• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES MENGGAMBAR ILUSTRASI MENGGUNAKAN TEKNIK POINTILIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 11 SATAP LIUKANG KALMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES MENGGAMBAR ILUSTRASI MENGGUNAKAN TEKNIK POINTILIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 11 SATAP LIUKANG KALMAS"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

2

PROSES MENGGAMBAR ILUSTRASI MENGGUNAKAN TEKNIK POINTILIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 11 SATAP LIUKANG KALMAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar

Oleh Kasmiati NIM 10541088615

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kasmiati

Nim : 105 41 0886 15

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Judul Skripsi : Proses Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik pointilis Siswa Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020 Yang Membuat Pernyataan

(5)

6

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Kasmiati

Nim : 105 41 0886 15

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuat oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak melakukan penjiplakan ( plagiat ) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai denganaturan yang berlaku.

Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020 Yang Membuat Perjanjian

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung, Namun buatlah jalanmu sendiri dan tinggalkanlah jejak

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya yang sederhana ini

untuk orang-orang yang kucintai dan kusayangi sepanjang hidupku, kepada Bapak dan Ibu, Saudara, serta Sahabatku

(7)

8

ABSTRAK

Kamiati.10541088615.2020.Proses Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis Peserta Didik Kelas VIII SMPN 11SatapLiukang Kalmas. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Benny Subiantoro dan Pembimbing II Irsan Kadir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan jelas tentang proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas dan untuk mengetahui hasil menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMPN 11 Satap Liukang Kalmas pada peserta didik kelas VIII dalam proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes praktik. Dengan teknik analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, verifikasi/kesimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pesertaa didik dalam proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas dalam menggambar ilustrasi sudah baik dari 23 peserta didik, 10 peserta didik mendapat kategori baik, dan 13 peserta didik mendapat kategori cukup,mulai dari cara menyiapkan alat dan bahan, menggambar desain objek ilustrasi, dan memberikan arsiran pada desain yang sudah digambar sampai pada proses penyelesaian.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala berkat limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis masih diberikan nikmat hidup berupa nikmat kesehatan, kekuatan, kesempatan, dan nikmat iman sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta taslim semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihiwassallam beserta sahabat dan keluarga beliau yang selalu setia menemani hingga takdir-takdir berkehendak atas diri-diri mereka.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, arahan dan bimbingan, sejak awal pembuatan sampai selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

10

3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn., Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs.Benny Subiantoro, M.Sn. Dosen pembimbing I. 5. Bapak Irsan Kadir, S.Pd. M.Pd Dosen Pembimbing II.

6. Bapak/ibu Dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan banyak bantuan dan masukannya, baik dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi. 7. Bapak Askari, S. Pd. Kepala Sekolah SMPN 11 Satap Liukang Kalmas

yang telah memberikan izin penelitian.

8. Ibu Andi Aminah guru mata pelajaran seni budaya SMPN 11 Satap Liukang Kalmas yang telah memberikan bantuan serta arahan selama penelitian.

9. Khususnya kedua orang tua saya, Ayahanda Firman dan Ibunda Nur Sia yang telah tulus memberikan cinta dan kasih sayangnya yang tiada henti untuk saya anaknya.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

(10)

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, September 2020

(11)

12

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SKEMA ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

(12)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 5

A. Kajian Pustaka ... 5

B. Kerangka Pikir ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 18

B. Variabel dan Desain Penelitian ... 19

C. Devinisi Operasioanal Variabel... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 24

F. Instrumen Penilaian………..25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

14

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1: KI dan KD seni rupa kelas VIII kurikulum 2013 ... …...15 Tabel 3.1: Instrumen Penilaian ... 26 Tabel 3.2: Kriteria Penilaian ... 26

Tabel 3.3: Penilaian Oleh Ibu Andi Aminah Guru Mata Pelajaran Seni Budaya Mengenai Peraktik Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis pada Siswa Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas ... 31

Tabel 4.1: Indikator Penilaian ... 35 Tabel 4.2: Kategori Nilai Dalam Pembelajaran Menggambar Ilustrasi

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1: Ilustrasi naturalis karya Yoki Mirantiyo ... 8

Gambar 2.2: Ilustrasi dekoratif karya Dita Alfajrin ... 9

Gambar 2.3: Ilustrasi kartun karya Richo………...9

Gambar 2.4: Ilustrasi karikatur karya Brainly………10

Gambar 2.5: Ilustrasi khayalan karya Esref ... 10

Gambar 2.6: Ilustrasi vignette kayrya Bang Ical ... 11

Gambar 2.7: Contoh gambar menggunakan satu warna ... 13

Gambar 2.8: Contoh gambar menggunakan beberapa warna ... 13

Gambar 3.1: Peta lokasi penelitian... 19

Gambar 4.1: pensil ... 28

Gambar 4.2: Buku gambar ... 28

Gambar 4.3: Penghapus ... 29

Gambar 4.4: Pulpen ... 29

(15)

16

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1: Kerangka Pikir ... 17

(16)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 3.1: Interaksi komponen dalam analisis data (interactive modal) ... 25

(17)

18

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Format Observasi

LAMPIRAN 2 : Format Wawancara

LAMPIRAN 3 : Dokumentasi Penelitian

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilustrasi berasal dari bahasa latinilustrare yang artinya penampakan, kemuliaan, cahaya, penerangan dan penggambaran secara hidup-hidup. Ilustrasi merupakan seni membuat gambar yang berfungsi memperjelas dan menerangkan naskah. Ilustrasi dapat membantu memudahkan pembaca untuk mengingat konsep atau gagasan yang disampaikan.Ilustrasi menghemat tempat penyajian sebab ilustrasi dapat menyajikan suatu konsep yang rumit dan luas dalam ruang atau tempat yang terbatas. Ditinjau dari fungsinya, ilustrasi memiliki tiga fungsi yaitu deskriptif, ekspresif dan analitis.Ilustrasi berfungsi deskriptif,yaitu menggantikan uraian tentang sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan kalimat yang panjang. Uraian verbal dan naratif tersebut tidak efisien karena memerlukan ruang yang cukup banyak dan kurang efektif karena menyita perhatian pembaca pada bagian itu saja.

Gambar ilustrasi termasuk dalam karya dua dimensi. Ilustrasi merupakan seni membuat gambar yang berfungsi memperjelas dan menerangkan naskah. Ada beberapa teknik dalam ilustrasi salahsatunya adalah teknik pointilis.

Pointillisme adalah teknik menggambar menggunakan bentuk titik-titik kecil untuk menciptakan sebuah gambar. Titik-titik cat yang dibuat di atas kanvas dibuat sedemikian rupa sehingga warna berbaur secara visual untuk menciptakan kesan halus. Pointilisme pertama kali disebut ‘divisionisme’.

(19)

20

SMPN 11 Satap merupakan lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Pemerintah, pengetahuannya masih minim tentang seni budaya terlebih gambar ilustrasi. Masalah yang sering dihadapai oleh para guru di Sekolah yakni kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar seni budaya (seni rupa). Maka peneliti berinisiatif melakukan penelitian dengan judul “Proses Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas”. Dengan adanya penelitian ini akan diarahkan menjadi kegiatan kreatif agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan kepekaan siswa terhadap keindahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas?

