• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketidaknyamanan haid yang menimbulkan ketidaknyamanan berupa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketidaknyamanan haid yang menimbulkan ketidaknyamanan berupa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi adalah proses fisiologis normal yang terjadi kira-kira sekali dalam sebulan pada wanita usia subur akibat meluruhnya jaringan endometrium. Kebanyakan wanita mengalami tingkat nyeri dan kesulitan tertentu selama dalam periode menstruasi. Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda. Beberapa wanita tidak mengeluh tentang menstruasi, tetapi ada juga orang yang mengalami ketidaknyamanan haid yang menimbulkan ketidaknyamanan berupa dismenorea. Dismenorea atau nyeri haid, merupakan gejala yang sering dialami pada wanita di perut bagian bawah. Dismenorea adalah penyakit yang sudah lama diketahui dan menunjukkan gejala seperti nyeri disertai mual, muntah, diare, keringat dingin dan pusing. Namun, baru – baru ini ditemukan bahwa nyeri saat haid tidak hanya dirasakan di perut bagian bawah, beberapa remaja terkadang merasakan di area pinggang, panggul, punggung bagian bawah, otot paha sampai betis (Mouliza, 2020).

Terdapat 2 teori yang dipegang secara luas tentang penyebab dismenorea. Teori pertama penyebab dismenorea memiliki dasar anatomi. Hippocrates percaya bahwa obstruksi serviks dan menstruasi yang buruk adalah penyebab nyeri haid. Teori kedua tentang penyebab dismenorea memiliki dasar fisiologis. Penyebab fisiologis yang mungkin dari dismenorea termasuk kelebihan produksi prostaglandin dan produksi vasopresin yang berlebihan, yang dapat merangsang kontraksi otot rahim (Celik & Apay, 2020).

Dismenorea dibagi menjadi dua dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea dibagi menjadi dismenorea primer dan dismenore

(2)

sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa adanya kelainan pada organ genital dan hampir selalu muncul pertama kali pada wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus ovulasi mereka tetap. Puncak kejadian dismenorea primer adalah pada rentang usia remaja akhir menuju dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun. Dismenorea sekunder adalah nyeri haid dengan adanya kelainan pada organ genital yang seringnya terjadi pada wanita berusia lebih dari 30 tahun.(Tsamara et al., 2020). Dismenorea sekunder merupakan nyeri saat haid dan adanya kelainan pada organ reproduksi. Biasanya terjadi karena berbagai kondisi patologis, seperti endometriosis, salfingitis, dan adenomiosis uteri (Azzulfa et al., 2019).

Menurut World Health Organization (WHO), kejadian dismenorea sebesar 90% lebih sering terjadi pada wanita muda, perkiraan 67-90% berusia 17-24 tahun. Dismenorea primer umumnya terjadi pada remaja, dan lebih dari 50% wanita menstruasi di dunia melaporkan dismenorea primer (R. D. Yusuf et al., 2019). Di Jawa Timur angka kejadian dismenorea sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Dismenorea menyebabkan 10-15 % wanita tidak masuk kerja selama 1-3 hari dan sekitar 50% wanita di dunia mengalami dismenorea berat. Penelitian dari Amerika menunjukkan bahwa 140 juta jam kerja hilang karena dismenore. Prevalensi dismenorea tertinggi terdapat pada mahasiswi 34,2% termasuk nyeri berat, 36,6% nyeri sedang dan nyeri ringan 29,2% (Lestari et al., 2018)

Menurut tingkat keparahannya, dismenorea dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ringan (mild), sedang (moderate), dan berat (severe). Pada kasus dismenorea ringan, nyeri hanya dirasakan di perut bagian bawah dan tidak mengganggu aktivitas. Pada kasus sedang, nyeri menyebar ke punggung bawah atau paha

(3)

bagian dalam dan disertai gejala lain seperti penurunan konsentrasi belajar, nafsu makan menurun, dan gangguan aktivitas tertentu. Dalam kasus yang berat, nyeri sudah menyebar ke punggung, panggul, dan paha dalam, sering disertai mual muntah, lemas, diare, sakit kepala, tidak bisa konsentrasi sama sekali, dan hilang kesadaran (Wrisnijati et al., 2019).

