04\ PENCUCIAN HARA PUPUK MAJEMUK LEPAS TERKENDALI (PMLT)

aoo

6

04\

PENCUCIAN HARA PUPUK MAJEMUK LEPAS TERKENDALI (PMLT)

PMF BRIKET DAN PUPUK TUNGGAL KONVENSIONAL PADA INCEPTISOL DARMAGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

PRODUKSI CABAI ( Capsicrrnz aiznrrurn. L)

OLEI-I

DYTTIA KAMANDANI A. 24101037

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

RINGKASAN

DYTTLA KAMANDANI, "Pencucian Hara Pupuk Majemuk Lepas Terkendali

(PMLT)

PMF

Briket Dan Pupuk Tunggal Konvensional Pada lnceptisol Darmaga

Serta Pengaruhnya Terhadap Produksi Cabai ( Cap.~iinrm atntrrzmt. L)"(Dibawah

bimbingan OTENG HARIDJAJA, ATANG SUTANDI DAN DIDIEK HADJAR GOENADI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pencucian hara dari jenis pupuk yang berbeda yaitu pupuk NPK konvensional dan Pupuk Majemuk

Lepas Terkendali (PMLT)

PMF

briket serta pengamhnya terhadap produksi

tanaman cabai merah yang ditanam pada tanah Inceptisol Darmaga. Kehilangan melalui perkolasi sangat gawat mengingat hara yang ikut terangkut air, sehingga

menanam tanaman terus-menerus merupakan satu-satunya cara untuk

mengurangi kehilangan hara karena pencucian. Dua macam kehilangan air dalam bentuk cairan yang dikenal yaitu 1) gerak air bebas ke bawah ( perkolasi) yang membebaskan lapisan atas dan bagian atas dari lapisan bawah tanah dari air berlebihan dan 2) aliran permukaan dari kelebihan air yang terdapat dipermukaan tanah.

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca kebun percobaan IPB Cikabayan, Darmaga Bogor pada pertengahan Febmari 2005 sampai juni 2005. Analisis sifat tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Percobaan ini diberikan perlakuan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pupuk yang terdiri dari pupuk NPK konvensional atau pupuk tunggal, pupuk

PMLT

PMF

formula briket dan tanpa pupuk; dan faktor kedua adalah pemberian

jumlah air yang terdiri dari 100 % KAKL, 125 % KAKL dan 150 % K./W;. Yang

masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan

dan dapat digambarkan dengan lambang sebagai berikut :

POKl : tanah inceptisol tanpa pupuk yang diberikan air 100 %, KAKL POK2 :

Inceptisol tanpa pupuk yang diberikan air 150 % KAKL, P l K l : tanah Inceptisol

yang diberi pupuk konvensional dengan air 100 % KAKL, P1K2 : tanah

lnceptisol yang diberi pupuk konvensional dengan air 125 % KAKL, P1K3 :

tanah Inceptisol yang diberi pupuk konvensional dengan air 150 % KAKL, P2K1

: tanah Inceptisol yang diberi pupuk PMLT

PMF

bentuk briket dengan air 100 %

KAKL, P2K2 : tanah Inceptisol yang diberi pupuk PMLT PMF bentuk briket

dengan air 125 % KAKL, P2K3 : tanah Inceptisol yang diberi pupuk PMLT PMF

bentuk briket dengan air 150 % KAKL

Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan selama 1 musim tanam cabai,

tanah yang diberikan jenis PMLT memiliki tingkat pencucian N lebih kecil di

PMF memiliki tingkat pencucian yang lebih rendah, karena pada pupuk ini

terdapat tekanan yang mampu merekatkan unsur K sehingga dapat mengurangi

besarnya konsentrasi K yang tercuci.

Tanah dengan jenis pupuk PMLT

PMF

memberikan pengaruh yang baik

terhadap peltumbuhan tanaman cabai, dimana pertumbuhan pada pupuk ini semakin lama semakin meningkat. Berbeda dengan pupuk konvensional, pada pupuk ini pertumbuhan pada awal minggu penanaman sangat cepat namun pada akhir panen te jadi pertumbuhan yang konstan tidak bertambah tinggi lagi.

Produksi tertinggi diperoleh dari perlakuan pupuk PMLT PMF. Hal ini

disebabkan oleh adanya kandungan bahan organik yang terdapat pada pupuk ini

sehingga produksi tanaman akan tinggi. Pencucian terbesar terjadi pada unsur N,

kemudian K dan yang terkecil terjadi pada pencucian unsur P. Kombinasi

perlakuan yang menggunakan pupuk PMLT

PMF

merupakan pupuk yang baik

untuk dipnakan dalam mengurangi akibat dari pencucian, serta mampu menghasilkan produksi lebih baik.