2. Bagaimanakahhasil menggambarilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang proses menggambarilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

(20)

2. Untuk mengetahuihasilmenggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengembangkan keterampilan berkarya seni ilustrasi dengan menggunakan teknik pointilis.

b. Untuk meningkatkan kreativitas dalam pembuatan karya seni ilustrasi dengan mengguanakan teknik pointilis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui perkembangan keterampilan menggambar ilustrasi dalam penguasaan teknik pointilis bagi peserta didik SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya peningkatan pembelajaran seni budaya, mata pembelajaran seni rupa menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis.

(21)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, oleh karena itu beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian menggambar

Menurut Sumanto (2005: 47) menyatakan bahwa:

Menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialaminya baik mental maupun visual dalam bentuk garis dan warna. Menurutnya menggambar adalah proses mengungkapkan ide, angan-angan, perasaan, pengalaman yang dilihatnya dengan menggunakan jenis peralatan menggambar tertentu.

Menggambar merupakan ungkapan ide, gagasan, maupun perasaan seseorang yang dituangkan dalam karya melalui bentuk garis dan warna. Menurut Pamadhi (2007: 9) mengemukakan bahwa:

Menggambar adalah membuat gambar dengan media alat tulis seperti pensil, spidol, atau alat lukis seperti pastel, cat minyak, maupun cat poster dan cat air, serta menoreh dengan benda tajam pada benda yang lain sehingga menimbulkan gambar.

Menurut Witabora (2012: 662) menyatakan bahwa:

Menggambar adalah prinsip mendasar dalam ilustrasi. Gambar adalah landasan bagaimana pencitraan tersebut terbentuk.merupakan dasar dari semua gaya ilustrasi, dari realis hingga abstrak. Setiap ilustrasi harus dipahami, dirancang, dan disajikan secara layak untuk dipresentasikan; dan menggambar berperan dalam setiap tahap tersebut.Menggambar juga memberi informasi mengenai identitas illustrator, mengembangkan, dan membentuk ikonografi pribadi illustrator merupakan atribut fungsional

(22)

yang harus dipunyai seorang ilustrator dan menentukan dasar perbendaharaan visual.Observasi dan belajar mengamati merupakan bagian dari pembelajaran ilustrasi. Penguasaan gambar secara objektif dan analitis akan memberikan pengetahuan secara detail tentang subjek dan menghasilkan imajinasi untuk berkreasi Menggambar adalah cara di mana ide divisualisasikan dari konsep hingga hasil akhir. Menggambar bermain dengan komposisi, wama, tekstur, bentuk, skala, ruang, perspektif, aspek emotif, dan asosiatif.Pemahaman objektif dan analitis dalam gambar merupakan dasar utama untuk memahami subjek.Ini adalah keterampilan akademis dan praktis yang penting untuk ilustrator saat merekam informasi dan membangun konsep.

Berdasarkan pemaparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan perasaan yang dialami baik secara mental maupun visual menggunakan media alat lukis sehingga menimbulkan gambar.

Menurut Gumelar (2015: 9) “Definisi menggambar tidak lagi meniru yang sudah ada tetapi jauh menjadi lebih lengkap dalam makna dan pelaksanaannya”.Yaitu, menggambar tidak harus selalu meniru dari sesuatu yang sudah ada dan boleh menciptakan sesuatu yang baru dengan ide yang muncul dari pemikiran.

2. Pengertian ilustrasi a. Pengertian seni ilustrasi

Menurut Salam (1994: 1) bahwa :

Secara etimologis, istilah ilustrasi yang diambil dari bahasa Inggris illustrastion dengan bentuk kata kerjanya to illustrate, berasal dari bahasa latin illustrare yang berarti membuat terang. Dari pengertian ini kemudian berkembang menjadi membuat jelas dan terang, menunjukkan contoh khususnya dengan menggunakan bentuk-bentuk, diagram dan sebagainya, memberi hiasan dengan gambar-gambar.

(23)

7

Jadi seni ilustrasi merupakan sebuah representatif yang menjelaskan sebuah sejarah atau sesuatu yang akan terjadi, baik dalam bentuk audio, visual ataupun audio visual.

Menurut Witabora (2012: 660) Menjelaskan bahwa:

Ilustrasi berasal dari kata latin illustrare yang berarti menerangi atau memurnikan. Dalam kamus The American Heritage of The English Language, illustrate mempunyai arti memperjelas atau memberi kejelasan melalui contoh, analogi atau perbandingan, mendekorasi.

Menurut RM. Soenarto dalam buku Maharsi (2016: 4) disebutkan bahwa “ilustrasi adalah suatu gambar atau hasil proses grafis yang membantu sebagai penghias, penyerta ataupun memperjelas suatu kalimat dalam sebuah naskah dalam mengarahkan pengertian bagi pembacanya”. Dan dijelaskan pula oleh Qauliyah (2015) menyatakan bahwa:

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud dari pada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih muda dicerna.

Dalam dua definisi ini secara lugas dikatakan bahwa ilustrasi memperjelas sebuah pengertian yang ada dalam naskah atau tulisan. Selain memperjelas, ilustrasi yang berupa diagram, grafik ataupun coretan tangan (manual atau dengan alat bantu digital) berfungsi pula untuk menghiasi sekaligus semakin menghidupkan pengertian dalam naskah ataupun tulisan tersebut. Menghidupkan ini berkaitan dengan perasaan audiens ketika membaca naskah sedih, gembira, marah dan lain-lain. Sehingga transfer emosi dalam konteks meng’hidup’kan naskah tersebut terjadi sesuai dengan representasi bentuk visual dari naskah atau tulisan tersebut.

(24)

b. Jenis-jenis gambar ilustrasi

Berdasarkan penampilannya gambar ilustrasi memiliki bentuk yang bermacam-macam, di antaranya:

1) Gambar ilustrasi naturalis

Menurut Suhernawan (2010: 89) “gambar ilustrasi naturalis adalah gambar yang memiliki bentuk dan warna yang sama dengan kenyataan (realis) yang ada di alam tanpa adanya pengurangan atau penambahan”.

Gambar 2.1: Ilustrasi naturalis karya Yoki Mirantiyo (Sumber: 1.blogspot.com.4.jpg)

2) Gambar ilustrasi dekoratif

Menurut Suhernawan (2010: 89) “gambar ilustrasi dekoratif adalah gambar yang berfungsi untuk menghiasi sesuatu dengan bentuk yang disederhanakan atau dilebih-lebihkan (digayakan)”.

(25)

9

Gambar 2.2: Ilustrasi dekoratif karya Dita Alfajrin (Sumber: 2.blogspot.com)

3) Gambar kartun

Menurut Muksin (2014: 22) menjelaskan bahwa:

Gambar yang memiliki bentuk-bentuk yang lucu atau memiliki ciri khas tertentu. Biasanya gambar kartun banyak menghiasi majalah anak-anak, omik, dan cerit bergambar. Bentuk kartun dapat berupa tokoh manusia maupun hewan dan bersft menghibur.

