PRODUKSI ANEKA MAKANAN BAGI IBU.IBU RUMAH TANGGA
DI KELURAHAN GUNUNGPATI, SEMARANG
Lucia Hermawati Rahayu, Ronny Windu Sudrajat, Elisa Rinihapsari
Akademi
Kimia
Industri "Santo Paulus" Semarangemail :
I
hermawati@yahoo.co.idAbstract
The
tofu
waste
is
a
by
product
of
tofu
production that
contains
arelatively
highprotein
materials, dueto
the
manufacturingof
tofu
not
all
of
theprotein
content can be extracted. Up to this time, the use of tofu wastestill
has alimitin
animal feeding andproduction
of tempe gembus, where as due to itspotential
purpose,the tofu
wastecan
be processed intoflour
that
can beused
as
ingredientsin production
of
various
snacl<s suchas
chips, cookies, sticlrs,etc. The skills
onproduction
of
various snacksusing tofu
wosteflour
can be developed
to
makehigher
income. Thepartners
ofIbM
activities weretwo
groups
of
housattives community
(PKK)
in
Gunungltati
Yillage, Semarang. The method ofIbM
was conducted through counseling andtraining
in preparation
of
tofu
wasteflour, practicing on
yarious
snacksproduction
usingtofu
wasteflour,
packing practices, and mentoring activities. Resultsof
theprogram
was
to
increasethe skills of IbM portners in producing
tofu wasteflour
and
various snacks that can be developed as asmall
businessfor
extra source of income.
Keywords: tofu waste,
flour,
various snaclcAbstrak
Ampas tahu
merupakanproduk
sisa
dari
produksi tahu yang
masihmemiliki
kandunganprotein
relatif
tinggi,
karena pada proses pembuatantahu
tidak
semua protein dapat terekstrak. Selamaini
pemanfaatan ampas tahumasih
terbatas
sebagaipakan
ternak dan diolah menjadi tempe
gembus, padahal karena potensinya ampas tahu bisa diolah menjadi tepung untuk bahanproduksi
aneka makanan seperti
kerupuk,
cookies,
stik,
dan
sebagainya.Keterampilan membuat olahan makanan dari ampas tahu dapat dikembangkan
untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.Mitra
kegiatan
IbM
ini
adalahkelompok
ibu
rumah tangga
(PKK)
di
KelurahanGununglati,
Semarang.Metode
IbM
yang
dilalcukanmeliputi
penyuluhan dan pelatihan pembuatantepung
ampastahu, praktek
pembuatan makanandari
tepung
ampas tahu,praktek
pengemasan,dan
pendampingan kegiatan.Hasil dari
program
IbM
TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG AMPAS TAHU UNTUK PRODUKSI ANEKA
MAKANAN BAGI IBU.IBU RUMAH TANGGA DI KEL. GUNUNGPATI, SEMARANG
Lucia Hermawati Rahayu, Ronny Windu Sudrajat, Elisa Rinihapsari
dan aneka makanan olahannya yang dapat dikembangkan sebagai usaha
kecil
untuk sumber penghasilan tambahan.Kata
kunci
: ampas tahu, tepung, aneka makananA.
PENDAHULUAN
Ampas
tahu
merupakan
hasilsamping
dalam
proses
pembuatan
tahuberbentuk padat dan didapatkan
dari
buburkedelai yang
diperas.
Ampas tahu
masihmempunyai kandungan
protein
yangrelatif
tinggi
karena pada proses pembuatan tahutidak
semua kandunganprotein
terekstrak,lebih-lebih
bila
memakai
prosespenggilingan
sederhana
dan
tradisional.Meskipun demikian, ampas
tahu
belumbanyak dimanfaatkan secara optimal, bahkan
masih
adapengrajin tahu yang
membuanglimbah atau ampas tahu begitu saja sehingga
menimbulkan
pencemaran
lingkungan
disekitarnya.
