ANALISIS HUJAN APRIL DAN PRAKIRAAN HUJAN JUNI, JULI DAN AGUSTUS 2017
Stasiun Meteorologi Mutiara SIS Al – Jufrie Palu Jl. Abdurahman Saleh, Komplek Bandar Udara
Kec. Palu Selatan, Kota Palu Sulawesi Tengah
Telp. 0451 – 482172, Fax. 0451 – 482802 Email : stamet.mutiarapalu@gmail.com Website : www.mutiara.palu.bmkg.go.id
Https://www.facebook.com/bmkg.palu
Salam Sejahtera,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang melimpah, kami dapat menyelesaikan Buletin Analisis dan Prakiraan Curah Hujan Propinsi Sulawesi Tengah edisi bulan Mei 2017.
Konten dalam buletin ini, yaitu analisis dan prakiraan hujan. Analisis hujan adalah hasil analisis hujan pada bulan yang telah terjadi. Untuk edisi kali ini adalah análisis hujan bulan April 2017. Prakiraan hujan telah disesuaikan dengan kondisi dinamika atmosfer terkini.
Prakiraan hujan edisi kali ini adalah prakiraan hujan bulan Juni, Juli dan Agustus 2017 serta informasi kekeringan dengan metode Standardized Precipitation Index (SPI).
Apresiasi yang tinggi kami sampaikan kepada seluruh UPT BMKG di Sulawesi Tengah dan para pengamat pos hujan kerjasama serta semua pihak yang telah mendukung hingga terbitnya buletin ini. Harapan kami informasi iklim dalam buletin ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan analisis dalam perencanaan berbagai kegiatan pembangunan di Sulawesi Tengah.
Semoga Bermanfaat
Palu, Mei 2017
KEPALA STASIUN METEOROLOGI MUTIARA SIS AL - JUFRIE PALU
KARMANA, S.Si, MM.
NIP. 19660411 1988121 001 Pengarah:
Karmana, S.Si, MM
Penanggung Jawab:
Warjono, S.Si, M.Kom
Pemimpin Redaksi:
Affan Nugraha.D, S.Si
Editor:
Moh. Fathan, A.Md
Staf Redaksi:
Isna Jutika.A.P, S.S.Tr
Ajeng Ratna.P, S.S.Tr Distribusi:
Ridwan.P
“Informasi Iklim Sulawesi Tengah Terbaru Untuk Kegiatan Teknis Dapat Menghubungi Redaksi Kami”
Alamat Redaksi:
Stasiun Meteorologi Klas II Mutiara Sis Al – Jufrie Palu
Jl. Abdurrahman Saleh, Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufrie Palu.
Kec. Palu Selatan, Kota Palu Sulawesi Tengah Telp. 0451 – 482172,
Fax. 0451 – 482802
Email : stamet.mutiarapalu@gmail.com Website : www.mutiara.palu.bmkg.go.id Https://www.facebook.com/bmkg.palu
REDAKSI KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... III DAFTAR TABEL ... IV DAFTAR GAMBAR ... IV DAFTAR LAMPIRAN ... V DAFTAR ISTILAH ... VI
I. RINGKASAN ...1
II. ANALISIS DAN PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT ...3
A. Dinamika Atmosfer Global ...5
B. Dinamika Atmosfer Indonesia ...5
III. ANALISIS HUJAN APRIL 2017...6
A. Analisis Sifat Hujan April 2017 ...6
B. Analisis Curah Hujan April 2017 ...6
IV. PRAKIRAAN HUJAN JUNI, JUNI DAN JULI 2017 ...7
A. Prakiraan Sifat dan Curah Hujan Juni 2017 ...7
B. Prakiraan Sifat dan Curah Hujan Juli 2017 ...8
C. Prakiraan Sifat dan Curah Hujan Agustus 2017 ...9
V. INFORMASI IKLIM ...10
A. Iklim Mikro di Sulawesi Tengah (Stamet Mutiara Sis Al-Jufrie Palu) ...10
VI. INFORMASI PETA KEKERINGAN DENGAN METODE SPI...11
LAMPIRAN ...14
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Sifat Hujan April 2017 ... 6
Tabel 3.2. Curah Hujan April 2017 ...6
Tabel 4.1. Prakiraan Sifat Hujan Juni 2017 ...7
Tabel 4.2. Prakiraan Curah Hujan Juni 2017 ...7
Tabel 4.3. Prakiraan Sifat Hujan Juli 2017 ...8
Tabel 4.4. Prakiraan Curah Hujan Juli 2017 ...8
Tabel 4.5. Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2017 ...9
Tabel 4.6. Prakiraan Curah Hujan Agustus 2017 ...9