Gambar 2.3: Ilustrasi kartun karya Richo (Sumber: richo-docs:blogspot.com)

4) Gambar karikatur

Menurut Mukmin (2014: 22) menjelaskan bahwa ‘”gambar karikatur menampilkan karakter yang dilebih-lebihkan, lucu, unik, terkadang mengandung

(26)

kritikan dan sindiran. Objek gambar karikatur apa diambil ari tokoh manusia maupun hewan”.

Gambar 2.4: Ilustrasi karikatur karya Brainly (Sumber: 2.blogspot.com.jpg)

5) Gambar ilustrasi khayalan

Menurut suhernawan (2010: 90) “gambar ilustrasi khayalan adalah gambar hasil pengolahan daya cipta secara imajinatf (khayalan)”. Cara penggambaran seperti ini banyak ditemukan pada ilustrasi cerita, novel, roman, dan komik.

Gambar 2.5: Ilustrasi khayalan karya Esref (Sumber: bp.blogspot.com.jpg)

(27)

11

6) Vignette

Menurut Mukmin (2014: 22) menjelaskan bahwa, “sebagai pengisi dari sebuah cerita atau narasi dapat disisipkan gambar ilustrasi berupa vignette”. Vignette adalah gambar ilustrasi berbentuk dekorastif yang berfungsi sebagai pengisi bidang kosong pada kertas narasi.

Gambar 2.6: Ilustrasi vignette kayrya Bang Ical (Sumber: id-tatic.z-dn.net.jpg)

c. Teknik gambar ilustrasi

Menurut Qauliyah (2015) teknik gambar ilustrasi sebagai berikut: 1. Teknik arsir

Teknik arsir merupakan menggambar dengan membuat garis-garis sejajar atau menyilang untuk mendapatkan gelap terang objek gambar. 2. Gosok (dussel)

Teknik dussel dalam menggambar ilustrasi berfungsi untuk menentukan gelap terang objek gambar dengan menggosokkan media pada kertas.

3. Pointilis

Teknik pointilis merupakan cara menggambar yang berguna untuk menentukan gelap terang dengan menggunakan komposisi titik-titik. 4. Teknik basah

Teknik basah merupakan teknik menggambar ilustrasi yang menggunakan cat air dengan cara membasahi kertas gambar dengan air. Gambar yang dihasilkan akan memiliki kehalusan dalam warna 5. Teknik kering

(28)

Merupakan teknik menggambar ilustrasi menggunakan cat air dengan kertas gambar yang kering.

3. Unsur-unsur seni rupa

pada prinsipnya dalam berkarya seni rupa harus diperhatikan unsur-unsur antara satu dengan lainnya yang saling berkaitan sehingga dapat mengghasilkan karya yang lebih bermakna. Hal-hal tersebut adalah: 1. Titik merupakan unsur yang terkecil atau sering disebut noktah.

Sebuah titik bila dikumpukan akan menjadi bentuk lain yang lebih berarti.

2. Garis adalah dua titik yang dihubungkan menjadi satu. Garing memiliki dimensi panjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus yaitu: pendek, panjang, vertical, horizontal, lurus, melengkung, berombak, dan seterusnya.

3. Bidang merupakan suatu bentuk dengan ukuran luas atau sesuatu yang oleh garis dalam ilmu pengetahuan, yang dikenal bidang, seperti lingkaran, segitiga, bujur sangkar, dan jajar genjang.

4. Ruang ialah sesuatu yang memiliki volume.

5. Tekstur ialah kesan rasa yang ditimbulkan permukaan suatu benda yang dengan meraba akan timbul rasa, sperti halus, kasar, dan bergelombang.

6. Gelap terang merupakan unsur yang paling menonjol karena akan menimbulkan kesan ruang atau dimensi sehingga bentuk yang dua dimensi akan terkesan tiga dimensi.

7. Warna merupakan pantulan cahaya yang ditangkap oleh mata paa permukaan suatu benda. (Artono, dkk. 2007: 7).

4. Teknik Pointilis

“Teknik Pointilis adalah teknik di mana tersusun atau terbentuk dari titik kecil, titik-titik yang berbeda dari warna yang diterapkan dalam pola untuk membentuk sebuah gambar” (Georges Seurat, 1886).

Pengertian titik adalah “sebuah nokta terdiri dari gumpalan sejumlah molekul atau atom” (wawancara: Benny Subiantoro). Menurut Faisal dan Mukaddas (2015: 58) menjelaskan bahwa:

Konsep titik menunjukan kedudukan atau posisi dalam ruangan. Ia tidak memiliki panjang dan lebar, serta kedalaman. Ia menandai atau membatasi kedua ujung sebuah garis. Tempat tungal pada perpotongan garis, dan

(29)

13

pertemuan garis-garis pada sebuah bidang atau sudut sebuah benuk benda padat (tiga dimensional).

Gambar yang menggunakan teknik pointilis dengan satu warna dan beberapa warna.

Gambar 2.7: Contoh gambar menggunakan satu warna Sumber: adisuruh.blogot.com

Gambar 2.8: Contoh gambar menggunakan beberapa warna Sumber: s-media-cache-ako.pinimg.com

5. Alat dan media dalam menggambar a. Bidang gambar

Menurut Suhernawan (2010: 22) “bidang gambar atau kertas gambar merupakan bahan utama untuk menggambar bentuk. Kertas ini terdiri atas beragam jenis sesuai dengan keperluan dan kepentingan masing-masing”. Namun, lazimnya menggunakan kertas gambar putih seperti karton putih dengan ukuran

(30)

A3 atau kertas tipis seperti HVS. Kertas gambar untuk keperluan menggambar bentuk sebainya bertekstur kasar dan idak licin.

b. Pensil

Menurut Suhernawan (2010: 22) bahwa:

Pensil yang dapat digunakan dalam menggambar adalah pensil yang memiliki isi yang berupa grafis berwarna hitam. Pensil ini terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, jenis pensil yang bertanda H (Hard) atau pensil kertas yang biasanya digunakan untuk menggambar teknik bagi para perancang bangunan (arsitek) atau bisa juga seperi pensil untuk menggambar bentuk. Mulai dari H, 2H, 3H, 4H, 5H dan seterusnya. Ukuran tersebut berarti semakin banyak H-nya pensil akan semakin keras. Kedua, jenis pensil sedang yaitu jenis pensil yang bertanda HB dan F. Ketiga, yaitu jenis pensil yang bertanda B, 2B, 3B, 4B, 5B, dan seterusnya. Huruf B berasal dari kata “Bold” atau warnanya hitam atau pekat. Semakin banyak angka pengikutnya maka semakin lunak. Pensil jenis inilah yang tepat untuk menggambar bentuk.

c. Pensil warna

Pengunaan pensil warna dapat dilakukan dengan cara mengarsir atau memblok warna. Tekanan pada penggunaan pensil sangat mempengaruhi ketajaman warna.

d. Penghapus

Menurut Elfira (2010: 18) “penghapus digunakan jika terjadi adanya kesalahan dalam membuat gambar, selain menghapus bagian yang salah, penghapus ternyata bisa digunakan untuk membuat efek tertentu pada gambar benda”. Biasanya memberi efek cahaya atau memberi bentuk luar pada benda yang digambar. Gunakanlah penghapus karet lembut agar kertas gambar kertas gambar tidak rusak saat adaa bagian gambar yang dihapus.

