• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASl KEBIJAKAN LIMA HARI KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA : Studi tentang Persepsi Kepala Dinas dalam Kaitannya dengan Produktivitas Kerja Pegawai Cabang Pendidikan Nasional Kecamatan di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASl KEBIJAKAN LIMA HARI KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA : Studi tentang Persepsi Kepala Dinas dalam Kaitannya dengan Produktivitas Kerja Pegawai Cabang Pendidikan Nasional Kecamatan di Kota Bandung."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASl KEBIJAKAN LIMA HARI KERJA

UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

(Studi tentang Persepsi Kepala Dinas dalam Kaitannya dengan Produktivitas Kerja

Pegawai Cabang Pendidikan Nasional Kecamatan di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Administrasi Pendidikan

Oleh:

DACHROM SUPRIATMAN

NIM.999718

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Mock. Idochi Anwar

NIP. 130 256 639

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Bambang Suwarno, M.A.

(3)

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Prof. Dr. H.l Abin din Makmun. M.A.

(4)

Masalah penelitian

ini adalah bagaimanakah implementasi

kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai

cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan implementasi

kebijakan lima hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja

Teori-teori yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan

penelitian ini terutama mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan

penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensitas kerja, inisiatif kerja,

suasana kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja dalam

implementasi kebijakan lima hari kerja.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode deskriptif. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS, dan Microsoft Excell, dengan rumus korelasi, dan regresi; selanjutnya ditafsirkan sesuai dengan Masalah, dan

tujuan penelitian.

Dan" hasil penelitian ditemukan bahwa lima hipctesis kerja yang

diajukan seluruhnya diterima, dan didukung oleh data empirik, sehingga dapat ditafsirkan bahwa kebijakan lima hari kerja, baik yang menyangkut

penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensitas kerja, inisiatif kerja,

maupun suasana kerja; baik secara terpisah maupun secara bersama-sama berhubungan positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam kebijakan lima hari kerja memberikan sumbangan

positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan di Kota Bandung; (2) Intensitas kerja dalam kebijakan

lima hari kerja memberikan sumbangan positif terhadap produktivitas kerja

pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung;

(3) Inisiatif kerja dalam kebijakan lima hari kerja memberikan sumbangan

positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan di Kota Bandung; (4) Suasana kerja dalam kebijakan

lima hari kerja memberikan sumbangan positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung; (5) Kebijakan lima hari kerja, baik yang menyangkut penggunaan waktu

dan disiplin kerja, intensitas kerja, inisiatif kerja, serta suasana kerja dalam kebijakan lima hari kerja secara bersama-sama memberikan sumbangan

positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan di Kota Bandung. Sehubungan dengan itu, direkomendasikan kepada berbagai pihak agar melaksanakan kebijakan

(5)

Halaman

LEMBARPERSETUJUAN i

PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah I

B. Perumusan Masalah 9

C. Ruang Lingkup dan Paradigma Penelitian 13

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 15

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 17

F. Populasi dan Sampel Penelitian 19

G. Sistematika Pembahasan 19

BAB II PRODUKTIVITAS KERJA DALAM KEBUAKAN LIMA HARI KERJA

A. Konsep Produktivitas 21

B. Produktivitas Kerja dalam Kebijakan

Lima Hari Kerja 29

C. Pcranan Kepala Cabang dahmi Peningkatan

Kinerja Pegawai 35

D. Kajian Studi Terdahuluyang Relevan 51

(6)

A. Metode Penelitian 55

B. Lokasi dan Sampel Penelitian 56

C. Penjabaran Konsep Teori ke Dalam Konsep

Empirik dan Analitik 58

D. Validitas dan Reliabilitas mstrumen 62

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 67

F. Teknik Pengumpulan Data 77

G. Proses Pengolahan Data Melalui Pesawat Komputer 80

H. Teknik Analisis Data 81

I. Proses Pengujian Hipotesis 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Deskriptif. 91

B. Hasil Pengujian Hipotesis 98

C. Rangkuman Hasil Analisis Data 106

E. Pembahasan 112

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 123

B. Implikasi 125

C. Rekomendasi 127

DAFTAR PUSTAKA 130

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.1 Ruang Lingkup Penelitian

13

1.2 Paradigma Penelitian

14

3.1 Hubungan Antar Variabel

61

4.1 Hasil Penelitian Deskriptif 108

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis HI

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1 Penjabaran Konsep Teori ke Dalam Konsep

Empirik dan Abalitis 60

3.2 Hasil Uji Validitas Angket PenggunaanWaktu, dan

Disiplin Kerja dalam Lima Hari Kerja 72

3.3 Hasil Uji Validitas Angket Intensitas Kerja 73

3.4 Hasil Uji Validitas Angket Inisiatif Kerja 74 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Suasana Kerja 75 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Produktivitas Kerja 76

4.1 Jenis Kelamin Respondent 92

4.2 Latar Belakang Pendidikan 93

4.3 Golongan Kerja Responden 93

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Penelitian 134

2. Uji Validitas dan Reliabilitas 140

3. Hasil Analisis Regresi 143

4. Instrumen Penelitian 145

(10)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen yang paling utama

dalam setiap lembaga dan organisasi. Tanpa sumber daya manusia, lembaga dan

organisasi itu tidak pernah ada. Oleh karena itu, keliru jika suatu lembaga atau

organisasi hanya memperhatikan fungsi-fungsi administrasi, sebab misalnya

rencana yang sudah tersusun rapi dan dijabarkan ke dalam program kerja yang

jelas, tidak dengan sendirinya mendekatkan lembaga, dan organisasi itu kepada

tujuan yang akan dicapai, tetapi terletak pada sumber daya manusia sebagai

pelaksananya. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan

hal yang sangat penting bagi setiap lembaga dan organisasi dalam mewujudkan

tujuan secara efektifdan efisien.

Pengembangan SDM adalah proses peningkatan kemampuan manusia agar

mampu melakukan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada

pemerataan peningkatan kemampuan manusia dan pada pemanfaatan kemampuan

itu. Rumusan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan SDM tidak hanya

sekedar meningkatkan kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan

kemampuan tersebut. Menurut Effendi (1995) pengembangan SDM termasuk di

dalamnya adalah peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan

untuk mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha.

(11)

manusia Indonesia seutuhnya dan merupakan titik sentral pembangunan nasional.

Proses pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan

yang harus tercermin dalam pribadi para pemimpin, termasuk para pemimpin

pendidikan, seperti kepala cabang dinas pendidikan dan para pegawai di

lingkungan kerjanya.

Diakui bahwa tanpa sumber daya manusia yang berkualitas tujuan

lembaga dan organisasi itu tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan,

program yang telah dirancang dengan baik tidak akan berhasil dilaksanakan,

kerjasama tidak akan terwujud, bahkan alat-alat yang modern dan serba

otomatispun akan sia-sia saja.

Sumber daya manusia

yang diperlukan adalah yang mempunyai

kesungguhan kerja untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja pegawai

dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan dapai ditingkatkan melalui berbagai cara.

Sagir (1985:12) mengemukakan enam faktor yang turut menentukan tingkat

produktivitas yaitu: pendidikan, teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat

kesehatan, dan tingkat upah minimal.

Keenam faktor yang mendukung

produktivitas kerja tersebut sangat erat kaitannya dengan gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan merupakan unsur kunci dan sangat menentukan tingkat

produktivitas lembaga dan organisasi. Dalam hal ini, pemimpin bertugas untuk

(12)

kemampuannya untuk bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.

Perwujudan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut menjadi

tanggungjawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik

menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang

tangguh, kreatif, rr.andiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.