Tabel 6.1. Indeks SPI tiga bulanan periode Februari s.d April 2017 ... 11
DAFTAR GAMBAR Gambar 6.1. Peta Indeks SPI tiga bulanan periode Februari.s.d April 2017 ...13
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Juni 2017 ...13
Lampiran 2. Peta Analisis Curah Hujan Juni 2017 ...13
Lampiran 3. Peta Analisis Sifat Hujan Junil 2017 ... 14
Lampiran 4. Tabel Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Juli 2017 ...15
Lampiran 5. Peta Analisis Prakiraan Curah Hujan Juli 2017...15
Lampiran 6. Peta Analisis Prakiraan Sifat Hujan Juli 2017 ...16
Lampiran 7. Tabel Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Agustus 2017 ...17
Lampiran 8. Peta Analisis Prakiraan Curah Hujan Agustus 2017 ...17
Lampiran 9. Peta Analisis Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2017 ...18
Lampiran 10. Peta Prakiraan Peluang Curah Hujan >100 mm Bulan Juni 2017 ...19
Lampiran 11. Windrose Analisis Angin ...20
DAFTAR ISTILAH
A. Curah Hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul pada tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, berarti bahwa dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
B. Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut disuatu tempat.
Sifat Hujan dibagi 3 kriteria, yaitu :
1. Atas normal (A), jika nilai perbandingannya > 115% terhadap rata-ratanya.
2. Normal (N), jika nilai perbandingannya 85% - 115% terhadap rata-ratanya.
3. Bawah normal (B), jika nilai perbandingannya < 85% terhadap rata- ratanya.
C. Awal Musim Kemarau : ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya atau kurang dari 150 mm dalam satu bulan.
D. Awal Musim Hujan : ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya atau lebih dari 150 mm dalam satu bulan.
E. Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.
F. Hujan Ekstrim adalah keadaan curah hujan yang melebihi 100 mm/hari.
G. Fenomena global yang mempengaruhi iklim/musim di Indonesia:
1. El Nino dan La Nina
El Nino merupakan kondisi terjadinya peningkatan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Timur dari nilai rata-ratanya. El Nino ditandai dengan adanya anomali suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah (Nino 3.4) bernilai positif (lebih panas dari rata- ratanya) dan nilai Southern Oscillation Index (SOI) negatif selama periode tertentu (minimal tiga bulan).
SOI adalah nilai indeks yang menyatakan selisih Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin, Australia. Fenomena El Nino yang berpengaruh di sebagian wilayah Indonesia dengan diikuti berkurangnya curah hujan secara drastis, terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat tidak mempengaruhi curah hujan secara signifikan di Indonesia.
Sedangkan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino, ditandai dengan
anomali suhu muka laut negatif (lebih dingin dari rata-ratanya) di ekuator Pasifik Tengah (Nino 3.4) dan nilai SOI positif selama periode yang cukup lama (setidak-tidaknya tiga bulan). Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia meningkat bila diikuti dengan menghangatnya suhu muka laut. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino/La Nina.
2. Dipole Mode
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan selisih antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.
Untuk Dipole Mode Index (DMI) positif umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan nilai negatif berdampak pada meningkatnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian barat.