(31)

15

6. Kurikulum 2013 pendidikan seni budaya SMP/MTS a. KI dan KD seni budaya SMP/MTS

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterapilan.

Adapun untuk mata pelajaran seni budaya, kompetensi dasar yang dikembangkan terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3 dan kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Berikut kompetensi dasar mata pelajaran seni budaya khusus seni rupa kelas VIII berdasarkan Permendikbud nomor 24 tahun 2016.

Tabel 2.1: KI dan KD seni rupa kelas VIII kurikulum 2013 Kompetensi Inti 3

(Pengetahuan)

Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mengelolah, menyaji, dan menalar dalam ranah kongkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan rana abstrak (menulis, membaca, meghitung, menggambar,dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di Sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami unsur, prinsip, teknik, dan prosedur

menggambar menggunakan model dengan berbagai bahan

4.1 Menggambar menggunakan model dengan berbagai bahan dan teknik berdasarkan

pengamatan

(32)

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)

Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

menggambar ilustrasi dengan teknik manual atau digital

manual atau digital

3.3 Memahami prosedur menggambar poster dengan berbagai teknik

4.3 Membuat poster dengan berbagai bahan dan teknik

3.4 Memahami prosedur menggambar komik dengan berbagai teknik

4.4 menggambar komik dengan berbagai teknik

Sumber: https://www.terpintar.web.id/permendikbut-no-24-tahun-2016-tentang KI-dan-KD-download-lampiran/

Pembelajaran gambar ilustrasi terdapat pada kelas VIII kompetensi dasar 3.2 yaitu memahami prosedur menggambar ilustrasi dengan teknik manual atau digital, pada materi ini siswa diharapkan mampu memahami prosedur pembelajaran menggambar ilustrasi menggunakan teknik manual yaitu teknik pointilis dan kompetensi dasar 4.2 yaitu mengambar ilustrasi dengan teknik manual dan digital yaitu siswa diharapkan mampu membuat karya ilustrasi dengan teknik manual yaitu teknik pointilis.

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diurai pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berpikir tentang Proses Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis Kelas VII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

(33)

17

Skema kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 2.1: Kerangka pikir SMPN 11 Satap Liukang Kalmas Hasil Penelitian Hasil Karya Ilustrasi Teknik Pointilis Kurikulum Pembelajaran Seni Budaya Konsep Menggambar Ilustrasi Peserta Didik Kelas VIII

(34)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

A. JenisdanLokasiPenelitian 1. JenisPenelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian deskriktif kualitatif adalah jenis penelitian yang berusaha mengungkapkan sesuatu atau memberi gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya.“Peneliti Kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka” ( Danim, 2002).

2. LokasiPenelitian

Penelitian ini berlokasi di SMPN 11 Satap Liukang Kalmas, yaitu terletak di DesaPammas, Kecamatan Kalu-Kalukuang,Kabupaten Pangkep, ProvinsiSulawesi Selatan. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan atas daerah tersebut, hal ini dianggap tepatdengan sasaran penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam menggali data dari subjek penelitian. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses menggambar ilustrasi mennggunakan teknik pointilis di SMPN 11 Satap Liukang Kalmas belum pernah dilakukan sebelumnya. Inilah alasan mengapa peneliti ingin melakukan penelitian di SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

(35)

19 U B T S B. Lapangan Keterangan: : Lokasipenelitian SMPN 11 SatapLiukangKalmas : RumahWarga : Masjid

Gambar 3.1: Peta lLokasi pPenelitian (Sumber: Peneliti)

B. Variabel dan DesainPenelitian 1. Variabel penelitian

Setyosari (2010: 108) menyatakan bahwa:

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam melakukan penelitian sedangkan direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

(36)

Variabel penelitian ini adalah sasaran yang akan diteliti untuk menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini yaitu, Proses Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis pada peserta didik Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

b. Bagaimana hasil menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

2. Desain penelitian

Desain penelitian menurut Setyosari(2010 : 148) “merupakan rencana atau struktur yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian”.

(37)

21

Adapun bentuk desain penelitian ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Skema3.1: Skema desain penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian hingga tercapainya perolehan data yang valid. Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas. Adapun yang dimaksud oleh peneliti ialahtahap-tahap menggambar ilustrasi menggunakan teknik

Teknik Pengumpulan Data (observasi, wawancara, tes praktik,

dokumentasi)

PengelolahandanAnalisis Data Proses Menggambar

Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis pada Peserta Didik Kelas VIII

SMPN11 Satap Liukang Kalmas

Hasil Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis

pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang

Kalmas.

Deskripsi Data

(38)

pointilis. Dengan tahap awal pembuatan sketsa pada buku gambar hingga tahap akhir pengarsiran dengan teknik pointilis.

2. Hasil berkarya ilustrasi menggunakan teknik pointilispada Siswa Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas. Yang dimaksud disini adalah hasil kreativitas peserta didik dalam menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Rohidi (2011: 182) nenyatakan bahwa:

Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu lingkungan atau situasi secara tajam terperinci, dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara. Metode observasi dalam penelitian seni dilaksanakan untuk memperoleh data karya seni dalam suatu kegiatan dan situasi yang relavan dengan masalah penelitian. Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan belajar Siswa dengan mengamati sejauh mana menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dari para informan.Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam “Wawancara mendalam lebih menyerupai percakapan dibandingkan dengan wawancara yang terstruktur secara formal” (Rohidi, 2011: 208). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian

(39)

23

ini pertanyaannya tidak terbatas dan tidak dirumuskan terlebih dahulu, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah guru senibudaya SMPN 11 LiukangKalmas. Adapunalasandiwawancarainya guru senibudayayaitu, karena guru adalah orang yang pertama terlibat langsung dengan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Seorang gurulah yang lebih mengetahui kemajuan atau pun kendala-kendala yang dihadapi oleh para peserta didik pada saat proses belajar. Sehingga gurulah narasumber yang dirasa paling tepat untuk diwawancarai pertama kali.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dapat pula dikatakan sebagaipemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan sebagainya. Teknik ini dilakukan untuk memperkuat data-data sebelumnya.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan dokumen atau catatan dengan menggunakan kamera foto untuk pengambilan gambar yang dapat dilakukan sewaktu pembuatan desain yang sedang berlangsung.

4. Tes praktik

Tes praktik yakni tes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang proses praktik peserta didik dalam berkarya seni Ilustrasi menggunakan teknik pointilis. Dengan tes, kemampuan peserta didik dapat diukur. Tespraktik dilakukan dengan mengamati kegiatan Siswa dalam berkarya. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan berupa kertas dan drawing pent.

