak sebagai subyek penelitian. Subyek penelitian tersebut merupakan anak berusia 5-6 tahun di Kampung Krajan Rw. 05, khususnya Rt.10 & Rt.07, Salatiga.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Mushlihin (2013) variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan artian di atas variable penelitian ini adalah:

3.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi variable lain. Variabel bebasnya adalah metode bercerita. Metode bercerita merupakan metode yang mengajak anak untuk hanyut di dalam metode tersebut dan dapat menjadi alat untuk membuat anak memahami paparan suatu pembelajaran tertentu.

3.4.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah perilaku sopan santun. Perilaku sopan santun pada hakekatnya adalah perilaku menghargai, menghormati orang lain yang berada disekitarnya. Penanaman perilaku sopan santun bukan sekedar pada memberi pengetahuan, tetapi lebih pada menumbuhkan kesadaran dan menerapkan perilaku ini pada kehidupan sehari-hari. (Kemendikbud: 2015)

3.5 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan teknik non tes, dikarenakan subyek penelitiannya adalah anak usia dini dan anak usia dini jarang menggunakan tes dalam evaluasi pembelajarannya. Teknik non tes yang digunakan yaitu:

(4)

1. Pengamatan atau observasi: Satibi (2013:12.7) mengatakan bahwa Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang pengisiannya berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Observasi merupakan suatu cara yang tepat untuk menilai perubahan perilaku dan kemampuan anak. Karena itu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengawasi harus berisi rumusan-rumusan tentang tingkah laku atau kemampuan anak yang dapat ditampilkan dalam tindakan dan dapat diamati oleh guru. Adapun kompetensi dasar hasil belajar dan indikator perilaku sopan santun, untuk anak usia 5-6 tahun:

Tabel 3.1

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Dan Indikator Perkembangan Moral Anak Usia 5-6 Tahun

(sumber: standar isi PAUD. 38b_Standar dan Bahan Ajar PAUD Nonformal-2007)

Aspek Pengembangan Standar Pengembangan Perkembangan Dasar Indikator Usia 5-6 tahun Moral dan nilai-nilai agama Anak mampu melakukan ibadah dan perilaku keagamaan secara berurutan serta mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk Terbiasa berperilaku sopan santun dan saling menghormati sesame

1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu. 4. Berbahasa sopan dalam

berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman 8. Memberi dan membalas

salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10. Menghormati yang lebih

(5)

tua 11. Menghargai teman/orang lain 12. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua

2. Dokumentasi

Satibi (2013:12.8) dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau kAy (11 th) monumental seseorang. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data saat tindakan dilaksanakan dan untuk memperoleh data ketika subyek penelitian sedang berinteraksi dengan orang lain.

3. Wawancara

Sugiyono (2010: 317) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam terhadap subyek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang dipereroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri. Menurut Sugiyono (2010: 335)

(6)

Data diperoleh dari observasi dan wawancara, hasilnya dianalisis dengan tabel ceklis berdasar indikator perkembangan dasar anak usia 5-6 tahun ‘terbiasa berperilaku sopan santun dan saling menghormati’, yang sudah dibuat menjadi butir amatan perilaku sopan santun anak. Berikut merupakan tabel butir amatan tersebut:

Tabel 3.2 BUTIR AMATAN

PERILAKU SOPAN SANTUN, ANAK USIA 5-6 TAHUN

(sumber: standar isi PAUD. 38b_Standar dan Bahan Ajar PAUD Nonformal-2007)

INDIKATOR (BUTIR AMATAN) CHEKLIS (NILAI) YA (1) TIDAK (0)

1. Anak dapat menyapa orang lain sambil tersenyum

2. Anak dapat mengucapkan permisi ketika melewati kerumunan orang

3. Anak dapat mengatakan “tolong” ketika meminta suatu bantuan

4. Anak dapat mengucapkan “terimakasih” jika memperoleh sesuatu dari orang lain

5. Anak dapat bertanya atau menjawab pertanyaan dengan tidak berteriak

(7)

6. Anak dapat menahan marah ketika mainan diambil oleh temannya

7. Anak tidak membalas ketika temannya memukul

8. Anak mampu menahan bicara saat orang tua/ teman sedang berbicara

9. Anak menjawab pertanyaan yang diberikan orang tua/ teman 10. Anak dapat mengecilkan volume suaranya saat temannya

mengerjakan sesuatu

11. Anak tidak melakukan kontak fisik saat temannya mengerjakan sesuatu

12. Anak dapat mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain

13. Anak dapat menjawab salam yang diberikan orang lain 14. Anak dapat menutup mulutnya saat sedang bersin/ batuk 15. Anak dapat berbicara dengan tidak membentak/ berteriak

kepada orang yang lebih tua

16. Anak dapat mendengar dan memperhatikan saat orang yang lebih tua berbicara

17. Anak mampu mengajak teman/ orang lain yang didekatnya untuk bermain bersama

18. Anak tidak melakukan kontak fisik (memukul/ menendang) kepada orang lain

19. Anak tidak menyela teman yang sedang berbicara 20. Anak tidak mengejek temannya

21. Anak meresponi dengan menjawab/ dengan melakukan apa yang temannya bicarakan

22. Anak mau berbagi mainan dengan teman yang lebih muda 23. Anak dapat berbicara dengan lemah lembut atau tidak

membentak kepada teman yang lebih muda JUMLAH CEKLIS

(8)