Pendidikan pada hakekatnya adalah pembentukkan watak bangsa(nation

character

building)

pada

semua

bidang

kehidupan,

khususnya

untuk

meningkatkan kualitas manusia dan partisipasinya dalam pembangunan. Dalam

kaitan ini pendidikan yang baik dapat terukur dari nilai tambah yang diperoleh

individu, masyarakat, atau suatu bangsa.

Pembangunan pendidikan harus diiihat secara menyeluruh, yaitu dari

sudut peningkatan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.

Proses pendidikan hendaknya membuat peserta didik mengalami kehidupan yang

bermakna, yang melahirkan sikap dan perilaku terpuji. Pendidikan adalah proses

dalam rangka perkembangan sikap para peserta didik yang akan mampu

mendukung pengambilan keputusan terbaik dalam rangka memanfaatkan kesaling

tergantungan dengan pihak lain yang saling menghidupi secara serasi dan seimbang, sesuai dengan hak dan kemampuan masing-masing. Oleh karena itu,

proses pendidikan hendaknya memperhatikan makna interaksi peserta didik

dalam hubungannya dengan sesama manusia, alam/fisik, lembaga sosial,

(13)

sejalan dengan konsep "Upa Jiwa" (Engkoswara, 1984).

Sejalan dengan uraian di atas, Sutisna (1987: 40) mengemukakan bahwa

pendidikan diperlukan untuk memajukan kehidupan bangsa dan negara di dunia

jersaing. Oleh karena itu pendidikan sekarang dipandang sebagai kewajiban

individu, keluarga masyarakat, dan negara, sehingga pendidikan dianggap sebagai

jembatan kemajuan dan kemampuan survive.

Untuk kepentingan tersebut, pendidikan harus diarahkan kepada

tujuan-tujuan masa yang akan datang, kepada masyarakat yang dicita-citakan, dan

kepada perekonoraian yang dikehendaki. Schult (1968) mengungkapkan bahwa

pendidikan adalah investasi, dan kunci perubahan. Pemyataan tersebut semakin

diakui kebenarannya oleh berbagai negara yang sedang melaksanakan proses

modernisasi, dimana sumber daya manusia dipandang sebagai suatu asset bagi

suatu bangsa, sedangkan modal dan sumber daya alam adalah faktor-faktor

produksi yang pasif, dan manusia adalah faktor produksi yang aktif (Harbinson,

1993), yang bisa memupuk modal, mengeksploitir sumber-sumber alam,

membangun organisasi-organisasi sosial, ekonomi, politik, serta melaksanakan

pembangunan nasional dan daerah.

Tuntutan kualitas SDM yang harus diwujudkan melalui pendidikan, sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yang menggarisbawahi pembangunan nasional di bidang pendidikan

(14)

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Disadari bahwa pendidikan merupakan proses pengejawantahan rasa kemanusiaan yang bersifat universal, oleh karenanya pendidikan dijadikan kebutuhan primer manusia yang difungsikan sebagai upaya memperhatikan kolektivitas sosial, yang ketika proses pendidikan itu terganggu maka dapat

dipastikan menjadi ancamanbagi masyarakat sekitamya.

Dinas pendidikan nasional sebagai salah satu unsur pemerintah memiliki kesadaran penuh bahwa sedikit banyak mempunyai andil yang sangat menentukan dalam mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas, melalui penyelenggaraan

pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan

diberlakukannya otonomi daerah yang pada hakekatnya diarahkan pada kebutuhan masyarakat daerah yang bersangkutan, mengandung makna terbukanya peluang bagi daerah yang bersangkutan untuk secara kreatif membina dan mengembangkan kemampuan lembaga dan organisasi. aparatur dan sumber-sumber keuangan secara optimal, sehingga dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas

layanan kepada masyarakat.

Implikasi dari pelaksanan otonomi daerah tersebut adalah tuntutan akan

produktivitas kerja, karena sumber-sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang harus digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi.

(15)

berbagai perbaikan cara kerja, serta mengurangi pemborosan waktu dan te

Dengan demikian diharapkan akan memperoleh hasil yang lebih baik dan banyak

hal yang bisa dihemat, waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga dikerahkan secara

efektif, dan pencapaian tujuan akan lebih efektif

Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik, yang

memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan bahwa

kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih

baik dari hari ini. Kerja produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai

dengan isi kerja sehingga bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru untuk

memperbaiki dan meningkatkan cara kerja, atau minimal mempertahankan cara

kerja yang sudah dianggap baik. Untuk itu, kerja produktif perlu didukung oleh

kemauan yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan

yang nyaman dan kondusif, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup

minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi, serta

hubungan kerja yang harmonis.

Greeriberg (1988) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan

antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama

periode tersebut. Dengan demikian produktivitas diartikan sebagai:

1. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu satuan (unit) umum.

Ukuran produktivitas yang sangat dikenal berkaitan dengan tenaga kerja

(16)

efektivitas, efisiensi membandingkan input dengan output, sedangkan efektivitas

berhubungan dengan kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Efisiensi lebih mengacu pada kuantitas sedaiigkan efektivitas lebih mengacu pada

produktivitas.

Tujuan utama suatu lembaga atau organisasi adalah pencapaian

produktivitas yang tinggi. Gaffar (1987: 142-143) menjelaskan bahwa secara

praktis produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu output atau keluaran yang

dihasilkan oleh seseorang/pegawai perjam. Produktivitas lembaga atau organisasi

adalah penjumlahan produktivitas peseorangan setiap individu yang ada dalam

lembaga atau organisasi itu. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dennis (1972:

2), yang menyatakan bahwa:

"Productivity is a meassure of the used of the

resources of an organization and is usually expressed as ratio of the output

obtained by the use ofresources employed."

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas dapat dilihat

dari produktivitas individu, produktivitas lembaga/organisasi, serta produktivitas

total. Pegawai yang produktif adalah mereka yang menghasilkan produk yang

bermutu, dapat diamati serta berguna bagi organisasi. Hal tersebut mengandung

implikasi bahwa produktivitas merujuk pada kontribusi pegawai/personil secara

kualitatif yang mempunyai dampak positif bagi organisasi.

Gaffa*- (1987: 143-144) mengemukakan bahwa produktivitas adalah output

(17)

sebagai lokasi penelitian, karena merupakan salah satu pemerintahan kota yang

menerapkan kebijakan lima hari kerja.

B. Perumusan Masalah

Perkembangan pendidikan di Indonesia secara kuantitatif telah

menunjukkan kemajuan yang cukup pesat, akan tetapi secara kualitatif belum

memperlihatkan kemajuannya. Kemajuan-kemajuan dalam proses pembangunan

yang terns melaju masih dihinggapi kesenjangan fundamental yang terdapat pada

aspek manusianya sendiri sebagai inti pembangunan nasional, yaitu kesenjangan

atau krisis produktivitas kualitas manusia, yang ditunjukkan dalam produktivitas

kerjanya. Di samping itu, masih terdapat kasus-kasus korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN) yang sangat menghambat pembangunan.

Kerja yang bermalas-malas aataupun korupsi jam kerja dari yang

semestinya, tidaklah menunjang pembangunan, tetapi menghambat kemajuan

yang semestinya dicapai. Sebaliknya kerja yang efektif menuntut jumlah jam

kerja yang seharusnya serta isi kerja yang sesuai dengan uraian kerja setiap

pekerja, akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran usaha baik

secara individu maupun secara menyeluruh (lembaga/organisasi).