(40)

E. Teknik Analisis Data

Adapun langkah dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dilakukan dalam mencari suatu data yang akurat dengan tujuan data yang diperoleh relevan dengan data yang diinginkan.

2. Reduksi data

Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan data. Data yang terkumpul selama penelitian diseleksi dan diidentifikasikan untuk kemudian dikelompokkan sesuai permasalahannya, selain itu seleksi dilakukan untuk menentukan data yang dibutuhkan dan data yang tidak dibutuhkan.

3. Sajian data

Merupakan kegiatan setelah melakukan reduksi data yang kemudian menyajikan data tersebut. Kalimat-kalimat yang panjang dalam catatan lapangan perlu disajikan dalam suatu sajian yang baik dan jelas sistematisnya.

(41)

25

Langkah ini merupakan bagian dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dan merupakan inti dari hasil deskripsi dari uraian yang ditampilkan, sehingga dapat menarik kesimpulan atas data yang diperoleh selama kegiatan.

Model analisis yang dilakukan adalah analisis interaktif. Artinya tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi (Miles dan Huberman dalam Rohendi, 2011: 233). Model interaktif dalam analisis data menurut Miles dan Huberman dalam bukunya Rohidi (2011: 233) sebagai berikut:

Bagan 3.1: Interaksi komponen dalam analisis data (Interactive Model) (Miles dan Huberman dalam Rohendi, 2011 : 233) Pengumpulan Data Kesimpulan: penarikan data Reduksi Data Penyajian Data

(42)

F. InstrumenPenilaian

Kriteria penilaian terhadap gambarilustrasi menggunakanteknikpointilis dinilai dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 3.1: Instrumen Penilaian

(Sumber: Margonodan Aziz: 88 dan 143) No

.

Indikator Kemampuan

Hasil Penilaian

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang 1. Ketepatan Tema 2. Sketsa 3. Kerapian

(43)

27

Tabel 3.2: Kriteria Penilaian Kriteria Indikator

Pencapaian Kompetensi Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

90-100 Sangat baik 4

80-89 Baik 3

70-79 Cukup 2

50-69 Kurang 1

30-49 Sangat kurang 0

(44)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka data yang telah diolah dan dianalisis disajikan dalam bentuk deskritif kualitatif, yang bertujuan untuk mendiskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah atau bidang-bidang tertentu, sesuai dengan indikator dalam fokus penelitian. Adapun hasil analisis masing-masing data tersebut sebagai berikut:

1. Proses Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis Kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas

Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilismerupakan kegiatan yang dilakukan oleh para peserta didik di kelas VIII SMPN11 Satap Liukang Kalmasdalam mewujudkan ide atau gagasan melalui bahan yang telah disediakan sehingga menghasilkan suatu bentuk dan hasil karya seni yang unik.Adapun tahapan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep penciptaan berdasarkan materi pembelajaran

Pada tahap ini sebelum siswa menggambar lustrasi terlebih dahulu guru memberikan materi tentang menggambar dengan teknikpointilis dan memperagakan didepan kelas mulai dari pengenalan alat dan bahan, cara membuat sketsa, kemudian mengarsir gambar dengan teknik pointilis.

(45)

29

29 b. Menyediakan alat dan bahan

Menyediakan alat dan bahan merupakan tahap awal yang harus dilakukan dalam menggambar ilustrasi menggunakan teknik poinilis.Alat dan bahan yang harus disiapkan diantaranya pensil, penghapus, pulpen, dan buku gambar.

Gambar 4.1: Pensil

(Dokumentasi Foto: Kasmati, 2020)

Pensil merupakan alat yang digunakan baik itu untuk menulis maupun menggambar. Pensil adalah alat yang bagus digunakan bagi pemula ketika ingin membuat desain sebuah gambar atau sketsa dibanding dengan pulpen, spidol, drawing pen dan sejenisnya, karena sifatnya yang mudah dihapus ketika ada goresan yang salah. Adapun jenis pensil yang digunakan peserta didik kelas VIII SMPN11 Satap Liukang Kalmas untuk membuat sketsa adalah pensil 2B.

(46)

30

(Dokumentasi Foto: Kasmati, September 2020)

Buku gambar digunakan sebagai media dalam membuat gambar.Buku gambaryang digunakan peserta didik kelas VIII SMPN 11 SatapLiukang Kalmas dalam menggambar adalah buku gambar ukuran A4.

Gambar 4.3: Penghapus

(Dokumentasi Foto: Kasmati, September 2020)

Penghapus berfungsi untuk menghapus desain atau sketsa yang salah selama proses penggambaran berlangsung.

Gambar 4.4: Pulpen

(Dokumentasi Foto: Kasmati, September2020)

Sedangkan dalam proses pengarsiran objeknya, baik umbuhan maupun hewan peserta didik kelas VIII SMPN 11 SatapLiukang Kalmas menggunakan pulpen.

(47)

31

31

Setelah alat dan bahan disiapkan, selanjutnya membuat sketsa pada buku gambar.Sketsa yang dibuat sesuai dengan objek yang mereka pilih.Ada yang menggunakan objek tumbuhan (flora) dan ada juga yang menggunakan objek hewan (fauna).

d. Melakukan proses pengarsiran dengan teknik pointilis

Setelah sketsa tersebut selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah dengan memberikan arsiran pada gambar tersebut dengan menggunakan teknik pointilis

Gambar 4.5: Mengarsir dengan teknik pointilis (Dokumentasi Foto: Kasmiati,September 2020)

2. Kualitas hasil karya menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIIISMPN11 SatapLiukang Kalmas

Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh selama penelitian berlangsung, yaitu tentang hasil proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas dengan KKM pada mata pelajaran seni budaya yaitu 65. Dengan

(48)

32

teknik pengumpulan data yang berupa tes praktik menggambar ilustrasi dengan teknik pointilis.

Adapun indikator pencapaian kompetensi yang digunakan untuk menilai hasil karya siswa terdiri atas gagasan atau bentuk, kreativitas dan nilai Penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1: Penilaian Oleh Ibu Andi Aminah Guru Mata Pelajaran Seni Budaya Mengenai Peraktik Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis pada Siswa Kelas VIII SMPN 11 SatapLiukang Kalmas

No. Nama Siswa

Indikator Penilaian Jumlah Nilai Rata-rata Kategori Bentuk Krestivitas nilai

1. Alda Depika 89 86 86 261 87 Baik 2. Akik Zaman Riansyah 82 85 80 248 82,6 Baik 3. As’ad Karimadani 86 80 8 85 251 83,6 Baik 4. Bunga Dia 78 78 78 79 235 78,3 Cukup

(49)

33 33 5 Dian Putri 87 89 84 260 86,6 baik 6. Fadila 81 80 79 240 80 Baik 7. Firdaus Diry 78 79 79 236 78,6 Cukup 8. Habiburrahman 75 76 76 227 75,6 Cukup 9. Inzan Kamil 87 86 87 260 86,6 Baik 10. Irzam Irzandi 79 76 79 234 78 Cukup 11. Laly Saikani 80 88 86 254 84,6 Baik

(50)

