• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH JAMALIAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI OLEH JAMALIAH NIM"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH

JAMALIAH

NIM 105741100416

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

ANALISIS MENGENAI LANGKAH-LANGKAH MEMFUNGSIKAN MASJID DAN KENDALA YANG DIHADAPI SEBAGAI

PUSAT EDUKASI EKONOMI ISLAM

(Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar)

SKRIPSI

OLEH

JAMALIAH

NIM 105741100416

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR

MAKASSAR

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan untuk:

1. Kepada kedua orang tua saya bapak Harlin dan ibu Maryam atas segala pengorbanan do‟a dan dukungan moral dan materi serta curahan kasih sayang yang tak terhingga.

2. Kepada om dan tante bapak Nur Alim dan ibu Nuraeni terimakasih kepada kalian yang senantiasa memberikan dukungan bantuan dan motivasi beserta keluarga besar kalian yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya kuucapkan banyak teimakasih kepada kalian semoga segala kebaikan kalian di balas oleh Allah Swt.

3. Kepada kakakku Herman, Hasmira,Erwin, adik-adikku Hermawan, Herwin, Muh Syarif, Nur Sinta dan Martina

4. Dr.H. Muchran BL, SE., MS, selaku pembimbing I dan bapak Samsul Risal SE., MM, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Agusdiwana Suarni., SE., M.Acc, selaku ketua Prodi Ekonomi Islam yang telah membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Untuk Almamater Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motto

Memahami orang lain adalah Kebijaksanaan Memahami diri sendiri adalah Pencerahan Manusia harus bisa Membaca dan Berkaca Dan jika engkau memuliakan kedua orang tuamu

(4)
(5)
(6)

vi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jamaliah NIM : 105741100416 Jurusan : Ekonomi Islam

Dengan Judu : “Analisis Mengenai Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid Dan Kendala Yang Dihadapi Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar)”

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 03 Februari 2021 Yang membuat pernyataan,

Jamaliah Diketahui oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ketua Program Studi Ekonomi Islam

Ismail Rasulong, SE, MM Agusdiwana Suarni, S.E., M.Acc NBM: 903 078 NBM : 1005 987

(7)

vii ABSTRAK

JAMALIAH, 2021. Analisis Mengenai Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid dan Kendala yang dihadapi Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I H. Muchran dan Pembimbing II Samsul Rizal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana langkah pengurus memfungsikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi Islam dan apa kendala yang dialami pihak pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi Islam. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara yang dimana penulis melihat langsung keadaan lapangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: langkah pengurus memfungsikan masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam belum dapat terealisasikan karna masih dalam bentuk perencanaan lewat pencerahan seperti ceramah dan kajian-kajian yang terkait dengan hasil-hasil keputusan tarjih Muhammadiyah dan diantara keputusan tarjih itu adalah ekonomi islam dan itu disosialisaikan lewat Kultum. Dan lewat kultum-kultum ini juga diharapkan ada pembinaan Ekonomi Islam secara enterpreneurship.

Pemfungsian Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar saat ini masih berfokus pada membina pemahaman dan pengamalan Al-Islam Kemuhammadiyaan sehingga dalam menjadikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi islam masih dalam tahap perencanaan serta pemberian pembinaan teori-teori di bidang Ekonomi Islam secara Enterpreneurship belum dapat terlaksana.

Kata Kunci : Langkah-langkah Memfungsikan Masjid, Pusat Edukasi Ekonomi Islam.

(8)

viii ABSTRACT

JAMALIAH, 2021. Analysis of the Steps to Function the Mosque and the Problems Faced as a Center for Islamic Economic Education (Case Study of the Subulussalam Al-Khoory Mosque, Muhammadiyah University of Makassar), Undergraduate Thesis, Faculty of Economics and Business, Study Program of Islamic Economics, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Supervisor I H. Muchran BL and Supervisor II Samsul Rizal.

This study aimed to find out how the steps of the management of the Subulussalam Al-Khoory Mosque of Muhammadiyah Univesity of Makassar as a center for Islamic economic education, to find out how the management functions the Subulussalam Al-Khoory Mosque as a center for Islamic economic education and what problems experienced by the management as a center for Islamic economic education. (Case Study of Subulussalam Al-Khoory Mosque, Muhammadiyah University of Makassar) at Muhammadiyah University of Makassar Campus. The data analysis method used in the research was qualitative analysis. This research also described some of the arguments of the Al-quran and hadiths related to the title of the thesis and the discussion of the thesis on Islamic economics. Datawere collected by observation, documentation, and interviews in which the author observed firsthand the situation in the field. The results obtained from this study were: The function of the mosque as a center for Islamic economic education has not been realized because it is still in the form of planning through enlightenment such as Islamic speech and studies related to the results of Muhammadiyah tarjih decisions and among tarjih decisions is Islamic economics and that socialized through Kultum (short-time Islamic speech). Through kultum, it is also hoped that there will be an entrepreneurial Islamic economy development.

The functioning of the Subulussalam Al-Khoory of Muhammadiyah University of Makassar Mosque is currently still focused on fostering the understanding and practice of Muhammadiyah-related Al-Islam so that in making the Subulussalam Al-Khoory Mosque a center for Islamic economic education, it is still in the planning stage and providing development of theories in the field of Islamic Economics Entrepreneurship cannot be implemented yet.

Keywords: Steps, Functioning the Mosque as an Islamic Economic Education Center.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam, tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan Skripsi yang berjudul “Analisis Mengenai Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid Dan Kendala Yang Dihadapi Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh)”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Ibu Maryam dan Bapak Harlin, kepada keluarga Bapak Nur Alim dan Ibu Nuraeni yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa yang tulus tak pamrih selama ini. Kakak Herman, kakak Hasmira, ipar saya Erwin, adik Hermawan, adik Herwin, adik Muh.Syarif, adik Nur Sinta dan ipar saya Martina, kepada sepupu saya Riswan yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

(10)

x

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhmmadiyah Makassar.

3. Ibu Agusdiwan Suarni, SE., M.Acc, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr.Muchran. BL., SE., MS, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selelsai dengan baik.

5. Bapak Samsul Risal., SE., MM, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.

6. Bapak H.Lukman Abd.Shamad, LC., Bapak Dr.H.Abbas Baso Miro.,LC. Bapak Muh.Risal S.Ag.,MM selaku pengurus masjid yang senantiasa meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara kepada penulis 7. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(11)

xi

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dalam aktvitas studi penulis.

10. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran. Motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan menulis Skripsi ini. 11. Terimakasih kepada Umar dan kawan-kawannya selaku anggota

pengurus masjid yang senantiasa meluangkan waktunya memberikan informasi dan wawancara kepada penulis

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhmmadiyah Makassar

Billahi fii Sabilil Haq. Fastabiqul Khairat, Wassamu’alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh.

Makassar, 03 Februari 2021 Jamaliah

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv LEMBAR PENGESAHAN ... v SURAT PERNYATAAN ... vi ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Masjid ... 6

2. Sistem Ekonomi Islam ... 13

3. Nilai-Nilai Ekonomi Islam ... 15

4. Transaksi Yang Dilarang Dalam Islam ... 16

B. Tinjauan Empiris ... 22

C. Kerangka Konseptual ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

(13)

xiii

B. Fokus Penelitian ... 27

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

D. Jenis dan Sumber Data... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Informan Penelitian ... 30

H. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

B. Deskripsi Narasumber ... 47 C. Hasil Penelitian ... 47 D. Pembahasan ... 60 BAB V. PENUTUP ... 69 A. Kesimpulan ... 69 B. Saran... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 72 DAFTAR LAMPIRAN ... 74 RIWAYAT HIDUP

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Masjid ………. 38

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 24 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep ... 26 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Masjid ... 43

(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN I ... 75 LAMPIRAN II ... 81 LAMPIRAN III ... 85

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masjid bagi umat islam merupakan salah satu instrumen perjuangan untuk menggerakkan risalah yang dibawa Rasulullah dan merupakan amanah beliau kepada kita umatnya, keberadaan masjid adalah sebuah keniscayaan, selain sebagai tempat ibadah, masjid pada hakikatnya juga berfungsi sebagai pusat beragam kegiatan umat islam. Seperti dilihat dari fungsi Masjid yang telah dibuktikan dalam sejarah bahwa dari Masjid lah lahir peradaban Islam. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, begitu tiba di Quba langkah pertama yang dilakukannya adalah membangun masjid kecil, dan dari masjid kecil inilah dikemudian hari terbangunnya suatu peradaban besar (Toto Suharto, 2006:79). Setelah tiba di Madinah maka langkah selanjutnya adalah membangun masjid Nabawi, di masjid inilah beliau memulai membangun masyarakat islam, masyarakat baru yang berlandaskan tauhid, menyatukan Muhajirin dan Anshar (Ramayulis, 2012:27-28), dari masjid lah lahir para pemimpin Islam. Mengapa demikian? Karena di masjid lah pendidikan dilaksanakan bagi masyarakat Islam, kita lihat bagaimana Rasulullah SAW dahulu memulai pendidikan mental dan fisik para pengikutnya di Masjid.

Namun saat ini, fungsi masjid umumnya masih terbatas pada urusan ritual ibadah dan pendidikan sementara fungsi sosial, ekonomi, politik, dan fungsi-fungsi lainnya, termasuk untuk pengembangan ekonomi syariah

(18)

yang merupakan salah satu agenda besar umat Islam dewasa ini, nampaknya masih belum digarap secara serius.

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran terhadap potensi ekonomi masjid, sejumlah masjid di tanah air mulai memberikan perhatian serius terhadap pusat edukasi ekonomi Islam dalam peran masjid kampus sebagai wadah pengembangan ekonomi yang dimana masjid mampu merealisasikan tambahan kegiatan, pengetahuan yang lebih efektif untuk mengembangkan syariah islam dalam masjid sebagai pusat edukasi ekonomi islam, kehadiran masjid di kampus dapat menjadi angin segar bagi pengembangan dakwah untuk menciptakan mahasiswa yang ber ilmu, bertaqwa, beramal dan berkarakter islami sebagaimana peran masjid kampus selama ini sebagai media komunikasi dalam rangka pembentukan karakter mahasiswa.

Sejumlah masjid kampus di Indonesia dapat dijadikan model dalam pusat edukasi ekonomi Islam yang dimana hal ini dapat mengoptimalkan peran masjid kampus itu sendiri maka apabila dapat diterapkan tentu akan banyak hal yang dapat diperankan masjid dalam rangka meningkatkan aktivitas dan pengetahuan mahasiswa demi mencapai keridhoan Allah Swt.

Masjid kampus memiliki peranan penting dalam membangun dan membentuk karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul, dengan adanya masjid kampus diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk pengembangan kompetensi diri

(19)

memupuk dan memperkuat karakter diri melakukan kajian-kajian keagamaan islam, peribadatan maupun sebagai pusat syiar islam kepada masyarakat luas, sebagai pencegah radikalisme sesuai dengan ajaran islam, masjid adalah sebaik-baiknya tempat di muka bumi, namun semakin gencannya arus radikal yang muncul mengalih fungsikan masjid dari sebelumnya, tidak hanya masjid kota-kota besar, masjid kampus juga tidak luput dari serangan kelompok-kelompok radikal hingga detik ini jerat radikalisme seolah tidak terhenti.

Selain itu, masjid sebagai tempat suci umat Islam memang seharusnya menerapkan prinsi-prinsip ekonomi Islam dan menjauhi hal-hal yang haram sesuai dengan syariat Islam seperti fiman Allah dalam Qs.Al-A‟raf ayat 96.







































Artinya:

“Dan jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya).”

Berdasarkan ayat diatas dapat dilihat apabila masjid-masjid di setiap kampus di Makassar telah mampu menerapkan prinsip-prinsip ekonomi

(20)

Islam, maka Allah Swt akan menurunkan berkahnya dari langit dan bumi kepada semua orang khususnya Mahasiswa Unismuh. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis bermaksud memfokuskan dalam melakukan penerapan ekonomi Islam tersebut pada institusi Masjid dimasa sekarang dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Mengenai

Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid Dan Kendala Yang Dihadapi Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar)”

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan diuraikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah pengurus memfungsikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi Islam?

2. Apa kendala yang dialami pihak pengurus sebagai pusat edukasi ekonomi Islam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui langkah para pengurus masjid untuk menjadikan masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.

2. Untuk mengetahui hal yang dilakukan dalam memfungsikan masjid kampus sebagai pusat edukasi ekonomi Islam, selain tempat ibadah serta tempat diskusi penerapan dan aktivitas.

