• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP

INVESTIGATION (GI) PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh :

Adha Yunita Simanullang NIM 4101111001

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul ‘Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Materi Bilangan Bulat di SMP Negeri 17 Medan T.A 2014/2015’’, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

(4)

v

selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 17 Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 17 Medan yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Khufran Manullang dan Ibunda Mediani Tanjung serta untuk Abang Alfian Fanfani, A.Md dan adikku M. Indra Aditya yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Dan terima kasih juga buat teman spesial M. Rizal Sitepu, S.Pd yang telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada penulis. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Betty Rumondang, S.Pd, Doriyani Nasution S.Pd, Adelina Sari Harahap, Adriani Rezelina yang selama ini menjadi sahabat yang luar biasa bagi penulis serta rekan–rekan seperjuangan kelas DIK A Matematika 2010 yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dan untuk semua sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2015

Penulis,

Adha Yunita Simanullang

(5)

iii

Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada pokok bahasan bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Medan sebanyak 32 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation pada materi bilangan bulat di kelas VII-2 SMP Negeri 17 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dari hasil observasi, peneliti memperoleh bahwa nilai rata-rata observasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi guru meningkat dari 2,78 dengan dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,3 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Begitu juga dengan hasil observasi siswa yang meningkat dari 2,68 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,27 dengan kategori baik pada siklus II.

Dari tindakan I, melalui pemberian tes kemampuan penalaran matematika I diperoleh 17 siswa (53,125%) dari 32 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  2,66). Setelah tindakan II, melalui pemberian tes penalaran matematika II diperoleh 28 siswa (87,50%) dari 32 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  2,66). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 34,37%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.

Dari uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematika siswa meningkat dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation pada materi bilangan bulat di kelas VII-2 SMP Negeri 17 Medan.

(6)

vi

2.1.3 Kemampuan Penalaran Matematika 13

2.1.4 Model Pembelajaran Group Investigation 17

2.1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.4.2 Model Pembelajaran Group Investigation 21 2.1.4.3 Langkah-langkah Pembelajaran Model Group Investigation 23 2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation25

2.2 Kajian Materi 26

2.3 Penelitian Yang Relevan 33

2.4 Kerangka Konseptual 34

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2 Subjek Dan Objek Penelitian 35

3.2.1 Subjek Penelitian 35

3.4.1.2 Perencanaan Tindakan I 36

3.4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 36

3.4.1.4 Observasi I 37

3.4.1.5 Analisis Data I 37

3.4.1.6 Refleksi I 38

3.5 Instrumen dan Alat Pengumpulan Data 39

3.5.1.Tes 39

3.5.2.Observasi 39

3.6 Teknik analisis Data 40

3.6.1 Analisis Data Kemampuan Penalaran Matematika 40

3.6.2 Persentase Ketuntasan Klasikal 41

3.6.3 Analisis Hasil Observasi 41

3.7 Paparan Data 42

3.8 Penarikan Kesimpulan 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1 Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 44

4.1.1.1 Permasalahan I 44

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 50

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 50

4.1.1.4 Observasi I 53

4.1.1.5 Analisis Data I 54

4.1.1.5.1 Paparan Data 54

4.1.1.5.1.1 Analisis Data dan Observasi Kegiatan Guru dan Siswa 54

(8)

viii

4.1.1.6 Refleksi I 64

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 65

4.1.2.1 Permasalahan II 65

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 66

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 67

4.1.2.4 Observasi II 69

4.1.2.4.1 Hasil Observasi Guru II 69

4.1.2.4.2 Hasil Observasi Siswa II 70

4.1.2.5 Analisis Data II 70

4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Dan Siswa 70

4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Penalaran II 74

4.1.2.6 Refleksi II 75

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 79

5.2 Saran 79

(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 19 Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 40

Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan Penalaran 41

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Klasikal 41

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi 42 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 44

Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 45

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I 55 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siswa Siklus I 57 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Penalaran I 59 Tabel 4.6 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Kemampuan Penalaran I 60 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus II 71 Tabel 4. 8 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus II 73 Tabel 4. 9 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Penalaran II 74 Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Pada Tes Awal

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Pada Tes Awal Nomor 1 dan Nomor 2 4 Gambar 1.2 Jawaban Siswa Pada Tes Awal Nomor 3 dan Nomor 4 5

Gambar 2.1 Thermoter 26

Gambar 2.2 Garis Bilangan Horizontal 27

Gambar 2.3 Thermoter 27

Gambar 2.4 Garis Bilangan Penjumlahan Bilangan Bulat Positif 28 Gambar 2.5 Garis Bilangan Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif 28 Gambar 2.6 Garis Bilangan Pengurangan Bilangan Bulat Positif 29 Gambar 2.7 garis Bilangan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Positif 31 Gambar 2.8 Garis Bilangan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Negatif 32 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38 Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Pada

Tes Awal 45

Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Pada

Tes Penalaran I 59

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 83 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 93

