• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI

DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK

MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PROVINSI JAWA TENGAH

(2)

KINERJA KEGIATAN 2015

Produksi padi

tertinggi selama 10

tahun terakhir

Produksi padi, jagung,

kedelai naik bersamaan,

belum pernah terjadi selama

ini

BANTUAN

PENDAMPINGAN TNI/

7.546 BABINSA

UPAYA KHUSUS PAJALE

1.Rehab jaringan irigasi

2.Percepatan optimasi lahan

3. Bantuan benih padi, jagung,

kedelai

4. Bantuan pupuk

5. Bantuan alsintan (traktor,

pompa air, transplanter,

power thresher, harvester)

6. GP-PTT padi, jagung dan

kedelai

7. PAT jagung dan kedelai

BANTUAN

PENDAMPINGAN

MAHASISWA/ ALUMNI

(3)

SASARAN 2016 PADI

KOMODITAS

SASARAN 2015

SASARAN 2016

(KESEPAKATAN

SERATA 17-18

NOP)

PADI

LUAS TANAM (HA)

1.937.706

1.939.437

LUAS PANEN (Ha)

1.913.544

1.896.601

PROVITAS (Kw/Ha)

60,81

61,36

PRODUKSI (Ton)

(4)

SASARAN 2016 JAGUNG DAN KEDELAI

KOMODITAS

SASARAN 2016

JAGUNG

LUAS TANAM (HA)

710.853

LUAS PANEN (HA)

673.498

PRODUKSI (TON)

3.795.163

PROVITAS (KW/HA)

56,35

KEDELAI

LUAS TANAM (HA)

83.015

LUAS PANEN (HA)

80.975

PRODUKSI (TON)

140.365

PROVITAS (KW/HA)

17,33

(5)

REALISASI LUAS TANAM PADI OKT – NOP 2015

- 50.000,0 100.000,0 150.000,0 200.000,0

OKT

NOP

5.346,0

152.837

REALISASI LT JAGUNG

-

5.000

10.000

15.000

20.000

OKT

NOP

39

18.436

REALISASI T KEDELAI

LUAS TANAM

SASARAN

REALISASI

CAPAIAN

OKT 2015 -

MAR 2016

1.223.440

183.974

15%

APRIL - SEPT

2016

734.503

(6)

RERATA LUAS TANAM PADI OKT – MAR 5 TH

LT/MT (HA)

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

2010/2011

206.367

360.877

202.587

116.841

147.214

243.600

2011/2012

73.582

293.006

354.323

153.287

112.110

234.041

2012/2013

64.634

269.298

378.589

174.025

94.037

190.385

2013/2014

71.027

234.924

364.507

216.768

87.644

187.157

2014/2015

63.068

185.771

380.853

222.263

105.543

259.814

2015/2016

46.534

137.440

R erata 5 th

95.736

231.621

260.001

132.184

88.201

222.999

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

63.068

185.771

380.853

222.263

105.543

259.814

46.534

137.440

95.736 231.621 260.001 132.184 88.201 222.999

2014/2015

2015/2016

Rerata 5 th

(7)