Penelitian yang dilakukan (Lestari et al., 2018) ditemukan bahwa dismenorea berdampak pada individu dan komunitas, seperti tingginya ketidakhadiran di sekolah maupun di kampus, gangguan aktivitas sehari-hari, dan banyaknya penggunaan obat sedatif. Dismenorea menjadi gangguan menstruasi yang paling umum terjadi pada perempuan dewasa, sehingga memengaruhi kehidupan sehari-hari dan performa akademik. Dismenorea juga menyebabkan mudah marah, mual, muntah, penambahan berat badan, perut kembung, sakit punggung, sakit kepala, berjerawat, biasanya gejala ini dimulai sehari sebelum menstruasi dan berlangsung hingga 2 hari sampai akhir menstruasi. Hampir semua wanita mengalami ketidaknyamanan perut bagian bawah saat menstruasi (Larasati & Alatas, 2016). Faktor yang dapat menyebabkan dismenorea seperti faktor psikologis, stres berlebihan, olahraga tidak teratur, usia menarche di bawah 12 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan keluhan utama dismenorea, indeks massa tubuh tidak normal, kebiasaan makan makanan siap saji, terpapar asap rokok, terlalu banyak mengkomsumsi kopi, dan alexythimia (Yuniza et al., 2020).

Munculnya rasa nyeri pada perut bagian bawah yang sudah menyebar sampai punggung, panggul akan menimbulkan masalah keperawatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia salah satunya adalah tidur. Remaja dan dewasa muda telah diidentifikasi sebagai populasi yang beresiko tinggi mengalami masalah tidur menurut The National Institute of Health

(4)

(NIH) pada tahun 2015. Hasil survei Warwick Medical School dari Inggris terhadap negara-negara di Afrika dan Asia diperoleh sekitar 150 juta orang dewasa mengalami gangguan tidur atau 20%. Survei yang melibatkan 4.005 orang ditemukan 21,8% penduduk memiliki masalah tidur akut (Mawo et al., 2019). Dalam penelitian (R. D. Yusuf et al., 2019), para mahasiswa yang mendapat nilai >5 ada Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) 59,4% memiliki kualitas tidur yang buruk. Tidur yang kurang, dan kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan fisiologis, dan psikologis. Dampak gangguan fisiologis meliputi aktivitas sehari hari menurun, lemah, daya tahan tubuh menurun dan tanda vital tidak stabil. Dampak gangguan psikologis meliputi depresi, kecemasan, mudah tersinggung, penurunan selera makan, penurunan berat badan dan kurangnya konsentrasi sehingga dapat mengganggu aktivitas (Yuniza et al., 2020). Orang yang kurang tidur dapat menyebabkan kecelakaan industri, kecelakaan kendaraan bermotor, kesalahan medis, kesulitas melakukan tugas, obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, stroke, kesehatan mental yang buruk, penyakit ginjal kronis dan peningkatan risiko kanker, penyakit paru obstruktif kronik, dan bahkan kematian dini (Nina et al., 2018).

Tidur yang cukup diperlukan untuk fungsi normal tubuh. Saat seseorang tidur, terjadi proses regenerasi untuk mengembalikan daya tahan tubuh ke kondisi yang optimal. Kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya bergantung pada faktor waktu tidur (kuantitas tidur), tetapi juga pada kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi kuantitas dan kualitas tidur, seperti lama tidur, waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Apabila tidak ada tanda – tanda kurang tidur dan tidak terjadi gangguan tidur maka kualitas tidur tergolong baik. Kurang tidur

(5)

biasanya terjadi pada kalangan anak muda khususnya pelajar, yang dapat menimbulkan banyak dampak seperti berkurangnya konsentrasi belajar dan kesehatan (Nilifda et al., 2016). Terdapat 6 mahasiswi yang mengalami gangguan kualitas tidur saat disminorea. Mereka mengatakan tidur tidak nyenyak, karena mengalami pusing dan nyeri di perut serta harus bangun untuk ganti pembalut. Kualitas tidur merupakan kemampuan setiap orang untuk tetap tertidur dan mendapatkan tahapan REM dan NREM yang sesuai (Kasiman, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana “Hubungan Dismenorea Terhadap Kualitas Tidur Pada Mahasiswi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Apakah terdapat hubungan dismenorea terhadap kualitas tidur pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dismenorea terhadap kualitas tidur pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat nyeri dismenorea pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

b. Mengidentifikasi kualitas tidur pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammdiyah Malang

(6)

c. Menganalisa hubungan dismenorea terhadap kualitas tidur pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menambah keberagaman penelitian dibidang kesehatan

1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti tentang Hubungan Dismenorea Terhadap Kualitas Tidur pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

b. Bagi Responden

Menambah pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswi tentang skala nyeri dismenorea dan kualitas tidur pada mahasiswi di PSIK Universitas Muhammadiyah Malang

c. Bagi Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Hasil penelitian ini bisa menambah referensi kepustakaan, yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai dismenorea