(21)

3. Untu k mengetahui hambatan dan kendala yang dialami pihak pengelolah sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi pemerintah khususnya Kementerian Agama, sebagai bahan pertimbangan agar dapat memanfaatkan Masjid lebih Optimal, dan membantu penyuluhan kepada masyarakat bahwa pentingnya menerapkan prinsip-prinsip Ekonomi Islam termasuk Institusi Masjid 2) Sebagai motivasi dan penyemangat bagi umat Islam untuk bangkit

dan menerapkan prinsip-prinsip Ekonomi Islam yang sesuai dengan perintah Allah Swt dimulai dari hal-hal yang kecil dalam kehidupan sehari-hari demi mendapatkan Ridho Allah SWT

3) Sebagai bahan pertimbangan bagi kalangan pengurus Masjid dan Mahasiswa sekitar untuk mulai memberdayakan Masjid, bukan hanya sekedar tempat shalat semata tetapi sebagai sarana untuk membantu meningkatkan Ekonomi Kampus

4) Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pola berfikir penulis sekaligus sebagai penunjang dan syarat menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana penulis nantinya

Secara teoritis tulisan ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan ilmu Ekonomi Islam, dan mampu memberikan pemahaman bagi yang membacanya.

(22)

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjaun Teori 1. Masjid 1) Pengertian Masjid

Masjid merupakan suatu institusi utama dan paling besar dalam Islam, salah satu institusi yang pertama kali berdiri. Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim, Masjid ialah tempat Sujud, tempat beribadah kepada Allah Swt. Akar kata dari Masjid adalah sajadah dimana berarti sujud atau

tunduk.

Selain tempat ibadah Masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al-Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, Masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.

Ketika Rasulullah SAW, melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah beliau mampir terlebih dahulu ke satu daerah yang bernama Quba, beberapa kilometer sebelum Yatstrib (Madinah). Ternyata, Rasulullah SAW singgah di Quba itu bukan sekadar untuk beristirahat dalam perjalanan yang mencekam dan melelahkan itu, tapi beliau bersama sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq singgah disana juga dengan maksud mendirikan Masjid yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Quba. Menurut K.H.Moenawar Chalil dalam bukunya, Kelengkapan Tarikh Muhammad Saw jilid II-A halaman 77,

(23)

Rasulullah SAW bersama sahabat Abu Bakar sinngah di Quba selama sepuluh hari sepuluh malam.

Ada juga riwayat yang menyebutkan empat belas hari empat belas malam Masjid yang didirikan di atas tanah wakaf dari Kaltsum bin Hadam.

Setelah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tiba di Madinah, beliau memutuskan untuk membangun sebuah Masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi, ini merupakan suatu isyarat penting dari Rasulullah SAW bahwa Masjid merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam. Isyarat lain akan pentingnya Masjid bagi umat Islam adalah melalui peristiwa Isra Mi‟raj, suatu peristiwa yang sangat penting dalam perjalanan hidup dan perjuangan Rasulullah SAW. Isra Mi‟raj berlangsung dari Masjid, yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, terus ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram.

Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah, Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad SAW. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian serta digunakan untuk sosial ekonomi lainnya.

(24)

2) Fungsi Masjid

Masjid pada zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi, itulah sebabnya Rasulullah SAW membangun Masjid terlebih dahulu Masjid menjadi simbol persatuan Umat Islam, selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan Masjid pertama fungsi Masjid masih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan yang mencerdaskan dan mensejahterakan umat Manusia.

Lewat Masjid Rasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis dan progresif. Masjid merupakan rumah Allah yang dibangun atas dasar Ketaqwaan kepadaNya oleh sebab itu, membangun Masjid harus diawali dengan niat yang tulus , ikhlas mengharap ridho Allah semata sehingga Masjid yang dibangun mampu memberikan ketenangan, ketentraman,kedamaian,kesejahteraan,rasa aman kepada para jamaah dan lingkungannya.

a) Fungsi Masjid di Zaman Rasul dan Dimasa Khalifah

Di zaman Rasul fungsi masjid sangat banyak dibanding zaman sekarang, hal ini karena Rasul dan para sahabat mampu memberdayakan Masjid dengan optimal. Beberapa fungsi masjid di zaman Rasul:

1. Tempat shalat (Ibadah), baik shalat, zikir, iktikap, maka karna itulah Masjid jadi tempat paling mulia dalam Islam.

2. Sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat, seperti tempat pembinaan dan penyebaran dakwah Islam

(25)

3. Sebagai tempat untuk mengobati orang sakit

4. Sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai 5. Sebagai tempat untuk konsultasi dan komonikasi masalah ekonomi,

sosial dan budaya, tapi tidak diperkenankan berdagang di dalam Masjid

6. Sebagai tempat menerima duta-duta Asing

7. Sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam 8. Sebagai tempat bersidang

9. Sebagai tempat mengurus Baitul Maal

10. Sebagai tempat menyusun taktik dan strategi perang 11. Sebagai tempat mengurus prajurit yang terluka

12. Sebagai sarana pendidikan

13. Sebagai tempat singgah orang-orang yang belum memiliki tempat tinggal untuk sementara

b) Fungsi Masjid di Zaman Sekarang

Dilihat dari sisi pertumbuhan Masjid di beberapa Kampus di Makassar, cukup menggembirakan sebagian kampus bukan notaben Universitas Agama seperti UNHAS,UNM dan yang lainnya Kampus tersebut memiliki Masjid seperti layaknya kampus yang bernotaben Universitas Agama seperti UNISMUH, UIN, dan UMI.

Meski hampir disetiap Kampus yang ada di Makassar memiliki Masjid tetapi dapat diakui bahwa fungsinya berkurang dan belum

(26)

maksimal, banyak fungsi Masjid yang telah hilang dibandingkan pada zaman Rasul dan para Khilafah.

Hanya sebagian kecil yang memanfaatkan Masjid untuk kegiatan lainnya seperti pengajian, pendidikan, agama Islam, ceramah, klinik, akad nikah, dan lainnya. Padahal Masjid mempunyai peran strategis dalam membangun kesejahteraan umat, baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi dalam sebuah garis kebijakan manajemen Masjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi Masjid yang berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam, salah satu pilar kemajuan peradaban islam adalah amwal (wealth) atau ekonomi. Dalam hal ini, Ibnu Khaldun mengatakan “Ekonomi adalah tiang dan pilar paling penting untuk membangun peradaban Islam (Imarah), tanpa kemapanan ekonomi, kejayaan islam sulit dicapai bahkan mungkin diwujudkan. Masjid selama ini hanya berperan sebatas tempat ibadah shalat ritual semata, seharusnya jika para pengurus Masjid dan para mahasiswa mampu memberdayakan Masjid sesuai Syariat Islam dengan jumlah Masjid yang cukup banyak maka akan cukup membantu untuk masyarakat sekitar.

