IMPLEMENTASl KEBIJAKAN LIMA HARI KERJA
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi tentang Persepsi Kepala Dinas dalam Kaitannya dengan Produktivitas Kerja
Pegawai Cabang Pendidikan Nasional Kecamatan di Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Administrasi Pendidikan
Oleh:
DACHROM SUPRIATMAN
NIM.999718
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Mock. Idochi Anwar
NIP. 130 256 639
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Bambang Suwarno, M.A.
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Prof. Dr. H.l Abin din Makmun. M.A.
Masalah penelitian
ini adalah bagaimanakah implementasi
kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai
cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan implementasi
kebijakan lima hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja
Teori-teori yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan
penelitian ini terutama mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan
penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensitas kerja, inisiatif kerja,
suasana kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja dalam
implementasi kebijakan lima hari kerja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode deskriptif. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS, dan Microsoft Excell, dengan rumus korelasi, dan regresi; selanjutnya ditafsirkan sesuai dengan Masalah, dan
tujuan penelitian.
Dan" hasil penelitian ditemukan bahwa lima hipctesis kerja yang
diajukan seluruhnya diterima, dan didukung oleh data empirik, sehingga dapat ditafsirkan bahwa kebijakan lima hari kerja, baik yang menyangkut
penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensitas kerja, inisiatif kerja,
maupun suasana kerja; baik secara terpisah maupun secara bersama-sama berhubungan positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam kebijakan lima hari kerja memberikan sumbangan
positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan di Kota Bandung; (2) Intensitas kerja dalam kebijakanlima hari kerja memberikan sumbangan positif terhadap produktivitas kerja
pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung;
(3) Inisiatif kerja dalam kebijakan lima hari kerja memberikan sumbangan
positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan di Kota Bandung; (4) Suasana kerja dalam kebijakanlima hari kerja memberikan sumbangan positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung; (5) Kebijakan lima hari kerja, baik yang menyangkut penggunaan waktu
dan disiplin kerja, intensitas kerja, inisiatif kerja, serta suasana kerja dalam kebijakan lima hari kerja secara bersama-sama memberikan sumbangan
positif terhadap produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan di Kota Bandung. Sehubungan dengan itu, direkomendasikan kepada berbagai pihak agar melaksanakan kebijakan
Halaman
LEMBARPERSETUJUAN i
PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah I
B. Perumusan Masalah 9
C. Ruang Lingkup dan Paradigma Penelitian 13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 15
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 17
F. Populasi dan Sampel Penelitian 19
G. Sistematika Pembahasan 19
BAB II PRODUKTIVITAS KERJA DALAM KEBUAKAN LIMA HARI KERJA
A. Konsep Produktivitas 21
B. Produktivitas Kerja dalam Kebijakan
Lima Hari Kerja 29
C. Pcranan Kepala Cabang dahmi Peningkatan
Kinerja Pegawai 35
D. Kajian Studi Terdahuluyang Relevan 51
A. Metode Penelitian 55
B. Lokasi dan Sampel Penelitian 56
C. Penjabaran Konsep Teori ke Dalam Konsep
Empirik dan Analitik 58
D. Validitas dan Reliabilitas mstrumen 62
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 67
F. Teknik Pengumpulan Data 77
G. Proses Pengolahan Data Melalui Pesawat Komputer 80
H. Teknik Analisis Data 81
I. Proses Pengujian Hipotesis 85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Deskriptif. 91
B. Hasil Pengujian Hipotesis 98
C. Rangkuman Hasil Analisis Data 106
E. Pembahasan 112
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 123
B. Implikasi 125
C. Rekomendasi 127
DAFTAR PUSTAKA 130
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.1 Ruang Lingkup Penelitian
13
1.2 Paradigma Penelitian
14
3.1 Hubungan Antar Variabel
61
4.1 Hasil Penelitian Deskriptif 108
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis HI
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1 Penjabaran Konsep Teori ke Dalam Konsep
Empirik dan Abalitis 60
3.2 Hasil Uji Validitas Angket PenggunaanWaktu, dan
Disiplin Kerja dalam Lima Hari Kerja 72
3.3 Hasil Uji Validitas Angket Intensitas Kerja 73
3.4 Hasil Uji Validitas Angket Inisiatif Kerja 74 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Suasana Kerja 75 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Produktivitas Kerja 76
4.1 Jenis Kelamin Respondent 92
4.2 Latar Belakang Pendidikan 93
4.3 Golongan Kerja Responden 93
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Data Penelitian 134
2. Uji Validitas dan Reliabilitas 140
3. Hasil Analisis Regresi 143
4. Instrumen Penelitian 145
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen yang paling utama
dalam setiap lembaga dan organisasi. Tanpa sumber daya manusia, lembaga dan
organisasi itu tidak pernah ada. Oleh karena itu, keliru jika suatu lembaga atau
organisasi hanya memperhatikan fungsi-fungsi administrasi, sebab misalnya
rencana yang sudah tersusun rapi dan dijabarkan ke dalam program kerja yang
jelas, tidak dengan sendirinya mendekatkan lembaga, dan organisasi itu kepada
tujuan yang akan dicapai, tetapi terletak pada sumber daya manusia sebagai
pelaksananya. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan
hal yang sangat penting bagi setiap lembaga dan organisasi dalam mewujudkan
tujuan secara efektifdan efisien.Pengembangan SDM adalah proses peningkatan kemampuan manusia agar
mampu melakukan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada
pemerataan peningkatan kemampuan manusia dan pada pemanfaatan kemampuan
itu. Rumusan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan SDM tidak hanyasekedar meningkatkan kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan
kemampuan tersebut. Menurut Effendi (1995) pengembangan SDM termasuk di
dalamnya adalah peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan
untuk mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha.
manusia Indonesia seutuhnya dan merupakan titik sentral pembangunan nasional.
Proses pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan
yang harus tercermin dalam pribadi para pemimpin, termasuk para pemimpin
pendidikan, seperti kepala cabang dinas pendidikan dan para pegawai di
lingkungan kerjanya.
Diakui bahwa tanpa sumber daya manusia yang berkualitas tujuan
lembaga dan organisasi itu tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan,
program yang telah dirancang dengan baik tidak akan berhasil dilaksanakan,
kerjasama tidak akan terwujud, bahkan alat-alat yang modern dan serba
otomatispun akan sia-sia saja.
Sumber daya manusia
yang diperlukan adalah yang mempunyai
kesungguhan kerja untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja pegawai
dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan dapai ditingkatkan melalui berbagai cara.
Sagir (1985:12) mengemukakan enam faktor yang turut menentukan tingkat
produktivitas yaitu: pendidikan, teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat
kesehatan, dan tingkat upah minimal.
Keenam faktor yang mendukung
produktivitas kerja tersebut sangat erat kaitannya dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan merupakan unsur kunci dan sangat menentukan tingkat
produktivitas lembaga dan organisasi. Dalam hal ini, pemimpin bertugas untuk
kemampuannya untuk bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
Perwujudan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut menjadi
tanggungjawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik
menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang
tangguh, kreatif, rr.andiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Pendidikan pada hakekatnya adalah pembentukkan watak bangsa(nation
character
building)
pada
semua
bidang
kehidupan,
khususnya
untuk
meningkatkan kualitas manusia dan partisipasinya dalam pembangunan. Dalam
kaitan ini pendidikan yang baik dapat terukur dari nilai tambah yang diperoleh
individu, masyarakat, atau suatu bangsa.