Pada pelaksanaan enam hari kerja disinyalir banyak kejadian betapa

pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas

kerja, banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar (tidak disiplin). Sikap

(18)

apalagi diharapkan untuk menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif di

semua perangkat kerja yang ada.

Kompas (1996) mengemukakan bahwa:

"Banyak di antara para pekerja atau pegawai/karyawan yang mengisi waktu

kerjanya dengan duduk-duduk mengobrol, baca koran, menelpon keluarga atau

teman aataupun izin ke luar kantor untuk urusan-urusan yang tidak mempunyai

kaitan sama sekali dengan tugas pekerjaanya.

Falsafah kerja santai juga kurang pada tempatnya. Istilah tersebut tidak

cocok dalam suasana pembangunan. Santai atau rileks adalah selingan di antara

dua masa kerja produktif, bukan berada pada masa kerja produktif. Meskipun

demikian, suasana santai diperlukan untuk memulihkan kondisi tubuh dan otak

setelah bekerja penuh selama satu masa tertentu, misalnya satu minggu atau lima

hari. Dalam kerangka inilah muncul pemikiran tentang lima hari kerja, khususnya

di lingkungan pemerintahan. Dengan harapan para pegawai dapat memulihkan

kondisi tubuh dan otak, dengan beristirahat atau bersantai pada akhir pekan (sabtu

dan minggu), sehingga pada hari scnin tubuh dan otak mereka sudah segar dan

siap kerja produktif, dan yang paling penting tidak santai atau malas-malasan pada

waktu kerja produktif.

Apakah

harapan

tersebut dapat

diwujudkan secara efektif,

dan

bagaimanakah implementasi kebijakan lima hari kerja tersebut di Indonesia, perlu

dilakukan penelitian. Oleh karena itu penulis menganggap perlu melakukan

penelitian, dengan mengemukakan judul: "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

LIMA HARI KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

(19)

di lingkungan cabang dinas pendidikan nasional yang ada di kota Bandung, yang

berjumlah 26 cabang. Penelitian ini juga hanya didasarkan pada persepsi kepala

dinas dalam kaitannya dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas

pendidikan nasional kecamatan di kota Bandung.

Adapun persoalan yang timbul sehubungan dengan pokok permasalahan di

atas dimunculkan dan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai

berikut.

1.

Bagaimanakah implementasi kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas

pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?

a....Bagaimanakan persepsi kepala cabang tentang penggunaan waktu dan

disiplin kerja pegawai dalam kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas

pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?

b. Bagaimanakah persepsi kepala cabang tentang intensitas kerja pegawai

dalam kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas pendidikan nasional

kecamatan di Kota Bandung?

c. Bagaimanakah persepsi kepala cabang tentang inisiatif kerja pegawai

cabang dinas pendidikan nasional kecamatan dalam kebijakan lima hari

kerja pada cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?

d. Bagaimanakah persepsi kepala cabang tentang suasana kerja dalam

kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas pendidikan nasional

(20)

2. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang tentang

kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas

pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?

a. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang

tentang pemanfaatan waktu dan disiplin kerja dalam kebijakan lima hari

kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan di Kota Bandung?

b. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang

tentang intensitas kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan

produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan

di Kota Bandung?

c. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang

tentang inisiatif

kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan

produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan

di Kota Bandung?

d. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang

tentang suasana kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan

produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan

di Kota Bandung?

Pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut merupakan acuan penelitian yang

(21)

implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja

pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di kota Bandung.

C. Ruang Lingkup dan Paradigma Penelitian

Ruang lingkuppenelitian ini dapat dilukiskan sebagai berikut.

Kebijakan Lima Hari

Kerja Produtivitas Kerja

♦ Waktu dan

Disiplin Kerja

♦ Intensitas kerja

♦ Inisiatif Kerja

♦ Suasana Kerja

• Efektivitas

• Efisiensi

Gambar 1.1 Ruang lingkup penelitian

Implementasi kebijakan lima hari kerja menurut persepsi kepala cabang dinas pendidikan nasional kecamatan merupakan variabel bebas (X) dalam penelitian ini, yang diuraikan ke dalam empat sub variabel sebagai berikut. XI = Persepsi kepala dinas tentang pemanfaatan waktu dan disiplin kerja X2 = Persepsi kepala dinas tentang intensitas kerja

X3 = Persepsi kepala dinas tentang inisiatif kerja pegawai

(22)

Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah

produktivitas kerja berdasarkan tingkat kepuasan pegawai cabang dinas

pendidikan nasional kecamatan (Y).

Berdasarkan ruang lingkup di atas, dilukiskan paradigma penelitian

sebagai berikut.

ENAMHARI

KERJA

Penggunaan

Waktu dan

Disiplin

Kerja

TUNTUTAN

PRODUKTIVITAS

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

LIMA HARI KERJA

Intensitas

Kerja

Inisiatif

Kerja

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

KERJA

Suasana

[image:22.595.65.538.229.691.2]

Kerja

(23)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan lima hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional lingkungan kantor-kantor cabang dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di kota Bandung.

b. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui dan

mendeskripsikan:

1) Gambaran seutuhnya tentang implementasi kebijakan lima hari kerja di lingkungan cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di kota

Bandung. Gambaran tersebut meliputi tentang:

a) Bagaimana penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari

kerja

b) Bagaimana intensitas kerja dalam lima hari kerja

c) Bagaimana inisiatif kerja dalam lima hari kerja d) Bagaimana suasana kerja dalam lima hari kerja

2) Hubungan antara persepsi kepala cabang dinas pendidikan nasional

(24)

produktivitas keija pegawai cabang dinas pendidikan nasional

kecamatan di kota Bandung.

a) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang pemanfaatan waktu dan disiplin kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional

kecamatan di Kota Bandung.

b) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang intensitas kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota

Bandung.

c) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang inisiatif kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota

Bandung.

d) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang suasana kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja

pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota

Bandung.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian empirik bagi

(25)

implementasi kebijakan lima hari kerja,maka dapat dikembangkan

bentuk-bentuk kebijakan di sektor pendidikan yang memiliki nilai

positif terhadap produktivitas kerja tenaga kependidikan dan akhirnya

dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan.

b. Manfaat Praktis

Secara aplikatif, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi pemerintah kota Bandung dalam merumuskan kebijakan di sektor pendidikan yang memiliki implikasi positif dalam

pembangunan pendidikan.

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya

diterima oleh peneliti. Anggapan dasar ini diperlukan untuk memperkuat

permasalahan, membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek

penelitian, wilayah pengambilan data, dan isntrumen pengumpulan data.

Seperangkat anggapan dasar yang dibangun sebagai landasan untuk kcyakinan tentang kokohnya pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Secara praktis produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu output atau

keluaran yang dihasilkan seseorang perjam. Produktivitas organisasi adalah penjumlahan produktivitas perorangan setiap individu yang berada

(26)

b. "... Produktivitas itu tergantung pada personil, sistem

(peraturan-peraturan) dan organisasi (Sanusi, 1975).

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah pokok di atas, berikut

diajukan hipotesis penelitian.

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung.

Selanjutnya dikemukakan beberapa hipotesis khusus sebagai berikut. a. Terdapat hubungan positif penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam

kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas

Pendidikan Kecamatan di Kota Bandung.

b. Terdapat hubungan positif intensitas kerja dalam lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota Bandung.

c. Terdapat hubungan positif inisiatif kerja dalam lima hari kerja dengan

produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota

Bandung.

d. Terdapat hubungan positif suasana kerja dalam lima hari kerja terhadap

produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota

(27)

e. Terdapat hubungan positif penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensitas

kerja, inisiatif kerja, dan suasana kerja

secara bersama-sama terhadap

produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota

Bandung?