H. Fenomena Regional yang mempengaruhi iklim/musim di Indonesia:
1. Sirkulasi Monsun Asia – Australia
Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya adalah pola monsun, yaitu sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.
2. Suhu Permukaan Laut di wilayah perairan Indonesia
Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat
digunakan sebagai salah satu indikator banyak atau sedikitnya kandungan
uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan
di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin berpotensi
sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya panasnya suhu
permukaan laut berpotensi cukup banyaknya uap air di atmosfer.
I. RINGKASAN
A. Analisis curah hujan bulan April 2017, sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah berkisar antara 101-150 mm (menengah), curah hujan tertinggi sebesar 605 mm terjadi di Kab. Poso (Pos Hujan Pandayora), sedangkan curah hujan terendah sebesar 18,2 mm terjadi di Kab. Tojo Unauna (Pos Hujan Ampana Kota).
Analisis sifat hujan bulan April 2017 di sebagian besar Sulawesi Tengah adalah Atas Normal. Sifat hujan Bawah Normal meliputi Kota Palu (seluruh wilayah); Kab. Parimo (Siniu, Parigi Utara, Kasimbar); Kab. Sigi (Biromaru, Kalukubula); Kab. Donggala (Banawa, Sebagian Damsol); Kab.Touna (Ampana Kota, Kep.Togean).
B. Pada Juni 2017, prakiraan curah hujan di Sulawesi Tengah secara umum diprakirakan berkisar antara 151-200 mm. Daerah yang diprakirakan curah hujan kurang dari 151 mm yaitu Kota Palu (seluruh wilayah); Kab. Tojo Unauna (Ampana dan sekitarnya); Kab. Donggala (Balaesang dan sekitarnya); Daerah yang diprakirakan curah hujan lebih dari 201 mm meliputi Kab. Poso (Poso Pesisir, Lore Utara); Kab.Donggala (Balaesang dan sekitarnya).
C. Prakiraan sifat hujan bulan Juni 2017 di Sulawesi Tengah umumnya Atas Normal. Daerah yang diperkiraan memiliki sifat hujan Bawah Normal meliputi Kota Palu (seluruh wilayah); Kab. Parimo (Ampibabo, Siniu); Kab. Donggala (Sindue, banawa, Labuan, Sirenja); Kab. Touna (Ampana Tete, Ampana Kota). Daerah yang diprakirakan curah hujannya Atas Normal meliputi Kota Palu, Kab. Poso (Pamona Selatan, Lore Selatan); Kab.Donggala (Sojol)
D. Pada Juli 2017, prakiraan curah hujan di Sulawesi Tengah secara umum
diprakirakan berkisar antara 51-150 mm. Daerah yang diprakirakan curah
hujan kurang dari 101 mm yaitu Kab. Parimo (Sindue) dan Kab. Touna
(Ampana, Marowo). Daerah yang diprakirakan curah hujannya lebih dari 501
mm meliputi Morowali Utara (Kolonodale)
E. Prakiraan sifat hujan bulan Juli 2017 di Sulawesi Tengah umumnya Normal hingga Atas Normal. Daerah yang diprakirakan memiliki sifat hujan Bawah Normal meliputi Kota Kab. Parimo (Sindue, Marowo). Daerah yang diprakirakan sifat curah hujannya Atas Normal meliputi Morowali Utara (Kolonodale); Kab.Sigi (Gimpu); Kab.Sigi (Gimpu, Mantikole); Kab.Donggala (Labuan); Kab.Poso (Kota Poso, Pamona,Lore); Kab.Morowali Utara (Kolonodale).
F. Pada Agustus 2017, prakiraan curah hujan di Sulawesi Tengah secara umum diprakirakan berkisar antara 101-150 mm. Daerah yang diprakirakan curah hujan kurang dari 101 mm yaitu Kota Palu (Seluruh wilayah); Banggai (seluruh wilayah) dan Kab. Touna (Seluruh wilayah). Daerah yang diprakirakan curah hujannya lebih dari 200 mm meliputi Donggala (Labuan, Sindue, Sirenja dan sekitarnya); Poso (Seluruh wilayah); Parimo (Parigi, Sausu,Siniu, Toribulu, Kasimbar, Tinombo, palasa dan sekitarnya).