Karena itu harus dilakukan rekonstruksi paradigma pemahaman Manajemen Masjid sesuai dengan fitrahnya, seperti yang diketahui misi Masjid yaitu:

(27)

2. Hayya‟ alalfalaah (mari meraih kemenangan)

Maksud dari misi Masjid tersebut mengajak melalui Masjid untuk meningkatkan kualitas ibadah ritual dan melalui Masjid pula diraih kemenangan, meraih kemenangan memiliki makna yang sangat luas, untuk itu manusia harus berusaha menjadikan hukum Islam sebagai landasan dalam menjalani kehidupan agar kelak selamat dunia dan akhirat.

Masjid menjadi simbol kebesaran Islam, namun jauh dari kegiatan memakmurkannya, Masjid sejak zaman Rasulullah SAW membangun umat Islam, dan mengendalikan pemeritahannya, namun saat ini Masjid masih belum diberdayakan secara professional bagi pembangunan umat Islam. Memang tidak mudah untuk mengajak umat untuk kembali ke Masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW, tetapi semua umat Islam berkewajiban untuk menerapkannya kembali sesuai dengan syariat Islam, memakmurkan Masjid memiliki arti yang sangat luas, yakni menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernilai Ibadah. Di antara kegiatan yang tergolong memakmurkan Masjid saat ini adalah:

a. Pengelolaan Masjid yang professional b. Menyemarakkan Majelis Taklim

c. Taman Pendidikan Al-Qur‟an d. Memberdayakan Remaja Masjid e. Mengelola Perpustakaan

(28)

f. Mengelola Keuangan Masjid sesuai Prinsip-Prinsip Islam g. Unit Pelayanan Zakat

h. Baitul Maal

i. Bimbingan Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Selain kegiatan-kegiatan diatas, pengurus Masjid harus tanggap terhadap kondisi sosial yang terjadi di Mahasiswa dan Masyarakat, kendala-kendala maupun masalah sosial yang dialami mahasiswa dan warga sekitarnya misalnya kelaparan, musibah, kesusahan, kefakiran, deviasi sosial, kenakalan remaja, musafir (pendatang yang kesusahan), ketiadaan air, dan lain sebagainya. Masjid melalui pengurusnya harus bertindak sebagai pengayom, pencegah, pengobat dan konseling, dalam hal peristiwa-peristiwa besar, pengurus Masjid perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga di atasnya, dengan organisasi terkait lain ataupun dengan Pemerintah.

Oleh karena itu Masjid merupakan instrument pemberdayaan umat yang memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat dan kesejahteraan umat, maka pengelolaan Manajemen Masjid harus professional.

Seorang pengelola Masjid yang mendapat amanah Allah SWT untuk mengurus Masjid, haruslah seorang yang ikhlas, jujur, amanah, adil, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bisa bekerja sama, bahkan dia seharusnya seseorang visioner, berfikir maju bagaimana Masjid bisa

(29)

memberi manfaat yang banyak kepada umat. Allah berfirman dalam Q.S. At-Taubah ayat 18 :

















































Artinya :

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang-orang-orang yang mendapat petunjuknya

2. Sistem Ekonomi Islam

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek yang nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi”. Sedangkan menurut Murdick, R.G, (1991:27) “ Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagian pengolakan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi , energi atau barang”.

(30)

Dengan demikian sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dari sistem tersebut. Maksud dari suatu sistem yaitu untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup yang terbatas.

Selanjutnya pengertian Ekonomi Islam menurut para ahli yaitu: 1) Menurut Muhammad Abdul Manan

“Ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang di ilhami oleh nilai-nilai Islam”.

2) Menurut M. Umer Chapra

“Ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan”.

Dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya memandang, meneliti, dan menyelesaikan permasalahan Al-Qur‟an dan Hadist yang dimana tujuan bersama tersebut adalah selamat dunia akhirat, untuk memudahkan dalam melihat bentuk sistem ekonomi Islam, maka inti pertanyaan terhadap barang dan jasa sebagai pemenuh kebutuhan hidup manusia.

(31)

Hal tersebut dapat disederhanakan dengan tiga komponen yaitu: 1) Konsep kepemilikan (Al-Milkiyah)

2) Konsep pemanfaatan kepemilikan (Tas harruf fil milkiyah)

3) Konsep distribusi kekayaan ditengah-tengah masyarakat (Tanzi‟u tsarwah baina an-nas)

Dengan digambarkannya sistem ekonomi dengan tiga bagian tersebut (kepemilikan, pemanfaatan dan distribusi) maka akan dengan mudah melihat sistem ekonomi Islam secara Global. Sekaligus dapat pula membedakannya dengan sistem ekonomi lainnya terletak pada tiga poin, yaitu jenis-jenis kepemilikan harta,cara memanfaatkan dan cara membagikan harta tersebut kepada masyarakat.

3. Nilai-Nilai Ekonomi Islam

a) Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi, tetapi orang atau badan dituntut kemampuannya untuk memanfaatkan sumber ekonomi tersebut

b) Lama kepemilikan manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya manusia tersebut hidup di dunia

c) Sumber daya yang menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum, seperti minyak dan gas bumi, barang tambang dan lainnya

Islam memiliki nilai instrumental yang mempengaruhi tingkah laku ekonomi seorang muslim dan masyarakat pada umumnya.

(32)

a. Zakat

b. Larangan Riba c. Kerjasama Ekonomi d. Jaminan Sosial

Jika nilai instrumental ini dilaksanakan, maka akan terwujud sistem ekonomi yang seimbang dan menguntungkan, apabila hal-hal di atas dapat dicapai maka akan dapat mensejahterakan masyarakat.