F.

Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor-kantor cabang dinas pendidikan

nasional yang ada di kota Bandung. Oleh karena itu penelitian ini menyangkut

keseluruhan karakteristik yang berkaitan dengan implementasi kebijakan limahari

kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada lingkungan cabang

dinas pendidikan nasional kecamatan di kota Bandung.

Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala dinas dan pegawai cabang

dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di kota Bandung, yang berjumlah

26 cabang. Sedangkan sampelnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan

penelitian. Oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan secara total untuk

subjek kepala dinas, dan sampel purposive untuk subjek pegawai cabang dinas

pendidikan kecamatan. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh jumlah sampel

sebanyak 26 orang kepala dinas dan 26 orang pegawai cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan.

G. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sistematika pembahasan

(28)

Bab I. Pendahuluan; membahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan hipotesis

penelitian, populasi dan sampel penelitian, serta sistematika pembahasan.

Bab II. Telaahan kepustakaan/kerangka teoritis; membahas berbagai

konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian terdahulu yang

relevan dan berkaitan dengan masalah penelitian ini.

Bab III. Metodologi penelitian; menjabarkan secara rinci mengenai

metode penelitian, yang secara garis besar telah disinggung dalam bab I,

pengembangan alat pengumpul data, penjabaran konsep teori ke dalam

konsep-konsep empirik dan analitis, serta membahas mengenai prosedur dan analisis data.

Termasuk dalam bab ini adalah laporan mengenai instrumen yang digunakan,

beserta validitas dan reliabilitasnya.

Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan hasil analisis

deskriptif, hasil pengujian hipotesis, rangkuman hasil analisis data, dan

pembahasan terhadap keseluruhan hasil penelitian.

Bab V. Kesimpulan dan rekomendasi; berisi tentang pemaknaan terhadap

keseluruhan hasil penelitian secara terpadu, dan rekomendasi yang ditujukan bagi

para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, serta para peneliti yang

(29)
(30)

BAB III

METODOLOG1 PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode

penelitian yang

digunakan

dalam

penelitian

mengenai

implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja

ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif ditujukan

untuk mengkaji permasalahan implementasi kebijakan lima hari kerja untuk

meningkatkan produktivitas kerja pada saat penelitian ini dilakukan. Hal ini

sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh para ahli bahwa: "penelitian deskriptif

diarahkan untuk mengidentifikasi situasi pada waktu penyelidikan dilakukan,

melukiskan variabel atau kondisi 'apa yang ada' dalam suam simasi" (Winarno,

1980: 156; dan Best, 1981: 116). lebih lanjut Best (1987:116) mengungkapkan

bahwa:

"A descriptive study describes and interprets what is. It is concerned

with condition or relationship that exist, opinion that are held, processes that are

going on, affects thai are evidenis, or trends that are developing. "

Metode

deskriptif bersifat menjabarkan, menguraikan, dan menafsirkan kondisi, peristiwa,

proses yang sedang terjadi dalam kontcks permasalahan.

Metode deskriptif, menurut Nazir (1985:65) adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, serta kondisi dan sistem

pemikiran pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat gambaran secara

(31)

sistematis, faktual dan akurat mengsnai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diteliti.

Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui analisis korelasional yang

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu bagaimana

variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Pendekatan

dan metode penelitian yang digunakan ini diharapkan mampu mengungkapkan

permasalahan yang diteliti secara sistematis, sehingga dapat diperoleh kebenaran

atas permasalahan yang diteliti; yaitu implementasi kebijakan lima hari kerja

untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai pada lingkungan dinas

pendidikan nasional di kota Bandung.

B. Lokasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung yang terdiri dari 26 Kecamatan.

Sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat, Kota Bandung berfungsi sebagai pusat kota

pemerintahan, juga merupakan pusat pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan

kota industri. Penetapan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan pada

alasan-alasan menguniungkan, sebagai berikut:

Pertama, kondisi cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota

Bandung relatif beragam, baik dalam lingkup tugas garapan, maupun dalam

(32)

Kedua, keragaman kondisi cabang dinas pendidikan nasional kecamatan,

berimplikasi terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai yang ada di dalamnya.

Ketiga, studi

tentang implementasi kebijakan lima hari kerja di

lingkungan cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung belum

pernah dilakukan secara intensif.

2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini meliputi keseluruhan aspek pelaksanaan kebijakan

lima hari kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di Kota

Bandung. Dengan demikian yang menjadi anggota populasi adalah kepala cabang

dan para pegawai cabang dinas pendidikan kecamatan, pada cabang dinas

pendidikan nasional kecamatan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala dinas dan pegawai cabang

dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di kota Bandung, yang berjumlah

26 cabang. Sedangkan sampelnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan

penelitian. Oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan secara total untuk

subjek kepala dinas, dan sampel purposive untuk subjek pegawai cabang dinas

pendidikan kecamatan. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh jumlah sampel

sebanyak 26 orang kepala dinas dan 26 orang pegawai cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan.

(33)

-25%, apabila populasi kurang dari 100 bisa menggunakan sampel total, dan

tergantung kepada:

a. Kemampuan peneliti yang meliputi dana, waktu, dan tenaga.

b. Sempit atau luasnya pengamatan.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

C.

Penjabaran Konsep Teori ke dalam Konsep Empirik dan Analitik

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui angket

(kuesioner), selain itu dilakukan pula

observasi dan wawancara. Instrumen

tersebut dipergunakan sebagai alat pengumpul tentang implementasi kebijakan

lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian,

penelitian ini memiliki dua variabel utama, yaitu variabel kebijakan lima hari

kerja dan variabel produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional

kecamatan di Kota Bandung.

Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan alat

pengembangan / pengumpul data ini adalah:

a. Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisis

dan diolah secara statistik.

b. Dengan pengumpulan data tersebut, memungkinkan dapat diperoleh data yang

obyektif.

(34)

Jelasnya alat pengumpul data untuk mengungkapkan variabel pelaksanaan kebijakan lima hari kerja dan produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan menggunakan tehnik kuesioner atau angket dengan jawaban tertutup. Jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala berjenjang dengan batas tertinggi 5 dan batas terendah 1. Sedangkan observasi

dan wawancara merupakan pelengkap data yang diperoleh melalui angket, khususnya yang berkaitan dengan data kualitatif.

Untuk mengukur tiap variabel digunakan instrumen yang dapat menjaring indikator-indikator yang akan diukur. Untuk variabel implementasi kebijakan lima

hari kerja meliputi aspek penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensifikasi kerja,

inisiatif kerja, dan suasana kerja. Sedangkan variabel produktivitas kerja meliputi

perbandingan input dan output kerja, efektivitas serta efisiensi kerja.