Pembangunan pendidikan harus diiihat secara menyeluruh, yaitu dari
sudut peningkatan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
Proses pendidikan hendaknya membuat peserta didik mengalami kehidupan yang
bermakna, yang melahirkan sikap dan perilaku terpuji. Pendidikan adalah proses
dalam rangka perkembangan sikap para peserta didik yang akan mampu
mendukung pengambilan keputusan terbaik dalam rangka memanfaatkan kesaling
tergantungan dengan pihak lain yang saling menghidupi secara serasi dan seimbang, sesuai dengan hak dan kemampuan masing-masing. Oleh karena itu,
proses pendidikan hendaknya memperhatikan makna interaksi peserta didik
dalam hubungannya dengan sesama manusia, alam/fisik, lembaga sosial,
sejalan dengan konsep "Upa Jiwa" (Engkoswara, 1984).
Sejalan dengan uraian di atas, Sutisna (1987: 40) mengemukakan bahwa
pendidikan diperlukan untuk memajukan kehidupan bangsa dan negara di dunia
jersaing. Oleh karena itu pendidikan sekarang dipandang sebagai kewajiban
individu, keluarga masyarakat, dan negara, sehingga pendidikan dianggap sebagai
jembatan kemajuan dan kemampuan survive.Untuk kepentingan tersebut, pendidikan harus diarahkan kepada
tujuan-tujuan masa yang akan datang, kepada masyarakat yang dicita-citakan, dan
kepada perekonoraian yang dikehendaki. Schult (1968) mengungkapkan bahwa
pendidikan adalah investasi, dan kunci perubahan. Pemyataan tersebut semakin
diakui kebenarannya oleh berbagai negara yang sedang melaksanakan proses
modernisasi, dimana sumber daya manusia dipandang sebagai suatu asset bagi
suatu bangsa, sedangkan modal dan sumber daya alam adalah faktor-faktor
produksi yang pasif, dan manusia adalah faktor produksi yang aktif (Harbinson,
1993), yang bisa memupuk modal, mengeksploitir sumber-sumber alam,
membangun organisasi-organisasi sosial, ekonomi, politik, serta melaksanakan
pembangunan nasional dan daerah.Tuntutan kualitas SDM yang harus diwujudkan melalui pendidikan, sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang menggarisbawahi pembangunan nasional di bidang pendidikan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Disadari bahwa pendidikan merupakan proses pengejawantahan rasa kemanusiaan yang bersifat universal, oleh karenanya pendidikan dijadikan kebutuhan primer manusia yang difungsikan sebagai upaya memperhatikan kolektivitas sosial, yang ketika proses pendidikan itu terganggu maka dapat
dipastikan menjadi ancamanbagi masyarakat sekitamya.
Dinas pendidikan nasional sebagai salah satu unsur pemerintah memiliki kesadaran penuh bahwa sedikit banyak mempunyai andil yang sangat menentukan dalam mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas, melalui penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan
diberlakukannya otonomi daerah yang pada hakekatnya diarahkan pada kebutuhan masyarakat daerah yang bersangkutan, mengandung makna terbukanya peluang bagi daerah yang bersangkutan untuk secara kreatif membina dan mengembangkan kemampuan lembaga dan organisasi. aparatur dan sumber-sumber keuangan secara optimal, sehingga dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas
layanan kepada masyarakat.
Implikasi dari pelaksanan otonomi daerah tersebut adalah tuntutan akan
produktivitas kerja, karena sumber-sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang harus digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi.
berbagai perbaikan cara kerja, serta mengurangi pemborosan waktu dan te
Dengan demikian diharapkan akan memperoleh hasil yang lebih baik dan banyak
hal yang bisa dihemat, waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga dikerahkan secara
efektif, dan pencapaian tujuan akan lebih efektif
Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik, yang
memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan bahwa
kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini. Kerja produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuaidengan isi kerja sehingga bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan cara kerja, atau minimal mempertahankan cara
kerja yang sudah dianggap baik. Untuk itu, kerja produktif perlu didukung oleh
kemauan yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan
yang nyaman dan kondusif, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi, serta
hubungan kerja yang harmonis.
Greeriberg (1988) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan
antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama
periode tersebut. Dengan demikian produktivitas diartikan sebagai:
1. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang sangat dikenal berkaitan dengan tenaga kerja
efektivitas, efisiensi membandingkan input dengan output, sedangkan efektivitas
berhubungan dengan kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Efisiensi lebih mengacu pada kuantitas sedaiigkan efektivitas lebih mengacu pada
produktivitas.
Tujuan utama suatu lembaga atau organisasi adalah pencapaian
produktivitas yang tinggi. Gaffar (1987: 142-143) menjelaskan bahwa secara
praktis produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu output atau keluaran yang
dihasilkan oleh seseorang/pegawai perjam. Produktivitas lembaga atau organisasi
adalah penjumlahan produktivitas peseorangan setiap individu yang ada dalam
lembaga atau organisasi itu. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dennis (1972:
2), yang menyatakan bahwa:
"Productivity is a meassure of the used of the
resources of an organization and is usually expressed as ratio of the output
obtained by the use ofresources employed."
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas dapat dilihat
dari produktivitas individu, produktivitas lembaga/organisasi, serta produktivitas
total. Pegawai yang produktif adalah mereka yang menghasilkan produk yang
bermutu, dapat diamati serta berguna bagi organisasi. Hal tersebut mengandung
implikasi bahwa produktivitas merujuk pada kontribusi pegawai/personil secara
kualitatif yang mempunyai dampak positif bagi organisasi.
Gaffa*- (1987: 143-144) mengemukakan bahwa produktivitas adalah output
sebagai lokasi penelitian, karena merupakan salah satu pemerintahan kota yang
menerapkan kebijakan lima hari kerja.
B. Perumusan Masalah
Perkembangan pendidikan di Indonesia secara kuantitatif telah
menunjukkan kemajuan yang cukup pesat, akan tetapi secara kualitatif belum
memperlihatkan kemajuannya. Kemajuan-kemajuan dalam proses pembangunan
yang terns melaju masih dihinggapi kesenjangan fundamental yang terdapat pada
aspek manusianya sendiri sebagai inti pembangunan nasional, yaitu kesenjangan
atau krisis produktivitas kualitas manusia, yang ditunjukkan dalam produktivitas
kerjanya. Di samping itu, masih terdapat kasus-kasus korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang sangat menghambat pembangunan.
Kerja yang bermalas-malas aataupun korupsi jam kerja dari yang
semestinya, tidaklah menunjang pembangunan, tetapi menghambat kemajuan
yang semestinya dicapai. Sebaliknya kerja yang efektif menuntut jumlah jam
kerja yang seharusnya serta isi kerja yang sesuai dengan uraian kerja setiap
pekerja, akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran usaha baik
secara individu maupun secara menyeluruh (lembaga/organisasi).
Pada pelaksanaan enam hari kerja disinyalir banyak kejadian betapa
pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas
kerja, banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar (tidak disiplin). Sikap
apalagi diharapkan untuk menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif di
semua perangkat kerja yang ada.