REALISASI LUAS TANAM PADI PER KABUPATEN

SAS REAL SAS REAL SAS REAL

1 Kab. Banjarnegara 285 274 2.070 1.503 2.355 1.777 (578) 2 Kab. Banyumas 3.694 711 11.216 1.672 14.910 2.383 (12.527) 3 Kab. Batang 1.073 1.053 1.990 1.797 3.063 2.850 (213) 4 Kab. Blora 2.807 418 13.708 3.327 16.515 3.745 (12.770) 5 Kab. Boyolali 2.749 1.202 10.349 8.651 13.098 9.853 (3.245) 6 Kab. Brebes 2.094 2.399 7.793 94 9.887 2.493 (7.394) 7 Kab. Cilacap 884 849 4.187 4.190 5.071 5.039 (32) 8 Kab. Demak 12.636 7.786 19.330 18.202 31.966 25.988 (5.978) 9 Kab. Grobogan 7.524 7.623 33.072 15.618 40.596 23.241 (17.355) 10 Kab. Jepara 9 77 1.457 1.457 1.466 1.534 68 11 Kab. Karanganyar 974 737 6.524 2.000 7.498 2.737 (4.761) 12 Kab. Kebumen 18.183 - 9.598 402 27.781 402 (27.379) 13 Kab. Kendal 2.037 850 4.643 427 6.680 1.277 (5.403) 14 Kab. Klaten 2.865 2.506 6.159 3.734 9.024 6.240 (2.784) 15 Kab. Kudus 3.590 3.498 2.441 2.434 6.031 5.932 (99) 16 Kab. Magelang 2.597 1.881 4.353 533 6.950 2.414 (4.536) 17 Kab. Pati 5.538 4.095 11.383 10.771 16.921 14.866 (2.055) 18 Kab. Pekalongan 1.359 701 1.817 713 3.176 1.414 (1.762) 19 Kab. Pemalang 2.593 1.988 4.466 5.120 7.059 7.108 49 20 Kab. Purbalingga 1.460 415 4.745 249 6.205 664 (5.541) 21 Kab. Purworejo 205 205 1.611 259 1.816 464 (1.352) 22 Kab. Rembang 705 213 6.228 110 6.933 323 (6.610) 23 Kab. Semarang 1.913 1.113 5.655 5.514 7.568 6.627 (941) 24 Kab. Sragen - 41 16.214 20.689 16.214 20.730 4.516 25 Kab. Sukoharjo 596 945 1.488 1.421 2.084 2.366 282 26 Kab. Tegal - 654 4.212 1.876 4.212 2.530 (1.682) 27 Kab. Temanggung 3.571 1.704 5.208 2.242 8.779 3.946 (4.834) 28 Kab. Wonogiri 127 206 10.305 10.283 10.432 10.489 57 29 Kab. Wonosobo 2.653 2.197 2.744 11.630 5.397 13.827 8.430 30 Kota Tegal 80 36 232 0 312 36 (276) 31 Kota Magelang 49 9 51 4 100 13 (87) 32 Kota Pekalongan - 12 30 2 30 14 (16) 33 Kota Salatiga 31 124 212 515 243 639 396 34 Kota Semarang 263 2 496 1 759 3 (756) 35 Kota Surakarta 9 10 27 0 36 10 (26) 85.152 46.534 216.015 137.440 301.167 183.974 (117.193)

No Kabupaten OKT NOP OKT -NOP 2015

(8)

GRAFIK CURAH HUJAN 2015 TERHADAP 2014 DAN RERATA 5 TH JATENG

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Rata² CH 5 th 435 355 228 246 196 102 97 63 44 123 260 0 Rata² CH 2015 371 324 345 337 108 53 6 5 2 9 159 Rata² CH 2014 358 203 213 186 109 136 126 19 7 57 260 383 - 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

(9)

PRAKIRAAN SERANGAN OPT

NO.

KABUPATEN

SERANGAN

PADA MK

2015 (X) *

RAMALAN

PADA MH

2015/2016 (Y)

MINIMUM MAKSIMUM

1.

WBC

5.709

6.456

6.370

6.541

2.

PENGGEREK BATANG

10.375

9.757

9.704

9.810

3.

TIKUS

5.605

6.469

6.417

6.521

4.

BLAS

4.012

7.856

7.791

7.922

5.

TUNGRO

438

438

385

491

Penggerek batang

: Brebes, Pemalang, Pekalongan dan Klaten.

Tikus

: Semarang.

(10)

A. Prakiraan Hujan Bulan Desember 2015

1. Sifat Hujan bulan Desember 2015 wilayah Jawa Tengah diprakirakan

memiliki sifat hujan Bawah Normal (BN) - Normal (N).

2. Curah Hujan wilayah Jawa Tengah bulan Desember 2015 umumnya

berkisar antara 151

– 300 mm, kecuali sebagian besar wilayah Kab.

Banjarnegara dan Kab. Wonosobo; sebagian wilayah Kab. Purbalingga;

sebagian kecil wilayah utara Kab. Purworejo; sebagian kecil wilayah barat

Kab. Temanggung diprakirakan curah hujannya berkisar antara 301 - 400

mm.

B. Prakiraan Hujan Bulan Januari 2016

1. Sifat Hujan bulan Januari 2016 di wilayah Jawa Tengah pada umumnya

diprakirakan memiliki sifat hujan Bawah Normal (BN)

– Normal (N).

2. Curah Hujan Jawa Tengah bulan Januari 2016 pada umumnya berkisar

antara 201

– 400 mm kecuali sebagian wilayah timur Kab. Rembang;

sebagian kecil wilayah timur Kab. Pati diprakirakan curah hujannya

berkisar antara 151 - 200 mm. Sedangkan sebagian wilayah Kab.