4. Transaksi Yang Dilarang Dalam Islam

Dalam ibadah kaidah hukum yang berlaku adalah, bahwa semua hal dilarang, kecuali yang ada ketentuannya berdasarkan Al-Qur‟an dan hadist. Sedangkan dalam urusan mu„amalah, semuanya diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Ini berarti ketika suatu transaksi baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut dapat diterima, kecuali terdapat implikasi dari dalil Al-Qur‟an dan hadist yang melarangnya. Demikian, dalam bidang mu„amalah, semua transaksi dibolehkan kecuali yang diharamkan. Dilarangnya transaksi itu sesuai dengan faktor penyebabnya. Sebagaimana Fiman Allah SWT dalam QS. An-Nahl ayat 115:















































Artinya :

(33)

bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi Barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak Menganiaya dan tidak pula melampaui batas, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-sama ridho). Mereka harus mempunyai informasi yang sama sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi (ditipu) karena ada sesuatu yang di mana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut tadlis, dan tadlis dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yaitu:

1) Kuantitas, tadis dalam kuantitas contohnya adalah pedagang yang

mengurangi takaran (timbangan) barang yang dijualnya.

2) Kualitas, tadis dalam kualitas contohnya adalah penjual yang

menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya. Dalam tadlis kualitas terdapat dua bentuk yaitu pertama dengan cara menyembunyikan cacat yang ada pada barang bersangkutan, dan yang kedua dengan menghiasi atau memperindah barang yang di jual sehingga harganya bisa naik dari biasanya.

3) Harga, tadis dalam harga contohnya adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar dengan menaikan harga produk di atas harga pasar.

(34)

petani buah yang menjual buah diluar musimnya padahal petani mengetahui bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang melanggar prinsip la tazlimuna wa la tuzlamun.

a. Garar

Garar artinya keraguan, atau tindakan yang bertujuan untuk merugikan pihak lain. Suatu akad mengandung unsur garar, karena tidak ada kepastian, baik mengenai ada atau tidak ada objek akad, besar kecilnya jumlah maupun menyerahkan akad tersebut. Larangan jual beli garar dalam hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a, yang artinya:

“Rasulullah SAW. melarang jual beli dengan cara melempar krikil kepada barang yang dibelinya dan melarang menjual barang yang tidak jelas rupa dan sifatnya (bai‟ al-gharar)”.

b. Ihtikar (Penimbunan barang)

Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian menyimpannya, sehingga barang tersebut berkurang dipasaran dan mengakibatkan peningkatan harga. Larangan menimbun harta juga terdapat dalam hadist Nabi yang diriwayatkan dari Ma‟mar bin „Abdillah r.a, yang artinya :

“Barang siapa menimbun (barang pokok), dia bersalah (berdosa)” c. Rekayasa permintaan (Bai„an Najsy)

Rekayasa permintaan yaitu produsen atau pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap

(35)

suatu produk sehingga harga jual produk tersebut akan naik. Dasar hukum terhadap larangan bai‟an najsy terdapat dalam Hadis Nabi yang diriwayatkan Ibnu „Umar r.a, yang artinya:

“Rasulullah SAW melarang najsy (penipuan yaitu menawar tinggi dengan maksud membeli, tetapi untuk menaikkan penawaran orang lain)”.

d. Riba

Riba adalah penyerahan pergantian sesuatu dengan sesuatu

yang lain, yang tidak dapat terlihat adanya kesamaan menurut timbangan syara‟ pada waktu akad-akad, atau disertai mengakhirkan dalam tukar menukar atau hanya salah satunya. Dasar hukum tentang larangan riba sangatlah banyak baik dalam Al-Qur‟an maupun hadist Nabi, diantaranya adalah Surah Al-Baqarah ayat 275:





























































































Artinya :

(36)

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

Hadist yang diriwayatkan dari Jabir r.a, yang artinya:

“Rasulullah SAW mengutuk pemakan riba, orang yang memberi makan (keluarganya) dengan harta riba, penulis riba, dan kedua saksi riba. Beliau bersabda, “semua itu (hukumnya) sama”.

e. Perjudian (Maysir)

Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan, tebak sekor bola, atau media lainnya. Pihak yang menang berhak atas hadiah yang dananya dikumpulkan dari kontribusi para pesertanya. Sebaliknya, bila dalam permainan itu

(37)

kalah, maka uangnya pun harus direlakan untuk diambil oleh pemenang. Allah telah melarang judi (maysir) sebagaimana firma-Nya dalam surat Al- Ma‟idah ayat 90:

































Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.

f. Suap-menyuap (Risywah)

Yang dimaksud dengan perbuatan risywah adalah memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan haknya. Allah telah melarang pebuatan risywah atau suap-menyuap sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 188 yang artinya:





































(38)

Artinya :

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”

B. TINJAUAN EMPIRIS

Tinjauan Empiris adalah hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

PENELITIAN TERDAHULU No. Nama/Judul/Tahun Metode

Analisis Hasil Penelitian 1. Robiatul Auliyah,Studi Fenomenologi Peranan Mnajemen Masjid At-Taqwa Dalam Pemberdayaan Ekonomi Bangkalan,(2014) Paradigma Interpretif

Hasil penelitian Masjid kurang berperan dalam program

pemberdayaan yang lain seperti bantuan kelembagaan, kerjasama kemitraan dan yang lainnya.

2. Mochammad Arif Budiman, Mairijani, Peran Masjid Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah Di Kota Analisis Kuantitatif deskriptif

Masjid perlu melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih strategis untuk meningkatkan perkembanagan ekonomi syariah di masa depan

(39)

Banjarmasin,(2016) 3. Muhammad Qadaruddin, A.Nurkidam, dan Firman, Peran Dakwah Masjid dalam Peningkatan Kualitas Hidup Masyaraakat,(2016) Kualitatif deskrSSiptif

Selama ini pengurus Masjid Aqsha masih kurang memahami tentang manajemen masjid, hal ini tersrbut terbukti dari tidak adanya

pengelolaan dai pada khutbah jumat.

4. Yuliana Muharawati, Strategi Masjid dalam

Pemberdayaan Ekonomi Umat Pada Masjid Assalam Karang Tengah Dan Masjid Nurul Huda (2017)

Kualitatif deskriptif

Penulis menganalisa strategi pengurus masjid yang digunakan kedua masjid tersebut sama yaitu mengelola keuangan di Baitulmaal.

5. Dalmeri, Revitalisasi Fungsi Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Dan Dakwah Multikultural, (2014) Deskriptif Kualitatif

Penulis merekomendasikan bahwa masjid harus kembali difungsikan untuk mencerdaskan umat melalui dakwah di bidang Muamalah yang selama ini jauh dari kajian umat islam.

C. Kerangka Konseptual 1. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya maka kerangka proses berfikir dapat dijelaskan seperti yang dideskripsikan pada gambar 2.1 berikut.