Kompas (1996) mengemukakan bahwa:
"Banyak di antara para pekerja atau pegawai/karyawan yang mengisi waktu
kerjanya dengan duduk-duduk mengobrol, baca koran, menelpon keluarga atau
teman aataupun izin ke luar kantor untuk urusan-urusan yang tidak mempunyai
kaitan sama sekali dengan tugas pekerjaanya.
Falsafah kerja santai juga kurang pada tempatnya. Istilah tersebut tidak
cocok dalam suasana pembangunan. Santai atau rileks adalah selingan di antara
dua masa kerja produktif, bukan berada pada masa kerja produktif. Meskipun
demikian, suasana santai diperlukan untuk memulihkan kondisi tubuh dan otak
setelah bekerja penuh selama satu masa tertentu, misalnya satu minggu atau lima
hari. Dalam kerangka inilah muncul pemikiran tentang lima hari kerja, khususnya
di lingkungan pemerintahan. Dengan harapan para pegawai dapat memulihkan
kondisi tubuh dan otak, dengan beristirahat atau bersantai pada akhir pekan (sabtu
dan minggu), sehingga pada hari scnin tubuh dan otak mereka sudah segar dan
siap kerja produktif, dan yang paling penting tidak santai atau malas-malasan pada
waktu kerja produktif.
Apakah
harapan
tersebut dapat
diwujudkan secara efektif,
dan
bagaimanakah implementasi kebijakan lima hari kerja tersebut di Indonesia, perlu
dilakukan penelitian. Oleh karena itu penulis menganggap perlu melakukan
penelitian, dengan mengemukakan judul: "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
LIMA HARI KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
di lingkungan cabang dinas pendidikan nasional yang ada di kota Bandung, yang
berjumlah 26 cabang. Penelitian ini juga hanya didasarkan pada persepsi kepala
dinas dalam kaitannya dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas
pendidikan nasional kecamatan di kota Bandung.
Adapun persoalan yang timbul sehubungan dengan pokok permasalahan di
atas dimunculkan dan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagaiberikut.
1.
Bagaimanakah implementasi kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas
pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?a....Bagaimanakan persepsi kepala cabang tentang penggunaan waktu dan
disiplin kerja pegawai dalam kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas
pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?
b. Bagaimanakah persepsi kepala cabang tentang intensitas kerja pegawai
dalam kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas pendidikan nasional
kecamatan di Kota Bandung?
c. Bagaimanakah persepsi kepala cabang tentang inisiatif kerja pegawai
cabang dinas pendidikan nasional kecamatan dalam kebijakan lima hari
kerja pada cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?
d. Bagaimanakah persepsi kepala cabang tentang suasana kerja dalam
kebijakan lima hari kerja pada cabang dinas pendidikan nasional
2. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang tentang
kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas
pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung?
a. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang
tentang pemanfaatan waktu dan disiplin kerja dalam kebijakan lima hari
kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan di Kota Bandung?
b. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang
tentang intensitas kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan
produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan
di Kota Bandung?
c. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang
tentang inisiatif
kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan
produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan
di Kota Bandung?
d. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara persepsi kepala cabang
tentang suasana kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan
produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan
di Kota Bandung?
Pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut merupakan acuan penelitian yang
implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja
pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di kota Bandung.
C. Ruang Lingkup dan Paradigma Penelitian
Ruang lingkuppenelitian ini dapat dilukiskan sebagai berikut.
Kebijakan Lima Hari
Kerja Produtivitas Kerja
♦ Waktu dan
Disiplin Kerja
♦ Intensitas kerja
♦ Inisiatif Kerja
♦ Suasana Kerja
• Efektivitas
• Efisiensi
Gambar 1.1 Ruang lingkup penelitian
Implementasi kebijakan lima hari kerja menurut persepsi kepala cabang dinas pendidikan nasional kecamatan merupakan variabel bebas (X) dalam penelitian ini, yang diuraikan ke dalam empat sub variabel sebagai berikut. XI = Persepsi kepala dinas tentang pemanfaatan waktu dan disiplin kerja X2 = Persepsi kepala dinas tentang intensitas kerja
X3 = Persepsi kepala dinas tentang inisiatif kerja pegawai
Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
produktivitas kerja berdasarkan tingkat kepuasan pegawai cabang dinas
pendidikan nasional kecamatan (Y).
Berdasarkan ruang lingkup di atas, dilukiskan paradigma penelitian
sebagai berikut.
ENAMHARI
KERJA
Penggunaan
Waktu dan
Disiplin
Kerja
TUNTUTAN
PRODUKTIVITAS
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
LIMA HARI KERJA
Intensitas
Kerja
Inisiatif
Kerja
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
KERJA
Suasana
[image:22.595.65.538.229.691.2]Kerja
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan lima hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional lingkungan kantor-kantor cabang dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di kota Bandung.
b. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1) Gambaran seutuhnya tentang implementasi kebijakan lima hari kerja di lingkungan cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di kota
Bandung. Gambaran tersebut meliputi tentang:
a) Bagaimana penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari
kerja
b) Bagaimana intensitas kerja dalam lima hari kerja
c) Bagaimana inisiatif kerja dalam lima hari kerja d) Bagaimana suasana kerja dalam lima hari kerja
2) Hubungan antara persepsi kepala cabang dinas pendidikan nasional
produktivitas keija pegawai cabang dinas pendidikan nasional
kecamatan di kota Bandung.
a) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang pemanfaatan waktu dan disiplin kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional
kecamatan di Kota Bandung.
b) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang intensitas kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota
Bandung.
c) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang inisiatif kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota
Bandung.
d) Hubungan antara persepsi kepala cabang tentang suasana kerja dalam kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja
pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota
Bandung.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian empirik bagi
implementasi kebijakan lima hari kerja,maka dapat dikembangkan
bentuk-bentuk kebijakan di sektor pendidikan yang memiliki nilai
positif terhadap produktivitas kerja tenaga kependidikan dan akhirnya
dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan.
b. Manfaat Praktis
Secara aplikatif, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pemerintah kota Bandung dalam merumuskan kebijakan di sektor pendidikan yang memiliki implikasi positif dalam
pembangunan pendidikan.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
diterima oleh peneliti. Anggapan dasar ini diperlukan untuk memperkuat
permasalahan, membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek
penelitian, wilayah pengambilan data, dan isntrumen pengumpulan data.
Seperangkat anggapan dasar yang dibangun sebagai landasan untuk kcyakinan tentang kokohnya pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
a. Secara praktis produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu output atau
keluaran yang dihasilkan seseorang perjam. Produktivitas organisasi adalah penjumlahan produktivitas perorangan setiap individu yang berada
b. "... Produktivitas itu tergantung pada personil, sistem
(peraturan-peraturan) dan organisasi (Sanusi, 1975).
2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah pokok di atas, berikut
diajukan hipotesis penelitian.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung.
Selanjutnya dikemukakan beberapa hipotesis khusus sebagai berikut. a. Terdapat hubungan positif penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam
kebijakan lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan di Kota Bandung.
b. Terdapat hubungan positif intensitas kerja dalam lima hari kerja dengan produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota Bandung.
c. Terdapat hubungan positif inisiatif kerja dalam lima hari kerja dengan
produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota
Bandung.
d. Terdapat hubungan positif suasana kerja dalam lima hari kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota
e. Terdapat hubungan positif penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensitas
kerja, inisiatif kerja, dan suasana kerja
secara bersama-sama terhadap
produktivitas kerja pegawai Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan di Kota
Bandung?