Purbalingga dan Kab. Banjarnegara; sebagian wilayah utara Kab.

Banyumas; sebagian kecil wilayah selatan Kab. Brebes dan Kab. Tegal

diprakirakan curah hujannya berkisar antara 401 - 500 mm.

(11)

Tindak lanjut dari prakiraan hujan Des – Jan

a. Mulai melakukan persiapan lahan, perbaikan pematang, perbaikan

saluran tersiar baik jaringan irigasi tingkat desa (jides) maupun

jaringan irigasi tingkat usaha tani (jitut). Perbaikan jaringan irigasi

dengan pengerukan/pembersihan sehingga aliran air menjadi lancar.

b. Pengerukan embung atau pembuatan tempat untuk panen air hujan

seperti sumur resapan serta pembuatan embung baru bagi daerah

tadah hujan.

c. Pembuatan pesemaian hemat air (sistem SRI, dapok)

d. Mewaspadai perkembangan OPT khususnya penggerek batang, WBC

dan tikus dengan meningkatkan pemantauan OPT baik pada sisa

pertanaman musim kemarau maupun pada pesemaian baru.

e. Melakukan koordinasi di tingkat daerah (kabupaten, kecamatan dan

desa) oleh petugas pertanian terkait dan kelompok tani/gapoktan, P3A/

Darmatirta.

f. Untuk wilayah yang telah banyah turun hujan agar lebih waspada

terhadap bencana alam banjir, dan bila hal ini terjadi agar segera

melakukan pendataan tanaman yang terkena bencana alan banjir

secara cepat, tepat dan akurat dan melaporkan secara berjenjang.

(12)

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN BENIH

PADI DI JAWA TENGAH

MT

KEBUTUHAN

KETERSEDIAAN

+/-

2011

43.868,23

63.447,88

19.579,68

2012

44.922,98

54.412,64

9.489,68

2013

46.451,10

39.716,51

(6.734,59)

2014

46.138,18

38.250,01

(7.888,17)

2015*

48.442,65

38.743,62

(9.699,03)

2016*

48.963,13

39.243,60

(9.719,53)

• Rencana kebutuhan dan prediksi ketersediaan benih

(13)

1. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

 ANTISIPASI : Pengkajian terhadap perubahan iklim/kebijakan dan strategi melalui :

a. Deseminasi informasi Iklim berkaitan dengan Budidaya Tanaman,

b. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu ( SLPHT),

c. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) dan

d. Adanya Stok Pestisida untuk bantuan pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT).

 MITIGASI : Upaya mengurangi resiko bencana bidang pertanian, melalui :

a. Penggunaan pupuk organik/ hayati,

b. Penanaman varietas padi rendah emisi, seperti varietas Ciherang,

c. Teknologi Tanpa Olah Tanah (TOT)

d. Sistem irigasi berselang/ intermiten.

 ADAPTASI : Melakukan penyesuaian terhadap Dampak Perubahan iklim untuk

mengurangi resiko gagal panen

a. Penyesuaian waktu dan pola tanam, seperti Tanam Serentak, awal tanam dipercepat

dg sistem methuk.

b. Varietas padi umur pendek/sangat genjah (Inpari, Ciherang,Mekongga) toleran

kekeringan (Situbagnedit,situpatenggang) atau tanam palwija.

(14)

Waspada terhadap perkembangan OPT utama padi di awal musim penghujan : Penggerek

batang, WBC, Tikus dan OPT pada hortikultura : Kentang (penyakit busuk basah daun dan

penggorok daun), Bawang merah (ulat bawang), Salak (busuk buah)

Melakukan gerakan pengendalian OPT sedini mungkin (Spot Stop) baik secara

swadaya oleh petani maupun pemanfaatan bantuan sarana pengendalian dari

Dinas Pertanian

Melakukan koordinasi di tingkat Daerah untuk menetapkan kebijakan dan

strategi serta langkah antisipatif penanganan wilayah-wilayah yang terkena

bencana banjir dan atau serangan OPT

Melakukan pemantauan/monitoring secara lebih intensif areal pertanaman yang

terkena angin putting beliung dan serangan OPT kemudian melaporkan secara

cepat, tepat dan berjenjang

Menyampaikan informasi prakiraan awal musim penghujan dari BMKG kepada

Dinas Pertanian Kabupaten dan Laboratorium PHP untuk disebarluaskan ke

tingkat petani

Gerakan tanam serentak

Program pemulihan bantuan melalui cadangan benih nasional (CBN)