G. Prakiraan sifat hujan bulan Agustus 2017 di Sulawesi Tengah umumnya Atas
Normal. Daerah yang diprakirakan memiliki sifat hujan Bawah Normal
meliputi Kota Kab. Parimo (Sindue, Marowo). Daerah yang diprakirakan sifat
curah hujannya Atas Normal meliputi Morowali Utara (Kolonodale); Kab.Sigi
(Gimpu); Kab.Sigi (Gimpu, Mantikole); Kab.Donggala (Labuan); Kab.Poso
(Kota Poso, Pamona,Lore); Kab.Morowali Utara (Kolonodale).
II. ANALISIS DAN PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER
A. DINAMIKA ATMOSFER GLOBAL
Dinamika atmosfer global terpantau memberikan pengaruh yang kurang signifikan terhadap pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia.
Terpantau “30 Day Moving SOI” mengalami sedikit penurunan yaitu di angka +5.6.
Meskipun kurang signifikan, peningkatan nilai SOI terpantau konsisten, sehingga hal ini mengindikasikan adanya penguatan aliran massa udara dari Samudra Pasifik Timur menuju Samudra Pasifik Barat yang juga konsisten. Aliran massa udara dari Samudra Pasifik Timur menuju Barat terkait dengan adanya fenomena La Nina.
Meskipun demikian, terpantau dari SOI, aliran yang terjadi kurang signifikan, sehingga tidak berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Indeks SST NINO3.4 terpantau masih pada angka +0.2. Nilai ini mengindikasikan suhu muka laut yang lebih hangat di Pasifik bagian Tengah dan Timur. Suhu muka laut yang lebih hangat di Psaifik Tengah dan Timur umumnya terkait dengan fenomena El Nino. Meskipun demikian, indeks SST tersebut terpantau masih dalam rentang netral sehingga tidak berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Sebagaimana Indeks SST NINO3.4, IOD juga terpantau masih berada pada angka +0.19. Nilai ini mengindikasikan aliran massa udara dari Samudra Hindia bagian Timur menuju Samudra Hindia bagian Barat yang umumnya menyebabkan pengurangan potensi pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia.
Meskipun demikian, nilai IOD terpantau kurang signifikan, sehingga pengaruhnya terhadap wilayah Indonesia juga tidak signifikan.
Diagram RMM masih menunjukkan fase konvektif MJO berada di dalam lingkaran dengan magnitudo kurang dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa MJO sedang berada dalam kondisi tidak aktif dan tidak berpengaruh terhadap perawanan di wilayah Indonesia. Hal ini diperkuat dengan prakiraan anomali OLR dari CPC NOAA yang justru menunjukkan kecenderungan pengurangan jumlah awan di wilayah Indonesia bagian Timur.
B. DINAMIKA ATMOSFER INDONESIA
Indeks surge terpantau mengalami penurunan dalam 24 jam terakhir hingga mencapai angka +1.2. Hal ini mengindikasikan adanya aliran massa udara dari pesisir Tiongkok (Gushi) menuju daratan (Hongkong). Meskipun demikian, aliran ini terpantau tidak memasuki wilayah Indonesia karena adanya sirkulasi di daratan Asia.
Tekanan udara di wilayah Indonesia umumnya berkisar antara 1009 – 1012 hPa.
Terpantau pusat tekanan rendah barat daya Banten (1008 hPa), wilayah Australia
bagian barat laut dan di selatan Merauke (1008 hPa)
Secara umum angin masih bertiup dari Tenggara – Barat Laut. Terpantau sirkulasi siklonik di wilayah Selat Karimata Samudera Hindia barat daya Banten dan Laut Arafura selatan Papua.. Daerah pertemuan angin terpantau berada di pesisir timur Sumatera bagian utara, Sumatera Selatan, Selat Makassar, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Maluku.