SUMMARY

DYTTlA KAMANDANI. The Nutrient Leaching of Controlled Release

Compound Fertilizer (PMLT) I'MF Briquette and Conventional Single Fertilizer

at Inceptisol Darmaga and The Effect to The Chilli (Cny.sicl~iii nntilrlmi L)

(Superviset By OTENG HARIDJAJA, ATANG SUTANDI and DIDIEK HADJAR GOENADI)

The objective of this research is to know amount of nutrient leaching from to different fertilizer types conventional NPK fertilizer, and controlled release

compound fertilizer (PMLT) PMI: briquene and the effect to the chilli production

planted in Inceptisol Darmaga. The lost caused by percolations very dangerous related with the nutrient lost carried by water. The main solution to solve this

problem is to plant in continous way. The two types water lost in solution shape

al-e 1) percolation, 2) surface flow.

The research was conducted 011 IPB Cikabayan's Green house Darmaga

Bogor fro111 the middle of February 2005 - June 2005. The soil analysis were

carried out at Physic and Soil Conservation Laboratory, Chemist Laboratory of Department of Soil Science and Land Resource, Faculty of Agriculture; Bogor Agricultural Institute.

The research's was using 2 factors treatment. The first factor is the fertilizer type that consist of Conventional NPIC fertilizer or single fertilizer,

PMLT PMF briquette formula and unfertilized, the second factor is the water

added that consist of 100 % Field Capacity, 125 % field capacity, and 150 % field capacity, whice is in very treatment replicated three times, result 27 treatment

sample it was comprise by POK1:lnceptisol Unfertilizer, 100 % field capacity

water added

P O K ~

: :Inceptis01 Unfertilizer, 125 % field capacity water added, POI<3: :Inceptis01 Unfertilizer. 150 % field capacity water added, P l K l :

Inceptisol with convel~tional fertilizer 100 % field capacity water added, P1K2 :

Inceptisol with conventional fertilizer 125 % field capacity water added, P1K3 :

Inceptisol with conventional fertilizer 150 % field capacity water added, P2K1: :

Inceptisol with PMLT PMF 100 % field capacity water added, P2K2 : Inceptisol

with PMLT PMF 125 % field capacity water added, P2K3 : Inceptisol with PMLT

Based on the research result for one chilli's cropping season, the PMLT given soil has lower grade of N leaching than conventional fertilizer. The soil that use PMLT PMF has lower K leaching cause the fertilizer has a pressure that able to attach the material contain with K so it can reduced the amount of leached K.

The soil given PMLT PMF were supporting to the chilli plant growth. Different with the conventional fertilizer, the plant growth on the early weeks was very fast, but on the end of the growth the plant height were constant.

The highest yield was reached from the PMLT PMI:fertilizer treatment. It

caused by the organic matter of this fertilizer. The highest leaching process was happened on N, follows by K and P. The combination treatment using PMLT

PMl; fertilizer was the best fertilizer to reduced the nutrient lost caused by leaching in order to produced the high yield.

PENCUCIAN HARA PUPUK MAJEMUK LEPAS TERKENDALI (PMLT) PMF BFUKET DAN PUPUK TUNGGAL KONVENSIONAL PADA

lNCEPT1SOL DARMAGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI CABAI ( Capsicuttz annuunz. L)

OLEH

DYTTIA KAMANDANI

A. 24101037

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

Pada Fakuitas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAEUN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Judul Penelitian : Pencucian Hara Pupuk Ma-ienluk Lepas Terkendali (PMLT)

/'A&.' Briket dan Pupuk Tunssal Konvensional Pada Inceptisol Darmaya Serta Penyaruhnya Terhadap PI-oduksi Cabai

((.'~~p,sic/1/7i U I I I I I I I I I ~ . I-).

Nama Mahasiswa : Dyttia Kamandani Nornor Pokok : A. 24101037

hleilyetujui. Ketua Pernbiilibing

Dr. Ir. Otenrr Haridiaia. MSc NIP. 130 422 695

Anszora Pembimbiny I Anggota Pembiinbing 11

1

Dr. Ir. Atan2 S u t a n d i . m Dr. 11.. Didiek Hadiar Goenadi. MSc

hip. 130 937 427 NIK. 110 700

" "&fJf