F.
Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor-kantor cabang dinas pendidikan
nasional yang ada di kota Bandung. Oleh karena itu penelitian ini menyangkut
keseluruhan karakteristik yang berkaitan dengan implementasi kebijakan limahari
kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada lingkungan cabang
dinas pendidikan nasional kecamatan di kota Bandung.Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala dinas dan pegawai cabang
dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di kota Bandung, yang berjumlah
26 cabang. Sedangkan sampelnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan
penelitian. Oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan secara total untuk
subjek kepala dinas, dan sampel purposive untuk subjek pegawai cabang dinas
pendidikan kecamatan. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh jumlah sampel
sebanyak 26 orang kepala dinas dan 26 orang pegawai cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan.
G. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sistematika pembahasan
Bab I. Pendahuluan; membahas mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan hipotesis
penelitian, populasi dan sampel penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II. Telaahan kepustakaan/kerangka teoritis; membahas berbagai
konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian terdahulu yang
relevan dan berkaitan dengan masalah penelitian ini.
Bab III. Metodologi penelitian; menjabarkan secara rinci mengenai
metode penelitian, yang secara garis besar telah disinggung dalam bab I,
pengembangan alat pengumpul data, penjabaran konsep teori ke dalam
konsep-konsep empirik dan analitis, serta membahas mengenai prosedur dan analisis data.
Termasuk dalam bab ini adalah laporan mengenai instrumen yang digunakan,
beserta validitas dan reliabilitasnya.
Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan hasil analisis
deskriptif, hasil pengujian hipotesis, rangkuman hasil analisis data, dan
pembahasan terhadap keseluruhan hasil penelitian.
Bab V. Kesimpulan dan rekomendasi; berisi tentang pemaknaan terhadap
keseluruhan hasil penelitian secara terpadu, dan rekomendasi yang ditujukan bagi
para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, serta para peneliti yang
BAB III
METODOLOG1 PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang
digunakan
dalam
penelitian
mengenai
implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja
ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif ditujukan
untuk mengkaji permasalahan implementasi kebijakan lima hari kerja untuk
meningkatkan produktivitas kerja pada saat penelitian ini dilakukan. Hal ini
sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh para ahli bahwa: "penelitian deskriptif
diarahkan untuk mengidentifikasi situasi pada waktu penyelidikan dilakukan,
melukiskan variabel atau kondisi 'apa yang ada' dalam suam simasi" (Winarno,1980: 156; dan Best, 1981: 116). lebih lanjut Best (1987:116) mengungkapkan
bahwa:
"A descriptive study describes and interprets what is. It is concerned
with condition or relationship that exist, opinion that are held, processes that are
going on, affects thai are evidenis, or trends that are developing. "
Metode
deskriptif bersifat menjabarkan, menguraikan, dan menafsirkan kondisi, peristiwa,
proses yang sedang terjadi dalam kontcks permasalahan.Metode deskriptif, menurut Nazir (1985:65) adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, serta kondisi dan sistem
pemikiran pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengsnai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diteliti.
Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui analisis korelasional yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu bagaimana
variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Pendekatan
dan metode penelitian yang digunakan ini diharapkan mampu mengungkapkan
permasalahan yang diteliti secara sistematis, sehingga dapat diperoleh kebenaran
atas permasalahan yang diteliti; yaitu implementasi kebijakan lima hari kerja
untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai pada lingkungan dinas
pendidikan nasional di kota Bandung.
B. Lokasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung yang terdiri dari 26 Kecamatan.
Sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat, Kota Bandung berfungsi sebagai pusat kota
pemerintahan, juga merupakan pusat pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan
kota industri. Penetapan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan padaalasan-alasan menguniungkan, sebagai berikut:
Pertama, kondisi cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota
Bandung relatif beragam, baik dalam lingkup tugas garapan, maupun dalam
Kedua, keragaman kondisi cabang dinas pendidikan nasional kecamatan,
berimplikasi terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai yang ada di dalamnya.
Ketiga, studi
tentang implementasi kebijakan lima hari kerja di
lingkungan cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung belum
pernah dilakukan secara intensif.
2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini meliputi keseluruhan aspek pelaksanaan kebijakan
lima hari kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di Kota
Bandung. Dengan demikian yang menjadi anggota populasi adalah kepala cabang
dan para pegawai cabang dinas pendidikan kecamatan, pada cabang dinas
pendidikan nasional kecamatan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala dinas dan pegawai cabang
dinas pendidikan nasional kecamatan yang ada di kota Bandung, yang berjumlah
26 cabang. Sedangkan sampelnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan
penelitian. Oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan secara total untuk
subjek kepala dinas, dan sampel purposive untuk subjek pegawai cabang dinas
pendidikan kecamatan. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh jumlah sampel
sebanyak 26 orang kepala dinas dan 26 orang pegawai cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan.
-25%, apabila populasi kurang dari 100 bisa menggunakan sampel total, dan
tergantung kepada:
a. Kemampuan peneliti yang meliputi dana, waktu, dan tenaga.
b. Sempit atau luasnya pengamatan.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.
C.
Penjabaran Konsep Teori ke dalam Konsep Empirik dan Analitik
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui angket
(kuesioner), selain itu dilakukan pula
observasi dan wawancara. Instrumen
tersebut dipergunakan sebagai alat pengumpul tentang implementasi kebijakan
lima hari kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian,
penelitian ini memiliki dua variabel utama, yaitu variabel kebijakan lima hari
kerja dan variabel produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional
kecamatan di Kota Bandung.
Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan alat
pengembangan / pengumpul data ini adalah:
a. Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisis
dan diolah secara statistik.
b. Dengan pengumpulan data tersebut, memungkinkan dapat diperoleh data yang
obyektif.
Jelasnya alat pengumpul data untuk mengungkapkan variabel pelaksanaan kebijakan lima hari kerja dan produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan menggunakan tehnik kuesioner atau angket dengan jawaban tertutup. Jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala berjenjang dengan batas tertinggi 5 dan batas terendah 1. Sedangkan observasi
dan wawancara merupakan pelengkap data yang diperoleh melalui angket, khususnya yang berkaitan dengan data kualitatif.
Untuk mengukur tiap variabel digunakan instrumen yang dapat menjaring indikator-indikator yang akan diukur. Untuk variabel implementasi kebijakan lima
hari kerja meliputi aspek penggunaan waktu dan disiplin kerja, intensifikasi kerja,
inisiatif kerja, dan suasana kerja. Sedangkan variabel produktivitas kerja meliputi
perbandingan input dan output kerja, efektivitas serta efisiensi kerja.