(15)

3. DUKUNGAN KEGIATAN 2016

KEGIATAN

APBN

Intensifikasi kedelai

29.300

Ha

PAT - PIP Kedelai

6.000

Ha

Gerakan tanam padi dengan penerapan Jajar Legowo

45.000

Ha

Pengembangan Jagung Hibrida

33.500

Ha

Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi

260

Ha

Pascapanen Padi

Combine Harvester Sedang

103

Unit

Combine Harvester Kecil

461

Unit

Power Threser

113

Unit

Fasilitasi RMU + Bangunan

7

Unit

Pascapanen Jagung

Corn Sheller

115

Unit

Pascapanen Kedelai

Power Threser Multiguna

23

Unit

Sarana Pengangkut Hasil Pertanian

22

Unit

APBD

PADI GOGO

4.000

Ha

PADI HIBRIDA

60

Ha

PADI RAWA

100

Ha

JAGUNG HIBRIDA

3.000

Ha

INTEGRATED FARMING

- PADI GOGO

150

Ha

- JAGUNG HIBRIDA

600

Ha

- KEDELAI

50

Ha

PENGEMBANGAN PADI LAHAN SALINITAS

100

Ha

(16)

FOKUS KEGIATAN UPSUS 2016

16

1. Penetapan Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas,

Produksi Padi,Jagung dan Kedelai per KABUPATEN/ KOTA

per BULAN per Kecamatan dan Desa sampai dg POKTAN,

2. Membuat breakdown target Produksi, Provitas, Luas Tanam

dan Luas Panen secara berjenjang hingga sampai target di

masing masing Penyuluh/Mantri Tani sebagai bahan evaluasi

program yang akan datang

3. Ditingkat provinsi/Kab/Kec. diinventarisir kab-kab yg IP dan

produktivitasnya dibawah rata-rata provinsi

4. Segera lakukan Gerakan Percepatan Olah tanah dan Tanam,

karena hasil pertanaman mulai Bulan Oktober 2015

merupakan produksi tahun 2016,

5. Pelaporan pelaksanaan kegiatan, realisasi tanam dan panen

setiap minggu dan bulan.

(17)

PENUTUP

KEDAULATAN PANGAN akan terwujud apabila

didukung oleh semua pihak termasuk pemangku

kepentingan baik hulu, on farm maupun hilir serta

terwujudnya sinkronisasi yang sinergis pada

setiap tingkatan pemerintahan mulai dari pusat,

provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai

tingkat desa

(18)

Gambar

GRAFIK CURAH HUJAN 2015 TERHADAP 2014 DAN RERATA 5 TH JATENG

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Analisis Sifat hujan bulan November 2020 pada umumnya di wilayah Banten dan DKI Jakarta bersifat Atas Normal, kecuali Kab Serang bagian Utara dan sebagian kecil di bagian

Sifat hujan pada bulan Juni 2012 di Sulawesi Selatan diprakirakan umumnya Normal (N) kecuali Bantaeng, Barru bagian Selatan, sebagian besar Bone bagian Timur, Bulukumba bagian

Tanggapan dari pemerintah terkait (cq PGSP) terhadap restorasi gumuk pasir di Dusun Grogol Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul pro terkait program

Sirup formula I (propilen glikol 11 %) merupakan formula terpilih, karena memiliki rasa dan penampilan menarik, tingkat kekentalan yang rendah, endapan paling sedikit,

Dalam beberapa hal, melelehnya suatu campuran serbuk disebabkan karena campurannya lebih higroskopis daripada masing-masing zatnya. Higroskopisnya suatu zat tergantung dari

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa yang telah memberikan hikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul

Pada bulan Juni tahun 2017 prakiraan sifat hujan untuk wilayah Sulawesi Tengah dalam kondisi Atas normal untuk beberapa kabupaten seperti Sigi (Kulawi Selatan, Pipikoro, Lindu),

Metode pelaksanaan konstruksi dilapangan sangat berperan dalam hal ini untuk perhitungan analisa beban yang terjadi, penggunaan metode pelaksanaan dengan alat traveller