(40)

Gambar 2.1 KERANGKA PIKIR

OBJEK STUDI

RUMUSAN MASALAH

ANALISIS KASYF ANALISIS KUALITATIF

SKRIPSI 1. Al-Qur‟an a. Q.S Al-A‟raf ayat 96 b. Q.S At-Taubah ayat 18 c. Q.S An-Nahl ayat 115 d. Q.S Al-Baqarah ayat 275 e. Q.S Al-Baqarah ayat 88 f. Q.S Al-Maidah ayat 90 2. As-Sunnah

a. H.R Ma‟mar Bin Abdillah

b. H.R Ibnu Umar r.a

STUDI EMPIRIS

1. Robiatul Auliyah “Studi

Fenomenologi Peranan

Manajemen Masjid At-Taqwa

Dalam Pemberdayaan

Ekonomi Bangkalan” (2014)

2. Mohammad Arif Budiman,

Mairijani “Peran Masjid Dalam

Pengembangan Ekonomi

Syariah Di Kota Banjarmasin” (2016)

3. Muhammad Qadaruddin, A

Nurkidam, dan Firman “Peran

Dakwah Masjid Dalam

Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat” (2016)

4. Yuliana Muharawati “Strategi Masjid Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Pada Masjid Assalam Karang Tengah dan Masjid Nurul Huda” (2017) 5. Dalmeri “Revitalisasi Fungsi

Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Dan Dakwah Multikultural” (2014)

STUDI TEORITIK

1. Toto Suharto “Pengertian Masjid” (2006) 2. Ramayulis “Sejarah Penyatuan Muhajirin dan Anshar” (2012) 3. Murdick “Pengertian

Sistem Ekonomi Islam” (1991)

4. Muhammad Abdul Manan “Pengertian Ilmu Ekonomi Islam” (1995)

5. M. Umer Chapra “Pengertian Ekonomi Islam” (1992)

(41)

Masjid adalah rumah Allah Swt yang dibangun sebagai sarana bagi umat islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah Swt dengan baik. Selain itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai aktifitas amal shaleh.

Masjid Subulussalam Al-Khoory dalam menumbuhkan kesadaran terhadap potensi pengembangan ekonomi masjid, maka pengurus masjid mulai memberikan perhatian terhadap pusat edukasi ekonomi islam dalam peran masjid kampus sebagai wadah pengembangan ekonomi yang merupakan langkah awal pengembangan dakwah dalam menciptakan mahasiswa yang berilmu, bertaqwa, beramal dan berkarakter islami.

Sebagai pencegah radikalisme yang mengalih fungsikan masjid dari serangan kelompok-kelompok radikal maka pengurus masjid seharusnya menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam mengembangkan syariah islam pada peran masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian kerangka pikir di bawah ini:

(42)

Gambar 2.2 KERANGKA KONSEP

MASJID SUBULUSSALAM AL-KHOORY UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR LANGKAH-LANGKAH PENGURUS MASJID MENFUNGSIKAN MASJID KENDALA-KENDALA YANG DIALAMI

SEBAGAI PUSAT EDUKASI EKONOMI ISLAM

(43)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara mengumpulkan data sedalam-sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang didapatkan maka dapat dikatakan semakin baik pula kualitas penelitian.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada satu titik yang akan menjadi sumber acuan dalam penyelesaian penelitian ini, yaitu pengurus, jamaah/mahasiswa dan jamaah murni/orang yang berada disekitar Masjid Subulussalam Al-Khoory di Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam pengembangan Analisis Peran Masjid Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini dilakukan Masjid Subulussalam Al-Khoory di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan periode waktu 2 bulan setelah melaksanakan seminar proposal, yaitu mulai bulan September sampai dengan bulan November 2020. Alasan mengapa peneliti mengambil lokasi penelitian ini, karena peneliti ingin

(44)

mengetahui sejauh manakah institusi-institusi Masjid di Unismuh melaksanakan prinsip-prisip Ekonomi Islam dalam pengelolaan harta Masjid serta hambatan dan kendala apa yang dialami pihak pengelola Masjid dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam di institusi Masjid.

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory di Universitas Muhammadiyah Makassar serta beberapa jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber hasil wawancara langsung menggunakan daftar pertanyaan atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku dan karya ilmiah yang berkaitan dengan potensi dan efektivitas untuk memberdayakan Peran Masjid Kampus Sebagai Pusat Ekonomi Islam.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

(45)

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melakukan pencatatan dan pengamatan terhadap peran Masjid Kampus (Subulussalam Al-Khoory) Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam seperti data-data kegiatan dan aktivitas Masjid Subulussalam Al-khoory Unismuh Makassar. Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun peneliti hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari narasumber. 3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam teknik pengumpulan data adalah metode yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis, seperti buku-buku, jurnal, koran, dan dokumen lainnya.

(46)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa dan menyelidiki suatu masalah serta mengelola dan menyajikan data yang diperoleh secara objektif untuk menyelesaikan sebuah masalah. Instrumen penelitiaan yang digunakan dengan penelitian ini yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana yang menetapkan fokus permasalahan, memilih informan serta sebagai pelaksanan pengumpulan data, menarik kesimpulan, dan menganalisa data yang telah didapatkan secara real tanpa dibuat-buat. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu handphone, kamera, notebook, dan pedoman wawancara.

G. Informan Penelitian

Tabel 3.1

INFORMAN PENELITIAN

No. Informan Status

1. H.Lukman Abd. Samad.,Lc Wakil Ketua Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

2. Dr.H.Abbas Baco Miro.Lc., M.T.

Imam Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

3. Muh.Risal S.,Ag.,MM Sekertaris Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

(47)

5. Umar Anggota

6. Diana Jamaah Masjid

7 Muhammad Ardi Jamaah Masjid 8 Nita Fadillah Jamah Masjid

9 Riana Jamaah Masjid

Sumber : Data Primer 2020

Data ini diambil dari salah satu anggota pengurus masjid bernama Umar pada tanggal 12 Agusutus tahun 2020, nama-nama pengurus diatas sampai sekarang masih menjabat di bidang masing-masing. Sejauh ini belum ada perombakan pengurus menurut salah satu anggota yang saya wawancarai dalam pengambilan data.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.

Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, yaitu mengajukan pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke teman-teman umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus

(48)

terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (Creswell, 2010:4).

Dengan metode analisis inilah peneliti berusaha untuk menggambarkan dan menganalisa secara deskriptif dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu mendekskripsikan tentang peran Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.