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 1Siklus I 99

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 2 Siklus I 102

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 3 Siklus II 105

Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LKS I 108

Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian LKS II 111

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LKS III 113

Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Awal 116

Lampiran 10 Tes Awal 117

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 118

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Awal 120

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematika 122 Lampiran 14 Tes Kemampuan Penalaran Matematika I 123 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penalaran I 125 Lampiran 16 Tes Kemampuan Penalaran Matematika II 128 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penalaran II 130 Lampiran 18 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran 133

Lampiran 19 Lembar Validasi Tes Awal 136

Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Penalaran I 138 Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Kemampuan Penalaran II 144 Lampiran 22 Lembar Observasi Guru Pertemuan I Siklus I 150 Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Pertemuan I Siklus I 152 Lampiran 24 Lembar Observasi Guru Pertemuan II Siklus I 154 Lampiran 25 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II 156 Lampiran 26 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I 158

Lampiran 27 Lembar Observasi Siswa Siklus II 160

Lampiran 28 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II 162 Lampiran 29 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II 164

Lampiran 30 Daftar Nama Siswa 166

Lampiran 31 Lembar Validator 167

(12)

xii

Lampiran 33 Analisis Hasil Tes Kemampuan Penalaran I 170 Lampiran 34 Analisis Hasil Tes Kemampuan Penalaran II 172 Lampiran 35 Skor Kemampuan Penalaran Matematika 174 Lampiran 36 Grafik Peningkatan Tes Penalaran Matematika 175 Lampiran 37 Deskripsi Presentase Kemampuan Penalaran 176 Lampiran 38 Daftar Nama-Nama Kelompok Siswa 177

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang peranan penting. Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan jika pendidikan dalam negara itu baik kualitasnya. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat mengajak siswa untuk mengasah kemampuannya adalah matematika. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan perguruan tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa bidang studi matematika penting dalam pendidikan, bahkan bukan hanya dalam dunia pendidikan, matematika juga penting dibutuhkan dalam kehidupan. Banyak alasan yang menjadikan matematika menjadi salah satu bidang studi yang harus ada. Sebagaimana diungkapkan oleh Cockrof (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Cornellius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengungkapkan bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut :

(14)

2

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari-hari. Menurut pemaparan Liebeck (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) “ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis (mathematics calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning)”.

Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum KTSP 2006 menurut Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang standar isi, yaitu :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa inging tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan diatas menekankan akan pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika semakin baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.

(15)

3

merupakan ilmu yang dipahami melalui penalaran, tetapi juga karena salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar siswa mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Hal tersebut senada dengan penjelasan Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/C/PP/2004 (dalam Shadiq, 2009) menyatakan tentang indikator-indikator penalaran yang harus dicapai oleh siswa. Indikator yang menunjukkan penalaran antara lain:

(1)kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, dan gambar, (2)kemampuan melakukan memanipulasi matematika, (3)kemampuan memeriksa kesahihan suatu argument, (4)kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

Hal di atas juga terjadi pada siswa SMP Negeri 17 Medan dimana peneliti melakukan observasi. Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti didapati bahwa kemampuan penalaran matematika siswa masih rendah dengan persentase ketuntasan klasikal hanya 15,625%. Dari 32 orang siswa yang melakukan tes kemampuan penalaran, hanya 2 orang siswa yang memiliki kemampuan penalaran matematika kategori minimal sedang, tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat 0 orang (0%), 6 orang (18,75%) siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 0 orang (0%) kemampuan cukup, 18 orang (56,25%) siswa yang memiliki kemampuan kurang, dan 6 orang (18,75%) memiliki tingkat kemampuan sangat kurang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih lemah dalam penalaran. Ini terlihat dalam mengerjakan tes awal dengan materi bilangan bulat, siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Berikut adalah soal yang dipakai untuk tes awal kemampuan penalaran matematik siswa dengan materi bilangan bulat :

(16)

4

2. Dalam suatu pertandingan, seorang anak bermain sebanyak 6 kali dan memperoleh skor masing-masing tiap pertandingan sebagai berikut -20, 80, -70, x, -60, dan 80. Total skornya yang diperoleh adalah 50. Berapakah nilai skor yang keempat (x) ?

3. Periksalah kebenaran dari penyelesaian soal di bawah ini. Jika tahap-tahap penyelesaian soal tersebut ada yang salah, berikan jawaban yang benar menurut anda.

2 + (-5) = -3 -5 + 2 = 7 2 + (-5) ≠ -5 + 2

4. Jika a dan b adalah dua bilangan bulat, dimana a = 5, b = 4. Berapakah a + b dan b + a serta a – b dan b – a? Berikan kesimpulkan dari jawaban yang kamu peroleh!

Pada saat siswa menyelesaikan kedua soal tersebut, terlihat bahwa siswa belum mampu menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar sehingga siswa tidak dapat memanipulasi matematika dengan baik.

Gambar 1.1 Jawaban siswa pada tes awal nomor 1 dan nomor 2

(17)

5

.