1.5 Keaslian Penelitian

1. (R. D. Yusuf et al., 2019) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur dengan Kejadian Dismenorea Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung”. Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan kualitas tidur dengan angka kejadian dismenorea primer pada

(7)

mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 106 orang, sampel dipilih secara systematic random sampling. Tiap responden menandatangani informed consent, kuesioner Pittsburgh Slepp Quality Index (PSQI), dan kuesioner Numerical Rating Scale (NRS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data dianalisis mempergunakan uji chi-square. Hasil penelitian 62% memiliki kualitas tidur buruk, 49% dismenore primer sedang, 10% dismenore primer berat. Angka kejadian dismenore sedang pada kelompok subjek kualitas tidur buruk lebih besar daripada kualitas tidur baik, secara statistik perbedaan ini sangat bermakna (p=0,008). Angka kejadian dismenorea berat pada kelompok subjek kualitas tidur buruk lebih besar daripada kualitas tidur baik, secara statistik perbedaan ini bermakna (p=0,04). Simpulan, terdapat hubungan kualitas tidur dengan kejadian dismenorea primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada sampelnya adalah mahasiswi reguler angkatan 2019 usia 19 sampai 20 tahun, tempatnya di Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, pada bulan Maret 2021 pada masa pandemi covid.

2. (Hamzekhani et al., 2019) melakukan penelitian dengan judul “The Relation Between Sleep Quality and Primary Dsymenorrhea Students University of Medical Sciences Shahroud”. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara dismenorea dan kualitas tidur. Populasi dalam penelitian ini ada 300 mahasiswa Universitas Ilmu Kedokteran Shahroud dan data dikumpulkan dengan cara diklasifikasikan acak. Mahasiswa mengisi kuisioner tentang informasi demografis, dismenorea dan standar Pittsburgh Sleep Quality Index

(8)

(PSQI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mengalami nyeri haid yang parah, skor kualitas tidurnya buruk dibandingkan kelompok lainnya. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada sampelnya adalah mahasiswi reguler angkatan 2019 usia 19 sampai 20 tahun, tempatnya di Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, pada bulan Maret 2021 pada masa pandemi covid.

3. (Yuniza et al., 2020) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Dismenorea Primer dengan Kualitas Tidur Mahasiswi PSIK STIkes Muhammadiyah Palembang”. Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan antara dismenorea primer dengan kualitas tidur mahasiswi PSIK STIKes muhammadiyah palembang. Populasi dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling, total sampling dengan jumlah sampel 342 responden, dengan uji statistik Chi Square. Metode yang digunakan cross-sectional dengan kuesioner dismenorea primer dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar mahasiswi PSIK yang mengalami dismenorea primer sebanyak 327 responden dan yang tidak mengalami dismenorea primer sebanyak 15 responden. Dan yang mengalami dismenorea primer dengan kualitas tidur baik sebanyak 18 responden dan yang mengalami dismenorea primer dengan kualitas tidur buruk sebanyak 309 responden. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada sampelnya adalah mahasiswi reguler angkatan 2019 usia 19 sampai 20 tahun, tempatnya di Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, pada bulan Maret 2021 pada masa pandemi covid.

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja, IT Balanced Scorecard , Kontribusi Perusahaan, Orientasi Pengguna, Penyempurnaan Operasional, Orientasi Masa Depan, Teknologi Informasi... v

Saran yang dapat diberikan yaitu: (1) Guru, hendaknya guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bisa menstimulasi kemampuan

Demikian untuk menjadikan maklum, dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih..

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang kebahasaan dalam bahasa Arab (linguistik, wacana, unsur budaya dari teks dan/atau karya sastra.. diampu sosiolinguistik, dan

Setelah daun dimasukkan ke dalam alkohol yang berfungsi untuk melarutkan klorofil, warna daun menjadi kuning pucat pada bagian yang tidak ditutup, dan berwarna

bahwa pengaturan pelayanan pemasangan dan pengawasan alat-alat pencegahan dan pemadam kebakaran di Kota Pangkalpinang telah diatur dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat

Isu Bencana dan Prinsip-Prinsip Humanitarian Dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional.. Anita Afriani Sinulingga

Siswa dapat melakukan gerakan keseluruhan dengan koordinasi sikap awal start jongkok, pelaksanaan gerakan lari ayunan tangan dan langkah kaki, dan melewati garis finish dengan