• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PEMBUATAN KONTEN E-LEARNING UNTUK GURU MGMP MATEMATIKA SMPN 2 SINGARAJA DI MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PEMBUATAN KONTEN E-LEARNING UNTUK GURU MGMP MATEMATIKA SMPN 2 SINGARAJA DI MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I Gst. Putu Sudiarta1, I Wayan Puja Astawa2

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Dari hasil wawancara dengan salah seorang guru Matematika SMPN 2 Singaraja tahun 2020 yang pernah berkolaborasi dengan pengabdi tahun 2019, didapatkan beberapa kenyataan bahwa (1) Jumlah kegiatan terkait

pengembangan kompetensi guru cenderung menurun, (2) Guru masih belum biasa mengembangkan pembelajaran kreatif yang berorientasi student centered learning, (3) Guru masih terpaku pada buku-buku paket dan LKS yang ada, dan minim inovasi dalam pengembangan media pembelajaran.

PELATIHAN PEMBUATAN KONTEN E-LEARNING UNTUK GURU

MGMP MATEMATIKA SMPN 2 SINGARAJA DI MASA PANDEMI

COVID-19

1,2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIKSHA Email:alamat email: gussudiarta@undiksha.ac.id

The purpose of this service activity is to provide training and mentoring for MGMP Mathematics teachers at SMPN 2 Singaraja during the Covid-19 Pandemic. The training contains the creation of e-learning content, such as various interesting math video tutorials that contain challenging mathematical concepts. This kind of videos helps students much easier to build mathematical concepts in a meaningful and independent manner. The output of this activity is a variety of teacher's made video tutorials which used in online learning. This activity was held for 2 months, namely August-September 2020 in the form of online discussions through the WA group and 6 hours online training using the google meet. There are 6 mathematics teachers at SMPN 2 Singaraja who are actively involved, consisting of 5 females and a male. This activity was able to improve the competence of the Mathematics teachers of SMPN 2 Singaraja in creating and using learning media, especially mathematics tutorial videos as e-learning content during the Covid-19 Pandemic

Keywords: Learning from Home, E-Learning Content, Online Learning, Innovative Learning Media, Video

Tutorials

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi guru MGMP Matematika di SMPN 2 Singaraja pada saat Pandemi Covid-19. Materi kegiatan ini berisi tentang pembuatan konten e-learning, seperti berbagai video tutorial matematika yang memuat konsep matematika yang menarik dan menantang. Jenis video ini membantu siswa lebih mudah untuk membangun konsep matematika secara bermakna dan mandiri. Output dari kegiatan ini adalah berbagai video tutorial buatan guru yang digunakan dalam pembelajaran online. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu Agustus-September 2020 berupa diskusi online melalui grup WA dan 6 jam pelatihan online menggunakan google meet. Ada 6 guru matematika di SMPN 2 Singaraja yang terlibat aktif, terdiri dari 5 perempuan dan satu laki-laki. Kegiatan ini mampu meningkatkan kompetensi guru Matematika SMPN 2 Singaraja dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran online, khususnya video tutorial matematika sebagai konten e-learning pada saat Pandemi Covid-19.

Kata Kunci: Learning from Home, Isi E-Learning, Pembelajaran Online, Media Pembelajaran Inovatif, Video

(2)

Wawancara ini ditindaklanjuti dengan sebuah diskusi terfokus bersama guru-guru MGMP Matematika SMPN 2 Singaraja didapatkan beberapa masalah yang dihadapi dan perlu solusi segera, terutama dalam hal sebagai berikut; (1) bahwa guru memiliki semangat dalam menerapkan e-learning dengan model pembelajaranya seperti model blended learning maupun model flipp learning, apa lagi dengan adanya gerakan merdeka belajar yang sedang didengungkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2) Namun penerapan e-learning

tersebut terkendala dengan kurangnya pengalaman dan kemampuan guru dalam mempersiapkan konten-konten e-learning yang bermutu, yang mampu momotivasi siswa untuk belajar mandiri di luar kelas dengan memanfaatkan sumber e-learning yang telah disediakan guru maupun sekolah. Guru kurang mengetahui cara pembuatan media pembelajaran kreatif seperti video animasi, video tutorial ala Khan’s Video misalnya, (3) tidak adanya mentor atau teladan yang kreatif di sekolah yang dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan, (4) terbatasnya waktu, dana dan kesempatan guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan pengembangan diri, (5) belum berkembangnya budaya kolaboratif antar guru di sekolah, sehingga motivasi untuk belajar berbagi pengetahuan dan pengalaman masih lemah.