Gambar 1.2 Jawaban siswa pada tes awal nomor 3 dan nomor 4

Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal tes diantaranya banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengubah kalimat verbal ke dalam kalimat matematika. Hal ini terlihat dari banyak siswa yang tidak dapat mengaitkan antara yang diketahui dan ditanya sehingga siswa tidak dapat menjawab soal dengan baik. Dengan demikian siswa tidak mampu menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar, siswa tidak mampu memanipulasi rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal, dan siswa juga kurang teliti dalam perhitungan. Selain itu, siswa kesulitan memeriksa kesahihan suatu argumen sehingga tidak dapat menarik kesimpulan dari pernyataan. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa.

Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 17 Medan yang menyatakan bahwa : ”Sulitnya siswa memahami sebuah konsep materi matematika dan dimanipulasi untuk menjadi suatu solusi penyelesaian”. Berdasarkan pada observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 17 Medan, pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola pembelajaran yang didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa selama ini masih belum optimal.

(18)

6

Dalam proses belajar mengajar, guru harus banyak menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri,kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyaknya siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah, karena dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang kurang bermakna. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran dilakukan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan awal tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan bimbingan guru agar siswa aktif dalam membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran akan bermakna jika guru mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman yang telah dimiliki merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran matematika.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa, diperlukan berbagai terobosan baru dalam pembelajaran matematika. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan, dan akhirnya dapat menurunkan motivasi peserta dalam belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan penalaran matematika adalah model pembelajaran Group Investigation. model pembelajaran Group Investigation adalah satu model

(19)

7

matematika dikarenakan oleh kemampuan penalaran siwa akan lebih terpacu dalam model pembelajaran ini.

Hal ini juga ditekankan oleh Eggen & Kauchak (Anshari, 2013) bahwa : Investigasi atau penyelidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa.Hal ini akan membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusinya di kelas.

Sesuai dengan hal itu maka Model Pembelajaran Group Investigation adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan penalaran Matematika siswa dan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan penalaran matematika dan kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa. Berkaitan dengan hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ‘’Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Materi Bilangan Bulat di SMP Negeri 17 Medan T.A 2014/2015

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran cenderung dilakukan secara teacher centered sehingga kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

(20)

8

3. Siswa menganggap pelajaran matematika sulit. 4. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagi berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

2. Kemampuan penalaran yang diukur adalah kemampuan penalaran secara tertulis.

3. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan Bilangan Bulat. 4. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas VII di SMP Negeri 17 Medan

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan masalah mengenai Bagaimana meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa yang dicapai pada pokok bahasan bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran group investigation di kelas VII SMP Negeri 17 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

(21)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru

a. Sebagai masukan bagi guru di SMP Negeri 17 Medan dalam mengajarkan materi bilangan bulat

b. Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.

2. Bagi siswa

Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari materi matematika.

3. Bagi peneliti

a. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang

b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berkaitan.

c. Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khusus tentang konsep matematika.

1.7 Defenisi Operasional

Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Materi Bilangan Bulat di SMP Negeri 17 Medan T.A 2014/2015.

(22)

10

deduktif) untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang benar. Adapun Indikator yang menunjukkan penalaran antara lain kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar, kemampuan melakukan memanipulasi matematika, kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen, dan kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan hasil observasi dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, kemampuan penalaran matematika siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-2 SMP Negeri 17 Medan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa dari siklus I ke siklus II. Pada tes awal, diperoleh 6 orang siswa (18,75%) yang mencapai kentuntasan. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh 17 orang siswa (53,125%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 28 orang siswa (87,50%) yang mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII-2 SMP Negeri 17 Medan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan penalaran matematik siswa.

(24)

80

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan Model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat berlangsung dengan efektif dan dapat

Gambar

Gambar 1.1 Jawaban siswa pada tes awal nomor 1 dan nomor 2
Gambar 1.2 Jawaban siswa pada tes awal nomor 3 dan nomor 4

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KESANTUNAN TINDAK TUTUR PADA KUMPULAN CRITA CEKAK BLANGKON SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR PEMBELAJARAN BERBICARA BAHASA JAWA SMP.. Skripsi, Surakarta:

PERPANJANGAN MASA JABATAN DOSEN YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SESUAI.. DENGAN MASA JABATAN REKTOR BERDASARKAN PERMENDIKBUD

[r]

Perbandingan mutu fisik dan disolusi produk generik dan merk dagang dilakukan agar dapat menunjukkan kecepatan pelepasan obat dari tablet dan laju pelepasan

Tugas Akhir berjudul Pengujian “Pengaruh Prosentase Karbon Pada Material Baja Cor Quenching dan Annealing Terhadap Laju Korosi Dengan Konsentrasi Laruran NaCl 5%”, telah

Berdasarkan analisis RAPD-PCR dengan 4 macam primer terhadap 19 sampel yang berasal dari 3 lokasi menunjukkan bahwa dalam setiap lokasi ditemukan adanya subpopulasi terutama

Skripsi dengan judul ” Variasi Gambaran Foto Thorax Tuberkulosis Paru pada Anak Sebelum dan Sesudah Terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama 6 bulan di RSUD.. Moewardi Surakarta

Dengan memanjatkan kehadirat Allah AWT, akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Hutang Luar Negeri, Investasi Asing, Pengeluaran Pemerintah