• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - BRASIL PERIODE : JANUARI DESEMBER 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - BRASIL PERIODE : JANUARI DESEMBER 2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - BRASIL PERIODE : JANUARI – DESEMBER 2013

A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Brasil

Total perdagangan Brasil dengan Dunia pada periode Januari-Desember 2013 sebesar US$ 481,80 milyar atau naik sebesar 3,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 465,76 milyar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor sebesar US$ 242,18 milyar, atau turun sebesar 0,16% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012 yang tercatat sebesar US$ 242,58 milyar, dan impor sebesar US$ 239,62 milyar atau naik sebesar 7,36% apabila dibandingkan dengan nilai impor periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 223,18 milyar. Pada periode ini, neraca perdagangan Brasil dengan Dunia surplus sebesar US$ 2,56 juta, atau mengalami penurunan sebesar 86,81% dibanding periode yang sama. tahun 2012, yang tercatat surplus sebesar US$ 19,39 milyar.

 Pertumbuhan GDP Brasil pada tahun 2012 sebesar : 1,3% ;

 Sementara itu, inflasi bulan Desember 2013, naik sebesar : 5,91% ;  Tingkat pengangguran bulan Desember 2013, turun sebesar : 4,30% ;

 Nilai tukar Real Brasil (BRL) terhadap US Dollar, bulan Desember 2013, naik yaitu : BRL 2,34 / US$ 1 ;

 Tingkat suku bunga Bank Sentral Brasil, stabil sebesar : 7,25% per tahun .

B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Brasil dengan Indonesia

1. Ekspor Brasil ke Indonesia periode Januari-Desember 2013 sebesar US$ 1.999,02 juta, atau turun 0,15% apabila dibandingkan dengan nilai ekspor periode Januari-Desember 2012, sedangkan impor Brasil dari Indonesia sebesar US$ 1.604,37 juta, turun 7,57% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, sehingga neraca perdagangan Indonesia dengan Brasil pada periode ini, tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 394,66 juta.

2. Komoditi ekspor Indonesia ke Brasil periode Januari-Desember 2013, antara lain :  Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule (HS 4001) sebesar US$ 247,31

juta, turun sebesar 2,02% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 38,34% ;

(2)

 Yarn (oth th sewing thread) Of Synthetic Staple Fibres (HS 5509) sebesar US$ 146,70 juta, meningkat 19,43% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 53,60%;

 Palm Oil and Its Fractions (HS 1511) sebesar US$ 144,94 juta, turun sebesar 0,81% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 71,88% ;  Coconut (copra), Palm Kernel or Babassu Oil & Fractions (HS 1513) sebesar

US$ 123,30 juta, turun sebesar 25,93% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 80,20%;

 Yarn (other than sewing thread) Of Artificial Staple Fibres (HS 5510) sebesar US$ 119,12 juta, turun 8,31% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 38,18% ;

 Parts and Accessories Of The Motor Vehicles (HS 8708) sebesar US$ 114,21 juta, naik 17,75% dibanding periode yang sama tahun 2012, pangsa pasarnya 1,38% . Sementara itu, impor Indonesia dari Brasil antara lain :

 Cane Or Beet Sugar And Chemically (HS 1701) sebesar US$ 507,33 juta, turun 25,67% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 4,28%;  Soybean Oil Cake & Other Solid Residue, Wh/Not Ground (HS 2304) sebesar

US$ 294,98 juta, meningkat sebesar 112,00%, dengan pangsa pasar 4,35% ;  Cotton, Not Carded Or Combed (HS 5201) sebesar US$ 231,23 juta, turun sebesar

25,87%, dengan pangsa pasar 20,90% ;

 Iron Ores & Concentrates (HS 2601) sebesar US$ 108,84 juta, naik sebesar 1,10% , dengan pangsa pasar 0,33%;

 Unmanufactured Tobacco; Tobacco Refuse (HS 2401) sebesar US$ 106,07 juta, turun sebesar 7,65% dibanding periode yang sama tahun 2012, dengan pangsa pasar 3,32% ;

 Semi-finished Products Of Iron Or Non-alloy Steel (HS 7207) sebesar US$ 91,07 juta, turun sebesar 53,18% , dengan pangsa pasar 4,25% .

C. Informasi lainnya

1. Camex Menerbitkan Kebijakan Tindakan Anti-Dumping Beberapa Produk Impor.

(3)

Pada 27 Desember 2013 Camex menerbitkan resolusi no. 122, 123 dan 124 dalam the journal Official of the Union yang berisi tindakan anti dumping untuk memproduksi Indigo Blue Reduced (IBR) dan Nylon Yarns.