Kemampuan anggota guru-guru dalam pembuatan dan penggunaan materi dan media pembelajaran matematika termasuk katagori

kurang, yaitu sebagian kecil mereka yang hanya biasa menggunakan media konvensional berupa buku, lks, dan papan tulis, sampai katagori sedang yang sudah biasa menggunakan LCD, power point, dan beberapa sumber online dari internet. Diantara yang biasa menggunakan LCD, power point pun, masih dapat dikatakan kurang, antara lain kurang dalam segi teknik pembuatan media, maupun kurang dari kekayaan ide-ide yang hendak dipresentasikan. Salah satu contoh media powerpoint guru ditampilkan berikut:

Gambar 1

Nampak bahwa powerpoint terlihat kering dan statis, yang hanya berisi teks, tanpa audio, tanpa animasi dan visual yang memadai, sehingga cenderung pasif dan membosankan, sehingga tentu kurang menarik dan membosankan bagi siswa-siswa, apalagi untuk mata pelajaran Matematika.

Jadi belum ada guru-guru di sekolah mitra yang bisa menuangkan materi pembelajaran misalnya pelajaran matematika dalam bentuk apa yang disebut sebagai Media Tutorial yang lebih menarik, misalnya berbasis video. Media Video Tutorial Kreatif ini dapat digunakan untuk mempresentasikan konsep dan keterampilan (misalnya matematika)

(3)

secara audio-visual, yang memuat teks, gambar dan animasi yang menarik, sehingga (a) dapat digunakan untuk mempresentasikan konsep-konsep sulit dengan lebih jelas dan menarik, (b) dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi yang menarik dan kontektual pada konsep-konsep (matematika) yang cenderung kering dan membosankan, (c) dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan matematika siswa, (d) bersifat aktif, menarik dan menyenangkan, seperti yang disajikan pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 2: White Board Animation Video

mempresentasikan konsep dan keterampilan matematika secara audio-visual, yang memuat teks, gambar dan animasi yang menarik, sehingga (a) dapat digunakan untuk mempresentasikan konsep-konsep sulit dengan lebih jelas dan menarik, (b) dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi yang menarik dan kontektual pada konsep-konsep matematika yang cenderung kering dan membosankan, (c) dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan matematika siswa, (d) bersifat aktif, menarik dan menyenangkan Berdasarkan analisis situasi di atas dan hasil diskusi dengan guru-guru MGMP Matematika SMPN 2 Singaraja disepakati mengadakan program bentuk Pelatihan Pembuatan Video Tutorial Untuk Konten E-Learning Bagi Guru-Guru MGMP Matematika SMPN 2 Singaraja Tahun 2020.

1.2 Solusi Terhadap Masalah yang dihadapi Mitra

Setelah memahami akar masalah yang dihadapi kelompok guru MGMP Matematika SMPN 2 Singaraja, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah sbb: (1) Mempersiapkan dan mengadakan Pelatihan dan Pendampingan sehingga guru MGMP Matematika SMPN 2 Singaraja terampil di bidang pengembangan media pembelajaran khususnya pengembangan konten e-learning berbasis video, yang nantinya diharapkan menjadi stimulus dan rangsangan bagi guru-guru lainnya untuk selalu aktif dalam perkembangan teknologi media pembelajaran kreatif.

Memotivasi tumbuhberkembangnya budaya kolaboratif inter guru MGMP Matematika maupun antar guru di sekolah SMPN 2 Singaraja juga menjadi harapan, yang dapat berupa kegiatan kerjasama bersama, lesson studi, PTK dan kegiatan pelatihan bersama lainya.

Memupuk dan menjalin kerjasama dengan LP2M Undiksha dalam program-program pengembangan sekolah, kompetensi guru, olimpiade, penelitian kebijakan, maupun PTK, serta kegiatan pengembangan pembelajaran lainnya.