34 12. Melda Cahyati 80 80 80 240 80 80 Baik 13. Mohhammad Ibrahim 80 79 78 237 79 Cukup 14. Muhammad Afdal 75 75 78 228 76 Cukup 15. Nurul Salfa 81 80 81 242 80,6 Baik 16. Randan Zulkarnain 73 70 73 216 72 Cukup 17. Raodatul Jannah

(51)

35 35 73 72 73 218 72,6 Cukup 18. Ridayanti 78 78 75 73 226 75,3 Cukup 19. Rismayanti 87 75 77 239 79,6 Cukup 20. Sarmiani 81 81 80 242 80,6 Baik

21. Sri Wahyuni Surya Ningsi

72 73 73 218 72,6 Cukup

22. Sulastri

(52)

36 23. Silfadli 70 70 73 213 71 Cukup Jumlah 828 1808 1814 5447 Rata-rata keseluruhan 79,47 78,60 78,86 78,97

Tabel 4.2: Indikator Penilaian

No. Indikator Penilaian

Hasil Penelitian Sangat

baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

1. Bentuk - 13 11 - -

2. Kreativitas - 9 13 - -

3. Nilai - 9 14 - -

Adapun kategori penilaian dalam belajar menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3: Kategori Nilai Dalam Pembelajaran Menggambar Ilustrasi Menggunakan Teknik Pointilis

No Nilai Kategori

1 90-100 Sangat Baik

2 80-89 Baik

(53)

37

37

4 50-69 Kurang

5 30-49 Sangat Kurang

Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa siswa yang mendapat nilai 90-100 dikategorikan sangat baik, nilai 80-90 dikategorikan baik, nilai 70-79 dikategorikan cukup, nilai 50-69 dikategorikan kurang, dan yang mendapat nilai 30-49 dikategorikan sangat kurang.

Dalam praktik menggambar ilustrasi dengan pointilis menggunakan media buku gambartentu saja mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat sebuah gambar. Keberhasilan suatu pembelajaran pendidikan seni budaya menggambar ilustrasi pada suatu Sekolah tidak akan diketahui tanpa adanya suatu sistem penilaiandalam proses belajar mengajar. Adapun hasil penilaian nilai hasil belajar pendidikan seni budaya menggambar ilustrasi di kelas VIII SMPN 11Satap Liukang Kalmas yaitu tes praktik dan penugasan.

B. Pembahasan

1. Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN11 Satap Liukang Kalmas

Pada penyajian hasil penelitian di atas, peneliti telah mengungkapkan analisis dan penelitian yang prinsipnya mencakup dua persoalan pokok, yaitu: Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis,danhasil karya dan penilaian hasil belajar seni budaya (menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis).

(54)

38

Sehubungan dengan teori menggambar yang dikemukakan oleh Sumanto, peserta didik kelas VIII SMPN11Satap Liukang Kalmas menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilissesuai dengan ekspresi pribadi yang lahir dalam diri masing-masingsiswa.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Pamadhi, bahwa mengambar adalah membuat gambar denan media alat tulis seperti pensil, spidol, atau alat lukis lainnya sehingga menimbulkan gambar.Maka seperti ilulah siswa kelas VIII SMPN11 SatapLiukang Kalmasmenggambar ilustrasi dengan teknik pointilis menggunakan pensil untuk membuat sketsa gambar dan menggunakan pulpen sebagai alat untuk memberikan kesan arsiran pada objek yang digambar.

Adapun tahap atau langkah-langkah dalam proses menggambar ilustrasi dengan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmasyaitu sebagai berikut:

1. Menentukan konsep terlebih dahulu sebelum berkarya. Seperti objek apa nantinya yang akan digunakan ketika menggambar.

2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis seperti: pensil, penghapus, buku gambar, dan pulpen.

3. Menggambar desain objek di atas media buku gambar dengan menggunakan pensil.

4. Melakukan proses pengarsiran dengan teknik pontilis menggunakan pulpen pada desain gambar yang telah disket sebelumnya.

(55)

39

39

Adapun media untuk menggambar ilustrasi yang digunakan peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas adalah menggunakan buku gambar.Dalam proses menggambar ilustrasi siswa kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas menggunakan teknik pointilis. Dimana siswa menggunakan pulpen sebagai alat untuk memberikan arsiran.

Terlihat pada pelaksanaan proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis, siswa sudah mulai antusias dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas dalam menggambar pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni rupa secara keseluruhan dikategorikan cukup. Tercermin padaperolehan nilai atau skor yang dicapai. Dari hasil tes tersebut dapat ditemukan beberapa kesulitan siswa dalam membuat gambar atau dalam mendesain serta pada proses pengarsiran, mereka mengalami kesulitan dalam menentukan pencahayaannya, sehingga berpengaruh terhadap hasil akhir karya.namun secara garis besar siswa sudah lumayan bagus dalam proses pengerjaannya.

2. Kualitas hasil karya menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 11 SatapLikang Kalmas

Beberapa aspek yang harus dipenuhi yaitu bentuk, kreativitas dan nilai pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Likang Kalmas.

Menurut Sumardjo (2000: 115) bahwa : a. Bentuk

(56)

40

Sebuah benda seni harus memiliki wujud agar dapat diterima secara indrawi (dilihat, didengar, atau didengar dan dilihat) oleh orang lain. Benda seni itu suatu wujud fisik. Tetapi, wujud fisik itu sendiri tidak serta merta menjadi karya seni. Berseni dan tidaknya suatu wujud fisik ditentukan oleh nilai yang ada di dalamnya…Nilai itupun selalu bersifat subjektif. Tidak ada nilai tanpa subjek. Benda, objek, atau kenyataan itu sendiri seolah bebas nilai. Benda seni hanyalah suatu objek yang kepadanya dapat diberikan nilai-nilai oleh subjek penerima seni….Nilai bentuk inilah yang pertama-tama tertangkap oleh penerima atau penikmat seni. Nilai bentuk tersebut terdiri atas nilai bahan seni atau juga disebut ‘medium’suatu bentuk seni.

b. Kreativitas

Menurut Ashari (2016: 24-25)

Prinsip dasar kreativitas sama dengan inovasi, yaitu memberi nilai tambah pada benda-benda, cara kerja, cara hidup, dan sebagainya, agar senantiasa muncul produk baru yang lebih baik dari produk yang sudah ada sebelumnya yang membedakan secara fundamental adalah kreativitas dipandang sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah, artinya kreativitas pada dasarnya merupakan kemampuan untuk mengembangakan ide-ide baru dan cara baru dalam pemecahan masalah serta menemukan peluang, sedang inovasi merupaka kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang, atau disebut sebagai kemampuan melakukan tindakan... kreativitas disini

(57)

41

41

sangant erat kaitannya dengan gaya perseorangan, karena proses penciptaan karya seni merupakan kesatuan integral dari berbagai faktor, elemen, serta unsur terkait seperti faktor internal dan eksternal.