Produk Indigo Blue Reduced (IBR) adalah pewarna yang digunakan dalam industri tekstil dalam pencelupan benang kapas untuk digunakan dalam pembuatan denim, dasar kain untuk pakaian pakaian yang dikenal sebagai jins (celana jeans, jaket, celana pendek, rok, dll).

Camex Resolution No. 122/2013 yang berisi tindakan anti dumping yang diterapkan oleh Brasil terhadap produk impor indigo blue reduced dari Jerman yang diperpanjang hingga lima tahun.

Produk yang berada dalam HS Code 3204.15.90 dikenakan tindakan anti dumping specific tax rate sebesar US$ 1.510,92 / ton.

Resolusi Camex No 123/Camex 2013 menerapkan tindakan anti-dumping untuk jangka waktu hingga lima tahun terhadap produk impor indigo blue reduced yang berasal di China dan Singapura. Demikian pula, tindakan anti-dumping akan dikenakan dalam bentuk specific tax rate terhadap produk impor indigo blue reduced yang berasal dari China sebesar US$ 1.717,91 / ton sedangkan specific tax rate terhadap produk impor indigo blue reduced yang berasal dari Singapura sebesar US$ 2.040,79 / ton.

Resolusi Camex No. 124/2013 menerapkan tindakan anti-dumping definitif untuk jangka waktu hingga lima tahun terhadap produk impor benang nilon yang berasal dari China, Korea Selatan, Thailand dan China Taipei. Tindakan anti-dumping dikenakan dalam bentuk specific tax rate dalam USD per ton. Lingkup penyelidikan mencakup produk-produk yang diklasifikasikan di bawah item HS Code 5402.31.11, 5402.31.19 dan 5402.45.20.

Benang Nilon merupakan kebutuhan pasar paling beragam seperti tenunan, pemintalan dan rajutan, dan digunakan sebagai bahan pembuatan kain pada kaus kaki wanita, pakaian, pakaian renang, bikini, celana pendek dan pakaian olahraga lainnya.

Tindakan anti-dumping terhadap produk impor benang nilon yang berasal China Taipei bervariasi dari US$ 282,97 / ton ; US$ 364,21 / ton (terbanyak) ; US$ 445,45 / ton hingga US$ 1.629,18 / ton (lainnya).

Sedangkan, terhadap produk impor benang nilon dari Thailand dikenakan sebesar US$ 1.146,73 / ton.

(4)

Sementara itu, Tindakan anti-dumping terhadap produk impor benang nilon yang berasal China bervariasi dari US$ 334,78 / ton ; US$ 475,05 / ton (terbanyak) ; US$ 615,31 / ton ; US$ 1.265,49 / ton hingga US$ 2.409,11 / ton (lainnya).

Kemudian, terhadap produk impor benang nilon yang berasal Korea Selatan bervariasi dari US$ 156,32 / ton ; US$ 163,25 / ton; US$ 338,10 / ton hingga US$ 3.224,91 / ton.

2. Secex mengidentifikasi deklarasi palsu Certificate of Origin produk knitted fabrics of viscose dari Malaysia

Pada 20 Desember 2013 diterbitkan Ordonansi Secex No. 51, Sekretariat Perdagangan Luar Negeri (Secex) karena adanya deklarasi palsu certificate of origin atas produk impor kain viscose (Knitted Fabrics of Viscose) dengan atau tanpa elastane dari Malaysia. Produk yang diselidiki diklasifikasikan dalam sub items HS Code 6006.42.00 dan 6006.44.00.

Penyelidikan menyimpulkan bahwa produk dari Malaysia (sesuai aturan dalam undang-undang No.12,546/2011) dinyatakan sebagai produk yang diproduksi perusahaan Recron dari Malaysia adalah palsu.

Perusahaan tidak menghasilkan apapun produk knitted viscose, dan tidak pernah melakukan kontrak komersial dengan pelaku usaha yang bertanggung jawab melakukan deklarasi asal usul barang. Recron menyatakan bahwa nama dan alamat yang salah sengaja digunakan eksportir, untuk menyatakan asal-usul produk dan memperoleh manfaat dengan mengatas-namakan Recron.