1.3 Target dari program P2M ini adalah sbb:

Meningkatkannya kompetensi guru-guru sekolah mitra dalam hal ini khususnya guru MGMP Matematika dalam membuat dan mengunakan media pembelajaran matematika berkualitas, terutama berbasis Video Tutorial yang kreatif

(4)

Meningkatnya jumlah media pembelajaran matematika berkualitas berbasis Video Tutorial yang dikembangkan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sekolah.

METODE

Pelaksanaan P2M ini berupa kegiatan pendampingan selama 2 bulan yaitu bulan Agustus-September 2020, berupa diskusi online melalui group WA dan pelatihan pembuatan konten e-learning untuk membantu guru dalam penyelenggarakan Belajar dari Rumah (BDR) dalam masa Pandemi ini. Kegiatan melibatkan 6 guru matematika SMPN 2 Singaraja yang terdiri dari 5 perempuan dan 1 laki-laki. Selanjutnya masih akan dilakukan kegiatan pelatihan pembuatan video pembelajaran sederhana yang menghasilkan video yang menarik, dengan ukuran yang kecil yang tidak terlalu banyak menghabiskan kuota internet. Kegiatan ini dilaksankan minggu ketiga September 2020. Model yang digunakan adalah model

partisipatory rural apprasial (Gilles Bergeron,1999) untuk mengidentifikasi masalah yang dialami mitra atau kelompok masyarakat. Dalam merumuskan masalah, mengatasi masalah, penentuan proses dan kriteria masalah, mitra harus diikutsertakan. Penggunaan model pendekatan ini diharapkan akan: (1) dikenalnya masalah secara tepat/efektif sesuai dengan pesepsi, kehendak, dan ukuran/kemampuan serta kebutuhan mereka, (2) tumbuhnya kekuatan (enpowering) guru dalam pengembangan dan menggunakan

media pembelajaran matematika sebagai upaya peningkatan/pertumbuhan diri dan kompetensinya, dan (3) efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya mitra atau kelompok masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1: Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Konten E-Learning, berupa video tutorial. Dari diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan BDR bersumber dari keterbatasan siswa. Yakni (1) kurangnya pengalaman dalam menggunakan pembelajaran online, (2) kurangnya perangkat pendukung seperti smartphone, laptop, komputer, (3) kendala terbesar adalah tidak adanya kuota untuk koneksi internet. Dari batasan tersebut dilakukan solusi sementara yaitu dengan melakukan pemilihan materi pembelajaran serta cara penyampaian yang sedapat mungkin membutuhkan kuota internet minimal. Seperti menggunakan Wa Group saja, tanpa pertemuan online.

(5)

Gambar 2: Diskusi dan Refleksi Hasil Kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran online (BDR) dalam era New Normal Covid-19.

Hasil kegiatan pelatihan beberapa contoh beberapa video tutorial pembelajaran matematika yang dibuat dengan kriteria (a) berukuran kecil 5-10 MB dengan durasi 5-15 menit, (b) memuat indikator pembelajaran matematika yang spesifik dan terukur, (c) yang menarik dengan prinsip utama mempermudah siswa dalam memahami konsep, prosedur, algoritma matematika, serta dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah matematika. Kegiatan ini mampu meningkatkan kompetensi guru Matematika SMPN 2 Singaraja dalam

membuat dan menggunakan media

pembelajaran khususnya video Tutorial Matematika sebagai konten e-learning pada saat Pandemi Covid-19.

Hasil kegiatan ini sejalan dengan beberapa hasil kajian literatur sebelumnya yang secara umum merekomendasikan pentingnya peranan video tutorial dalam pembelajaran online, terutama dalam meningkatkan sikap, minat, prestasi dan kreativitas siswa dalam belajar matematika, antara lain:

a. Sudiarta & Sadra (2016); Sudiarta, Sukajaya, & Suharta (2018); Sukawijaya & Sudiarta, (2018) yang menunjukkan bahwa pembelajaran blended berbantuan video tutorial yang memenuhi kriteria isi dan penajian yang baik akan membawa dampak yang positif pada hasil belajar siswa dan memudahkan guru dalam memotivasi semangat belajar siswa. b. Umoh & Akpan (2014) menunjukkan

manfaat penggunaan blended e-learning

dalam meningkatkan sikap dan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian ini, bahwa model

flipped learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk erdiskusi, dan tanya jawab mengenai materi pembelajaran secara bebas. Siswa lebih berani mengutarakan pikiran, pendapat, perasaan, maupun masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan materi pelajaran.