Kreativitas merupakan kemampuan berfikir kemampuan melahirkan ide ide baru atau cara baru dalam pemecahan masalah serta menemukan peluang. Seperti halnya dalam karya seni yang diciptakan, nilai kreativitasnya dapat dilihat dari ide,tema, atau gagasan yang tertuang dalam karya tersebut dimana karya yang kreatif adalah karya yang memiliki tema yang unik berbeda dari yang lain merupakan karya baru yang lebih baik dari karya sebelumnya.

Menurut Sumarjo (2000: 83) :

Sebuah karya seni kreatif adalah karya yang tidak dibatasi oleh aturan-aturan atau konvensi yang telah ada sebelumnya. Keaslian atau orisinalitas menjadi nilai utama dalam seni. Sebuah karya kreatif adalah karya yang memiliki kaualitas individual dan berbeda dari sebuah temuan yang orisinal.

c. Nilai

Menurut Sumardjo (2000:135) “ Nilai adalah sesuatu yang bersifat subjektif, tergantung pada manusia yang menilainya” Nilai estetik bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. “Suatu benda dikatakan

(58)

42

memiliki nilai jika benda itu berguna dan berkualitas (baik, benar, adil, indah, dsb). Nilai atau kualitas itu harus tertentu, yang dapat menyebabkan orang mengakuinya.” (Sumardjo, 2000: 139).

• Nilai keindahan

“Menurut kamus, indah adalah suatu kualitas yang membuat senang penginderaan dan kegembiraan batin. Sesuatu yang indah dapat memberikan perasaan senang inderawi dan kegembiraan jiwa.” (Sumardjo 2000: 155). Indah dapat menggugah perasaan dan memberikan kepuasan batin seperti halnya pemandangan alam maupun karya seni.

Dalam karya seni memiliki dua nilai keindahan yaitu intrinsik dan ektstrinsik. Nilai intrinsik karya seni berarti nilai yang ada di dalam karya seni, merupakan pembentukan fisik dari suatu karya seni yang dapat ditangkap oleh indera mata maupun telinga. Sedangkan ekstrinsik merupakan nilai yang ada di luar karya seni sehingga yang dimaksud adalah kualitas yang di luar dari suatu perwujudan fisik, nilai ini berupa makna, pesan, yang terkandung dalam karya seni diluar dari bentuk fisiknya.

Sumardjo (2000: 140) menyatakan bahwa :

Nilai-nilai dasar dalam seni apapun dapat disimak sebagai berikut ini. Nilai pertama dalam seni adalah nilai penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk

(59)

43

43

dan nilai struktur. Nilai kedua adalah nilai isi (content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri nilai moral, nilai sosial, nilai religi dsb. Nilai ketiga adalah pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya.

• Komposisi dan Proporsi

penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni agar membentuk sebuah karya seni yang baik dipengaruhi oleh komposisi dan proporsi sebuah karya.

Menurut Ajim (2016) bahwa :

Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan,kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa.

Keseimbangan (balance) adalah kesan yang dapat memberikan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis,bentuk,warna, dll). Kesatuan (unity) adalah hubungan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada pusat perhatian. Unsur-unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan. Irama (rhythm) adalah uraian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secar berdampingan dan keseluruhan. Keselarasan (harmony)

(60)

44

adalah kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan.

Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, dan benar) antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa. Penggambaran bentuk objek yang tidak proporsi akan terlihat janggal. Misalnya, gambar tangan manusia yang ukurannya lebih panjang dari ukuran kakinya.

Dapat disimpulkan bahwa komposisi merupakan kesesuaian, keseimbangan susunan atau tata letak objek. Sedangkan proporsi adalah kesebandingan yang ideal pada objek antara unsur yang satu dengan unsur lainnya sehingga tercipta satu kesatuan karya.

• Warna

Ashari (2016: 49-50) menyatakan bahwa :

Adanya gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat mempengaruhi penglihatan kita disebut warna…warna yang dapat kita lihat terbagi atas : 1. Warna primer: atau disebut warna tulen yaitu warna yang tidak bisa

dibuat dengan memakai warna yang lain sebagai bahannya. Warna primer ini adalah: merah, kuning, dan biru.

2. Warna sekunder: warna tahap kedua, yaitu warna yang dapat dibuat dengan campuran antara dua warna primer: merah bersama kuning menghasilkan orange, kuning bersama biru hasilnya hijau, biru bersama merah hasilnya ungu.

(61)

45

45

3. Warna tersier: adalah warna tahap ketiga, dibuat dengan warna sekunder dicampur dengan warna primer yang bukan komplemen dari warna itu.Merah dengan orange hasilnya orange kemerahan, biru dengan hijau hasilnya hijau kebiruan, biru dengan ungu hasilnya ungu kebiruan.

Warna adalah salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik untuk seni rupa murni maupun terapan. Hubungan warna dengan kehidupan manusia demikian eratnya, sehingga warna memiliki peran sangat penting, yaitu: (1) warna sebagai warna, (2) warna sebagai representasi alam, (3) warna sebagai tanda/lambang/simbol. Berdasarkan kriteria penilaian tersebut dapat diuraikan pencapaian kompetensi kualitas selama proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Likang Kalmas yaitu sebagai berikut:

1. bentuk

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi pada aspek bentuk, siswa memiliki tingkat pencapaian yang berbeda-beda, dimana siswa yang memiliki tingkatan nilai yang sangat baik dipengaruhi oleh cara berfikir yang baik. Berdasarkan tabel indikator penilaian di atas, maka peserta didik yang mendapat kategori baik dilihat dari bentuk karyanya berjumlah 13 orang dengan nilai kualitatifnya (70-79). Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil karya menggambar ilustrasi dengan teknik pointilis pada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Likang Kalmas berdasarkan indikator penilaian dari aspek bentuk yaitu (79-47).

(62)

46 2. kreativitas

Selama proses berkaya berlangsung siswa begitu antusias. Hal ini sebagian besar mempengaruhi kreativitas menggambar siswa, sebab hasil dari desain atau sketsa siswa rata-rata sudah mendekati bentuk asli objeknya.

Dilihat dari tabel indikator penilaian,maka siswa yang mendapat kategori baik dilihat dari sketsa yang dibuat berjumlah 9 orang dengan nilai kualitatifnya (80-89) dan 13 lainnya berada pada kategori cukup dengan nilai kualitatifnya (70-79). Jadi indikator penilaian dari sketsa yaitu (78,60) berada pada kategori cukup.

3. Nilai

Pada hasil karya menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas berdasarkan pada aspek nilai karya banyak dari siswa yang dalam proses pengerjaannya tidak begitu rapi. Hal ini dapat dilihat dari komposisi dan proporsi bentuk dari objek yang digambar. Ada sebagian dari siswa yang menggambar tidak menempatkan objek gambarnya berada di tengah-tengah buku gambar. Sehingga hasil yang didapatkan masuk kategori baik untuk 9 peserta didik dengan nilai kualitatifnya (80-89) dan nilai kualitatif (70-79) untuk 14 siswa.Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil karya menggambar ilustrasi dengan teknik pointilispada peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Likang Kalmas berdasarkan indikator penilaian dari aspek kerapian yaitu (78,86) berada pada kategori cukup.