Pengrajin tahu umumnya sudah tahu mengenai potensi pemanfaatan ampas tahu, seperti untuk bahan tempe gembus (menjes),
pakan ternak,
ataukerupuk. Namun,
tidaksemua produsen tahu mau mengolah limbah
ampas tahunya
lebih lanjut
menjadi produkolahan komersial,
termasuk
pemilik
IRT
tahu,
Rasa
Berkah
"di
RW
5
KelurahanGunungpati,
Semarang.Pemiliknya
lebihmemilih unruk
menjual ampas
tahunyadengan
murah
(Rp
300-a00,00/kg
basah) kepada mereka yang membutuhkan, karenaselain
sifat
ampastahu yang
mudah rusak dan cepat bau,juga
karena ketiadaan tenaga dan waktu.Sebenarnya
ampas
tahu bisa
juga
diolah
menjadi bahan
baku
olahan
aneka makanan,yakni
sebagai tepung ampas tahu.Dalam bentuk tepung,
ampas
tahu
akanmemiliki
masa simpan lebih panjang, mudahdisimpan,
dan lebih
variatif
dalam pemanfaatannya.Dari
tepung ampas tahuini
selanjutnya dapat dikreasimenjadi
produk-produk pangan yang enak, bergizi, dan amandikonsumsi, seperti kerupuk, stik, kue kering
dan sebagainya (Yustina dan Rahmat, 2012).
Keterampilan membuat olahan makanan dari
tepung
ampas
tahu
dapat
dikembangkanuntuk
meningkatkan
pendapatanmasyarakat.
Di
sekitar lokasiIRT
"Rasa Berkah"di RW
5, masih banyak ibu atau perempuan, khususnyadi RT
01 danRT
04, yang tidakmemiliki
pekerjaan formal/tetap
karenarendahnya
tingkat
pendidikan
danbahkan
ada yang
hanya
sampai
SD),sehingga hanya
menjadi
ibu
rumah
tanggayang mengandalkan pendapatan
dari
suarni.Selama
ini
mereka
belum
tahu
danmenyadari
jika
ampas
tahu dapat
diolah menjadi tepung yang bisa digunakan untukpembuatan
aneka
panganan
yang
enak,bergizi,
danbernilai
ekonomi cukup tinggi.Oleh
karenanya,ketika ibu-ibu
mendapatinformasi sekilas tentang potensi
limbahampas tahu, dan proses pengolahannya yang
mudah
serta
memungkinkan
untuk diproduksi menjadi berbagai makanan untukkegiatan
produktif,
mereka
sangat tertarikuntuk bisa diberi
edukasi
dan
pelatihantentang teknologi
dan
keterampilanpembuatan
tepung
dari
ampas
tahu
danpengolahannya
menjadi
produk
aneka pangan.Pemilik
IRT
tahu
"Rasa
Berkah"sendiri
menyambut
baik
tentang
langkahupaya
pemanfaatanlimbah
ampas tahuyang dihasilkan
industrinya
untuk
diolahmenjadi produk
pangan bermutu
dankomersial,
yang akan
dilakukan
olehmasyarakat
sekitarnya, khususnya
olehkelompok
ibu-ibu
rumah
tanggadi
RT
01(PKK
Dahlia
I)
dandi RT
04(PKK
DahliaIV).
Menurutnya, kegiatan tersebut
selainmenjadi
solusi
terhadap
permasalahanpenanganan
limbah padat
dari
usahanyayang
tidak
diolah
lebih lanjut
karena lebih berfokus pada produksi tahu saja, sekaligusdapat dijadikan kegiatan
produktif
yang dapat dikembangkan sebagai peluang usahaoleh paru ibu
rumah
tangga
dilingkungannya.
Untuk
itu
diperlukan
programpeningkatan pengetahuan dan keterampilan
bagi
para
ibu
keduamifra, baik
tentangpengeringan
dan
pembuatantepung
ampastahu,
pengolahan
tepung
ampas
tahumenjadi
aneka makanan,dan
pengemasan produk.Bekal
keterampilan yangmereka peroleh
diharapkan
dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi basismembangun
usaha
kecil untuk
sumber penghasilan tambahan, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkantaraf
hidupdan kesej ahteraan keluarga mereka.