Sesuai dengan variabel penelitian sebagaimana dikemukakan di atas,
selanjutnya dilakukan penjabaran teori ke dalam konsep-konsep empirik dan
Tabel 3.1
PENJABARAN KONSEP TEORI
KE DALAM KONSEP EMPIRIK DAN ANALITIK
Teoritis Empiris Analitis Operasional No Item
Persepsi Persepsi Persepsi 1. Apakah pegawai di kantor 1-15
(X) tentang kepala dinas saudara bekerja tepat waktu? (angket
disiplin dan terhadap para a. Selalu terlampir) penggunaan pegawai di b. Sering
waktu lingkungan c. Kadang-kadang
(manajemen kerjanya d. Jarang waktu) (Xi) tentang
disiplin dan
penggunaan waktu dalam lima hari
kerja
e. Tidak pernah
2. dst
Persepdi Persepsi 1. Dalam keadaan sehat/normal, 1-10
tentang kepala dinas apakah pegawai di kantor (angket
intensitas terhadap para saudara hadir setiap hari? terlampir)
kerja dalam pegawai di a. Selalu lima hari lingkungan b. Sering
kerja (X2) kerjanya
tentang intensitas kerja dalam lima hari kerja c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah
2. dst
Persepsi Persepsi 1. Apakah pegawai di kantor 1 - 15 tentang kepala dinas saudara suka bekerja dengan (angket inisiatif kerja terhadap para cara-cara barn? terlampir) (X3) pegawai di
lingkungan kerjanya tentang inisiati kerja dalam lima a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah
Persepsi Persepsi 1. Apakah suasana kerja di kantor 1-15
tentang kepala dinas saudara menyenangkan? (angket
suasana terhadap para f. Selalu terlampir)
kerja (X4) pegawai di
lingkungan
kerjanya
tentang suasana kerja
dalam lima
hari kerja
g. Sering
h. Kadang-kadang
i. Jarang
j. Tidak pernah
2. dst
Produkti produktivitas Jawaban 1. Hasil kerja secara keseluruhan 1-15 vitas kerja dalam pegawai ditinjau dari segi kuantitas (angket
kerja lima hari cabang dinas a. Sangat memuaskan (SM ) terlampir)
(Y) kerja kecamatan
tentang
memuaskan
tidaknya atas berbagai
pemyataan
b. Memuaskan (M )
c. Cukup Memuaskan (CM ) d. Kurang Memuaskan (KM)
e. Tidak Memuaskan (TM )
2. dst.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilukiskan keterkaitan variabel penelitian
ini sebagai berikut
Kebijakan lima hari kerja=IndependentVariabel (X)
X] = Penggunaan waktu dan disiplin kerja
X2 = Intensitas kerja X3 = Inisiatif kerja X4 = Suasana kerja
Produktivitas kerja =Dependent variabel (Y)
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen pengumpul data dalam penelitian harus memenuhi persyaratan kesahihan (validity), dan keterandalan (reliability). Oleh karenanya dalam
penelitian ini instnimen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian
terlebih dahulu diujicobakan guna mengetahui tingkat kesahihan dan keterandalan instrumen yang digunakan.
1. Validitas
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen betul-betul mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas
instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang dimaksud berguna atau
tidak.
Kerlingger (1990: 730) menyatakan bahwa definisi yang lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan: "Apakah kita sungguh-sungguh mengukur ihwal yang memang ingin diukur?". Dalam pertanyaan tersebut ditekankan adalah apa yang sedang diukur. Stanley & Hopkins (1972 : 101) menyatakan sebagai
The Validity ofa measure is how well itfullfils thefunctionfor which
it is being used degree to which iscapable ofachieving certain aims.
Regardless ofothe merrit ofa test, ifit lacks validityfor apparticulr
task, the information it provides is useless. The Validity of a test is
the accuracy ofspecific prediction made from it scores.
Selanjutnya Sugiyono (1993: 93) menyatakan bahwa "...hasil penelitian
yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti". Kalau dalam obyek berwarna
merah, maka data yang terkumpul juga memberikan data merah.
Jadi dalam mengukur validitas, kita melihat isi dan kegunaan instrumen
tersebut. Muljarto Tjokrowinoto (1981 :27), menyatakan bahwa validitas akan
menjawab beberapa pertanyaan, diantaranya: "Unsur-unsur apa yang terdapat
dalam instrumen?., Untuk apa instrumen diciptakan dan apakah tujuan
penciptaannya tercapai?, Apakah instrumen itu sesuai denga konsep dan variabel
yang hendak diukur?.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen yang
valid untuk tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan yang lain. Untuk lebih
jelasnya berikut ini adalah berbagai macam validitas instrumen, antara lain adalah:
a. Validitas Konstruksi
{Construct Validity),
yaitu suatu validitas dimana peneliti
meulai dengan menganalisa apakah instrumen yang telah dibuat merupaka
unsur-unsur suatu konstruk. Kalau instrumen itu dlam bentuk skala makadicarilah apa dari instrumen itu yang merupakan bagian dari skala itu. Dengan
menggunakan teori apakah bagian-bagian itu logis untuk mengukur suatu
konstruk?.
Selain daripada itu untuk
pengujiannya,
peneliti dapat
b. Validitas Isi {Content Validity) yaitu validitas yang dapat dilakukan dengan
cara membandingkan isi instrumen dengan isi materi yang akan diteliti. Secara
teknis pengujian validitas isi maupun validitas konstruk dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen.
c. Internal dan Eksternal Validity, yaitu menyangkut struktur dan hasil
pengukuran. Internal validity akan menjawab seberapa jauh alat ukur berhasil
mengukur yang memang ingin diukur, sedangkan eksternal validity akan
menjawab pertanyaan apakah hasil pengukuran populasi dapat diterapkan
kepada populasi lainnya?.
d. Predictive Validity yaitu kemampuan suatu instrumen penelitian untuk
meramalkan dan menjelaskan suatu kondisi di masa yang akan datang.
e. Cross Cultural Validity yaitu kemampuan suatu alat ukur untuk dapat
digunakan di berbagai negara yang biasanya menyangkut nilai sosial budaya
atau lingkungan. Masalah yang sering timbul adalah konsep yang terjadi dari
suatu kebudayaan mungkin tidak terdapat dalam kebudayaan lainnya.
f. Face Validity, yaitu menyangkut pengukuran atribut yang konkrit dimana
infrensi tidak diperlukan atau dapat dinyatakan sebagai penilaian dari para ahli
atau konsumen terhadap alat ukur.
Dari berbagai macam validitas tersebut, maka jelaslah bahwa dalam instrumen penelitian implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan
produktivitas kerja pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota
Dalam menguji taraf validitas, penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mendefmisikan secara operasional konsep-konsep yang akan diukur.
a) Berdasarkan definisi dan rumusan konsep tentang kebijakan lima hari
kerja dan produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan
dari literatur-literatur yang ditulis para ahli, penulis melakukan pra
penelitian untuk mengetahui keadaan yang sebenamya di lapangan. Pra
penelitian tersebut dilakukan pada akhir bulan Februari 201 sampai awal
bulan Maret 2001, melalui observasi dan wawancara dengan 3 orang
kepala cabang dinas pendidikan nasional kecamatan, yang akan dijadikan
responden.
b) Hasil pra penelitian dikonsultasikan dan didiskusikan dengan para ahli,
dalam hal ini adalah dosen-dosen pembimbing.
2) Berdasarkan penjabaran konsep teori ke dalam konsep-konsep empirik dan
analitis tentang implementasi kebijakan lima hari kerja untuk meningkatkan
produktivitas kerja cabang dinas pendidikan nasional kecamatan, maka penulis
membuat instrumen penelitian berupa angket (kuesioner) penelitian. 3) Kuesioner penelitian diisi oleh responden.
4) Melakukan uji coba instrumen pada akhir bulan April 2001 sampai dengan
awal bulan Mei 2001, kepada 6 kepala cabang dinas pendidikan nasional
kecamatan.
5) Mengolah data hasil uji coba instrumen melalui skoring hasil jawaban
6) Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi.
7) Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka
kritik pada tabel korelasi nilai r. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka
pertanyaan tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa pertanyaan tersebut mempunyai validitas konstrak. Atau terdapat konsistensi internal (internal consistency) dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan apabila pengukuran diulangi. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, karena setiap alat pengukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Setiap hasil pengukuran sosial selalu merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya {true score) ditambah dengan hasil kesalahan pengukuran, makin kecil kesalahan makin reliabel alat pengukur, sebaliknya
makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukuran.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang dijadikan alat ukur oleh
peneliti, maka digunakan teknik belah dua dari Brown, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
b. Item yang bernomor ganjil dimasukkan ke dalam belahan pertama sedangkan
yang bernomor genap dikelompokkan ke dalam belahan kedua.c. Skor untuk masing-masing item pada tiap-tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni
skor total belahan pertama dan skor total belahan kedua.
d. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua, dengan menggunakan tehnik korelasi product moment, seperti rumus dalam uji validitas.
e. Mengoreksi angka korelasi, dengan memasukkannyake dalam rumus.
f. Bila angka korelasi dikuadratkan, hasil kuadrat ini disebut "koefisien determinasi"{coeficient ofdetermination),yang merupakan petunjuk besarnya
hasil pengukuran.
£. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu
diuji reliabilitas dan validitasnya. Untuk menguji validitas instrumen digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus product moment, untuk mengetahui korelasi antara setiap item dengan skor total, sedangkan untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan teknik belah dua dari Spearman Brown, untuk mengetahui korelasi antara belahan pertama dengan belahan kedua. Dalam
pelaksanaannya, perhitungan validitas dan reliabilitas ini dilakukan melalui
pesawat komputer melalui Microsoft Excel. Hasil uji reliabilitas dan validitas
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET LIMA HARI KERJA
A. Penggunaan Waktu dan Disiplin Kerja
Summary for scale: Mean=64.4400 Std.Dv.=6.29206 Valid N:25
Cronbach alpha: .941706Standardized alpha: .945099
Average inter-item corr.: .730997
X1 Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if
deleted deleted deleted Correl. deleted X1a 59,92 31,8336 5,642127 0,798015 0,935109
X1b 59,92 31,8336 5,642127 0,798015 0,935109
X1c 60,20 34,9600 5,912698 0,390773 0,945721
X1d 60,32 29,8976 5,467870 0,834267 0,935147
X1e 60,20 34,5600 5,878776 0,650011 0,939217
X1f 60,00 32,8800 5,734108 0,857242 0,934277
X1g 60,20 34,5600 5,878776 0,650011 0,939217
X1h 60,00 32,8800 5,734108 0,857242 0,934277
X1i 60,08 33,2736 5,768327 0,813061 0,935446
X1j 60,20 34,5600 5,878776 0,650011 0,939217
X1k 60,68 32,2976 5,683098 0,806865 0,934905
X1I 60,36 36,5504 6,045692 0,421424 0,943510
X1m 60,24 35,3024 5,941582 0,535211 0,941429 X1n 59,76 33,7024 5,805377 0,754486 0,936837
X1o 60,08 29,5936 5,440000 0,839935 0,935321
B. Intensitas Kerja dalam Lima Hari Kerja
Summary for scale: Mean=43.5600 Std.Dv.=4.16413 Valid N:25
Cronbach alpha: .920372Standardized alpha: .913658
Average inter-item corr.: .573135
X2 Mean if Var. if CtDv. if Itm-Totl Alpha if
deleted deleted deleted Correl. deleted X2a 39,08 14,5536 3,814918 0,835429 0,912340
X2b 39,08 12,0736 3,474709 0,936050 0,896899
X2c 39,12 12,3456 3,513631 0,869316 0,901633
X2d 39,24 12,5024 3,535873 0,866730 0,901843
X2e 39,44 14,4064 3,795576 0,750468 0,912590
X2f 39,16 13,8144 3,716773 0,811760 0,911831
X2g 39,04 13,6384 3,693020 0,747521 0,909872 X2h 39,44 15,6064 3,950494 0,736393 0,912662
X2i 39,48 14,3296 3,785446 0,756931 0,908993
C. Inisiatif Keria dalam Lima Hari Keria
Summary for scale: Mean=66.4400 Std.Dv.=5.50818 Valid N:25
Cronbach alpha: .924640Standardized alpha: .924283
Average inter-item corr.: .649719
X3 Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if
deleted deleted deleted Correl. deleted X3a 62,08 25,8336 5,082676 0,627622 0,920180
X3b 62,44 23,8464 4,883277 0,709380 0,918391
X3c 62,24 22,5824 4,752094 0,776500 0,917147
X3d 61,84 24,1344 4,912677 0,840581 0,913143
X3e 61,52 27,3696 5,231596 0,592970 0,922807
X3f 61,84 24,8544 4,985419 0,825436 0,914421
X3g 62,24 25,0624 5,006236 0,779598 0,915770
X3h 62,36 27,9904 5,290596 0,470096 0,916225
X3i 62,20 29,5200 5,433231 0,524114 0,918003
X3j 61,84 24,8544 4,985419 0,825436 0,914421
X3k 61,84 24,8544 4,985419 0,825436 0,914421
X3I 61,92 25,2736 5,027286 0,717303 0,917525
X3m 61,64 25,5904 5,058695 0,561917 0,922461
X3n 62,08 25,4336 5,043174 0,715158 0,917715
X3o 62,08 25,4336 5,043174 0,715158 0,917715
D. Suasana Keria dalam Lima Hari Keria
Summary for scale: Mean=67.0400 Std.Dv.=4.10772 Valid N:25
Cronbach alpha: .868234 Standardized alpha: .869945
Average inter-item con.: .460569
X4 Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if
deleted deleted deleted Correl. deleted X4a 62,80 14,2400 3,773592 0,550992 0,858392
X4b 62,16 14,6944 3,833328 0,561298 0,859522 X4c 62,16 14,6944 3,833328 0,561298 0,859522
X4d 62,24 15,4624 3,932226 0,583102 0,841085
X4e 62,52 16,0096 3,90120 0,515208 0,806774
X4f 62,52 13,6096 3,689119 0,634589 0,853588
X4g 62,44 13,6064 3,688685 0,650774 0,852775 X4h 62,68 13,2576 3,641099 0,775407 0,846098 X4i 62,56 13,0464 3,611980 0,804192 0,843946
X4j 62,68 14,8576 3,854556 0,630008 0,830955
X4k 62,68 13,7376 3,706427 0,626839 0,854163
X4I 63,00 13,8400 3,720215 0,651756 0,853321
X4m 62,84 14,9344 3,864505 0,570962 0,836938
X4n 62,64 14,6304 3,824970 0,543516 0,838464
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PRODUKTIVITAS KERJA
Summary for scale: Mean=65.3600 Std.Dv. =5.05701 Valid N:25 Cronbach alpha: .887873Standardized alpha: .899880 Average inter-item corr.: .545776
Y Mean if Var. if StDv. if Itm-Totl Alpha if
deleted deleted deleted Correl. deleted Y1 63,00 21,4400 4,630335 0,890480 0,880124
Y2 60,72 20,3616 4,512383 0,913782 0,866548
Y3 60,80 20,6400 4,543127 0,812363 0,870221
Y4 60,80 20,6400 4,543127 0,812363 0,870221
Y5 60,72 20,3616 4,512383 0,913782 0,866548
Y6 61,08 21,9136 4,681196 0,579299 0,880032
Y7 60,92 21,0336 4,586240 0,718280 0,874089
Y8 60,92 21,0336 4,586240 0,718280 0,874089
Y9 60,96 21,7984 4,668876 0,549126 0,880889
Y10 60,96 20,2784 4,503154 0,679765 0,874692
Y11 61,00 21,7600 4,664762 0,571662 0,880068
Y12 61,00 23,1200 4,808326 0,259966 0,891648
Y13 60,84 20,3744 4,513801 0,742144 0,871924
Y14 60,64 24,2304 4,922*39 0,902679 0,890858
Y15 60,68 24,3776 4,937368 0,907257 0,890064
1. Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas setiap kelompok angket sebagai instrumen penelitian sebagai berikut.
a. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian penggunaan
waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja adalah sebesar rhit =
0,730 > 0,396 rtab Hal tersebut berarti bahwa angket tentang
penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat
dinyatakan reliable.
c. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian inisiatif kerja
dalam lima hari kerja adalah sebesar rhh = 0,649 > 0,396 rteb. Hal
tersebut berarti bahwa angket tentang penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan reliable.
d. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian suasana kerja
dalam lima hari kerja adalah sebesar rhit = 0,490 > 0,396 rtab. Hal
tersebut berarti bahwa angket tentang penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan reliable.
e. Koefisien reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian produktivitas kerja dalam lima hari kerja adalah sebesar ryt = 0,545 > 0,396 r^b. Hal
tersebut berarti bahwa angket tentang penggunaan waktu dan disiplin
kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan reliable.
2. Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas sebagaimana telah dikemukakan di atas, selanjutnya untuk mengetahui derajat keterandalan dari setiap koefisien korelasi (r) yang diperoleh, ditafsirkan dengan berpedoman pada pendapat Subino (1987:115) sebagai berikut.
Kurang dari 0,20 : hampir tidak ada
0,20 - 0,40 : derajat keterandalan rendah
0,40 - 0,70 : derajat keterandalan sedang
Hasil uji validitas untuk setiap butir angket sebagai instrumen penelitian
disajikan pada tabel-tabel berikut ini.Tabel 3.2
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET PENGGUNAAN WAKTU DAN DISIPLIN KERJA DALAM LIMA HARI KERJA
No Item Koefisien
Validitas
Derajat
Keterandalan
1. 1 0,80 tinggi
2. 2 0,80 tinggi
3. 3 0,46 sedang
4. 4 0,83 tinggi
5. 5 0,65 sedang
6. 6 0,86 tinggi
7. 7 0,65 sedang
8. 8 0,86 tinggi
9. 9 0,81 tinggi
10. 10 0,65 sedang
11. 11 0,81 tinggi
12 12 0,42 sedang
13 13 0,54 sedang
14. 14 0,75 sedang
15. 15 0,84 tinggi
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai
instrumen penelitian penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja
berada pada derajat keterandalan sedang sebanyak tujuh item, dan tinggi sebanyak
delapan item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian
penggunaan waktu dan disiplin kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan valid,
Tabel 3.3
HASIL UJI VALBDiTAS ANGKET
INTENSITAS KERJA DALAM LIMA HARI KERJA
No Item
Koefisien
Validitas
Derajat
Keterandalan
1. 1 0,84 tinggi
2. 2 0,94 tinggi
3. 3 0,87 tinggi
4. 4 0,87 tinggi
5. 5 0,75 sedang
6. 6 0,81 tinggi
7. 7 0,75 sedang
8. 8 0,74 tinggi
9. 9 0,76 tinggi
[image:48.595.120.462.177.516.2]10. 10 0,88 tinggi
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai
instrumen penelitian intensitas kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat
keterandalan sedang sebanyak dua item, dan tinggi sebanyak delapan item. Hal
tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian intensitas kerja dalam
lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai alat
Tabel 3.4
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET
INISIATIF KERJA DALAM LIMA HARI KERJA
No Item Koefisien
Validitas
Derajat
Keterandalan
1. 1 0,63 sedang
2. 2 0,71 tinggi
3. 3 0,78 tinggi
4. 4 0,84 tinggi
5. 5 0,59 sedang
6. 6 0,83 tinggi
7. 7 0,78 tinggi
8. 8 0,47 sedang
9. 9 0,52 sedang
10. 10 0,83 tinggi
11. 11 0,83 tinggi
12 12 0,72 tinggi
13 13 0,56 sedang
14. 14 0,72 tinggi
[image:49.595.123.437.160.542.2]15. 15 0,72 tinggi
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai instrumen penelitian inisiatif kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat keterandalan sedang sebanyak lima item, dan tinggi sebanyak sepuluh item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian inisiatif kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai alat
Tabel 3.5
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET
SUASANA KERJA DALAM LIMA HARI KERJA
No Item Koefisien
Validitas
Derajat
Keterandalan
1. 1 0,55 sedang
2. 2 0,56 sedang
3. 3 0,56 sedang
4. 4 0,58 sedang
5. 5 0,51 sedang
6. 6 0,63 sedang
7. 7 0,65 sedang
8. 8 0,78 tinggi
9. 9 0,80 tinggi
10. 10 0,63 sedang
11. 11 0,63 sedang
12 12 0,65 sedang
13 13 0,57 sedang
14. 14 0,54 sedang
[image:50.595.136.437.164.552.2]15. 15 0,83 tinggi
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai instrumen penelitian suasana kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat keterandalan sedang sebanyak dua belas item, dan tinggi sebanyak tiga item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen penelitian suasana kerja dalam
lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai alat
Tabel 3.6
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET
PRODUKTIVITAS KERJA DALAM LIMA HARI KERJA
No Item Koefisien
Validitas
Derajat
Keterandalan
1. 1 0,91 sangat tinggi
2. 2 0,91 sangat tinggi
3. 3 0,81 tinggi
4. 4 0,81 tinggi
5. 5 0,91 sangat tinggi
6. 6 0,58 sedang
7. 7 0,72 tinggi
8. 8 0,72 tinggi
9. o 0,55 sedang
10. 10 0,83 tinggi
11. 11 0,57 tinggi
12 12 0,76 tinggi
13 13 0,74 sedang
14. 14 0,90 sangat tinggi
15. 15 0,90 sangat tinggi
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien validitas angket sebagai
instrumen penelitian produktivitas kerja dalam lima hari kerja berada pada derajat
keterandalan sedang sebanyak tiga item, tinggi sebanyak lima item, dan sangat
tinggi sebanyak tujuh item. Hal tersebut berarti bahwa angket sebagai instrumen
penelitian produktivitas kerja dalam lima hari kerja dapat dinyatakan valid, dan
dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa seluruh butir angket
sebagai instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, layak
digunakan sebagai alat pengumpul data tentang efektivitas kebijakan lima hari
kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja pegawai cabang dinas
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebupohan dan tujuan
penelitian, maka djperlukan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan
data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan (angket,
wawancara, dan observasi), serta studi kepustakaan.
1. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung ke
lapangan. Studi lapangan dalam penelitian ini dilakukan melalui angket,
observasi dan wawancara.
a. Angket merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis.. Dalam hal ini,
penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan
alternatif jawaban yang sudah tersedia, sehingga para responden tinggal
membubuhkan tanda cek (V ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.