(49)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Muhammadiyah Makassar

Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 19 Juni 1963 sebagai cabang dari Universitssas Muhammadiyah Jakarta. Pendirian Perguruan Tinggi ini adalah realisasi dari hasil Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-24 di Kabupaten Watasoppeng Pada tanggal 05 September 1962 kemudian pada tahun 1966 Universitas Muhammadiyah Makassar pindah ke Kota Makassar.

Pada pendirian tersebut di dukung oleh Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, lewat surat nomor. E-6/098/1963 tertanggal 22 Jumadil Akhir 1394 H/12 Juli 1963 M. Kemudian akte pendiriannya dibuat oleh notaris R. Sinojo Wongsowidjojo berdasarkan akta notaris Nomor: 71 tanggal 19 Juni 1963. Universitas Muhammadiyah Makassar ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang terdaftar sejak tanggal 01 Oktober 1965.

Sebagai perguruan Tinggi Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Makassar mempunyai tugas dan peran yang sangat

(50)

besar bagi agama, bangsa dan negara, baik di masa sekarang maupun di masa depan.

Pada awal berdirinya, Universitas Muhammadiyah Makassar membina dua fakultas yakni fakultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan umum, dan pendidikan sosial yang dipimpin oleh rektor Dr.H. Sudan pada tahun yang sama 1963 Universitas Muhammadiyah Makassar mulai berdiri sendiri dan di pimpin oleh rektor Drs.H. Abdul Watif Masri.

Perkembangan selanjutnya Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 1965 membuka fakultas baru yaitu: fakultas ilmu agama dan dakwah (FIAD), fakultas ekonomi (Fekon), fakultas sosial politik, fakultas kesejahteraan sosial, dan akademi pertanian. Kemudian pada tahun 1987 membuka fakultas teknik, tahun 1994 fakultas pertanian, tahun 2002 membuka program pasca sarjana, dan tahun 2008 membuka fakultas kedokteran, hingga sampai saat ini, Universitas Muhammadiyah Makassar telah memiliki 7 Fakultas 34 Program Studi dan Program Pascasarjana yang telah terakreditasi BAN-PT.

Universitas Muhammadiyah Makassar di 2003 mengalami tahapan transisi sejarah perkembangan, berupa perubahan formasi kepemimpinan dengan bergabungnya generasi muda dan generasi yang tua. Pimpinan dan seluruh civitas akademik Universitas Muhammadiyah Makassar bertekad untuk memelihara hasil pencapaian para pendahulu dan mengembangkannya kepada

(51)

capaian yang lebih baik serta berkomitmen: 1) Memelihara kepercayaan masyarakat, 2) Mencapai keunggulan dalam kompetensi yang semakin ketat, dan 3) Mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan dan pengembangan diri. Dari ketiga komitmen tersebut diharapkan dapat mengentar Universitas Universitas Muhammadiyah Makassar menjadi Perguruan Tinggi Islam Terkemuka. Pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar saat ini ialah Prof. Dr.H. Ambo Asse.

2. Sejarah Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar

Sebelum berdirinya Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh, Masjid Unismuh pertama didirikan di lantai satu Rektorat lama tempat yang sudah menjadi perpustakaan Unismuh sekarang pada tahun 1994 nama Masjid saat itu Subulussalam dibawah naungan Universitas Muhammadiyah Makassar setelah kedatangan Syeik dari Arab kemudian bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Makasassar pada tahun 2000. Syeikh tersebut membangun Ma‟had Albir setelah pembangunan Ma‟had Albir selesai di bangun, lalu di rapatkan untuk mengganti Masjid, Masjid kedua berlantai satu pada bangunan Masjid berwarna biru serta dipisahkan antara Perempuan dan Laki-Laki, karena Masjid kedua tersebut sudah tidak memuat banyak jamaah dan sudah tidak memadai maka di rencanakan untuk membuat Masjid yang besar dan luas serta bagus akan tetapi

(52)

sebelum pembangunan tersebut harus ada izin dari Syiekh pembangunan Masjid banyak menuai pendapat agar Masjid di bangun di belakang Kampus yang menjadi tempat parkir sekarang akan tetapi saran tersebut tidak diterima karna Masjid bukan hanya milik Kampus akan tetapi bagaimana Masjid juga bisa dinikmati oleh masyarakat Umum. Masjid yang akan di bangun merupakan Wakaf dari Dr (HC) Syek Mohammad MT Al-Khoory.

Masjid ini secara umum sebelum direnovasi namanya Subulussalam setelah direnovasi Masjid tersebut dinamakan Masjid Subulussam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembangunan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh dilaksanakan pada Jumat 24 November 2017 hadir dalam peletakan batu pertama saat itu, Rektor Prof. Dr.H. Abdul Rahman Rahim.,SE.,MM, Ketua BPH Dr.Ir HM Syaiful Saleh.,M.Si, Syekh (HC) Mohammad MT Khoory yang juga donatur Yayasan Asian Muslim Charity Foundation (AMFC), para wakil rektor, direktur, wakil dekan, ka prodi, ketua-ketua lembaga serta ratusan mahasiswa.

Masjid Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar yang dibangun dalam area Kampus Talasalapang Unismuh Makassar diresmikan, jumat 19 April 2019 M/14 Sya‟ban 1440 H. Masjid ini memiliki luas bangunan kurang lebih 2.700 meter persegi, berlantai tiga dengan kapasitas 3000-an jamaah.

(53)

Masjid berlantai tiga ini menghabiskan anggaran Rp 7 Miliar. Dana sebesar ini adalah bantuan dari ketua AMCF, Dr Syekh Al-Khoory, nama Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar ini diabadikan sebagian dari nama donaturnya Ketua Yayasan Asian Muslim Charity Foundation (AMCF) Dubai, Dr (HC) Syekh Mohammad MT Al-Khoory.

Pada lantai dasar Masjid di jadikan hal utama untuk mengadakan pertemuan juga sebagai Masjid utama Universitas Muhammadiyah Makassar lantai 2 di khususkan untuk perempuan melewati tangga sebelah kanan, lantai 3 di per khusus untuk laki-laki melalui jalur tangga sebelah kiri.

Sebelum memasuki pintu Masjid sebelah kiri terdapat peresmian Masjid dan sebelah kanan terdapat penjelasan dan nama lengkap dari pe wakaf Masjid yaitu Fatma Mohammad Yusuf Al-Khoory, nuansa cream dengan lampu yang menggantung indah di dalam ruangan dan pada malam hari dengan lampu yang menggantung indah dari puncak Kubah mengelokkan kesederhanaan jika di pandang.