Sesuai dengan variabel penelitian sebagaimana dikemukakan di atas,

selanjutnya dilakukan penjabaran teori ke dalam konsep-konsep empirik dan

(35)

Tabel 3.1

PENJABARAN KONSEP TEORI

KE DALAM KONSEP EMPIRIK DAN ANALITIK

Teoritis Empiris Analitis Operasional No Item

Persepsi Persepsi Persepsi 1. Apakah pegawai di kantor 1-15

(X) tentang kepala dinas saudara bekerja tepat waktu? (angket

disiplin dan terhadap para a. Selalu terlampir) penggunaan pegawai di b. Sering

waktu lingkungan c. Kadang-kadang

(manajemen kerjanya d. Jarang waktu) (Xi) tentang

disiplin dan

penggunaan waktu dalam lima hari

kerja

e. Tidak pernah

2. dst

Persepdi Persepsi 1. Dalam keadaan sehat/normal, 1-10

tentang kepala dinas apakah pegawai di kantor (angket

intensitas terhadap para saudara hadir setiap hari? terlampir)

kerja dalam pegawai di a. Selalu lima hari lingkungan b. Sering

kerja (X2) kerjanya

tentang intensitas kerja dalam lima hari kerja c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

2. dst

Persepsi Persepsi 1. Apakah pegawai di kantor 1 - 15 tentang kepala dinas saudara suka bekerja dengan (angket inisiatif kerja terhadap para cara-cara barn? terlampir) (X3) pegawai di

lingkungan kerjanya tentang inisiati kerja dalam lima a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

(36)

Persepsi Persepsi 1. Apakah suasana kerja di kantor 1-15

tentang kepala dinas saudara menyenangkan? (angket

suasana terhadap para f. Selalu terlampir)

kerja (X4) pegawai di

lingkungan

kerjanya

tentang suasana kerja

dalam lima

hari kerja

g. Sering

h. Kadang-kadang

i. Jarang

j. Tidak pernah

2. dst

Produkti produktivitas Jawaban 1. Hasil kerja secara keseluruhan 1-15 vitas kerja dalam pegawai ditinjau dari segi kuantitas (angket

kerja lima hari cabang dinas a. Sangat memuaskan (SM ) terlampir)

(Y) kerja kecamatan

tentang

memuaskan

tidaknya atas berbagai

pemyataan

b. Memuaskan (M )

c. Cukup Memuaskan (CM ) d. Kurang Memuaskan (KM)

e. Tidak Memuaskan (TM )

2. dst.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilukiskan keterkaitan variabel penelitian

ini sebagai berikut

(37)

Kebijakan lima hari kerja=IndependentVariabel (X)

X] = Penggunaan waktu dan disiplin kerja

X2 = Intensitas kerja X3 = Inisiatif kerja X4 = Suasana kerja

Produktivitas kerja =Dependent variabel (Y)

D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen pengumpul data dalam penelitian harus memenuhi persyaratan kesahihan (validity), dan keterandalan (reliability). Oleh karenanya dalam

penelitian ini instnimen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian

terlebih dahulu diujicobakan guna mengetahui tingkat kesahihan dan keterandalan instrumen yang digunakan.

1. Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen betul-betul mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas

instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang dimaksud berguna atau

tidak.

Kerlingger (1990: 730) menyatakan bahwa definisi yang lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan: "Apakah kita sungguh-sungguh mengukur ihwal yang memang ingin diukur?". Dalam pertanyaan tersebut ditekankan adalah apa yang sedang diukur. Stanley & Hopkins (1972 : 101) menyatakan sebagai

(38)

The Validity ofa measure is how well itfullfils thefunctionfor which

it is being used degree to which iscapable ofachieving certain aims.

Regardless ofothe merrit ofa test, ifit lacks validityfor apparticulr

task, the information it provides is useless. The Validity of a test is

the accuracy ofspecific prediction made from it scores.

Selanjutnya Sugiyono (1993: 93) menyatakan bahwa "...hasil penelitian

yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti". Kalau dalam obyek berwarna

merah, maka data yang terkumpul juga memberikan data merah.

Jadi dalam mengukur validitas, kita melihat isi dan kegunaan instrumen

tersebut. Muljarto Tjokrowinoto (1981 :27), menyatakan bahwa validitas akan

menjawab beberapa pertanyaan, diantaranya: "Unsur-unsur apa yang terdapat

dalam instrumen?., Untuk apa instrumen diciptakan dan apakah tujuan

penciptaannya tercapai?, Apakah instrumen itu sesuai denga konsep dan variabel

yang hendak diukur?.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen yang

valid untuk tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan yang lain. Untuk lebih

jelasnya berikut ini adalah berbagai macam validitas instrumen, antara lain adalah:

a. Validitas Konstruksi

{Construct Validity),

yaitu suatu validitas dimana peneliti

meulai dengan menganalisa apakah instrumen yang telah dibuat merupaka

unsur-unsur suatu konstruk. Kalau instrumen itu dlam bentuk skala maka

dicarilah apa dari instrumen itu yang merupakan bagian dari skala itu. Dengan

menggunakan teori apakah bagian-bagian itu logis untuk mengukur suatu

konstruk?.

Selain daripada itu untuk

pengujiannya,

peneliti dapat

(39)

b. Validitas Isi {Content Validity) yaitu validitas yang dapat dilakukan dengan

cara membandingkan isi instrumen dengan isi materi yang akan diteliti. Secara

teknis pengujian validitas isi maupun validitas konstruk dapat dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen.

c. Internal dan Eksternal Validity, yaitu menyangkut struktur dan hasil

pengukuran. Internal validity akan menjawab seberapa jauh alat ukur berhasil

mengukur yang memang ingin diukur, sedangkan eksternal validity akan

menjawab pertanyaan apakah hasil pengukuran populasi dapat diterapkan

kepada populasi lainnya?.

d. Predictive Validity yaitu kemampuan suatu instrumen penelitian untuk

meramalkan dan menjelaskan suatu kondisi di masa yang akan datang.

e. Cross Cultural Validity yaitu kemampuan suatu alat ukur untuk dapat

digunakan di berbagai negara yang biasanya menyangkut nilai sosial budaya

atau lingkungan. Masalah yang sering timbul adalah konsep yang terjadi dari

suatu kebudayaan mungkin tidak terdapat dalam kebudayaan lainnya.

f. Face Validity, yaitu menyangkut pengukuran atribut yang konkrit dimana

infrensi tidak diperlukan atau dapat dinyatakan sebagai penilaian dari para ahli

atau konsumen terhadap alat ukur.

Dari berbagai macam validitas tersebut, maka jelaslah bahwa dalam instrumen penelitian implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan

produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota

(40)

Dalam menguji taraf validitas, penulis melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Mendefmisikan secara operasional konsep-konsep yang akan diukur.

a) Berdasarkan definisi dan rumusan konsep tentang kebijakan lima hari

kerja dan produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan

dari literatur-literatur yang ditulis para ahli, penulis melakukan pra

penelitian untuk mengetahui keadaan yang sebenamya di lapangan. Pra

penelitian tersebut dilakukan pada akhir bulan Februari 201 sampai awal

bulan Maret 2001, melalui observasi dan wawancara dengan 3 orang

kepala cabang dinas pendidikan nasional kecamatan, yang akan dijadikan

responden.

b) Hasil pra penelitian dikonsultasikan dan didiskusikan dengan para ahli,

dalam hal ini adalah dosen-dosen pembimbing.

2) Berdasarkan penjabaran konsep teori ke dalam konsep-konsep empirik dan

analitis tentang implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan

produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan, maka penulis

membuat instrumen penelitian berupa angket (kuesioner) penelitian. 3) Kuesioner penelitian diisi oleh responden.

4) Melakukan uji coba instrumen pada akhir bulan April 2001 sampai dengan

awal bulan Mei 2001, kepada 6 kepala cabang dinas pendidikan nasional

kecamatan.

5) Mengolah data hasil uji coba instrumen melalui skoring hasil jawaban

(41)

6) Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi.

7) Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka

kritik pada tabel korelasi nilai r. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka

pertanyaan tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa pertanyaan tersebut mempunyai validitas konstrak. Atau terdapat konsistensi internal (internal consistency) dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan apabila pengukuran diulangi. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, karena setiap alat pengukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Setiap hasil pengukuran sosial selalu merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya {true score) ditambah dengan hasil kesalahan pengukuran, makin kecil kesalahan makin reliabel alat pengukur, sebaliknya

makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukuran.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang dijadikan alat ukur oleh

peneliti, maka digunakan teknik belah dua dari Brown, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

(42)

b. Item yang bernomor ganjil dimasukkan ke dalam belahan pertama sedangkan

yang bernomor genap dikelompokkan ke dalam belahan kedua.

c. Skor untuk masing-masing item pada tiap-tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni

skor total belahan pertama dan skor total belahan kedua.

d. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua, dengan menggunakan tehnik korelasi product moment, seperti rumus dalam uji validitas.

e. Mengoreksi angka korelasi, dengan memasukkannyake dalam rumus.

f. Bila angka korelasi dikuadratkan, hasil kuadrat ini disebut "koefisien determinasi"{coeficient ofdetermination),yang merupakan petunjuk besarnya

hasil pengukuran.

£. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu

diuji reliabilitas dan validitasnya. Untuk menguji validitas instrumen digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus product moment, untuk mengetahui korelasi antara setiap item dengan skor total, sedangkan untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan teknik belah dua dari Spearman Brown, untuk mengetahui korelasi antara belahan pertama dengan belahan kedua. Dalam

pelaksanaannya, perhitungan validitas dan reliabilitas ini dilakukan melalui

pesawat komputer melalui Microsoft Excel. Hasil uji reliabilitas dan validitas

(43)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET LIMA HARI KERJA

A. Penggunaan Waktu dan Disiplin Kerja

Summary for scale: Mean=64.4400 Std.Dv.=6.29206 Valid N:25

Cronbach alpha: .941706Standardized alpha: .945099

Average inter-item corr.: .730997

X1 Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if

deleted deleted deleted Correl. deleted X1a 59,92 31,8336 5,642127 0,798015 0,935109

X1b 59,92 31,8336 5,642127 0,798015 0,935109

X1c 60,20 34,9600 5,912698 0,390773 0,945721

X1d 60,32 29,8976 5,467870 0,834267 0,935147

X1e 60,20 34,5600 5,878776 0,650011 0,939217

X1f 60,00 32,8800 5,734108 0,857242 0,934277

X1g 60,20 34,5600 5,878776 0,650011 0,939217

X1h 60,00 32,8800 5,734108 0,857242 0,934277

X1i 60,08 33,2736 5,768327 0,813061 0,935446

X1j 60,20 34,5600 5,878776 0,650011 0,939217

X1k 60,68 32,2976 5,683098 0,806865 0,934905

X1I 60,36 36,5504 6,045692 0,421424 0,943510

X1m 60,24 35,3024 5,941582 0,535211 0,941429 X1n 59,76 33,7024 5,805377 0,754486 0,936837

X1o 60,08 29,5936 5,440000 0,839935 0,935321

B. Intensitas Kerja dalam Lima Hari Kerja

Summary for scale: Mean=43.5600 Std.Dv.=4.16413 Valid N:25

Cronbach alpha: .920372Standardized alpha: .913658

Average inter-item corr.: .573135

X2 Mean if Var. if CtDv. if Itm-Totl Alpha if

deleted deleted deleted Correl. deleted X2a 39,08 14,5536 3,814918 0,835429 0,912340

X2b 39,08 12,0736 3,474709 0,936050 0,896899

X2c 39,12 12,3456 3,513631 0,869316 0,901633

X2d 39,24 12,5024 3,535873 0,866730 0,901843

X2e 39,44 14,4064 3,795576 0,750468 0,912590

X2f 39,16 13,8144 3,716773 0,811760 0,911831

X2g 39,04 13,6384 3,693020 0,747521 0,909872 X2h 39,44 15,6064 3,950494 0,736393 0,912662

X2i 39,48 14,3296 3,785446 0,756931 0,908993

(44)

C. Inisiatif Keria dalam Lima Hari Keria

Summary for scale: Mean=66.4400 Std.Dv.=5.50818 Valid N:25

Cronbach alpha: .924640Standardized alpha: .924283

Average inter-item corr.: .649719

X3 Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if

deleted deleted deleted Correl. deleted X3a 62,08 25,8336 5,082676 0,627622 0,920180

X3b 62,44 23,8464 4,883277 0,709380 0,918391

X3c 62,24 22,5824 4,752094 0,776500 0,917147

X3d 61,84 24,1344 4,912677 0,840581 0,913143

X3e 61,52 27,3696 5,231596 0,592970 0,922807

X3f 61,84 24,8544 4,985419 0,825436 0,914421

X3g 62,24 25,0624 5,006236 0,779598 0,915770

X3h 62,36 27,9904 5,290596 0,470096 0,916225

X3i 62,20 29,5200 5,433231 0,524114 0,918003

X3j 61,84 24,8544 4,985419 0,825436 0,914421

X3k 61,84 24,8544 4,985419 0,825436 0,914421

X3I 61,92 25,2736 5,027286 0,717303 0,917525

X3m 61,64 25,5904 5,058695 0,561917 0,922461

X3n 62,08 25,4336 5,043174 0,715158 0,917715

X3o 62,08 25,4336 5,043174 0,715158 0,917715

D. Suasana Keria dalam Lima Hari Keria

Summary for scale: Mean=67.0400 Std.Dv.=4.10772 Valid N:25

Cronbach alpha: .868234 Standardized alpha: .869945

Average inter-item con.: .460569

X4 Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if

deleted deleted deleted Correl. deleted X4a 62,80 14,2400 3,773592 0,550992 0,858392

X4b 62,16 14,6944 3,833328 0,561298 0,859522 X4c 62,16 14,6944 3,833328 0,561298 0,859522

X4d 62,24 15,4624 3,932226 0,583102 0,841085

X4e 62,52 16,0096 3,90120 0,515208 0,806774

X4f 62,52 13,6096 3,689119 0,634589 0,853588

X4g 62,44 13,6064 3,688685 0,650774 0,852775 X4h 62,68 13,2576 3,641099 0,775407 0,846098 X4i 62,56 13,0464 3,611980 0,804192 0,843946

X4j 62,68 14,8576 3,854556 0,630008 0,830955

X4k 62,68 13,7376 3,706427 0,626839 0,854163

X4I 63,00 13,8400 3,720215 0,651756 0,853321

X4m 62,84 14,9344 3,864505 0,570962 0,836938

X4n 62,64 14,6304 3,824970 0,543516 0,838464

(45)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PRODUKTIVITAS KERJA

Summary for scale: Mean=65.3600 Std.Dv. =5.05701 Valid N:25 Cronbach alpha: .887873Standardized alpha: .899880 Average inter-item corr.: .545776

Y Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if

deleted deleted deleted Correl. deleted Y1 63,00 21,4400 4,630335 0,890480 0,880124

Y2 60,72 20,3616 4,512383 0,913782 0,866548

Y3 60,80 20,6400 4,543127 0,812363 0,870221

Y4 60,80 20,6400 4,543127 0,812363 0,870221

Y5 60,72 20,3616 4,512383 0,913782 0,866548

Y6 61,08 21,9136 4,681196 0,579299 0,880032

Y7 60,92 21,0336 4,586240 0,718280 0,874089

Y8 60,92 21,0336 4,586240 0,718280 0,874089

Y9 60,96 21,7984 4,668876 0,549126 0,880889

Y10 60,96 20,2784 4,503154 0,679765 0,874692

Y11 61,00 21,7600 4,664762 0,571662 0,880068

Y12 61,00 23,1200 4,808326 0,259966 0,891648

Y13 60,84 20,3744 4,513801 0,742144 0,871924

Y14 60,64 24,2304 4,922*39 0,902679 0,890858

Y15 60,68 24,3776 4,937368 0,907257 0,890064

1. Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas setiap kelompok angket sebagai instrumen penelitian sebagai berikut.

a. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian penggunaan

waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja adalah sebesar rhit =

0,730 > 0,396 rtab Hal tersebut berarti bahwa angket tentang

penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat

dinyatakan reliable.