B.
PELAKSANAAI\ DAN METODE
Metode yang digunakan dalam ipteks
bagi kelompok ibu-ibu rumah tangga
(PKK)
ini
adalah metode penyuluhan, pelatihan dan praktek serta metode pendampingan.Metode penyuluhan dilakukan untuk
memberikan pengetahuan/penjelasan tentang
kandungan
gizi
ampas
tahu
dan
potensiTEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG AMPAS TAHU UNTUK PRODUKSI ANEKA MAKANAN BAGI IBU.IBU RUMAH TANGGA DI KEL. GUNUNGPATI, SEMARANG
Lucia Hermawati Rahayu, Ronny Windu Sudrajat, Elisa Rinihapsari
ampas
tahu
dan
pembuatan tepung, bahandan
prosedur pembuatan aneka
makanandari
tepung
ampastahu, dan
pengemasan produk.Kegiatan pelatihan
pembuatantepung
ampastahu dan
aneka
olahannyadiberikan dalam bentuk demonstrasi tentang
pembuatan
tepung
ampastahu,
diteruskandengan
praktek
pengolahantepung
ampastahu
menjadi
kerupuk
dan
kue
kering(cookies)
oleh
para
peserta. Pelatihan danpraktek
ini
bertujuan
agaribu-ibu
pesertamampu
membuat
tepung
dan
olahanmakanan
dari
ampas
tahu
sendiri.Pembuatan
tepung
ampas
tahu
danolahannya mengacu pada metode Suhartini
dan Hidayat (2005). Namun
sebelumnya,Tim IbM
telah melakukanuji
coba terlebih dahuludi
laboratoriumAKIN
Santo Paulus Semarang mengenaiteknik
pengeringan dan penepungan ampas tahu kering, serta ujicoba dalam mendapatkan metode dan komposisiyang
tepat tentang
pembuatankue
keringdan kerupuk dari tepung ampas tahu.
Kegiatan berikutnya
adalahpendampingan
praktek
lapangan
(praktekproduksi
aneka makanan ampastahu
dan pemasaran produk). Praktek lapangan secaramandiri
bertujuan
agar
mitra
mampu menerapkan hasil penyuluhan dan pelatihantentang pembuatan tepung ampas
tahu
danpengolahannnya
menjadi aneka
makanankomersial
yang
telah
diikutinya,
sertamampu
mengemasproduk
makanan yangdihasilkan secara menarik
danmemasarkannya. Pada kegiatan
ini Tim IbM
berperan sebagai
pendamping
kegiatan,sedangkan
mitra
bertindak
sebagai pelaksana utama.C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Pengolahan
Limbah
Ampas
Tahu
menjadi Tepung
Ampas tahu merupakan limbah padat
industri tahu yang
diperoleh
dari
hasil pemisahan bubur kedelai. Ampas tahu masihmengandung
protein
dan
karbohidratcukup
tinggi (Tabel
1)
sehingga masihdapat
dimanfaatkankembali untuk
olahan pangan (Rusdi, Maulana, danKodir,
2013). Ampas tahu masih mengandung protein 26,6gr
dan
karbohidrat
41,3
Br,
sehinggadimungkinkan
untuk
dimanfaatkan kembali menjadi tepung yang dapat digunakan dalampembuatan berbagai makanan
(kue
kering,cake, kerupuk,
dll),
kecap, dan taoco (Ceha dan Hadi, 2011).(Kuswinarni,2007)
Unsur
Nilai
Kalori
Protein Lemak Karbohidrat Kalsium FosforZatbesi
Vitamin
81Air
4l4kal
26,6 g 18,3 g4t,3
g 19 mg 29 mg4mg
0,2 mg 9,0 gPada
pembuatan
kue dan
anekamakanan, pemakaian
tepung
ampas
tahudapat
disubstitusikan
ke
dalam
gandum. Pemakaian tepung ampas tahu sebagai bahansubstitusi gandum
memiliki
manfaat antaralain
dihasilkannya suatu produk yang masihmempunyai
nilai
gizi
dan
nilai
ekonomi,serta
lingkungan
menjadi
bersih(Kuswinarni,2007).