c. Vaughan (2010) menunjukkan bahwa dalam konteks pembelajaran sekolah, penggunaan teknologi pembelajaran online

menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Berbeda dengan komunikasi verbal spontan pada lingkungan belajar tatap muka biasa, lingkungan belajar blended learning di mana komunikasi tertulis terjadi secara asynchronous dapat memberikan kondisi yang mempromosikan pertanyaan reflektif. Hal ini sejalan dengan temuan penelitan bahwa Siswa

(6)

lebih berani bertanya apa adanya dengan kalimat yang sederhana dan polos, tetapi menunjukkan rasa ingin tahu dan kepercayaan diri mereka yang meningkat. d. Khan(2013) menunjukkan bahwa

video-vedeo pembelajaran matematika online

memberikan kepada siswa pengalaman yang aman, personal, nyaman dan menggugah pikiran. Sehingga pada akhirnya siswa dapat mengalamai momen-momen “Aha”, di mana siswa yakin dapat memahami konsep matematika dengan mendalam”. Hal ini diperkuat oleh temuan penelitian ini bahwa sebagian besar siswa sudah mempersiapkan diri dengan lebih baik, karena mereka sudah mencermati video pembelajaran secara online, sehingga pada pertemuan tatap muka mereka lebih siap bekerja untuk

memecahakan masalah-masalah

matematika yang menjadi lebih bermakna dan berlangsung lebih bergairah, lebih semangat, dan lebih terarah. Demikian juga dengan waktu untuk kegiatan pemecahan masalah maupun kegiatan pemahaman konsep tersedia lebih banyak, akibatnya lebih banyak konsep yang dapat dibahas, dan lebih banyak masalah matematika yang dapat dipecahkan siswa.

Video Tutorial dalam penelitian ini digunakan untuk menyajikan masalah matematika yang menantang untuk siswa. Melalui visualisasi dan animasi konsep matematika, maupun prosedur matematika dapat disajikan menjadi lebih menarik, lebih jelas dan lebih mudah bagi siswa.

Mengamati, mencatat, menganalisis, merefleksikan kejadian di Video Tutorial,

pembelajaran matematika dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar matematika dalam menyajikan pernyataan matematika dengan notasi, symbol, tabel, gambar, diagram dengan tepat, menyusun dugaan, atau konjektur matematis yang masuk akal, melakukan manipulasi matematis dengan akurat, menunjukkan bukti, memberikan argumen terhadap terhadap suatu langkah matematis yang tepat, memeriksa kesalahan suatu argumen matematis secara teliti, menarik kesimpulan berdasarkan pernyataan, bukti matematis yang relevan, serta membuat generalisasi berdasarkan pola, sifat maupun rangkaian langkah sistematis.

e. Abramovitz, Berezina, Berman, & Shvartsman (2012) menujukkan bahwa belajar matematika melalui bantuan sumber online seperti video, animasi konsep matematika yang relevan dan menantang dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa, walaupun tidak secara signifikan data statistik menunjukkan

Kemampuam Pemecahan Masalah

matematika yang berbeda dengan kelas pembelajaran tatap muka biasa. Hal ini memerlukan penelitian pendalaman lebih lanjut. Namun dinyatakan pula, bahwa baik siswa dan guru merasa lebih nyaman dalam komunikasi asynchronous melalui pembelajaran online, karena semua pernyataan dan pertanyaan menjadi lebih

(7)

bermakna dan reflektif, dari pada komunikasi spontan lewat pembelajaran tatap muka. Pada penelitian ini, Pembelajaran Flipped Learning dimulai dengan guru menanyakan kepada siswa, apakah mereka sudah mencermati video animasi yang dimaksud dalam materi yang akan dipelajari. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan perasaan dan pendapat mereka mengenai video animasiyang telah mereka cermati di rumah. Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengutarakan perasaan, pendapat, dan

pikiran secara kritis terhadap apa yang telah mereka lihat dan pelajari di rumah secara online melalui web yang disediakan. Hal ini memberikan hasil yang mengembirakan bahwa sebagian siswa menjadi lebih kritis, lebih hati-hati, lebih terbuka dalam bertanya. Siswa lebih berani bertanya dengan cara yang bervariasi dan lebih berani menjawab pertanyaan, tanpa harus dihantui oleh rasa takut salah atau disalahkan.