(46)

c. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian inisiatif kerja

dalam lima hari kerja adalah sebesar rhh = 0,649 > 0,396 rteb. Hal

tersebut berarti bahwa angket tentang penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan reliable.

d. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian suasana kerja

dalam lima hari kerja adalah sebesar rhit = 0,490 > 0,396 rtab. Hal

tersebut berarti bahwa angket tentang penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan reliable.

e. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian produktivitas kerja dalam lima hari kerja adalah sebesar ryt = 0,545 > 0,396 r^b. Hal

tersebut berarti bahwa angket tentang penggunaan waktu dan disiplin

kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan reliable.

2. Hasil Uji Validitas

Hasil uji validitas sebagaimana telah dikemukakan di atas, selanjutnya untuk mengetahui derajat keterandalan dari setiap koefisien korelasi (r) yang diperoleh, ditafsirkan dengan berpedoman pada pendapat Subino (1987:115) sebagai berikut.

Kurang dari 0,20 : hampir tidak ada

0,20 - 0,40 : derajat keterandalan rendah

0,40 - 0,70 : derajat keterandalan sedang

(47)

Hasil uji validitas untuk setiap butir angket sebagai instrumen penelitian

disajikan pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 3.2

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET PENGGUNAAN WAKTU DAN DISIPLIN KERJA DALAM LIMA HARI KERJA

No Item Koefisien

Validitas

Derajat

Keterandalan

1. 1 0,80 tinggi

2. 2 0,80 tinggi

3. 3 0,46 sedang

4. 4 0,83 tinggi

5. 5 0,65 sedang

6. 6 0,86 tinggi

7. 7 0,65 sedang

8. 8 0,86 tinggi

9. 9 0,81 tinggi

10. 10 0,65 sedang

11. 11 0,81 tinggi

12 12 0,42 sedang

13 13 0,54 sedang

14. 14 0,75 sedang

15. 15 0,84 tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai

instrumen penelitian penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja

berada pada derajat keterandalan sedang sebanyak tujuh item, dan tinggi sebanyak

delapan item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian

penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan valid,

(48)

Tabel 3.3

HASIL UJI VALBDiTAS ANGKET

INTENSITAS KERJA DALAM LIMA HARI KERJA

No Item

Koefisien

Validitas

Derajat

Keterandalan

1. 1 0,84 tinggi

2. 2 0,94 tinggi

3. 3 0,87 tinggi

4. 4 0,87 tinggi

5. 5 0,75 sedang

6. 6 0,81 tinggi

7. 7 0,75 sedang

8. 8 0,74 tinggi

9. 9 0,76 tinggi

[image:48.595.120.462.177.516.2]

10. 10 0,88 tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai

instrumen penelitian intensitas kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat

keterandalan sedang sebanyak dua item, dan tinggi sebanyak delapan item. Hal

tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian intensitas kerja dalam

lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai alat

(49)

Tabel 3.4

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET

INISIATIF KERJA DALAM LIMA HARI KERJA

No Item Koefisien

Validitas

Derajat

Keterandalan

1. 1 0,63 sedang

2. 2 0,71 tinggi

3. 3 0,78 tinggi

4. 4 0,84 tinggi

5. 5 0,59 sedang

6. 6 0,83 tinggi

7. 7 0,78 tinggi

8. 8 0,47 sedang

9. 9 0,52 sedang

10. 10 0,83 tinggi

11. 11 0,83 tinggi

12 12 0,72 tinggi

13 13 0,56 sedang

14. 14 0,72 tinggi

[image:49.595.123.437.160.542.2]

15. 15 0,72 tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai instrumen penelitian inisiatif kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat keterandalan sedang sebanyak lima item, dan tinggi sebanyak sepuluh item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian inisiatif kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai alat

(50)

Tabel 3.5

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET

SUASANA KERJA DALAM LIMA HARI KERJA

No Item Koefisien

Validitas

Derajat

Keterandalan

1. 1 0,55 sedang

2. 2 0,56 sedang

3. 3 0,56 sedang

4. 4 0,58 sedang

5. 5 0,51 sedang

6. 6 0,63 sedang

7. 7 0,65 sedang

8. 8 0,78 tinggi

9. 9 0,80 tinggi

10. 10 0,63 sedang

11. 11 0,63 sedang

12 12 0,65 sedang

13 13 0,57 sedang

14. 14 0,54 sedang

[image:50.595.136.437.164.552.2]

15. 15 0,83 tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai instrumen penelitian suasana kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat keterandalan sedang sebanyak dua belas item, dan tinggi sebanyak tiga item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian suasana kerja dalam

lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai alat

(51)

Tabel 3.6

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET

PRODUKTIVITAS KERJA DALAM LIMA HARI KERJA

No Item Koefisien

Validitas

Derajat

Keterandalan

1. 1 0,91 sangat tinggi

2. 2 0,91 sangat tinggi

3. 3 0,81 tinggi

4. 4 0,81 tinggi

5. 5 0,91 sangat tinggi

6. 6 0,58 sedang

7. 7 0,72 tinggi

8. 8 0,72 tinggi

9. o 0,55 sedang

10. 10 0,83 tinggi

11. 11 0,57 tinggi

12 12 0,76 tinggi

13 13 0,74 sedang

14. 14 0,90 sangat tinggi

15. 15 0,90 sangat tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai

instrumen penelitian produktivitas kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat

keterandalan sedang sebanyak tiga item, tinggi sebanyak lima item, dan sangat

tinggi sebanyak tujuh item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen

penelitian produktivitas kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan

dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa seluruh butir angket

sebagai instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, layak

digunakan sebagai alat pengumpul data tentang efektivitas kebijakan lima hari

kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas

(52)

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebupohan dan tujuan

penelitian, maka djperlukan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan

data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan (angket,

wawancara, dan observasi), serta studi kepustakaan.

1. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung ke

lapangan. Studi lapangan dalam penelitian ini dilakukan melalui angket,

observasi dan wawancara.

a. Angket merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilaksanakan

dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis.. Dalam hal ini,

penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan

alternatif jawaban yang sudah tersedia, sehingga para responden tinggal

membubuhkan tanda cek (V ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.

Angket merupakan alat pengumpul

data yang paling utama dalam

penelitian tentang efektivitas kebijakan lima hari kerja terhadap

peningkatan

produktivitas

kerja.

Angket

ini

digunakan

untuk

(53)

b. Observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kondisi nyata objek dan kegiatan yang

dilakukan. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan karakteristik, dan situasi pelaksanaan

kebijakan lima hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja

pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung.

Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat menghasilkan data

lapangan secara lebih objektif, karena (a) didasari oleh pengalaman

langsung di lapangan; (b) dapat mengamati dan mencatat perilaku dan

kejadian sebagaimana adanya; (c) dapat mengungkap suatu peristiwa

dengan segala keterkaitannya; (d) dapat memperkecil atau menghilangkan

keraguan tentang data yang diperoleh; (e) memungkinkan untuk

memahami situasi yang rumit dan berbagai perilaku dalam suatu peristiwa

yang kompleks; (f) dapat mengungkap suatu kasus tertentu yang mungkin

saja tidak dapat dilakukan dengan teknik lain. Dalam penelitian ini data

hasil observasi digunakan sebagai penunjang terhadap kelengkapan data

yang dikumpulkan melalui angket.