3.7 Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini sebagai patokan keberhasilan penelitian pada peningkatan perilaku sopan santun adalah adanya perubahan perilaku sopan santun anak menjadi berkategori ‘baik’. Sedangkan kategori perilaku sopan santun yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah:

1. Berkategori ‘baik’ jika hasil nilai akhir dalam butir amatannya ≥ 15,4

2. Berkategori ‘cukup’ jika hasil nilai akhir dalam butir amatannya antara 7,7 - 15,3 3. Berkategori ‘kurang’ jika hasil nilai akhir dalam butir amatannya antara 0 – 7,6

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan (4 minggu). Dalam 1 bulan tersebut, dilaksanakan 12 kali pertemuan untuk bercerita. 12 kali pertemuan, terbagi dalam 3 kali pertemuan setiap minggunya. Setiap kali selesai dalam pertemuan dengan anak, peneliti mencatat refleksi, situasi, dan kondisi saat pertemuan. Selama 1 bulan pelaksanaan penelitian tersebut peneliti dan orang tua bekerjasama untuk mengamati perilaku sopan santun anak lewat observasi. Setiap akhir minggu, peneliti dan orang tua bertemu untuk melaksanakan penilaian bersama. Dalam minggu ke-4 (terakhir), hasil pengamatan yang didapat selama 4 minggu, maupun hasil penilaian orang tua bersama peneliti dikumpulkan bersama, dan digabungkan menjadi satu.

Terdapat 3 proses dalam penelitian ini:

1. Perencanaan

Merancang Rencana Aksi (Action Plan) dengan penekanan Indikator yang ingin dicapai

 Menyediakan APE (Alat Peraga Edukatif) yang mendukung kegiatan bercerita.  Merancang Lembar observasi atau cheklis untuk melihat bagaimana

perkembangan perilaku sopan santun anak usia 5-6 tahun.

2. Pelaksanaan Tindakan

(9)

Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bercerita Dalam Pelaksanaan Tindakan

No. Kegiatan Penerapan

1. Kegiatan pendahuluan a. Tanya jawab berkaitan dengan cerita

b. Mengajak menyanyi untuk mencairkan suasana

2. Kegiatan Inti

a. Menyampaikan cerita dengan alat peraga yang disediakan

b. Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup a. Menyampaikan kesimpulan atau pesan moral yang perlu di ingat

b. Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti Penjelasan: Setiap harinya dalam pertemuan, indikator yang digunakan berbeda-beda, per harinya ada 2-3 indikator dengan cerita yang berbeda pula sesuai indikator yang akan akan disasar.

3. Refleksi

Refleksi dalam PAR meliputi pengumpulan informasi yang didapat dari berbagai macam metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, sehingga nantinya informasi-informasi yang didapat bisa diolah menjadi data yang bermakna. Pada penelitian ini, kegiatan Refleksinya adalah

 Mendata perilaku anak disetiap pertemuan kegiatan bercerita

 Mendata perilaku anak, ketika pengamatan di lapangan saat anak sedang bermain  Mendata hasil wawancara antara Peneliti dan Orang Tua

Gambar

Tabel 3.2  BUTIR AMATAN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap pengangguran terbuka di Jawa Timur dengan nilai sig

Puji Syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena hanya berkat dan rahmat, hidayah dan inayahnya skripsi dengan judul “ Persepsi Mahasiswa PGSD Terhadap

Berdasarkan Analisis dan pengukuran arus dan potensi daya listrik di tiga buah Pulau yaitu Pulau Sugi, Pulau Abang dan Pulau Mantang, dapat disimpulkan bahwa Pulau Sugi

Ada tiga macam perancangan yaitu : (1) asli yaitu merupakan desain penemuan yang benar-benar didasarkan pada penemuan belum pernah ada sebelumnya, (2)

BAB III, BAB III adalah bab yang berisi tentang metode penelitian dimana peneliti menggunakan beberapa bagian penting seperti lokasi penelitian yang akan dilakukan penulis

Jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan single level analysis, yaitu studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok

Hal itu akan memberi kesempatan kepada setiap Ahmadi bangkit menjadi pengawas masjid itu, agar setiap orang yang datang ke sini, siapapun orang yang mencarinya, maka setiap

 Sisa yang berbahaya perlu disimpan di tempat yang selamat yang terletak sekurang- kurangnya 100meter dari sungai dan longkang di tapak projek.  Tempat simpanan perlu berbumbung