(63)

47

47

Maka hasil karya menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis peserta didik kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas dilihat dari segi gagasan/ide, sketsa, dan kerapian diperoleh rata-rata nilai 78,97 berada pada kategori cukup.

(64)

48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul “Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis peserta didik kelas VIII SMP 11 Satap Liukang Kalmas”, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Seperti yang telah dikemukakan pada penyajian hasil penelitian bahwa proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis terdiri dari beberapa tahapan yaitu: menentukan konsep sebelum berkarya, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, menggambar sketsa objek pada buku gambar, terakhir mengarsir gambar dengan teknik pointilis. Pada tahap pengerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran.

2. Hasilkarya siswa dari proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis dapat dinyatakan cukup dengan rata-rata nilai 78,97. Ini dapat dilihat dari hasil karya yang mereka ciptakan dengan indikator penilaian yang ditetapkan. Dimana hasil karya peserta didik secara keseluruhan dapat mencapai nilai rata-rata standar.

B. Saran

Setelah mengurai tentang proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis peserta didik kelas VIII SMP 11 Satap Liukang Kalmas. Maka penulis menyarankan beberapa hal:

(65)

49

49

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan ide dan mengembangkan kreativitas, hendaknya guru lebih memberikan penjelasan tentang kreativitas sehingga ide siswa manpu berkembang dengan baik.

2. Sebaiknya pendidik, mampu melakukan dan memberikan metode pengajaran yang baik sehingga mampu membangkitkan minat belajar siswa. Serta memberikan arahan untuk membuat gambar ilustrasi dengan teknik pointilis yang sederhana tetapi menarik untuk dijadikan apresiasi dari segi pewarnaan.

3. Kepada Kepala Sekolah, tenaga pengajar dan pihak-pihak yang terkait di lingkungan SMPN11 Satap Liukang Kalmas. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dalam bidang kesenian maka sangat perlu diperhatikan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran.

(66)

50

DAFTAR PUTAKA

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Danim, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia. Gumelar, M.S. 2015. Elemen dan Prinsip Menggambar : An1mage.

Maharsi & Indria. 2016. Ilustrasi Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta. Margono, T. dan Aziz, A. 2010.Seni Rupa Untuk SMP-MTS Kelas VII, VIII dan

IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Mukmin, dkk. 2014. Seni Budaya VII. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, Kemdikbud.

Pamadhi, H. 2007. Estetika Untuk Anak Usia Dini.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Rohidi. T. R. 2011. Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung. STISI Press.

Rohidi, T. R. 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang.

Salam. 1994. Seni Ilustrasi: Sebuah Tinjauan Historis. Artikel pada Jurnal Seni IV/02-April 1994, ISSN 0853-4551, terbitan BP Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Setyosari, 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta. Sugiono, 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhernawan, R. dan Nugraha, R. A. 2010. Seni Budaya VII, VIII, IX. Jakarta: PT. Heksa Prima Abadi.

Sumanto.2005.Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

(67)

51

51

Witabora, J. 2012. Peran dan Perkembangan Ilustrasi. Humaniora.Vol.3 No.2. Witjaksono, M.D. 2017. Penggunaan Media Gambar Ilustrasi Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Seni Budaya Dan Keterampilan Peserta Didik Kelas III MIN 7Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung : Institut Agama Islam Negeri RadenIntan Lampung, (Online), (http://repository.radenintan.ac.id/463/ (diakses 14 Januari 2020)

Qauliyah, A. 2015. Teknik Gambar Ilustrasi. (Online), (https://www.astalog.com/7368/teknik-gambar-ilustrasi.htm di akses 14 januari 2020)

(68)
(69)

53

53 Lampiran 1

FORMAT OBSERVASI

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek. Pada penelitian ini objek yang akan diamati adalah proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas. Adapun hal – hal yang diamati terdiri atas:

No. Observasi Deskripsi Data

1. Alat dan bahan apa yang digunakan dalam proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

Alat yang digunakan dalam proses menggambar menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis adalah pensil, penghapus, pulpen. Sedangkan bahan dalam

menggambar ilustrasi

menggunakan teknik pointilis adalah buku gambar.

2. Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 11 Satap Liukang Kalmas.

Proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis adalah memikirkan konsep sebelum menggambar ilustrasi, kemudian sediakan alat dan bahan, lalu gambar desain objek iustrasi di atas kertas gambar ukuran A4 dengan

(70)

54

menggunakan pensil 2B. Setelah desain tersebut terbentuk pada permukaan kertas gambar, lanjut dengan memberikan arsiran pada sketsa yang sudah digambar tadi yaitu dengan menggunakan pulpen dengan teknik pointilis.

(71)

55

55 Lampiran 2

FORMAT WAWANCARA

Wawancara yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian yang berjudul “proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis siswa kelas VIII SMPN 11 Satp Liukang Kalmas”. Wawancara dilakukan oleh peneliti pada guru dan siswa kelas VIII.

Adapun proses pertanyaan dalam format wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Untuk Siswa

1. Bagaimana pendapat kamu tentang proses menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis?

2. Apa saja Alat dan bahan untuk menggamba ilustrasi menggunakan teknik pointilis?

3. Kesulitan seperti apa yang dihadapi ketika menggambar ilustrasi menggunakan teknik pointilis?

Gambar

Tabel 4.1:   Indikator Penilaian ...........................................................................
Ilustrasi  berasal  dari  bahasa  latinilustrare  yang  artinya  penampakan,  kemuliaan,  cahaya,  penerangan  dan  penggambaran  secara  hidup-hidup
Ilustrasi  berasal  dari  kata  latin  illustrare  yang  berarti  menerangi  atau  memurnikan
Gambar 2.1: Ilustrasi naturalis karya Yoki Mirantiyo  (Sumber: 1.blogspot.com.4.jpg)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan pelaksanaan sistem pemerintahan yang sentralitik ke arah otonom mengakibatkan adanya perubahan yang mendasar yaitu kewenangan pemerintah pusat secara bertahap

kader diharapkan bisa memberdayakan masyarakat paling tidak 10 orang.” Sifat pelatihan yang berjenjang ini, menurut Bi- dan Suryani, Bidan desa Samudera jaya,

Penambahan simbol ini pada pesan keselamatan “Bahaya” atau “Peringatan” menunjukkan adanya bahaya kelistrikan yang akan menyebabkan cedera jika petunjuknya tidak dipatuhi.. Ini

Penelitian ini menganalisi terkait dasar pertimbangan hakim dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 97/PUU-XIV/2016 yakni wewenang Mahkamah Konstitusi salah

Desain penelitian ini menggunakan model Sequential Explonatory (Eksplanatoris Sekuensial), yakni model penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan

1) Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh berdasarkan kebiasaan pemberian makan, kebiasaan kebersihan diri dan kebiasaan memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan

Olahraga pernafasan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah energi dalam tubuh dengan mengatur pernafasan disertai gerakan tertentu secara khusus, untuk kemudian energi

Pada Tabel 2 terlihat bahwa biomassa dari bahan yang sama akan menghasilkan komposisi produk hasil pirolisis yang berbeda dengan adanya perbedaan suhu pirolisis