Angket merupakan alat pengumpul
data yang paling utama dalam
penelitian tentang efektivitas kebijakan lima hari kerja terhadap
peningkatan
produktivitas
kerja.
Angket
ini
digunakan
untuk
b. Observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kondisi nyata objek dan kegiatan yang
dilakukan. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan karakteristik, dan situasi pelaksanaan
kebijakan lima hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja
pegawai cabang dinas pendidikan nasional kecamatan di Kota Bandung.
Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat menghasilkan data
lapangan secara lebih objektif, karena (a) didasari oleh pengalaman
langsung di lapangan; (b) dapat mengamati dan mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana adanya; (c) dapat mengungkap suatu peristiwa
dengan segala keterkaitannya; (d) dapat memperkecil atau menghilangkan
keraguan tentang data yang diperoleh; (e) memungkinkan untuk
memahami situasi yang rumit dan berbagai perilaku dalam suatu peristiwa
yang kompleks; (f) dapat mengungkap suatu kasus tertentu yang mungkin
saja tidak dapat dilakukan dengan teknik lain. Dalam penelitian ini data
hasil observasi digunakan sebagai penunjang terhadap kelengkapan data
yang dikumpulkan melalui angket.
menggunakan petunjuk umum; (c) wawancara terbuka. Wawancara
informal berlangsung dalam situasi alamiah dan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan sangat bergantung pada spontanitas pewawancara. Pada
wawancara yang menggunakan petunjuk umum, kerangka dan garis besar
mengenai pokok-pokok yang ditanyakan sudah disiapkan sebelumnya
oleh pewawancara.
Sedangkan pada wawancara terbuka, urutan
pertanyaan, kata-kata yang digunakan dan cara penyajiannya disiapkan
secara baku dan berlaku untuk semua kepala cabang dinas pendidikan
nasional kecamatan di Kota Bandung, yang menjadi responden penelitian
ini. Dalam penelitian ini wawancara informal lebih banyak digunakan,
karena untuk memperoleh data yang diperlukan, yang tidak dapat
diperoleh melalui angket dan observasi, tanpa mengganggu perasaan orang
yang diwawancarai, dan wawancara bisa dilakukan setiap saat. Dengan
demikian, wawancara dalam penelitian ini merupakan penunjang dan
pelengkap terhadap data yang dikumpulkan melalui angket. Hal ini
terutama digunakan apabila peneliti merasa ragu atau kurang memahami
terhadap jawaban yang disampaikan responden di dalam angket. Dapat
juga dikatakan bahwa wawancara digunakan untuk mcngklarifikasi
apa-apa yang telah disampaikan oleh responden melalui angket.
2. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan merupakan suatu upaya untuk memperoleh keterangan
karya ilmiah dan Iain-lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Studi lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji teori-teori
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan lima hari kerja dan
produktivitas kerja. Teori-teori yang digali melalui studi lapangan ini
digunakan sebagai landasan teoritis dan sebagai bahan untuk mengadakan
pembahasan hasil penelitian. Studi kepustakaan ini akan memperjelas posisi
masalah yang diteliti, serta akan menempatkan hasil penelitian dalam kancah
ilmiah, apakah sebagai pelengkap terhadap teori-teori yang sudah ada,
memperkaya teori yang sudah ada, atau bahkan menolak dan bertentang
deugan teori-teori sebelumnya.
G. Proses Pengolahan Data Melalui Pesawat Komputer
Pengujian hipotesis dilakukan dengan memanfaatkan pesawat komputer,
melalui program SPSS
(Statistical Package for Social Sciences),
dan program
Microsoft Excell.
Proses pengolahan data melalui pesawat komputer dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memeriksa data yang telah disusun dalam tabel utama, sesuai dengan
kebutuhan SPSS dan Excell. Hal ini dilakukan barangkali ada kesalahan
ketik/tulis yang dapat mengganggu proses kerja komputer.
2. Memasukan data ke dalam program komputer berdasarkan kelompok
3. Menafsirkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh pesawat komputer
untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian
4. Melakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data untuk menarik kesimpulan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dianalisis.
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap
analisis, data diolah dan diproses menjadi kelompok-kelompok, diklasiflkasikan, dikategorikan untuk memperoleh kebenaran sebagai jawaban terhadap masalah-masalah, dan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan efektivitas kebijakan lima
hari kerja dalam kaitannya dengan produktivitas kerja. Penelitian ini juga
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan/pengaruh antara variabel bebas(independent variable) dengan variabel terikat {dependent variable). Untuk kepentingan tersebut digunakan metode analisis deskriptif dan regresi, dimana
satu variabel terikat dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel
terikat, sehingga variabel terikat tidak mungkin muncul tanpa variabel bebas. Dengan demikian, variabel terikat adalah variabel yang diasumsikan muncul karena pengaruh variabel bebas. Pad<i bagian sebelumnya telah ditentukan bahwa
mencakup dan dibatasi pada variabel pemanfaatan waktu dan disiplin kerja (X,),
intensitas kerja (X2), inisiatifkerja (X3) dan suasana kerja (X4).
Secara matematis, hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dan
masing-masing variabel-variabel bebas X,, X2, X3, X, dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Y=^Q.+j3iXi+£i
; /= 1,2,3,4
(l)
Persamaan di atas disebut dengan model
regresi linier multipel
(berganda).
Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu dan
dikatakan multipel karena variabel bebasnya lebih dari satu. Ada beberapa
tahapan pengerjaan dalam proses analisis regresi linier multipel ini di antaranya:
1. Menghitungbo, bu ... ,bv
Hubungan fungsional antara variabel Ydengan variabel
Xu
X2,X3, dan X,
dinyatakan dalam persamaan (1). Model persamaan tersebut dinamakan
dengan model populasi, sedangkan model sampelnya adalah:
Y= b
+b.X +£
/ =i.2.3,4
(2)
Keterangan :
b0 disebut koefisien
intercept
yang menyatakan berapa besarnya rata-rata
YjikaXi = 0
bi sebagai koefisien regresi parsial antara Yatas Xi yang menunjukkan
Untuk menghitung nilai-nilai bo, bj,... , bk dapat dihitung dengan
"Least
Square Method",
yaitu menoari hubungan linier variabel terikat dengan
variabel bebas yang akan meminimalkan jumlah kuadrat deviasi dari garis
linier yang terbentuk dengan titik-titik yang dapat diobservasi.
2. Pengujian Koefisien Regresi
Hipotesis statistik yang dipergunakan adalah:
- Ho
:bi = 0, i = 1,2, ..., k; tidak terdapat pengaruh yang signifikan
- H,
: bi * 0, i = 1, 2, ..., k; terdapat pengaruh yang signifikan
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji t
{student)
dengan rumus:
b,
/.=• '
5 (3)
a.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
5;. 12...*
s-= 'Evra
(4)
dengan kriteria sebagai berikut: - Tolak H0jika ti>t[abci
- Terima H0 jika t, < thitimg
3. Koefisien Korelasi ParsialProduct Moment
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya korelasi
nilai yang menjelaskan kuatnya korelasi yang diberi notasi r yang berkisar
antara -1 < r < 1. Koefisien korelasi = -1 menyatakan korelasi negatif, r = 0
menyatakan tidak ada korelasi dan r = 1 menyatakan korelasi positif.
Untuk mengetahui korelasi antara variabel beb