Belokan angin terpantau di Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.
Angin Baratan terpantau kembali mendominasi lapisan 850 hPa, dimana kecepatan angin Baratan paling signifikan berada di wilayah Sulawesi hingga Papua Barat.
Sedangkan pada lapisan 200 hPa didominasi angin timuran dengan kecepatan mencapai 40 knot.
Lapisan 850 hPa wilayah Indonesia masih berpantau basah dengan kelembapan
udara berkisar antara 50 – 100%. Kelembapan udara 80 – 100 % terpantau berada
hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di utara Aceh, Kalimantan Utara dan
sebagian Kalimantan Timur. Hampir serupa dengan lapisan 850 hPa, lapisan 700
hPa dengan kelembapan udara berkisar antara 40 – 100 %. Kelembapan udara 70
– 100 % terpantau hampir di seluruh wilayah Indonesia.
III. ANALISIS HUJAN APRIL
A. Analisis Sifat Hujan April.
Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari stasiun / pos hujan kerjasama di Sulawesi Tengah, analisis sifat hujan April 2017 dapat dilihat pada tabel 3.1.
Sedangkan peta analisis sifat hujan April 2017 dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 3.1 Sifat Hujan April 2017
B. Analisis Curah Hujan April 2017.
Berdasarkan data curah hujan Februari 2017 yang diterima dari stasiun / pos hujan, analisis curah hujan Februari 2017 dapat dilihat pada tabel 3.2. Sedangkan peta analisis curah hujan Februari 2017 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.2 Curah Hujan April 2017
BN N AN
Kota Palu Seluruh wilayah - -
Donggala Sindue, Sojol Utara dan Labuan Banawa, Balaesang Selatan, Sirenja Pinembani, Rio Pakava, Balaesang Tanjung, Damsol dan Sojol Tengah.
Sigi - Biromaru, Dolo, Palolo Kulawi, Pipikoro, Lindu dan
Gumbasa Parimo Tinombo dan Kasimbar. Kota Parigi, Palasa, Toribulu. Sausu, Balinggi dan Torue
Poso - - Seluruh wilayah.
Tojo Unauna
Ampana, Kep.Walea, Kep.Unauna, Ampana Tete, dan Ulu Bongka.
Ampana Selatan, Ampana Tete
Selatan dan Tojo. Tojo Barat.
Tolitoli - Lampado, Baolan. Tolitoli Utara,
Buol Paleleh Timur Paleleh, Bokat dan Bukal Lakea, Karamat, Biau, Tiloan.
Banggai Bualemo, Luwu Timur. Luwuk. -Kintom, Batui, Toili, Nuhon, Bunta dan Kep,Salakkan
Morowali - - Seluruh wilayah.
Kabupaten/Kota Sifat Hujan April
Kota/Kab LINTANG BUJUR Ch_April Sifat_April
STAMET MUTIARA
-0,919466 119,906708 37,3 B
STAMET LUWUK
-0,98 122,77 85,4 B
KOLONODALE - BPP
-0,634139 119,8505 480 A
STAMET POSO
-1,41 120,73 212 B
KARYA MUKTI
-2,01549 121,337 133,5 A
SINDUE
-0,6028 119,7948 27 B
SOJOL - BPP
0,500056 120,037611 225 A
TANAMEA - BPP
-0,8315 119,6235 209 A
LOMPIO - BPP
-0,296 119,8471 87,5 B
LABUAN
-0,634139 119,8505 60,3 A
STAMET LALOS
1,121274 120,794 154 B
DOLAGO - LLHP
-0,903444 120,232639 142 B
SAUSU
-1,04641 120,45 214 A
AMPANA
-0,8744349 121,583 38,5 B
MAROWO ULUBONGKA - UPTD
-0,957407 121,461 96,5 N
GIMPU
0,17146 119,92917 232 N
MANTIKOLE - BPP