Pada
proses pembuatan
makanan,tepung
ampastahu bersifat
sebagai bahanpengganti
(subtitusi)
sehingga
sebelumdigunakan biasanya
selalu
diawali
denganpembuatan
tepung
ampas
tahu
terlebihdahulu.
Proses
pembuatantepung
ampastahu
diawali
dengan mengurangikadar
airdalam
ampas
tahu
dengan cara
diperasAmpas
yang
sudah
dikukus
selanjutnyadijemur
di
terik
matahari atau dikeringkandengan oven/ alat pengering. Setelah kering,
dihaluskan
dengan
cara digiling
ataudiblender kemudian
diayak.
Tepung ampastahu disimpan
di
tempat yang kering. Ampastahu dalam bentuk tepung seperti
ini
tahanlama,
mudah disimpan,
dan siap
menjadibahan
baku
pengganti tepung
terigu
atautepung beras
untuk
berbagai
makanan. Penambahan bahanlain
disesuaikan dengankebutuhan
yang
sesuai denganproduk
apayang akan dibuat (Kuswinarni, 2007).
Agar
proses pengeringan ampas tahutidak
terpengaruh
cuaca
dan
tetap
bisadilakukan pada saat musin hujan.
Padaprogram
ini
tim IbM
membuatkan keduamitra
masing-masing sebuah alat pengering/oven dengan pemanas
LPG
dan kipas, yangdilengkapi dengan
blower
agar uapair
yangdihasilkan dapat segera dihembuskan keluar
dari
dalam oven (gambar 1.a.).
Sedangkanuntuk
menghaluskan
ampas
tahu
keringdalam
jumlah besar mitra
dapat menggunakan alat discmill
yang dilengkapidengan
motor
dan siclone untuk penampung tepung yang dihasilkan (gambar 1.b.).TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG AMPAS TAHU UNTUK PRODUKSI ANEKA MAKANAN BAGI IBU-IBU RUMAH TANGGA DI KEL. GUNUNGPATI, SEMARANG
Lucia Hermawati Rahayu, Ronny Windu Sudrajat, Elisa Rinihapsari
Gambar 1. (a)
Alat
pengering, (b)Alat
penepung2.
Peserta,Tempat
danKegiatan
IbM
PesertaIpteks bagi
Masyarakatkali
ini
adalah
ibu-ibu rumah
tangga
darikelompok
PKK
DahliaI
dan kelompokPKK
Dahlia
IV
di
Kelurahan
Gunungpati yangmasing- masing
beranggotakan6
dan
5orang ibu. Para peserta menyambut baik dan
antusias terhadap
kegiatan
IbM
yang dilaksanakan olehTim
pengabmas gabunganAKIN
danAAK.
Halini
ditunjukkan denganselalu
hadirnya mereka
dalam
setiap kegiatan yang dilakukan.Tempat kegiatan
dilaksanakan
dirumah
ketuakelompok
PKK
Dahlia
I
danDahlia
IV
masing-masingdi RT
01/RW
05dan
RT
04/RW 05,
KelurahanGununpati,
Kecamatan Gunungpati
Semarang. Waktukegiatan
dimulai
pada
bulan
April
hinggaNopember 2015 (8 bulan). Kegiatan dimulai
dengan memberikan penyuluhan, kemudian
kegiatan pelatihan
dan
praktek
sertadilakukan pendampingan pada implementasi hasil pelatihan/ praktek.