SIMPULAN

1. Dari diskusi itu didapatkan beberapa kesimpulan bahwa beberapa kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan BDR adalah bersumber dari keterbatasan siswa mulai (1) belum terbiasanya menggunakan pembelajaran daring, (2) keterbatasan perangkat seperti tidak memiliki smartphone, laptop, komputer, sampai yang paling sering menjadi alasan tidak tersedianya kuota untuk koneksi internet.

2. Dari keterbatasan ini, solusi yang dapat dilakukan adalah berupa pelaksanaan BDR menggunakan konten yang tidak terlalu banyak menghabiskan kuota internet, berupa pengiriman tugas-tugas, dan video pembelajaran dengan ukuran yang

diminimalkan. Pada masa

pendampingan ini guru juga telah dibantu menyiapkan contoh-contoh video pembelajaran yang menarik buatan pengabdi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

3. Kegiatan pelatihan pembuatan video pembelajaran sederhana yang menghasilkan video yang menarik, dengan ukuran yang kecil yang tidak terlalu banyak menghabiskan kuota internet.

4. Hasil dari P2M ini adalah terjadinya peningkatkan kompetensi guru-guru

MGMP Matematika SMPN 2

Singaraja dalam membuat dan mengunakan media pembelajaran Video Tutorial Matematika sebagai konten E-learning selama masa Pandemi Covid-19.

5. Meningkatnya motivasi siswa dalam belajar dari rumah selama masa Pandemi Covid -19.

(8)

SARAN

1. Disarankan kepada guru-guru untuk selalu belajar menggunakan aneka sumber pembelajaran yang ada di internet secara selektif sesuai dengan kebutuhan siswa 2. Disarankan kepada guru-guru untuk aktif

meningkatkan kompetensi bagaimana mengelola pembelajaran daring, dan menggunakan media daring dan membuat sendiri media pembelajaran daring sesuai dengan kebutuhan siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Abramovitz, B., Berezina, M., Berman, A., & Shvartsman, L. (2012). A Blended Learning

Approach in Mathematics. Http://Services.Igi Global.Com/Resolvedoi/Resolve.Aspx?Doi =10.4018/978-1-60960-875-0.Ch002, 22– 42. https://doi.org/10.4018/978-1-60960-875-0.ch002

Creswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 4, 673.

Hilliard, A. T. (2015). Global Blended Learning Practices for Teaching and Learning, Leadership and Professional Development. Journal of International Education Research, 11(3), 179–188. Hrubik-Vulanovic, T. (2013). Effects of

Intelligent Tutoring Systems in Basic Algebra Courses on Subsequent Mathematics Lecture Courses. ProQuest

LLC. Retrieved from

https://eric.ed.gov/?q=online+exercise+&pg =2&id=ED568546

Khan, S. (2013). The One World Schoolhouse: Pendidikan Kelas Dunia untuk Siapapun di manapun (I). Jakarta: Penertbit Noura Books.

Lee, J. (2014). An Exploratory Study of Effective Online Learning: Assessing

Satisfaction Levels of Graduate Students of Mathematics Education Associated with Human and Design Factors of an Online Course. International Review of Research in Open and Distance Learning, 15(1), 111–132.

Lenzen, A. (2013). Effectiveness of Online and Classroom-Based Instructional Methods in Developmental Mathematics Courses at a Small Public Community College.

ProQuest LLC. Retrieved from https://eric.ed.gov/?q=online+exercise+in+ math&pg=5&id=ED563181

Maarop, A. H., & Embi, M. A. (2016). Implementation of Blended Learning in Higher Learning Institutions: A Review of Literature. ResearchGate, 9(3), 41. https://doi.org/10.5539/ies.v9n3p41

Mallet, D. G. (2008). Asynchronous Online Collaboration as a Flexible Learning Activity and an Authentic Assessment Method in an Undergraduate Mathematics Course. EURASIA Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 4(2), 143–151.