(54)

menggunakan petunjuk umum; (c) wawancara terbuka. Wawancara

informal berlangsung dalam situasi alamiah dan pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan sangat bergantung pada spontanitas pewawancara. Pada

wawancara yang menggunakan petunjuk umum, kerangka dan garis besar

mengenai pokok-pokok yang ditanyakan sudah disiapkan sebelumnya

oleh pewawancara.

Sedangkan pada wawancara terbuka, urutan

pertanyaan, kata-kata yang digunakan dan cara penyajiannya disiapkan

secara baku dan berlaku untuk semua kepala cabang dinas pendidikan

nasional kecamatan di Kota Bandung, yang menjadi responden penelitian

ini. Dalam penelitian ini wawancara informal lebih banyak digunakan,

karena untuk memperoleh data yang diperlukan, yang tidak dapat

diperoleh melalui angket dan observasi, tanpa mengganggu perasaan orang

yang diwawancarai, dan wawancara bisa dilakukan setiap saat. Dengan

demikian, wawancara dalam penelitian ini merupakan penunjang dan

pelengkap terhadap data yang dikumpulkan melalui angket. Hal ini

terutama digunakan apabila peneliti merasa ragu atau kurang memahami

terhadap jawaban yang disampaikan responden di dalam angket. Dapat

juga dikatakan bahwa wawancara digunakan untuk mcngklarifikasi

apa-apa yang telah disampaikan oleh responden melalui angket.

2. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan merupakan suatu upaya untuk memperoleh keterangan

(55)

karya ilmiah dan Iain-lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Studi lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji teori-teori

tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan lima hari kerja dan

produktivitas kerja. Teori-teori yang digali melalui studi lapangan ini

digunakan sebagai landasan teoritis dan sebagai bahan untuk mengadakan

pembahasan hasil penelitian. Studi kepustakaan ini akan memperjelas posisi

masalah yang diteliti, serta akan menempatkan hasil penelitian dalam kancah

ilmiah, apakah sebagai pelengkap terhadap teori-teori yang sudah ada,

memperkaya teori yang sudah ada, atau bahkan menolak dan bertentang

deugan teori-teori sebelumnya.

G. Proses Pengolahan Data Melalui Pesawat Komputer

Pengujian hipotesis dilakukan dengan memanfaatkan pesawat komputer,

melalui program SPSS

(Statistical Package for Social Sciences),

dan program

Microsoft Excell.

Proses pengolahan data melalui pesawat komputer dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Memeriksa data yang telah disusun dalam tabel utama, sesuai dengan

kebutuhan SPSS dan Excell. Hal ini dilakukan barangkali ada kesalahan

ketik/tulis yang dapat mengganggu proses kerja komputer.

2. Memasukan data ke dalam program komputer berdasarkan kelompok

(56)

3. Menafsirkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh pesawat komputer

untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian

4. Melakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data untuk menarik kesimpulan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dianalisis.

Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap

analisis, data diolah dan diproses menjadi kelompok-kelompok, diklasiflkasikan, dikategorikan untuk memperoleh kebenaran sebagai jawaban terhadap masalah-masalah, dan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan efektivitas kebijakan lima

hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja. Penelitian ini juga

dimaksudkan untuk mengetahui hubungan/pengaruh antara variabel bebas

(independent variable) dengan variabel terikat {dependent variable). Untuk kepentingan tersebut digunakan metode analisis deskriptif dan regresi, dimana

satu variabel terikat dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas.

Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel

terikat, sehingga variabel terikat tidak mungkin muncul tanpa variabel bebas. Dengan demikian, variabel terikat adalah variabel yang diasumsikan muncul karena pengaruh variabel bebas. Pad<i bagian sebelumnya telah ditentukan bahwa

(57)

mencakup dan dibatasi pada variabel pemanfaatan waktu dan disiplin kerja (X,),

intensitas kerja (X2), inisiatifkerja (X3) dan suasana kerja (X4).

Secara matematis, hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dan

masing-masing variabel-variabel bebas X,, X2, X3, X, dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Y=^Q.+j3iXi+£i

; /= 1,2,3,4

(l)

Persamaan di atas disebut dengan model

regresi linier multipel

(berganda).

Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu dan

dikatakan multipel karena variabel bebasnya lebih dari satu. Ada beberapa

tahapan pengerjaan dalam proses analisis regresi linier multipel ini di antaranya:

1. Menghitungbo, bu ... ,bv

Hubungan fungsional antara variabel Ydengan variabel

Xu

X2,X3, dan X,

dinyatakan dalam persamaan (1). Model persamaan tersebut dinamakan

dengan model populasi, sedangkan model sampelnya adalah:

Y= b

+b.X +£

/ =i.2.3,4

(2)

Keterangan :

b0 disebut koefisien

intercept

yang menyatakan berapa besarnya rata-rata

YjikaXi = 0

bi sebagai koefisien regresi parsial antara Yatas Xi yang menunjukkan

(58)

Untuk menghitung nilai-nilai bo, bj,... , bk dapat dihitung dengan

"Least

Square Method",

yaitu menoari hubungan linier variabel terikat dengan

variabel bebas yang akan meminimalkan jumlah kuadrat deviasi dari garis

linier yang terbentuk dengan titik-titik yang dapat diobservasi.

2. Pengujian Koefisien Regresi

Hipotesis statistik yang dipergunakan adalah:

- Ho

:bi = 0, i = 1,2, ..., k; tidak terdapat pengaruh yang signifikan

- H,

: bi * 0, i = 1, 2, ..., k; terdapat pengaruh yang signifikan

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji t

{student)

dengan rumus:

b,

/.=• '

5 (3)

a.

Dengan ketentuan sebagai berikut:

5;. 12...*

s-= 'Evra

(4)

dengan kriteria sebagai berikut: - Tolak H0jika ti>t[abci

- Terima H0 jika t, < thitimg

3. Koefisien Korelasi ParsialProduct Moment

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya korelasi

(59)

nilai yang menjelaskan kuatnya korelasi yang diberi notasi r yang berkisar

antara -1 < r < 1. Koefisien korelasi = -1 menyatakan korelasi negatif, r = 0

menyatakan tidak ada korelasi dan r = 1 menyatakan korelasi positif.

Untuk mengetahui korelasi antara variabel beb

Gambar

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pandangan aliran filsafat pendidikan progresivisme terhadap pendidikan di antaranya adalah: (1) pendidikan harus berpusat pada anak bukan pada guru atau muatan

adanya keterbatasan jumlah makanan, Anda mengalah untuk tidak sarapan, yang sarapan hanya saudaranya saja, begitu pula dengan makan siang dan makan

Pola pikir permisif dalam masyarakat Indonesia juga disebabkan oleh ingatan jangka pendek masyarakat kita, budaya membaca dan menulis yang lemah, sehingga kejadian dan peristiwa

Saran yang yang dapat diberikan : pada pemeliharaan itik lokal perlu diberikan probiotik bakteri asam laktat setiap 7 hari sekali untuk menghemat biaya pakan dan

Kesimpulan penelitian ini adalah: Ada hubungan antara kesadahan air sumur gali dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas, disarankan

Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENGEMBANGAN ALAT UKUR DAYATAHAN KEKUATAN OTOT PERUT BERBASIS MICROCONTROLLER MENGGUNAKAN SENSOR GERAK INFRARED DENGAN TES SIT UP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

mendiskusikan hal-hal yang belum teramati dalam komik Astrajingga berkaitan dengan budaya lokal. 14) Guru mendorong siswa