Gambar 2. Penyuluhan dan pelatihan pengoperasian alat pengering dan penepung dari
Tim
IbM
kepada mitraGambar 3. Praktek pembuatan aneka makanan dari tepung ampas tahu oleh kedua mitra
Gambar 4. Kegiatan pengemasan produk oleh kedua mitra dan pendampingan oleh
Tim
IbM
Gambar 5. Produk hasil kegiatan berupa tepung ampas tahu dan makanan olahannya dari kedua mitra
3.
Kendala kegiatan
IbM
Meskipun para anggota kedua mitra member respon yang
baik
selama kegiatanprogram
IbM
ini,
dalam
pelaksanaannyamasih ada beberapa kendala yang dihadapi,
yakni:
a)
Tingkat pendidikan
dan
keterampilanTEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG AMPAS TAHU T]NTUK PRODUKSI ANEKA MAKANAN BAGI IBU-IBU RUMAH TANGGA DI KEL. GUNUNGPATI, SEMARANG
Lucia Hermawati Rahayu, Ronny Windu Sudrajat, Elisa Rinihapsari
Pada umumnya
tingkat pendidikan
danketarmpilan
ketua
mitra lebih
baikdibandingkan
anggota-anggotanya, sehingga penyerapan Iptek tidak merata.b)
Kegiatan
yang
dilaksanakan
adalahkegiatan
awall
baru
dari
pembuatantepung ampas tahu
hinggapengolahannya
menjadi
panganan, danbukan
merupakan
usaha utama
bagisebagian
anggota
kelompok,
sehinggasemangat
dan
motivasinya
perludibangkitkan,
terutama
di
kelompokPKK
DahliaIV.
c)
Kualitas
makanan terutamakrupuk
dancookies
yang
dihasilkan
masih
belumtetapl
stabil dari
segi
rasa, penampilan(bentuk
dan
ketebalan),
dan
teksturproduk
sehingga pemasarannya masihdilakukan
di
sekitar tempattinggal
danbelum berani
ke luar
lingkungan. Olehkarenanya
kedua
mitra
masih
perlu banyak latihan dan pendampingan untukmenciptakan hasil olahan yang
baik
dan bermutu.D.
PENUTUP
Silr]ulan
Pengolahan
ampas
tahu
menjaditepung
untuk
bahan
baku
olahan
aneka makanan, selain menjadi solusi pencegahanpencemaran
lingkungan
juga
dapatdijadikan basis
membangunusaha
untukmenambah pendapatan masyarakat.
Saran
Alih
Iptek
melalui program IbM
sangat dibutuhkan
oleh
keduamitra
untukmeningkatkan keterampilan
anggotanyayang
dapat
dikembangkan sebagai modalmerintis usaha
kecil
untuk
sumber penghasilan.E.
UCAPAN
TERIMAKASIH
Penulis
mengucapkan
terimakasih kepaciaDIKTI
melalui
Simlitabmas selaku Pemberi Dana programIbM,
Kelompok Ibu-ibuPKK "Dahlia
I"
dan Kelompok IbuPKK
"Dahlia
IV"
selaku
Mitra,
Direktur
sertaP3M
AKIN St.
Paulus
yang
telahmenyediakan
fasilitas
penunjang,
danmahasiswa:
Antonia Vedyta dan
FebrianaPutri
Rastra Sugiarto yang telah membantu pelaksanaanIbM.
F.
DAFTARPUSTAKA
Ceha,
R. dan
R.M.E.
Hadi.
2011. PemanfoatanLimbah Ampas
Tahu sebagai Bahan Baku Proses Produl<siKerupuk Pengganti Tepung Tapioka.
Prosiding SnaPP
20ll
Sains,Teknologi
dan
Kesehatan.
ISSN: 2089-3582.Hal.
I 73- 1 80.Kuswinami,
F.
2007.
Kajian
TelcnisIndustri
Tahu. Tesis. PS
MagisterIlmu
Lingkungan.
Semarang:Universitas Diponegoro.