Hasil dari penyelidikan itu, pemerintah Brasil melarang importasi produk yang bernilai US$ 688,160 ribu tersebut masuk ke Brazil. Permintaan izin baru, untuk mengimpor produk yang sama dari perusahaan Malaysia yang diselidiki otomatis ditolak sampai dapat membuktikan keaslian asal-usul barangnya sesuai dengan aturan rules of origin non-preferential di Brasil.

Pada tahun 2011, tercatat volume impor viscose knits Malaysia, mencapai 779 ton lebih. Pada 2012, impor produk tersebut turun 50% dibandingkan dengan 2011. Pada 2013 sampai Oktober tercatat volume impornya hampir mencapai 22 ton. 3. Camex Menerapkan Tindakan Pengamanan Perdagangan Baru

Pada tanggal 17 Desember 2013, Council Of Ministers Of Foreign Trade Chamber (Camex) sepakat melaksanaan dua aturan tindakan anti-dumping yang baru (selama lima tahun). Salah satunya adalah produk impor ban baru, karet, diagonal yang digunakan dalam sepeda motor. Produk tersbut diklasifikasikan dalam HS Code

(5)

4011.40.00. Aturan antidumping tersebut diterapkan untuk importasi dari Thailand, China, dan Vietnam, dalam bentuk specific fixed rates.

Tindakan anti-dumping terhadap produk impor ban baru, karet, diagonal yang digunakan dalam sepeda motor (HS 4011.40.00) yang berasal China bervariasi dari US$ 2,21 / kg (terbanyak) ; US$ 3,23 / kg hingga US$ 7,40 / kg.

Sementara itu, tindakan anti-dumping terhadap produk impor ban baru, karet, diagonal yang digunakan dalam sepeda motor (HS 4011.40.00) yang berasal Thailand sebesar US$ 5,72 / kg (terbanyak) ; dan US$ 6,18 / kg.

Sedangkan, tindakan anti-dumping terhadap produk impor ban baru, karet, diagonal yang digunakan dalam sepeda motor (HS 4011.40.00) yang berasal Vietnam sebesar US$ 1,80 / kg (terbanyak) ; dan US$ 7,79 / kg.

Camex juga menyetujui aplikasi tindakan anti-dumping definitif untuk impor produk refraktori dasar (basic refractories), berasal dari China dan Meksiko. Produk tersebut diklasifikasikan dalam HS code 6902.10.18 dan 6902.10.19. Tindakan anti dumping tersebut dikenakan hingga lima tahun, dalam bentuk specific fixed rate. Tindakan anti-dumping terhadap China dikenakan sebesar US$ 536,52 / ton (secara keseluruhan). Sedangkan, tindakan anti-dumping terhadap Meksiko dikenakan sebesar US$ 277,66 / ton dan US$ 370,54 / ton untuk impor produk refraktori dasar dari ke-2 negara tersebut di atas.

Dalam kedua kasus, selama penelitian Department of Commercial Defense (Decom) Sekretariat Perdagangan Luar Negeri (Secex) Kementerian Pembangunan, Industri dan Perdagangan Brasil (MDIC), terbukti eksportir menjual produk mereka ke Brazil pada harga yang lebih rendah daripada dipraktekkan di pasar negara asal, sehingga menyebabkan injury industri dalam negeri.

Referensi

Dokumen terkait

Aflatoksin merupakan senyawa bersifat sangat toksik dan karsinogenik, sehingga untuk menghindarkan konsumen dari konsumsi produk itik alabio yang tercemar aflatoksin

antioksidan dari tanaman obat kulit batang kayu manis terhadap 5 jenis bakteri yang salah satunya adalah Staphylococcus aureus, dibuktikan bahwa minyak kulit batang kayu

Sintesis nanopartikel emas dengan metode reduksi menggunakan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang berperan sebagai agen pereduksi untuk prekursor HAuCl 4

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah seberapa jauh realitas sosial masyarakat Minangkabau saat ini dalam lembaga perkawinan berdasarkan cerpen

Komponen- komponen tersebut diantaranya, (dimulai dari kiri) lembar cerita, kartu karya, dan token petunjuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Sketsa juga

Organisasi “X” membantu atau menolong orang lain yang membutuhkan karena disebabkan oleh adanya perasaan sebagai aturan atau norma yang sudah menjadi kewajibannya untuk

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil rata-tara (mean) tingkat hafalan santri sebesar 50 berada di katagori sedang. Artinya bahwa sebagian besar

Untuk membentuk citra lembaga yang baik dari publik atau masyarakat (lingkungan eksternal ) terhadap lembaga itu tidaklah mudah, oleh karena itu jika sebuah lembaga ingin