3. Sarana dan Prasana Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

Adapun Sarana dan Prasana yang terdapat di Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar seperti berikut:

(54)

Tabel 4.1

SARANA DAN PRASARANA MASJID

NO Sarana dan Prasarana Jumlah Satuan

1 Ruangan Imam 1 Unit

2 Tempat Al-Qur‟an dan buku 6 Unit

3 Ruang Operator 1 Unit

4 Mimbar 1 Unit

5 Stang Microphone 3 Unit

6 Kantor 4 Unit

7 Potongan Kiswah 1 Unit

8 Dekorasi Kaligrafi 1 Unit

9 Dispenser/Tempat Air

Minum 2

Unit

10 Kulkas 1 Unit

1 Kipas Angin Gantung 20 Unit

12 Ac 5 Unit

13 Tempat Wudhu 2 Unit

(55)

15 Tempat Sepatu 4 Unit

16 Colokan 8 Unit

17 Lemari Tempat Mukenah 1 Unit

Sumber : Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar 4.

Aktivitas Masjid

Adapun beberapa aktivitas Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan Pengajian harian dan bulanan 2) Buka bersama pada bulan suci ramadhan dari berbagai

kalangan

3) Pimpinan wilayah melakukan pengajian bulanan di Masjid 4) Melakukan baksos

5) Kultum setelah selesai sholat untuk pimpinan, ketika ada tamu dan pimpinan dari perserikatan.

6) Ceramah, Khotbah, sholat sunnah, dan kadang sholat jenazah

7) Kajian-kajian dari Mahasiswa baik dari Ma‟had Albir, IMM, dan kajian-kajian lainnya.

8) Bekerjasama dengan pihak Rektorak, dan Kemuhammadiyaan

(56)

5. Himbauan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

Agar terciptanya suasana yang tertib, dan nyaman selama berada di dalam maupun di luar lingkungan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar maka perlu diperhatikan beberapa himbaun berikut:

a) Jangan buat kelompok di saat sholat dan ceramah berlangsung. b) Suara wanita adalah aurat maka kecilkan suaramu selama berada

di dalam Masjid.

c) Mukenah yang sudah dipakai harap digantung atau dilipat dan simpan kembali di lemari.

d) Batas suci dan batas sandal atau sepatu harap di perhatikan tempatnya apabila ingin memasuki Masjid

e) Mohon agar tidak sandar di pembatas stainlis.

f) Jaga kebersihan Masjid dan jangan biasakan membuang sampah sembarangan.

6. Sistem Perekrutan Pengurus

Manakala Masjid hendak kita aplikasikan peran dan fungsinya dengan baik, diperlukan kepengurusan Masjid yang handal. Kepengurusan Masjid tersebut diperuntukkan kepada pelaku-pelaku yang terpilih untuk mewujudkan suasana Islami sesuai program pembangunan, pembinaan, dan pemeliharaan Masjid serta menjamin keberlangsungan fungsi Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan pembinaan ke-Islaman dan Kemuhammadiyaan. Sistem perekrutan

(57)

pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar ditunjuk langsung dan ditetapkan oleh Pimpinan Kampus melalui SK Rektor/BPH sebagaimana nama-nama yang ditetapkan dalam lampiran surat keputusan No: 391/II.AU/F/1437 H/2016 M menjadi pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh yang dalam melaksanakan aktivitasnya senantiasa berpedoman pada statuta dan peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar. Pemilihan penasehat, imam, ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris, bendahara dan anggota. Penempatan mereka sebagai pengurus bukan karna jabatan akademiknya tetapi tugas tamabahan di luar dari tugas pokok sebagai salah satu staf di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Struktur Organisasi Pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar

Adapun struktur organisasi pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar antara lain sebagai berikut:

Penasehat : 1. Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar 2. Rektor Unismuh Makassar

3. Wakil Rektor IV

Imam Rawatib : Dr.H. Abbas Baco Miro, Lc., M.A Ketua : Ir.H. Abd Rahim Nanda, M.T Wakil Ketua : H. Lukman Abd Samad, Lc Wakil Ketua : Dr. H. Darwis Muhdinah, M.Ag Sekertaris : Muh. Risal, S.Ag., M.M

(58)

Wakil Sekertaris : Arfan Rauf, .S.Pd., M.Pd Bendahara : Drs.H. Andi Baso, M.Pd.i Anggota : 1. Drs. Bakri Salempang, M.Si

2 . Drs. Muh Ilyas Dg. Nompo 3. Mahmuddin, S.T., M.T 4. Sofyan Dg. Sijaya, S.Sos 5. Syafaat S. Kuba, S.T

6. Abd. Rahman Bahtia, S.Ag., M.A 7. Nurwahid, S.Sos., M.Si

8. M. Agusalim, S.T 9. Sahabuddin, S.E

10. Ahmad Harakan Djama, S.IP.,M.HI 11. Muh. Fakhruddin Sunusi, S.I.P 12. Syarifuddin, S.Sos.

Gambar

Gambar 2.2  KERANGKA KONSEP

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Fipronil merupakan insektisida yang bersifat sistemik yang terdaftar pada tanaman padi untuk mengendalikan penggerek batang, wereng coklat, wereng punggung putih dan

Ikan payus ini sebenarnya ikan yang sangat merugikan bagi pemilik tambak ikan bandeng karena ikan payus merupakan ikan parasit dan dapat memakan nener bandeng

Dari perjalanan debat yang ada tampak sekali bahwa faktor pendorongnya adalah keinginan untuk memaksimalkan kerugian kepada lawan debat (hal ini merupakan

Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode proaktif dimana metode tersebut merupakan analisa yang dilakukan sebelum hal tersebut dilaksanakan.Setelah melakukan pengumpulan

Konstruksi dari aktuator jenis ini adalah slot pada sisi dari cylinder yang dibungkus dengan sebuah elastomeric seal backed dan juga sebuah potongan stainless steel

Untuk memperoleh data kinerja keuangan yang dihitung berdasarkan laporan laba rugi dapat diperoleh berdasarkan informasi pada laporan keuangan yang sudah

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan

Hasil Penelitian yang diperoleh adalah elektroda Cu-Fe menghasilkan kuat arus dan tegangan lebih kecil dibandingkan penggunaan elektroda Cu-Mg pada percobaan