Memduhoğlu, H. B., Kotluk, N., & Yayla, A. (2017). The Effect of Focus Group Discussions on Pre-service Teachers’ Teaching Experiences and Practices: A Mixed Methods Study. International Journal of Instruction, 10(4), 273–292. https://doi.org/10.12973/iji.2017.10416a Paadre, T. H. (2011). Did Learning

Mathematics Online Increase Students’ Math Proficiency?: An Outcome Study of a Vocational High School’s Use of an Online Mathematics Program. ProQuest LLC.

Retrieved from

https://eric.ed.gov/?q=online+exercise+in+ math&pg=7&id=ED550179

Pradnyawati, L. D. I., Suparta, I. N., & Sariyasa. (2014). Pengaruh Strategi Blended Learning dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Motivasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa di SMPK 2 Harapan. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1). Retrieved from http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/JPM/article/view/1356

(9)

Seo, D. (2014). A Qualitative Study of Participation of Students in Online Discussion in Mathematics. ProQuest LLC.

Retrieved from

https://eric.ed.gov/?q=online+exercise+in+ math&pg=6&id=ED568425

Sudiarta, I G P, & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh Model Blended Learning Berbantuan Video Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 49(No.2), 48– 58.

Sudiarta, I G P, Sukajaya, I. N., & Suharta, G. P. (2018). Investigation on students’ mathematical online discussion: A case study in grade 8 SMPN 1 Denpasar.

Journal of Physics: Conference Series,

1040, 012031.

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1040/1/012031

Sudiarta, I. Gusti Putu, & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh Model Blended Learning Berbantuan Video Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 49(2), 48–58.

https://doi.org/10.23887/jppundiksha.v49i2. 9009

Sukawijaya, I. M. G., & Sudiarta, I. G. P. (2018). Developing blended learning environment to improve learning performance and self-reliance for junior high school students. Journal of Physics: Conference Series, 1040, 012030.

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1040/1/012030

Umoh, J. B., & Akpan, E. T. (2014). Challenges of Blended E-Learning Tools in Mathematics: Students’ Perspectives University of Uyo. Journal of Education and Learning, 3(4), 60.

Vaughan, N. D. (2010). A blended community of inquiry approach: Linking student engagement and course redesign. The Internet and Higher Education, 13(1–2), 60–65.

https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2009.10.00 7

Zainuddin, Z., & Halili, S. H. (2016). Flipped Classroom Research and Trends from Different Fields of Study. International Review of Research in Open and Distributed Learning, 17(3), 313–340.

Gambar

Gambar  1:  Pelaksanaan  Pelatihan  Pembuatan  Konten E-Learning, berupa video tutorial
Gambar  2:  Diskusi  dan  Refleksi  Hasil  Kegiatan  untuk  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  online  (BDR)  dalam  era  New  Normal Covid-19

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis media yang digunakan di Sekolah Menengah Pertana Negeri 2 Sawit pada materi tata surya meliputi visual diam yang diproyeksikan

Oleh karena itu, penyajian pembelajaran matematika pada anak usia dini harus disampaikan dengan sebaik mungkin serta menarik, Salah satu cara yang dapat dilakukan agar

Materi disajikan secara menarik dan berbasis pada konsep untuk menggiring kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills) para siswa,

Media pembelajaran Edmodo yang sangat berfungsi selain dapat digunakan untuk mahasiswa dan dosen, dapat juga dimanfaatkan oleh orang tua untuk memantau perkembangan

Tujuan Pengabdian Masyarakat ini untuk memenuhi kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dengan memberikan penyuluhan kepada para guru di wilayah kecamatan Karang

Cara membuat video pembelajaran yang menarik, adalah melalui tahapan: (1) membuat konsep video (2) mengedit video (3) mengevaluasi video yang telah dibuat (4)

17 Apakah pada pembelajaran daring anda dapat memahami konsep matematika dengan baik daripada saat pembelajaran tatap muka?. sulit juga tetapi pada

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran matematika pada anak tunagrahita di masa pandemi covid-19 adalah: 1 Jaringan